Negara: Jerman

  • Dokter Suriah di Jerman Mudik Berjemaah, Bangun Sistem Kesehatan yang Hancur

    Dokter Suriah di Jerman Mudik Berjemaah, Bangun Sistem Kesehatan yang Hancur

    Jakarta

    Sebuah misi medis dari Jerman baru-baru ini diyakini telah menyelamatkan nyawa Mohammed Qanbat.

    Mohammed Qanbat, pria berusia 55 tahun asal Kota Hama, Suriah, menjalani operasi jantung terbuka pada bulan April, sebuah prosedur yang sangat jarang dilakukan di Suriah saat ini. Hal ini disebabkan oleh kehancuran sistem kesehatan yang sangat parah selama perang saudara yang berlangsung selama 14 tahun, serta biayanya yang sangat tinggi.

    Namun, baru-baru ini, dokter-dokter Suriah yang datang dari Jerman memasukkan Qanbat dalam daftar pasien yang paling membutuhkan pertolongan.

    “Saya tidak bisa mengungkapkan betapa bahagia dan berterima kasihnya saya,” tutur Qanbat kepada DW.

    “Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kami sudah lama menunggu anak-anak kami datang untuk membantu kami,” lanjutnya, merujuk pada kenyataan bahwa banyak warga Suriah yang melarikan diri selama perang. “Namun mereka tidak melupakan kami. Mereka kembali untuk membantu kami.”

    Masih belum jelas berapa banyak dokter Suriah yang hengkang dari negara tersebut selama perang. Menurut Bank Dunia, sekitar 30.000 dokter melayani populasi Suriah pada tahun 2010, setahun sebelum pemberontakan 2011 yang memicu perang.

    Pada tahun 2020, hanya kurang dari 16.000 yang tersisa, demikian berdasarkan data yang dikumpulkan oleh PBB.

    Statistik menunjukkan lebih dari 6.000 dokter Suriah bekerja di Jerman, sebagian besar di rumah sakit, tetapi itu hanya mencakup dokter yang memegang paspor Suriah.

    Faktanya, bisa jadi ada lebih dari 10.000 dokter Suriah di Jerman, karena banyak dari mereka kini memegang paspor Jerman, sehingga tidak lagi dihitung sebagai staf asing.

    Misi pertama di Suriah

    Setelah tergulingnya diktator Suriah, Bashar Assad, pada awal Desember tahun lalu, sejumlah dokter Suriah berkumpul untuk mendirikan Asosiasi Medis Suriah-Jerman (SGMA).

    “Semua itu dimulai dengan sebuah grup WhatsApp kecil yang berisi para dokter yang mencari cara untuk membantu,” jelas Nour Hazzouri, seorang dokter senior yang ahli gastroenterologi dan bekerja di Rumah Sakit Helios di kota Krefeld, Jerman .

    Hazzouri mengatakan kepada DW, grup WhatsApp itu berkembang menjadi sebuah halaman Facebook, dan kemudian pada pertengahan Januari, SGMA resmi didirikan. Saat ini, asosiasi tersebut memiliki sekitar 500 anggota. “Kami pun terkejut betapa cepatnya grup itu berkembang,” ujar Hazzouri.

    Bulan ini, anggota SGMA menjalankan misi pertama mereka ke negara kelahirn mereka. Sejak awal April, sekitar 85 dokter Suriah dari SGMA telah berada di Suriah untuk memberikan kuliah di sektor pendidikan, menilai kondisi sistem kesehatan Suriah, dan melakukan operasi di seluruh penjuru negara.

    “Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah peralatan medis yang sudah usang di rumah sakit-rumah sakit Suriah,” papar Ayman Sodah, seorang dokter senior dan ahli jantung di Rhön Klinikum di Bad Neustadt, Bayern kepada Al Jazeera setelah keluar dari ruang operasi di Hama.”Jelas bahwa dalam 15 tahun terakhir, tidak ada (peralatan) yang diperbarui,” ujarnya.

    “Sebelum perang, Suriah adalah negara berpendapatan menengah dengan indikator kesehatan yang relatif baik,” lapor Brookings Institution, lembaga pemikir yang bermarkas di Washington.

    Namun, selama perang, rezim Bashar al Assad dan sekutunya, Rusia, secara rutin menargetkan fasilitas kesehatan. Sistem kesehatan semakin memburuk akibat sanksi dan ekonomi yang terpuruk.

    Tidak ada yang mengeluhkan hal itu pada pekan lalu di sebuah aula di ibu kota Suriah, Damaskus, di mana sekitar 300 orang, termasuk mahasiswa kedokteran yang penasaran, otoritas lokal, dan organisasi masyarakat sipil, berkumpul untuk mendengarkan delegasi SGMA berbicara, dengan suasana yang penuh harapan dan optimisme.

    “Saya merasa sangat bersemangat,” ujar Mustafa Fahham, seorang dokter senior di departemen nefrologi dan dialisis di Rumah Sakit Bremerhaven, Jerman Utara, kepada DW di Damaskus.

    “Setiap orang Suriah memiliki ketakutan yang berhubungan dengan rezim Assad. Sekarang ketakutan itu sudah hilang. Jadi saya merasa baik-baik saja, dan saya senang berada di sini di Damaskus, tempat saya akhirnya bisa membantu mendukung sistem kesehatan Suriah,” paparnya.

    “Awal mula misi ini selama liburan Paskah dan Ramadan muncul karena banyak dokter yang ingin mengunjungi keluarga mereka di Suriah, beberapa di antaranya sudah 14 tahun tidak mereka temui,” jelas Hazzouri. “Ini kemudian memunculkan ide untuk memanfaatkan waktu ini juga untuk memberikan bantuan medis.”

    Misi ini dimulai dengan sebuah kuesioner online, dan dalam waktu seminggu, lebih dari 80 sukarelawan mendaftar.

    Hazzouri mengakui, keamanan masih menjadi masalah di beberapa bagian Suriah, sehingga para dokter tidak bisa bekerja di semua tempat. “Namun tantangan terbesar sebenarnya adalah biaya bahan-bahan medis,” katanya.

    Kemitraan yang membantu

    “Para relawan Suriah ini membiayai sebagian besar perjalanan mereka dari koceknya sendiri, membayar biaya perjalanan dan mengumpulkan uang untuk peralatan medis,” kata Hazzouri kepada DW.

    “Banyak yang membawa donasi dari klinik mereka. Sementara itu, kami meluncurkan kampanye penggalangan dana online, yang memungkinkan kami mengumpulkan hampir €100.000 dalam sebulan, sebagian besar dari dokter Suriah di Jerman. LSM Suriah lokal juga mendukung kami dengan donasi bahan-bahan medis,” tambah dokter senior itu.

    Hingga saat ini, tidak ada dukungan resmi dari pemerintah Jerman. Namun, anggota SGMA turut hadir dalam konferensi yang diadakan Kementerian Pembangunan Jerman pada pertengahan Februari lalu, mengenai aliansi rumah sakit Jerman-Suriah, yang menurut Hazzouri adalah “langkah penting menuju kemitraan potensial.”

    Kementerian Kesehatan Suriah juga memberikan dukungan, dengan menyediakan izin bagi para dokter SGMA untuk bekerja.

    Menteri Kesehatan Suriah yang baru, ahli bedah saraf Musab al-Ali, juga sebelumnya bekerja di Jerman dan terlibat dengan Komunitas Suriah di Jerman (SGD), sebuah organisasi advokasi. Dia juga sebelumnya terlibat dalam perjalanan sukarela pulang ke Suriah.

    Betah di Suriah atau di Jerman?

    Sebagian besar relawan medis SGMA menyebutkan, mereka akan kembali ke pekerjaan mereka di Jerman, setelah menuntaskan misi amal itu. Namun, survei terbaru dari Asosiasi Dokter dan Apoteker Suriah di Jerman menemukan bahwa 76% anggota mereka mempertimbangkan untuk kembali ke tanah air asalnya secara permanen.

    Dalam wawancara terbaru dengan media Jerman, para dokter Suriah sering mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang meningkatnya sikap sayap kanan dan anti-imigrasi, serta betapa sulitnya beberapa dari mereka untuk benar-benar diterima di Jerman.

    Kepergian mereka tentu akan berdampak buruk pada layanan kesehatan di Jerman. Meskipun dokter Suriah hanya 2% dari total dokter di Jerman, mereka memainkan peran yang jauh lebih besar di rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik yang kekurangan tenaga medis di bagian timur Jerman.

    “Kami memang mempertimbangkan tetap tinggal di Jerman, dan tentu saja, tidak semua dokter akan pergi sekaligus,” papar Fahham. “Di sisi lain, kami juga setia pada Suriah. Namun saya yakin, kami bisa membuat rencana di mana kami dapat membantu, dan layanan kesehatan Jerman juga tetap tercakup.”

    Faktanya, mata kuliah yang diberikan SGMA di Suriah tidak hanya mengenai pembaruan medis. “Beberapa juga memberikan nasihat kepada mahasiswa kedokteran atau dokter yang mungkin ingin bekerja di Jerman,” papar Muaz al-Moarawi, seorang dokter yang bekerja di kota Gelsenkirchen dan hadir di Damaskus untuk SGMA.

    “Suriah saat ini membutuhkan banyak bantuan, untuk membangun kembali sistem kesehatannya. Tetapi Jerman juga membutuhkan dokter-dokter Suriah dan tenaga medis,” kata al-Moarawi. “Apa yang kami inginkan adalah menjadi jembatan antara Suriah dan Jerman, sebuah jembatan yang bisa menguntungkan kedua belah pihak,” pungkasnya.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Washington DC

    Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat tak luput dari rencana pemangkasan anggaran, yang diwarnai penutupan misi diplomatik di luar negeri. Rencana ini muncul seiring upaya Presiden Donald Trump menekan pengeluaran pemerintah secara lebih luas dan mengurangi peran utama AS di panggung internasional.

    Deplu AS, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), dilaporkan akan mengusulkan perombakan jangkauan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan menghentikan berbagai program dan menutup sejumlah Kedutaan Besar juga Konsulat di seluruh dunia, demi memangkas anggaran hingga hampir 50 persen.

    Proposal tersebut, yang dimuat dalam memo internal departemen yang kini sedang dibahas secara serius oleh para pejabat senior AS, akan menghilangkan hampir semua pendanaan untuk organisasi-organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dukungan finansial untuk pemeliharaan perdamaian internasional akan dibatasi, bersama dengan pendanaan untuk pertukaran pendidikan dan budaya seperti Program Fulbright — salah satu beasiswa AS yang paling bergengsi.

    Memo internal itu, menurut laporan New York Times, menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS akan mengajukan anggaran sebesar US$ 28,4 miliar pada tahun fiskal 2026, mulai 1 Oktober. Jumlah itu disebut US$ 26 miliar lebih rendah dibandingkan angka pada tahun fiskal 2025.

    Disebutkan juga dalam dokumen yang beredar itu, menurut outlet media politik Punchbowl News, soal indikasi penutupan 10 Kedutaan Besar dan 17 Konsulat AS, termasuk misi diplomatik di Eritrea, Luksemburg, Sudan Selatan dan Malta.

    Lima konsulat yang ditandai untuk ditutup berada di Prancis, sedangkan dua konsulat lainnya ada di Jerman. Daftar itu juga mencakup misi diplomatik di Skotlandia dan Italia.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, berusaha meredakan kekhawatiran soal laporan pemangkasan tersebut. Dia menegaskan kepada wartawan bahwa: “Belum ada rencana akhir, anggaran final, dinamika akhir.”

    “Itu terserah kepada Gedung Putih dan Presiden Amerika Serikat saat mereka terus mengerjakan rencana anggaran mereka dan apa yang akan mereka serahkan kepada Kongres,” jelas Bruce.

    Tidak diketahui apakah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mendukung memo internal yang beredar itu. Namun dibutuhkan tanda tangan Rubio untuk pemangkasan apa pun sebelum diserahkan kepada Kongres AS.

    Hanya Kongres AS — di mana Partai Republik membutuhkan beberapa suara Partai Demokrat untuk meloloskan sebagian besar undang-undang — yang dapat mengesahkan pemangkasan semacam itu. Proposal itu kemungkinan akan menjadi pertimbangan besar dalam negosiasi para anggota parlemen AS atas anggaran tahun 2026.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

    Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

    Jakarta

    Amon Kipruto Mely, 20, berpikir bahwa dengan menjual ginjalnya, ia akan memulai hidup baru yang lebih baik. Kehidupannya di sebuah desa di Kenya bagian barat sangat sulit, apalagi setelah pandemi COVID. Ia kesulitan mendapatkan penghasilan tetap, bergonta-ganti pekerjaan, dari dealer mobil, lokasi konstruksi, dan tempat lainnya.

    Lalu suatu hari, seorang teman memberi tahu tentang cara cepat dan mudah untuk mendapatkan 6.000 dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp100 juta.

    “Katanya, kalau jual ginjal, saya akan untung,” ujar Amon. Kedengarannya menggiurkan, tetapi semua itu berujung eksploitasi, keputusasaan, dan penyesalan.

    Laporan ini adalah hasil investigasi kolaboratif selama berbulan-bulan oleh media Jerman Der Spiegel, ZDF, dan DW, yang menelusuri jejak penjual dan pembeli organ.

    Media tersebut menganalisis sejumlah dokumen, berbicara dengan para whistleblower dari dunia medis, dan mengungkap bagaimana jaringan internasional, mulai dari rumah sakit di Kenya hingga lembaga bayangan, mencari calon penerima organ dari Jerman.

    Jaringan ini diduga mengeksploitasi orang-orang yang rentan: Yang muda, sangat membutuhkan uang, dan yang tua, sangat membutuhkan organ untuk tetap hidup.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Sindikat penjual ginjal incar kaum muda miskin

    Amon mengaku tidak diberi tahu tentang risiko kesehatan apa pun dari tindakan itu. “Mereka tidak menjelaskan apa pun kepada saya. Orang yang membawa saya menunjuk orang-orang di sekitar kami dan berkata: Lihat, mereka semua pendonor, dan mereka bahkan langsung kembali bekerja.”

    Setelah operasi, dia hanya diberi uang $4.000, bukannya $6.000 seperti yang dijanjikan. Dari uang itu, dia membeli telepon seluler dan sebuah mobil yang dengan cepat rusak. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk. Dia menjadi sering pusing dan lemah, lalu pingsan.

    Ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya, Leah Metto, terkejut dan baru mengetahui putranya telah menjual ginjal. “Mereka mengambil keuntungan lewat anak-anak muda seperti Amon,” katanya.

    Amon ternyata bukan korban satu-satunya. Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi yang berbasis di Nairobi di Institute of Security Studies in Africa, berbicara dengan beberapa pemuda yang juga mengatakan telah menjual ginjal mereka di Kota Oyugis, 180 kilometer di barat daya Eldoret. “Faktanya, ini adalah kejahatan terorganisasi,” ujar Willis Okumu.

    Ia memperkirakan di Oyugis saja sekitar 100 orang pemuda telah menjual ginjal mereka. Banyak di antaranya kemudian menderita masalah kesehatan, serta depresi dan trauma psikologis.

    Rantai eksploitasi: donor ginjal jadi perekrut

    DW berbicara kepada empat pemuda di Oyugis yang mengatakan telah menjual ginjal dengan harga hanya $2.000 atau sekitar Rp33,6 juta. Mereka menceritakan bahwa, setelah operasi di Rumah Sakit Mediheal di Eldoret, mereka diminta merekrut donor baru dengan komisi masing-masing sebesar $400 (Rp6,7 juta).

    “Ada area abu-abu dalam hukum yang dieksploitasi oleh sindikat ini,” jelas Okumu. “Tidak ada hukum yang melarang Anda untuk menyumbangkan ginjal demi uang dan Anda tidak dapat dituntut atas hal itu,” katanya, mengacu pada informasi yang ia terima dari unit kejahatan terorganisasi transnasional di kepolisian Kenya.

    Namun yang diizinkan menurut hukum Kenya adalah donasi organ kepada kerabat atau untuk alasan altruistik.

    Berbicara kepada DW secara anonim, mantan karyawan Rumah Sakit Mediheal mengungkapkan, jual beli organ transplantasi sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Awalnya, penerima berasal dari Somalia dan donor dari Kenya. Namun kemudian, pada tahun 2022, penerima mulai datang dari Israel dan, sejak tahun 2024, dari Jerman. Untuk mereka, para donor pun diterbangkan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Kazakhstan, atau Pakistan.

    Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para donor diminta menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka adalah kerabat dari penerima yang tidak pernah mereka temui, dan menyetujui pengangkatan ginjal tanpa diberi tahu tentang potensi risiko kesehatan, sementara beberapa dari mereka bahkan belum cukup umur. “Karena kendala bahasa, mereka hanya menandatangani,” kata mantan karyawan tersebut.

    Sindikat mencari pasien dari Jerman, Israel

    Sejak meningkatnya jumlah penerima organ dari Jerman dan Israel, bisnis pun berkembang pesat. Setiap penerima organ diberitakan berani membayar hingga $200.000 untuk sebuah ginjal.

    Mantan karyawan rumah sakit tersebut mengatakan kepada DW, sebuah badan bernama MedLead bertugas untuk mendapatkan donor dan penerima dari berbagai negara.

    Di situs webnya, MedLead mengklaim menyediakan donasi ginjal dalam waktu 30 hari yang “sesuai dengan undang-undang donasi organ” dan bahwa para donor dijanjikan akan “100% altruistik.”

    Di laman Facebook-nya, terdapat video testimoni orang-orang yang berterima kasih kepada MedLead atas bantuannya dalam mendapatkan ginjal baru di Eldoret, Kenya.

    Video terbaru di situs tersebut memperlihatkan Sabine Fischer-Kugler, perempuan berusia 57 tahun dari Gunzenhausen, Jerman, yang telah menderita penyakit ginjal selama 40 tahun.

    Setelah ginjal pengganti pertama berhenti berfungsi, ia sangat ingin mencari ginjal kedua. Namun, daftar tunggu untuk mendapatkan ginjal baru di Jerman panjang; bisa memakan waktu delapan hingga sepuluh tahun.

    Sabine Fischer-Kugler mengatakan hanya bertemu sebentar dengan pendonornya, seorang pria berusia 24 tahun dari Azerbaijan. Kontraknya menyatakan bahwa pendonor tersebut tidak dibayar, meskipun Fischer-Kugler mengatakan bahwa dia membayar antara $100.000 dan $200.000 kepada MedLead.

    “Mungkin saya agak egois karena saya menginginkan ginjal ini, dan yang terpenting, kontraknya tampak baik-baik saja. Namun, jelas. Operasinya tidak sebersih yang terlihat.”

    Berdasarkan hukum Jerman, membayar untuk memperoleh organ adalah ilegal, dan pelanggarnya dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.

    Pria di balik MedLead adalah warga negara Israel bernama Robert Shpolanski. Menurut dakwaan tahun 2016 oleh Pengadilan Magistrat Tel Aviv, ia dituduh melakukan “sejumlah besar transplantasi ginjal ilegal” di Sri Lanka, Turki, Filipina, dan Thailand, bersama seorang pria bernama Boris Wolfman yang diduga memimpin jaringan kriminal. Wolfman juga dituduh terlibat dalam kegiatan transplantasi ilegal di tempat lain.

    “Agak mencurigakan, seharusnya tidak bayar”

    Shpolanski membantah adanya hubungan dengan Wolfman. Dalam email kepada Der Spiegel, ZDF, dan DW, MedLead menyatakan tidak terlibat dalam mencari donor, bahwa semua donor bersifat 100% altruistik, dan bahwa MedLead beroperasi secara transparan dan sepenuhnya mematuhi hukum sejak didirikan.

    Tim investigasi menyamar di Eka Hotel di Eldoret, hanya satu kilometer dari Rumah Sakit Mediheal, untuk berbicara dengan pasien asing yang tengah menunggu transplantasi. Beberapa tampak lemah, dan ditemani anggota keluarga mereka.

    Seorang perempuan dari Rusia, yang sedang menunggu operasi ginjal untuk suaminya, berkata, “Tidak ada yang mau memberikan ginjal secara cuma-cuma.”

    Sementara seorang pria dari Israel berusia 72 tahun yang menjalani dialisis di rumah sakit Mediheal mengatakan: “Ini agak mencurigakan. Anda tidak seharusnya membayar tetapi harus membayar,” katanya.

    Kembali di Nairobi, Dr. Jonathan Wala, kepala Asosiasi Ginjal Kenya, telah merawat beberapa pasien yang kembali dengan komplikasi pascaoperasi. “Kami mendapat laporan dari pasien Israel yang kembali dengan infeksi parah, beberapa dengan ginjal yang pada dasarnya sudah mati.”

    Sementara itu, Amon dan para pendonor lainnya masih terus bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Kesehatan mereka terganggu dan harapan mereka hancur. “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Arti Ekawati
    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 4
                    
                        Cerita Pencari Kerja di Jakarta Job Fair: Sulit Diterima karena Terbentur Syarat hingga Ingin Jadi Pengusaha
                        Megapolitan

    4 Cerita Pencari Kerja di Jakarta Job Fair: Sulit Diterima karena Terbentur Syarat hingga Ingin Jadi Pengusaha Megapolitan

    Cerita Pencari Kerja di Jakarta Job Fair: Sulit Diterima karena Terbentur Syarat hingga Ingin Jadi Pengusaha
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) kembali menggelar Jakarta
    Job Fair
    pada 15-16 April 2025.
    Kali ini, Jakarta Job Fair digelar di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat.
    Dalam pergelaran
    bursa kerja
    tersebut, terdapat sejumlah cerita yang diungkapkan para
    pencari kerja
    atau
    job seeker.
    Dua peserta Jakarta Job Fair, Nova (24) dan Caca (23), mengaku tidak mempermasalahkan pekerjaan yang bisa didapat saat mencari kerja, sekalipun itu di luar minat dan berbeda dengan latar belakang pendidikan mereka.
    Keduanya tidak menutup kesempatan jika memang ada perusahaan yang mau menerima latar belakang pendidikan mereka untuk posisi yang berbeda.
    “Sebenernya dari awal minatnya ke bidang manajemen SDM (sumber daya manusia), cuma kalau misalnya ke depannya ada peluang buat lintas sektor, atau kalau misalnya aku dapet
    company
    yang kebetulan mencari orang di bidang yang lain dan aku tertarik, mungkin bakalan
    move
    jurusan, pindah sektor gitu dan cocok gitu ya, dari pusatnya juga nerima,” jelas Nova saat ditemui di Jakarta Job Fair, Selasa (15/4/2025).
    “Kalau nanti ke depannya enggak tahu keadaannya gimana, mungkin ya udah menyesuaikan. Enggak apa deh lintas sektor gitu karena mengerjakan hal baru juga ya dan sesuai
    passion
    sih,” kata Caca di tempat yang sama, Selasa.
    Senada dengan Nova dan Caca, pencari kerja lainnya, Niko (30), siap ditempatkan di pekerjaan apa pun meski ia sudah memiliki pengalaman bekerja bertahun-tahun.
    Niko mengaku selama dua tahun belakangan ini dirinya melakukan pekerjaan sampingan. Namun, saat ini ia ingin punya pekerjaan utama yang lebih menjanjikan.
    “Gantinya yang apa ajalah, yang penting ada berpeluang jadi karyawan tetap aja ya. Soalnya umur makin nambah, saingan makin banyak,” ungkapnya.
    Pencari kerja
    lainnya, Jaya (30), juga secara khusus
    mencari pekerjaan
    baru yang sama sekali berbeda dari pekerjaan yang pernah ia lakukan sebelumnya.
    Akan tetapi, ia tetap mempertimbangkan kemampuan dan latar belakang pendidikan yang ia miliki dalam memilih pekerjaan.
    “Cari di bidang apa aja sesuai dengan kriteria saya. Sesuai dengan
    skill
    yang saya punya, kayak Excel,
    data entry
    , saya juga bisa di bidang sistem informasi yang saya ngerti, kuliahnya dulu jurusan Sistem Informasi,” tutur Jaya.
    Tak sedikit dari pencari kerja mengeluhkan soal sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia lantaran terbentur syarat-syarat yang dinilai tidak masuk akal.
    Satu syarat yang paling bermasalah bagi Niko adalah batas usia. Biasanya perusahaan Indonesia memberikan batas usia 25 tahun dalam merekrut pekerja.
    Syarat tersebut cukup menghambat Niko untuk bisa mendapatkan pekerjaan lantaran ia sudah menginjak usia 30 tahun.
    “Kesulitannya paling syaratnya, terutama usia. Usia sangat-sangat jadi penghambat. Saingannya makin bertambah, posisinya makin berkurang (jadi sulit diterima),” kata Niko.
    Sementara itu, berdasarkan pengalaman Nova, melamar posisi magang pun sama sulitnya dengan pekerja tetap.
    “Kalau kita lamar ke
    internship
    pun tetap susah ya. Karena entah itu dari mereka yang mau nyarinya yang
    unpaid
    , atau mereka yang nyarinya emang masih belia. Jadinya susah dari situ juga dari
    internship
    ,” jelas Nova.
    Sementara itu, Caca merasa adanya umpan balik (
    feedback
    ) yang kurang dari perusahaan tempat ia melamar pekerjaan sehingga membuatnya kesulitan dalam mengembangkan diri.
    Menurut Caca, ada baiknya perusahaan memberi kabar terkait proses rekrutmen agar pencari kerja tahu hal apa yang kurang dan harus dikembangkan ke depannya.
    “Dari proses rekrutmen itu kadang enggak ada
    feedback
    -nya. Jadi kita enggak tahu nih, kita kurang di mana, kurang menarik di CV kah, atau
    simply
    karena enggak
    match
    di
    background
    ya,” sahut Caca.
    Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menyebutkan, ada lebih dari 100.000 lapangan pekerjaan yang siap diisi warga Indonesia di Jepang.
    “Jepang itu memberikan kuota yang cukup besar untuk Indonesia, hampir 148.000. Kalaulah Jakarta bisa mengambil 10.000, harus mulai inventarisasi hari ini,” kata Rano kepada awak media, Selasa (15/4/2025).
    Selain Jepang, Rano juga menyebutkan sejumlah negara yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak.
    Oleh karena itu, hal tersebut disebut dapat dimanfaatkan warga Indonesia, khususnya Jakarta.
    “Bahwa ada potensi lapangan pekerjaan di luar negeri. Taiwan membutuhkan jumlah yang sangat besar, Jepang, Jerman, kemudian termasuk Belanda,” tuturnya.
    Mendengar hal itu, sejumlah pencari kerja merasa tertarik, salah satunya Niko. Di Jakarta Job Fair, Niko berdiri cukup lama untuk mempelajari informasi terkait kesempatan bekerja di luar negeri, khususnya Jepang di salah satu
    booth
    perusahaan mitra.
    Ia mengaku tertarik untuk bekerja di Jepang atau negara Eropa. Menurut Niko, pekerjaan yang ditawarkan di luar negeri memiliki persyaratan yang lebih mudah dibandingkan Indonesia.
    “Sempet cari info yang luar negeri. Cuma, saya bandingkan dengan di Indonesia, enggak serumit di Indonesia ya. Di sana kayaknya yang penting ibaratnya mau kerja ajalah,” katanya.
    Jaya berpendapat serupa. Ia menilai, bekerja di luar negeri lebih menjanjikan dibandingkan di Indonesia.
    Namun, sampai saat ini Jaya masih belum cukup yakin dan siap untuk mendaftarkan dirinya bekerja jauh di negeri orang.
    “Sebenarnya tertarik ya, karena yang dijanjikan sama perusahaan luar tuh buat kita
    benefit
    -nya lebih banyaklah. Kita loyal ke perusahaan, perusahaan juga loyal ke kita. Tapi koneksinya saya belum banyaklah buat bisa masuk. Kalau buat negaranya Jepang sih tertarik,” jelas Jaya.
    Berbeda dengan Niko dan Jaya, pencari kerja lainnya, Rifki (24), belum merasa tertarik untuk bekerja ke luar negeri.
    Untuk saat ini, Rifki ingin bekerja di Jakarta saja dan dekat dengan keluarganya.
    “Belum tertarik ke luar negeri sih. Masih mau coba kerja di negara sendiri dulu aja. Enggak mau jauh dari keluarga karena orangtua nungguin di rumah kan, enggak enak ngerantau terus,” kata Rifki.
    Membuka usaha pribadi menjadi alternatif bagi sebagian orang di tengah persaingan ketat dalam mencari kerja.
    Rifki mungkin memang belum tertarik bekerja di luar negeri. Namun, pria lulusan jurusan bisnis ini tertarik untuk mengembangkan usaha makanan dan minuman.
    Namun, untuk saat ini Rifki merasa belum yakin untuk memulai bisnisnya karena peluang untung rugi yang belum pasti.
    “Sempet tertarik, kadang kalau awal-awal agak
    gambling
    gitu kalau usaha. Walaupun udah ada modal, cuma
    gambling
    aja,” kata Rifki.
    Nova pun merasa tertarik setelah membantu ibunya mengelola toko kelontong sambil ia terus berusaha mencari pekerjaan.
    “Jadi kayak meneruskan, mencoba memahami, sambil cari kerja. Karena kan sebelumnya udah punya ilmu, jadi pengin juga diterapin,” kata Nova.
    Selain berbisnis, menjadi pekerja lepas (
    freelance
    ) adalah alternatif lain yang diambil pencari kerja sambil mencari pekerjaan tetap.
    Niko dan Jaya sempat mengambil langkah tersebut, tetapi menghadapi sejumlah penurunan dalam beberapa waktu ini.
    Jaya sudah memulai proyek di bidang teknologi informasi bersama rekannya sejak ia masih bekerja di perusahaan kehewanan. Namun, proyek tersebut agak tersendat beberapa waktu ini.
    “Saya juga lagi ada
    project
    , cuma masih
    stuck
    sekarang,” ungkap Jaya.
    Di samping itu, Jaya juga bekerja sebagai pengemudi
    ojek online
    (ojol). Pendapatannya yang tidak seberapa itu membuat Jaya harus berusaha lebih keras dalam mencari pekerjaan baru.
    Jaya tak mau terus-menerus menjadi pekerja lepas.
    Sama halnya dengan Jaya, Niko juga mengembangkan usaha di bidang yang hampir serupa.
    Selama Niko merawat ibunya yang kurang sehat, ia menawarkan jasa penggunaan kecerdasan buatan (
    artificial intelligent
    /AI) dalam mengelola data.
    Namun, sering kali Niko dipandang sebagai penganggur karena hanya bekerja di depan laptopnya di rumah.
    “Sebenernya lumayan penghasilannya. Cuma keluarga tuh lihatnya itu enggak kerja. Harus keluar rumah, harus apa gitu. Jadi kadang keluarga suka dateng di rumah, ‘Ini di rumah mulu ini,’ cuma saya enggak jelasin kerjaan saya sih. Enggak bakal ngerti juga, udah pada tua,” jelas Niko.
    Bersaing dengan pekerja dari seluruh penjuru dunia untuk mendapatkan proyek membuat Niko harus selalu siaga di depan laptop.
    “Kalau kita keluar rumah jadi enggak bisa dapet duit. Mesti harus
    stand by
    mulu di depan laptop soalnya rebutan sama negara lain juga. Jadi siapa cepat dia dapat,” katanya.
    Dengan munculnya AI yang bervariasi saat ini, Niko mulai kehilangan banyak proyek. Ia tidak lagi bisa bertumpu pada pekerjaan itu.
    Seperti halnya Jaya, Niko harus berusaha lebih ekstra untuk mendapatkan pekerjaan formal yang baru dan layak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korea Selatan Dulu Miskin, Sekarang Negeri Para Chaebol

    Korea Selatan Dulu Miskin, Sekarang Negeri Para Chaebol

    Jakarta

    Sekitar 50 tahun lalu, orang Korea Selatan atau Korsel mungkin tidak pernah membayangkan negaranya bisa semaju sekarang ini. Sebab saat itu Korea Selatan termasuk salah satu negara termiskin di dunia.

    Seperti kita tahu, sekarang Korea Selatan dikenal dengan perusahaan teknologinya, seperti Samsung, LG, dan Hyundai. Budaya K-Pop dari Korsel pun sudah mendunia.

    Bagaimana perekonomian Korea Selatan bisa melesat dengan waktu hanya sekitar 50 tahun? Simak penjelasannya di bawah ini.

    Penampakan Korea Selatan Saat Dulu Masih Miskin nan Kumuh. Foto: VintagesTerpuruk Setelah Perang

    Dilansir dari Korea Expose, kondisi Korea Selatan dahulu sangat melarat, bahkan lebih buruk daripada Korea Utara. Setelah Perang Korea (1950-1953), Korea Selatan mengalami kehancuran.

    Angka harapan hidup negara itu anjlok hingga di bawah 50 tahun, dan setidaknya satu juta warga sipil terbunuh. Orang sudah dinilai beruntung jika bisa makan sehari sekali.

    PDB per kapita Korea Selatan pada 1955 hanya USD 64, namun kini sudah meningkat ratusan kali lipat. Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), PDB per kapita 2025 menjadi USD 37,67 ribu atau sekitar Rp 629 juta (kurs USD 1 = Rp 16.700).

    Peran Park Chung-hee dan Chaebol

    Perubahan besar tersebut salah satunya merupakan peran Presiden Park Chung-hee, seorang diktator militer yang kontroversial. Di balik sisi kontroversial, banyak yang memujinya karena berperan memajukan Korea Selatan. Dia memimpin dari 1961 hingga 1979 setelah dibunuh oleh Kim Jae-gyu, kepala Badan Intelijen Pusat Korea (KCIA).

    Park Chung-hee tak bisa berbuat banyak tanpa chaebol, yaitu kelompok keluarga konglomerat di Korea Selatan. Sebelum dikenal di dunia sekarang ini, perusahaan besar seperti Samsung dulunya menjual gula dan wol, LG menjual plastik, dan Hyundai menjual beras.

    Park memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk bekerja sama. Dia menerapkan pinjaman lunak, subsidi, dan pemotongan pajak, serta pengaturan perizinan. Para chaebol pun dapat tumbuh menjadi konglomerat besar seperti sekarang ini.

    Pada tahun 1960-an, pemerintahan Korsel menekankan pada konstruksi dan industri berat dan kimia, serta mendanai chaebol. Saat itu Samsung mulai mendirikan Korea Fertilizer (1967), sementara Hyundai membangun jalan raya pertama di Korea Selatan yang menghubungkan Seoul dan Busan (1960-an).

    Setelahnya, para chaebol mulai bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Amerika dan Jepang dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Namun produk ekspor mereka hingga awal 1970-an masih terbatas pada pakaian, sepatu, rambut palsu, dan bahkan air seni untuk obat trombosis.

    Baru pada paruh kedua tahun 1970-an, beberapa perusahaan besar mulai terlihat kemajuannya. Samsung mulai mengekspor televisi, radio, dan mesin cuci. Hyundai membuat mobil pertamanya pada 1975 dengan merek Pony.

    Penampakan Korea Selatan zaman dulu. Foto: VintagesDiplomasi dengan Jepang hingga Perang Vietnam

    Park juga membuat kebijakan penting seperti normalisasi hubungan diplomatik dengan Jepang pada 1965. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan semua klaim Korea Selatan terhadap Jepang atas tindakan Jepang selama masa penjajahan. Jepang lalu membayar hibah sebesar USD 300 juta dan meminjamkan USD 500 juta kepada Korea Selatan.

    Dia juga mengirim 300 ribu pasukan ke Perang Vietnam. Dampaknya, AS memberi Korea Selatan lebih dari USD 5 miliar dalam bentuk bantuan langsung, bantuan militer, dan gaji tentara.

    Kebijakan lainnya, Park juga mengirim warga sipil Korsel ke luar negeri untuk mendapat mata uang asing. Misalnya mengirim para wanita muda Korea Selatan ke Jerman Barat pada 1963 untuk bekerja sebagai perawat, dan para pria sebagai penambang.

    Kiprah Park terhenti setelah dibunuh pada 1979 melalui kudeta militer. Saat itu, PDB per kapita Korea Selatan sudah melesat hampir 20 kali lipat sejak Park berkuasa, yakni melampaui USD 1.770.

    Budaya Kolektif

    Pembangunan sumber daya manusia (SDM) pun turut dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Korea dengan kepemimpinan militer selama puluhan tahun membuat budaya kolektif terasa di berbagai lingkungan, seperti keluarga, hingga sekolah.

    Perusahaan pun mendidik karyawan untuk mendahulukan kepentingan perusahaan dan negara dibandingkan kepentingan pribadi. Bahkan pada saat krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an, orang Korea Selatan menyumbangkan emas mereka kepada negara untuk menyelamatkan perekonomian.

    (bai/row)

  • Rusia Tuduh Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia, Fasilitas Militer Ada di Pusat Kota – Halaman all

    Rusia Tuduh Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia, Fasilitas Militer Ada di Pusat Kota – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia mengatakan, dua rudalnya telah menghantam pertemuan perwira militer Ukraina di kota Sumy, Minggu (13/4/2025).

    Ukraina mengatakan, serangan Rusia telah menewaskan 34 orang dan melukai 117 orang.

    Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dengan menempatkan fasilitas militer dan menyelenggarakan acara yang melibatkan tentara di pusat kota yang berpenduduk padat.

    Tidak ada tanggapan langsung dari Kyiv atas tuduhan “tameng manusia” tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya telah menembakkan “dua rudal taktis Iskander-M ke tempat pertemuan” dari apa yang disebutnya kelompok taktis operasional angkatan bersenjata Ukraina.

    Dikatakan bahwa lebih dari 60 tentara Ukraina tewas dalam serangan itu.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut tanggapan internasional yang keras terhadap Moskow atas serangan itu, yang terjadi saat Presiden AS Donald Trump berupaya keras untuk membuat kemajuan terhadap janjinya untuk segera mengakhiri perang.

    Para pemimpin Inggris, Jerman, dan Italia juga mengutuk serangan itu.

    Sementara itu, saat ditanya tentang serangan Sumy, Trump mengatakan pada Minggu malam bahwa ia berusaha menghentikan perang.

    “Saya pikir itu mengerikan dan saya diberitahu mereka melakukan kesalahan, tetapi saya pikir itu hal yang mengerikan. Saya pikir seluruh perang adalah hal yang mengerikan,” katanya kepada wartawan.

    Trump tidak menjelaskan apakah dia mengatakan serangan itu tidak disengaja.

    Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, ditanyai dalam pengarahan hariannya bagaimana Kremlin memandang komentar Trump dan apakah serangan itu dilakukan karena kesalahan.

    Dia menjawab bahwa Kremlin tidak mengomentari jalannya perang, dan ini merupakan urusan kementerian pertahanan.

    “Saya hanya dapat mengulang dan mengingatkan Anda tentang pernyataan berulang dari presiden dan perwakilan militer kita bahwa militer kita menyerang secara eksklusif pada target militer dan target yang berdekatan dengan militer,” katanya, Minggu, dilansir Al Arabiya.

    Kecaman Internasional

    Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorski, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, menyebut serangan itu sebagai “jawaban mengejek Rusia” atas persetujuan Kyiv terhadap gencatan senjata yang diusulkan AS lebih dari sebulan lalu.

    “Saya berharap Presiden Trump, pemerintahan AS, melihat bahwa pemimpin Rusia sedang mengejek niat baik mereka, dan saya berharap keputusan yang tepat diambil,” kata Sikorski kepada wartawan di Luksemburg, tempat para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu, dikutip dari AP News.

    Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mencatat bahwa serangan terhadap Sumy terjadi tak lama setelah utusan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff, berada di Saint Petersburg untuk berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Hal ini menunjukkan bahwa “Rusia menunjukkan ketidakpedulian penuh terhadap proses perdamaian, tetapi juga bahwa Rusia sama sekali tidak menghargai kehidupan manusia,” kata Valtonen.

    Sementara Menteri luar negeri Lithuania, Kestutis Budrys, menggemakan pernyataan Ukraina bahwa serangan Rusia menggunakan bom curah untuk menargetkan warga sipil, dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang menurut definisinya.”

    Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, mengatakan serangan itu menunjukkan bahwa Putin tidak berniat menyetujui gencatan senjata, dan menyerukan agar Uni Eropa “mengambil sanksi terberat terhadap Rusia untuk mencekik ekonominya dan mencegahnya membiayai upaya perangnya.”

    Uni Eropa telah menjatuhkan 16 putaran sanksi terhadap Rusia dan sedang menggodok putaran ke-17, tetapi tindakan tersebut semakin sulit disepakati karena juga berdampak pada ekonomi Eropa.

    MEMBERSIHKAN PUING BANGUNAN – Foto ini diambil dari Layanan Darurat Negara Ukraina (DSNS) pada Selasa (8/4/2025), memperlihatkan petugas layanan darurat Ukraina membersihkan puing-puing bangunan gudang dan bengkel mebel di distrik Obolonsky, Kyiv pada Senin (7/4/2025) setelah dihantam serangan Rusia pada malam sebelumnya. (Telegram DSNS Ukraina)

    Kanselir terpilih Jerman, Friedrich Merz, menggambarkan serangan Sumy sebagai “kejahatan perang yang serius” saat tampil di televisi ARD.

    Merz menegaskan, ia tetap pada seruannya di masa lalu untuk mengirim rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina, sesuatu yang ditolak oleh Kanselir Olaf Scholz yang akan lengser.

    Ia mengatakan, militer Ukraina harus mampu “menangani situasi” dan bahwa setiap pengiriman rudal jarak jauh harus dilakukan setelah berkonsultasi dengan mitra Eropa.

    Ketika ditanya tentang pernyataan Merz, juru bicara Kremlin mengatakan bahwa tindakan seperti itu “pasti akan mengarah pada eskalasi lebih lanjut dari situasi di sekitar Ukraina,” dan mengatakan kepada wartawan bahwa “sangat disayangkan, ibu kota Eropa tidak cenderung mencari cara untuk memulai perundingan damai dan sebaliknya cenderung terus memprovokasi kelanjutan perang.”

    Sebagai informasi, pasukan Rusia bulan ini telah menjatuhkan 2.800 bom udara di Ukraina dan menembakkan lebih dari 1.400 pesawat tak berawak dan hampir 60 rudal berbagai jenis.

    Serangan terhadap Sumy menyusul serangan rudal pada tanggal 4 April di kampung halaman Zelensky, Kryvyi Rih yang menewaskan sekitar 20 orang, termasuk sembilan anak-anak.

    Pada Minggu malam, pesawat nirawak Rusia menyerang Odesa, melukai delapan orang.

    Kepala daerah Oleh Kiper mengatakan sebuah fasilitas medis termasuk di antara bangunan yang rusak.

    Rusia menembakkan total 62 pesawat tak berawak Shahed ke Ukraina pada Minggu malam dan Senin dini hari, kata angkatan udara Ukraina, seraya menambahkan bahwa 40 pesawat hancur dan 11 lainnya diganggu.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Iran Ngadu ke Rusia dan Italia ke AS, Intrik Dua Mitra sebelum Perundingan Kedua Bahas Nuklir – Halaman all

    Iran Ngadu ke Rusia dan Italia ke AS, Intrik Dua Mitra sebelum Perundingan Kedua Bahas Nuklir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi akan mengunjungi Rusia minggu ini, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri pada Senin (14/4/2025).

    Iran akan berkonsultasi dengan Moskow berdasarkan pembicaraan terbaru antara Iran dan Amerika Serikat di Oman, Reuters melaporkan.

    Iran sedang meningkatkan upaya diplomatiknya untuk menyelesaikan sengketa nuklirnya dengan Barat serta melepaskan tekanan dari ekonominya yang terkena sanksi, dan akan menerima kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi minggu ini, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei.

    Iran dan AS mengatakan mereka mengadakan pembicaraan “positif” dan “konstruktif” di Oman minggu lalu dan sepakat untuk kembali bersidang pada hari Sabtu (19/4/2025) dalam sebuah dialog yang dimaksudkan untuk mengatasi meningkatnya program nuklir Teheran.

    Perjalanan menteri luar negeri ke Moskow akan dilakukan pada akhir minggu ini, kata Baghaei.

    Di Iran, minggu ini berakhir pada hari Jumat.

    Perjalanan tersebut “telah direncanakan sebelumnya, tetapi akan ada konsultasi mengenai pembicaraan dengan AS,” kata Baghaei.

    Amerika Serikat menuduh Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir. Teheran mengatakan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil.

    Presiden AS Donald Trump telah mengancam tindakan militer jika tidak ada kesepakatan yang dicapai untuk menghentikan program nuklir Iran, dan mengatakan kemarin bahwa ia bertemu dengan para penasihat di Iran dan mengharapkan keputusan yang cepat.

    Rusia telah memainkan peran dalam negosiasi nuklir antara Barat dan Iran sebagai sekutu Teheran dan penandatangan perjanjian nuklir 2015 yang  ditinggalkan AS  pada 2018.

    Moskow telah menyerukan fokus pada kontak diplomatik alih-alih tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi.

    Minggu lalu, Rusia, Cina, dan Iran mengadakan konsultasi tingkat ahli mengenai program nuklir Iran di Moskow.

    Italia ke AS

    Seperti langkah Iran ke Rusia, justru tuan rumah perundingan selanjutnya yakni PM Italia berencana melakukan kunjungan ke AS.

    Hal ini diberitakan oleh decode39 pada Senin.

    Adapun seperti dikabarkan, putaran kedua perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran akan berlangsung di Italia, setelah putaran pertama yang sukses di Oman.

    Pemilihan Roma menandakan upaya untuk meningkatkan profil diplomatik perundingan.

    Diungkapkan Axios, putaran kedua perundingan nuklir antara AS dan Iran akan diadakan pada hari Sabtu di Roma, Italia.

    Setelah putaran pertama yang sukses di Oman, AS berupaya mempertahankan format langsung — dengan pejabat dari kedua belah pihak di ruangan yang sama.

    AS menyarankan ibu kota Italia sebagai tempat baru, menandakan langkah untuk meningkatkan profil diplomatik pembicaraan tersebut.

    Mediator Oman akan tetap hadir, tetapi Washington menginginkan peralihan dari pembicaraan tidak langsung ke pembicaraan langsung menjadi permanen.

    Wakil presiden AS, JD Vance, akan berada di Roma pada saat yang bersamaan.

    Meskipun tidak ada konfirmasi mengenai keterlibatannya, partisipasi apa pun—bahkan yang simbolis—akan meningkatkan pembicaraan secara signifikan dan menandakan investasi langsung Gedung Putih dalam proses tersebut.

    Pada tanggal 17-18 April, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni akan berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump dan pemerintahannya.

    Diskusi tersebut juga menyinggung perundingan nuklir AS-Iran yang sedang berlangsung di Roma.

    Sebelumnya, negosiasi mengenai program nuklir Iran dilakukan dalam format JCPOA, yang dipimpin oleh E3 (Inggris, Prancis, Jerman).

    Trump tidak pernah mendukung perjanjian itu, dan sekarang kita mungkin melihat pendekatan berbeda yang juga dapat melibatkan Italia.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Motor Matic Honda Ini Dapat Juara Desain, tapi….

    Motor Matic Honda Ini Dapat Juara Desain, tapi….

    Jakarta

    Honda EM1 e: merupakan motor matic Honda yang mendapatkan penghargaan iF Design 2025. Desain motor yang simple namun ikonik jadi nilai tambah tunggangan roda dua ini.

    EM1 e: punya desain yang tidak banyak guratan tarikan agresif, namun simple dan ikonik. Kemudian dengan dimensi yang kompak, motor listrik ini juga mudah digunakan oleh pemula dan cocok untuk kehidupan sehari-hari, serta didukung oleh baterai yang dapat ditukar untuk memenuhi berbagai kebutuhan penggunaan.

    Ini ketiga kalinya bagi Honda sejak 1997 menerima iF Design Award, salah satu penghargaan desain bergengsi dan terkenal di dunia.

    IF Design Award diberikan oleh iF International Forum Design GmbH, sebuah organisasi yang berbasis di Jerman. iF Design Award diadakan setiap tahun sejak tahun 1954, dan dikenal sebagai barometer kualitas desain global.

    Honda EM1 e: juga dijual di Indonesia, motor listrik itu diproduksi oleh PT Astra Honda Motor (AHM).

    Motor ini memiliki harga mulai dari Rp 40 juta dan dapat menempuh jarak hingga 41 km dengan sekali pengisian daya penuh. EM1 e: juga memiliki fitur seperti Combi Brake System (CBS) dan kecepatan maksimal 45 km/jam.

    Well, meski sudah dipasarkan di Indonesia tapi motor listrik ini belum bisa menyaingi kesuksesan Honda BeAT.

    Honda BeAT yang dipasarkan sekarang merupakan model keenam yang secara tampilan tak banyak berubah. Kendaraan tersebut hanya mendapat penyegaran di bagian lampu depan-belakang dan bodi yang lebih runcing.

    Di Indonesia, PT Astra Honda Motor pernah mengatakan Honda BeAT sudah terjual lebih dari 23 juta unit. Ini membuktikan betapa Honda BeAT diminati dalam negeri.

    (riar/dry)

  • Bukan Dolar AS yang Paling Berpengaruh, Daftar 10 Mata Uang Paling Kuat di Dunia

    Bukan Dolar AS yang Paling Berpengaruh, Daftar 10 Mata Uang Paling Kuat di Dunia

    PIKIRAN RAKYAT – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah, menyentuh angka Rp16.787 pada pagi hari tanggal 14 April 2025. Angka ini mendekati level kritis yang pernah terjadi saat krisis moneter 1998, ketika nilai tukar rupiah sempat terpuruk hingga menyentuh kisaran Rp16.800 per dolar AS.  

    Namun, menariknya, pelemahan rupiah ini tidak semata disebabkan oleh kekuatan dolar AS sebagai mata uang utama dunia. Faktanya, dolar AS sendiri bukanlah mata uang yang paling kuat secara nilai nominal jika dibandingkan dengan beberapa mata uang lain. 

    Apa saja mata uang terkuat di dunia? Simak daftarnya.

    1. Dinar Kuwait

    Dinar Kuwait menempati posisi teratas sebagai mata uang dengan nilai tukar tertinggi terhadap dolar AS, di mana satu dolar hanya setara sekitar 0,31 unit mata uang ini. Salah satu faktor utama penguatannya adalah cadangan minyak Kuwait yang sangat besar—sekitar 7 persen dari total global—yang mendukung kestabilan ekonominya.

    Kurs terkini: Rp54.674 per 1 KWD

    2. Dinar Bahrain

    Dinar Bahrain menduduki peringkat kedua dalam daftar mata uang terkuat dunia. Nilai tukarnya berada di kisaran 0,38 terhadap satu dolar AS. Selain kekayaan sumber daya minyak, kondisi iklim investasi yang kondusif turut memperkuat nilai mata uang negara tersebut. 

    Kurs terkini: Rp44.628 per 1 BHD

    3. Riyal Oman

    Mata uang Oman berada di posisi ketiga dalam daftar ini, dengan nilai tukar sekitar 0,39 per dolar AS. Sejak dekade 1960-an, Oman secara konsisten memproduksi lebih dari satu juta barel minyak per hari, yang berkontribusi besar terhadap kekuatan mata uangnya.

    Kurs terkini: Rp43.536 per 1 OMR

    4. Dinar Yordania

    Dinar Yordania termasuk dalam deretan mata uang terkuat di dunia, dengan nilai tukar sekitar 0,71 terhadap dolar AS. Meskipun Yordania tidak kaya akan minyak, kekuatan mata uangnya didukung oleh keberadaan sektor mineral dan diversifikasi ekonominya.

    Kurs terkini:  Rp23.641 per 1 JOD

    5. Pound Inggris

    Pound Inggris berada di peringkat kelima dalam hal kekuatan nilai tukar, dengan 1 dolar AS bernilai sekitar £0,82. Stabilitas ekonomi, peran historis sterling, dan posisi London sebagai pusat keuangan global menjadi faktor utama yang menopang kekuatan mata uang ini.

    Kurs terkini:  Rp21.976 per 1 GBP

    6. Pound Gibraltar

    Mata uang ini memiliki nilai tukar yang setara dengan Pound Inggris, yaitu sekitar 0,82 per dolar AS. Keterkaitannya yang erat dengan sterling serta sektor wisata dan jasa keuangan yang berkembang menjadikan nilai tukarnya tetap kuat.
    Kurs terkini: Rp21.976 per 1 GIP

    7. Dolar Kepulauan Cayman

    Dolar dari Kepulauan Cayman menempati posisi ketujuh dengan nilai tukar sekitar 0,83 per dolar AS. Sistem pajak yang tidak mengenakan pajak langsung serta aktivitas ekonomi yang dinamis menjadikan mata uang ini relatif kuat.

    Kurs terkini:  Rp20.209 per 1 KYD

    8. Franc Swiss

    Mata uang Swiss dikenal sebagai pilihan aman bagi investor dalam masa ketidakpastian global. Dengan nilai tukar sekitar 0,92 terhadap dolar AS, franc Swiss menonjol karena stabilitas politik, rendahnya tingkat utang, dan kebijakan moneter yang hati-hati.
    Kurs terkini: Rp20.527 per 1 CHF

    9. Euro

    Euro digunakan oleh 20 negara anggota Uni Eropa dan memiliki nilai tukar sekitar 0,98 terhadap dolar AS. Kekuatan ekonomi dari negara-negara seperti Jerman dan Spanyol memberikan fondasi kokoh bagi mata uang ini.

    Kurs terkini: Rp19.075 per 1 EUR

    10. Dolar AS

    Meski hanya menempati peringkat kesepuluh dalam daftar mata uang paling kuat secara nilai tukar, dolar AS tetap menjadi standar utama dalam transaksi internasional. Sejak akhir Perang Dunia II, statusnya sebagai mata uang cadangan global memungkinkan Amerika Serikat untuk mengakses pembiayaan global dengan bunga rendah.

    Kurs terkini: Rp16.762 per 1 USD

    Disclaimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran Rakyat Bekasi dengan judul Mata Uang Terkuat Dunia: Rahasia Kekuatan Ekonomi di Balik Angka

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Calon Kanselir Jerman Sebut Serangan di Sumy ‘Kejahatan Perang’ Rusia

    Calon Kanselir Jerman Sebut Serangan di Sumy ‘Kejahatan Perang’ Rusia

    Jakarta

    Calon kanselir Jerman berikutnya, Friedrich Merz, menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang setelah serangan rudal Rusia menewaskan sedikitnya 34 orang, termasuk anak-anak, di kota Sumy, Ukraina.

    Dalam wawancara dengan media publik Jerman, ARD, pada hari Minggu (13/04), pemimpin Uni Kristen Demokrat (CDU) yang beraliran tengah-kanan ini mengatakan bahwa serangan rudal Rusia mematikan itu adalah “kejahatan perang yang disengaja dan diperhitungkan.”

    “Ada dua gelombang serangan, dan gelombang kedua datang saat petugas penyelamat sedang merawat para korban,” kata Merz.

    “Itulah tanggapannya, itulah yang dilakukan (Presiden Rusia Vladimir) Putin terhadap mereka yang berbicara dengannya tentang gencatan senjata,” tambah Merz, seraya menyinggung ada pihak-pihak di Jerman yang “naif” menyerukan perundingan damai dengan Putin.

    “Keinginan kami untuk berdiskusi dengannya ditafsirkan bukan sebagai tawaran serius untuk berdamai, tetapi sebagai kelemahan,” kata Merz.

    Merz masih terbuka untuk kirim rudal Taurus ke Ukraina

    Kanselir yang akan segera menjabat ini juga menegaskan kembali dukungannya untuk memasok rudal jarak jauh Taurus bagi Ukraina, asalkan tindakan tersebut dikoordinasikan dengan para sekutu Eropa.

    Merz mencatat bahwa Inggris, Prancis dan Amerika Serikat (AS) adalah beberapa negara yang telah menyediakan rudal-rudal tersebut kepada Ukraina.

    Meski begitu, Scholz, yang berasal dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri-tengah, ikut mengecam serangan ke Sumy, menyebutnya “biadab” dan mengatakan: “Serangan semacam itu menunjukkan bahwa klaim Rusia yang menginginkan perdamaian tidak sesuai dengan kenyataan.”

    Mantan Dubes Ukraina untuk Jerman kritik kesepakatan koalisi

    Pernyataan tegas Merz terhadap Rusia muncul di tengah pembentukan pemerintahan baru Jerman, di mana CDU dan partai saudaranya dari Bayern, Uni Kristen Sosial (CSU), telah mencapai kesepakatan koalisi dengan SPD. Kesepakatan ini tercapai setelah CDU menang dalam pemilihan umum Jerman yang berlangsung cepat pada bulan Februari lalu.

    Namun, mantan Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrij Melnyk, mengkritik kesepakatan koalisi tersebut. Ia meragukan komitmen pemerintahan baru dalam mendukung Ukraina.

    “Jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin membaca perjanjian koalisi yang tidak jelas ini, dia bisa langsung buka sebotol sampanye Krimea,” kata Melnyk, merujuk pada aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014.

    Melnyk menyayangkan tidak adanya jaminan militer yang jelas dalam kesepakatan koalisi tersebut. Ia juga menyebut bahwa isinya hanya “rumusan umum yang bahkan tidak sesuai dengan Olaf Scholz.”

    Kesepakatan koalisi tersebut mengatakan bahwa Jerman akan secara substansial memperkuat dan melanjutkan “dukungan militer, sipil dan politik” kepada Ukraina bersama dengan mitra-mitranya, dan mengatakan bahwa Jerman akan berpartisipasi dalam rekonstruksi Ukraina, di antara upaya-upaya lainnya.

    Melnyk telah dinominasikan untuk menjadi Duta Besar Ukraina untuk PBB, sehingga ia mungkin akan berhubungan dengan pemerintah baru Jerman di masa depan.

    Apa yang terjadi dalam serangan di Sumy?

    Sedikitnya 34 orang tewas ketika dua rudal balistik Rusia menghantam pusat kota Sumy, Ukraina bagian timur laut, pada hari Minggu (13/04).

    Rudal-rudal tersebut menghantam sekitar pukul 10.15 pagi waktu setempat (07.15 GMT) ketika orang-orang berkumpul untuk merayakan hari raya Minggu Palma.

    Serangan ini terjadi ketika pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang mendorong gencatan senjata di Ukraina.

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “serangan rudal ke Sumy adalah pengingat yang jelas dan tajam tentang mengapa upaya Presiden Donald Trump untuk mencoba mengakhiri perang yang mengerikan ini terjadi pada saat yang genting.”

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa serangan tersebut membuktikan bahwa Rusia mengulur-ulur waktu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    “Jumat (11/04) ini menandai tepat satu bulan sejak Rusia menolak proposal AS untuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat. Mereka tidak takut. Itu sebabnya mereka terus meluncurkan rudal balistik,” kata Zelenskyy.

    “Hanya tekanan, hanya tindakan tegas yang dapat mengubah hal ini,” tambah Zelenskyy.

    Sekjen PBB dan para pemimpin Eropa ikut mengecam

    Serangan ini memicu kemarahan di antara para pemimpin Eropa dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, yang “sangat khawatir dan terkejut” atas kejadian ini.

    Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa serangan tersebut menunjukkan “pola yang menghancurkan dari serangan-serangan terhadap kota-kota di Ukraina dalam beberapa minggu terakhir, dan mengingatkan bahwa “serangan terhadap warga sipil dan fasilitas sipil dilarang oleh hukum humaniter internasional.”

    Sebelumnya pada hari Minggu (13/04), para pemimpin Eropa secara serempak mengutuk serangan di Sumy.

    “Serangan mematikan ini adalah pengingat yang tajam akan pertumpahan darah yang terus berlanjut oleh (Presiden Rusia) Putin,” kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

    Donald Tusk dari Polandia mengkritik serangan sebagai “gencatan senjata versi Rusia” pada “Minggu Palma Berdarah.”

    sementara Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengecamnya sebagai “serangan yang mengerikan dan pengecut”, dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menggambarkannya sebagai “tindakan kriminal”.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Melisa Lolindu
    Editor: Prihardani Purba

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini