Negara: Jerman

  • Angola dan Ethiopia tertarik perdalam kerja sama pertanian dengan RI

    Angola dan Ethiopia tertarik perdalam kerja sama pertanian dengan RI

    Negara lain seperti Finlandia yang kita tahu negara dengan teknologi tinggi, mereka berminat untuk masuk (investasi) di dalam data center

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Angola dan Ethiopia menyatakan minat untuk memperdalam kerja sama di bidang pertanian dengan Indonesia.

    Hal itu disampaikan melalui rangkaian pertemuan bilateral di sela KTT G20 Afrika Selatan 2025. Menko mengatakan kedua negara benua Afrika itu berencana melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada tahun depan untuk menindaklanjuti ketertarikan tersebut.

    “Terkait dengan pertemuan bilateral tadi baik dari Angola maupun Ethiopia menyatakan keinginan untuk berkunjung ke Indonesia. Dan tadi disampaikan mungkin pada kesempatan pertama di tahun depan mereka ingin berkunjung ke Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers di salah satu hotel di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11) malam waktu setempat.

    Pemerintah Indonesia akan menyiapkan langkah teknis melalui kementerian terkait, termasuk melakukan pelaporan kepada Presiden guna membuka peluang pendalaman kerja sama.

    Airlangga menuturkan, sebenarnya sejumlah perusahaan Indonesia telah beroperasi di Ethiopia. Namun, masih memerlukan adanya kerangka kerja sama baru di bidang pertanian guna memperdalam investasi kedua negara.

    “Kalau di Ethiopia, beberapa investor Indonesia sudah masuk di sana, lima sampai enam perusahaan (Indonesia) dan tentunya mereka juga membutuhkan support dari Indonesia terutama untuk di sektor agrikultur dan juga sektor-sektor yang mereka sangat butuhkan yaitu derivatif daripada kelapa sawit,” katanya menerangkan.

    Selain Angola dan Ethiopia, Airlangga menyebut sejumlah negara lain turut menyampaikan minat kerja sama dengan Indonesia di berbagai sektor.

    Finlandia, misalnya, disebut tertarik menanamkan investasi pada industri pusat data (data center).

    “Negara lain seperti Finlandia yang kita tahu negara dengan teknologi tinggi, mereka berminat untuk masuk (investasi) di dalam data center,” kata dia.

    Kerja sama lain yang disinggung yakni penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Dahana dan perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall, mengenai rencana pembangunan fasilitas bahan peledak.

    Sementara di bidang energi, Menko Airlangga menyebut adanya rencana investasi di sektor hulu migas dengan nilai investasi sekitar 2,6 miliar dolar AS.

    “Kemudian juga ada di (sektor) hulu migas dengan perkiraan investasi sekitar 2,6 miliar (dolar AS), namun ini masih tahap lanjutan baik Pertamina dengan mitranya,” katanya.

    Adapun KTT G20 berfokus pada tiga sesi utama yang membahas berbagai tantangan global. Sesi pertama akan membahas isu ekonomi berkelanjutan, peran perdagangan dan keuangan dalam pembangunan, serta masalah utang di negara-negara berkembang.

    ‎Sesi kedua akan berfokus pada pembangunan dunia yang tangguh (resilient world), yang mencakup isu kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan (just energy transition), serta sistem pangan.

    ‎Sementara sesi ketiga akan membahas isu pekerjaan layak (decent work) dan tata kelola kecerdasan buatan (artificial intelligence).

    ‎Sesi ketiga juga akan membahas mengenai mineral kritis yang menjadi usulan dan fokus kepentingan Indonesia pada pertemuan kali ini.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Fitri Supratiwi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Eropa Kesulitan Tangani Pembuangan Sampah Ilegal

    Eropa Kesulitan Tangani Pembuangan Sampah Ilegal

    Jakarta

    Banyak orang rajin mengurus sampah dengan caranya masing-masing. Namun, bagaimana jika sampah mereka dimanfaatkan jadi ladang bisnis geng kriminal?

    Inilah kenyataan di banyak negara Eropa. Badan penegak hukum Uni Eropa, Europol, memperingatkan bahwa “perdagangan sampah ilegal semakin meningkat dan diperkirakan akan makin besar serta makin canggih,” menurut laporan Serious and Organised Crime Threat Assessment 2025. Meski begitu, Europol menolak menjawab sejumlah pertanyaan DW tentang isu ini, dengan alasan ada prioritas lain.

    Europol menyebut lonjakan aktivitas ini banyak didorong oleh kelompok kriminal yang mencari cara untuk menghindari kontrak pembuangan sampah domestik maupun komersial. Mereka memanfaatkan celah korupsi di setiap tahap pengelolaan sampah, memalsukan dokumen, dan membawa limbah melintasi negara-negara Eropa demi memanfaatkan lemahnya penegakan hukum di beberapa wilayah. Pasar gelap ini digambarkan Europol sebagai bisnis “berisiko rendah, berkeuntungan tinggi.”

    Pelakunya adalah campuran antara jaringan kejahatan terorganisir lama dan perusahaan legal oportunistis yang memanfaatkan celah serta inefisiensi sistem. Situasi ini menjadi tantangan besar bagi lembaga-lembaga Uni Eropa yang bertugas menangani kejahatan lingkungan.

    Perdagangan sampah ilegal bernilai miliaran euro

    Masalah ini kembali mencuat setelah ditemukannya gunungan sampah raksasa dekat Sungai Thames di Oxfordshire, Inggris. Pada Rabu (19/11) lalu, laporan menyebut tumpukan setinggi enam meter itu berisi limbah dari sekolah dan otoritas lokal, mengindikasikan penyalahgunaan kontrak pengelolaan sampah milik lembaga pemerintah yang dikerjakan perusahaan subkontraktor resmi.

    Persoalan ini tidak hanya terjadi di Inggris. Meski data akurat sulit diperoleh, kantor anti-penipuan Uni Eropa, OLAF, memperkirakan bahwa “15 sampai 30 persen pengiriman sampah bisa jadi ilegal,” dengan nilai perdagangan mencapai €9,5 miliar (sekitar Rp183 triliun) per tahun. Uni Eropa sendiri mengirim sekitar 67 juta ton sampah legal per tahun di dalam kawasan dan mengekspor 35,1 juta ton ke luar UE melalui perjanjian resmi.

    “Sampah berbahaya atau sampah yang dikelola sembarangan dapat mencemari tanah, air, dan udara. Pergerakan sampah ilegal lintas negara juga merusak upaya UE menuju ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” kata OLAF kepada DW. “Aktivitas ini juga memberi keuntungan tidak adil bagi jaringan kriminal dibandingkan pelaku usaha yang taat aturan.”

    Celah konsep ekonomi hijau yang dimanfaatkan kriminal

    Masalah bertambah rumit karena beberapa jenis sampah membutuhkan biaya tinggi untuk diolah secara legal, seperti elektronik, kendaraan bekas, gas berfluorinasi, tekstil, dan plastik berkualitas rendah. Kondisi ini dimanfaatkan kelompok kriminal yang mempekerjakan ahli industri untuk mengambil bagian yang bisa dijual dan membuang sisanya secara ilegal, termasuk ke Eropa Timur, Asia, atau Afrika.

    Limbah berbahaya seperti sampah konstruksi atau medis sering dicampur dengan material lain agar terlihat layak dijual atau diserahkan ke fasilitas yang bersedia membuangnya secara ilegal tanpa memedulikan dampak kesehatan dan lingkungan.

    Jaringan kriminal makin canggih

    Pada Februari lalu, 13 orang ditangkap di Kroasia karena mengimpor 35.000 ton limbah berbahaya dari Italia, Slovenia, dan Jerman. Europol menyebut limbah itu tidak diolah sebagaimana mestinya, melainkan hanya dikubur atau dibuang begitu saja di sedikitnya tiga lokasi.

    Geng terorganisir tersebut diperkirakan meraup €4 juta (sekitar Rp77 miliar) dengan memanfaatkan jaringan perusahaan legal untuk memindahkan limbah dan menghindari biaya pengelolaan limbah beracun.

    “Jaringan ini memalsukan dokumen, mengatur rute pengangkutan yang rumit, menggunakan perusahaan cangkang, dan mencampur aliran limbah legal dan ilegal agar tidak terdeteksi,” ujar Alexandra Ghenea dari organisasi nirlaba Rumania, ECOTECA, kepada DW. Ia menambahkan bahwa Rumania kerap menjadi tujuan limbah dari Italia, Jerman, Inggris, dan Belgia yang sering kali diklaim sebagai material daur ulang.

    Namun dalam beberapa kasus, praktiknya jauh lebih sederhana. Di Oxfordshire, pelaku hanya membuang limbah di lokasi yang mereka anggap aman. Hal serupa terjadi di Sintesti, pinggiran Bucharest, pada Juli lalu, ketika pembakaran ilegal material daur ulang memicu kebakaran hutan yang hampir mencapai area permukiman. Rumania memang sudah lama berhadapan dengan masalah pembuangan limbah ilegal.

    “Wilayah ini menunjukkan pola berulang: kebakaran yang menghasilkan asap beracun, polusi udara parah, dan lemahnya pemantauan serta penegakan hukum,” kata Ghenea. “Masalahnya bukan ketiadaan aturan, karena kerangka hukum sudah sesuai standar UE. Kelemahannya ada pada penegakan, baik dari sisi kapasitas maupun konsistensi.”

    Penegakan hukum masih lemah

    Meski negara anggota Uni Eropa memiliki aturan dan standar yang seragam, kasus di Rumania menunjukkan bahwa tantangan di lapangan bisa sangat berbeda. Penegakan juga rumit karena pergerakan lintas batas di Eropa sangat mudah.

    “Penegak hukum hanya berinvestasi cukup di beberapa negara anggota,” kata Europol dalam laporan 2022. “Karena banyak aktivitas kejahatan lingkungan dilakukan oleh perusahaan legal, kasus-kasus ini sering dilabeli sebagai kejahatan korporasi atau kejahatan kerah putih. Fakta bahwa jaringan kriminal menggunakan bisnis sebagai kedok membuat pelanggaran ini kurang terlihat.”

    Ini yang dimanfaatkan para pelaku yang mengorbankan kesehatan masyarakat dan lingkungan demi mencari keuntungan. Ketika Eropa berusaha menuju ekonomi yang lebih hijau, kawasan ini masih harus menghadapi segelintir kelompok yang hanya berfokus pada keuntungan finansial.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu dan Adelia Dinda Sani

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

  • Ngebut! BMW Pajang Seri M Terbaru di GJAW 2025

    Ngebut! BMW Pajang Seri M Terbaru di GJAW 2025

    Jakarta

    Berbeda dengan pabrikan lainnya yang lebih memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan. Produsen ternama asal Jerman, BMW, lebih memilih untuk mengajak konsumen setianya untuk test uji adrenalin dengan memperkenalkan M Series yakni The M3 CS Touring dan The M3 Competition, pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025.

    “Di di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 ini, kami menghadirkan BMW Group Pavilion yang dirancang lebih personal agar setiap pengunjung dapat merasa di dalam dunia BMW. Di sini, JOY tidak hanya hadir melalui desain dan performa kendaraan, tetapi juga melalui koneksi yang kami bangun bersama pelanggan, media, dan komunitas yang menjadi bagian dari keluarga besar BMW Group Indonesia,” ucap President Director BMW Group Indonesia, Peter ‘Sunny’ Medalla, di booth BMW yang berada di Hall 7, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City.

    BMW tampilkan enam kendaraan terbaru, termasuk dua model yang diluncurkan di GJAW 2025 yaitu First Ever BMW M3 CS Touring dan New BMW M3 Competition Sedan, serta rangkaian kendaraan performa tinggi lainnya seperti BMW M4 Coupé.

    Selain itu, BMW Indonesia juga membawa berbagai pilihan model favorit pelanggan, mulai dari kendaraan dengan harga paling terjangkau seperti BMW Seri 2, rangkaian kendaraan listrik favorit pelanggan BMW iX1, BMW i4, dan BMW i5, hingga Sports Activity Vehicle paling mewah dan serbaguna, BMW X7.

    Selain total sebelas kendaraan yang dipamerkan di BMW Group Pavilion dan dua belas unit yang tersedia untuk test drive, BMW Group Indonesia juga menghadirkan rangkaian lengkap BMW Original Lifestyle yang mencakup t shirt, topi, tumbler, tas, stroller, hingga baby racer, memberikan pengalaman lebih bagi pelanggan setia BMW dan MINI.

    New BMW M3 CompetitionBMW memperkenalkan M Series terbaru yakni The M3 CS Touring dan The M3 Competition, pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Foto: M Luthfi Andika/detik.com

    Sebagai catatan kedua Seri M terbaru BMW kali ini menawarkan performa ciamik. Diawali dengan New BMW M3 Competition menawarkan BMW M3 Sedan dilengkapi mesin enam silinder segaris berputaran tinggi dengan teknologi M TwinPower Turbo. Mesin 3.0 liter ini memiliki karakter kuat pada putaran tinggi dan menghasilkan tenaga secara linear, khas model berperforma tinggi dari BMW M GmbH.

    Dijelaskan mesin yang ditawarkan ini memiliki banyak elemen yang diadaptasi dari konstruksi mesin balap, seperti crankcase rigid dengan desain closed deck, crankshaft forged ringan, hingga lapisan besi hasil wire arc spray pada silinder. Kepala silinder dibuat menggunakan inti 3D printed yang memungkinkan jalur pendinginan lebih optimal. Sistem pelumasan dan pendinginan dirancang untuk penggunaan ekstrem di trek, termasuk pompa oli map controlled untuk memastikan suplai stabil saat akselerasi tinggi.

    Teknologi M TwinPower Turbo di sini mencakup dua turbo mono scroll, intercooler indirect, kompresor khusus, High Precision Injection dengan tekanan 350 bar, VALVETRONIC, dan Double VANOS.

    Di Indonesia dihadirkan BMW M3 Competition Sedan dengan M xDrive, optimalisasi pada DME meningkatkan tenaga menjadi 390 kW atau 530 hp. Torsi puncak 650 Nm tersedia dari 2.750 hingga 5.730 rpm, menghasilkan akselerasi brutal dan respons berkelanjutan bahkan saat mendekati batas performa. Akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dicapai dalam 3,5 detik dan kecepatan puncak dibatasi hingga 250 km/jam.

    Desain agresif khas M memenuhi kebutuhan teknis untuk pendinginan dan keseimbangan aerodinamika. Kidney grille vertikal besar dengan palang ganda horizontal khas M, fender melebar, side skirt hitam glossy, serta apron depan dan belakang dengan desain khusus mempertegas kemampuan dinamisnya.

    BMW M3 Sedan juga memiliki atap serat karbon sebagai standar. Spoiler atap dilengkapi Gurney flap untuk mengarahkan aliran udara.

    BMW M3 CS TouringBMW memperkenalkan M Series terbaru yakni The M3 CS Touring dan The M3 Competition, pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Foto: M Luthfi Andika/detik.com

    Nah untuk BMW Seri M yang satu ini, juga tidak bisa diandang sebelah mata. Pendatang baru ini melengkapi lini model BMW paling populer, dibangun dari kesuksesan BMW M3 Competition Touring dan memadukan karakter sangat khas model tersebut dengan potensi performa emosional yang lebih menggugah lagi.

    Mesin enam silinder segaris 3.0 liter bertenaga 405 kW atau 550 hp, penyetelan sasis khusus, elemen desain eksklusif, dan pengurangan bobot melalui penggunaan luas komponen carbon fibre reinforced plastic (CFRP) menjadi resep untuk sensasi berkendara yang benar benar terasa seperti mobil balap. Ruang kabin yang lapang pada BMW M3 CS Touring ini dapat dimanfaatkan dengan sangat fleksibel, sehingga karakter berkendara yang sangat dinamis dapat dinikmati di lintasan balap maupun dalam berbagai situasi harian, aktivitas akhir pekan, bahkan perjalanan jarak jauh.

    Karakter performa mesin yang dirancang khusus dan penyaluran tenaga melalui transmisi M Steptronic delapan percepatan serta sistem penggerak semua roda M xDrive menghasilkan sensasi dinamis dan traksi sangat meyakinkan. BMW M3 CS Touring melesat dari 0 hingga 100 km/jam dalam 3,5 detik. BMW M3 CS Touring kini menjadi model Touring tercepat yang pernah mencatatkan waktu di sirkuit legendaris Nürburgring Nordschleife, dengan lap time 7 menit 29,5 detik.

    Mesin ini menggabungkan karakter putaran tinggi khas M dengan penyaluran tenaga linear hingga putaran atas, dilengkapi teknologi M TwinTurbo yang telah ditingkatkan. Peningkatan tekanan boost maksimum dari dua turbo mono scroll menjadi 2,1 bar dan penyesuaian khusus pada manajemen mesin memungkinkan tenaga maksimum BMW M3 CS Touring menjadi 405 kW atau 551 hp. Mesin ini menghasilkan torsi puncak 650 Nm antara 2.750 dan 5.950 rpm, tenaga maksimum pada 6.250 rpm, dan mampu berputar hingga 7.200 rpm.

    Halaman 2 dari 3

    (lth/din)

  • Berlin Bakal Kirim Hujan Duit 1 M Euro ke Hutan Brasil

    Berlin Bakal Kirim Hujan Duit 1 M Euro ke Hutan Brasil

    Jakarta

    Jerman berkomitmen untuk menyumbang €1 miliar selama dekade berikutnya untuk pendanaan hutan hujan global baru milik Brasil. Menteri Lingkungan Hidup Brasil Marina Silva mengumumkan hal ini pada Rabu (19/11) di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Belem. Dukungan besar dari Berlin ini akan disalurkan ke Tropical Forest Forever Facility (TFFF), inisiatif Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.

    TFFF dirancang sebagai mekanisme yang memberi insentif bagi negara-negara yang melindungi hutan hujan tropis dan sekaligus memberi sanksi bagi yang meningkatkan deforestasi, dengan pemantauan berbasis satelit.

    “Ini tentang melindungi hutan hujan tropis, paru-paru planet kita,” kata Menteri Lingkungan Jerman, Carsten Schneider, dan Menteri Pembangunan, Reem Alabali Radovan, dalam pernyataan resminya.

    Apa yang diharapkan Brasil dari TFFF?

    Negara Amerika Selatan ini memperkirakan dana tersebut bisa mencapai $125 miliar, dengan distribusi sekitar $4 miliar per tahun setelah fase awal, hampir tiga kali lipat dari pembiayaan hutan internasional saat ini.

    Hutan hujan sering disebut sebagai “paru-paru hijau” planet karena mampu menyerap gas rumah kaca dalam jumlah besar, membantu mendinginkan atmosfer, dan menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang luas. Namun, mereka menghadapi tekanan meningkat dari pertanian, perluasan padang rumput, dan pertambangan.

    Indonesia juga bakal gelontorkan satu milyar dolar?

    Norwegia telah berjanji menyumbang $3 miliar selama 10 tahun, sementara Brasil dan Indonesia masing-masing berencana menambah $1 miliar.

    Anggota pendiri inisiatif ini termasuk Brasil, Kolombia, Ghana, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, dan Malaysia.

    Hingga 70 negara berkembang dapat menerima manfaat dari dana ini, dengan penerima bebas menentukan penggunaannya asalkan minimal 20% dialokasikan untuk masyarakat adat dan komunitas tradisional.

    Saat peluncuran resmi pada awal November, 53 negara—termasuk 19 negara calon investor—telah menyatakan dukungannya.

    Brasil berharap negara-negara kaya akan berkomitmen awal sebesar $25 miliar, dengan tambahan $100 miliar diperkirakan berasal dari sektor swasta. Sesuai aturan dana, investasi yang terkait dengan bahan bakar fosil dikecualikan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Berkunjung ke Ver-o-Peso, Surganya Oleh-oleh di Kota Belem Brasil”

    (ita/ita)

  • Menteri Bosnia Kirim Helm Nazi ke Diplomat Jerman, Ada Apa?

    Menteri Bosnia Kirim Helm Nazi ke Diplomat Jerman, Ada Apa?

    Jakarta

    Seorang menteri Bosnia Herzegovina mengirimkan sebuah helm Nazi kepada utusan perdamaian internasional Bosnia, diplomat Jerman Christian Schmidt. Ada apa di balik pengiriman helm Nazi?

    Dilansir AFP, Jumat (21/11/2025), Schmidt sejak tahun 2021 bertanggung jawab untuk mengawasi perjanjian damai yang telah berlaku sejak berakhirnya perang antaretnis Bosnia tahun 1992-1995.

    Namun, para anggota parlemen Bosnia–termasuk mantan Presiden Republika Srpska yang dilarang, Milorad Dodik–telah berulang kali mempertanyakan legitimasi Schmidt.

    “Helm ini adalah warisan leluhur Nazi Anda, yang membunuh rakyat saya selama periode tergelap peradaban manusia,” ujar Menteri Perdagangan Luar Negeri Bosnia, Stasa Kosarac, dalam sebuah surat yang diunggah di Instagram yang menyatakan bahwa helm tersebut telah dikirimkan.

    Ia juga mengunggah foto helm Waffen-SS dan menyebut Schmidt sebagai penjajah.

    Ketegangan Schmidt dengan Dodik, yang hingga baru-baru ini menjabat sebagai Presiden Republika Srpska (RS) yang dikelola Serbia di Bosnia, telah mendorong negara itu ke dalam krisis politik terparah dalam beberapa dekade.

    Perang Bosnia tahun 1992-1995, yang merenggut 100.000 nyawa, membuat negara itu terpecah menjadi dua entitas semi-otonom–Republika Srpska milik Serbia dan federasi Muslim-Kroasia. Masing-masing memiliki pemerintahannya sendiri dan terhubung oleh lembaga-lembaga pusat yang lemah.

    (rfs/rfs)

  • Turki Tuan Rumah COP31, Australia Pimpin Negosiasi Iklim

    Turki Tuan Rumah COP31, Australia Pimpin Negosiasi Iklim

    Jakarta

    Turki mendapatkan hak menjadi tuan rumah COP31, sementara Australia setuju memimpin jalannya perundingan konferensi, mengakhiri kebuntuan diplomatik antara dua negara terkait siapa yang akan memegang presidensi konferensi iklim PBB tahun 2026.

    Awalnya, kedua negara bersaing untuk menjadi tuan rumah COP tahun depan, tetapi Turki mendapat dukungan lebih besar.

    Australia mengatakan telah mengeluarkan 7 juta dolar Australia (Rp76,4 miliar) untuk mempersiapkan pencalonannya, mencerminkan keyakinan bahwa dukungan luas negara lain akan menguatkan posisinya.

    Australia akhirnya mengambil jalan tengah dan setuju menerima penyelenggaraan acara pra-COP di kawasan Pasifik serta memimpin negosiasi selama COP31.

    Konferensi ini biasanya menarik puluhan ribu peserta dan membutuhkan kerja diplomasi panjang sebelum berlangsung.

    “Tentu akan menyenangkan kalau Australia bisa mendapatkan semuanya. Namun, kami tidak bisa mendapatkan semuanya,” ujar Chris Bowen, Menteri Iklim Australia, pada Rabu (19/11) di COP30 Brasil.

    “Apa yang kami capai ini adalah keuntungan besar bagi Australia dan Turki,” kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).

    Pemerintah Turki belum memberikan komentar mengenai kesepakatan ini.

    Bagaimana kebuntuan ini terjadi dan terselesaikan?

    Turki dan Australia sama-sama tidak mau mundur sehingga terjadi perebutan posisi di Belem. Jika tidak ada yang mengalah, COP31 otomatis jatuh ke Jerman karena kantor badan iklim PBB berada di negara tersebut.

    Australia menawarkan penawaran sebagai COP Pasifik, bermitra dengan negara-negara kepulauan yang rentan iklim dan menyoroti ancaman kenaikan permukaan laut.

    Pertemuan untuk memutuskan jalan keluar dipimpin oleh Sekretaris Negara untuk Lingkungan Jerman, Jochen Flasbarth. Ia mengatakan kepada AFP bahwa usulan tuan rumah bersama ini bersifat inovatif dan sejauh itu belum ada penolakan.

    Sementara itu, Turki mengajukan pendekatan sebagai negara ekonomi berkembang yang ingin mendorong solidaritas antara negara kaya dan negara miskin, dengan fokus yang lebih global. KTT tersebut akan digelar di kota resor Antalya di kawasan Mediterania.

    Walaupun Australia mendapat dukungan sangat besar dari banyak negara, aturan COP PBB mensyaratkan keputusan berdasarkan konsensus.

    Pada akhirnya, solusi yang jarang terjadi pun dicapai. Turki menjadi tuan rumah konferensi yang melibatkan sekitar 200 negara, sedangkan Australia memimpin jalannya negosiasi.

    Bowen mengatakan ia akan memiliki seluruh kewenangan presiden COP dalam menangani proses negosiasi, termasuk menunjuk fasilitator pendamping, menyiapkan rancangan teks, dan mengeluarkan keputusan penutup.

    Seorang sumber yang mengikuti pembahasan mengatakan kepada Reuters, ada kebingungan mengenai aturan PBB karena biasanya hanya satu negara yang memimpin penuh. Namun, negara-negara peserta akhirnya menerima pembagian peran tersebut.

    Seorang peneliti dari Lowy Institute, David Dutton, menilai kesepakatan ini meringankan beban penyelenggaraan bagi Australia sekaligus membuka peluang bagi Australia dan negara negara Pasifik untuk memanfaatkannya.

    Laporan tambahan oleh Giulia Saudelli

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara

    Editor: Hani Anggraini

    Lihat juga Video: Indonesia akan Jalin Kerja Sama Perdagangan Karbon dengan Austria

    (ita/ita)

  • Dana Bantuan UE Tertahan, Reformasi Palestina Jadi Syarat Utama

    Dana Bantuan UE Tertahan, Reformasi Palestina Jadi Syarat Utama

    Jakarta

    Untuk mendukung pembangunan kembali Gaza sekaligus memastikan Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA) siap mengambil alih pemerintahan, Uni Eropa (UE) menggelar konferensi donor pada Kamis (20/11) di Brussel. Acara ini dihadiri sekitar 60 delegasi, termasuk perwakilan dari sejumlah negara Arab.

    Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Mustafa juga dijadwalkan hadir untuk memberikan laporan tentang reformasi yang sudah dan akan dilakukan sebelum para donor berkomitmen menambah dana.

    UE adalah penyumbang terbesar bagi Palestina dan PA. Dari total bantuan €1,6 miliar (sekitar Rp30,9 triliun) untuk periode 2025 hingga 2027, pencairan sebagian besar dana akan dikaitkan dengan reformasi struktural.

    Guillaume Mercier, juru bicara Komisi Eropa untuk kemitraan internasional, mengatakan bahwa “agar bisa menerima dana, PA perlu melaksanakan reformasi,” termasuk di sektor pendidikan serta pembatasan tunjangan bagi keluarga warga Palestina yang dipenjara oleh militer Israel.

    Selain konferensi pendonor, para menteri luar negeri negara anggota UE juga menggelar pertemuan untuk membahas kontribusi terhadap stabilitas dan keamanan Gaza di masa mendatang serta dukungan terhadap rencana gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat (AS), yang mencakup pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (International Stabilization Force).

    Rencana UE melatih polisi Palestina untuk Gaza

    Sejak 2006, UE membantu PA membangun kepolisian yang lebih efektif dan akuntabel melalui program EU Mission for the Support of Palestinian Police and Rule of Law (EUPOL COPPS).

    Langkah ini sejalan dengan rencana gencatan senjata yang diajukan AS, yang memandatkan Pasukan Stabilisasi Internasional untuk “melatih dan memberikan dukungan bagi pasukan kepolisian Palestina yang telah melalui proses verifikasi.”

    Anouar El Anouni, juru bicara UE untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan, mengatakan kepada DW bahwa “kontribusi baru sedang dipertimbangkan bersama para mitra untuk melengkapi upaya tingkat regional dalam mendukung stabilisasi Gaza ke depan.”

    Kontrol Hamas jadi hambatan pendanaan Gaza

    Rencana AS mencakup pemerintahan transisi oleh komite Palestina non-politik yang mengelola layanan publik di Gaza, di bawah pengawasan “dewan perdamaian” yang dipimpin Trump. Namun, ini masih butuh waktu.

    Saat ini Hamas menguasai sekitar 47% Gaza, sementara militer Israel menguasai 53% sisanya setelah gencatan senjata rapuh pada Oktober lalu. Garis pemisah disebut “garis kuning” yang menandai zona militer Israel.

    Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa sejak kesepakatan damai Oktober, sedikitnya 240 warga Palestina tewas ditembak saat mencoba kembali ke rumah mereka.

    UE menyatakan kesediaannya membantu pembangunan kembali Gaza. Namun, selama Hamas masih menguasai hampir separuh wilayah, kecil kemungkinan pendonor bersedia membiayai rekonstruksi.

    Perdana Menteri PA Mustafa mengatakan bahwa dana UE, setelah dialokasikan, mungkin pada tahap awal “akan mengalir ke wilayah yang saat ini dikuasai Israel,” meskipun “mayoritas warga Gaza berada di luar wilayah itu.”

    Reformasi jadi fokus utama konferensi pendonor

    Awal tahun ini, Prancis dan Arab Saudi memimpin konferensi internasional untuk mendorong solusi dua negara. Deklarasi konferensi mendesak PA melakukan berbagai reformasi, termasuk di sektor pendidikan, yang juga didorong oleh Israel. Israel menuduh buku pelajaran Palestina menghasut kebencian, sementara PA membantah tuduhan itu.

    Isu ini memicu perdebatan terbuka pada September lalu antara menteri luar negeri Israel dan Prancis di X. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menuduh Prancis mengabaikan kekhawatiran soal “penghasutan yang merajalela dalam sistem pendidikan Palestina” serta tidak menentang program tunjangan bagi keluarga warga Palestina yang ditahan militer Israel.

    Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menyebut tuduhan tersebut “sangat tidak adil” dan mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memperoleh komitmen yang belum pernah diberikan sebelumnya dari PA.

    Awal tahun ini, Presiden PA Mahmoud Abbas mengumumkan pencabutan program tunjangan yang sering disebut para pengkritiknya sebagai “pay for slay,” dan mengubahnya menjadi bantuan berbasis kebutuhan, bukan status penahanan anggota keluarga.

    “‘Pay for slay’ telah berakhir pada 1 Agustus,” tulis Barrot di X. “Peninjauan buku pelajaran untuk mencegah penghasutan sedang berlangsung. Kami akan meminta pertanggungjawaban Otoritas Palestina.”

    Pemilu Gaza dalam satu tahun?

    Presiden Abbas memberi tahu UE bahwa pemilu akan digelar dalam satu tahun setelah perang Gaza berakhir. Namun, pemilu tidak termasuk dalam persyaratan reformasi yang diminta UE agar bantuan dapat dicairkan.

    Perdana Menteri Mustafa mengatakan bahwa UE sebenarnya sudah lama memiliki daya tawar untuk mendorong PA menyelenggarakan pemilu, dan bisa saja menautkan pendanaan dengan reformasi demokrasi di tahap lebih awal.

    Namun, para diplomat UE yang berbicara kepada ECFR tanpa menyebut nama mengatakan bahwa kekhawatiran akan kemenangan Hamas membuat UE memilih mempertahankan dukungan untuk PA dan hanya memberikan “pernyataan simbolis” terkait reformasi demokrasi. Laporan itu menyebutkan bahwa “UE sangat khawatir dengan hasil pemilu. Secara pribadi, ada kekhawatiran besar hasilnya bisa sama seperti tahun 2006,” ketika Hamas menang telak.

    Para ahli mengatakan kepada DW bahwa UE mencoba menjaga PA tetap bertahan karena dianggap sebagai satu-satunya alternatif Hamas dalam mewakili rakyat Palestina. Melalui PA, UE berupaya mempertahankan solusi dua negara, meskipun rintangannya besar.

    Saat ini, UE telah menempatkan perwakilan diplomatik senior di Civil-Military Coordination Center (CMCC) di Kiryat Gat, Israel selatan, yang dibentuk Amerika Serikat untuk merencanakan fase berikutnya dari rencana perdamaian. Perwakilan dari sedikitnya 10 negara anggota, termasuk Jerman, berada di lokasi tersebut untuk berdiskusi dengan negara dan lembaga lain mengenai masa depan Gaza.

    Tidak ada pejabat Palestina ataupun organisasi masyarakat sipil yang dilibatkan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

  • Heboh Penerbangan Misterius, Israel Pindahkan Warga Gaza secara ‘Sukarela’?

    Heboh Penerbangan Misterius, Israel Pindahkan Warga Gaza secara ‘Sukarela’?

    Jakarta

    Bukan penerbangan pertama dari Israel, tetapi pastinya yang paling menyedot perhatian. Akhir pekan lalu, sebanyak 153 warga Palestina dari Gaza tiba di Afrika Selatan dengan pesawat sewaan dari Bandara Ramon, Israel. Mereka mendarat tanpa dokumen lengkap.

    Dengan kontrol perbatasan yang begitu ketat -termasuk di wilayah Palestina yang harus mereka lintasi sebelum mencapai bandara -otoritas Afrika Selatan tak habis pikir bagaimana pesawat itu bisa lepas landas.

    Belakangan, terungkap perjalanan itu diatur oleh sebuah organisasi bernama Al-Majd Europe.

    Di situsnya, Al-Majd mengklaim mengurus “evakuasi kemanusiaan”. Namun sejak musim panas lalu, aktivis sudah mencium kejanggalan pada sejumlah penerbangan yang mereka kelola.

    Organisasi bayangan

    Al-Majd mengklaim berdiri di Jerman pada tahun 2010 dan kini berkantor di Yerusalem. Namun, pencarian di registri pemerintah Jerman maupun Israel tidak menemukan keberadaan organisasi tersebut.

    Situsnya menggunakan foto-foto dari krisis di tempat lain, dan mengklaim sebagai milik mereka sendiri. Lokasi server tersembunyi oleh perangkat privasi. Sementara tombol “donasi” tak berfungsi. Penelusuran DW menemukan rekening Bitcoin yang mereka cantumkan hanya pernah menerima setara US$106 – bertolak belakang dengan klaim bahwa aktivitas al-Majd Europe hanya didanai dari donasi.

    Para penumpang Palestina yang terbang ke Afrika Selatan mengaku membayar US$1.500–US$2.000, ditransfer ke rekening pribadi.

    Dua perusahaan sewaan – Fly Yo dari Rumania dan Kibris Turkish Airlines dari Siprus – yang menerbangkan rombongan itu juga ternyata dimiliki pengusaha Israel.

    Operasi pemerintah Israel?

    Rangkaian fakta itu memicu kecurigaan aktivis, politisi, dan media Afrika Selatan bahwa Al-Majd berperan dalam rencana memindahkan warga Palestina dari Gaza.

    “Laporan mengenai warga yang diterbangkan ke tujuan tak jelas oleh Al-Majd sangat mengkhawatirkan,” kata Tania Hary, Direktur Eksekutif Gisha, organisasi Israel untuk kebebasan bergerak warga Palestina. “Entitas yang meragukan ini tampak memanfaatkan keputusasaan orang dan mulai menggerakkan visi Israel soal transfer penduduk Palestina.”

    Pada Februari 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana “Gaza Riviera”, yang mensyaratkan relokasi warga Gaza ke negara ketiga. Pada bulan yang sama, Al-Majd mulai beriklan di media sosial. Maret lalu, pemerintah Israel mengumumkan pembentukan “direktorat emigrasi sukarela” di bawah Kementerian Pertahanan.

    Saat itu pun, kelompok-kelompok HAM di Israel sudah membunyikan alarm. Hingga kini, pegiat mengaku masih belum memiliki informasi mengenai aktivitas direktorat tersebut. Hary menyebut kebijakan “emigrasi sukarela” didukung politisi senior Israel, dan badan intelijen negara pernah mengirim pesan singkat ke warga Gaza, yang “mengundang mereka menjajaki opsi keberangkatan” ke luar negeri.

    DW meminta klarifikasi Kementerian Pertahanan Israel soal kaitan dengan Al-Majd, tetapi tak ada jawaban hingga Selasa (18/11) malam.

    ‘Membantu orang untuk hidup’

    DW berhasil menghubungi seorang pria bernama Omar, nomor yang tercantum di situs Al-Majd. Lewat WhatsApp, dia mengaku sebagai warga Palestina di Yerusalem, namun menolak menyebut nama lengkap dengan alasan keamanan.

    Omar menyebut tudingan mengenai hubungan Al-Majd dengan pemerintah Israel berasal dari Hamas dan Otoritas Palestina – dua kelompok, katanya, yang tak ingin warga Gaza pergi.

    Omar mengakui bahwa untuk membawa orang keluar Gaza menuju bandara di Israel, Al-Majd harus berkoordinasi dengan COGAT, badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel yang mengatur urusan resmi Israel di Gaza.

    “Saya membantu rakyat saya di Gaza, ini bukan emigrasi,” ujar Omar. “Saya membantu mereka yang ingin hidup, bukan mati di Gaza.”

    Namun dia menolak menjawab pertanyaan sulit: hubungannya dengan Lind, bagaimana dia menyewa pesawat milik pengusaha Israel, tentang situs yang tidak bekerja, serta sumber keuangan Al-Majd. Omar juga “tak ingat” berapa banyak warga Gaza yang sudah dibawa keluar oleh Al-Majd.

    Apakah Al-Majd terkait pemerintah Israel, hanya inisiatif warga yang mendukung kebijakan resmi, atau sekadar upaya mencari keuntungan – semuanya masih gelap.

    Kerja sama aparat Israel

    Yang pasti, operasi penerbangan gelap itu mustahil terjadi tanpa restu aparat keamanan Israel.

    Sejak 1967, Israel membatasi ketat pergerakan warga Palestina, dengan kadar ketat–longgar tergantung tensi politik. Sebelum perang terakhir, warga Gaza hanya boleh keluar untuk bekerja, berobat, atau “kasus kemanusiaan luar biasa”.

    Sejak blokade pulih total pasca serangan Hamas 7 Oktober 2023, keluar dari Gaza makin sulit – meski sejak diumumkannya direktorat emigrasi, media Israel melaporkan prosesnya sedikit lebih longgar.

    Tak ada data resmi jumlah warga Gaza yang telah meninggalkan wilayah itu.

    WHO mencatat 2.589 evakuasi medis tahun ini, dengan 5.000 pendamping. Awal 2024, lebih dari 100 ribu warga Gaza diduga sempat menyeberang ke Mesir. Namun sejak Mei, jumlahnya merosot.

    Isu emigrasi yang sensitif

    Kepergian warga Gaza adalah isu politik yang sarat sensitivitas.

    “Setiap orang berhak hidup aman dan bermartabat di negaranya, berhak meninggalkan negara untuk alasan apa pun, dan berhak kembali,” kata Omar Shakir, Direktur Israel–Palestina di Human Rights Watch. “Masalahnya, pemerintah Israel punya rekam jejak panjang mencegah pengungsi Palestina kembali ke rumah.”

    Pada Mei, survei Palestinian Center for Policy and Survey Research menyebut sekitar separuh warga Palestina di wilayah pendudukan ingin mengajukan emigrasi. Kolom komentar di TikTok Al-Majd dipenuhi seruan putus asa.

    “Dalam kondisi Gaza yang hancur seperti hari ini, segala bentuk ‘dorongan’ tidak bisa disebut pilihan bebas,” kata Hary. “Lebih-lebih karena Israel tak menjamin orang yang pergi akan boleh kembali. Kondisi tak layak huni yang dipadukan dengan promosi ‘keberangkatan sukarela’ menandai pola transfer paksa yang dikemas sebagai pilihan.”

    Transfer paksa masuk kategori kejahatan terhadap kemanusiaan menurut hukum internasional.

    “Tak ada unsur sukarela dalam kepergian warga Gaza saat ini,” kata Shakir. “Kebijakan pemerintah Israel memang bertujuan membuat Gaza tak layak dihuni, dan gencatan senjata tak mengubah itu.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza, 10 Orang Tewas”

    (ita/ita)

  • Ada Bocoran! Investor Jerman Ramai-ramai Akan Serbu RI karena Ini

    Ada Bocoran! Investor Jerman Ramai-ramai Akan Serbu RI karena Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ralf Beste, menegaskan bahwa penyelesaian negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) menjadi momentum besar yang akan membuka babak baru hubungan ekonomi kedua pihak. Menurutnya, perjanjian tersebut akan menjadi katalis bagi peningkatan arus investasi dari perusahaan-perusahaan Jerman ke Indonesia.

    “Baru-baru ini kami menyaksikan keberhasilan kesimpulan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa. Kami yakin bahwa perjanjian yang penting dan saling menguntungkan ini akan membuka lebih banyak peluang bisnis bagi Indonesia dan UE serta negara-negaranya,” ujar Ralf Beste dalam Modular Factory Groundbreaking Bosch di Cikarang, Rabu (19/11/2025).

    Manfaat IEU-CEPA tidak semata-mata terletak pada penghapusan tarif, tetapi juga pada perluasan akses pasar, peningkatan iklim investasi, serta terciptanya kepastian usaha bagi pelaku industri dari kedua wilayah. Manfaat konkret itulah yang akan menjadi ukuran utama bagi komunitas bisnis.

    “Ini akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa hasil konkret dan nyata untuk bisnis dimaksimalkan. Tidak hanya dalam hal penghapusan tarif, yang tentu saja merupakan tujuan utama, tetapi juga mengenai peningkatan investasi, iklim, dan akses pasar di kedua belah pihak,” ujarnya.

    Ralf optimistis perusahaan Jerman akan semakin tertarik menanamkan modal di Indonesia setelah melihat peluang yang dibuka oleh perjanjian tersebut, termasuk contoh ekspansi yang sudah dilakukan pemain besar seperti Bosch.

    “Saya yakin komunitas bisnis akan mengukur dengan hasil-hasil ini dan kami mencoba untuk memenuhinya. Dan saya yakin bahwa semakin banyak perusahaan Jerman seperti Bosch yang akan mengikuti (berinvestasi di Indonesia), dan kita bersama-sama mendorong hasil konkret ini agar semakin menarik, Indonesia akan menjadi tujuan investasi besar Jerman,” katanya.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

    Next Article

    Prabowo Soal IEU-CEPA: Kita Telah Mencapai Banyak Kesepakatan!

  • Anak Muda RI Melek Teknologi Jadi Alasan Bosch Investasi di Tanah Air

    Anak Muda RI Melek Teknologi Jadi Alasan Bosch Investasi di Tanah Air

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan industri raksasa asal Jerman, Bosch, memperkuat ekspansi di Indonesia dengan membangun fasilitas manufaktur terbaru di Cikarang. Investasi ini digerakkan oleh potensi besar tenaga muda Indonesia yang dinilai produktif, dinamis, dan melek teknologi.

    President of Bosch for Southeast Asia, Vijay Ratnaparkhe mengatakan, karakteristik generasi muda Indonesia menjadi salah satu pertimbangan utama perusahaan untuk memperdalam investasi. Tenaga muda yang cepat beradaptasi dan memiliki kemampuan teknologi diyakini mampu mendukung pengembangan industri Bosch di masa depan.

    “Terobosan hari ini menandai babak baru bagi Bosch. Ini adalah konfirmasi dari komitmen kami yang berkelanjutan kepada Indonesia. Fasilitas manufaktur baru akan memungkinkan kami untuk memenuhi permintaan orang Indonesia yang terus berkembang dan mendukung kebutuhan produksi dari semua divisi Bosch di bawah satu atap,” kata Vijay di Cikarang, Rabu (19/11/2025).

    Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran besar dalam strategi global perusahaan, terutama karena profil demografinya yang kuat.

    “Indonesia berkontribusi pada strategi global Bosch. Menjadi negara terpadat keempat di dunia, basis konsumen Indonesia yang luas dan tenaga kerja yang dinamis, muda, dan paham teknologi memberikan fondasi yang kuat untuk ekspansi berkelanjutan kami,” jelasnya.

    Selain dukungan demografi, perekonomian Indonesia juga dinilai tangguh dengan pertumbuhan stabil sekitar 5% setiap tahun, di tengah ketidakpastian global. Kondisi ini memperkuat keyakinan Bosch untuk memperluas investasi dan memperbesar peran talenta lokal.

    “Ini memperkuat keyakinan kami bahwa berinvestasi lebih dalam di Indonesia bukan hanya keputusan yang tepat, tetapi juga tepat waktu. Dalam tahap ekspansi kami berikutnya di Indonesia, ada dua bidang utama yang akan kami fokuskan,” bebernya.

    Sebagai bagian dari strategi tersebut, Bosch berkomitmen membangun kompetensi teknis bagi talenta muda Indonesia, khususnya di bidang teknologi manufaktur, untuk memperkuat kapabilitas nasional di era digital industri.