Negara: Jalur Gaza

  • Keji Serangan Udara Israel Hantam RS Gaza, 1 Anak Tewas

    Keji Serangan Udara Israel Hantam RS Gaza, 1 Anak Tewas

    Gaza City

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa seorang anak tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam salah satu dari sedikit rumah sakit (RS) yang masih beroperasi di Jalur Gaza. Israel memperingatkan akan memperluas serangannya jika Hamas tidak membebaskan sandera yang tersisa.

    Sejak perang berkecamuk pada Oktober 2024 lalu, puluhan ribu warga Gaza terpaksa mengungsi di kompleks rumah sakit setempat, dengan banyak rumah sakit yang mengalami kerusakan parah akibat pertempuran yang berlangsung.

    Salah satu serangan udara Israel menghantam RS Al-Ahli di Jalur Gaza bagian utara pada Minggu (13/4) waktu setempat. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir AFP, Senin (14/4/2025), menyebut serangan itu memakan korban jiwa.

    “Seorang anak meninggal karena terganggunya perawatan,” ucap Ghebreyesus dalam pernyataan via media sosial X.

    “Ruang gawat darurat, laboratorium, mesin sinar-X di ruang gawat darurat, dan apotek hancur,” tuturnya.

    “Rumah sakit terpaksa memindahkan 50 pasien ke rumah sakit lainnya, sebanyak 40 pasien kritis tidak bisa dipindahkan,” kata Ghebreyesus.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya menargetkan “pusat komando dan kendali” yang digunakan Hamas di area rumah sakit tersebut. Tuduhan itu dibantah mentah-mentah oleh Hamas.

    Lihat Video ‘Korban Tewas Akibat Serangan Israel Bertambah, Tembus 50.933 Orang’:

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan udara Israel itu terjadi “beberapa menit setelah peringatan militer (Israel) untuk mengungsi” dirilis terhadap penduduk area tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Israel, secara terpisah, mengklaim “tidak ada aktivitas medis yang berlangsung” di dalam gedung rumah sakit yang dilanda “serangan presisi”.

    “Tidak ada korban sipil akibat serangan tersebut,” tegas Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya.

    Sejumlah foto yang dipublikasikan AFP menunjukkan lempengan beton besar dan logam bengkok berserakan di lokasi usai gempuran Israel. Ledakan yang dipicu serangan udara itu meninggalkan lubang menganga di salah satu gedung rumah sakit, dengan pintu besi terkoyak dari engselnya.

    Serangan udara Israel lainnya menghantam sebuah kendaraan di area Deir el-Balah pada Minggu (13/4), dengan badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk enam bersaudara.

    Lihat Video ‘Korban Tewas Akibat Serangan Israel Bertambah, Tembus 50.933 Orang’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 250 Mantan Intel Mossad Ajukan Petisi, Desak Netanyahu Segera Akhiri Perang Gaza – Halaman all

    250 Mantan Intel Mossad Ajukan Petisi, Desak Netanyahu Segera Akhiri Perang Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 250 mantan pejabat badan intelijen Israel, Mossad mengajukan petisi yang berisi desakan diakhirinya perang di Gaza.

    Adapun petisi ini ditandatangani oleh ratusan mantan pejabat intelijen, termasuk di antaranya 3 mantan kepala Mossad, yakni Danny Yatom, Ephraim Halevy dan Tamir Pardo.

    “Surat tersebut, yang diprakarsai oleh mantan perwira senior Mossad Gail Shorsh, memuat tanda tangan dari tiga mantan kepala Mossad, serta puluhan kepala departemen dan wakil kepala departemen dalam badan tersebut,” jelas laporan media lokal Yedioth Ahronoth yang dikutip Anadolu.

    Selain mendesak diakhirinya perang Israel di Gaza, mereka juga menuntut pemulangan sandera kelompok pejuang Palestina Hamas.

    Petisi yang digagas 250 mantan pejabat intelijen Mossad dirilis sebagai bentuk protes kepada pemerintahan Netanyahu yang selama ini dituding telah menjadikan perang sebagai alat politik.

    Pasca petisi ini mencuat, baik Knesset maupun Netanyahu belum memberikan komentar apapun.

    Namun petisi tersebut adalah yang kedua dalam kurun waktu 24 jam yang ditandatangani oleh mantan atau anggota pasukan keamanan Israel saat ini.

    Menambah gelombang perbedaan pendapat publik yang berkembang dalam lembaga keamanan Israel.

    Mengingat sejak akhir pekan kemarin, setidaknya ada enam petisi yang telah ditandatangani oleh para prajurit cadangan, perwira pensiunan, dan veteran dari berbagai cabang militer Israel.

    1.000 Tentara Israel Tolak Perang

    Sebelumnya, pada pekan kemarin sekitar  1.000 tentara cadangan Angkatan Udara Israel menyerukan tuntutan agar PM Netanyahu mengakhiri serangan di Gaza.

    Kemudian Minggu lalu, 2.000 akademisi Israel, 100 dokter militer ikut menandatangani petisi yang menuntut diakhirinya perang dan pengembalian para sandera yang ditawan di Gaza.

    Dalam tuntutannya mereka meminta agar tawanan Israel “segera dipulangkan” dari Gaza.

    Adapun saat ini masih ada 59 sandera yang ditahan di Gaza, dengan sedikitnya 22 diantaranya masih hidup.

    Mereka diharapkan dibebaskan dalam tahap kedua gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan.

    Namun secara mengejutkan Netanyahu melanggar gencatan senjata dengan kembali melancarkan serangan mematikan di Gaza pada 18 Maret.

    Netanyahu berdalih serangan dilakukan untuk menekan Hamas, akan tetapi tentara cadangan Israel menuding bahwa serangan ke Gaza saat ini sedang berlangsung untuk kepentingan Netanyahu.

    Menurut mereka perintah perang yang dirilis Netanyahu hanya membuat tentara Israel trauma lantaran dalam agresinya mereka dipaksa penggunaan taktik melanggar hukum internasional secara nyata.

    Netanyahu Buronan ICC

    Serangkaian tindakan kriminal yang dilakukan Netanyahu mendorong Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap PM israel itu pada akhir tahun 2024 silam.

    Majelis Praperadilan I ICC, yang terdiri dari Hakim yang menangani situasi di Palestina, memutuskan untuk menangkap Netanyahu dan Mantan Menteri Pertahanan Gallant.

    Keduanya ditetapkan sebagai buronan ICC setelah melakukan berbagai dugaan kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang di Jalur Gaza, Palestina.

    Seperti diantaranya merampas hak-hak dasar sebagian besar penduduk sipil di Gaza, termasuk hak atas hidup dan kesehatan.

    Oleh karena itu, orang-orang tersebut kini menjadi buronan ICC dan bakal ditangkap jika mereka kedapatan berkunjung ke negara-negara anggota mahkamah internasional tersebut.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Pakar Militer: Tentara Israel Sudah Kepung dan Caplok Rafah, Taktik Al Qassam Masih Misterius – Halaman all

    Pakar Militer: Tentara Israel Sudah Kepung dan Caplok Rafah, Taktik Al Qassam Masih Misterius – Halaman all

    Pakar Militer: Tentara Israel Kepung dan Sudah Caplok Titik Strategis Gaza, Taktik Qassam Masih Misterius
     
    TRIBUNNEWS.COM – Pakar militer dan strategi, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi memberikan analisisnya soal manuver Pasukan Israel dalam agresi besar-besaran terbaru mereka di Jalur Gaza.

    Dia mengatakan kalau operasi militer yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel (IDF) di utara dan selatan Jalur Gaza merupakan bagian dari tekanan militer terhadap faksi milisi perlawanan Palestina untuk membuat konsesi (kesepakatan).

    “Tekanan militer ini juga bertujuan untuk mengusir dan menggusur warga Palestina,” katanya dilansir Khaberni, Minggu (13/4/2025).

    Dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi mencatat kalau operasi militer Israel terutama dilakukan di Jalur Gaza bagian selatan.

    Wilayah ini merupakan tempat pasukan pendudukan Israel menguasai apa yang disebut sebagai poros “Morag”. 

    Poros Morag adalah garis militer yang dibuat Tentara Israel di sebelah Koridor Philadelphia (ruas perbatasan Mesir-Gaza), untuk memisahkan antara Rafah dan Khan Yunis, Gaza Selatan.

    “Mereka sekarang meningkatkan operasinya di Jalur Gaza utara,” katanya, seraya menambahkan bahwa tujuan Israel adalah untuk mengusir penduduk Gaza di wilayah melalui pemboman udara dan artileri.

    Tentara pendudukan Israel, kata dia, juga mendorong kekuatan militer mereka ke arah Jalan Salah al-Din, yang memisahkan Gaza dari utara dan selatan.

    “Manuver militer IDF ini dalam upaya untuk mendorong warga sipil ke arah laut dan wilayah lain di Jalur Gaza,” paparnya.

    IDF berupaya menguasai setidaknya 4 wilayah besar. Salah satu yang paling menonjol adalah koridor Netzarim. (X/Twitter)

    Duduki dan Caplok Titik Strategis Gaza

    Ia menambahkan bahwa wilayah yang mulai dikuasai tentara Israel di Gaza sangat luas, termasuk Rafah di Jalur Gaza selatan dan zona penyangganya.

    Terkait dengan pengumuman tentara pendudukan Israel kalau Rafah sedang dikepung dan ancamannya untuk mencaploknya sebagai bagian dari zona penyangga keamanan, Kolonel Al-Falahi menjelaskan kalau IDF berusaha untuk menguasai wilayah Gaza sebanyak mungkin.

    “Oleh karena itu, IDF mengepung wilayah tersebut, kemudian mencaplok dan menguasainya, lalu mencari terowongan (infrastruktur milisi perlawanan Hamas Cs),” paparnya.

    Ia mengatakan kalau Israel menganggap Rafah sebagai wilayah yang strategis, khususnya di sepanjang Koridor Philadelphia.

    Ia mencatat kalau Pasukan Israel telah mengusir penduduk Gaza menuju Khan Yunis di Jalur Gaza selatan untuk menekan para pemimpin faksi milisi perlawanan, terutama mengingat negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    Tentara pendudukan Israel sebelumnya mengumumkan kalau mereka telah memperluas operasi militernya di lingkungan Al-Daraj dan Al-Tuffah di Kota Gaza.

    “Ini mengindikasikan kalau operasi militer Israel di sana bertujuan untuk memperluas zona penyangga dan merebut kendali wilayah tambahan,” kata dia.

    Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengatakan bahwa operasi militer akan segera diperluas secara signifikan hingga mencakup wilayah lain di sebagian besar Jalur Gaza.

    ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM – Foto ini diambil pada Jumat (15/3/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berpatroli dengan kendaraan dan senjatanya selama pertukaran tahanan gelombang ke-6 pada Sabtu (15/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, yang membebaskan 3 sandera Israel (Sagui Dekel Chen, Sasha Troufanov, Yair Horn) dengan imbalan 369 tahanan Palestina. (Telegram Brigade Al-Qassam)

    Strategi Brigade Al Qassam Masih Misterius, Tapi Kirim Pesan Jelas

    Di tengah manuver pasukan Israel tersebut, Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas, mengumumkan kalau mereka telah meluncurkan salvo roket jarak pendek ke arah pemukiman Yahudi, Nir Yitzhak di wilayah Selubung Gaza.

    Seorang juru bicara tentara Israel mengakui kalau sistem pertahanan Iron Dome mencegat tiga roket dan mengklaim serangan Hamas tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

    Mengomentari serangan roket Hamas tersebut, Kolonel Al-Falahi mengatakan roket milisi perlawanan terbatas jumlahnya dan dampaknya terbatas.

    “Tetapi mereka mengirimkan pesan yang jelas bahwa faksi perlawanan masih memiliki kemampuan dan potensi,” kata dia.

    Ia menekankan kalau faksi milisi perlawanan Palestina, termasuk Brigade Al-Qassam belum menunjukkan strategi sebenarnya untuk menghadapi manuver pasukan Israel dengan taktik pendudukan dan penguasaan wilayah tersebut.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

  • Rumah Sakit Al-Ahli Hancur Ditembak 2 Rudal Israel, Warga Gaza Berhamburan Selamatkan Diri – Halaman all

    Rumah Sakit Al-Ahli Hancur Ditembak 2 Rudal Israel, Warga Gaza Berhamburan Selamatkan Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah serangan udara Israel menghancurkan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza pada Minggu (13/4/2025) pagi.

    Dilaporkan dua rudal menghantam fasilitas medis tersebut hingga memaksa pasien dan pekerja medis berhamburan untuk menyelamatkan diri.

    Insiden ini menambah daftar panjang serangan terhadap infrastruktur vital di Jalur Gaza, meninggalkan dampak kemanusiaan yang sangat besar.

    Menurut laporan koresponden Al Mayadeen, Rumah Sakit Al-Ahli adalah satu-satunya fasilitas medis yang masih beroperasi di Gaza Utara.

    Banyak rumah sakit lain hancur akibat serangan-serangan sebelumnya.

    Pada saat serangan terjadi, fasilitas medis ini masih sibuk melayani ribuan pasien yang membutuhkan perawatan intensif.

    Pihak berwenang Israel mengeluarkan perintah evakuasi sebelum pengeboman dilakukan.

    Puluhan pasien dan pekerja medis terpaksa berlari keluar dari rumah sakit untuk menghindari serangan.

    Penyerangan ini menyebabkan kerusakan parah pada bangunan darurat rumah sakit.

    Termasuk bagian penerimaan, laboratorium, dan apotek, yang sangat penting untuk penyediaan layanan medis di kawasan yang tengah dilanda konflik ini.

    Serangan pada Minggu pagi tersebut merupakan bagian dari pemboman berkelanjutan yang telah menargetkan berbagai wilayah di Gaza, termasuk sekolah dan fasilitas publik lainnya.

    Salah satu fasilitas yang terkena dampak adalah Sekolah Saad Bin Mua’th dan Sekolah Abdullah al-Dahyan yang terletak di wilayah al-Tuffah dan al-Sheikh al-Radwan.

    Sejak Oktober 2023, serangan-serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan besar pada lebih dari 30 rumah sakit di Gaza, membuat pelayanan kesehatan semakin terhambat.

    Serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli kali ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai keselamatan fasilitas medis yang tersisa di kawasan tersebut.

    Desakan Perlindungan Internasional

    Kantor Media Pemerintah Gaza telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi fasilitas medis yang tersisa.

    Rumah Sakit Al-Ahli melayani lebih dari satu juta warga Palestina.

    kerusakan lebih lanjut pada rumah sakit ini akan sangat berbahaya bagi sektor kesehatan Gaza yang sudah terhimpit.

    Pernyataan ini juga menyoroti penghancuran sistematis terhadap 34 rumah sakit di Gaza yang dianggap sebagai bagian dari “rencana sistematis untuk menghancurkan sektor perawatan kesehatan.”

    Menurut pernyataan tersebut, serangan ini jelas melanggar konvensi internasional dan Konvensi Jenewa yang melarang serangan terhadap fasilitas medis.

    Respons Hamas, Jihad Islam Palestina dan Kritik Internasional

    Hamas mengutuk serangan ini sebagai “kejahatan perang”.

    Mereka menuduh Amerika Serikat memberi “lampu hijau” kepada Israel untuk melakukan serangan terhadap fasilitas medis.

    “Serangan ini bukan hanya serangan terhadap rumah sakit, tetapi juga serangan terhadap kemanusiaan,” tegas juru bicara Hamas.

    Kelompok ini juga mengkritik komunitas internasional yang dianggap tidak berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan ini.

    Pihaknya meminta segera adanya intervensi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Arab untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap fasilitas sipil.

    Pihak Palestina yang tergabung dalam Jihad Islam Palestina (PIJ) juga mengecam serangan ini.

    PIJ menyebutnya sebagai  “serangan sistematis” terhadap fasilitas kesehatan dan tempat perlindungan sipil di Gaza.

    Mereka menggambarkan serangan ini sebagai bagian dari “perang pemusnahan sistematis yang melanggar standar kemanusiaan dan hukum internasional.”

    Sementara itu, masyarakat internasional kembali dikejutkan oleh kebisuan dari Dewan Keamanan PBB dan lembaga-lembaga hukum global lainnya masih bungkam.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Serang Rumah Sakit Al Ahli di Gaza, Fasilitas Perawatan Hancur

    Israel Serang Rumah Sakit Al Ahli di Gaza, Fasilitas Perawatan Hancur

    Jakarta

    Badan pertahanan sipil Gaza menyatakan serangan udara Israel menghancurkan sebagian bangunan rumah sakit pada Minggu dini hari. Serangan itu diluncurkan setelah Israel merebut sebuah koridor di wilayah Palestina yang porak poranda akibat perang dan menyatakan akan memperluas serangan militernya.

    Dilansir AFP, Minggu (13/4/2025), badan pertahanan sipil di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut menyebutkan bahwa angkatan udara Israel menargetkan sebuah bangunan di Rumah Sakit Al-Ahli, yang juga dikenal sebagai Rumah Sakit Baptis atau Rumah Sakit Arab Ahli, di Kota Gaza. Sementara itu laporan AFP menyebutkan bahwa militer Israel masih menyelidiki kejadian itu.

    Serangan udara itu terjadi beberapa menit setelah peringatan dari tentara Israel untuk mengevakuasi pasien, korban luka dan para pendamping mereka dari bangunan tersebut.

    “Pengeboman menyebabkan bangunan bedah dan stasiun penghasil oksigen untuk unit perawatan intensif hancur,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Rumah sakit, yang dilindungi oleh hukum humaniter internasional, telah berulang kali menjadi sasaran serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. Militer Israel menuduh Hamas memiliki terowongan di bawah rumah sakit dan menggunakan fasilitas medis sebagai pusat komando untuk merencanakan dan melancarkan serangan terhadap tentara serta wilayah Israel. Namun tuduhan itu dibantah oleh kelompok Palestina tersebut.

    Rumah Sakit Al-Ahli sebelumnya mengalami kerusakan parah akibat ledakan di tempat parkirnya pada 17 Oktober 2023, yang menyebabkan puluhan orang tewas.

    Israel disebut bertanggung jawab atas ledakan tersebut namun kemudian dibantah oleh Israel. Israel menyalahkan roket yang salah tembak dari kelompok Islamic Jihad atas ledakan itu, klaim itu disebut didukung oleh Amerika Serikat.

    Pada 28 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 22 dari 36 rumah sakit di Gaza hanya berfungsi sebagian.Perang di Gaza pecah setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 terhadap Israel yang mengakibatkan 1.218 orang tewas, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi Israel.

    Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Sabtu menyebutkan sedikitnya 1.563 warga Palestina tewas sejak 18 Maret ketika gencatan senjata runtuh, sehingga jumlah total korban tewas sejak awal perang mencapai 50.933 jiwa.

    (knv/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PKS Dukung Penuh Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

    PKS Dukung Penuh Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Legislator PKS mendukung penuh rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza, Palestina ke Indonesia untuk mendapat pengobatan hingga tuntas.

    Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menilai bahwa upaya Presiden Prabowo Subianto itu harus didukung penuh karena rakyat Gaza bisa diselamatkan dari kebiadaban Israel dengan mengobati mereka yang terluka dengan perawatan dan pelayanan medis yang layak dan tuntas. 

    “Ini upaya darurat untuk menyelamatkan korban sipil dengan evakuasi dan ini bukan relokasi warga Palestina dari tanah tinggal mereka,” tuturnya dikutip, Minggu (13/4/2025). 

    Jazuli mengatakan bahwa kondisi Palestina saat ini sangat memprihatinkan, terutama di sekitar Jalur Gaza. Pasalnya, kata Jazuli, tidak ada lagi fasilitas kesehatan karena semuanya sudah dihancurkan oleh Israel.

    “Faktanya di Gaza dan tempat-tempat pengungsian tidak ada lagi fasilitas medis, rumah sakit, dokter, hingga obat-obatan. Semuanya sudah dihancurkan oleh kebiadaban penjajah Israel,” kata Jazuli.

    Dia memastikan bahwa DPR bakal dukung penuh upaya Presiden Prabowo Subianto untuk menyelamatkan warga Palestina di Jalur Gaza. 

    “Ini amanat konstitusi sekaligus hutang sejarah bangsa Indonesia yang akan kita perjuangkan sampai Palestina merdeka,” ujarnya.

    Wacana Prabowo untuk merelokasi warga Gaza, meskipun sementara, menuai kritik keras karena hal tersebut sejalan dengan keinginan pihak Zionis agar warga Palestina pergi dari tanahnya sehingga Israel bisa menduduki wilayah tersebut. Bahkan, kritik di antaranya datang dari pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan bahwa pernyataan Prabowo itu justru bisa saja ditafsirkan sebagai dukungan terhadap AS dalam mengosongkan wilayah Gaza.

    “Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?” kata Buya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (11/4/2025).

    Kemudian, Buya menilai bahwa jika rencana tersebut diwujudkan, maka Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah Gaza. Alhasil wilayah yang bertahun-tahun diperjuangkan itu bisa saja akan jatuh kepada Israel.

    Sebagai contoh, wilayah yang dikuasai rakyat Palestina yang sudah dicaplok oleh Israel adalah kota Yerusalem. Bahkan, kota tersebut sudah dijadikan Ibu Kota Israel.

    “Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel,” tutur Buya.

    Oleh sebab itu, Buya meminta Prabowo agar tidak merealisasikan rencananya untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Sebab, Israel belum tentu akan menerima kembali warga yang sudah dievakuasi tersebut.

    Dia juga menyarankan, apabila ingin membantu rakyat Palestina, maka lebih baik melalui bantuan untuk pengobatan, perawatan dan pasokan makanan langsung ke wilayah tersebut.

    “Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun, kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya seribu satu cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka,” pungkasnya.

  • Komisi I DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Rencana Evakuasi Warga Gaza

    Komisi I DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Rencana Evakuasi Warga Gaza

    Jakarta

    Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono merespons kekhawatiran Ketua PP Muhamadiyah Anwar Abbas terkait rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Dave meminta Pemerintah mulai menjelaskan secara detail terkait rencana tersebut.

    Dave awalnya memastikan rencana Prabowo hendak mengevakuasi ribuan warga Gaza adalah hal yang mulia. Namun, dia menyebut rencana itu harus diikuti dengan rancangan hingga program yang jelas.

    “Rencana Presiden Prabowo untuk melakukan evakuasi kepada 11 ribuan warga Gaza yang terluka, terkena trauma, juga yatim piatu adalah rencana yang mulia, akan tetapi rencana tersebut harus diikuti dengan rancangan yang jelas, program yang jelas, dan ada kepastian mereka berapa lama, kebutuhannya seperti apa, pembiayaannya dari mana, dan juga mereka di sini akan ditempatkan sebagai apa?” kata Dave saat dihubungi, Sabtu (12/4/2025).

    Dave menyebut ada hal-hal yang harus dipikirkan secara jangka panjang terkait rencana itu. Menurutnya, hal itu juga demi memberi kepastian kepada warga Gaza.

    “Karena ada hal-hal lain yang secara jangka panjang harus diperhitungkan secara detail, tentang kepastian mereka,” imbuh dia.

    Meski begitu, Dave meminta semua pihak sabar menunggu Prabowo yang saat ini masih berada di Timur Tengah. Dia meyakini Prabowo akan menjelaskan rencana itu secara mendetail setelah pulang dari sana.

    Pernyataan Anwar Abbas

    Presiden Prabowo Subianto berencana mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mempertanyakan rencana tersebut.

    Anwar awalnya menyebut Prabowo harus bisa memberikan jaminan warga Gaza yang dievakuasi akan kembali lagi ke Palestina. Dia mengingatkan Israel saat ini telah menduduki Jalur Gaza.

    Dia juga menyinggung rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Gaza. Dia mengatakan Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin mengosongkan Gaza dari warga Palestina.

    “Jadi yang berkuasa di Gaza itu sekarang adalah Israel, (PM) Israel Benjamin Netanyahu dengan Donald Trump sudah membuat kesepakatan akan mengusir dan mengosongkan Gaza dari warganya,” ujarnya.

    (maa/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hampir Setengah Warga Israel Ragu IDF Mampu Tundukkan Hamas Sekaligus Bebaskan Sandera – Halaman all

    Hampir Setengah Warga Israel Ragu IDF Mampu Tundukkan Hamas Sekaligus Bebaskan Sandera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa hampir separuh warga Israel meragukan kemampuan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk membebaskan sandera dan mengalahkan Hamas di Jalur Gaza secara bersamaan.

    Survei yang dilakukan oleh Viterbi Family Center for Public Opinion and Policy Research ini menunjukkan 49 persen responden percaya bahwa kedua tujuan tersebut tidak mungkin tercapai bersamaan.

    Sementara itu, 46 persen responden meyakini bahwa pembebasan sandera dan pelenyapan Hamas bisa dilakukan secara bersamaan.

    Survei tersebut berlangsung dari 31 Maret hingga 6 April 2025. Sebanyak 598 warga Yahudi dan 150 warga keturunan Arab dilibatkan sebagai responden.

    Ketika ditanya tentang prioritas tujuan perang di Gaza, 68 persen responden menyatakan bahwa pembebasan sandera harus menjadi fokus utama, sementara hanya 25 persen yang meminta agar pemerintah Israel memprioritaskan penggulingan Hamas.

    “Jumlah responden yang memilih pemulangan sandera sebagai tujuan terpenting telah naik signifikan,” ungkap lembaga survei tersebut, seperti dikutip dari Al Mayadeen.

    Perbandingan dengan Survei Sebelumnya

    Survei ini menunjukkan perubahan signifikan dibandingkan dengan hasil survei Januari 2024 yang memperlihatkan sekitar setengah warga Israel menganggap pemulangan sandera sebagai hal terpenting.

    Selain itu, 91 persen responden dari sayap kiri dan 60 persen dari sayap tengah menganggap pemulangan sandera lebih penting, sementara hanya 52 persen responden dari sayap kanan yang berpikiran serupa.

    Di antara responden yang memilih penggulingan Hamas, 74 persen percaya kedua tujuan bisa dicapai bersamaan.

    Namun, 59 persen dari mereka yang mengutamakan pemulangan sandera berpendapat bahwa kedua tujuan tidak dapat dicapai sekaligus.

    Mayoritas Warga AS Tidak Menyukai Israel

    Sementara itu, jajak pendapat terbaru oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika Serikat (AS) memiliki pandangan negatif terhadap Israel.

    Hasil survei yang dirilis pada 8 April 2025, bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih, menunjukkan bahwa 53 persen warga AS memiliki pandangan buruk terhadap tentara Israel, meningkat dari 42 persen pada Maret 2022.

    Kepercayaan warga AS terhadap Netanyahu juga tetap rendah, yaitu 32 persen.

    Survei ini dilakukan dari 24 hingga 30 Maret 2025 dengan melibatkan 3.605 orang dewasa di AS.

    Sebanyak 54 persen responden menganggap perang di Gaza adalah persoalan penting, meskipun angka ini turun dari 65 persen pada Januari 2024.

    Di antara responden Partai Demokrat, 69 persen memiliki pandangan negatif terhadap Israel, sementara di antara responden Partai Republik, angka ini mencapai 37 persen, meningkat dari 53 persen dan 27 persen pada tahun 2022.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Ratusan Intelijen Israel Membangkang, Minta Perang di Gaza Dihentikan Saja – Halaman all

    Ratusan Intelijen Israel Membangkang, Minta Perang di Gaza Dihentikan Saja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan personel intelijen cadangan Israel menolak perang di Jalur Gaza dikobarkan lagi.

    The Times of Israel melaporkan bahwa intelijen yang berasal dari satuan elite 8200 ini menyatakan dukungan kepada para pilot Israel yang sudah meminta agar perang dihentikan.

    Sebelumnya, banyak pilot cadangan Angkatan Udara Israel yang mendesak para sandera Israel di Gaza agar dibebaskan, meski itu artinya perang harus disudahi.

    Sejumlah pilot itu juga mendesak pemerintah Israel untuk lebih memprioritaskan pembebasan sandera ketimbang melanjutkan konflik.

    Mereka menilai bahwa tujuan perang saat ini lebih bersifat politik dan personal, bukan kepentingan nasional.

    Adapun para intel cadangan itu menandatangani surat yang isinya mendukung pernyataan para pilot. Surat itu diterbitkan hari Jumat, 11 April 2025.

    “Melanjutkan perang tidak akan berkontribusi terhadap tujuan-tujuan yang telah dinyatakan, dan akan merenggut nyawa sandera, tentara IDF, dan warga sipil tak berdosa,” kata para intel dalam surat itu, dikutip dari CNN.

    “Pemerintah tidak bertanggung jawab atas bencana ini, dan tidak mengakui bahwa mereka tidak punya rencana atau solusi atas krisis ini.”

    “Kami mendukung seruan dari para tentara Angkatan Udara kepada semua warga Israel, di mana pun dan dengan cara apa pun, agar bertindak dan meminta pembebasan sandera dan penghentian perang.”

    Adapun saat ini masih ada 59 warga Israel yang disandera di Gaza. Upaya IDF untuk memulangkan mereka hingga kini belum membuahkan hasil.

    Para intel cadangan juga memperingatkan bahwa banyak personel yang kelelahan setelah berulang kali dipanggil untuk berdinas.

    Mereka berpendapat bahwa melanjutkan perang tidak akan mendekatkan Israel kepada tujuannya, yaitu memulangkan sandera dan menyingkirkan Hamas.

    Reaksi Pihak Militer dan Pemerintah

    Komandan Angkatan Udara Israel, Mayjen Tomer Bar, mengkritik surat tersebut dan menyatakan bahwa pernyataan itu melemahkan solidaritas di kalangan pasukan.

    “Tidak pantas bagi tentara cadangan aktif untuk mendesak perang dihentikan,” kata Bar.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengekspresikan kemarahan terhadap tentara cadangan yang meminta perang diakhiri.

    Ia menyebut mereka sebagai kelompok kecil yang berisik dan anarkistis, serta menuduh mereka berusaha melemahkan IDF.

    “Mereka sudah pernah menyebarkan pesan kelemahan kepada musuh kita. Kami tidak akan mengizinkan hal ini terjadi lagi,” kata Netanyahu.

    Di tengah ketegangan ini, sekitar 1.840 akademisi di Israel menyatakan dukungan terhadap pernyataan para tentara cadangan yang meminta agar perang diakhiri.

    Mereka menekankan pentingnya memulangkan sandera tanpa penundaan.

    Tindakan Disipliner

    Sebagai respons terhadap surat penolakan tersebut, IDF mengumumkan bahwa tentara aktif yang menandatangani surat itu akan dibebastugaskan. 

    “Tidak mungkin seseorang yang bertugas di dalam kokpit lalu keluar dan mengaku kurang percaya diri dalam misi ini,” ungkap pihak IDF.

    Angkatan Udara Israel mengambil langkah disipliner untuk menjaga agar IDF terhindar dari kontroversi politik.

    Dengan tegas, mereka mengatakan akan terus menindak siapa pun yang berusaha membawa politik ke dalam militer.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dampak ‘Ngeyel’ Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza, Pasukan Brigade Golani Israel Terluka Parah – Halaman all

    Dampak ‘Ngeyel’ Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza, Pasukan Brigade Golani Israel Terluka Parah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang tentara dari Brigade Golani mengalami luka parah saat melaksanakan operasi darat di Jalur Gaza selatan pada hari Jumat.

    Insiden ini terjadi di tengah serangan yang sedang berlangsung terhadap kota Rafah.

    Brigade Golani, yang merupakan unit infanteri yang didirikan pada tahun 1948 dan bagian dari Divisi ke-36 Angkatan Bersenjata Israel, dikenal sebagai satu-satunya brigade yang tetap aktif sejak berdirinya tentara Israel.

    Brigade ini memiliki sejarah panjang dalam berbagai konflik, termasuk peran dalam Nakba 1948, di mana pasukan tersebut terlibat dalam berbagai aksi kekerasan terhadap warga Palestina.

    Selama Operasi Pedang Besi yang berlangsung pada tahun 2023, Brigade Golani dikerahkan namun menarik diri setelah mengalami kerugian besar selama 60 hari serangan.

    Saat ini, tentara Israel melanjutkan operasi militer di wilayah Rafah, termasuk di daerah Morag, Gaza utara, Shejaiyya, dan Beit Lahiya.

    Dampak Serangan

    Sementara itu, laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa satu orang tewas akibat tembakan artileri Israel di lingkungan Shujaiyya, sebelah timur Kota Gaza.

    Sumber medis melaporkan bahwa sepuluh warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah di Al-Katiba, utara Khan Yunis.

    Dalam insiden terpisah, seorang warga Palestina juga tewas akibat serangan pesawat tak berawak Israel di daerah Al-Mawas.

    Para korban dari serangan ini telah dimakamkan di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.

    Pemboman Israel juga melanda lingkungan Al-Atatra di Beit Lahia, mengakibatkan dua kematian dan sejumlah luka-luka.

    Operasi militer yang terus berlangsung di Jalur Gaza menunjukkan dampak yang signifikan terhadap warga sipil, dengan meningkatnya jumlah korban jiwa.

    Brigade Golani, meskipun dianggap sebagai salah satu unit terpenting dalam militer Israel, kini menghadapi tantangan besar di lapangan.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).