Negara: Jalur Gaza

  • Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all

    Habiskan Belasan Triliun dalam 3 Minggu, AS Masih Tak Becus Lemahkan Houthi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) dilaporkan masih gagal melemahkan kelompok Houthi di Yaman meski sudah menggelontorkan dana hampir $1 miliar atau Rp16,7 triliun dalam tiga minggu.

    Serangan-serangan AS hanya berdampak kecil terhadap kemampuan kelompok yang dibekingi oleh Iran itu.

    Dalam serangan tanggal 15 Maret lalu, AS sudah menggunakan rudal jarak jauh JASSM, JSOW, dan rudal Tomahawk.

    Di samping itu, AS mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 dan satuan tempur kapal induk lainnya untuk memerangi Houthi.

    Namun, tiga narasumber yang didapatkan CNN menyebut serangan-serangan AS masih berdampak kecil terhadap Houthi.

    Salah satu narasumber berujar, Kementerian Pertahanan (Kemenhan AS) barangkali akan meminta tambahan pendanaan dari Kongres AS untuk meneruskan operasi militer melawan Houthi. Namun, diperkirakan tambahan itu tidak akan diberikan.

    RUDAL BALISTIK – Tangkap layar Khaerni, Selasa (25/3/2025) menunjukkan peluncurkan rudal balistik kelompok Houthi dari Yaman yang menargetkan Tel Aviv, Israel. Houthi menegaskan, entitas Israel dan Israel menjadi sasaran serangan yang sah seiring dilakukannya lagi agresi militer Israel di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Wakil Presiden AS J.D. Vance minggu lalu juga menyebut operasi militer itu sebagai suatu “kesalahan”.

    Para pejabat Staf Gabungan, Komando Pusat, Komando Indo Pasifi, dan Kementerian Luar Negeri tempo hari mengklaim serangan AS telah menewaskan beberapa pemimpin Houthi dan sejumlah fasilitas militernya.

    Akan tetapi, mereka mengakui, Houthi masih bisa memperkuat bunker pertahanannya dan menjaga gudang senjata di bawah tanah.

    Seorang pejabat keamanan mengatakan susah untuk mengetahui dengan pasti berapa senjata yang masih dimiliki Houthi.

    “Mereka sudah menghancurkan sejumlah fasilitas, tetapi belum berdampak pada kemampuan Houthi untuk terus menyerang kapal di Laut Merah atau menembak jatuh drone AS,” kata salah satu narasumber yang mengetahui operasi itu.

    Belum diketahui sampai kapan AS melanjutkan serangannya. Namun, Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan itu bakal terus dilakukan hingga Houthi berhenti menyerang kapal.

    Meski AS sudah berminggu-minggu melancarkan serangan, Houthi tetap meluncurkan rudal dan drone di Laut Merah. Awal pekan kemarin Houthi juga kembali menjatuhkan drone mahal MQ-9 Reaper milik AS.

    Namun, seorang pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan serangan rudal balistik Houthi ke Israel sudah berkurang setelah AS melancarkan operasi militer yang menargetkan Houthi. Dia mengatakan serangan AS membuat Houthi kesusahan berkomunikasi dan melakukan serangan akurat.

    Operasi militer besar AS terhadap Houthi turut membuat beberapa pejabat AS di Komando Indo Pasifik kecewa.

    Mereka mengeluh karena senjata jarak jauh dihabiskan oleh CENTCOM untuk menyerang Houthi. Padahal, senjata itu akan sangat penting jika perang melawan Tiongkok meletus.

    Seorang pejabat pertahanan lainnya merasa kekhawatiran itu dibesar-besarkan.

    “Kami mengerahkan amunisi presisi dalam setiap serangan. Kami punya wewenang untuk menggunakan kemampuan penuh pasukan kami di Timur Tengah untuk melawan Houthi,” kata dia.

    Adapun Houthi mulai menyerang kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah sebulan setelah perang di Jalur Gaza meletus. Houthi menyebutnya sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina.

    Lalu, AS dan Inggris melancarkan serangan militer ke Yaman untuk membantu Israel.

    Jumat lalu juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan pihaknya menargetkan kapal induk AS Harry S. Truman dan kapal perang yang mendampinginya.

    Saree menyebut Houthi akan terus memikul kewajibannya terhadap rakyat Palestina terlepas dari apa pun yang terjadi.

    Dikutip dari The Cradle, Kementerian Kesehatan Yaman mengatakan setidaknya ada 61 warga sipil yang tewas dan 139 lainnya terluka akibat serangan udara AS di Yaman sejak tanggal 15 Maret.

  • Sambil Bawa Surat, Menhan Israel Klaim Punya Bukti Iran Danai Operasi Hamas hingga 500 Juta Dolar – Halaman all

    Sambil Bawa Surat, Menhan Israel Klaim Punya Bukti Iran Danai Operasi Hamas hingga 500 Juta Dolar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, mengklaim Israel memiliki bukti yang menunjukkan bahwa mendiang pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Yahya Sinwar dan panglima Brigade Al-Qassam, Mohammed Deif, mendapatkan dukungan dari Iran untuk melaksanakan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    Sambil membawa sebuah surat, Katz mengatakan dokumen yang dipresentasikan pertama kali itu memuat rekaman percakapan yang ditemukan di terowongan milik para pemimpin senior Hamas di Jalur Gaza.

    Ia mengatakan dokumen tersebut membuktikan adanya hubungan langsung antara Iran, Yahya Sinwar, dan Mohammed Deif, sebagai bagian dari dukungan Iran terhadap rencana Hamas.

    Katz mengatakan korespondensi rahasia itu mengungkap permintaan Hamas akan dana sebesar 500 juta dolar dari Iran untuk mendanai Operasi Banjir Al-Aqsa.

    “Deif dan Sinwar meminta komandan Pasukan Quds (pasukan khusus Garda Revolusi Iran) sebesar 500 juta dolar untuk menghancurkan Israel,” kata Katz dalam video saat ia berkunjung ke unit intelijen Divisi Amshot pada hari Minggu (6/4/2025).

    Menurut klaim Israel, surat itu juga merujuk pada permintaan dukungan keuangan bulanan sebesar 20 juta dolar selama dua tahun, dengan total 500 juta dolar.

    Surat tersebut, yang menurut Katz dikirim dari para pemimpin Hamas ke Iran, isinya menyebutkan, “Pada tahap ini, kami sangat membutuhkan dukungan penuh Anda untuk memperkuat kemampuan kami yang terkuras dan mengembangkan kemampuan kami secara eksponensial.”

    Ia juga mengatakan bahwa kepala cabang Palestina dari Garda Revolusi Iran (IRGC), Izadi, menanggapi permintaan Mohammed Deif dan Yahya Sinwar dengan mengatakan, “Meskipun situasi ekonominya sulit dan rakyat Iran menderita, Iran akan terus memberikan dana kepada Hamas.”

    Menteri Pertahanan itu menambahkan bahwa pada bulan Juni 2021, mereka menulis hal itu akan terjadi dalam waktu dua tahun, dan itulah yang benar-benar terjadi dua tahun empat bulan kemudian–pada bulan Oktober 2023.

    Katz menyimpulkan isi surat tersebut adalah penegasan niat Hamas untuk menghapus Israel dan mengubah wajah wilayah tersebut dengan bantuan Iran.

    Dalam pernyataannya, Katz juga menuduh Iran mendanai kelompok lainnya di Lebanon, Suriah, Tepi Barat hingga Yaman.

    “Iran adalah kepala ular, dan terlepas dari semua penyangkalannya, Iran masih mendanai dan mendorong kelompok di semua sektor, dari Gaza, melalui Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan sekarang juga Houthi di Yaman, dengan alasan keinginan untuk menghancurkan Israel,” katanya, seperti diberitakan Sky News.

    Hamas Bantah Tuduhan Israel: Surat Itu Aneh dan Palsu

    Seorang pemimpin Hamas membantah bentuk dan isi pesan dalam surat yang dipresentasikan oleh Yisrael Katz.

    Ia mengonfirmasi bahwa isi pesan itu aneh dan tidak benar.

    “Dokumen yang diterbitkan oleh Menteri Pertahanan Israel mengenai hubungan Iran (dengan Hamas) adalah palsu,” katanya kepada Al Arabiya.

    Sebelumnya, Iran berulang kali membantah mengetahui Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Netanyahu Perintahkan ‘Respons Keras’ setelah Hamas Tembakkan Roket dari Gaza ke Israel – Halaman all

    Netanyahu Perintahkan ‘Respons Keras’ setelah Hamas Tembakkan Roket dari Gaza ke Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan militer Israel untuk merespons rentetan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza pada Senin (7/4/2025).

    Perintah itu disampaikan langsung kepada Menteri Pertahanan, Yisrael Katz, ketika Netanyahu berada di pesawat Zionist Wing dalam perjalanan ke Washington untuk bertemu sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

    “Netanyahu mengeluarkan instruksi untuk menanggapi dengan tegas dan menyetujui kelanjutan operasi intensif yang dilakukan oleh tentara pendudukan di Gaza,” kata kantor Netanyahu, Senin.

    Tak lama setelah menerima perintah itu, Menteri Pertahanan Israel mengatakan tentara pendudukan akan memperluas operasi militer di Jalur Gaza.

    “Kami tidak akan menerima penembakan rudal ke Israel,” ujarnya, seperti diberitakan Al Arabiya.

    Militer Israel kemudian mengeluarkan peringatan kepada penduduk Palestina di beberapa lingkungan di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, untuk mengungsi karena roket telah ditembakkan dari daerah itu dan mereka akan memperluas operasi militernya di sana.

    Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, meminta semua penduduk Jalur Gaza di lingkungan Al-Sahaba, Al-Samah, Al-Awda, Al-Zawaida, dan Al-Salah untuk bergerak menuju Al-Mawasi.

    “Kami akan menyerang dengan kekuatan besar setiap area tempat roket diluncurkan,” tulis Avichay Adraee pada platform X.

    Sebelumnya, Brigade Al-Qassam menembakkan serangkaian roket ke Ashkelon dan Ashdod pada dini hari sebagai tanggapan atas kejahatan pendudukan Israel di Jalur Gaza, seperti diberitakan Al Mayadeen.

    Pihak berwenang Israel melaporkan 12 warga terluka saat menuju tempat perlindungan.

    Sejak 18 Maret 2025, Israel memulai kembali serangannya di Jalur Gaza dan melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati dengan Hamas pada 19 Januari lalu.

    Jumlah korban tewas di Jalur Gaza mencapai 1.335 orang dan 3.297 lainnya terluka sejak 18 Maret.

    Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan pada Minggu (6/4/2025), jumlah korban tewas akibat pemboman Israel meningkat menjadi 50.695 dan 115.338 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Netanyahu Dikecam Karena Berlibur Saat Sandera Masih Ada di Hamas, Korban Gaza Tembus 50 Ribu Jiwa – Halaman all

    Netanyahu Dikecam Karena Berlibur Saat Sandera Masih Ada di Hamas, Korban Gaza Tembus 50 Ribu Jiwa – Halaman all

    Netanyahu Dikecam Karena Asyik Berlibur Saat Sandera Masih Ada di Hamas, Korban Gaza Tembus 50 Ribu Jiwa

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dicerca karena keputusannya untuk memperpanjang perjalanan diplomatik terakhirnya ke Hungaria sehingga ia dapat menghabiskan akhir pekan bersama istrinya.

    Keputusan itu dilakukan Netanyahu saat 59 sandera Israel masih ditahan oleh Hamas di Gaza, RNTV melaporkan, Minggu (6/4/2025).

    Jon Polin, ayah dari tawanan Hersh Goldberg-Polin yang meninggal dalam tahanan tahun lalu, berkata: “Tidak semuanya politis. Beberapa hal memang manusiawi. Orang-orang Israel yang patut dicontoh layak mendapatkan yang lebih. Lakukan hal-hal dengan konsensus yang luas. Bawa kembali 59 orang yang kita cintai.”

    “Terima tanggung jawab, katakan ‘saya minta maaf’, [bentuk komisi penyelidikan nasional, [majukan] pembagian tugas nasional yang adil,” kata Polin di akun X miliknya.

    “Cukup dengan perpecahan, berhenti menyalahkan, berhenti memecah belah, berhenti mengabaikan keinginan rakyat, cukup dengan video-video TikTok yang paranoid,” katanya, merujuk pada video-video pidato yang disampaikan dan diunggah Netanyahu di media sosial.

    “Mengapa berlibur saat perang? Kami orang Israel pantas mendapatkan yang lebih baik!”

    PERDANA MENTERI ISRAEL – Tangkapan layar ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari Instagram Netanyahu, memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam akan mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan Hamas jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel pada Sabtu (15/2/2025). Sebelumnya pada Senin (10/2/2025), Hamas mengumumkan akan menunda pertukaran sandera sampai Israel berhenti melanggar perjanjian gencatan senjata. (Instagram/b.netanyahu)

    Hongaria Umumkan Penarikan Diri dari ICC saat Netanyahu Kunjungi Budapest

    Bertepatan dengan kedatangan Benjamin Netanyahu ke Budapest untuk kunjungan diplomatik, Hongaria secara resmi mengumumkan keputusannya untuk menarik diri dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    Pengumuman tersebut dibuat pada Kamis oleh Gergely Gulyás, Kepala Staf Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán, yang menyatakan bahwa proses penarikan akan segera dimulai.

    Waktu keputusan ini telah menarik perhatian besar, karena kunjungan Netanyahu menandai perjalanan pertamanya ke negara Eropa sejak ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada bulan November atas kejahatan perang di Gaza.

    Pengadilan juga mengeluarkan surat perintah serupa terhadap mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

    Keputusan Hongaria untuk meninggalkan ICC dipandang sebagai tantangan langsung terhadap kebijakan Uni Eropa dan Statuta Roma, perjanjian yang membentuk pengadilan tersebut.

    Selama kunjungan empat harinya, Netanyahu dan istrinya, Sara, menghadiri resepsi penyambutan yang diselenggarakan oleh Orbán.

    Kunjungan tersebut secara luas ditafsirkan sebagai bagian dari strategi ‘Israel’ yang lebih luas untuk melemahkan legitimasi tindakan ICC dan mendapatkan dukungan internasional terhadap surat perintah penangkapan.

    Organisasi hak asasi manusia internasional, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, telah mengecam kunjungan Netanyahu ke Hungaria.

    Mereka mendesak pemerintah Hungaria untuk menahan Netanyahu saat ia tiba dan menyerahkannya ke ICC, sesuai dengan kewajiban hukum internasional.

    Penarikan diri Hongaria dari ICC menimbulkan pertanyaan tentang masa depan keadilan internasional dan efektivitas mekanisme global yang dirancang untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin atas dugaan kejahatan perang.

    Langkah ini diperkirakan akan semakin membebani hubungan antara Hongaria dan negara Eropa lainnya yang tetap berkomitmen pada yurisdiksi ICC.

    SITUASI GAZA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan ‘operasi darat terbatas’ di Gaza tengah. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Korban Jiwa di Gaza Tembus 50 Ribu

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan hari ini, Minggu, kalau serangan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di Jalur Gaza telah menyebabkan 26 orang tewas dan 113 orang terluka selama 24 jam terakhir.

    Kementerian memperingatkan kalau masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan, dan bahwa IDF mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka.

    Diumumkan bahwa jumlah total korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 50.695 jiwa dan 115.338 orang yang terluka sejak 7 Oktober 2023.

    Jumlah korban sejak Israel melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangannya (18 Maret) di Gaza adalah 1.335 orang yang menjadi martir dan 3.297 orang yang terluka.

  • Pasukan Yaman Pro-Houthi Bentrok dengan Kapal Perang AS di Laut Merah

    Pasukan Yaman Pro-Houthi Bentrok dengan Kapal Perang AS di Laut Merah

    GELORA.CO – Pasukan Yaman bentrok dengan kapal perang AS dalam operasi Laut Merah.  Bentrokan terjadi di tengah serangan udara AS baru-baru ini di bagian barat negara itu.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Ahad dini hari, yang disiarkan oleh saluran TV Al-Masirah Yaman, Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan pasukan rudal, UAV, dan angkatan laut negara itu bentrok dengan sejumlah kapal perang Amerika di Laut Merah utara, termasuk kapal induk USS Harry S. Truman. Pasukan Yaman menargetkan mereka dengan rudal jelajah dan pesawat nirawak.

    “Operasi itu, yang berlangsung selama berjam-jam, mencegah Amerika Serikat melancarkan serangan agresif lebih lanjut ke Yaman,” kata pernyataan itu.

    Pernyataan itu juga menegaskan kembali dukungan teguh pemerintah dan negara Yaman terhadap rakyat Palestina yang tertindas. Otoritas Yaman menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan terus melakukan operasi pembalasan terhadap Israel sampai agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan dicabut.

    Sementara itu, media Yaman melaporkan bahwa militer AS menyerang provinsi Hudaydah di Yaman barat pada Ahad dini hari.

    Kantor Berita SABA Yaman mengutip sumber lokal yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pasukan Amerika melancarkan lima serangan udara di Pulau Kamaran di Hudaydah.

    Dalam perkembangan lainnya, SABA membantah klaim Presiden AS Donald Trump yang menargetkan pertemuan rahasia komandan militer Yaman yang, menurutnya, tengah merencanakan operasi angkatan laut.

    Kantor berita tersebut mengutip sumber yang mengetahui bahwa video yang dirilis oleh ‘penjahat Trump’ itu terkait dengan pertemuan umum pada kesempatan Idul Fitri di provinsi Hudaydah.

    Bertentangan dengan apa yang diumumkan Trump, sumber tersebut mengatakan, pertemuan itu tidak ada hubungannya dengan operasi Angkatan Bersenjata Yaman, yang bertanggung jawab untuk mencegah lewatnya kapal-kapal AS dan rezim Israel di Laut Merah.

    “Kejahatan AS ini, yang menyebabkan puluhan orang menjadi martir dan terluka, menunjukkan sejauh mana kegagalan dan kekalahan Amerika dalam agresinya terhadap Yaman dan kelanjutan genosida AS dan Zionis di Jalur Gaza,” tambah sumber yang tidak disebutkan namanya itu.

    Sabtu dini hari, Trump mengunggah video hitam-putih yang memperlihatkan sekelompok puluhan orang berkumpul dalam sebuah lingkaran dan kemudian menjadi sasaran serangan udara AS selama rekaman berdurasi 25 detik itu.

    “Kelompok Houthi ini berkumpul untuk mendapatkan instruksi tentang serangan,” klaim Trump di platform media sosialnya, Truth Social. “Ups, tidak akan ada serangan oleh kelompok Houthi ini! Mereka tidak akan pernah menenggelamkan kapal kita lagi!”

    Pemerintahan Trump melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman pada pertengahan Maret setelah negara Arab itu melanjutkan operasi militernya terhadap target-target Israel dalam upaya menekan rezim tersebut agar mencabut pengepungannya di Jalur Gaza, di mana situasi kemanusiaan yang sudah buruk telah memburuk.

    Sejak itu, AS telah menggempur Yaman hampir setiap hari untuk menghancurkan kemampuan militer angkatan bersenjata Yaman yang disebut Houthi oleh media dan pejabat Barat.

  • Komandan Brigade Golani Israel Kirim Pesan Mengerikan ke Pasukan IDF Sebelum Serangan Besar ke Gaza – Halaman all

    Komandan Brigade Golani Israel Kirim Pesan Mengerikan ke Pasukan IDF Sebelum Serangan Besar ke Gaza – Halaman all

    Komandan Brigade Golani Israel Kirim Pesan Terakhir ke Pasukan Sebelum Serangan Besar ke Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel dilaporkan telah memperluas agresi militer mereka ke Gaza dengan mengerahkan sejumlah besar kekuatan militer sejak Jumat (4/4/2025).

    Perluasan agresi militer Israel (IDF) ini terjadi di berbagai titik di Jalur Gaza, mulai dari Gaza Utara, Timur, hingga ke Rafah di Gaza Selatan.

    Israel mengklaim, pengerahan besar kekuatan militer IDF ini untuk memulangkan para sandera dan menguasai serta menduduki sebagian besar wilayah di Jalur Gaza.

    Dalam konteks pengerahan kekuatan besar militer ini, Komandan unit pengintaian Brigade Golani, dilansir Khaberni, mengirim pesan kepada prajuritnya sebelum serangan besar di Gaza.

    Khaberni melansir pesan itu bersifat mengerikan karena berisi perintah untuk menghancurkan dan membunuh siapa pun yang mereka temui di Gaza tanpa pandang bulu.

    “Pesan dan perintah dinyatakan sang komandan dengan mengatakan, “Hancurkan siapa pun yang kalian temui di Jalur Gaza, karena mereka adalah musuh”,” tulis laporan Khaberni dikutip, Minggu (6/4/2025).

    SERANGAN BESAR – Pasukan Israel berkumpul jelang penyerbuan dan invasi darat terbuka ke berbagai wilayah di Jalur Gaza.Israel dilaporkan mengerahkan kekuatan besar-besaran dalam agresi selanjutnya ke Gaza.

    Target IDF di Koridor Philadelphia

    Dalam konteks perluasan agresi militer IDF tersebut, Lembaga Penyiaran Israel, KAN melaporkan, mengutip sumber keamanan tingkat tinggi, kalau tentara Israel akan menghancurkan semua terowongan yang terletak di koridor Philadelphia di Jalur Gaza selatan.

    Sumber keamanan mengatakan, “Asumsi sejak 7 Oktober menyatakan kalau kita tidak tahu segalanya, dan oleh karena itu, dengan penghentian bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, kemungkinan besar akan terjadi berbagai jenis operasi penyelundupan, seperti pesawat tanpa awak, kapal, dan lainnya.”

    Sumber tersebut mengonfirmasi keberadaan terowongan yang melintasi perbatasan yang ditutup dari sudut pandang teknis dan berada di bawah kendali tentara Israel.

    Sebagian besar terowongan ditutup dengan beton khusus, beberapa dihancurkan dengan bahan peledak, dan beberapa tetap berada di bawah kendali militer untuk penelitian intelijen dan teknik.

    Sumber keamanan Israel tersebut menyatakan keyakinannya kalau jika IDF tidak hadir di wilayah Philadelphia, warga Palestina akan menggunakan terowongan penyelundupan yang ada atau menggali yang baru.

    Ia menambahkan, “Badan keamanan Israel menerima informasi dan menyampaikannya kepada Menteri Pertahanan Israel Katz kalau Hamas tengah beroperasi di beberapa wilayah untuk menerima bantuan Iran dengan tujuan untuk kembali beroperasi melawan Israel. Oleh karena itu, Hamas tengah mengembangkan rute penyelundupan dari Afrika dan bermaksud membangun kembali pasukan di Jalur Gaza untuk melaksanakan operasi”.

    Dengan dalih ini, Katz bersikeras pasukan Israel tidak mundur dari koridor Philadelphia untuk mencegah Hamas membangun kembali kekuatannya, menurut sumber keamanan.

    Pada pertengahan Maret, situs web berita Israel Walla melaporkan bahwa pasukan teknik militer IDF telah menemukan sekitar 90 terowongan dengan panjang yang bervariasi di sepanjang sumbu dari penyeberangan Rafah yang ditutup hingga ke pantai.

    Laporan itu menunjukkan kalau beberapa terowongan melintasi perbatasan dengan Israel, beberapa mencapai wilayah perbatasan Palestina-Mesir, dan beberapa tidak digunakan dan sebagian digali.

    Menurut sumber militer Israel, kemungkinan ada terowongan lain yang belum ditemukan, meskipun ada kegiatan rekayasa yang dilakukan oleh tentara bekerja sama dengan dinas keamanan Shin Bet.

    BOMBARDIR ISRAEL – Pesawat Israel membombardir daerah permukiman di Khan Younis, Gaza selatan saat warga Palestina merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Minggu (30/3/2025). Dalam serangan Israel ini, sebanyak 20 orang dilaporkan tewas, termasuk delapan anak-anak. (Telegram Quds News Network)

    Bom Sekolah, Ratusan Korban Jiwa

    Tentara pendudukan Israel pada Jumat juga mengumumkan peluncuran operasi darat di Shuja’iyya (Shejaiya), timur Kota Gaza.

    Seorang juru bicara militer Israel mengatakan perluasan operasi darat, khususnya di wilayah Shuja’iyya, dengan tujuan untuk memperdalam kontrol di wilayah tersebut dan memperluas “zona keamanan pertahanan”.

    Dalam perluasan agresinya ini, pasukan IDF melakukan pembantaian yang mengerikan terhadap warga terlantar di wilayah tersebut, yang membuat jumlah korban tewas menjadi 112 sejak Kamis dini hari, saat serangan Israel meluas ke Jalur Gaza selatan.

    Pertahanan Sipil Gaza melaporkan kalau 31 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, tewas, puluhan lainnya terluka, dan enam lainnya masih hilang setelah pesawat tempur Israel mengebom sekolah Dar al-Arqam, yang melindungi orang-orang terlantar di lingkungan al-Tuffah di Kota Gaza.

    Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal mengatakan bahwa puluhan orang yang terluka berada di bawah reruntuhan, dan tim penyelamat tidak dapat mengevakuasi mereka karena kurangnya sumber daya.

    “Mahmoud Basal menambahkan bahwa tempat itu dipenuhi dengan sisa-sisa jenazah anak-anak akibat pembantaian itu, dan menggambarkan apa yang terjadi di Gaza sebagai kegilaan,” tulis Khaberni.

    Gerakan Perlawanan Hamas mengutuk pemboman sekolah tersebut, dengan menggambarkannya sebagai kejahatan brutal baru dalam konteks perang pemusnahan Israel terhadap Gaza.

    Hamas menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera guna menghentikan pembantaian terhadap warga sipil dan bencana kemanusiaan yang ditimbulkan oleh pendudukan di Jalur Gaza, dan meminta pertanggungjawaban Israel yang mereka gambarkan sebagai ‘penjahat perang’.

    Sebaliknya, tentara Israel mengklaim kalau kompleks yang menjadi sasarannya di lingkungan Tuffah di Gaza digunakan oleh militan untuk melakukan serangan terhadap pasukannya.

    IDF seperti mengulangi dalih yang sama yang digunakannya untuk membenarkan pembantaian yang dilakukannya kemarin ketika mengebom sebuah klinik UNRWA yang menampung orang-orang terlantar di Jabalia, utara Jalur Gaza, yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan terluka.

    Tak lama setelah pembantaian Sekolah Dar Al-Arqam, pesawat Israel menargetkan Sekolah Fahd di dekatnya, menewaskan tiga orang.

    Sumber-sumber Palestina mengatakan kalau pesawat Israel juga mengebom sebuah masjid di dekat sekolah Fahd dan Dar al-Arqam di lingkungan al-Tuffah.

    Sumber-sumber Palestina juga melaporkan bahwa pesawat Israel melancarkan 10 serangan baru di wilayah timur Kota Gaza.

    Sementara itu, sumber medis Palestina mengatakan bahwa 112 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada Kamis, 71 di antaranya di Kota Gaza.

    Sumber tersebut juga mengatakan bahwa 1.263 orang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak dimulainya kembali perang Israel 17 hari lalu.

    Sebelumnya hari ini, TV Al-Aqsa melaporkan kalau ada 37 korban jiwa tiba di Rumah Sakit Baptis sebagai akibat dari penargetan lingkungan Shuja’iyya di bagian timur kota.

    Sumber-sumber Palestina juga melaporkan bahwa tiga orang tewas dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di daerah Yarmouk di pusat Kota Gaza.

    Di Deir al-Balah, Gaza tengah, empat warga Palestina tewas dan lainnya terluka dalam serangan udara terhadap patroli polisi di pusat kota, sementara tiga orang tewas dalam serangan udara di kamp pengungsi al-Maghazi di dekatnya.

    Israel juga melancarkan penembakan artileri berat di daerah Al-Maghraqa dan utara kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah.

    Di Khan Yunis, sebelah selatan Jalur Gaza, sumber melaporkan bahwa 10 orang tewas dan lainnya terluka dalam serangan terhadap sebuah rumah dan tenda-tenda yang menampung orang-orang terlantar di daerah al-Katiba di sebelah utara kota.

    Pengeboman udara dan artileri juga menewaskan dan melukai orang-orang di Rafah, bertepatan dengan serangan pasukan Israel ke beberapa lingkungan.

    PENGUNGSI GAZA – Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. Pemerintah Israel menindaklanjuti usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga dengan membentuk Direktorat Urusan Pemindahan Sukarela warga Palestina yang ingin ke luar dari Gaza. Media Israel melaporkan, sebagai proyek percontohan, sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia. (khaberni/tangkap layar)

    Pengeboman dan Pengusiran Penduduk

    Sementara itu, tentara Israel hari ini mengumumkan telah memperluas operasinya di Jalur Gaza selatan, dengan melakukan serangan ke Rafah dan Khan Yunis.

    Tentara pendudukan juga mengatakan kalau mereka mengebom lebih dari 600 target di Jalur Gaza sebagai persiapan untuk invasi darat besar-besaran.

    IDF juga mengumumkan bahwa mereka telah mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, setelah sirene berbunyi di pemukiman Nahal Oz di dalam wilayah Gaza.

    Sementara itu, pasukan pendudukan Israel juga terus menggusur warga Palestina dari beberapa wilayah di Gaza, dengan ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan kota Rafah saat tank-tank Israel maju ke wilayah tersebut.

    Ribuan orang juga mengungsi dari lingkungan Shujaiya di bagian timur Kota Gaza menuju lingkungan lain di kota tersebut.

    Tentara Israel memperingatkan penduduk daerah baru di Kegubernuran Gaza Utara, termasuk kamp Jabalia dan sembilan lingkungan di kota Jabalia dan Beit Hanoun, untuk mengungsi.

    Tentara pendudukan menganggap peringatan itu sebagai peringatan terakhir dan mengatakan akan melancarkan serangan ke wilayah tersebut.

    Peringatan dan perintah evakuasi paksa dari Israel terus dikeluarkan dari berbagai wilayah Jalur Gaza. 

    Militer Israel pada hari Selasa memerintahkan evakuasi beberapa lingkungan di kota Beit Hanoun dan Beit Lahia di Jalur Gaza utara, termasuk proyek Beit Lahia dan lingkungan Sheikh Zayed, Manshiyya, dan Tel al-Zaatar.

    Ini diikuti oleh peringatan lain untuk mengevakuasi seluruh Provinsi Rafah dan tiga kota di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.

    Sejak melanjutkan genosida di Gaza pada 18 Maret, Israel telah membunuh sekitar 1.300 warga Palestina dan melukai hampir 3.000 lainnya, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita.

     

    (oln/khbrn/*)

  • Video Briefing dari IDF: Tentara Israel Diminta Lenyapkan Setiap Orang yang Ditemui di Gaza – Halaman all

    Video Briefing dari IDF: Tentara Israel Diminta Lenyapkan Setiap Orang yang Ditemui di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Video yang memperlihatkan pejabat militer Israel sedang meminta tentara Israel melenyapkan setiap orang yang mereka temui di Jalur Gaza beredar di media sosial.

    Akun Instagram milik media asal Turki @trtworld turut mengunggahnya tanggal 5 April 2025.

    Permintaan itu disampaikan kepada Brigade Golani Israel. Tidak diketahui kapan pastinya dan di mana hal itu disampaikan.

    Menurut keterangan @trtworld, permintaan tersebut disampaikan IDF sebelum invasi darat Israel ke Kota Rafah, Gaza.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga diimbau menembak setiap warga Palestina yang ditemukan atau terlihat oleh mereka.

    Dalam video itu terlihat ada seorang tentara yang berdiri untuk mengumumkan sesuatu di dekat para tentara lain. 

    MILITER ISRAEL – Video yang dibagikan oleh akun wartawan Israel bernama Bitton Rosen di X tanggal 4 April 2025 memperlihatkan seorang pejabat Israel meminta IDF melenyapkan semua orang yang ditemui di Jalur Gaza. (X/BittonRosen)

    “Ini operasi untuk memulangkan sandera, bahkan jika kalian tidak pergi ke terowongan atau bangunan tempat sandera berada,” ujar tentara tersebut.

    “Mengapa? Karena kalian memunculkan tekanan militer yang sangat kuat. Kalian membunuh banyak musuh, merampas banyak wilayah dari mereka, dan seperti inilah, hingga kini, sandera dipulangkan.”

    “Setiap orang kalian temui adalah musuh. Kalian mengidentifikasi ancaman, melepaskan tembakan, melenyapkannya, dan bergerak maju. Jangan kebingungan dalam konteks ini.”

    Video itu turut dibagikan oleh seorang wartawan Israel benama Hallel Biton Rosen di akun X @BitonRosen tanggal 4 April. Video bisa dilihat di sini.

    Rosen menyebut pejabat Israel yang sedang menyampaikan pengarahan itu adalah Letnan Kolonel D. Gibor.

    IDF menembak sesuka hati

    Beberapa waktu lalu media Israel bernama +972 Magazine melaporkan kesaksian para tentara Israel mengenai penembakan terhadap warga Palestina.

    Beberapa tentara Israel bersaksi mereka bisa menembak tanpa batasan guna “menyalurkan” tenaga mereka dan mengatasi kebosanan.

    “Ada kebebasan penuh dalam beraksi,” kata B, tentara Israel yang bertugas di Gaza.

    “Bahkan jika merasa ada ancaman, tak perlu menjelaskannya, kamu tinggal menembak.”

    B menyebut ketika ada tentara yang mendekat, tentara itu bisa ditembak.

    “Diizinkan untuk menembak badannya, bukan ke arah udara.”

    “Diizinkan untuk menembak setiap orang, gadis kecil, dan wanita tua.”

    B kemudian menceritakan peristiwa pada November lalu, ketika tentara Israel menembak beberapa warga sipil saat proses evakuasi sekolah di dekat kawasan Zeitun.

    Tentara Israel meminta warga sipil untuk keluar lewat kiri, ke arah laut, bukan ke kanan, tempat tentara berada.

    Ketika terjadi baku tembak di dalam sekolah, warga yang mengambil jalan salah langsung ditembak.

    Sementara itu, C, tentara Israel lainnya di Gaza, menjelaskan ketika tentara mendengar tembakan, mereka mengirimkan pesan lewat radio untuk mengklarifikasi apakah ada satuan militer lain di area itu.

    Jika tidak ada, mereka akan melepaskan tembakan. “Tentara menembak sesuka hati, dengan sekuat tenaga,” ujar C.

    Namun, tembakan serampangan itu juga berisiko membuat tentara Israel tertembak oleh kawannya sendiri.

    Sementara itu, A, seorang perwira Israel, mengatakan penembakan di rumah sakit, klinik, sekolah, lembaga keagamaan, dan gedung organisasi internasional memerlukan izin yang lebih besar.

    Namun, pada kenyataannya, penembakan tetap terjadi.

    “Saya bisa menghitung, dengan satu tangan, kasus-kasus yang di dalamnya kami diminta tidak menembak. Bahkan, dengan hal sensitif  seperti sekolah, (persetujuan) hanya terasa seperti formalitas.”

    “Semangat di dalam ruang operasi ialah tembak dulu, tanyai kemudian.”

    “Itu adalah konsensusnya. Tidak ada yang akan menangis jika kami merobohkan rumah ketika tidak dibutuhkan atau jika kami menembak seseorang yang tidak perlu kami lakukan.”

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Israel Akui Keliru Bunuh Belasan Tenaga Kesehatan di Gaza, Video Bantah Klaim Israel – Halaman all

    Israel Akui Keliru Bunuh Belasan Tenaga Kesehatan di Gaza, Video Bantah Klaim Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan karena membunuh 15 tenaga kesehatan (nakes) di Jalur Gaza pada 23 Maret lalu.

    Meskipun demikian, IDF mengklaim bahwa beberapa nakes tersebut memiliki hubungan dengan kelompok Hamas.

    Peristiwa tragis ini terjadi di dekat Kota Rafah, Gaza selatan.

    Awalnya konvoi ambulans dari Bulan Sabit Palestina (PRCS), sebuah mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza ditembaki oleh IDF.

    Menurut laporan BBC, Israel mengklaim bahwa IDF melepaskan tembakan karena konvoi tersebut mendekat dengan mencurigakan dan tidak menyalakan lampu depan.

    Namun, klaim tersebut terbantahkan oleh rekaman ponsel salah satu nakes yang tewas.

    Video yang dibagikan oleh The New York Times menunjukkan kendaraan tersebut memiliki lampu dan sedang dalam perjalanan untuk membantu korban luka.

    Pernyataan IDF dan Bukti Rekaman

    Pada hari Sabtu, IDF menyampaikan pernyataan kepada wartawan yang bahwa mereka sebelumnya menembaki sebuah mobil yang diduga berisi tiga anggota Hamas.

    Ketika ambulans mendekati lokasi, pemantau udara melaporkan bahwa konvoi kendaraan tersebut tampak mencurigakan.

    IDF berasumsi bahwa mereka sedang terancam dan melepaskan tembakan.

    Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa nakes tersebut memegang senjata.

    Akan tetapi, pernyataan Israel itu terbantahkan oleh rekaman dari ponsel salah satu nakes yang tewas. Rekaman tersebut memperlihatkan kendaraan-kendaraan itu memliki lampu. Para nakes menjawab panggilan untuk membantu korban luka.

    Awalnya video tersebut dibagikan oleh The New York Times. Video itu memperlihatkan kendaraan melaju. Lalu, tanpa ada peringatan, kendaraan itu mulai ditembaki.

    Video itu berdurasi sekitar 5 menit. Seorang nakes yang bernama Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum para tentara Israel mendekati kendaraan.

    Pejabat Israel juga mengakui bahwa laporan mengenai kendaraan yang mendekat tanpa lampu adalah tidak akurat.

    Penemuan Jenazah dan Tanggapan Internasional

    Jenazah 15 nakes tersebut ditemukan seminggu setelah peristiwa tersebut, setelah badan internasional mengalami kesulitan untuk membuat perlintasan aman ke area tersebut.

    Tim bantuan menemukan ponsel Radwan yang berisi rekaman kejadian.

    Beberapa laporan menyebutkan bahwa nakes sempat diborgol sebelum tewas, namun pejabat militer Israel membantahnya.

    IDF berjanji untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terkait insiden ini.

    Bulan Sabit Merah dan organisasi internasional lainnya juga meminta adanya penyelidikan independen.

    Menurut laporan The Times of Israel, PBB mencatat bahwa setidaknya 1.060 nakes telah tewas di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Penembakan terhadap nakes ini terjadi lima hari setelah Israel melanjutkan serangan di Gaza, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk melanjutkan gencatan senjata ke tahap kedua.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Houthi Bantah Video Trump soal Acara Pertemuan Pemimpin Militer yang Dibom AS di Yaman – Halaman all

    Houthi Bantah Video Trump soal Acara Pertemuan Pemimpin Militer yang Dibom AS di Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Ansar Allah (Houthi) membantah pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang serangan AS yang menargetkan pertemuan para pemimpin militer Houthi di Hodeidah, Yaman.

    Dalam cuitannya di platform Truth Social, Trump mengatakan orang-orang yang menjadi sasaran serangan AS dalam video itu sedang merencanakan serangan terhadap kapal AS di Laut Merah.

    Kantor berita Houthi mengutip sumber pribadi yang tidak disebutkan namanya membantah klaim Donald Trump.

    “Klip video yang diunggah Trump, yang mengklaim bahwa itu adalah pertemuan para pemimpin militer, sebenarnya tidak lebih dari sekadar kunjungan sosial Idulfitri ke provinsi Hodeidah,” kata sumber Houthi seperti diberitakan Al Arabiya, Minggu (6/4/2025).

    Sumber tersebut mengatakan orang-orang dalam pertemuan itu tidak ada hubungannya dengan Houthi. 

    “Tidak ada hubungan antara mereka yang hadir pada pertemuan itu dan Houthi yang melakukan operasi,” ujarnya.

    Trump Unggah Video Serangan AS di Yaman

    Presiden AS Donald Trump membagikan video yang menurutnya menunjukkan serangan AS terhadap anggota Houthi.

    Video tersebut dirilis melalui akun @realDonaldTrump di platform Truth Social pada hari Jumat (4/4/2025).

    Video tersebut, yang tampaknya difilmkan oleh pesawat tak berawak, menunjukkan puluhan orang berdiri di sebuah oval di daerah pedesaan.

    Sebuah amunisi jatuh dari langit, menyebabkan ledakan dan meninggalkan kawah besar. Dua kendaraan dan tidak ada mayat yang terlihat setelah kejadian tersebut. 

    “Kelompok Houthi ini berkumpul untuk menerima instruksi tentang serangan. Waduh, tidak akan ada serangan dari kelompok Houthi ini!” tulis presiden AS dalam cuitannya.

    “Mereka tidak akan pernah menenggelamkan kapal kita lagi!” tambahnya.

    Beberapa pengguna platform Truth Social mengatakan orang-orang dalam video tersebut mungkin adalah warga sipil yang mengikuti pertemuan suku di Yaman, serta mengunggah foto-foto pertemuan serupa di masa lalu.

    Sementara itu, Trump tidak menyebutkan waktu dan lokasi video tersebut diambil.

    Sebelumnya pada awal pekan lalu, Houthi mengumumkan puluhan orang tewas dan terluka dalam serangan udara AS yang menargetkan sebuah pertemuan di Kegubernuran Al Hodeidah, Yaman barat.

    Menurut sumber Houthi, pengeboman ini menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka, tanpa menyebutkan jumlah korban secara spesifik.

    Sekutu Israel, AS, memulai kembali serangannya di Yaman sejak 15 Maret 2025.

    AS yang memimpin koalisi Laut Merah menyerang sasaran di wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman, dengan alasan untuk menghentikan Houthi yang memblokade kapal-kapal terkait Israel dan sekutunya di Laut Merah.

    Sebelumnya pada Oktober 2023, Houthi menyatakan solidaritasnya untuk warga Gaza yang menghadapi serangan Israel, dan mulai menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah serta meluncurkan serangan langsung ke Israel.

    Houthi menghentikan serangannya terhadap Israel, menyusul kesepakatan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada 19 Januari 2025.

    Namun, Houthi memulai kembali operasi militernya terhadap Israel pada 14 Maret 2025 setelah Israel mengabaikan permintaan Houthi untuk membuka kembali jalur penyeberangan bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Viral Video Tubuh Warga Palestina Berterbangan saat Dibom Israel

    Viral Video Tubuh Warga Palestina Berterbangan saat Dibom Israel

    GELORA.CO – Viral di media sosial diduga mayat warga Gaza, Palestina berterbangan saat dibombardir Israel. Kejadian memilukan di saat umat Muslim dunia masih merayakan Idul Fitri 1446 H itu menuai kecaman masyarakat dunia.

    Salah satu akun yang membagikan yakni, Greg J Stoker. Aktivis anti-imperialis itu mengecam serangan Israel. “Saya tidak menceritakan kisah perang, tetapi yang memulai radikalisasi saya menjadi veteran antiperang adalah menyaksikan analis di TOC (pusat operasi taktis) bertaruh seberapa jauh mayat akan terbang selama serangan pesawat tak berawak,” ujarnya dikutip dari media sosialnya, Sabtu (5/4/2025).

    Bukan hanya Greg, akun @numanmazlan, juga membagikan potongan video aksi pengeboman Israel di jalur Gaza. Bahkan, ia menyebut yang menjadi korban adalah anak-anak Gaza.

    “Anak-anak Gaza tercampak ke langit sebelum dijatuhkan ke bumi. Inilah kesan bom Israel dan kebisuan dunia. Inilah harga kematian kemanusiaan dunia kita. Inilah harga ketakutkan yang dialami dunia. Inilah harga membiarkan rezim pengganas Zionis dan kroni kroninya terus berkuasa,” tulisnya.

    Senada dilontarkan pemilik akun @arwidodo, ia membagikan video yang menggambarkan keganasan Israel dalam membombardi Gaza. Di mana, anak-anak menjadi korban.

    “Tubuh anak-anak Palestina terpental hingga 100 meter ke udara akibat pemboman pasukan teroris Zionis Israel,” katanya.

    “Jiwa-jiwa tak berdosa, yang terlempar terburai tinggi ke langit Gaza karena bom penjajah. Tanpa jeda tanpa peringatan mereka tak sempat lari, tak sempat berpamitan.

    Namun, sejauh ini belum ada keterangan otoritas terkait mengenai kabar tubuh warga Palestina bertebangan saat dibombardir Israel.

    Kendati belakangan Israel memang diketahui terus menggempur Gaza guna memaksa warga untuk mengungsi. Kondisi itu pun membuat ratusan ribu warga Palestina di Gaza mengungsi mencari perlindungan saat pasukan Israel menuju reruntuhan Kota Rafah. 

    Ini menjadi salah satu pengungsian massal terbesar selama genosida Israel. Sementara hampir 100 warga Palestina tewas dalam beberapa waktu terakhir. 

    Melansir Reuters, Sabtu 5 April 2025, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 97 orang tewas dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Itu termasuk sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan udara sekitar fajar di Shejaia, pinggiran Kota Gaza di utara. 

    Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, pada Kamis, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 27 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, di dalam gedung sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan. (*)