Negara: Jerman

  • 7 Fakta Mayjen Novi Helmy Prasetya, Danjen Akademi TNI yang Rangkap Jabatan Dirut Bulog

    7 Fakta Mayjen Novi Helmy Prasetya, Danjen Akademi TNI yang Rangkap Jabatan Dirut Bulog

    loading…

    Sertijab Danjen Akademi TNI dari Letjen TNI Rudianto kepada Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/2/2025). FOTO/INSTAGRAM PUSPEN TNI

    JAKARTA – Mayjen Novi Helmy Prasetya menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Jenderal bintang dua itu jadi sorotan gara-gara rangkap jabatan, sipil dan militer, yakni sebagai Danjen Akademi TNI dan juga Direktur Utama Badan Urusan Logistik ( Dirut Bulog ).

    Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya resmi menjabat sebagai Danjen Akademi TNI menggantikan Letjen TNI Rudianto. Sertijab yang dilaksanakan digelar di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/2/2025), dipimpin Kasum TNI Letjen TNI Richard Tampubolon.

    Dua jabatan sipil dan militer itu diberikan kepada Novi Helmy Prasetya belum lama ini. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1993 itu awalnya ditunjuk menjadi Danjen Akademi TNI pada mutasi TNI akhir Januari 2025. Penunjukkan Novi tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/133/I/2025 tanggal 31 Januari 2025 mengenai pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di tubuh TNI.

    Novi resmi menjabat Danjen Akademi TNI usai serah terima jabatan dengan Letjen TNI Rudianto pada 23 Februari 2025 di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/2/2025). Atas promosi jabatan itu, Novi Helmy berhak atas kenaikan pangkat menjadi Letjen TNI atau jenderal bintang 3.

    Di saat hampir bersamaan, Tentara kelahiran Bangkalan, 10 November 1971 itu juga ditunjuk menjadi Dirut Bulog. Penunjukkan Novi Helmy sebagai Dirut Bulog tertuang dalam dalam surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025.

    Rangkap jabatan itu kemudian menuai kritik dari masyarakat karena menurut UU TNI, prajurit hanya dapat menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif keprajuritan. Lalu bagaimana sosok Novi Helmy Prasetya? Berikut ini fakta-faktanya.

    7 Fakta Dirut Bulog Mayjen Novi Helmy Prasetya

    1. Berasal dari Madura

    Mayjen Novi Helmy Prasetya lahir pada 10 November 1971 di Bangkalan (kabupaten yang terletak di Pulau Madura), Jawa Timur. Ia mulai menjalani karier di militer setelah lulus dari Akmil pada 1993 silam.

    2. Riwayat Pendidikan

    Riwayat pendidikan Mayjen Novi tidak hanya Akmil, tapi juga belajar hingga meraih sarjana Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Unjani pada 2016. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Ilmu Pemerintahan Unjani, hingga lulus pada 2019.

    3. Pernah Aktif di Satuan Paspampres

    Sepanjang kariernya di militer, Novi Helmy Prasetya sempat duduki beberapa posisi di Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Misalnya seperti Wadandenpam Paspampres dan Kasiops Paspampres Grup A.

    Novi juga pernah dipercaya menjadi Wadan Grup B Paspampres ketika masih berpangkat Letnan Kolonel dan Komandan Grup D Paspampres saat pangkatnya masih Kolonel.

    Baca juga: Mayjen Novi Helmy Resmi Jabat Danjen Akademi TNI, Marsda Djohn Amarul Jabat Aspers Panglima

    4.TerjunOperasi Timor Timur

    Selama berdinas di TNI Angkatan Darat sudah banyak penugasan operasi, antara lain penugasan dalam negeri melaksanakan Operasi Timor Timur 1996, Operasi Tribuana 1999 kemudian penugasan luar negeri melaksanakan Pengamanan VVIP RI 1 di Rusia (2013), Inggris (2004), dan Jerman (2015).

    5. Baru Jabat Danjen Akademi TNI

    Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya resmi menjabat sebagai Danjen Akademi TNI menggantikan Letjen TNI Rudianto usai lakukan sertijab pada 21 Februari 2025 di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

    Sebelumnya, mutasi jabatan Mayjen Novi telah tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Kep/133/I/2025 tertanggal 31 Januari 2025.

    6. Merangkap Dua Jabatan

    Selain menjabat Danjen Akademi TNI, Mayjen Novi diangkatnya sebagai Dirut Perum Bulog. Hal ini membuatnya merangkap dua jabatan strategis.

    Rangkap jabatan itu menuai banyak kritik lantaran Mayjen Novi yang masih aktif dalam jabatan sipil ini dinilai telah melanggar Pasal 47 ayat (1) UU TNI yang menyatakan “Prajurit hanya dapat menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif keprajuritan”.

    7. Naik Pangkat Bintang 3

    Ditunjuknya Mayjen Novi sebagai Danjen Akademi TNI membuatnya cepat atau lambat akan menyandang pangkat jenderal bintang tiga atau Letnan Jenderal (Letjen). Hal ini sesuai dengan aturan TNI, di mana jabatan Danjen Akademi TNI hanya diduduki oleh Perwira Tinggi (Pati) berpangkat Letjen TNI.

    (abd)

  • Masih Ingat Mesut Ozil? Mantan Bintang Real Madrid dan Arsenal itu Gabung Partai Politik Berkuasa

    Masih Ingat Mesut Ozil? Mantan Bintang Real Madrid dan Arsenal itu Gabung Partai Politik Berkuasa

    TRIBUNJATIM.COM – Lama tak terdengar kabar, mantan Pesepakbola Mesut Ozil kini terjun ke dunia politik.

    Pemain yang pernah meraih Piala Dunia bersama Jerman itu kini menjadi pembuat keputusan senior di partai yang berkuasa di negara itu. 

    Eks pemain Arsenal dan Real Madrid itu kini gabung menjadi komite eksekutif dan pengambil keputusan pusat AKP selama kongres di Ankara.

    Ozil bergabung dengan komite keputusan pusat dan eksekutif Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada kongres di Ankara pada hari Minggu, di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan terpilih kembali sebagai ketua partai untuk kesembilan kalinya. 

    Pemain sepak bola Jerman-Turki ini telah menjalin hubungan dekat dengan Erdogan selama beberapa tahun.

    Pada tahun 2019, presiden tersebut menjadi pendamping pria di pernikahan Ozil dengan mantan Miss Turki Amine Gulse. 

    Selama karier sepak bolanya yang gemilang, ia bermain untuk Real Madrid, Arsenal, dan Fenerbahce, di antara klub-klub lain, memenangkan gelar La Liga Spanyol dan empat trofi Piala FA Inggris. 

    Ia bermain 92 kali untuk tim nasional Jerman, memenangi Piala Dunia pada tahun 2014, dan memenangi gelar pemain terbaik tim nasional Jerman sebanyak lima kali. 

    Namun, hubungannya dengan tim nasional memburuk setelah Piala Dunia 2018, ketika Ozil pensiun dari sepak bola internasional, dengan tuduhan bahwa media Jerman dan asosiasi sepak bola, DFB, telah melakukan diskriminasi rasial terhadapnya. 

    “Saya orang Jerman saat kami menang, dan seorang imigran saat kami kalah,” katanya saat itu. 

    Episode ini terjadi beberapa minggu setelah Ozil dan Ilkay Gundogan dari Manchester City, pemain internasional Jerman lainnya keturunan Turki, dikritik di Jerman setelah terlihat bertemu dengan Erdogan. 

    “Pekerjaan saya adalah pemain sepak bola dan bukan politisi, dan pertemuan kami bukanlah bentuk dukungan terhadap kebijakan apa pun,” kata Ozil saat itu.

    “Perlakuan yang saya terima dari DFB dan banyak pihak lain membuat saya tidak ingin lagi mengenakan seragam tim nasional Jerman. Saya merasa tidak diinginkan dan berpikir apa yang telah saya capai sejak debut internasional saya pada tahun 2009 telah dilupakan.”

    Sejak itu, Ozil telah melakukan sejumlah intervensi pada masalah politik dan hak asasi manusia. 

    Ia secara terbuka  mengutuk  tindakan keras Tiongkok terhadap Muslim Uighur pada Desember 2019, yang membuat marah otoritas Tiongkok.

    Klub tempat Ozil bernaung saat itu, Arsenal, menjauhkan diri dari kecaman tersebut. 

    Tahun berikutnya, ia mengomentari konflik antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan, dengan menyatakan bahwa wilayah tersebut “diakui secara hukum dan internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi saat ini diduduki secara ilegal”. 

    Ia juga sering berbicara mendukung hak-hak Palestina dan menentang pelanggaran Israel. 

    Ozil bukanlah pemain sepak bola pertama yang bergabung dengan AKP – mantan bek Aston Villa Alpay Ozalan telah menjadi anggota parlemen Turki sejak 2018.

    SUMBER: MIDDLE EAST EYE 

  • Turki Terbuka untuk Bertindak Sebagai Penjamin Keamanan dalam Perjanjian Damai Ukraina dan Rusia – Halaman all

    Turki Terbuka untuk Bertindak Sebagai Penjamin Keamanan dalam Perjanjian Damai Ukraina dan Rusia – Halaman all

    Turki Terbuka untuk Bertindak Sebagai Penjamin Keamanan dalam Perjanjian Damai Ukraina dan Rusia

    TRIBUNNEWS.COM- Turki terbuka untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan akhir dengan Rusia untuk mengakhiri perang, kata menteri luar negeri Turki pada hari Senin selama jumpa pers dengan mitranya dari Rusia.

    Hakan Fidan mengatakan bahwa Turki, pada prinsipnya, siap mengambil langkah apa pun yang dapat berkontribusi pada perdamaian saat perang Rusia-Ukraina memasuki tahun ketiga minggu ini. Namun, ia menambahkan bahwa Ankara perlu melihat bagaimana pembicaraan berlangsung sebelum membuat komitmen akhir.

    “Setelah kami melakukan persiapan teknis yang diperlukan terkait masalah ini, [Presiden Recep Tayyip Erdogan] akan membuat keputusan yang diperlukan,” katanya. “Namun untuk saat ini, kami mengikuti dengan saksama diskusi dan pertemuan tersebut.”

    Fidan juga mengungkapkan bahwa Ankara mendukung inisiatif perdamaian baru Presiden AS Donald Trump untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pimpinan Rusia, yang mengecualikan Ukraina selama putaran pertama minggu lalu di Riyadh.

    Menteri luar negeri Turki mengatakan Ankara memandang inisiatif Amerika memiliki pendekatan “berorientasi pada hasil” dan percaya bahwa solusi hanya dapat dicapai melalui negosiasi yang melibatkan kedua belah pihak.

    “Kami siap memberikan segala bentuk dukungan bagi terciptanya perdamaian melalui dialog,” ujarnya.

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di sisi lain, mengklaim bahwa Ukraina menolak menandatangani rancangan perjanjian damai di Istanbul pada Maret 2022 menyusul tekanan dari Inggris dan sekutu Barat lainnya. Ia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut juga mencakup jaminan keamanan dari anggota Dewan Keamanan PBB, Jerman, dan Turki.

    “Telah dijelaskan bagaimana hal ini akan berjalan. Faktanya, pihak Ukraina sendiri yang merumuskan jaminan ini,” kata Lavrov. “Namun, Barat melarangnya.”

    Menurut rancangan perjanjian damai, Rusia saat itu tidak setuju Turki menjadi penjamin.

    Pernyataan Lavrov pada hari Senin mengindikasikan bahwa Moskow terbuka terhadap Ankara sebagai salah satu penjamin keamanan.

    Meskipun ada kekhawatiran di ibu kota Eropa atas sikap agresif Trump terhadap Ukraina dan presidennya, Volodymyr Zelensky, pejabat Turki yakin negosiasi tersebut pada akhirnya dapat mengarah pada diskusi serius. Ankara telah lama menganjurkan perundingan langsung yang melibatkan semua pihak.

    Komentar Trump telah mendorong beberapa pemimpin Eropa untuk mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan Washington. Awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan puncak Eropa untuk membahas krisis tersebut – kecuali Ankara.

    Sejak awal perang, Turki telah menjaga keseimbangan yang baik antara kedua belah pihak, menolak untuk bergabung dengan sanksi internasional sambil mengizinkan pengunjung Rusia untuk bepergian ke negara tersebut. Perdagangan bilateral sebagian besar terus berlanjut, meskipun ada beberapa kesulitan transaksi keuangan karena sanksi Barat.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST EYE

  • Bangun Tidur Lihat Roket di Rumah, Warga Polandia Kaget

    Bangun Tidur Lihat Roket di Rumah, Warga Polandia Kaget

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Polandia bernama Adam Borucki kaget ketika bangun tidur. Pasalnya, ia menemukan roket Falcon 9 buatan SpaceX di halaman belakang rumahnya.

    Bardasarkan laporan The Daily Mail, Borucki melaporkan ke kantor polisi setempat soal temuan “objek besar sekitar 1,6 meter.” 

    “Kami sedang menyelidiki cara objek tersebut muncul di lokasi ini, tetapi yang paling penting, tidak ada yang terluka,” kata juru bicara kepolisian lokal yang bernama Andrzej Borowiak kepada Daily Mail.

    Menurut badan luar angkasa Polandia, objek yang dilaporkan Borucki telah teridentifikasi sebagai bagian dari roket Falcon 9 yang jatuh tak terkendali di ruang udara Polandia pada Rabu pagi.

    Hal serupa peristiwa di Polandia sudah berulang kali terjadi seiring dengan peningkatan frekuensi misi dan uji coba penerbangan luar angkasa. Roket SpaceX pada khususnya telah beberapa kali ditemukan jatuh di area dengan populasi padat, misalnya dua kawasan pertanian di Australia dan wilayah Turks and Caicos.

    Media Polandia juga melaporkan sebuah “objek serupa tangki yang belum teridentifikasi” ditemukan di dekat Poznan, sebuah kota di negara tersebut. 

    “Kami mengamankan area tersebut selagi berusaha mencari penjelasan kenapa objek ini berakhir di lokasi tersebut,” kata Lukasz Paterski, petugas polisi di kota Poznan.

    Jonathan McDowell, ahli astrofisika dari Harvard, memperkirakan objek di Poznan “memiliki bentuk dan ukuran” yang sama dengan tangki yang digunakan di bagian atas roket Falcon 9.

    “Tangki serupa ditemukan dari sisa Falcon 9 tahap 2 yang kembali jatuh ke Bumi, memiliki kerusakan yang mirip. Poznan ada tepat di jalur kembalinya roket ke Bumi,” kata McDowell kepada Futurism.

    Tangki serupa ditemukan di pertanian di wilayah negara bagian Washington pada 2021 dan diidentifikasi sebagai sisa dari roket Falcon 9 tahap kedua yang terbakar di atas Amerika Serikat.

    Roket Falcon 9 tersebut diluncurkan dari California pada 1 Februari 2025 untuk membawa satelit Starlink ke orbit. Cahaya dari roket yang terbakar tidak hanya terlihat di Polandia, tetapi juga di Jerman dan Ukraina.

    Roket Faclon 9 tahap pertama didesain untuk kembali ke Bumi untuk kemudian digunakan lagi. Adapun bagian kedua dari roket tersebut dirancang untuk jatuh ke Bumi kemudian terbakar di atmosfer setelah berhasil mengantarkan bawaannya ke orbit.

    Namun, ada kalanya sisa dari roket tahap kedua tersebut tak terbakal seluruhnya sehingga menciptakan “hujan” roket di bawah lintasannya.

    (dem/dem)

  • Media Barat Soroti Momen Jabat Tangan Antara Trump dan Presiden Prancis Macron: Tarik Tambang – Halaman all

    Media Barat Soroti Momen Jabat Tangan Antara Trump dan Presiden Prancis Macron: Tarik Tambang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah media Barat menyoroti momen jabat tangan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai canggung bahkan saling tarik menarik seperti sedang bermain tarik tambang.

    Kedua presiden tersebut bertemu di Gedung Putih pada Senin (24/2/2025), untuk membicarakan perang Rusia-Ukraina.

    Video jabat tangan mereka beredar luas di media sosial.

    Setelah keduanya menepuk pundak masing-masing beberapa kali, Donald Trump tampak menarik kuat tangan Macron dan menahannya selama beberapa detik.

    Macron kemudian mengalihkan pandangannya dari wajah Trump dan melambaikan tangan kepada orang-orang yang hadir untuk menyambutnya.

    USA Today mengulas momen itu dengan judul “Watch Donald Trump’s unusually long handshake with French President Emmanuel Macron,” menekankan kata jabat tangan yang aneh dan lama antar kedua pemimpin.

    New York Post menyebut jabat tangan itu layaknya tarik tambang (tug-of-war) melalui artikelnya yang berjudul “Trump, French President Macron engage in tug-of-war handshake at White House”.

    Serupa, media Inggris The Independent dan Telegraph menyebut jabatan tangan itu aneh, melalui artikelnya yang berjudul “Trump and Macron share awkward long handshake after White House snub” dan “In pictures: Trump and Macron’s awkward handshake diplomacy”.

    JABAT TANGAN CANGGUNG – Tangkap layar YouTube The Sun yang tayang pada 25 Februari 2025, memperlihatkan pertemuan Donald Trump dan Emmanuel Macron di Gedung Putih, Senin (24/2/2025). Momen jabat tangan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dinilai canggung. (Tangkap layar YouTube The Sun)

    Setelah keduanya melakukan percakapan, Trump dan Macron saling menyanjung satu sama lain.

    “Presiden Macron adalah orang yang sangat istimewa menurut saya,” kata Trump di Ruang Oval.

    “Kami adalah sahabat karib, karena kami bekerja sama dengan sangat baik,” kata Macron di Gedung Putih. 

    “AS dan Prancis selalu berdiri di pihak yang sama − pihak yang benar, menurut saya, dalam sejarah.”

    Macron Desak Trump Tidak Berpihak pada Rusia di Tengah Perang Ukraina

    Pada peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak mantan Presiden AS Donald Trump untuk tidak membuat kesepakatan terburu-buru yang dapat melegitimasi invasi Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Menurut laporan USA TODAY, sekutu Amerika Serikat terkejut dengan cepatnya pembicaraan antara Trump dan pemerintah Rusia.

    Bahkan, Gedung Putih menyarankan bahwa Rusia mungkin diizinkan untuk mempertahankan wilayah yang direbut secara ilegal, demi mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Trump menuding Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai penyebab terjadinya invasi, menyebutnya sebagai “diktator tanpa pemilu.”

    Trump juga mendesak Zelenskyy untuk menandatangani kesepakatan mineral yang memungkinkan Amerika Serikat mendapatkan kembali dana yang telah dihabiskan untuk mendukung pertahanan Ukraina di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

    Zelenskyy memang membatalkan pemilihan umum yang seharusnya digelar pada musim semi 2024 dengan alasan perang yang sedang berlangsung.

    Macron telah mengatur dua sesi darurat dan melakukan dua panggilan telepon dengan Trump sebelum kunjungannya pada hari Senin, yang menurutnya merupakan “titik balik” bagi peran Eropa dalam perundingan damai.

    Selain itu, Macron dan Trump juga berpartisipasi dalam panggilan telepon bersama para pemimpin Kelompok Tujuh (G7), termasuk Kanada, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris, untuk membahas situasi Ukraina.

    “Kami ingin perdamaian segera terwujud, namun tidak melalui kesepakatan yang lemah,” ujar Macron dalam konferensi pers pada hari Senin. “Presiden Putin telah melanggar perdamaian.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Rayakan Ulang Tahun Valentino Rossi, BMW Luncurkan M4 CS Edition VR46

    Rayakan Ulang Tahun Valentino Rossi, BMW Luncurkan M4 CS Edition VR46

    Jakarta

    BMW turut merayakan ulang tahun ke-46 legenda MotoGP, Valentino Rossi. Produsen mobil ternama asal Jerman itu meluncurkan versi khusus BMW M4 CS Edition VR46. Apa keistimewaannya?

    Tahun ini jadi tahun yang menarik untuk Valentino Rossi. Soalnya, legenda balap motor asal Italia itu merayakan ulang tahun ke-46. 46 adalah nomor yang digunakan Rossi pada motor balapnya.

    Setelah pensiun dari MotoGP pada akhir musim 2021, Rossi melirik dunia balap mobil. Rossi menghadiri sejumlah uji coba mobil balap Formula 1, serta tampil sebagai bintang tamu dalam reli dan balapan ketahanan.

    Valentino Rossi (kanan) Foto: Instagram Valentino Rossi

    Sejak 2023, Rossi telah menjadi pengemudi BMW M dan saat ini mengendarai M4 GT3 untuk tim BMW M Team WRT di GT World Challenge Europe, juga FIA World Endurance Championship. Melihat komitmen Rossi di dunia balap mobil, BMW pun mempersembahkan mobil edisi khusus buat pemegang 7 gelar MotoGP itu.

    M4 CS Edition VR46 menawarkan dua varian desain khas yang disebut Sport dan Style, dengan keduanya menerima sejumlah perubahan agar lebih menonjol dari M4 CS biasa.

    Ini termasuk skema warna yang terinspirasi oleh corak pilihan Rossi dan gaya visual ekspresif, yang menggunakan dua lapisan cat eksklusif BMW Individual. Pada versi Sport, mobil dicat dengan warna metalik Marina Bay Blue, sementara kedua sisi mobil menampilkan angka ’46’ besar dengan warna metalik Tanzanite Blue yang lebih gelap.

    Style hadir dengan warna matte Frozen Tanzanite Blue metalik dan ’46’ dalam warna Frozen Marina Bay Blue metalik di bagian samping. Angka yang terkenal di dunia itu tidak hanya ditampilkan di pintu tetapi juga di atap (bersama tanda tangan Rossi), dengan komponen-komponen ini terbuat dari plastik yang diperkuat serat karbon (CFRP).

    Sesuai temanya, garis kisi-kisi dan salah satu jari-jari V pada velg M dicat dengan warna kuning cerah. Warna ini juga diaplikasikan pada kaliper rem M dan strip aksen di atas rangka pintu varian Sport. Di bagian belakang, pintu belakang menampilkan tulisan ‘VR46’.

    BMW M4 CS Edition VR46 Foto: Dok. BMW

    Geser ke kabin yang didominasi warna Night Blue, terdapat jok bucket M Carbon yang dilapisi kulit Merino Hitam/Night Blue, dengan Sao Paulo Yellow di area bahu Alcantara untuk kontras. Sandaran kepala dan door trim juga dilengkapi logo ‘VR46’, sementara lebih banyak semburat kuning terlihat di roda kemudi Alcantara. Setiap M4 CS Edition VR46 dilengkapi dengan emblem bertuliskan ‘1/46’ di konsol tengah yang bermaterial serat karbon.

    Secara mekanis, M4 CS Edition VR46 hampir tidak mengalami perubahan dan tetap menggunakan mesin bensin 3.0 liter twin-turbo straight-six yang menghasilkan power 550 PS (543 dk atau 405 kW) dan torsi 650 Nm. Dipasangkan dengan transmisi M Steptronic delapan kecepatan dan sistem penggerak semua roda M xDrive, waktu tempuh 0-100 km/jam adalah 3,4 detik dan kecepatan tertinggi (dengan paket M standar) adalah 302 km/jam.

    BMW M4 CS Edition VR46 akan dijual untuk umum dalam jumlah yang terbatas, hanya 46 unit. Konsumen yang membeli M4 CS Edition VR46 akan mendapat banyak benefit. Selain bisa merasakan mobil yang didesain langsung oleh VR46, konsumen juga bakal mendapatkan pengalaman berkunjung selama dua hari ke VR46 Motor Ranch di Tavullia, Italia, serta menuju Misano World Circuit Marco Simoncelli untuk melakukan kegiatan BMW M Driving Experience yang istimewa dengan model BMW M terbaru.

    “Tidak ada merek lain yang memiliki DNA balap yang begitu mengakar seperti BMW M. Saya bangga menjadi pengemudi BMW M Works dan berbagi semangat ini. Fakta bahwa sekarang ada edisi khusus VR46, yang melibatkan saya sejak awal proses desain, membuat saya bangga. Saat saya melihat BMW M4 CS Edition VR46 di jalan raya atau lintasan balap nanti, itu akan sangat keren,” kata Rossi dikutip dari Paultan.

    BMW M4 CS Edition VR46 Foto: Dok. BMW

    (lua/dry)

  • Trump Minta Zelensky Balikin Bantuan AS, Ukraina Menolak dan Tuntut Jaminan Suplai Militer – Halaman all

    Trump Minta Zelensky Balikin Bantuan AS, Ukraina Menolak dan Tuntut Jaminan Suplai Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat  (AS), Donald Trump, meminta Ukraina untuk mengembalikan miliaran dolar bantuan untuk membantu memerangi invasi Rusia.

    “Kami berusaha mendapatkan kembali uang itu, atau setidaknya mengamankannya,” ucap Trump saat berpidato di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) yang diadakan dekat Washington.

    “Saya ingin mereka memberi kami sesuatu sebagai imbalan atas semua uang yang telah kami keluarkan,” imbuhnya.

    “Kami meminta mineral tanah langka dan minyak—apa pun yang bisa kami dapatkan,” jelasnya.

    Komentar Trump ini muncul di tengah berlangsungnya negosiasi antara Washington dan Kyiv terkait akses terhadap tambang mineral tanah langka.

    Ukraine menolak desakan tersebut dan menuntut jaminan suplai militer untuk memerangi Rusia.

    Tanah langka adalah sumber daya mineral yang sangat dibutuhkan dalam berbagai industri.

    Lebih lanjut, Trump menginginkan akses ke mineral langka sebagai kompensasi atas bantuan yang diberikan kepada Ukraina selama konflik dengan Rusia.  

    Beberapa jam sebelum pidato Trump, sebuah sumber yang berbicara kepada AFP mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, “belum siap” untuk menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat mengenai akses ke tambang tanah langka.

    Zelensky Belum Siap

    Utusan khusus Trump, Keith Kellogg, yang bertemu dengan Zelensky pekan ini, mengatakan Presiden Ukraina memahami betul pentingnya kesepakatan dengan AS.  

    “Menandatangani kesepakatan dengan AS adalah hal yang krusial,” kata Kellogg.  

    Sementara itu, menurut data resmi yang dirilis oleh pemerintah AS, sejak invasi Rusia dimulai, Amerika Serikat telah memberikan lebih dari $60 miliar dalam bentuk bantuan militer kepada Ukraina.

    Angka ini menjadikannya sebagai pemberi bantuan terbesar kepada Ukraina, meskipun masih jauh dari angka yang diklaim oleh Trump.  

    Institut Kiel, sebuah lembaga riset ekonomi di Jerman, juga melaporkan bahwa sejak 2022 hingga akhir 2024, total bantuan yang diberikan oleh AS kepada Ukraina—termasuk bantuan finansial, kemanusiaan, dan militer—bernilai 114,2 miliar euro ($119,8 miliar).  

    Meskipun bantuan tersebut sangat besar, sumber Ukraina menyatakan bahwa Kyiv masih membutuhkan jaminan lebih lanjut terkait bantuan tersebut.

    Selain itu, menurut data resmi yang dilansir AFP, mantan Presiden AS Joe Biden telah menyalurkan lebih dari 500 miliar dolar AS (sekitar Rp 8,13 kuadriliun) dalam bentuk bantuan militer kepada Ukraina sejak invasi Rusia.  

    Menurut informasi yang dilaporkan oleh Reuters pada Senin (24/2/2025), Zelensky sempat menolak untuk menandatangani kesepakatan pekan lalu yang mengharuskan Ukraina menyerahkan 50 persen dari mineral penting yang dimilikinya kepada Washington.  

    Mineral-mineral yang dimaksud mencakup grafit, uranium, titanium, dan litium, yang sangat dibutuhkan dalam berbagai industri global.  

    “Saya tidak akan menandatangani kesepakatan yang harus dibayar oleh sepuluh generasi Ukraina berikutnya,” ucap Zelensky, dikutip dari CNN.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Video Prabowo Sindir ‘Indonesia Gelap’ dan Minta Dicawe-cawe SBY-Jokowi

    Video Prabowo Sindir ‘Indonesia Gelap’ dan Minta Dicawe-cawe SBY-Jokowi

    Presiden Prabowo Subianto menyebut perekonomian Indonesia akan akan menyalip Jerman, Jepang hingga Inggris pada tahun 2050. Prabowo mempertanyakan pihak yang mengatakan Indonesia gelap.Masih di agenda Partai Demokrat, Prabowo juga meminta pihak-pihak yang memandang Jokowi dan SBY cawe-cawe. Prabowo mengaku memang minta ‘dicawe-cawe’.

  • China Ingin Uni Eropa Terlibat Perundingan Damai Ukraina, Kenapa?

    China Ingin Uni Eropa Terlibat Perundingan Damai Ukraina, Kenapa?

    Jakarta

    Pesan dari Cina di Dewan Keamanan PBB pekan lalu sangat jelas: “Cina menyambut semua upaya yang didedikasikan untuk perdamaian, termasuk kesepakatan baru-baru ini yang dicapai oleh Amerika Serikat dan Rusia untuk memulai perundingan damai,” ujar Duta Besar Cina untuk PBB, Fu Cong, dalam sebuah rapat pengarahan di Dewan Keamanan (DK) PBB.

    “Cina berharap semua pihak dan pemangku kepentingan terkait yang terlibat dalam krisis Ukraina akan terlibat dalam proses perundingan damai. Karena konflik telah berlangsung di Eropa, sangat penting bagi Eropa untuk bekerja demi perdamaian,” katanya, yang tampaknya bertentangan dengan posisi Rusia, mitra strategis utama Beijing.

    Pada hari Senin (24/02) sebelum bertemu dengan delegasi AS di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyindir bahwa ia tidak melihat ada tempat bagi Uni Eropa (UE) di meja perundingan, dengan mengklaim bahwa UE telah memiliki beberapa kesempatan untuk berpartisipasi dalam perundingan untuk menyelesaikan konflik.

    Perdamaian di Eropa tanpa orang Eropa?

    Cina telah mendukung Rusia sejak meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada bulan Februari 2022, menolak untuk mengutuk agresi Rusia, sementara secara implisit memberikan dukungan ekonomi di tengah sanksi yang dipimpin AS.

    Sepanjang perang, Cina bersikeras menyelesaikan konflik melalui proses “dialog”. Pengamat politik yang bermarkas di Beijing, Kan Quanqiu, mengatakan bahwa pernyataan Cina di DK PBB, yang tampaknya bertentangan dengan posisi Rusia, muncul saat Moskow melihat peluang untuk mengisolasi Eropa. “Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, Ukraina harus didemiliterisasi. Dengan prasyarat ini, yang tidak realistis bagi Eropa, Rusia ingin mempersulit dan membuat Eropa tidak mungkin datang ke meja perundingan,” tulis Kan. Ini akan memungkinkan Rusia mencapai kesepakatan cepat dengan Washington, lanjut Kan. “Cepat atau lambat, AS di bawah Presiden Donald Trump akan mengkhianati Eropa dan Ukraina dengan sebuah kesepakatan,” imbuhnya.

    Perjanjian bilateral semacam itu mengancam akan menjungkirbalikkan sistem keamanan internasional di Eropa yang berlaku sejak Perang Dingin. Fakta bahwa Eropa menghadapi tantangan kebijakan luar negeri baru menjadi jelas setelah Konferensi Keamanan München, MSC. Pembicara tamu, Wakil Presiden AS yang baru JD Vance, tidak menjelaskan apa yang akan dilakukan pemerintahan AS yang baru untuk memulihkan perdamaian di Eropa. Sebaliknya, ia menggunakan pidatonya untuk menegur pejabat Eropa yang hadir karena secara terang-terangan menindas kebebasan berbicara dengan mencoba menyingkirkan partai politik sayap kanan.

    AS mengabaikan aliansinya dengan Eropa

    Selama kampanye pemilihan presiden AS, Trump sering mengatakan bahwa ia akan mengakhiri perang Ukraina dalam 24 jam setelah kembali menjabat. Meskipun batas waktu itu telah lewat, tampaknya mengakhiri konflik dengan cepat masih menjadi salah satu prioritas Trump.

    Menjalin kontak langsung dengan Rusia, yang telah dikenai sanksi oleh komunitas internasional atas kejahatan perang, tanpa melibatkan Eropa dan Ukraina, merupakan tanda bahwa AS meninggalkan aliansinya yang telah lama terjalin.

    Sascha Lohmann dan Johannes Thimm dari Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan SWP, mengatakan kepada DW bahwa “perubahan mendasar dalam mentalitas diperlukan” di Eropa.

    Dengan AS tidak lagi bertindak sebagai “mitra dan sekutu alami,” tetapi sebagai “negara dengan tujuan yang sebagian bertentangan” dengan UE, kedua pakar tersebut mengatakan Eropa dan Jerman harus “mendefinisikan kepentingan mereka sendiri dan mengembangkan instrumen untuk memastikan kemampuan mereka untuk bertindak dan membentuk masa depan, bahkan dalam menghadapi perlawanan dari Washington.”

    Cina ulurkan tangan kepada Eropa

    Dari seberang benua Eurasia, Cina kini mengulurkan tangannya kepada UE. Dalam Konferensi Keamanan di kota München, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berbicara setelah kemunculan Wakil Presiden AS dan dengan cepat memposisikan Cina sebagai pengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh peralihan Washington ke arah isolasionisme.

    Wang mengatakan Cina sendiri menyumbang sekitar 20% dari pengeluaran PBB, negeri ‘tirai bambu’ ini sepenuhnya mengimplementasikan Perjanjian Iklim Paris. Dalam berpolitik, Cina “tidak melakukan sesuatu hanya jika itu menguntungkan dirinya saja”.

    “Dalam menghadapi tantangan global yang muncul, tidak ada negara yang tidak terpengaruh, dan pendekatan ‘kitalah yang utama’ dalam hubungan internasional hanya mengarah pada hasil yang merugikan semua pihak, kata Wang, seraya menambahkan bahwa Cina “menjunjung tinggi multilateralisme sejati.”

    Dengan senyum menawan, Wang menyerukan hubungan yang lebih erat antara Cina dan Eropa.

    Uni Eropa telah menyusun kerangka kebijakan Cina yang baru selama setahun terakhir, yang menggambarkan Cina sebagai mitra, pesaing serta menyerukan “pengurangan risiko” atau menjauhkan diri secara sistematis dari Beijing. Wang tampaknya merujuk pada kebijakan ini selama pidatonya di München.

    “Cina selalu melihat Eropa sebagai kutub penting di dunia multipolar. Kedua belah pihak adalah mitra, bukan saingan,” kata Wang.

    Pidatonya diakhiri dengan menyerukan Cina dan Eropa untuk “memperdalam komunikasi strategis dan kerja sama yang saling menguntungkan, serta mengarahkan dunia menuju masa depan yang cerah, penuh perdamaian, keamanan, kemakmuran dan kemajuan.”

    Pemerintahan di Beijing bermuka dua?

    Ilmuwan politik Stephan Bierling dari Universitas Regensburg mengatakan kepada DW bahwa pernyataan Wang “bermuka dua.”

    Cina berbicara tentang dunia multipolar, tetapi yang dimaksud adalah memiliki kebebasan untuk mengamankan zona pengaruhnya sendiri, tegas Stephan Bierling, seraya menambahkan bahwa Cina menampilkan dirinya sebagai perwakilan tatanan dunia berbasis aturan, tetapi melanggar tatanan ini lebih sering daripada siapa pun.

    “Namun, pernyataannya sekarang jatuh pada landasan yang agak lebih subur karena Wakil Presiden AS, JD Vance, sama sekali tidak mengatakan apa pun tentang kebijakan luar negeri AS. Ia bahkan tidak menganggap orang Eropa mampu berbicara tentang masalah besar politik internasional pada tingkat yang memuaskan,” kata Bierling kepada DW.

    Memecah belah dan menaklukkan?

    Cina akan mencoba memecah belah demokrasi liberal di dunia Barat, demikian menurut pakar Asia Angela Stanzel dari SWP.

    “Jika terjadi keretakan transatlantik karena pemerintahan Trump secara drastis mengurangi dukungan untuk Ukraina, misalnya, Beijing akan segera melihat ini sebagai peluang untuk mendorong negara-negara Eropa menuju otonomi strategis,” tulis Stanzel dalam sebuah studi baru-baru ini dengan rekan penulis Jonathan Michel.

    “Dari perspektif Cina, tujuannya adalah agar Eropa menjauhkan diri dari AS pada tingkat yang lebih besar dan meningkatkan hubungannya dengan Cina,” tulisnya.

    Sebagai tanggapan, studi tersebut mengatakan negara-negara anggota inti UE, Jerman dan Prancis, harus memperkuat jangkauan geopolitik Komisi Eropa untuk meminimalkan risiko yang datang dari Cina sambil mempertahankan dialog transatlantik yang intensif.

    “Donald Trump suka membuat kesepakatan dan telah membuat banyak hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” kata Wang Huiyao, ekonom dan presiden pendiri lembaga pemikir Center for China and Globalization yang berafiliasi dengan pemerintah dan berbasis di Beijing.

    “Uni Eropa dapat berbisnis dengannya, begitu pula Rusia dan Cina. Oleh karena itu, Trump mengabaikan isu-isu sulit seperti ideologi, nilai-nilai bersama, dan hak asasi manusia,” katanya kepada DW.

    Dalam tatanan dunia masa depan, ekonom Wang membayangkan segitiga kekuatan antara AS, Eropa, dan Cina.

    “Eropa dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara Cina dan Amerika. Cina menemukan ruang lingkup baru dalam hubungan transatlantik. Ada peluang besar, tetapi juga tantangan besar,” pungkasnya.

    Artikel ini diadaptasi dari tulisan bahasa Jerman.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ini 4 Fitur AI Terbaru di Aplikasi Belajar Bahasa Inggris Elsa Speak – Page 3

    Ini 4 Fitur AI Terbaru di Aplikasi Belajar Bahasa Inggris Elsa Speak – Page 3

    3. Fitur Percakapan 1:1 untuk Meningkatkan Refleks Berbicara

    Pengguna dapat berlatih komunikasi melalui skenario percakapan peran dengan AI Coach, mensimulasikan situasi nyata.

    Selain itu, fitur ini menyediakan rekomendasi kalimat untuk menjaga alur percakapan serta penilaian terperinci terhadap pengucapan, kosakata, dan tata bahasa.

    Praktik ini sangat bermanfaat bagi situasi bisnis, perjalanan, maupun percakapan sehari-hari, membantu pengguna berbicara dengan lebih percaya diri, lancar, dan alami dalam kehidupan nyata.

    4. Beragam Aksen Bahasa Inggris Favorit

    Salah satu peningkatan signifikan dari ELSA Speak adalah memungkinkan pengguna untuk memilih aksen bahasa Inggris dari 7 negara berbahasa Inggris populer, termasuk Amerika, Inggris, Australia, Jerman, Italia, Swedia, dan India.

    Selain itu, pengguna dapat memilih nada suara (ramah, hangat, lembut, dan lain-lain) serta gender dari AI Tutor (pria atau wanita) sesuai preferensi mereka.