Negara: Jalur Gaza

  • Viral, Tentara IDF Panik Lintang Pukang Disergap Satu Pejuang Gaza

    Viral, Tentara IDF Panik Lintang Pukang Disergap Satu Pejuang Gaza

    GELORA.CO – Sebuah video dari kamera badan tentara dari pasukan penjajahan Israel (IDF) beredar dan menjadi viral di media sosial. Rekaman itu menunjukkan tentara penjajah yang berlari ketakutan saat disergap pejuang Palestina yang merujuk Aljazirah hanya seorang diri.

    Rekaman itu memperlihatkan momen-momen bentrokan langsung antara tentara Israel dan pejuang perlawanan Palestina di dalam sebuah gedung di Jalur Gaza. Klip tersebut mendokumentasikan saat pasukan Israel disergap, di mana sebuah granat tangan dilemparkan ke arah mereka dan sejumlah tentara terluka dalam bentrokan langsung dan tatap muka dengan anggota perlawanan Palestina.

    Belum ada lansiran resmi dari IDF soal rekaman tersebut. Kendati demikian, belakangan perlawanan pejuang Palestina kembali meningkat setelah Israel mengkhianati gencatan senjata pada Maret lalu. Sejumlah serangan telah didokumentasikan pejuang Palestina sementara IDF mengumumkan tewasnya seorang tentara dan banyak lagi yang terluka parah.

    Video itu memicu reaksi luas di platform media sosial. Ribuan aktivis Palestina dan Arab berinteraksi dengan rekaman tersebut, memuji keberanian para pejuang dan mengejek kebingungan yang terlihat di antara tentara pendudukan.

    “Semua ketakutan, teriakan, dan kepanikan di antara barisan tentara Israel, yang dikatakan tidak terkalahkan, hanya dihadapi oleh satu pejuang perlawanan!” Aktivis Saad Qaziel mengatakan di halaman platform X-nya dilansir Aljazirah Arabia.

    Sementara itu, aktivis Abu Islam al-Mardawi menunjukkan bahwa semua topeng telah terlepas dari tentara pendudukan dalam kejadian ini. “Lihatlah mereka, bagaimana mereka mundur dalam ketakutan, tanpa keyakinan atau ketabahan. Tanpa dukungan Amerika yang tidak terbatas, mereka tidak akan bertahan dalam perang ini.”

    Aktivis Adham Abu Salmiya menjelaskan bahwa video ini mengungkapkan kebenaran tentang pertempuran di Gaza yang tidak ingin diungkapkan oleh pihak pendudukan. “Bentrokan jarak dekat di dalam sebuah rumah di Khan Yunis antara perlawanan dan tentara pendudukan. Ini menghancurkan ilusi superioritas dan mengekspos tentara pendudukan yang kebingungan dan tidak berdaya, yang mengkompensasi kegagalannya dengan meneror warga sipil dan membom rumah-rumah.”

    Seorang pengguna Twitter menulis, “Pertarungan dari titik nol, satu orang melawan sekelompok tentara, menembak mereka dengan peluru dan bom dengan sekuat tenaga dan keberaniannya, sementara mereka melarikan diri darinya.” Yang lain percaya bahwa video ini menunjukkan perbedaan mencolok antara kebrutalan penjajah ketika mereka hanya memilih perempuan dan anak-anak, dan kelemahan mereka ketika menghadapi perlawanan.

    Analis militer Israel memperkirakan peningkatan operasi perlawanan Palestina di Jalur Gaza, bertepatan dengan kekurangan tentara Israel karena banyaknya korban jiwa dan penolakan tentara cadangan untuk bertugas dalam konfrontasi yang menurut mereka tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang umur pemerintahan Benjamin Netanyahu.

    Pada Selasa, situs web Israel kembali  melaporkan insiden keamanan serius di Jalur Gaza setelah sebelumnya serangan pejuang menewaskan seorang tentara IDF.  Situs web Israel mengkonfirmasi bahwa sejumlah orang yang terluka dalam insiden keamanan di Jalur Gaza selatan sedang dipindahkan ke rumah sakit Israel, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.

    Channel 7 Israel juga melaporkan bahwa kaki dua tentara wanita yang terluka dalam penyergapan yang dilakukan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), pada hari Sabtu di dekat Beit Hanoun, diamputasi.

    Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa insiden di Gaza utara kemarin terjadi di dekat lokasi yang dikunjungi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz pekan lalu.

    Brigade Qassam mengaku bertanggung jawab atas penyergapan kompleks tersebut pada Ahad, menerbitkan rincian serangan yang dilakukan terhadap pasukan Israel di Beit Hanoun, utara Jalur Gaza.

    Brigade tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui Telegram bahwa mereka melakukan penyergapan “Mematahkan Pedang” di timur kota Beit Hanoun. Mereka menambahkan bahwa rudal anti-tank menargetkan kendaraan milik komando batalion pengumpulan informasi tempur di Divisi Gaza milik tentara Israel. Segera setelah pasukan pendukung tiba untuk menyelamatkan mereka, mereka menjadi sasaran bom anti-personil, membunuh dan melukai anggotanya.

    Brigade Izzuddin al-Qassam juga melansir video penghancuran tiga tank canggih milik militer Israel di timur Kota Gaza. Rekaman itu menunjukkan para pejuang Palestina masih mampu memberikan perlawanan di Jalur Gaza.  (*)

  • Serangan Israel Tewaskan 17 Orang di Gaza, Petugas Temukan Jasad Hangus

    Serangan Israel Tewaskan 17 Orang di Gaza, Petugas Temukan Jasad Hangus

    Gaza City

    Rentetan serangan udara Israel menghantam sejumlah wilayah di Jalur Gaza sejak Rabu (23/4) dini hari. Sedikitnya 17 orang tewas akibat gempuran terbaru Israel itu. Para petugas penyelamat menemukan beberapa jasad dalam kondisi hangus dari kompleks sekolah yang kini menjadi tempat penampungan pengungsi.

    Israel melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza sejak 18 Maret lalu, menyusul gagalnya gencatan senjata dengan Hamas yang hanya berlangsung selama dua bulan sejak Januari lalu. Gencatan senjata itu sempat menghentikan pertempuran sengit di daerah kantong Palestina tersebut.

    “Sedikitnya 17 orang tewas sejak dini hari,” ucap juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Bassal, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (23/4/2025).

    Bassal menyebut 11 orang di antaranya, termasuk wanita dan anak-anak, tewas akibat serangan udara yang menargetkan gedung sekolah Yafa di area Al-Tuffah, Gaza City, pada Rabu (23/4).

    “Sekolah itu menampung para pengungsi. Pengeboman itu memicu kebakaran besar, dan beberapa mayat hangus telah ditemukan,” tuturnya.

    Sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023, puluhan ribu warga Gaza terpaksa mengungsi dan berlindung di kamp-kamp pengungsian, yang beberapa dibangun di kompleks sekolah. Badan bantuan kemanusiaan memperkirakan sebagian besar dari total 2,4 juta jiwa penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali sejak perang dimulai.

    Lebih lanjut, Bassal mengatakan pihaknya menerima panggilan darurat dari beberapa area di Jalur Gaza. “Kami kekurangan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan operasi penyelamatan yang efektif atau mengevakuasi jenazah para martir,” katanya.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Tembus 51 Ribu

    Pada Selasa (22/4), militer Israel mengatakan pasukannya menargetkan sekitar 40 unit “kendaraan teknik”, yang diklaim oleh Tel Aviv digunakan untuk “tujuan teror”.

    Bassal mengatakan rentetan serangan udara menghancurkan buldoser dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk “membersihkan puing-puing dan mengevakuasi jenazah para martir dari bawah reruntuhan”, serta untuk “menyelamatkan nyawa, menarik orang-orang dari reruntuhan”.

    Di lokasi lainnya di Jalur Gaza, korban tewas tambahan dilaporkan pada Rabu (23/4). Menurut laporan badan pertahanan sipil Gaza, seorang anak tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah rumah di area Jabalia utara, dan satu orang lainnya tewas dalam serangan terpisah di area Khan Younis.

    Empat orang lainnya, sebut Bassal, tewas dalam penembakan Israel terhadap rumah-rumah di sebelah timur Gaza City. Sejumlah orang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan itu.

    Militer Israel belum mengomentari laporan terbaru soal serangan mematikan di Jalur Gaza itu.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Tembus 51 Ribu

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militer Penjajah Israel Palsukan Penemuan Terowongan di Philadelphi untuk Cegah Gencatan Senjata

    Militer Penjajah Israel Palsukan Penemuan Terowongan di Philadelphi untuk Cegah Gencatan Senjata

    PIKIRAN RAKYAT – Militer penjajah Israel telah memalsukan penemuan sebuah terowongan di Koridor Philadephi di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza Palestina dengan tujuan untuk mencegah atau menunda kesepakatan pembebasan sandera.

    Diketahui, keberadaan terowongan ini pertama kali dibuka ke publik lewat foto-foto yang disiarkan di militer penjajah Israel pada Agustus tahun lalu.

    Akan tetapi, menurut penyelidikan apa yang disebut-sebut oleh mereka (militer Israel) sebagai sebuah terowongan itu ternyata hanya sebuah kanal dangkal.

    “Tidak ada terowongan, yang ada hanya sebuah kanal terselimuti debu,” ucap media Israel KAN.

    Menurut petinggi media KAN yakni Yoav Gallant ia pun mengiyakan temuan mereka. “Memang bukan terowongan, karena itu adalah upaya mencegah tercapainya kesepakatan gencatan senjata,” ucapnya.

    Ia juga mengatakan struktur tersebut hanya memiliki kedalaman satu meter tetapi yang disampaikan kepada publik adalah sebuah terowongan yang dalam.

    “Struktur tersebut dilaporkan kepada publik sebagai sebuah terowongan yang dalam supaya kesepakatan dengan Hamas gagal tercapai,” tambahnya.

    Lalu, sementara itu pihak Hamas telah menegaskan bahwa gencatans enjata penuh dan penarikan pasukan militer penjajah Israel Gaza merupakan syarat utama dalam kesepakatan pertukaran sandera.

    Militer penjajah Israel diketahui, telah kembali melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025 sehingga membuat kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan berakhir kesepakatan tersebut berlaku sejak 19 Januari 2025.

    Akibatnya lebih dari 51.200 warga Palestina kebanyakan wanita dan anak-anak tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.

    Atas dugaan kejahatan perang dan kemanuiaan di Jalur Gaza Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah resmi mengeluarkan perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant pada bulan November lalu.

    Pihak Israel juga mendapatkan gugatan di Mahkamah Internasional (ICC) terkait dugaan tindak genosida di Jalur Gaza Palestina.

    Kemudian, menurut informasi terbaru Otoritas Gaza pun memperingatkan bahwa blokade penjaja Israel terhadap masuknya kebutuhan pokom memuat dampak buruk kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza dan secara perlahan membunuh lebih dari dua juta orang di daerah tersebut.

    “Sekitar 2,4 warga Palestina menderita kerawanan pangan yang parah dan dahsyat,”ucap Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza Ismail Thawabteh. Ia juga mengatakan lebih dari 90 persen penduduk Gaza bergantung pada bantuan pangan.

    “Bantuan pangan tidak lagi datang karena Israel menutup penyebrangan Gaza dan mencegah masuknya bantuan,” tambahnya.

    Thawabteh juga mengatakan bahwa puluhan toko roti telah berhenti beroperasi karena kekurangan tepung dan bahan bakar. **

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mahasiswa dan Aktivis Turun ke Jalan Serukan Boikot Israel lewat Global Strike for Palestine

    Mahasiswa dan Aktivis Turun ke Jalan Serukan Boikot Israel lewat Global Strike for Palestine

    Jakarta (beritajatim.com) — Ribuan elemen mahasiswa dan masyarakat Indonesia turun ke jalan dalam aksi “Global Strike for Palestine” di Jakarta pada Selasa (22/4/2025). Aksi ini menjadi panggung solidaritas bagi Palestina sekaligus protes terhadap pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Jalur Gaza.

    Berbagai organisasi turut ambil bagian, di antaranya BDS Indonesia, Dompet Dhuafa, Greenpeace, Kontras, Perempuan Mahardika, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mereka bersama-sama menyerukan pembelaan bagi bangsa Palestina dan menyerukan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.

    Kondisi di Gaza kian memburuk sejak Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata pada pertengahan Maret 2025. Blokade Israel terhadap lebih dari 3.000 truk bantuan kemanusiaan telah membuat warga Gaza terisolasi dari bantuan vital selama lebih dari 50 hari. Data menyebutkan lebih dari 60.000 warga Palestina telah menjadi korban sejak satu tahun tujuh bulan terakhir, dengan jurnal medis The Lancet memperkirakan korban bisa melebihi 180.000 jiwa. Sementara itu, laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan 2,1 juta warga Gaza kini terancam kelaparan.

    “Aksi hari ini bukan lagi sekadar jumlah korban,” kata Ahmad Zaki dari Gerak Bareng, salah satu partisipan aksi. “Ini sudah soal hancurnya peradaban dunia karena lenyapnya moral dan rasa kemanusiaan.”

    Selain long march dan orasi, para peserta juga mengampanyekan boikot terhadap produk-produk yang dianggap berkontribusi terhadap pendanaan agresi Israel. Aktivis media sosial, Erlangga Greschinov dari Julid Fi Sabilillah, menyatakan bahwa aksi boikot merupakan bentuk perlawanan publik yang nyata.

    “Ayo, boikot produk-produk pendukung genosida Israel karena ekonomi merupakan urat nadi dari penjajahan,” seru Erlangga.

    Aresdi Mahdi, aktivis boikot yang dikenal sebagai “Habib Ama”, turut menyoroti budaya konsumtif masyarakat yang secara tidak sadar mendukung entitas zionis.

    “Demi gengsi, kita seringkali memaksakan diri mengonsumsi merek-merek terkenal yang berasal dari negara sekutu Zionis,” katanya. “Tanpa sadar, gengsi kita itu menghidupi musuh kemanusiaan.”

    Spanduk-spanduk besar bertuliskan seruan boikot nasional terhadap produk-produk seperti Coca Cola, Aqua, Pepsi, Nescafe, Oreo, ABC, Sunlight, Pepsodent, Axe, dan L’Oréal mewarnai aksi tersebut.

    Muhammad Rafli dari PMII menjelaskan bahwa penyebutan merek-merek tersebut tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan melalui riset dan penelusuran yang valid.

    “Jadi, adalah keliru jika daftar produk itu dianggap dibuat secara asal-asalan,” tegasnya.

    Rafli memaparkan bahwa Coca Cola, misalnya, mengoperasikan pabrik di Atarot, wilayah pemukiman ilegal Israel di Palestina. Sementara Danone, pemilik Aqua, memiliki investasi pada perusahaan Israel, Wilk. ABC yang berada di bawah Grup Kraft, disebut dikendalikan oleh Robert Kraft, seorang zionis yang mendukung militer Israel.

    Yusnita, seorang warga yang ikut turun aksi, menyampaikan dukungan penuhnya terhadap kampanye boikot ini. Ia mengaku prihatin terhadap penderitaan rakyat Palestina.

    “Ini tindakan keji yang dilakukan oleh Israel dan didukung oleh Amerika,” katanya. “Maka itu, mari kita mulai dari hal kecil, seperti boikot karena produk-produk yang biasa kita konsumsi ini mendanai rudal-rudal yang membunuh bangsa Palestina,” serunya. [beq]

  • Israel Sebarkan Rumor Sesat Usai Gagal Kuasai Gaza Menggunakan Kekerasan

    Israel Sebarkan Rumor Sesat Usai Gagal Kuasai Gaza Menggunakan Kekerasan

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah genosida dan pemblokiran bantuan di Jalur Gaza, Palestina beredar rumor yang membuat warga di Gaza khawatir. Rumor tersebut berkaitan dengan pengaturan migrasi massal warga Palestina dari Gaza.

    Menanggapi rumor tersebut, Kantor Media Pemerintah Gaza memperingatkan bahwa rumor itu menyesatkan. Israel dituding sengaja menyebarkan rumor untuk melemahkan keteguhan warga Palestina.

    Rumor ini diedarkan melalui unggahan di media sosial dengan memperlihatkan keluarga Palestina yang bepergian melalui Bandara Ramon Israel ke berbagai negara, kata pernyataan tersebut.

    “Kami dengan tegas menegaskan bahwa informasi ini sepenuhnya salah, bagian dari kampanye jahat dan sistematis untuk mengikis ketahanan rakyat kami, menargetkan kesadaran nasional mereka, dan mendorong mereka menuju migrasi paksa di bawah tekanan penderitaan dan perang,” katanya dilaporkan Anadolu Agency.

    Unggahan tersebut disebarkan melalui akun palsu yang membuatnya bias. Dalam unggahan itu juga diperlihatkan promosi soal ‘migrasi aman’ yang didanai oleh Israel penjajah.

    Namun, Kantor Media Gaza menilai hal tersebut merupakan ‘taktik lunak’ yang digunakan Israel sebagai upaya untuk menutupi rencana pemindahan massal yang buruk dan gagal diberlakukan Israel melalui kekerasan dan genosida.

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers di Gedung Putih pada 4 Februari 2025 lalu mengklaim bahwa Gaza milik AS dan Israel

    Trump menyarankan agar warga Palestina pindah ke pemukiman baru di negara-negara tetangga, khususnya Mesir dan Yordania. Mesir, Yordania, dan negara-negara Arab serta Eropa lainnya serta organisasi internasional menolak rencananya.

    Sementara itu dilaporkan WAFA, setidaknya 26 warga Palestina tewas dan 60 lainnya terluka di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir akibat genosida Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, menurut sumber medis.

    Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah meningkat menjadi  51.266  orang, dengan tambahan  116.991  orang mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Menurut sumber yang sama, jumlah korban tewas sejak dimulainya kembali genosida oleh Israel pada tanggal 18 Maret setelah gencatan senjata selama dua bulan juga telah meningkat menjadi 1.783, selain 4.683 lainnya yang terluka.

    Layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terjebak di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut, karena pasukan pendudukan Israel terus menargetkan ambulans dan kru pertahanan sipil, menurut otoritas kesehatan.

    Serangan genosida Israel terus berlanjut tanpa henti meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk gencatan senjata segera dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ternyata, Israel Bohong Soal Terowongan Hamas di Koridor Philadelphia

    Ternyata, Israel Bohong Soal Terowongan Hamas di Koridor Philadelphia

    Tel Aviv

    Investigasi yang dilakukan lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengungkapkan bahwa militer Israel telah merekayasa cerita soal temuan terowongan besar buatan Hamas di Koridor Philadelphia, di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, pada Agustus tahun lalu.

    Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant, seperti dilansir Anadolu Agency dan Palestine Chronicle, Rabu (23/4/2025), membenarkan hasil investigasi KAN itu, dengan mengatakan kebohongan itu dimaksudkan untuk menunda gencatan senjata Gaza.

    Hasil investigasi KAN menyebutkan bahwa struktur yang diklaim terowongan itu sebenarnya hanyalah saluran air atau kanal dangkal, dengan kedalaman satu meter.

    Pada Agustus 2024 lalu, militer Israel merilis foto-foto yang diklaim menunjukkan terowongan di area demiliterisasi di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir. Pada saat itu, Tel Aviv mengklaim bahwa temuan tersebut menjadi bukti keberadaan terowongan besar bertingkat yang diduga dibangun oleh Hamas.

    Temuan tersebut, pada saat itu, juga dipuji sebagai temuan besar oleh militer Israel.

    “Tidak pernah ada terowongan, tetapi kanal yang tertutup tanah,” sebut KAN dalam hasil investigasinya

    Tujuan dari kebohongan itu, menurut KAN dalam laporannya, adalah “untuk membesar-besarkan pentingnya Koridor Philadelphi” dan menunda kesepakatan pembebasan sandera”. Koridor Philadelphi merupakan istilah Israel untuk menyebut sebidang tanah sempit yang terletak di sepanjang perbatasan Gaza dan Mesir.

    Tonton juga Video: Israel Ingin Kendalikan Wilayah Rafah-Koridor Philadelphia

    Dalam pernyataannya kepada KAN, Gallant mengklarifikasi bahwa struktur itu hanya sedalam sekitar satu meter dan secara menyesatkan ditampilkan kepada publik sebagai terowongan yang dalam.

    Menurut Gallant, foto yang dipublikasikan Israel pada saat itu digunakan untuk mendukung klaim tentang keberadaan terowongan di sepanjang koridor itu, untuk membesar-besarkan signifikansi strategis Koridor Philadelphi, dan pada akhirnya menghambat kemajuan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan.

    “Itu dipromosikan kepada publik sebagai terowongan yang dalam untuk mencegah tercapainya kesepakatan dengan Hamas,” ungkapnya.

    Hamas yang menguasai Jalur Gaza menuntut gencatan senjata menyeluruh dan penarikan seluruh pasukan Israel dari daerah kantong Palestina itu sebagai imbalan atas kesepakatan pertukaran sandera-tahanan.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari militer Israel terkait laporan KAN tersebut.

    Ketika foto terowongan itu dirilis, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menegaskan pasukan Israel tidak akan mundur dari Koridor Philadelphi, terlepas adanya pertentangan dari internal keamanan dan militer Tel Aviv.

    Tonton juga Video: Israel Ingin Kendalikan Wilayah Rafah-Koridor Philadelphia

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pasukan Suriah Menahan Dua Pemimpin Perlawanan Palestina, Ini Nama Pejabat Jihad Islam yang Ditahan – Halaman all

    Pasukan Suriah Menahan Dua Pemimpin Perlawanan Palestina, Ini Nama Pejabat Jihad Islam yang Ditahan – Halaman all

    Pasukan Keamanan Suriah Menahan Pemimpin Perlawanan Palestina

    TRIBUNNEWS.COM- Dua pejabat tinggi gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Suriah telah ditahan oleh pasukan keamanan Suriah. 

    Khaled Khaled, kepala operasi PIJ di Suriah, dan Yasser al-Zafari, kepala komite organisasi, ditangkap lima hari lalu. 

    Media Syria TV mengakui penangkapan tersebut, tetapi Damaskus belum mengomentari masalah tersebut secara resmi. 

    Penangkapan itu terjadi setelah adanya laporan bahwa AS telah mengeluarkan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh otoritas Suriah.

    Sebagai imbalan atas keringanan sanksi yang dijatuhkan oleh Washington terhadap pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Kondisi-kondisi ini termasuk penghancuran senjata kimia apa pun, kerja sama dalam “kontra-terorisme,” dan memastikan pejuang asing tidak diberi posisi-posisi puncak, menurut Reuters . 

    Reuters juga mengatakan bahwa “salah satu syaratnya adalah menjaga jarak dari kelompok Palestina yang didukung Iran.” 

    Penangkapan tersebut bertepatan dengan perluasan pendudukan Israel yang berkelanjutan di Suriah selatan, dan terjadi setelah kunjungan Anggota Kongres AS Cory Mills ke Damaskus, yang mengadakan pembicaraan dengan Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani. 

    “Presiden dan para pemimpinnya telah menunjukkan kesediaan mereka untuk bekerja sama dengan Israel dalam upaya mereka mencegah Hashd al-Shaabi mentransfer senjata dari Irak melalui Suriah ke Lebanon,” kata Mills dalam wawancara dengan media Jusoor .

    Sayap bersenjata PIJ, Brigade Quds, merilis pernyataan tentang penangkapan tersebut pada tanggal 22 April. 

    Khaled dan Zafari ditahan “tanpa penjelasan apa pun mengenai alasan penangkapan mereka, dan dengan cara yang tidak kami harapkan akan terjadi pada saudara-saudara kami [di Suriah],” demikian pernyataan Brigade Quds. 

    “Hari kelima telah berlalu dan Anda memiliki dua kader terbaik kami,” katanya.

    “Kami di Brigade Quds berharap saudara-saudara kami di pemerintahan Suriah akan membebaskan saudara-saudara kami yang ditahan oleh mereka.”

    “Saat ini, setelah lebih dari satu setengah tahun kami terus-menerus memerangi musuh Zionis di Jalur Gaza tanpa menyerah, kami berharap mendapat dukungan dan penghargaan dari saudara-saudara Arab kami, bukan sebaliknya,” imbuhnya. 

    Di bawah pemerintahan Bashar al-Assad, Suriah menjadi surga bagi faksi perlawanan Palestina, termasuk PIJ dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina – Komando Umum (PFLP–GC). 

    Beberapa hari setelah jatuhnya pemerintahan Assad, surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa pemerintahan baru di Suriah memerintahkan kelompok perlawanan Palestina untuk membubarkan semua formasi militer di negara itu. 

    Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang menggulingkan pemerintah sebelumnya, melancarkan gelombang penutupan yang menargetkan kantor-kantor faksi Palestina setelah memasuki Damaskus pada Desember 2024, menurut koresponden Palestina dari  The Cradle .

    Kantor-kantor milik Fatah al-Intifada, gerakan Al-Sa’iqa yang bersekutu dengan Baath, dan PFLP–GC ditutup, dan senjata, kendaraan, dan real estat mereka disita.

    Beberapa pejabat Palestina ditahan dan ditempatkan di tahanan rumah. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Suriah Tahan 2 Pemimpin Senior Jihad Islam, Alasannya Misterius

    Suriah Tahan 2 Pemimpin Senior Jihad Islam, Alasannya Misterius

    Damaskus

    Otoritas Suriah menahan dua pemimpin senior kelompok militan Jihad Islam, yang bermarkas di Jalur Gaza dan masih merupakan sekutu Hamas. Alasan penahanan kedua pemimpin senior Jihad Islam itu tidak diketahui secara jelas.

    Kabar penahanan kedua pemimpin Jihad Islam itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (23/4/2025), diungkapkan oleh sayap bersenjata kelompok militan itu, Brigade Al Quds, seorang pejabat Suriah yang enggan disebut namanya.

    Brigade Al Quds dalam pernyataannya menyebut identitas kedua pemimpin senior itu, yakni Khaled Khaled yang mengepalai operasi Jihad Islam di wilayah Suriah dan Yasser al-Zafari yang memimpin komite organisasinya.

    Disebutkan oleh Brigade Al Quds dalam pernyataan pada Selasa (22/4) bahwa keduanya sudah berada di dalam tahanan otoritas Suriah selama lima hari.

    Menurut Brigade Al Quds, kedua pemimpin senior Jihad Islam itu ditahan “tanpa penjelasan apa pun tentang alasannya” dan “dengan cara yang tidak kami harapkan dari saudara-saudara kami” di Suriah.

    Brigade Al Quds menyerukan pembebasan kedua pemimpinnya itu segera.

    Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Suriah, yang tidak ingin disebut namanya, mengonfirmasi penahanan kedua pemimpin senior Jihad Islam tersebut. Namun pejabat Suriah itu tidak menanggapi pertanyaan lanjutan soal alasan penahanan keduanya.

    Jihad Islam ikut serta dalam serangan mematikan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 lalu, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza. Kelompok ini menerima pendanaan dan bantuan dari Iran, dan sudah sejak lama memiliki kantor di negara lain, seperti Suriah dan Lebanon.

    Namun, sekutu Jihad Islam yang ada di kedua negara tersebut baru-baru ini mengalami pukulan telak, di mana Hizbullah di Lebanon telah sangat dilemahkan oleh serangan udara dan darat Israel sejak tahun lalu, sedangkan mantan pemimpin Suriah Bashar al-Assad digulingkan oleh serangan pemberontak tahun lalu.

    Kepemimpinan baru di Damaskus telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dan berharap untuk membangun kembali dukungan regional maupun internasional untuk Suriah, tidak hanya untuk menghilangkan sanksi dan mendanai rekonstruksi setelah perang brutal selama 14 tahun.

    Amerika Serikat (AS), menurut laporan Reuters bulan lalu, telah memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi Suriah sebagai imbalan atas keringanan sebagian sanksi. Beberapa sumber menyebut salah satu persyaratannya adalah menjaga jarak dengan kelompok-kelompok militan Palestina yang didukung Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ketika Dunia Berkabung Paus Fransiskus Wafat, Selebrasi dan Kritikan Muncul di Israel – Halaman all

    Ketika Dunia Berkabung Paus Fransiskus Wafat, Selebrasi dan Kritikan Muncul di Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pengumuman wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025) pagi membuat seluruh dunia berkabung.

    Namun, tidak dengan Israel yang merasa Paus Fransiskus telah mengecewakan negara Yahudi tersebut.

    Seperti mantan duta besar Israel untuk Vatikan, Rafi Schutz, yang menyebut Paus Fransiskus telah mengecewakan Israel.

    Schutz mengatakan, posisi Paus Fransiskus terhadap Israel setelah perang dimulai di Gaza pantas mendapatkan “kritikan keras”.

    Hal tersebut, kata Schutz, menandai pukulan signifikan terhadap hubungan Israel dengan Vatikan.

    Sementara itu, surat kabar Israel Hayom mengatakan, Paus Fransiskus akan dikenang di Israel, terutama karena pernyataan kerasnya terhadap perang di Gaza.

    Senada dengan surat kabar tersebut, Channel 14 yang berhaluan ekstrem juga menyebut Paus sebagai kritikus paling keras Israel.

    Dikutip dari Middle East Eye, seorang pemimpin redaksi Jerusalem Post menggambarkan kritik Paus Fransiskus terhadap Israel dan dukungannya terhadap Palestina yang diserangnya sebagai “dukungan tanpa syarat untuk Hamas”.

    “Ada optimisme tertentu di dunia Yahudi ketika ia diangkat,” kata Zvika Klein, pemimpin redaksi Jerusalem Post.

    “Ada kekecewaan yang sangat besar di sini dari pihak Israel dan Yahudi (akibat) pernyataan-pernyataan keras terutama dalam beberapa bulan terakhir,” lanjutnya.

    Paus secara vokal dan berulang kali mengkritik perang Israel di Jalur Gaza, khususnya pembunuhan anak-anak Palestina, sehingga memicu kemarahan politisi Israel.

    Dia melakukan panggilan telepon hampir setiap malam dengan komunitas Kristen Gaza selama perang, yang mereka katakan merupakan sumber penghiburan dan kenyamanan.

    Pada Desember, kementerian luar negeri Israel memanggil diplomat tinggi Vatikan setelah komentar Paus Fransiskus yang menuduh Israel melakukan “kekejaman” di Gaza.

    Tak hanya kritikan, selebrasi atas kematian Paus Fransiskus juga menggaung di media sosial Israel.

    Banyak warga Israel biasa menggunakan media sosial untuk mengekspresikan kepuasan mereka atas kematian Paus karena pendiriannya terhadap perang Israel.

    Di Facebook, pengguna media sosial mengkategorikan Paus Fransiskus sebagai “pembenci Yudaisme”.

    Di bawah  postingan Kan 11 tentang kematian Paus, seorang pengguna menulis: “Saya tidak peduli dengan orang tua psikotik ini, yang membenci Israel”.

    Dalam laporan Ynet, yang lain menulis: “Paus Fransiskus akan dikenang sebagai orang yang secara konsisten mendukung antisemitisme modern,” dan menambahkan bahwa dunia “lebih baik tanpanya”.

    Di akun berita Walla, seorang pengguna menyebutnya “seorang bid’ah yang mendukung Nazi Hamas”.

    Dan yang lain bertanya: “Mengapa Anda mengumumkan di media Yahudi tentang seorang pembenci Israel yang meninggal?”

    Meski banyak yang mengutarakan kebencian terhadap Paus, namun banyak juga orang Israel yang merasa kehilangan atas kematiannya.

    Presiden Israel, Isaac Herzog, menulis di X, ia menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada dunia Kristen dan khususnya komunitas Kristen di Israel.

    “Saya sungguh berharap doanya untuk perdamaian di Timur Tengah dan untuk pemulangan para sandera dengan selamat akan segera terkabul.”

    “Semoga kenangannya terus menginspirasi tindakan kebaikan, persatuan, dan harapan,” kata Herzog.

    Paus Fransiskus Disemayamkan

    JENAZAH PAUS FRANSISKUS – Tangkapan layar YouTube Vatican News yang diambil pada Selasa (22/4/2025) menunjukkan Kardinal Camerlengo Kevin Farrell memimpin upacara penetapan kematian dan penempatan jenazah mendiang Paus Fransiskus dalam peti jenazah, yang berlangsung pada Senin malam di kapel Casa Santa Marta. Dalam gambar tersebut, Paus tampak mengenakan jubah kepausan berwarna merah dan sebuah rosario yang diletakkan di tangannya, simbol iman dan pengabdian yang ia pegang teguh sepanjang masa kepemimpinannya. (Tangkapan layar YouTube Vatican News)

    Sebelum upacara pemakaman Paus Fransiskus yang diadakan pada Sabtu (26/4/2025) di Lapangan Santo Petrus, para kardinal Katolik Roma menyiapkan panggung untuk upacara khidmat.

    Saat ini, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di kapel kediaman Santa Marta, tempat ia tinggal selama 12 tahun masa kepausannya.

    Jenazahnya akan dibawa ke Basilika Santo Petrus yang berdekatan pada Rabu pagi pukul 09.00 waktu setempat, dalam sebuah prosesi yang akan dipimpin oleh para kardinal.

    Dikutip dari Reuters, ia akan disemayamkan di sana hingga Jumat malam pukul 19.00 waktu setempat.

    Upacara pemakamannya akan diadakan pada pukul 10.00 pagi hari berikutnya di Lapangan Santo Petrus, di depan basilika abad ke-16.

    Upacara tersebut akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan berusia 91 tahun dari Dewan Kardinal.

    Berbeda dengan sebelumnya, Paus Fransiskus mengonfirmasi dalam surat wasiat terakhirnya bahwa ia ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma dan bukan di Basilika Santo Petrus, tempat banyak pendahulunya dimakamkan.

    Meninggalnya Fransiskus telah memicu berbagai ritual kuno, karena Gereja yang beranggotakan 1,4 miliar jiwa ini memulai transisi dari satu Paus ke Paus lainnya.

    Termasuk pemecahan “Cincin Nelayan” dan segel timah milik Paus, yang digunakan semasa hidupnya untuk menyegel dokumen, sehingga dokumen tersebut tidak dapat digunakan oleh orang lain.

    Saat umat Katolik di seluruh dunia berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus, semua kardinal di Roma dipanggil ke sebuah pertemuan pada hari Selasa untuk memutuskan urutan acara dalam beberapa hari ke depan dan meninjau jalannya Gereja sehari-hari pada periode sebelum paus baru terpilih.

    Konklaf untuk memilih paus baru biasanya berlangsung 15 hingga 20 hari setelah kematian seorang paus, yang berarti konklaf tidak boleh dimulai sebelum tanggal 6 Mei.

    Tanggal pastinya akan diputuskan oleh para kardinal setelah pemakaman Fransiskus.

    Sekitar 135 kardinal memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara rahasia, yang dapat berlangsung selama berhari-hari sebelum asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina memberi tahu dunia bahwa seorang paus baru telah dipilih.

    (*)

  • Memanas Seteru Trump Vs Harvard

    Memanas Seteru Trump Vs Harvard

    Washington DC

    Perseteruan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan salah satu kampus top dunia di AS, Harvard University, semakin memanas. Trump menyetop dana dan dibalas oleh Harvard dengan mengajukan gugatan.

    Sebagai informasi, Trump awalnya mengancam akan meninjau pendanaan USD 9 miliar atau sekitar Rp 150 triliun untuk Harvard atas dugaan anti-semitisme atau anti-Yahudi di kampus. Trump memang secara agresif menargetkan universitas-universitas bergengsi di AS yang mahasiswanya banyak terlibat protes sengit terhadap perang Israel melawan Hamas di Gaza.

    Trump mencabut dana federal mereka dan memerintahkan petugas imigrasi untuk mendeportasi mahasiswa asing yang terlibat demonstrasi, termasuk mereka yang memiliki kartu hijau. Trump awalnya mengancam akan meninjau kontrak senilai USD 255,6 juta antara Harvard dan pemerintah, serta komitmen hibah multi-tahun senilai USD 8,7 miliar untuk institusi Ivy League yang bergengsi itu.

    Namun, Harvard menolak tunduk kepada Trump. Harvard menyatakan tak mau melepaskan kemerdekaan kampusnya.

    “Universitas tidak akan menyerahkan kemerdekaannya atau melepaskan hak-hak konstitusionalnya,” ujar Presiden Universitas Harvard, Alan Garber, seperti dilansir DW pada Selasa (22/4/2025).

    Harvard menegaskan pemerintah tak dapat mendikte universitas swasta tersebut. Garber menyatakan apa yang diajarkan Harvard tak dapat diatur oleh pemerintah.

    “Tak ada pemerintah-terlepas dari partai mana yang berkuasa-yang dapat mendikte universitas swasta, terkait apa yang bisa diajarkan, siapa yang bisa diterima dan dipekerjakan, serta bidang studi dan penyelidikan apa yang bisa mereka jalankan,” ujarnya.

    Hasilnya, pemerintah AS pun membekukan dana hibah senilai lebih dari USD 2,2 miliar (setara Rp 37,1 triliun) dan kontrak USD 60 juta (atau setara Rp 1 triliun). Kementerian Pendidikan AS menyebut Harvard gagal memenuhi syarat intelektual dan hak-hak sipil yang mendasari investasi federal. Departemen tersebut juga menyerukan Harvard mengurangi pengaruh fakultas, staf, dan mahasiswa yang lebih berkomitmen pada aktivisme daripada kajian ilmiah.

    Trump Cabut Status Bebas Pajak Harvard

    Harvard (Foto: Learn with Leaders)

    Usai membekukan dana hibah, Trump juga mencabut status bebas pajak untuk Universitas Harvard. Dilansir AFP, Trump secara resmi meminta Internal Revenue Service (IRS) untuk mencabut status bebas pajak kampus terkemuka di dunia itu.

    Media AS melaporkan pencabutan itu dilakukan hanya sehari setelah Trump pertama kali melontarkan ancaman tersebut. CNN dan Washington Post juga melaporkan IRS membuat rencana untuk menindaklanjuti permintaan Trump pada Rabu (16/4).

    Trump juga mengolok-olok Harvard tidak lagi dapat dianggap sebagai bagian dari daftar universitas terbaik di dunia. Trump menyebut Universitas Harvard sebagai ‘lelucon’ karena mengajarkan kebencian dan kebodohan sehingga tak boleh lagi menerima bantuan dana.

    “Harvard tidak dapat lagi dianggap sebagai tempat belajar yang layak, dan tidak boleh dianggap sebagai bagian dari daftar Universitas atau Kolese Terbaik Dunia,” kata Trump di platform Truth Social miliknya sebagaimana dilansir AFP.

    “Harvard is a JOKE (Harvard adalah lelucon), mengajarkan kebencian dan kebodohan, dan tidak boleh lagi menerima dana federal,” sambungnya.

    Trump diketahui sangat marah pada universitas yang telah menghasilkan 162 pemenang hadiah Nobel itu karena menolak tuntutannya untuk tunduk pada pengawasan pemerintah dalam hal penerimaan mahasiswa, perekrutan, dan kecenderungan politik. Berikut tuntutan Trump yang ditolak Harvard:

    1.⁠ ⁠Mengakhiri penerimaan mahasiswa yang mempertimbangkan ras atau asal negara mahasiswa

    2.⁠ ⁠Mencegah penerimaan mahasiswa asing yang memusuhi nilai-nilai dan lembaga Amerika

    3.⁠ ⁠Mengakhiri perekrutan staf berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau asal negara

    4.⁠ ⁠Mengurangi kekuatan mahasiswa dalam tata kelola kampus

    5.⁠ ⁠Mengaudit mahasiswa dan staf untuk keberagaman sudut pandang

    6.⁠ ⁠Mereformasi seluruh program untuk catatan anti-semitisme atau bias lainnya yang mengerikan

    7.⁠ ⁠Menindak protes kampus.

    Ancam Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing

    Donald Trump (Foto: dok. Reuters)

    Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, seperti dilansir AFP dan Reuters, menegaskan Harvard akan kehilangan kemampuannya untuk menerima mahasiswa asing jika tidak memenuhi tuntutan Trump. Tuntutan itu mencakup agar Harvard membagikan informasi soal beberapa pemegang visa.

    Menteri Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), Kristi Noem, juga mengumumkan penghentian dua hibah DHS yang besarnya mencapai lebih dari US$ 2,7 juta untuk Harvard. Noem menyurati Harvard yang isinya menuntut catatan tentang apa yang disebutnya sebagai ‘kegiatan ilegal dan tindak kekerasan’ oleh para pemegang visa mahasiswa asing di Harvard.

    “Dan jika Harvard tidak dapat memverifikasi bahwa universitas tersebut sepenuhnya mematuhi persyaratan pelaporannya, maka universitas tersebut akan kehilangan hak istimewa untuk menerima mahasiswa asing,” ujar Noem dalam pernyataannya.

    Juru bicara Harvard menyatakan kampus telah mengetahui soal surat Noem ‘mengenai pembatalan hibah dan pemeriksaan visa mahasiswa asing’. Namun, Harvard menyatakan tetap pada pernyataannya yang disampaikan untuk ‘tidak menyerahkan independensinya atau melepaskan hak konstitusionalnya’ sambil menyatakan akan mematuhi hukum.

    Para demonstran di kampus-kampus AS, termasuk beberapa kelompok Yahudi, mengatakan pemerintahan Trump secara keliru mencampuradukkan advokasi mereka untuk hak Palestina dan kritikan terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza, dengan dukungan untuk ekstremisme dan antisemitisme. Trump juga berupaya mendeportasi para demonstran asing dan telah mencabut ratusan visa di berbagai wilayah AS.

    Harvard sebelumnya menegaskan pihaknya berupaya memerangi antisemitisme dan prasangka lain di kampusnya. Selain itu, Harvard menegaskan tetap menjaga kebebasan akademis dan hak untuk melakukan protes.

    Ancaman Baru Trump

    Donald Trump (Foto: BBC World)

    Pertikaian antara Trump dengan Harvard rupanya belum usai setelah pencabutan dana USD 2,2 miliar dan pencabutan status bebas pajak. Trump kembali mengancam akan mencabut pendanaan USD 1 miliar (setara Rp 16,8 triliun) untuk penelitian kesehatan.

    Dilansir Reuters, media terkemuka AS Wall Street Journal (WSJ) melaporkan rencana untuk menarik tambahan dana penelitian sebesar USD 1 miliar muncul setelah pejabat AS mengira daftar panjang tuntutan yang mereka kirimkan kepada Harvard pada 11 April lalu bersifat rahasia untuk dinegosiasikan.

    WSJ, mengutip orang-orang yang memahami persoalan ini, melaporkan para pejabat AS terkejut ketika pihak Harvard merilis surat berisi tuntutan itu kepada publik. Hal itu yang disebut membuat kesal pihak Trump.

    Para pejabat pemerintahan Trump, menurut laporan WSJ, awalnya berencana untuk memperlakukan Harvard lebih lunak dibandingkan Columbia yang juga universitas bergengsi di AS. Namun, tekanan semakin meningkatkan tekanan terhadap Harvard. Belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih dan Harvard atas laporan WSJ tersebut.

    Harvard Melawan Trump

    Ilustrasi kampus Harvard (Foto: REUTERS/Faith Ninivaggi)

    Terbaru, Harvard mengajukan gugatan terhadap pemerintahan Donald Trump. Dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/4/2025), Harvard mengajukan gugatannya ke pengadilan federal.

    “Kasus ini melibatkan upaya pemerintah untuk menggunakan pemotongan dana federal sebagai daya ungkit untuk mendapatkan kendali atas pengambilan keputusan akademis di Harvard,” kata pihak Harvard dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal Massachusetts yang juga menyebutkan beberapa lembaga lain yang menjadi sasaran Trump.

    Harvard menganggap tindakan Trump melanggar konstitusi AS. Trump dituding melakukan kebijakan secara sewenang-wenang dan tidak masuk akal.

    “Tindakan pemerintah tidak hanya melanggar Amandemen Pertama, tetapi juga hukum dan peraturan federal,” demikian bunyi gugatan yang menyebut tindakan Trump sewenang-wenang dan tidak masuk akal.

    Trump dan tim Gedung Putihnya secara terbuka membenarkan kampanye mereka terhadap universitas tersebut sebagai reaksi terhadap apa yang mereka anggap antisemitisme tidak terkendali. Pemerintah AS menanggap aksi-aksi protes terhadap perang Israel di Gaza yang melanda kampus-kampus AS tahun lalu sarat dengan antisemitisme.

    Juru bicara Gedung Putih Harrison Fields dalam sebuah pernyataan pekan lalu, mengatakan Trump berusaha membuat perguruan tinggi di AS kembali menjadi yang terbaik di dunia. Salah satunya dengan mengakhiri isu antisemitisme.

    “Trump berusaha untuk membuat perguruan tinggi hebat lagi dengan mengakhiri antisemitisme yang tak terkendali dan memastikan uang pembayar pajak federal tidak mendanai dukungan Harvard terhadap diskriminasi rasial yang berbahaya atau kekerasan bermotif rasial,” tulisnya dalam pernyataan tersebut.

    Halaman 2 dari 5

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini