Negara: Jalur Gaza

  • Palestina Kecam Kunjungan Langka Netanyahu ke Gaza: Penyerbuan!

    Palestina Kecam Kunjungan Langka Netanyahu ke Gaza: Penyerbuan!

    Gaza City

    Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keras kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Jalur Gaza pada Selasa (15/4) waktu setempat. Otoritas Palestina yang berkantor di Tepi Barat menyamakan kunjungan Netanyahu dengan “penyerbuan”.

    “Penyerbuan provokatif oleh Benjamin Netanyahu ke Gaza bagian utara, beserta pernyataan-pernyataannya, dimaksudkan untuk memperpanjang dan mengintensifkan kejahatan genosida dan pemindahan paksa (di wilayah Palestina),” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2025).

    Dalam kunjungan singkat, yang tergolong langka, ke Jalur Gaza itu, Netanyahu menemui pasukan Israel yang ditugaskan di daerah kantong Palestina itu dalam perang melawan Hamas.

    Kunjungan ini dilakukan saat militer Israel terus melancarkan serangan udara dan serangan darat terhadap wilayah tersebut.

    Berbicara di hadapan pasukan Israel, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus melancarkan serangan militer terhadap Hamas untuk mengamankan pembebasan para sandera yang masih ditahan.

    “Mereka menyerang musuh dan Hamas akan terus merasakan pukulan demi pukulan. Kita bersikeras agar mereka membebaskan para sandera kita, dan kita bersikeras untuk mencapai semua tujuan perang kita,” kata Netanyahu kepada pasukan Israel di Gaza, menurut pernyataan yang dirilis oleh kantor PM Israel.

    Militer Israel melanjutkan serangannya terhadap Gaza pada 18 Maret lalu, yang mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas, yang sebagian besar telah menghentikan pertempuran di wilayah itu.

    Sejak saat itu, pasukan Israel merebut sebagian besar wilayah Jalur Gaza, dengan ratusan ribu penduduk sipil melarikan diri dari area-area yang menjadi target serangan gencar Israel.

    Pejabat-pejabat senior Israel, termasuk Netanyahu, telah berulang kali menegaskan bahwa hanya tekanan militer yang akan memaksa Hamas untuk membebaskan para sandera yang tersisa di Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menlu Sugiono Bilang ke Menlu AS soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza, Sejalan Keinginan Trump?

    Menlu Sugiono Bilang ke Menlu AS soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza, Sejalan Keinginan Trump?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah RI kembali menegaskan komitmennya untuk mengevakuasi 1.000 warga Palestina yang berada di Jalur Gaza. 

    Keinginan permintah mengevakuasi warga Gaza sejatinya sejalan dengan keinginan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang pernah mengungkapkan akan merelokasi warga Gaza ke Indonesia. 

    Bedanya pada waktu itu Indonesia sempat menolak. Namun demikian, ide mengenai rencana Indonesia mengevakuasi 1.000 warga Gaza itu terungkap ketika kunjungan Presiden Prabowo Subianto, ke sejumlah negara pasca diancam Trump kena tarif 30%.

    Adapun komitmen tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Marco Rubio di Kementerian Luar Negeri AS Washington D.C pada Rabu (16/4/2025). 

    Sugiono menjelaskan bahwa nantinya 1.000 warga Palestina yang berada di jalur Gaza akan kembali dipulangkan ke Gaza. Mereka menekankan bahwa Indonesia menolak relokasi warga Palestina di Gaza dari Tanah Airnya. 

    “Pemerintah Indonesia juga siap untuk mengevakuasi sementara sekitar 1.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terluka untuk dirawat di Indonesia. Setelah itu, mereka akan dipulangkan kembali ke Gaza,” tuturnya dalam keterangannya. 

    Sebagai informasi, menlu Sugiono merupakan menlu pertama dari negara-negara ASEAN yang diterima oleh Menlu AS di Washington D.C. 

    Selain membahas soal Gaza, kedua negara saling bertemu untuk membahas soal perluasan kemitraan strategis kedua negara di berbagai bidang, mulai dari politik-keamanan, perdagangan dan juga investasi. 

    Dilaporkan, bahwa Sugiono juga menyampaikan berbagai prioritas dan program Presiden Prabowo Subianto, yakni ketahanan pangan dan energi, hilirisasi, serta pembangunan sumber daya manusia.

    Mereka juga membahas soal penguatan kerja sama ekonomi RI-AS, termasuk dalam konteks rantai pasok, dengan mengundang investor AS untuk berinvestasi di sektor mineral kritis, seperti nikel, dan sektor-sektor penting lain.

    Lebih lanjut, Menlu AS menuturkan bahwa pertemuan ini sangat tepat di tengah dinamika geopolitik global. Kedua menlu juga membahas soal isu-isu regional dan global, seperti China Selatan dan Palestina. 

    Kemudian, kedua negara juga menegaskan pentingnya mengedepankan semangat kerja sama dan dialog dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan.

  • Gagal Damai! Hamas Tolak Gencatan Senjata, Israel Ogah Hengkang dari Gaza – Halaman all

    Gagal Damai! Hamas Tolak Gencatan Senjata, Israel Ogah Hengkang dari Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali menemui jalan buntu.

    Hamas menolak proposal terbaru yang diajukan Israel karena dinilai sepihak dan tidak menjamin diakhirinya perang.

    Tak ada juga komitmen dari Israel untuk menarik pasukan dari Jalur Gaza.

    Mengutip laporan BBC dan JNS, Israel melalui mediator Mesir menawarkan pelucutan senjata Hamas dan pembebasan sebagian sandera.

    Sebagai imbalan, Israel akan memberikan gencatan senjata selama enam minggu dan membuka kembali akses bantuan kemanusiaan yang sebelumnya diblokade sejak awal Maret.

    Tidak ada klausul mengenai penghentian perang secara permanen atau penarikan militer Israel dari Gaza.

    “Usulan itu menyerukan pelucutan senjata tanpa jaminan akhir perang atau penarikan pasukan. Itu sebabnya Hamas menolaknya secara keseluruhan,” ujar seorang pejabat Hamas kepada BBC (16/4/2025).

    Hamas Ajukan Syarat Tegas: Hentikan Perang dan Hengkang dari Gaza

    Hamas bersedia membebaskan semua sandera jika Israel menghentikan agresi dan menarik pasukan dari seluruh wilayah Gaza.

    Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh seorang pejabat senior Hamas dalam wawancaranya dengan The Times of Israel.

    Tuntutan itu ditolak oleh Israel.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa perang tidak akan berakhir sebelum Hamas benar-benar dilumpuhkan.

    Netanyahu Didukung Sayap Kanan untuk Lanjutkan Serangan

    Netanyahu mendapat tekanan kuat dari koalisi sayap kanan untuk terus melanjutkan operasi militer di Gaza.

    Ia bahkan mengunjungi pasukan di Gaza utara pada Selasa (15/4) dan menyatakan bahwa Hamas akan terus diserang sampai menyerah.

    “Semakin mereka menolak, semakin besar pukulan yang akan mereka terima,” tegas Netanyahu dikutip dari JNS.

    Hamas Kehilangan Kontak dengan Penculik Sandera Amerika

    Di tengah ketegangan, Hamas mengklaim kehilangan kontak dengan tim penculik Edan Alexander, tentara Israel-Amerika yang menjadi salah satu sandera utama.

    Jubir sayap militer Hamas, Abu Obeida, menyebut serangan udara Israel sebagai penyebab putusnya komunikasi.

    Militer Israel (IDF) membantah telah melakukan serangan di lokasi tersebut.

    Alexander merupakan satu-satunya warga negara AS yang masih hidup di antara para sandera.

    Hamas sebelumnya menawarkan pembebasannya bersama jenazah empat warga AS-Israel lain, namun Israel menolak tawaran itu dan menyebutnya propaganda.

    Ribuan Tewas, Gencatan Masih Jauh dari Kenyataan

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 50.000 orang tewas atau hilang sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Israel mengklaim telah menewaskan lebih dari 20.000 pejuang Hamas.

    Sementara itu, 59 sandera diyakini masih ditahan di Gaza, dengan hanya 24 yang diperkirakan masih hidup.

    Blokade bantuan kemanusiaan tetap berlangsung.

    Negosiasi damai pun kembali gagal, dan perang terus berlanjut tanpa kepastian akhir.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Putin dan Emir Qatar Bertemu di Moskow Besok, Bahas Upaya Perdamaian Rusia-Ukraina

    Putin dan Emir Qatar Bertemu di Moskow Besok, Bahas Upaya Perdamaian Rusia-Ukraina

    JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani akan membahas upaya untuk menemukan kemungkinan kesepakatan damai guna mengakhiri perang di Ukraina dalam pertemuan Kamis besok.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya berulang kali mengatakan ingin mengakhiri “pertumpahan darah” perang tiga tahun di Ukraina, meskipun Moskow mengatakan tidak mudah untuk menyetujui penyelesaian.

    Kremlin mengatakan pembicaraan Putin dengan emir Qatar di Moskow akan difokuskan pada “isu-isu terkini” dengan penekanan pada perdagangan serta sejumlah isu dalam agenda internasional.

    “Pasti akan ada pertukaran pandangan antara Putin dan Emir Qatar mengenai urusan Ukraina,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dilansir Reuters, Rabu, 16 April.

    “Juga akan ada pertukaran pandangan mengenai urusan regional. Wilayah ini penuh dengan potensi konflik dan Qatar memainkan peran yang sangat besar dan penting dalam upaya untuk menyelesaikan banyak situasi,” kata Peskov.

    Putin terakhir kali bertemu dengan emir tersebut di Astana pada Juli di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai.

    Qatar telah melakukan serangkaian upaya untuk menengahi antara Rusia dan Ukraina. Qatar  juga membantu mengatur pemulangan anak-anak dari kedua negara yang terpisah dari orang tua mereka selama perang.

     

    Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed Al-Khulaifi mengatakan kepada kantor berita negara TASS, pembahasan akan menyentuh Ukraina, Suriah, Jalur Gaza, dan energi seperti gas alam cair (LNG).

    “Konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan krisis rantai pasokan global karena kenaikan harga energi dan komoditas dasar,” kata Khulaifi kepada TASS.

    “Dialog berkelanjutan kami di bidang ini membantu menstabilkan pasar energi, yang pada gilirannya mendukung ketahanan ekonomi global dan membantu mengatasi krisis rantai pasokan,” imbuhnya.

    Khulaifi mencatat Qatar telah memainkan peran penting sebagai mediator antara Amerika Serikat dan Iran, serta dengan Rusia, dalam upaya untuk menemukan solusi damai bagi krisis Iran.

  • Populer Internasional: China Batalkan Kontrak dengan Boeing – Kembalinya Kendaraan Lapis Baja Rusia – Halaman all

    Populer Internasional: China Batalkan Kontrak dengan Boeing – Kembalinya Kendaraan Lapis Baja Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional dapat disimak di sini.

    China membatalkan kontrak dengan Boeing, membuat perang dagang dengan AS semakin memanas.

    Sementara itu, AS mengeluarkan ultimatum kepada Iran untuk pengayaan uranium.

    Soal perang Rusia-Ukraina, kendaraan lapis baja Rusia kini mulai terlihat.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. China Batalkan Kontrak dengan Boeing di Tengah Perang Dagang, Trump Tanggapi Sikap Beijing

    Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan perundingan dagang berada sepenuhnya di tangan Beijing.

    Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt pada Selasa (15/4/2025) di tengah meningkatnya friksi antara dua ekonomi terbesar dunia.

    “Bola ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” ujar Leavitt saat membacakan pernyataan Trump, dikutip dari CNA.

    Meskipun Trump disebut terbuka untuk kembali bernegosiasi, Leavitt menegaskan bahwa inisiatif harus datang dari pihak China. 

    Pernyataan Trump ini menyusul keputusan China untuk membatalkan kesepakatan besar dengan Boeing. 

    Trump mengungkapkan di media sosial bahwa Beijing telah memerintahkan maskapai penerbangannya untuk tidak menerima pengiriman pesawat dari produsen jet asal AS tersebut.

    “Menariknya, mereka baru saja mengingkari kesepakatan besar dengan Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka ‘tidak akan mengambil alih’ pesawat yang telah sepenuhnya dikomitmenkan,” tulis Trump dalam platform Truth Social.

    Laporan dari Bloomberg News menguatkan pernyataan Trump, menyebut bahwa China tidak hanya menolak pengiriman jet Boeing, tetapi juga menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan Amerika.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. AS Ultimatum Iran: Stop Total Pengayaan Uranium atau Bersiap Perang

    Amerika Serikat kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran.

    Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyatakan Teheran harus “menghentikan dan menghilangkan” seluruh program pengayaan nuklirnya jika ingin mencapai kesepakatan dengan Washington.

    “Setiap pengaturan akhir harus menetapkan kerangka kerja untuk perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di Timur Tengah – yang berarti bahwa Iran harus menghentikan dan menghilangkan program pengayaan dan persenjataan nuklirnya,” kata Witkoff, Selasa (15/4/2025), dikutip dari Fox News dan Middle East Eye.

    Pernyataan ini tampak berbalik arah dari komentarnya sehari sebelumnya, yang menyiratkan AS bisa menerima pengayaan uranium dalam tingkat rendah untuk energi sipil.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Kendaraan Lapis Baja Rusia Telah Kembali, Ukraina Rilis Video Pergerakan MT-LB di Sekitar Zaporizhia

    Setelah sebelumnya mengandalkan serangan infanteri ringan pada akhir tahun 2024 dan awal 2025, kepemimpinan militer Rusia di Moskow tampaknya kembali ke strategi awal, yakni mengerahkan tank, sepeda motor, bahkan kendaraan sipil untuk mengangkut pasukan penyerang ke garis depan.

    Temuan tersebut dilaporkan Institut Studi Perang (Institute for the Study of War/ISW), seperti dikutip Kyiv Post.

    ISW menilai Rusia beralih dari kendaraan berat ke infanteri ringan karena masifnya pergerakan pesawat nirawak milik Ukraina dalam menargetkan tank dan pengangkut personel lapis baja Rusia.

    Juru Bicara Kelompok Pasukan Luhansk, Letnan Kolonel Dmytro Zaporozhets, mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) berhasil menangkis serangan mekanis berskala kompi dari pasukan Rusia terhadap Stupochky (selatan Chasiv Yar) dan Klishchiivka (tenggara Chasiv Yar) pada hari Minggu (13/4/2025), di wilayah Donetsk yang diduduki. 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Hamas: Menyerah Bukan Pilihan, Netanyahu Lakukan Kejahatan Perang demi Masa Depan Politiknya Sendiri

    Seorang pejabat senior Hamas menegaskan kembali bahwa menyerah bukanlah pilihan bagi kelompoknya.

    Ia juga mengecam keras agresi Israel yang disebutnya sebagai perang genosida di Jalur Gaza, serta mengecam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan kejahatan perang demi kelangsungan karier politiknya sendiri.

    Mengutip PressTV, Sami Abu Zuhri, Kepala Biro Politik Hamas di luar negeri, menyatakan pada Selasa (15/4/2025) bahwa Hamas tidak akan pernah menyerah dan akan terus berjuang untuk memenuhi tuntutan rakyat Palestina.

    Zuhri menegaskan komitmen Hamas untuk menggunakan segala bentuk tekanan dalam menghadapi rezim pendudukan.

    Ia juga menyatakan bahwa Hamas telah merespons secara positif semua inisiatif gencatan senjata yang bertujuan memenuhi kebutuhan sah rakyat Palestina.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. 2 Dugaan Penyebab Jet Tempur F-16 Ukraina Bisa Dijatuhkan Rusia, Salah Satunya Terkait MEZ

    Penyebab jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Ukraina (AUF) bisa ditembak jatuh oleh militer Rusia masih menjadi teka-teki,

    Jet tempur itu jatuh pada hari Sabtu, (12/4/2025), dan menewaskan pilotnya, yakni Pavlo Ivanov. AUF mengonfirmasi peristiwa itu pada hari yang sama.

    “Kami menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga Paul. Dia gugur dalam pertempuran untuk membela tanah airnya dari para penyerbu,” kata UAF dikutip dari Kyiv Post.

    Ukraina belum mengonfirmasi lokasi jatuhnya jet tersebut. Para blogger militer Rusia dan Ukraina mengklaim jet itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara (surface to air missile).

    Sehari kemudian Kementerian Rusia menyebut jet itu ditembak oleh sistem pertahananan udara.

    “Sistem pertahanan udara menembak jatuh satu jet F-16 Ukraina, delapan bom udara berpemandu JDAM, tujuh rudal HIMARS buatan AS, dan 207 drone dengan sayap tetap,” kata kementerian itu dikutip dari Eurasian Times.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Bos Militer Zionis: Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Pasukan Cadangan Israel Sudah Kewalahan – Halaman all

    Bos Militer Zionis: Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Pasukan Cadangan Israel Sudah Kewalahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Staf baru militer Israel, Eyal Zamir, dilaporkan telah memperingatkan pemerintah Israel soal krisis tentara zionis di medan perang Gaza.

    Zamir menyebut kekurangan tentara dapat membatasi ambisi perang Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Zamir mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan kabinetnya bahwa strategi militer saja tidak dapat memenuhi semua tujuan perang di Gaza.

    “Terutama jika tidak ada jalur diplomatik yang melengkapi,” ujar Zamir, Senin (14/4/2025).

    Dalam sebuah cuitan yang ditayangkan Palestine Chronicle, Zamir juga menyebut bahwa ‘Hamas tidak dikalahkan, dan pasukan cadangan sudah kewalahan’.

    Laporan tersebut mengutip pernyataan seorang pejabat senior pertahanan yang mengatakan bahwa ‘Zamir tidak menutup-nutupi fakta’.

    “Dia memberi tahu para pemimpin untuk meninggalkan sebagian fantasi mereka,” ujar pejabat senior tersebut.

    Dilaporkan juga terdapat keengganan tentara Isarel untuk berperang.

    Lantaran hal tersebut mereka anggap atau gambarkan sebagai kegagalan masa lalu.

    Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 18 bulan setelah serangan di Gaza, Hamas terus menguasai sebagian besar Jalur Gaza.

    Dan, sambil membangun kembali perjuangan Gaza, yang mana masih memiliki sekitar 20.000 pejuang, menurut intelijen Israel.

    Ia juga mengutip pidato terbaru Zamir di mana ia mengakui bahwa Hamas belum dikalahkan.

    Laporan tersebut mencatat bahwa pendudukan Israel kembali Gaza secara penuh bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

    Dan tentu saja perlu pengaktifan kembali tentara cadangan Israel.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza – Halaman all

    Semakin Persulit Negosiasi dengan Hamas, Menhan Israel Ungkap Pasukannya Akan Tetap Berada di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pasukan Israel akan tetap berada di apa yang disebut zona keamanan di Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah tanpa batas waktu.

    Pernyataan Israel Katz ini dapat semakin mempersulit pembicaraan dengan Hamas mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.

    “Tidak seperti di masa lalu, (militer Israel) tidak mengevakuasi wilayah yang telah dibersihkan dan direbut,” kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan, Rabu (16/4/2025), dilansir AP News.

    “Militer akan tetap berada di zona keamanan sebagai penyangga antara musuh dan masyarakat (Israel) dalam situasi sementara atau permanen apa pun di Gaza — seperti di Lebanon dan Suriah,” jelasnya.

    Sementara itu, Hamas mengatakan tidak akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa tanpa penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan gencatan senjata yang langgeng.

    “Mereka berjanji bahwa para sandera akan didahulukan. Dalam praktiknya, Israel memilih untuk merebut wilayah sebelum para sandera,” kata organisasi utama yang mewakili keluarga para sandera dalam sebuah pernyataan.

    “Ada satu solusi yang diinginkan dan layak, yaitu pembebasan semua sandera sekaligus sebagai bagian dari kesepakatan, bahkan dengan mengorbankan berakhirnya perang,” tambah organisasi itu.

    Hamas Minta Pasukan Israel Mundur

    Hamas telah berulang kali menggambarkan seruan untuk melucuti senjata sebagai garis merah yang tidak akan dilintasinya.

    Hamas juga telah mengatakan pasukan Israel harus mundur dari Gaza di bawah gencatan senjata permanen apa pun.

    “Setiap gencatan senjata yang tidak memiliki jaminan nyata untuk menghentikan perang, mencapai penarikan penuh, mencabut blokade, dan memulai rekonstruksi akan menjadi jebakan politik,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Rabu, dikutip dari Arab News.

    Dua pejabat Israel mengatakan minggu ini bahwa tidak ada kemajuan dalam pembicaraan, meskipun ada laporan media tentang kemungkinan gencatan senjata untuk memungkinkan pertukaran beberapa dari 59 sandera yang masih ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina.

    Pejabat Israel mengatakan peningkatan tekanan militer akan memaksa Hamas untuk membebaskan para sandera.

    Namun, pemerintah telah menghadapi demonstrasi besar-besaran oleh pengunjuk rasa Israel yang menuntut kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan mendapatkan mereka kembali.

    Sebagai informasi, serangan Israel di Gaza menewaskan 22 orang lainnya, menurut pejabat kesehatan setempat, termasuk seorang gadis yang belum berusia satu tahun.

    Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan penangguhan masuknya bahan bakar, medis, dan pasokan makanan oleh Israel sejak awal Maret 2025 telah mulai menghambat pekerjaan beberapa rumah sakit yang masih beroperasi, dengan persediaan medis yang menipis.

    “Ratusan pasien dan individu yang terluka kehilangan obat-obatan penting, dan penderitaan mereka semakin parah karena penutupan penyeberangan perbatasan,” kata kementerian tersebut.

    Pasukan Israel telah mengambil alih lebih dari separuh wilayah Gaza dalam kampanye baru untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera setelah Israel mengakhiri gencatan senjata bulan lalu.

    Israel juga menolak untuk mundur dari beberapa wilayah di Lebanon setelah gencatan senjata dengan kelompok militan Hizbullah tahun lalu, dan merebut zona penyangga di Suriah selatan setelah pemberontak menggulingkan Presiden Bashar Assad pada Desember 2024.

    Israel mengatakan pihaknya harus mempertahankan kontrol atas apa yang disebutnya sebagai zona keamanan untuk mencegah terulangnya serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana ribuan militan menyerbu ke Israel selatan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

    Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 51.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak menyebutkan berapa banyak warga sipil atau kombatan tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.

    Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tanpa memberikan bukti.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Tentara Israel Klaim Tewaskan Ajudan Komandan Senior Hamas yang Berkali-kali Lolos dari Serangan IDF – Halaman all

    Tentara Israel Klaim Tewaskan Ajudan Komandan Senior Hamas yang Berkali-kali Lolos dari Serangan IDF – Halaman all

    Tentara Israel Klaim Tewaskan Ajudan Komandan Senior Hamas yang Berkali-kali Lolos dari Serangan IDF

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel, Rabu (16/4/2025) mengklaim telah membunuh seorang tokoh senior dalam sayap bersenjata kelompok Perlawanan Palestina, Hamas dalam serangan di Kota Gaza beberapa hari yang lalu.

    Dalam pernyataan militer, yang dikutip oleh portal berita Times of Israel, tentara Israel (IDF) dan dinas keamanan dalam negeri (Shin Bet) ‘mengeleminasi’ Mahmoud Abu Hisirah.

    IDF mengidentifikasi dia sebagai pembantu dekat Izz ad-Din Haddad, komandan Brigade Gaza, Al-Qassam.

    Adapun Haddad selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel selama perang yang sedang berlangsung dan sebelumnya, menurut media Israel.

    Pernyataan itu juga mengklaim kalau Abu Hisirah ikut serta dalam serangan Hamas terhadap Pangkalan Militer Nahal Oz milik tentara Israel, dekat Gaza, pada tahun 2014, yang mengakibatkan lima tentara tewas.

    Hamas belum mengomentari klaim Israel tersebut.

    Tentara Israel memperbarui serangan mematikan di Gaza pada tanggal 18 Maret, menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada bulan Januari.

    Setidaknya 51.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023.

    Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

    NETANYAHU DI GAZA – Tangkap layar Telegram Netanyahu 16 April 2025, memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Menteri Pertahanan Yisrael Katz (kiri) mengunjungi tentara Israel di Gaza utara pada hari Selasa (15/4/2025). (Telegram Netanyahu)

    Netanyahu Injak Tanah Gaza

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan secara langsung mengunjungi tentara Israel di Gaza utara pada hari Selasa (15/4/2025).

    Ia berjanji akan melakukan serangan udara lebih lanjut terhadap warga Palestina di daerah kantong yang hancur itu.

    Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Israel Katz mengunjungi Jalur Gaza utara pada hari Selasa.

    “Saya di sini bersama Menteri Pertahanan, para komandan militer, para pejuang reguler dan tentara cadangan kita yang hebat… Mereka menyerang musuh,” kata Netanyahu saat inspeksi lapangan terhadap tentara di Gaza utara.

    Ia mengatakan Israel akan terus memberikan lebih banyak tekanan kepada Hamas.

    “Hamas akan terus menerima lebih banyak pukulan,” ujarnya.

    “Kami berkeras ingin membebaskan sandera kami, kami berkeras ingin mencapai semua tujuan perang kami, dan kami melakukannya berkat para prajurit pemberani kami,” imbuh Netanyahu.

    Sementara itu, Israel Katz mengklaim operasi militer Israel berlangsung dengan intensif.

    “Operasi yang sedang berlangsung (genosida intensif) menekan Hamas untuk membebaskan para tawanan, dan selama Hamas terus bersikap keras kepala, kami akan terus meningkatkan serangan hingga Hamas dikalahkan dan semua tawanan dikembalikan,” kata Israel Katz, seperti diberitakan Al Araby.

    Kunjungan mendadak itu dirahasiakan dengan sangat ketat dan tidak diumumkan hingga setelah kunjungan berakhir.

    Pernyataan Netanyahu juga tidak menanggapi pengumuman Hamas pada hari Selasa bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan kelompok yang menyandera Aidan Alexander, seorang warga negara Israel-Amerika.

    100.000 Warga Israel Tandatangani Petisi untuk Menolak Perang

    Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan jumlah warga Israel yang menandatangani petisi untuk menghentikan perang dan mengembalikan tahanan melebihi 100.000 dalam lima hari. 

    Mereka yang berpartisipasi dalam penandatanganan petisi tersebut berasal dari berbagai kalangan.

    “Sekitar 1.700 seniman dan intelektual di Israel menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan pengembalian tahanan yang ditahan di Jalur Gaza,” lapor Haaretz, Rabu (16/4/2025).

    Setelah sekitar 1.000 personel Angkatan Udara Israel menerbitkan surat yang menyerukan diakhirinya perang Israel di Jalur Gaza, lebih dari 150 mantan perwira angkatan laut Israel juga menandatangani surat serupa yang menentang perang di Jalur Gaza.

    Radio Angkatan Darat Israel juga melaporkan setidaknya ada 100 dokter militer cadangan yang menandatangani surat yang menyerukan gencatan senjata dan pengembalian tahanan.

     

    (oln/anews/*)

  • Al-Qassam: Tawanan Israel di Gaza Potensi Tewas dan Berada di Peti Mati Hitam usai Serangan Zionis – Halaman all

    Al-Qassam: Tawanan Israel di Gaza Potensi Tewas dan Berada di Peti Mati Hitam usai Serangan Zionis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas memberikan peringatan pada keluarga sandera Israel, terkait keselamatan keluarga mereka yang saat ini masih berada di Gaza.

    Peringatan Al-Qassam dirilis dalam bentuk pesan video.

    Al-Qassam menyatakan para keluarga sandera perlu bersiap akan kemungkinan terburuk, hal ini lantaran banyak sandera Israel tewas lantaran ulah tentara zionis sendiri.

    “Bersiaplah. Sebentar lagi putra-putra kalian akan kembali dalam peti mati hitam,” ujar keterangan Al-Qassam, Selasa (15/4/2025).

    Pejuang Palestina tersebut juga mengatakan bahwa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memang menargetkan tawanan Israel di Gaza.

    “Pimpinan kalian telah menandatangani surat perintah hukuman mati bagi para tawanan, jadi persiapkan tempat pemakaman mereka,” katanya, mengutip Palestine Chronicle, Rabu (16/4/2025). 

    Perkembangan ini menyusul perilisan video oleh Al-Qassam Sabtu lalu yang memperlihatkan seorang tawanan bernama Edan Alexander.

    Edan Alexander merupakan warga berkebangsaan ganda, termasuk Amerika Serikat (AS).

    Dalam video dirinya memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk campur tangan guna membebaskannya. 

    Dalam video tersebut, ia menuduh Netanyahu menelantarkan para tawanan di Gaza.

    Hal ini terjadi setelah Israel mengingkari perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan serangannya di Jalur Gaza.

    Kekerasan Israel yang kembali terjadi pada tanggal 18 Maret telah melanggar gencatan senjata yang dimulai pada tanggal 19 Januari. 

    Tindakan militer Israel terbaru telah menewaskan dan melukai ribuan warga Palestina, sebagian besar warga sipil.

    Meskipun pelanggaran tersebut telah dikutuk oleh banyak negara dan kelompok hak asasi manusia, AS tetap melanjutkan dukungannya terhadap Israel.

    AS menegaskan bahwa kampanye militer tersebut dilakukan dengan pengetahuan dan persetujuan sebelumnya dari Washington.

    Diketahui, sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan Gaza dalam kondisi hancur. 

    Selain itu, lebih dari 116.000 orang terluka, sementara 14.000 orang masih hilang.

    Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menuduh mereka melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Makam Yusuf di Bawah Perlindungan Tentara Israel – Halaman all

    Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Makam Yusuf di Bawah Perlindungan Tentara Israel – Halaman all

    Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Makam Yusuf di Bawah Perlindungan Tentara Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan pemukim ilegal Israel pada Selasa (15/4/2025) malam menyerbu situs makam Yusuf, di timur kota Nablus, Tepi Barat utara yang diduduki.

    Kantor berita Palestina, Wafa mengutip sumber lokal yang mengatakan para pemukim menyerbu lokasi makam di bawah perlindungan ketat pasukan Israel, dan melakukan ritual Talmud di lokasi tersebut.

    Dikatakan juga para pemukim Yahudi Israel dikawal oleh para tokoh mereka, termasuk Zvi Sukkot , seorang anggota Knesset yang terkenal karena retorikanya anti-Palestina, dan Yossi Dagan , yang bertanggung jawab atas permukiman di Tepi Barat utara.

    Secara paralel, tentara Israel menyerbu wilayah timur Nablus dan mengerahkan penembak jitu di atas bangunan-bangunan dekat lokasi makam Yusuf serta menghancurkan jalan-jalan terdekat menuju lokasi tersebut, tambah penyiar Palestina tersebut.

    Dihormati oleh umat Muslim (Palestina) dan Yahudi (Israel), makam Yusuf telah lama menjadi titik api bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Israel.

    Umat ​​Yahudi meyakini situs tersebut sebagai tempat pemakaman bapa leluhur kitab suci, Yusuf atau Joseph.

    Namun, umat Muslim menentang klaim ini dengan mengatakan bahwa seorang ulama Islam, Sheikh Yussef Dawiqat, dimakamkan di situs tersebut dua abad yang lalu.

    Sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, hampir 950 warga Palestina telah tewas dan hampir 7.000 terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal di seluruh Tepi Barat yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Pada bulan Juli 2024, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan lama Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

    SERBU MAKAM YUSUF – Suasana saat pemukim Israel menyerbu Makam Yusuf di Nablus, Tepi Barat. Orang-orang Palestina menegaskan bahwa situs tersebut merupakan tempat bersejarah milik umat Islam yang telah terdaftar di Departemen Wakaf Islam. (tangkap layar npc/RT Arabic)

    Memaksa Masuk Masjid Al-Aqsa

    Selain insiden tersebut, ratusan pemukim ilegal Israel dilaporkan juga memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada Selasa, menandai hari ketiga hari raya keagamaan Yahudi Paskah , kata seorang pejabat Palestina.

    Pejabat Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan bahwa sedikitnya 1.220 pemukim ilegal memasuki lokasi titik api di bawah perlindungan polisi Israel sejak pagi.

    Para saksi mata mengatakan para pemukim masuk melalui area Gerbang Al-Mugharbah, di sebelah barat masjid suci.

    Sekitar 1.149 pemukim ilegal masuk ke kompleks tersebut pada hari Senin, dan 494 lainnya pada hari Minggu untuk menandai liburan selama seminggu.

    Paskah, yang memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir pada masa Nabi Musa, dianggap sebagai salah satu hari raya terpenting dalam kalender agama Yahudi.

    Menurut Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina, pemukim ilegal menyerbu masjid tersebut sebanyak 21 kali bulan lalu, ketika umat Islam merayakan bulan suci Ramadan.

    Angka yang dirilis oleh gubernur Yerusalem menunjukkan bahwa 13.064 pemukim ilegal menyerbu masjid tersebut pada kuartal pertama tahun 2025.

    Sejak tahun 2003, Israel telah mengizinkan pemukim ilegal memasuki kompleks titik api hampir setiap hari, kecuali hari Jumat dan Sabtu.

    Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Umat Yahudi menyebut area itu “Temple Mount,” dan mengklaim bahwa di sana terdapat dua kuil Yahudi pada zaman dahulu.

    Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967.

    Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

    Seputar Makam Yusuf yang Sering Diziarahi Yahudi Israel

    Makam Yusuf terletak di kota Balata, sebelah timur kota Nablus, sebuah wilayah di bawah kedaulatan Otoritas Palestina, tetapi telah menjadi fokus konflik antara Palestina dan Zionis sejak pendudukan kota Nablus pada tahun 1967.

    Makam tersebut menjadi tujuan rutin bagi gerombolan pemukim Israel untuk berdoa dan melakukan ritual Talmud.

    Pada 1986, otoritas pendudukan Israel mendirikan sekolah Yahudi untuk mengajarkan Taurat berdampingan dengan Makam Yusuf.

    Pada 1990 “kuburan tersebut” diubah menjadi pos militer yang dikendalikan oleh tentara pendudukan Israel dan Kementerian Agama Israel mengklasifikasikannya sebagai pusaka Yahudi.

    Menurut klaim Yahudi, tulang belulang Nabi Yusuf bin Ya’qub” A.s. dibawa dari Mesir dan dimakamkan di tempat tersebut.

    Berdasarkan sebuah riwayat dalam Kitab Kejadian (salah satu kitab Taurat), orang-orang Yahudi mengatakan bahwa “Nabi Yusuf memerintahkan Bani Israel untuk memindahkan tulang-tulangnya dan menguburnya di sebelah timur kota Sikhem”.

    Sikhem ini adalah kota Nablus di Kanaan.

    Penelitian sejarah menunjukkan bahwa makam tersebut masih baru dan berasal dari era Ottoman atau Turki Usmani pada tahun 1904, di mana makam dibangun untuk mengenang seorang ulama bernama Yusuf Dweikat, yang datang ke wilayah tersebut dan mengajarkan agama Islam.

    Setelah Yusuf Dweikat meninggal, Turki Usmani mendirikan sebuah bangunan di makam tersebut dan mausoleum untuk mengenang dan menghormati jasanya.

    “Makam ini kemudian ramai dikunjungi umat Islam, terutama kelompok sufi yang mengadakan acara tertentu untuk menghormati Syeikh Yusuf Dweikat,” kata ulasan situs NPC.

    Orang-orang Palestina menegaskan bahwa situs tersebut merupakan tempat bersejarah milik umat Islam yang telah terdaftar di Departemen Wakaf Islam.

    Sebelumnya bangunan yang di dalamnya terdapat makam Syeikh Yusuf Dweikat merupakan sebuah masjid sebelum diduduki oleh Israel.

    Selama beberapa tahun terakhir, Makam Yusuf telah menjadi titik konflik antara Palestina dan Zionis Israel.

    Kawasan ini menjadi area perlawanan rakyat Palestina, yang menyebabkan sejumlah besar penduduk Palestina meninggal dunia.

    Serbuan dan serangan pemukim Israel ke makam tidak pernah berhenti. Serbuan ini dilakukan di bawah penjagaan pasukan pendudukan Israel untuk melakukan ritual ibadah Talmud.

    Israel terus memaksakan realitas baru di daerah tersebut tanpa berhenti, melalui seruan yang dibuat oleh para pemukim dan sejumlah asosiasi Yahudi untuk mencaplok area makam demi “kedaulatan Israel” dan pendirian pusat permukiman Yahudi.

    Hal ini berarti lebih dari 30.000 keluarga Palestina terancam diusir jika otoritas pendudukan Israel menyetujui pendirian pos permukiman permanen, yang secara hukum internasional ilegal didirikan di daerah tersebut.

     

    (oln/anews/khbrn/)