Negara: Jerman

  • Analisis – di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus – Halaman all

    Analisis – di Bawah Trump, Amerika Punya Teman Baru: Rusia, Korea Utara, dan Belarus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Langkah terbaru Presiden AS Donald Trump mungkin menunjukkan siapa saja sekutu barunya dalam masa jabatan keduanya, menurut analisis dari The New York Times.

    Dalam sebuah keputusan yang tak biasa, Trump meminta Amerika Serikat untuk memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina pada peringatan tiga tahun perang tersebut.

    Beberapa negara yang berpihak kepada Rusia dalam hal ini antara lain Korea Utara, Belarus, dan Sudan.

    Sebaliknya, negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, Jepang, dan mayoritas dunia, mendukung resolusi tersebut.

    Hanya sebulan setelah menjabat, Trump mulai menggeser posisi Amerika di panggung internasional.

    AS kini berada di kubu negara-negara yang dianggap terisolasi oleh dunia, dan menjauh dari negara-negara sahabat tradisionalnya sejak Perang Dunia II.

    Pegeseran hubungan dengan sekutu lama ini memiliki dampak besar bagi kebijakan luar negeri Amerika di masa depan. 

    Meski para pemimpin Eropa seperti dari Polandia, Prancis, dan Inggris berusaha mendekati Trump, mereka kini menghadapi kenyataan bahwa nilai-nilai Trump berbeda dengan mereka, atau bahwa prioritas AS kini tidak sejalan dengan kepentingan mereka.

    Jika Amerika Serikat terus merangkul negara-negara yang terisolasi secara internasional seperti Rusia, maka Eropa, Kanada, dan sekutu Asia seperti Jepang dan Korea Selatan mungkin terpaksa mencari aliansi baru.

    Sementara itu, kedekatan Trump dengan Rusia memberikan kesempatan bagi Moskow untuk keluar dari isolasi diplomatik yang berusaha dibangun oleh Barat sejak invasinya ke Ukraina.

    Susan E. Rice, mantan duta besar PBB di bawah Barack Obama, menuduh Trump terang-terangan menuruti kehendak Rusia.

    “Trump menyelaraskan Amerika dengan musuh-musuh kita dan melawan sekutu-sekutu perjanjian kita,” kata Rice.

    “Kita semua harus bertanya mengapa?”

    Langkah Amerika untuk menentang resolusi PBB pada hari Senin (24/2/2025) mengejutkan para pemimpin Eropa.

    AS, bersama China dan Rusia, memberikan suara mentang resolusi, sementara Inggris, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa lainnya abstain.

    Bahkan di dalam Partai Republik, beberapa anggota terpaksa menyuarakan ketidakpuasan mereka secara terbuka.

    Senator John Curtis dari Utah mengungkapkan kekhawatirannya.

    “Saya sangat prihatin dengan hasil pemungutan suara di PBB hari ini yang menempatkan kita di pihak yang sama dengan Rusia dan Korea Utara,” katanya di media sosial.

    Penasihat Trump berargumen bahwa sang presiden sedang melakukan negosiasi rumit untuk mengakhiri perang.

    Mereka mengklaim bahwa pendekatan Trump, yang berbeda dari presiden sebelumnya, pasti akan menghasilkan kesepakatan yang lebih baik.

    “Presiden Trump tahu cara membuat kesepakatan lebih baik dari siapa pun yang pernah memimpin negara ini,” kata Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih.

    Namun, Trump tampaknya lebih memilih untuk mendekati Putin, bahkan menyalahkan Ukraina atas perang tersebut, dan menyebut Presiden Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilihan umum.”

    Sikap Trump yang lebih ramah terhadap otokrat seperti Putin dan Kim Jong Un semakin jelas ketika ia mengabaikan kritik terhadap Rusia.

    Sementara Trump dengan ramah menjamu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, harapan Eropa untuk meyakinkan Trump tetap rendah.

    Pada akhirnya, Trump terlihat lebih tertarik pada aliansi dengan Rusia dan Korea Utara, daripada mempertahankan hubungan dengan sekutu tradisional Amerika.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Muncul Spekulasi Pengganti Paus Fransiskus bila Beliau Wafat, Ada 8 Nama Kardinal – Halaman all

    Muncul Spekulasi Pengganti Paus Fransiskus bila Beliau Wafat, Ada 8 Nama Kardinal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus, yang saat ini berusia 88 tahun, sedang dalam kondisi kritis akibat pneumonia yang menyerang kedua paru-parunya.

    Vatikan mengatakan kondisi Paus Fransiskus menunjukkan sedikit peningkatan saat dia berjuang melawan pneumonia bilateral yang diidapnya.

    “Gagal ginjal ringan yang diamati dalam beberapa hari terakhir telah mereda,” ungkap Vatikan dalam pembaruan terakhirnya.

    “Pemindaian CT dada yang dilakukan tadi malam menunjukkan perkembangan normal dari peradangan paru-paru,” lanjut keterangan Vatikan.

    Vatikan menambahkan, tes darah yang dilakukan Paus Fransiskus kali terakhir mengonfirmasi peningkatan (kondisinya membaik).

    “Kondisi klinis Bapa Suci dalam 24 jam terakhir telah menunjukkan sedikit peningkatan lebih lanjut,” kata pernyataan itu tanpa menyebutkan apakah kondisinya masih kritis.

    Jika Paus Fransiskus wafat, secara teknis, setiap pria Katolik Roma dapat dipilih sebagai pewaris Santo Petrus.

    Namun, biasanya salah satu dari 253 kardinal dari seluruh dunia akan terpilih untuk memimpin umat Katolik.

    Berikut adalah daftar kandidat terdepan untuk menggantikan Paus Fransiskus.

    Sekretaris negara Vatikan, Pietro Parolin bertugas di Vatikan selama 11 tahun.

    Ia yang paling dinominasikan menggantikan Paus Fransiskus. 

    Parolin dianggap moderat secara politik. Ia menghabiskan kariernya dengan berpartisipasi dalam sayap diplomatik Vatikan.

    Ia menghabiskan sebagian kariernya di Nunsiatur Nigeria dan Meksiko lalu diangkat menjadi kardinal pada 2014 oleh Paus Fransiskus.

    Parolin akan dianggap sebagai perpanjangan dari warisan Fransiskus.

    2. Kardinal Fridolin Ambongo Besungu

    Presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, Fridolin Ambongo Besungu, menjadi berita utama ketika ia menolak deklarasi kontroversial Paus Fransiskus.

    Kapusin yang konservatif itu menyatakan doktrin Fiducia supplicans, yang mengizinkan para pendeta memberkati pasangan yang belum menikah dan pasangan sejenis, batal demi hukum di benua Afrika.

    Besungu mendapat berkat dari Paus Fransiskus dalam sebuah pertemuan darurat pada 2023 tak lama setelah ajaran itu dirilis, demikian dilaporkan Catholic Herald.

    Kepausan Besungu akan dipandang sebagai teguran keras terhadap prinsip-prinsip Paus Fransiskus yang condong ke kiri.

    Paus saat ini mengangkat Besungu sebagai kardinal pada 2019.

    3. Kardinal Wim Eijk 

    Willem Jacobus Eijk adalah seorang mantan dokter medis.

    Ia dianggap sebagai salah satu kandidat terdepan yang paling konservatif.

    Pada 2015, Eijk membantu menulis “Sebelas Kardinal Berbicara tentang Pernikahan dan Keluarga: Esai dari Sudut Pandang Pastoral”.

    Artikel itu dengan tegas menentang dukungan Paus Fransiskus terhadap pernikahan sipil ulang jika tidak menerima pembatalan pernikahan pertama.

    Eijk menulis bahwa hal itu adalah suatu bentuk perzinahan yang terstruktur dan dilembagakan.

    Eijk juga mengkritik ketidakmampuan Paus saat ini untuk melawan usulan Konferensi Uskup Jerman yang mengizinkan kaum Protestan menerima Ekaristi di gereja-gereja Katolik.

    Dalam sebuah tajuk rencana, Eijk menyebut keputusan Paus tentang masalah tersebut tidak bisa dipahami.

    Eijk diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2012.

    4. Kardinal Peter Erdo

    Peter Erdo dari Hungaria telah lama menjadi tokoh penting dalam politik gereja kontemporer.

    Sebagai seorang konservatif, Erdo sebelumnya menentang praktik umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus.

    Erdo juga vokal menentang negara-negara Eropa yang menerima pengungsi, dengan menyatakan bahwa hal itu sama saja dengan perdagangan manusia.

    Erdo diangkat menjadi kardinal pada 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II.

    5. Kardinal Luis Antonio Tagle

    Luis Antonio Tagle berasal dari Filipina. Ia menjabat sebagai wakil prefek untuk Bagian Evangelisasi Pertama di Departemen Evangelisasi dan sebagai presiden Komisi Antar Departemen untuk Religius yang Ditahbiskan.

    Tagle dijuluki Paus Fransiskus Asia. Ia dianggap condong ke kiri dan kritis terhadap perlakuan gereja terhadap kaum LGBT dan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. 

    Dalam sebuah wawancara pada 2015, ia mengatakan sikap keras gereja terhadap kaum gay, janda yang cerai, dan ibu tunggal telah merusak tujuannya untuk menyebarkan Injil.

    Tagle adalah orang Filipina ketujuh yang diangkat menjadi kardinal dan akan menjadi paus pertama yang berasal dari benua Asia jika terpilih. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012.

    6. Kardinal Raymond Burke

    Raymond Burke dianggap sebagai tokoh konservatif terkemuka di gereja tersebut.

    Ia adalah pendukung misa Latin dan kerap mengkritik Paus Fransiskus yang dianggap liberal.

    Warga asli Wisconsin dan mantan uskup agung St. Louis itu menentang kesediaan Paus Fransiskus untuk mengizinkan pasangan yang bercerai dan menikah lagi menerima Ekaristi.

    Burke juga menentang bahasa baru Gereja seputar kontrasepsi buatan, kaum gay, dan pernikahan sipil. Ia menyatakan hal itu sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.

    Burke diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2010.

    7. Kardinal Mario Grech

    Sekretaris jenderal Sinode Uskup saat ini, Mario Grech dianggap sebagai calon penerus Paus Fransiskus yang moderat.

    Sebelumnya, ia pernah berbicara tentang perlunya menjangkau mereka yang dikucilkan dari Gereja karena seksualitas atau status perkawinan.

    Dalam pidatonya pada 2014 di Sidang Umum Luar Biasa Sinode Para Uskup, Grech menyoroti perlunya gereja untuk menjaga kesinambungan pengajaran sambil memberi ruang bagi kreativitas dalam metodologi berbicara kepada umat.

    Grech diangkat menjadi kardinal pada 2020 oleh Paus Fransiskus.

    8. Kardinal Matteo Zuppi

    Presiden Konferensi Episkopal Italia, Matteo Zuppi lahir di Roma dan menjabat posisi penting sebagai uskup agung Bologna, Italia. Ini menjadikannya orang dalam di Vatikan pimpinan Fransiskus.

    Sebagai orang kepercayaan Fransiskus, Zuppi diminta pada 2023 untuk melaksanakan misi perdamaian penting di Ukraina. Iabertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

    Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • 3 Alasan AS Kini Dukung Rusia untuk Melawan Ukraina

    3 Alasan AS Kini Dukung Rusia untuk Melawan Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS), yang kini dipimpin oleh Presiden Donald Trump, telah berubah haluan dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Washington kini mulai mendukung Moskow.

    Lalu apa sebabnya? Berikut beberapa alasan mengapa AS kini terlihat mendukung Ukraina, dirangkum CNBC Indonesia dari beragam sumber, Kamis (27/2/2025).

    AS Ingin Segera Akhiri Perang Ukraina

    Sejak menjabat, pemerintahan Trump mengatakan bahwa mereka setuju untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini dilakukan untuk mengakhiri perang di Ukraina. 

    Pada pertengahan Februari lalu, AS dan Rusia telah melakukan pertemuan yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi. Dalam pertemuan, empat setengah jam di ibu kota Saudi berlangsung, Rusia memperkeras tuntutannya, terutama menegaskan tidak akan menoleransi aliansi NATO yang memberikan keanggotaan bagi Ukraina.

    Ini adalah pertama kalinya pejabat AS dan Rusia duduk bersama untuk membahas cara menghentikan konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II (PD 2). Perlu diketahui penghentian perang yang AS danai, termasuk Ukraina, menjadi salah satu program kampanye Trump.

    Meski demikian, sebenarnya pembicaraan itu sendiri tidak mengajak Ukraina di dalamnya. Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa ia telah menunda kunjungan ke Arab Saudi yang direncanakan pada hari Rabu hingga bulan depan.

    Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan keputusan tersebut dibuat untuk menghindari pemberian “legitimasi” bagi perundingan AS-Rusia. Kyiv mengatakan perundingan tentang cara mengakhiri perang tidak boleh dilakukan tanpa sepengetahuan Ukraina.

    Trump Buka-bukaan ‘Kangen’ Putin, Ingin Rusia Kembali Geng G-8

    Beberapa waktu lalu Trump mengaku menginginkan kehadiran Rusia kembali dalam kelompok negara-negara ekonomi terkuat dunia, G8. Hal ini terjadi saat Trump terus memberikan sinyal bahwa dirinya akan memperbaiki hubungan antara Washington dan Moskow yang memburuk pasca perang Ukraina.

    Dalam pernyataannya, Trump menegaskan kembali bahwa bergabungnya Rusia di G8 adalah sesuatu yang penting. Diketahui, Rusia sempat dikeluarkan dari kelompok itu pada tahun 2014 setelah melakukan aneksasi terhadap wilayah Semenanjung Krimea dari Ukraina.

    “Saya ingin mereka kembali. Saya pikir adalah sebuah kesalahan untuk menyingkirkan mereka. Begini, ini bukan masalah menyukai Rusia atau tidak menyukai Rusia. Ini adalah G8,” kata Trump di Gedung Putih pekan lalu, seperti dikutip Russia Today.

    Rusia menjadi anggota kelompok tersebut pada tahun 1997. Anggota kelompok itu sendiri juga meliputi Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, dan UE.

    Trump telah berulang kali mengkritik pengecualian Rusia dari kelompok itu dan melontarkan gagasan untuk mengembalikannya selama masa jabatan pertamanya. Pada saat itu, usulan tersebut ditolak oleh anggota klub G7 lainnya. Sementara Moskow sendiri tampaknya tidak menunjukkan minat untuk kembali.

    Ingin Bekerja Sama di Bidang Ekonomi dengan Rusia

    Ekonomi Rusia diketahui mengalami tekanan seiring dengan stimulus fiskal yang besar, suku bunga yang melonjak, inflasi yang sangat tinggi, dan sanksi Barat berdampak buruk pascaserangan Moskow ke Ukraina. Namun, setelah tiga tahun perang, AS justru bisa memainkan peran baru sebagai juru selamat.

    Trump mendorong kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang di Ukraina dengan mengambil sejumlah pernyataan keras kepada Ukraina, yang disalahkan atas terjadinya perang itu. Trump juga disebut sedang mempertimbangkan pencabutan sanksi terhadap Moskow.

    “Dorongan Washington muncul saat Moskow menghadapi dua pilihan yang tidak diinginkan,” menurut mantan wakil ketua bank sentral Rusia, Oleg Vyugin, kepada Reuters, awal pekan ini.

    “Rusia dapat menghentikan peningkatan pengeluaran militer saat menekan untuk mendapatkan wilayah di Ukraina atau mempertahankannya dan membayar harganya dengan pertumbuhan yang lambat selama bertahun-tahun, inflasi yang tinggi, dan standar hidup yang menurun, yang semuanya membawa risiko politik.”

    Meskipun pengeluaran pemerintah biasanya merangsang pertumbuhan, pengeluaran non-regeneratif untuk rudal dengan mengorbankan sektor sipil telah menyebabkan pemanasan berlebihan. Hal ini kemudian membuat suku bunga sebesar 21% memperlambat investasi perusahaan dan inflasi tidak dapat dijinakkan.

    “Karena alasan ekonomi, Rusia tertarik untuk menegosiasikan akhir diplomatik dari konflik tersebut,” tutur Vyugin.

    “(Ini) akan menghindari peningkatan lebih lanjut dalam pendistribusian ulang sumber daya yang terbatas untuk tujuan yang tidak produktif. Itulah satu-satunya cara untuk menghindari stagflasi.”

    Meskipun Rusia tidak mungkin dengan cepat mengurangi pengeluaran pertahanan, prospek kesepakatan dengan AS akan meredakan tekanan ekonomi lainnya. Ini dapat membawa keringanan sanksi dan akhirnya kembalinya perusahaan-perusahaan Barat.

    “Rusia akan enggan menghentikan pengeluaran untuk produksi senjata dalam semalam, takut menyebabkan resesi, dan karena mereka perlu memulihkan angkatan darat,” tutur Alexander Kolyandr, peneliti di Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA).

    “Tetapi dengan melepaskan beberapa tentara, itu akan sedikit mengurangi tekanan dari pasar tenaga kerja. Tekanan inflasi juga dapat mereda karena prospek perdamaian dapat membuat Washington kurang mungkin memberlakukan sanksi sekunder pada perusahaan-perusahaan dari negara-negara seperti China, membuat impor lebih mudah dan, oleh karena itu, lebih murah.”

    (sef/sef)

  • Mobil China Dominasi Penjualan Mobil Listrik Dunia

    Mobil China Dominasi Penjualan Mobil Listrik Dunia

    Jakarta

    Produsen mobil China memimpin dalam hal kendaraan listrik dunia. Mobil China mendominasi penjualan mobil listrik secara global.

    Menurut data terbaru dari Rho Motion, perusahaan penelitian pasar kendaraan listrik, merek mobil China menguasai 76 persen pangsa pasar mobil listrik dan plug-in hybrid (PHEV) global. Hal itu terjadi berkat ekspansi agresif pabrikan China ke berbagai wilayah baru di dunia.

    Di Eropa, pangsa pasar mobil listrik China bervariasi menurut negara, tetapi mereka telah membuat keuntungan yang sangat kuat di pasar yang kurang berkembang di seluruh dunia.

    Di Jerman, pasar mobil terbesar di Eropa, produsen China menyumbang sekitar 4% dari 578.000 unit mobil listrik yang terjual tahun lalu. Perolehannya sedikit lebih tinggi di Inggris dan Prancis, di mana mereka masing-masing menguasai 7% dan 5% dari total penjualan mobil listrik.

    Di Belanda, Swedia, Norwegia, dan Belgia, mobil listrik China menguasai 6%, 5%, 8%, dan 3% pasar. Sementara itu, kehadiran mereka bahkan lebih menonjol di Spanyol dan Austria, di mana mereka menguasai 10% dan 11% dari total penjualan mobil listrik.

    Di luar Eropa, produsen mobil China menikmati kesuksesan yang lebih signifikan. Di Brasil, 82% dari semua mobil listrik dan PHEV yang terjual pada tahun 2024 berasal dari merek China. Mobil listrik China juga memiliki 77% pangsa pasar di Thailand dan 70% pangsa pasar di Meksiko.

    Laporan itu menyampaikan, mobil China juga menguasai 75% dari semua mobil listrik dan PHEV di Indonesia, 52% di Malaysia, dan 74% di Nepal. Kendaraan listrik juga populer di Australia dan Selandia Baru, dengan penjualan masing-masing sebesar 26% dan 15%.

    Dikutip Carscoops, sebagian dari pencapaian itu dapat dikaitkan dengan fakta bahwa banyak negara yang tidak memiliki industri mobil lokal yang kuat, sehingga merek-merek China memiliki jalan yang lebih mudah untuk mendominasi pasar. Selain itu, industri kendaraan listrik China telah diuntungkan oleh subsidi dan bantuan pemerintah sejak tahun 2009 hingga akhir tahun 2023. Dukungan finansial yang substansial ini memungkinkan mobil listrik dan PHEV China menjadi lebih terjangkau daripada kendaraan dari produsen mobil tradisional.

    (rgr/dry)

  • Perang Dagang AS-China, Kawasan Industri Kendal Bidik Investasi Naik 20% di 2025

    Perang Dagang AS-China, Kawasan Industri Kendal Bidik Investasi Naik 20% di 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Kawasan Industri Kendal (KIK) menargetkan investasi yang akan masuk ke kawasan ekonomi khusus (KEK) tersebut dapat meningkat 20% dari total investasi yang masuk saat ini sebesar Rp141,7 triliun sejak awal berdiri pada 2016. 

    Direktur Eksekutif KIK Juliani Kusumaningrum mengatakan, peningkatan tersebut dapat diraih dengan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah setelah mendapatkan status KEK, serta potensi relokasi pabrik akibat perang dagang AS-China. 

    “Tentunya targetnya sangat besar dari Kemenko dari Dewan Nasional, kita akan terus naikkan target, kisarannya di angka 20%-an naik dari sebelumnya,” ujar Juliani saat ditemui di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (27/2/2025). 

    Dia membenarkan bahwa saat ini ekonomi global sedang menghadapi ketidakpastian, salah satunya dengan perang dagang yang berlangsung. Kondisi ini dipicu pengenaan tarif tinggi bea masuk ke AS dari Presiden Donald Trump untuk sejumlah negara seperti China, Meksiko, dan lainnya. 

    Pihaknya melihat terdapat lonjakan investasi dalam 2 tahun terakhir, yang terbesar dari China sebanyak 39% dari total investor yang ada di KIK saat ini sebanyak 124 perusahaan. Juliani menilai kenaikan investasi dari China sedikit banyak disebabkan oleh relokasi usaha dan ekspansi industri. 

    “Dengan kawasan ekonomi khusus tadi kita berhasil menarik sejumlah nilai investasi, selama zaman Covid-19 memang kita banyak sekali mengandalkan investasi dari dalam negeri dan investasi dari luar negeri sendiri itu mulai kembali pada 2023. Puncaknya 2024 dan lanjut sampai sekarang,” jelasnya. 

    Adapun, KIK mencatat realisasi investasi yang telah berjalan di kawasan tersebut mencapai Rp86,57 triliun hingga 2024. Sepanjang tahun lalu, KIK tersebut mencatat investasi Rp42,7 triliun. 

    Sejak pertama kali dibuka pada 2016, total investasi yang telah terparkir di KIK sebesar Rp141,7 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 61.720 orang hingga 2024. Jika dibandingkan dengan 2022, investasi yang masuk kala itu masih di angka Rp32,84 triliun. 

    Di samping itu, Juliani menerangkan bahwa dari total 124 perusahaan yang masuk ke KIK, sebesar 29% merupakan industri tekstil dan garmen, 19% merupakan otomotif dan energi baru terbarukan (EBT), 17% elektronik, 8% kemasan, 6% makanan dan minuman, 5% furnitur, dan lainnya. 

    Sementara itu, investor yang datang berasal dari China sebanyak 39%, Indonesia atau dalam negeri 26%, Hong Kong 21%, Taiwan 6%, Korea Selatan 3%, Malaysia 2%, Jerman 1%, dan lainnya.

  • Ini Lahan Sitaan Kejaksaan Agung yang Akan Digunakan untuk Program 3 Juta Rumah – Halaman all

    Ini Lahan Sitaan Kejaksaan Agung yang Akan Digunakan untuk Program 3 Juta Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) meninjau lahan koruptor yang disita Kejaksaan Agung di Banten dan Jawa Barat yang akan digunakan untuk Program 3 Juta Rumah.

    Inspektur Jenderal Kementerian PKP Heri Jerman mengatakan, survei dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran kesesuaian lahan yang diusulkan.

    “Lingkup pelaksanaan survei mengacu pada persyaratan kelayakan teknis sebagaimana pada PermenPUPR Nomor 7 Tahun 2022,” kata Heri dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (27/2/2025).

    Kelayakan teknis yang dimaksud meliputi kesesuaian dengan RTRW setempat, ketersediaan jalan akses, bebas banjir dan longsor, dan tidak melanggar garis sempadan bangunan/sungai/pantai.

    Lalu, kelayakan teknis juga meliputi ketersediaan sumber air dan listrik, serta kondisi kesiapan lahan ataupun keperluan pematangan lahan.

    Adapun Kejaksaan Agung melalui Badan Pemulihan Aset telah menyerahkan beberapa bidang tanah yang sudah Incracht melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan untuk bisa dibangunkan perumahan.

    Sesuai rekomendasi Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung, ada tiga lokasi di Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bogor yang berpotensi dapat dimanfaatkan.

    Pertama, lahan ada di Desa Mekarsari, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak.

    Lahan tersebut terdiri dari 2 hamparan lahan masing-masing seluas 2,4 Ha dan 3,5 Ha dengan status SHGB atas nama PT Harvest Time.

    Lahan sudah didukung infrastruktur dasar permukiman di sekitarnya dan berdekatan dengan Perumahan Citra Maja Raya yang sudah terbangun.

    Lalu, jalan perumahan berupa beton lebar 6 m, ada drainase lingkungan eksisting yang terhubung ke perumahan, serta lahan yang luas dengan sebagian besar merupakan tanah kebun.

    “Lahan siap bangun namun akses hanya bisa melalui area PT. Harvest time. Terdapat Perumahan Citra Maja Raya, perumahan belum diminati dan belum banyak yang menghuni,” ujar Heri.

    Lokasi kedua adalah di Desa Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang yang terdiri atas 1 lahan HGB seluas 2,2 Ha atas nama PT Faduma Jaya.

    Lahan itu bersebelahan dengan Perumahan Cikupa Asri Tangerang yang sudah terhuni dan lahan sudah didukung infrastruktur dasar permukiman.

    Terakhir, lokasi yang berpotensi terdapat di Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

    Luas lahan masing-masing 4,1 ha, 3,9 ha, 3,6 ha, dan 4,9 ha dengan status SHGB atas nama PT Chandra Tribina.

    “Sebelah timurnya berupa jalan tanah dengan lebar 1,5 m – 2m, sebelah barat berupa jalan paving dan perkerasan aspal, juga terdapat jalan akses setapak lebar 1-2 m.

    “Sumber air dan listrik terdekat berjarak +200 m. Dari hasil survei perlu pematangan lahan, karena kontur tanah berbukit dan datar,” ucap Heri.

    Selanjutnya, ketiga lokasi yang sudah disurvei akan dikaji dari segala aspek dan dipertimbagnkan mana yang cocok untuk dilakukan pembangunan.

  • Jadwal Babak 16 Besar Jerman Open 2025: Alwi vs Axelsen

    Jadwal Babak 16 Besar Jerman Open 2025: Alwi vs Axelsen

    JAKARTA – Pebulu tangkis tunggal putra Alwi Farhan mendapat aral sulit karena harus bersua dengan unggulan pertama asal Denmark, Viktor Axelsen, di babak kedua Jerman Open 2025.

    Alwi lolos ke babak kedua ajang Super 300 BWF itu pada Rabu, 26 Februari 2025, malam WIB, setelah mengalahkan tunggal China Taipei, Wang Po Wei, dua gim langsung 21-15 dan 21-16.

    Juara dunia junior 2023 itu satu dari empat wakil Indonesia yang berhasil menembus babak kedua ajang ini. Jumlah itu setengah dari total wakil yang dikirim Indonesia ke Jerman.

    Babak kedua Jerman Open 2025 di Westenergie Sporthalle akan dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat atau pada pukul 19:00 WIB. Duel Alwi versus Axelsen akan tersaji di partai keenam Lapangan 1.

    Di lapangan yang sama bakal turun juga ganda putri Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari. Keduanya bermain di partai kedelapan melawan Amalie Cecilie Kudsk/Signe Schulz dari Denmark.

    Adapun ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja bakal bermain di partai keempat Lapangan 2. Mereka juga menantang wakil Denmark, yakni unggulan keempat Mads Vestergaard/Christine Busch.

    Satu wakil Indonesia lainnya adalah pasangan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu. Ganda campuran ini akan turun di partai keempat di Lapangan 3.

    Jafar/Felisha lolos ke babak kedua turnamen setelah memulangkan unggalan pertama asal Denmark, Jesper Toft/Amalie Magelund.

    Pasangan semifinalis Thailand Masters 2025 tersebut selanjutnya akan bersua dengan wakil India, Ashith Surya/Amrutha Pramuthesh. Ganda tersebut menang walkover di babak pertama.

    Jadwal Wakil Indonesia di Babak 16 Besar German Open 2025

    Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja vs Mads Vestergaard/Christine Busch

    Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu vs Ashith Surya/Amrutha Pramuthesh

    Alwi Farhan vs Viktor Axelsen

    Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya vs Amalie Cecilie Kudsk/Signe Schulz

  • Hashim: Jerman gantikan AS terkait kepemimpinan di JETP

    Hashim: Jerman gantikan AS terkait kepemimpinan di JETP

    Jakarta (ANTARA) – Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo mengungkapkan Jerman menggantikan Amerika Serikat (AS) dalam kepemimpinan di Just Energy Transition Partnership (JETP).

    “Saya bertemu dengan delegasi pemerintah Jerman pada pekan lalu dan delegasi Jerman menyampaikan bahwa pemerintah Jerman memutuskan untuk menggantikan Amerika Serikat terkait kepemimpinan (lead member) dalam JETP,” ujar Hashim di Jakarta, Kamis.

    Perubahan besar terjadi saat Amerika Serikat menarik diri secara resmi dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement, dan kemudian menarik diri dari JETP.

    JETP merupakan kemitraan global untuk mempercepat transisi energi yang adil. JETP bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

    Sebagai informasi, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta menyatakan bahwa Jerman mengambil alih kepemimpinan bersama International Partners Group (IPG) dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) di Indonesia bersama Jepang mulai awal 2025.

    Sejak peluncuran JETP pada KTT G20 Tahun 2022 di Indonesia, Jerman telah menjadi pendukung setia transisi energi Indonesia.

    Dengan salah satu portofolio proyek bilateral terbesar dalam kerja sama pembangunan yang didedikasikan untuk upaya itu, Jerman memperdalam keterlibatannya dengan mengambil tanggung jawab kepemimpinan bersama, dan membantu mendorong fase berikutnya dari implementasi JETP.

    Sementara itu, IPG, yang terdiri dari negara-negara G7, Uni Eropa, Denmark, dan Norwegia, bersama Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) – koalisi global lembaga keuangan terkemuka – berjanji memobilisasi dana 20 miliar dolar AS (sekitar Rp326,1 triliun) guna mendukung tujuan JETP Indonesia.

    Komitmen tersebut bertujuan untuk membatasi emisi, mempercepat pengembangan energi terbarukan secara signifikan, dan mencapai emisi nol bersih di sektor listrik pada 2050.

    Untuk memperkuat komitmen itu, disebutkan bahwa delegasi tingkat tinggi dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Christine Toetzke, mengunjungi Jakarta dari 17–21 Februari.

    Delegasi tersebut berinteraksi dengan pemerintah Indonesia, Co-Lead Jepang, IPG, Sekretariat JETP, dan komunitas JETP yang lebih luas untuk meninjau kemajuan dan mengidentifikasi langkah-langkah penting untuk mempercepat implementasi.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tiga SUV Terbaru Mercedes – AMG Sedang Diuji Coba, Berikut Tampilannya

    Tiga SUV Terbaru Mercedes – AMG Sedang Diuji Coba, Berikut Tampilannya

    JAKARTA – Mercedes-Benz merupakan salah satu pabrikan tersibuk yang sedang mempersiapkan pembaharuan produk untuk pasar global. Diharapkan beberapa model ini dapat meningkatkan penjualan di tengah pasar global yang lesu.

    Pabrikan dari Jerman ini telah merencanakan untuk memperluas lini kendaraannya hingga 19 model gabungan dari facelift ataupun serba baru dalam beberapa tahun ke depan.

    Meskipun demikian, tiga model di antaranya tertangkap kamera mata-mata sedan diuji coba dan merupakan lini kendaraan divisi AMG.

    Melaporkan Carscoops, Kamis, 27 Februari, diketahui tiga mobil tersebut ialah GLS 63 dengan konfigurasi tiga baris, GLE 63 berukuran sedang, dan GLE 53 berwujud SUV-coupe.

    Semua mobil dipasangkan stiker kamuflase dengan dihiasi lampu DRL berbentuk bintang terbaru yang menjadi ciri khas mobil Mercedes-Benz saat ini. Mobil tersebut juga menonjolkan grill yang lebih berkelas seperti E-Class terbaru.

    Sama seperti bagian depannya, motif bintang juga terpancar pada belakangnya dan masing-masing mendapatkan revisi di bagian bumper dan saluran intake sekaligus menambah nilai di jajaran model AMG.

    Karena ini merupakan jajaran AMG, tentu ketiganya diharapkan memiliki mesin dengan performa tinggi. Untuk GLS 63 dan GLE 63 terbaru, akan dibekali dengan mesin V8 4,0 liter dan digabungkan dengan sistem mild-hybrid 48V, memberikan tenaga maksimal 603 hp dan torsi 850 Nm.

    Sementara itu, GLE 53 akan dibekali sistem PHEV yang memberikan tenaga 429 hp dan torsi 560 Nm. Ini dibuktikan dengan kehadiran port pengisian daya di sisi penumpang yang membuktikan mobil tersebut bisa berjalan dengan listrik murni.

    Meskipun detailnya belum diungkap, GLE 53 diperkirakan memiliki mesin 3,0 liter 6-silinder segaris yang memberikan tenaga 536 hp dan torsi 750 Nm.

  • KEK Kendal Sukses Tarik Investasi Rp 141 T, 39% Investor Asal China

    KEK Kendal Sukses Tarik Investasi Rp 141 T, 39% Investor Asal China

    Jakarta

    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, yang terletak di Jawa Tengah, mencatatkan pencapaian gemilang dengan menarik investasi sebesar Rp 141 triliun dalam kurun waktu delapan tahun sejak 2016 hingga 2024. Dari total investasi tersebut, sekitar Rp 86 triliun sudah terealisasi, menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan kawasan industri ini.

    Executive Director KEK Kendal, Juliani Kusumaningrum, mengungkapkan bahwa puncak kedatangan investor terjadi pada tahun 2023-2024, di mana banyak pengusaha yang melakukan relokasi atau memperluas bisnis mereka ke kawasan ini. Hal ini menunjukkan KEK Kendal semakin menarik minat investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

    “Investasi yang berhasil ditarik mencapai Rp 141 triliun, dengan Rp 86 triliun yang sudah terealisasi. Angka ini tentunya akan terus bergeser seiring berjalannya waktu karena proses yang dibutuhkan para investor untuk beradaptasi dan memulai operasi di Indonesia,” jelas Juliani dalam acara media gathering di Menara Batavia, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025).

    Hingga saat ini, KEK Kendal telah kedatangan 124 perusahaan, dengan sekitar 39% di antaranya berasal dari China. Selain itu, sekitar seperempatnya berasal dari Indonesia, dan sisanya merupakan investor dari negara-negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, serta Jerman.

    Adapun sektor industri yang berkembang di KEK Kendal sangat beragam, mulai dari fashion, furniture, alas kaki, otomotif, hingga elektronik. Sebagai kawasan yang mendapatkan berbagai insentif fiskal, seperti tax holiday dan tax allowance, KEK Kendal menjadi pilihan strategis bagi investor yang memenuhi kriteria investasi minimal Rp 100 miliar.

    Salah satu pencapaian penting adalah jumlah tenaga kerja yang terserap. Sejak 2016 hingga 2024, sebanyak 61.984 orang telah bekerja di KEK Kendal, dengan 17.635 di antaranya diterima pada tahun 2024. Tenaga kerja tersebut mencakup mereka yang bekerja langsung di perusahaan-perusahaan di kawasan ini maupun oleh kontraktor yang terlibat dalam pembangunan dan operasional KEK Kendal.

    KEK Kendal terletak sekitar 25 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, yang dapat dijangkau dalam waktu sekitar 35 menit. Lokasi strategis ini semakin memperkuat posisi KEK Kendal sebagai pusat pertumbuhan industri dan investasi di Indonesia.

    Dengan dukungan infrastruktur yang terus berkembang dan fasilitas fiskal yang menguntungkan, KEK Kendal diharapkan dapat terus menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Tengah serta Indonesia secara keseluruhan.

    (ily/rrd)