Negara: Jerman

  • Israel Terdiam oleh Kritik Kanselir Jerman Soal Gaza

    Israel Terdiam oleh Kritik Kanselir Jerman Soal Gaza

    Jakarta

    Hingga Rabu sore, belum ada tanggapan resmi dari pejabat tinggi Israel terhadap kritik tajam yang dilontarkan Kanselir Jerman Friedrich Merz awal pekan ini terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza.

    Dalam pidatonya pada Europaforum yang digelar Westdeutscher Rundfunk di Berlin , Merz menyebut situasi di wilayah Palestina itu sebagai “tragedi kemanusiaan dan bencana politik.” Dia mengaku “tak lagi memahami tujuan” Israel menggelar operasi militer teranyar, dan menekankan bahwa meski menyadari beban sejarah, Jerman tidak bisa diam saat “hukum humaniter internasional jelas-jelas dilanggar.” Menurut Merz, “jika batas-batas itu dilewati, maka kanselir Jerman juga harus bersuara.

    Pernyataan Merz merupakan ungkapan paling sengit dari seorang pejabat tinggi Jerman terhadap tindakan Israel di Gaza. Ucapannya itu sontak direspon Duta Besar Israel untuk Jerman, Ron Prosor, yang menyatakan bahwa “kata-kata Kanselir Friedrich Merz memiliki bobot” dan karena Merz adalah sahabat Israel, ucapannya dianggap serius, berbeda dengan pihak yang, menurut Prosor, “hanya mengkritik Israel secara sepihak.”

    Namun dia menegaskan, usai serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel “tidak dapat menerima terbentuknya negara teror Hamas kedua.” Dia menyebut Israel berada dalam dilema, antara menyelamatkan sandera, menjamin bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, dan sekaligus melawan terorisme.

    Prosor menuduh Hamas mengubah sekolah menjadi gudang senjata, masjid menjadi barak, dan rumah sakit menjadi pusat komando. Gerakan perlawanan Islam, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teror oleh Israel, Jerman, dan sejumlah negara lain itu, membantah tuduhan tersebut.

    “Kritik yang mengena”

    Simon Wolfgang Fuchs, pakar Islam dari Universitas Ibrani Yerusalem, mencatat minimnya reaksi pejabat pemerintah Israel terhadap Merz di tengan ramainya liputan media nasional. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa komentar sang kanselir dianggap serius, namun tetap disampaikan dengan hati-hati. “Kemungkinan karena Merz, meski mengkritik, tetap menyampaikan pandangannya dengan cukup hati-hati terkait konsekuensi yang mungkin timbul,” ujarnya.

    Fuchs membandingkan sikap Merz dengan negara-negara Eropa lain yang telah lebih tegas mengecam Israel. “Kanselir Merz justru selama ini sangat berhati-hati. Diamnya elit politik Israel saat ini kemungkinan menjadi tanda bahwa komentar Merz sangat mengena, dan menunjukkan betapa seriusnya kata-katanya disikapi di Yerusalem Barat,” ujarnya merujuk kepada ibu kota baru Israel.

    “Seperti dalam kasus Presiden AS Donald Trump, hanya politisi sayap kanan yang bisa memengaruhi Perdana Menteri yang keras kepala ini,” tulis Haaretz soal kanselir partai konservatif CDU tersebut.

    Kemunduran diplomatik bagi Israel

    Haaretz menuduh, betapa Netanyahu memimpin “perang pemusnahan bermotif politik” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, dengan puluhan warga sipil tewas setiap hari menurut data otoritas kesehatan Gaza. Haaretz menilai sikap hati-hati Duta Besar Prosor, yang biasanya melabeli kritik terhadap Israel sebagai antisemitisme, mengungkap kenyataan pahit bahwa “Israel hanya mendengar sahabat konservatifnya.”

    Peter Lintl, pakar Israel dari lembaga think tank Wissenschaft und Politik di Berlin, menilai bahwa pernyataan Merz tak bisa dilepaskan dari konteks yang lebih besar. Menurutnya, sebagian besar negara anggota Uni Eropa kini mendukung usulan meninjau ulang Perjanjian Asosiasi dengan Israel (Assoziierungsabkommen), yang mempererat hubungan ekonomi, tetapi juga mewajibkan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

    Menurut Lintl, fakta bahwa perjanjian ini kini dipertanyakan menunjukkan bahwa tekanan global mulai dirasakan pemerintahan Benjamin Netanyahu. Ditambah lagi, kritik terhadap Israel juga datang dari pemerintahan dan senator Amerika Serikat yang dikenal pro-zionisme. “Dalam konteks ini, perubahan nada dari Jerman pasti akan didengar,” ujarnya.

    Fuchs menambahkan, kekhawatiran juga dirasakan di dalam negeri. “Banyak warga Israel takut bahwa negara mereka tengah kehilangan reputasi secara drastis, sampai-sampai tak lagi dianggap sebagai bagian dari nilai Barat,” kata Fuchs. “Padahal mayoritas warga Israel merasa menjadi bagian dari Barat dan ingin mempertahankan ikatan tersebut.”

    Tekanan dari arah balik

    Namun, menurut Lintl, kecil kemungkinan pernyataan Merz akan cukup kuat untuk menghentikan jalannya perang. Dia mencatat, tekanan politik terbesar terhadap Netanyahu justru datang dari barisan sendiri, dengan sejumlah anggota kabinetnya menuntut pendudukan permanen Jalur Gaza. Netanyahu sangat bergantung secara politik kepada kelompok ultranasionalis Yahudi, sehingga arah kebijakan sangat bergantung pada kekuatan internal tersebut.

    Haaretz mengakhiri komentarnya dengan seruan kepada para politisi Jerman, untuk tidak lagi secara buta menjamin “hak eksistensi Israel,” tanpa mempertanyakan bagaimana hak itu digunakan. “Tanggung jawab mereka justru terletak pada mempertanyakan bagaimana eksistensi itu dijalankan – terutama karena eksistensi tersebut juga berdiri di atas dukungan mereka.”

    “Sebagai sahabat Israel,” tulis Haaretz, “Merz harus memilih: apakah sasarannya hanya menjadi viral di Instagram atau dia ingin benar-benar bertindak untuk menghentikan pembantaian brutal terhadap anak-anak Palestina di Gaza, yang tampaknya tidak akan segera dihentikan oleh Netanyahu.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Agus Setiawan

    Lihat juga Video ‘Wujud Pesawat Komersial Terakhir di Bandara Yaman Dihancurkan Israel’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempa Bumi M4,8 Guncang Jayapura Papua, Begini Analisa Badan Geologi

    Gempa Bumi M4,8 Guncang Jayapura Papua, Begini Analisa Badan Geologi

    Wafid menegaskan perlu peningkatakan upaya pengurangan risiko bencana, melalui upaya mitigasi struktural dan non struktural di wilayah setempat.

    Gempa bumi ini terekam pula oleh dua stasiun geologi luar negeri yakni Amerika Serikat dan Jerman. Menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa berada pada koordinat 1.876°LS dan 139.990°BT dengan magnitudo M4.9 pada kedalaman 11.9 km.

    Sedangkan, dari data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, menunjukkan bahwa pusat gempa berada pada koordinat 139.82°BT dan 2.02°LS magnitudo M5.0 pada kedalaman 10 km.

    Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak di laut, 83 km Barat Laut Kabupaten Jayapura, Papua.

    Gempa bumi terletak pada koordinat 1.97°LS dan 139.96°BT, dengan magnitudo M4.8 dan kedalaman 14 km.

    Penjelasan BMKG

    Dilansir kanal Regional, Liputan6, gempa magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Kabupaten Jayapura Papua, Kamis pagi (29/5/2025), pukul 06.36.27 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa Kabupaten Jayapura ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,8.

    Episenter gempa terletak pada koordinat 1,97° LS ; 139,36° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 83 Km arah Barat Laut Kabupaten Jayapura, Papua pada kedalaman 14 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas penyesaran bawah laut.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip),” katanya.

    Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa Kabupaten Jayapura ini menimbulkan guncangan di daerah Bonggo Timur, Sarmi dengan skala intensitas III – IV MMI, daerah Demta, Jayapura dengan skala intensitas III MMI, dan daerah Yokari, Jayapura dengan skala intensitas III MMI.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.

     

  • Cek di Sini! Daftar HP Samsung yang Akan Dapat One UI 8

    Cek di Sini! Daftar HP Samsung yang Akan Dapat One UI 8

    Jakarta

    Samsung resmi meluncurkan One UI 8, pembaruan perangkat lunak terbaru yang menghadirkan pengalaman pengguna (UX) canggih dan kecerdasan buatan (AI) berbasis Android 16. One UI 8 menjanjikan rutinitas harian yang lebih sederhana, produktivitas yang lebih tinggi, dan kenyamanan maksimal bagi pengguna perangkat Galaxy.

    Program beta One UI 8 telah dibuka untuk sejumlah perangkat premium, dan berikut adalah informasi lengkap tentang pembaruan ini, fitur unggulan, serta daftar lengkap perangkat yang akan mendapatkan One UI 8.

    One UI 8 Beta

    Program beta One UI 8 telah resmi dibuka untuk perangkat Galaxy S25, S25+, dan S25 Ultra di Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, dan Inggris. Pengguna dapat mendaftar melalui aplikasi Samsung Members untuk mencoba inovasi terbaru ini.

    Peluncuran resmi One UI 8 akan dimulai pada pertengahan 2025, dengan perangkat lipat terbaru seperti Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7 menjadi yang pertama mendapatkannya, diikuti oleh perangkat Galaxy lainnya secara bertahap.

    Berkat kolaborasi strategis antara Samsung dan Google, One UI 8 menjadi salah satu antarmuka pengguna (UI) pertama yang mengadopsi Android 16. Kemitraan ini mempercepat pengembangan dengan berbagi sistem desain, menghasilkan pengalaman pengguna yang lebih mulus dan canggih.

    Fitur Unggulan One UI 8

    One UI 8 menghadirkan tiga pilar utama: multimodal AI, UX yang dioptimalkan untuk berbagai form factor, dan rekomendasi personal yang proaktif. Berikut adalah sorotan fitur-fitur baru:

    Fitur One UI 8 Foto: SamsungMultimodal AI yang Cerdas
    AI di One UI 8 mampu memahami konteks visual dan suara pengguna, memungkinkan komunikasi yang lebih alami. Fitur seperti Now Bar dan Now Brief memberikan insight dan saran yang dikurasi untuk membantu pengguna tetap fokus pada pekerjaan atau rutinitas harian.UX yang Disesuaikan dengan Form Factor
    One UI 8 dioptimalkan untuk berbagai jenis perangkat Galaxy, mulai dari smartphone, tablet, hingga perangkat lipat, untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas pengguna.Personalisasi Proaktif
    Aplikasi Reminder kini lebih intuitif, memungkinkan pengguna mengatur pengingat perjalanan, membagikannya dengan keluarga atau teman, dan mengaktifkannya melalui perintah suara, bahkan saat tangan sibuk.Keamanan dengan Samsung Knox Vault
    One UI 8 dilengkapi Samsung Knox Vault yang mengisolasi data sensitif dengan prosesor dan memori khusus. Pengguna dapat memilih pemrosesan data hanya di perangkat, memastikan privasi tanpa mengorbankan kecerdasan AI.Auracast untuk Koneksi Audio Mudah
    Teknologi Auracast berbasis Bluetooth LE Audio mempermudah koneksi perangkat audio seperti Galaxy Buds3 atau alat bantu dengar melalui pemindaian kode QR, tanpa pengaturan manual yang rumit.Quick Share dan Layanan Pelanggan yang Disempurnakan
    Fitur Quick Share memungkinkan pengiriman dokumen dengan sekali ketuk melalui panel Quick Settings. Layanan pelanggan kini lebih cepat dengan dukungan QR dan NFC untuk pendaftaran perbaikan perangkat langsung dari Samsung Account.

    Cek di Sini! Daftar HP Samsung yang Akan Dapat One UI 8

    Galaxy S25 Ultra. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Samsung akan memperluas ketersediaan One UI 8 ke berbagai perangkat Galaxy. Berdasarkan kebijakan pembaruan Samsung, berikut adalah daftar lengkap perangkat yang diprediksi akan menerima One UI 8:

    Seri Galaxy S

    Galaxy S25

    Galaxy S25+

    Galaxy S25 Ultra

    Galaxy S25 Ujung

    Galaxy S24 Ultra

    Galaxy S24+

    Galaxy S24

    Galaxy S24 FE

    Galaxy S23 Ultra

    Galaxy S23+

    Galaxy S23

    Galaxy S23 FE

    Galaxy S22 Ultra

    Galaxy S22+

    Galaxy S22

    Galaxy S21 FE

    Seri Galaxy ZSeri Galaxy A

    Galaxy A73

    Galaxy A56

    Galaxy A55

    Galaxy A54

    Galaxy A53

    Galaxy A36

    Galaxy A35

    Galaxy A34

    Galaxy A33

    Galaxy A25

    Galaxy A24

    Galaxy A15 (LTE+5G)

    Galaxy A16 (LTE+5G)

    Galaxy A06

    Seri Galaxy Tab

    Galaxy Tab S10+

    Galaxy Tab S10 Ultra

    Galaxy Tab S10 FE

    Galaxy Tab S10 FE+

    Galaxy Tab S9 FE+

    Galaxy Tab S9 FE

    Galaxy Tab S9 Ultra (Wi-Fi/5G)

    Galaxy Tab S9+ (Wi-Fi/5G)

    Galaxy Tab S9 (Wi-Fi/5G)

    Galaxy Tab S8 Ultra (Wi-Fi/5G)

    Galaxy Tab S8+ (Wi-Fi/5G)

    Galaxy Tab S8 (Wi-Fi/5G)

    Galaxy Tab A9

    Galaxy Tab A9+

    Galaxy Tab S6 Lite (2024)

    Seri Galaxy F

    Galaxy F55

    Galaxy F54

    Galaxy F34

    Galaxy F16

    Galaxy F15

    Galaxy F06

    Seri Galaxy M

    Galaxy M56

    Galaxy M55s

    Galaxy M55

    Galaxy M54

    Galaxy M34

    Galaxy M53

    Galaxy M33

    Galaxy M16

    Galaxy M15

    Galaxy M06

    Seri Galaxy XCover

    Galaxy XCover 7

    Galaxy XCover 7 Pro

    Catatan: Daftar ini berdasarkan kebijakan pembaruan Samsung yang biasanya memberikan pembaruan OS hingga empat tahun untuk perangkat flagship dan beberapa model kelas menengah. Perangkat yang diluncurkan sejak 2021 kemungkinan besar masih memenuhi syarat, tetapi daftar resmi dapat bervariasi sesuai pengumuman Samsung.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Fitur LOG Video Kamera Depan Samsung Galaxy S25 Edge “
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Bukan Sedan Mewah, Macron Naik Maung Pindad ‘Indonesia’ Bareng Prabowo

    Bukan Sedan Mewah, Macron Naik Maung Pindad ‘Indonesia’ Bareng Prabowo

    Jakarta

    Presiden RI Prabowo Subianto menyopiri langsung Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berkunjung ke Akademi Militer (Akmil) Magelang, Rabu (24/5).

    Yang menarik, kendaraan yang digunakan bukan sedan mewah, melainkan Pindad Maung MV3, kendaraan taktis ringan yang sering digunakan oleh Presiden Prabowo untuk berbagai acara kenegaraan. Ya, saat datang ke Indonesia, Macron diketahui menumpangi sedan mewah Jerman yang punya panjang 6,3 meter.

    MV3 Maung produksi PT Pindad yang jadi kendaraan operasional TNI dan Polri. Foto: Wisma Putra/detikJabar

    Maung MV3 yang ditumpangi Prabowo dan Macron tampil gagah dengan kelir hijau army. Kendaraan ini memang didesain untuk kebutuhan militer, namun versi sipilnya juga pernah dikenalkan ke publik oleh PT Pindad.

    Lalu seperti apa spesifikasi Pindad Maung MV3 dengan plat nomor ‘INDONESIA’ yang digunakan Prabowo untuk mengantar Macron?

    Maung Pindad MV3 dibekali mesin turbo diesel berkapasitas 2.200 cc yang mampu menghasilkan daya maksimum 202 PS (sekitar 199 HP) dan torsi hingga 441 Nm. Mobil ini juga diklaim memiliki jarak tempuh hingga 500 km dalam kondisi tangki bahan bakar penuh.

    Maung sejatinya tersedia dalam tiga varian: Maung Tangguh, Maung Jelajah, dan Maung Komando. Maung Tangguh dirancang tanpa pintu, sedangkan Maung Komando dilengkapi atap Hard Top, dan Maung Jelajah dengan atap Soft Top.

    Mobil yang diandalkan Prabowo untuk mengantar Macron adalah Jelajah yang mengusung atap model Soft Top. Maung Pindad ini juga kerap tampil ‘telanjang’ atau tanpa atap dalam beberapa momen.

    Teknisi berada di dalam kendaraan taktis Maung Versi satu saat uji coba di PT. Pindad (Persero), Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/1/2025). PT. Pindad (Persero) memproduksi sekitar 4.000 kendaraan taktis Maung MV 3 jenis Tangguh, Jelajah dan Komando untuk kebutuhan operasional Kementerian Pertahanan yang akan di distribusikan ke berbagai satuan TNI. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/Spt. Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

    Pindad merancang mobil ini dengan bobot kosong sekitar 1.000 kg dan diplot untuk menjelajahi berbagai medan, dengan suspensi depan independent coil spring dan suspensi belakang rigid/independent dengan shock absorber.

    Sebagai mobil yang dirancang untuk jelajah segala medan, Maung MV3 dibekali suspensi depan independent coil spring dan suspensi belakang rigid/independent with shock absorber.

    Meski dibangun untuk keperluan militer, desain Maung tetap modern. Wajahnya sangar dengan grille besar dan lampu bulat ganda. Kesan gagah diperkuat dengan ban offroad besar dan fender berotot.

    Sejauh ini, Maung Pindad belum dijual untuk umum. Namun kehadirannya dalam momen antar pemimpin negara seperti ini tentu jadi etalase tersendiri buat unjuk gigi produk dalam negeri.

    (mhg/dry)

  • Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia

    Ukraina-Jerman Bakal Produksi Rudal Jarak Jauh, Tambah Tekanan ke Rusia

    JAKARTA – Jerman dan Ukraina bakal mengembangkan produksi industri rudal jarak jauh. Kanselir Jerman Friedrich Merz berjanji untuk terus memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

    Berbicara selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Berlin, Merz mengatakan pemerintahnya tidak akan memberlakukan batasan jangkauan apa pun pada rudal yang dapat diproduksi di Ukraina dan Jerman.

    “Kami ingin mengaktifkan senjata jarak jauh, kami juga ingin mengaktifkan produksi bersama, dan kami tidak akan berbicara tentang rinciannya secara terbuka tetapi akan mengintensifkan kerja sama,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Zelenskyy dilansir Reuters, Kamis, 28 Mei.

    Zelenskyy mengatakan keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam produksi senjata di Ukraina, termasuk pesawat nirawak. Pejabat pemerintah telah menandatangani perjanjian tentang pembangunan dan pengembangan fasilitas produksi.

    “Proyek-proyek baru ini sudah ada,” katanya.

    “Kami hanya ingin jumlahnya sesuai dengan yang kami butuhkan,” sambung Zelenskyy.

    Kunjungan Zelenskyy ke Jerman dilakukan setelah pejabat Ukraina dan Rusia bertemu bulan ini untuk negosiasi tatap muka, di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang.

    Namun, perundingan tersebut gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan Rusia melancarkan tiga malam serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina selama akhir pekan.

    Moskow juga telah mengumpulkan 50.000 tentara di dekat wilayah Sumy di utara Ukraina, kata Zelenskiy kepada wartawan.

    Langkah-langkah militer tersebut tidak “berbicara dalam bahasa perdamaian”, timpal Merz.

    “Ini adalah tamparan di wajah bagi semua orang yang berjuang untuk gencatan senjata, di Ukraina sendiri, tetapi juga di Eropa dan AS.” katanya.

    Rusia menuduh Ukraina secara signifikan meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal di wilayah Rusia selama seminggu terakhir dengan menggunakan amunisi yang dipasok Barat.

    TEKANAN TERHADAP RUSIA

    Merz mengatakan Eropa akan terus meningkatkan tekanan pada Rusia untuk terlibat dalam perundingan damai guna mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua – termasuk memastikan bahwa jaringan pipa Nord Stream 2 tidak dapat beroperasi.

    Persyaratan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina mencakup tuntutan agar para pemimpin Barat berjanji secara tertulis untuk menghentikan perluasan NATO ke arah timur, tiga sumber Rusia mengatakan kepada Reuters.

    Zelenskyy mengatakan beberapa mitra telah mengisyaratkan dukungan mereka agar Ukraina bergabung dalam KTT NATO mendatang.

    “Jika Ukraina tidak menghadiri KTT, itu akan menjadi kemenangan Putin bukan atas Ukraina, tetapi atas NATO,” ujar dia.

    Dengan Trump mengisyaratkan dukungan yang goyah untuk Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, Jerman dapat memainkan peran yang semakin penting sebagai pendukung militer dan keuangan terbesar Ukraina setelah Amerika Serikat.

    Merz, seorang konservatif yang menjabat bulan ini, berjanji untuk mengambil lebih banyak peran kepemimpinan dalam memastikan dukungan untuk Ukraina daripada pendahulunya dari Partai Sosial Demokrat Olaf Scholz.

    Merz mengunjungi Ukraina bersama para pemimpin Eropa lainnya dalam beberapa hari setelah menjadi kanselir dan dukungannya terhadap hak Ukraina untuk meluncurkan serangan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia telah kontras dengan retorika hati-hati Scholz tentang masalah tersebut.

    Namun, pemerintahnya mengatakan tidak akan lagi secara terbuka merinci senjata apa yang akan dikirim ke Ukraina, dan lebih memilih sikap “ambiguitas strategis”.

  • Rusia Usulkan Perundingan Baru, Ukraina Tuntut Persyaratan Lebih Dulu

    Rusia Usulkan Perundingan Baru, Ukraina Tuntut Persyaratan Lebih Dulu

    Jakarta

    Rusia mengatakan bahwa mereka menginginkan perundingan baru dengan Ukraina di Istanbul pada pekan depan untuk penyelesaian damai perang. Tetapi Ukraina mengatakan bahwa mereka perlu melihat rencana tersebut terlebih dahulu agar pertemuan tersebut membuahkan hasil.

    Dilansir AFP, Kamis (29/5/2025), upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik 3 tahun tersebut telah dipercepat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Moskow telah berulang kali menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi tuntutan maksimalisnya.

    Kedua pihak sebelumnya bertemu di Istanbul pada tanggal 16 Mei, perundingan langsung pertama mereka dalam lebih dari tiga tahun. Pertemuan itu gagal menghasilkan terobosan.

    Presiden AS Donald Trump yang telah mendorong kesepakatan damai, menjadi semakin frustrasi dengan penundaan yang tampak dari Moskow dan memperingatkan pada Rabu (28/5) bahwa ia akan menentukan dalam “sekitar dua minggu” apakah Vladimir Putin serius untuk mengakhiri pertempuran.

    Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan persyaratan perdamaiannya kepada Rusia dan menuntut Moskow untuk melakukan hal yang sama.

    “Kami tidak menentang pertemuan lebih lanjut dengan Rusia dan sedang menunggu memorandum mereka,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang bernegosiasi untuk Kyiv pada pembicaraan terakhir, dalam sebuah posting di X.

    Rusia mengatakan akan menyampaikan “memorandum” yang menguraikan persyaratan perdamaiannya pada pembicaraan pada Senin (2/6) depan, dan bahwa menteri luar negerinya Sergei Lavrov telah memberi pengarahan kepada mitranya dari AS Marco Rubio tentang proposal tersebut.

    “Delegasi kami, yang dipimpin oleh Vladimir Medinsky, siap untuk menyampaikan memorandum kepada delegasi Ukraina dan memberikan penjelasan yang diperlukan selama putaran kedua perundingan langsung di Istanbul pada hari Senin, 2 Juni,” kata Lavrov dalam sebuah pernyataan video.

    Kedua pihak telah saling melancarkan serangan udara besar-besaran dalam beberapa minggu terakhir, dengan Ukraina melepaskan salah satu serangan pesawat nirawak terbesarnya ke Rusia pada malam hari dan Moskow menggempur Ukraina dengan serangan mematikan selama akhir pekan.

    Trump mengatakan kepada wartawan pada Rabu (28/5), bahwa ia “sangat kecewa” dengan pemboman mematikan Rusia selama proses negosiasi, tetapi menolak seruan untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Moskow.

    “Jika saya pikir saya hampir mendapatkan kesepakatan, saya tidak ingin mengacaukannya dengan melakukan itu,” katanya.

    Kremlin sebelumnya menolak seruan Presiden Ukraina Zelensky untuk pertemuan puncak tiga arah dengan Trump dan Putin.

    Moskow mengatakan setiap pertemuan yang melibatkan Presiden Rusia Putin dan Zelensky hanya akan terjadi setelah “kesepakatan konkret” dicapai antara negosiator dari masing-masing pihak.

    Sebagai imbalan atas perdamaian, Kremlin telah menuntut Ukraina untuk menghentikan ambisinya untuk bergabung dengan NATO serta menyerahkan wilayah yang telah dikuasainya–sebuah usulan yang oleh Ukraina disebut tidak dapat diterima.

    Pembicaraan antara kedua pihak di Istanbul awal bulan ini menghasilkan pertukaran tahanan 1.000 lawan 1.000 dan kedua pihak sepakat untuk mengerjakan proposal perdamaian masing-masing. Namun, Rusia terus melancarkan serangan mematikannya terhadap Ukraina sementara itu sambil menolak seruan untuk gencatan senjata.

    Zelensky pada hari Rabu menuduh Rusia menunda proses perdamaian dan tidak ingin menghentikan serangannya. “Mereka akan terus mencari alasan untuk tidak mengakhiri perang,” katanya pada konferensi pers di Berlin bersama Kanselir Jerman Friedrich Merz.

    Di medan perang, Zelensky mengatakan Rusia “mengumpulkan” lebih dari 50.000 tentara di garis depan di sekitar wilayah perbatasan Sumy di timur laut, tempat tentara Moskow telah merebut sejumlah permukiman saat berupaya membangun apa yang disebut Putin sebagai “zona penyangga” di dalam wilayah Ukraina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Netanyahu Terpojok! Sekutu Dekat Israel Ramai-Ramai Balik Menyerang

    Netanyahu Terpojok! Sekutu Dekat Israel Ramai-Ramai Balik Menyerang

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah negara-negara Barat mulai melontarkan kecaman terhadap Israel. Mereka mengkritisi agresifitas berlebihan yang dilakukan Negeri Zionis itu di wilayah Gaza, Palestina, serta sejumlah daerah Arab lainnya.

    Berikut sejumlah negara ‘sekutu’ Israel yang telah berbalik mengkritisi negara itu dengan keras dirangkum berbagai sumber:

    1. Jerman

    Kanselir Jerman Friedrich Merz melontarkan kecaman paling tajam terhadap Israel sejak konflik Gaza kembali memanas. Dalam konferensi pers di Turku, Finlandia, Selasa (27/5/2025), Merz menyatakan bahwa serangan militer besar-besaran Israel ke Jalur Gaza “tak lagi dapat dipahami” dan “tidak lagi dapat dibenarkan” sebagai bagian dari perang melawan Hamas.

    Pernyataan tersebut menandai perubahan signifikan dalam posisi publik Jerman, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pendukung paling setia Israel di kancah internasional, karena komitmen sejarahnya pasca-Holocaust. Namun, tekanan dari opini publik, partai koalisi, dan pejabat senior mulai mendorong pergeseran sikap di tingkat pemerintahan.

    “Serangan militer besar-besaran Israel di Jalur Gaza tidak menunjukkan logika apapun bagi saya. Bagaimana itu bisa melayani tujuan memerangi teror? Dalam hal ini, saya sangat, sangat kritis,” kata Merz, dilansir Reuters.

    “Saya bukan orang pertama yang mengatakannya… Tapi saya rasa waktunya sudah tiba untuk menyatakan secara terbuka bahwa apa yang saat ini terjadi sudah tidak bisa dipahami lagi.”

    Pernyataan Merz menyusul kritik dari Menteri Luar Negeri Johann Wadephul, serta seruan dari mitra koalisi junior Partai Sosial Demokrat (SPD) untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel guna menghindari keterlibatan Jerman dalam potensi kejahatan perang.

    2. Inggris-Kanada-Prancis

    Tiga negara besar sekutu Israel – Inggris, Kanada, dan Prancis – pada Senin pekan lalu mengeluarkan ancaman sanksi terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, jika negara tersebut tidak menghentikan ofensif militer barunya di Gaza dan mencabut pembatasan atas bantuan kemanusiaan.

    Langkah ini menandai tekanan internasional paling keras sejauh ini terhadap Israel dari sekutu tradisionalnya di Barat, yang selama ini mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri namun kini menilai eskalasi serangan sebagai tidak proporsional dan melanggar hukum internasional.

    “Penolakan Pemerintah Israel terhadap bantuan kemanusiaan esensial bagi warga sipil tidak dapat diterima dan berisiko melanggar Hukum Humaniter Internasional,” tulis ketiga negara dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh pemerintah Inggris, dikutip dari Reuters.

    Dalam pernyataan yang sama, Inggris, Kanada, dan Prancis juga menentang perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, dan memperingatkan:

    “Kami tidak akan ragu mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk sanksi yang ditargetkan,” tegas mereka.

    Dalam pernyataan bersama itu, ketiga negara Barat tersebut menggarisbawahi bahwa dukungan mereka terhadap Israel bukanlah tanpa syarat.

    “Kami selalu mendukung hak Israel untuk membela warganya dari terorisme. Tapi eskalasi ini benar-benar tidak proporsional,” bunyi pernyataan bersama tersebut.

    “Kami tidak akan tinggal diam saat Pemerintah Netanyahu melakukan tindakan keterlaluan seperti ini.”

    3. Amerika Serikat (AS)

    Intensitas dukungan Washington terhadap Israel mulai nampak berkurang dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi setelah Trump berkunjung ke sejumlah negara Timur Tengah dan bertemu dengan pemimpin negara yang anti dengan Tel Aviv.

    Pada 19 Mei lalu, Trump bertemu pemimpin Islamis Suriah, Ahmed al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi. Pertemuan itu membahas pencabutan seluruh sanksi yang dijatuhkan Negeri Paman Sam terhadap Suriah.

    “Dia punya potensi. Dia pemimpin sejati,” kata Trump kepada wartawan setelah berunding dengan Sharaa pada Rabu pekan lalu di Riyadh.

    Hal itu mengukuhkan munculnya tatanan Timur Tengah baru yang dipimpin Sunni – yang melampaui ‘poros perlawanan’ Iran dan mengesampingkan Israel. Menurut tiga sumber regional dan dua sumber Barat, ada pesan yang jelas dari Trump bagi Negeri Yahudi.

    Di tengah meningkatnya kejengkelan di Washington atas kegagalan Israel mencapai gencatan senjata di Gaza, lawatan Trump merupakan penghinaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sekutu dekat AS, kata sumber tersebut.

    Sumber tersebut menyebut pesannya jelas: dalam visi diplomasi Timur Tengah Trump yang kurang ideologis dan lebih berorientasi pada hasil, Netanyahu tidak dapat lagi mengandalkan dukungan tanpa syarat AS untuk agenda sayap kanannya, kata sumber tersebut.

    “Pemerintahan ini sangat frustrasi dengan Netanyahu dan rasa frustrasi itu terlihat,” kata David Schenker, mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat di bawah mantan Presiden Republik George W. Bush.

    “Mereka sangat, sangat transaksional, dan Netanyahu tidak memberi mereka apapun saat ini.”

    Sumber tersebut mengatakan bahwa AS tidak akan meninggalkan Israel, yang tetap menjadi sekutu penting AS yang dukungannya di Washington sangat kuat dan bipartisan.

    “Namun, pemerintahan Trump ingin menyampaikan pesan kepada Netanyahu bahwa Amerika memiliki kepentingannya sendiri di Timur Tengah dan tidak suka jika dia menghalangi jalannya,” sumber tersebut menambahkan.

    “Kesabaran AS telah terkuras bukan hanya oleh penolakan Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza, tetapi juga penolakannya terhadap perundingan AS dengan Iran mengenai program nuklirnya.”

    “Meskipun secara terbuka menegaskan hubungan AS-Israel tetap kuat, pejabat pemerintahan Trump secara pribadi telah menyatakan kekesalannya dengan penolakan Netanyahu untuk mengikuti posisi Washington terkait Gaza dan Iran,” tambah sumber itu.

    (tps)

  • Samsung Rilis One UI 8 Beta untuk Galaxy S25 Series, Ini Fitur Barunya

    Samsung Rilis One UI 8 Beta untuk Galaxy S25 Series, Ini Fitur Barunya

    Jakarta

    Samsung mulai merilis One UI 8 beta berbasis Android 16. Update sistem operasi terbaru ini sudah tersedia untuk Galaxy S25, Galaxy S25+, dan Galaxy S25 Ultra di sejumlah negara.

    Dalam pengumumannya, Samsung mengatakan One UI 8 adalah salah satu platform UI yang paling awal mengadopsi Android 16. Samsung sepertinya ingin menebus kesalahannya karena terlambat merilis One UI 7 untuk perangkatnya.

    Update One UI 8 membawa banyak pembaruan untuk fitur dasar dan Galaxy AI. Samsung fokus pada tiga hal untuk meningkatkan Galaxy AI yaitu kemampuan multimodal, UX yang lebih baik untuk jenis perangkat yang berbeda, serta rekomendasi yang lebih dipersonalisasi dan proaktif.

    Now Bar dan Now Brief yang lebih personal

    Now Bar dan Now Brief, fitur yang pertama kali diperkenalkan di One UI 7, mendapatkan peningkatan dan mampu memberikan rekomendasi yang lebih personal kepada pengguna di One UI 8.

    Karena Now Bar di One UI 8 sekarang terintegrasi dengan fitur Live Updates di Android 16, fitur tersebut akan mendukung lebih banyak aplikasi pihak ketiga di masa depan.

    Knox Vault yang lebih aman

    Samsung juga memperkenalkan peningkatan untuk privasi dan keamanan data pribadi pengguna. Samsung Knox Vault kini menggabungkan secure processor dan secure memory untuk mengisolasi data sensitif dari data pengguna lainnya agar tidak bisa diakses orang lain.

    One UI 8 juga menghadirkan pengaturan di mana pengguna bisa memilih untuk memproses datanya di cloud atau di perangkat saat menggunakan beberapa fitur Galaxy AI.

    Fitur baru One UI 8 beta Foto: SamsungDukungan Auracast

    Update yang dibawa One UI 8 tidak hanya terkait dengan AI. Pembaruan ini juga membawa fitur baru seperti dukungan Auracast di mana pengguna membagikan stream audio ke beberapa perangkat audio sekaligus, seperti Galaxy Buds 3 atau alat bantu dengar.

    Aplikasi Samsung Reminder baru

    Aplikasi Samsung Reminder juga dilengkapi fitur baru seperti membagikan agenda liburan ke keluarga dan teman hanya dengan sekali tekan, dan menambahkan pengingat hanya dengan suara.

    Quick Share versi baru dan proses pendaftaran servis yang lebih mudah

    Quick Share juga ditingkatkan dengan tab khusus yang menunjukkan file diterima dan dikirim. Samsung juga meningkatkan pengalaman servis dengan menghadirkan dukungan kode QR dan NFC sehingga pengguna tidak perlu mengisi formulir panjang.

    One UI 8 akan debut pada musim panas tahun 2025 bersama ponsel layar lipat generasi terbaru, kemungkinan Galaxy Z Fold 7 dan Galaxy Z Flip 7. Saat ini update One UI 8 beta baru tersedia untuk pengguna Galaxy S25 series di Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Korea Selatan.

    Kalau kalian tinggal di salah satu negara tersebut dan ingin menjajal One UI 8 beta di perangkat yang memenuhi syarat, ikuti langkah-langkah berikut ini:

    Instal aplikasi Samsung Members dari Galaxy StoreBuka aplikasi Samsung Members dan login menggunakan akun Samsung yang sama seperti di ponselKetuk banner One UI 8 Beta Program yang ada di bagian paling atas lalu daftar perangkat kalianSetelah perangkat kalian terdaftar di program beta, masuk ke Settings > Software update > Download and InstallJika update beta sudah tersedia untuk perangkatmu akan diunduh secara otomatisSetelah download selesai, tekan tombol Install Now dan tunggu beberapa saat sampai ponsel selesai restart.

    (vmp/vmp)

  • Minim Diplomasi Informal, Krisis India-Pakistan Kian Memanas

    Minim Diplomasi Informal, Krisis India-Pakistan Kian Memanas

    New Delhi

    Selama bertahun-tahun, dialog informal yang difasilitasi LSM dan kelompok masyarakat sipil telah memainkan peran penting dalam menjembatani India dan Pakistan.

    Proses ini dikenal sebagai “diplomasi jalur kedua” yang melibatkan LSM, anggota masyarakat sipil, dan aktivis perdamaian. Biasanya, mereka bekerja untuk mencari solusi potensial dari berbagai krisis lewat dialog dengan para pemangku kepentingan. Pemerintah kerap menggunakan masukan dari mereka sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan.

    Rutinnya pendanaan dari donor Barat memungkinkan terjadinya pertemuan informal di wilayah netral di berbagai belahan dunia. Lewat cara ini, perspektif yang saling bertolak belakang pun bisa dipertemukan dan saling bertukar pandangan.

    Namun kini, cara ini menjadi kurang efektif. Selain persoalan pendanaan, kedua pemerintah kian menolak ajakan dialog.

    Setelah India dan Pakistan ada di ambang perang pada April lalu, pihak Jalur Kedua dari kedua negara telah memberikan pernyataan bersama untuk meredakan ketegangan.

    “Kami percaya bahwa menyulut histeria perang dan membiarkan ketegangan terus berlarut hingga berubah menjadi konflik militer hanya akan membawa kehancuran bagi kedua negara dan masyarakat yang menginginkan perdamaian,” bunyi pernyataan tersebut.

    Pernyataan itu dirilis seminggu setelah serangan terjadi dan seminggu sebelum India melancarkan serangan lintas batas, yang juga dikenal sebagai “infrastruktur teror” di Pakistan. Ketegangan akhirnya mereda setelah kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata.

    “Ketika pemerintah tidak terlibat dalam dialog formal apa pun, diplomasi jalur kedua kehilangan relevansinya — dan bersama itu, pendanaannya pun ikut terhenti,” ujar Barve.

    Bagaimana kelompok masyarakat sipil membantu India dan Pakistan?

    Jurnalis Pakistan, Imtiaz Alam, merupakan salah satu pendiri LSM South Asia Free Media Association (SAFMA), bersama rekannya dari India, Vinod Sharma. Kepada DW, ia mengatakan bahwa diplomasi jalur kedua memungkinkan terjadinya dialog di luar jalur formal seperti komisi tinggi atau lembaga intelijen.

    Selain SAFMA, sejumlah kelompok penting lainnya juga memainkan peran besar dalam mendorong dialog antara pejabat kedua negara. Beberapa di antaranya adalah South Asia Media Association (SAMA), Pakistan-India People’s Forum for Peace and Democracy (PIPFPD), Pakistan-India Parliamentary Forum (PIPF), Chaophraya Dialogue, Neemrana Dialogue, Women’s Peace Initiatives, dan Southasia Peace and Action Network (Sapan).

    Selama beberapa tahun ke belakang, berbagai organisasi tersebut telah berhasil membantu membangun kesepakatan antara India dan Pakistan, terutama soal Kashmir. Kedua negara sama-sama mengklaim wilayah tersebut secara penuh, tapi hanya menguasainya sebagian, menjadikannya titik konflik berkepanjangan antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.

    Antara tahun 2005 hingga 2015, CDU memimpin serangkaian dialog masyarakat sipil terkait Kashmir. Inisiatif ini memungkinkan terjalinnya kontak antarwarga dan mendorong perdagangan lintas batas.

    Bahkan, kedua mantan Perdana Menteri, Manmohan Singh dari India dan Pervez Musharraf dari Pakistan sempat sepakat untuk menciptakan “perbatasan yang lebih lunak”.

    Barve dari CDU, yang telah hampir 40 tahun bekerja dalam bidang dialog dan rekonsiliasi di wilayah-wilayah terdampak kekerasan di India dan Asia Selatan, mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan dengan para pemangku kepentingan tersebut menarik perhatian hingga ke tingkat tertinggi pemerintahan.

    “Yang memperhatikan bukan cuma kalangan birokrasi — bahkan perdana menteri sendiri beberapa kali menerima kami untuk mendengar langsung realita di lapangan (di Kashmir),” ujarnya.

    Conciliation Resources, sebuah LSM jalur kedua lainnya, juga terlibat dalam dialog India-Pakistan yang telah berhasil membuka jalur perdagangan yang lebih aman antara wilayah Kashmir yang dikuasai kedua negara.

    Diplomasi jalur kedua India-Pakistan mulai terkikis

    Meski begitu, upaya diplomasi jalur kedua antara India dan Pakistan mulai terkikis usai serangan teror Mumbai pada 2008, yang dilakukan kelompok militan di Pakistan. Hantaman berikutnya datang pada 2019 ketika New Delhi mencabut status semi-otonom Jammu dan Kashmir yang memicu kemarahan besar masyarakat lokal.

    Pada 2015, organisasi pro-demokrasi Jerman, Friedrich Ebert Stiftung (FES), sempat fokus pada “penguatan kerja sama regional dan perdamaian di kawasan Asia Selatan”, dan menginisiasi dialog-dialog pembangunan kepercayaan antara para pemangku kepentingan dari India dan Pakistan. Namun kini, fokus FES di kawasan Asia Selatan telah bergeser.

    Direktur FES India, Christoph Mohr, mengatakan kepada DW bahwa pada tahun 2025, FES India “tidak bekerja pada isu seputar kawasan sekitar India, terutama Pakistan, dan juga tidak menjalankan mekanisme perdamaian regional apa pun.”

    “Fokus kerja FES India dalam kebijakan luar negeri kini pada hubungan bilateral dengan Jerman dan Uni Eropa, perdagangan, serta posisi India di panggung global,” tulis Mohr melalui e-mail.

    Sektor LSM kian melemah di India

    Pemerintahan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi juga turut memberi tekanan pada LSM asing yang beroperasi di India.

    Pada tahun 2018, keputusan pemerintah India untuk mengubah Foreign Contribution Regulation Act (FCRA) membuat banyak organisasi kehilangan izin operasional mereka, sehingga menyebabkan berbagai inisiatif perdamaian kekurangan sumber daya yang dibutuhkan.

    Salah satu kelemahan dari diplomasi jalur kedua adalah pendekatannya yang masih terbatas pada kalangan elit, dan belum mampu menjangkau masyarakat umum.

    “Generasi muda saat ini lebih banyak dibentuk oleh konten kebencian yang viral ketimbang memori bersama tentang peristiwa pemisahan India dan Pakistan. Kesenjangan ini berbahaya,” ujar Rita Manchanda dari PIPFPD kepada DW.

    Ia merujuk pada peristiwa pemisahan India setelah berakhirnya penjajahan Inggris pada 1947, yang menciptakan negara India dan Pakistan serta menyebabkan jutaan orang terusir dari tanah kelahirannya.

    “Meski begitu, masih ada secercah harapan lewat inisiatif-inisiatif baru yang dipimpin anak muda, yang mencoba menghidupkan kembali ketertarikan terhadap warisan bersama,” tambahnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

    Editor: Melisa Lolindu

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Siapa Pemasok Senjata Terbesar Israel?

    Siapa Pemasok Senjata Terbesar Israel?

    Tel Aviv

    Di tengah meningkatnya kecaman global terhadap tindakan militer Israel di Gaza, Spanyol menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Seruan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Eropa dan Arab di Madrid, Senin (26/05).

    Dalam forum tersebut, Albares mendesak agar kerja sama Eropa dengan Israel segera ditangguhkan, dan menyatakan bahwa Eropa harus bersatu dalam menerapkan embargo senjata.

    “Kita semua harus sepakat untuk menerapkan embargo senjata bersama. Hal terakhir yang dibutuhkan Timur Tengah saat ini adalah lebih banyak senjata,” katanya.

    Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Mesir, Yordania, Arab Saudi, Turki, Maroko, Brasil, serta sejumlah organisasi antar pemerintah. Namun demikian, hanya sebagian kecil dari negara peserta yang secara aktif memasok persenjataan ke Israel.

    Israel sendiri merupakan salah satu pengekspor senjata terbesar di dunia, dan memiliki industri senjata dalam negeri yang tergolong besar.

    Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada Maret 2025, Israel adalah importir senjata terbesar ke-15 di dunia. Namun, impor senjata Israel hanya mencakup kurang dari 2% dari total global, dan bahkan mengalami penurunan sekitar 2,3% selama lima tahun terakhir dibandingkan periode sebelumnya.

    AS dan Jerman pemasok utama senjata ke Israel

    Tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Jerman, dan Italia, saat ini tercatat sebagai sumber utama persenjataan bagi Israel.

    Sejak 1946 hingga 2024, Israel telah menerima sekitar $228 miliar bantuan militer dari AS. Jumlah tersebut menempatkan Israel sebagai penerima bantuan militer terbesar dalam sejarah AS, menurut lembaga nonpartisan Council on Foreign Relations (CFR).

    Perjanjian yang saat ini berlaku menjamin bantuan senilai $3,8 miliar per tahun hingga 2028. Mayoritas bantuan ini harus digunakan untuk membeli perlengkapan militer dan jasa dari perusahaan AS.

    Meskipun ada upaya dari senator independen Bernie Sanders untuk menghentikan penjualan militer ke Israel, Senat AS menolak proposal tersebut baik pada April 2025 maupun sebelumnya pada November 2024. Artinya, dukungan AS terhadap Israel kemungkinan besar tidak akan berubah dalam waktu dekat.

    Sementara itu, Jerman menyumbang sekitar sepertiga dari impor senjata Israel selama periode 2020–2024. Bantuan tersebut mencakup fregat laut, torpedo, kendaraan lapis baja, truk militer, senjata anti-tank, serta amunisi. Bahkan saat ini, Israel tengah menunggu pengiriman kapal selam dari Jerman.

    Zain Hussain, peneliti dari SIPRI, menyatakan bahwa Jerman menjadi pilar penting bagi kemampuan maritim Israel. Kepada DW, dia menegaskan bahwa “Israel sangat bergantung pada Jerman untuk kemampuan angkatan lautnya.”

    Meskipun derasnya tekanan internasional, pemerintah Jerman tetap bersikeras menyuplai senjata. Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyatakan bahwa “sebagai negara yang memahami keamanan dan eksistensi Israel sebagai prinsip inti, Jerman selalu berkewajiban untuk membantu Israel.”

    Namun, pernyataan ini muncul bersamaan dengan komentar dari Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang menyatakan kepada penyiar publik WDR bahwa dia “tidak lagi memahami tujuan Israel di Gaza” dan bahwa operasi militer “tidak lagi dapat dibenarkan semata-mata atas nama memerangi terorisme Hamas.”

    Meski demikian, pengurangan atau penghentian ekspor senjata dari Jerman akan menjadi perubahan signifikan. Pada 2024, Jerman mengekspor senjata ke Israel senilai lebih dari €131 juta, turun dari €326 juta pada 2023.

    Italia: Dukungan penuh kontroversi

    Italia hanya menyumbang sekitar 1% dari total senjata Israel. Padahal menurut konstitusi, seharusnya negara itu tidak dapat mengekspor senjata ke wilayah konflik. Namun, laporan investigatif mengungkap bahwa Italia tetap mengekspor senjata senilai €2,1 juta ke Israel pada kuartal terakhir 2023, di tengah serangan militer aktif di Gaza.

    Laporan dari media Altreconomia menyebut bahwa total ekspor senjata Italia ke Israel mencapai €5,2 juta selama 2023 — bertolak belakang dengan klaim pemerintah bahwa pengiriman telah dihentikan.

    Negara Eropa kurangi ekspor

    Sejumlah negara Eropa telah menghentikan atau menangguhkan lisensi ekspor senjata ke Israel, termasuk Prancis, Spanyol, dan Inggris. Namun kontribusi mereka terhadap total pasokan senjata Israel kurang dari 0,1%.

    Terlebih, laporan The Guardian pada Mei 2025 menunjukkan bahwa Inggris masih mengirim ribuan item militer ke Israel, meskipun telah menetapkan larangan ekspor.

    Hussain dari SIPRI menyatakan bahwa embargo senjata yang efektif harus mencakup negara-negara pemasok utama.

    “Amerika Serikat dan Jerman adalah pemasok terpenting senjata utama ke Israel. Untuk memberikan tekanan maksimal terhadap kapabilitas senjata Israel, negara-negara ini harus turut serta dalam embargo,” katanya.

    Apakah seruan saja cukup?

    Catherine Gegout, peneliti hubungan internasional dari Universitas Nottingham, mengatakan bahwa perubahan sikap dari AS akan sangat mempengaruhi kebijakan Jerman. “Akan ada lebih banyak tekanan terhadap Jerman jika AS berubah juga,” katanya kepada DW.

    “Saya tidak yakin negara-negara Uni Eropa lainnya cukup kuat untuk mengubah hubungan istimewa Jerman dengan Israel.”

    Meskipun demikian, dia menyebut langkah Spanyol memiliki nilai strategis dan simbolis. “Saya pikir ini masalah besar bagi Uni Eropa bahwa Jerman mengirim begitu banyak senjata,” ujarnya.

    “Upaya Spanyol untuk mendorong embargo senjata memiliki dua tujuan, praktis dan simbolik, bagi negara-negara yang menentang aksi militer Israel di Gaza.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Hendra Pasuhuk

    Lihat Video ‘Ribuan Warga Gaza Serbu Bantuan Makanan: Kami Menderita Kelaparan’:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini