Negara: Jalur Gaza

  • Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput Liar Imbas Stok Makanan Habis: Tak Ada Daging, Tak Ada Tepung – Halaman all

    Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput Liar Imbas Stok Makanan Habis: Tak Ada Daging, Tak Ada Tepung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tidak ada pasokan makanan atau medis yang sampai ke 2,3 juta penduduk Jalur Gaza dalam hampir dua bulan.

    Hal ini terjadi sejak Israel memberlakukan blokade total terlama di wilayah itu, menyusul gagalnya gencatan senjata selama enam minggu.

    Israel meluncurkan kembali operasi daratnya pada pertengahan Maret 2025 dan sejak itu telah menyita banyak lahan dan memerintahkan penduduk keluar dari apa yang disebutnya sebagai “zona penyangga” di sekitar tepi Gaza, termasuk seluruh Rafah yang mencakup sekitar 20 persen dari Jalur Gaza.

    Pada Jumat (25/4/2025), Program Pangan Dunia mengatakan telah kehabisan stok makanan di Gaza setelah penutupan terlama yang pernah dihadapi Jalur Gaza.

    Beberapa penduduk menjelajahi jalan-jalan mencari rumput liar yang tumbuh secara alami di tanah, yang lain mengambil daun kering dari pohon.

    Kemudian, nelayan beralih menangkap kura-kura, mengulitinya, dan menjual dagingnya.

    “Saya pergi ke dokter tempo hari, dan dia bilang saya punya batu ginjal dan saya perlu operasi yang biayanya sekitar $300. Saya bilang padanya saya lebih baik minum obat pereda nyeri dan menggunakan uangnya untuk membeli makanan bagi anak-anak saya,” kata seorang perempuan warga Kota Gaza kepada Reuters, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut akan pembalasan.

    “Tidak ada daging, tidak ada gas untuk memasak, tidak ada tepung, dan tidak ada kehidupan, ini Gaza dalam arti yang sederhana namun menyakitkan,” ungkapnya.

    Warga Gaza mengatakan ledakan besar kini dapat terdengar tanpa henti dari zona mati tempat Rafah pernah berdiri sebagai kota berpenduduk 300.000 orang.

    “Ledakan tidak pernah berhenti, siang dan malam, setiap kali tanah berguncang, kami tahu ledakan itu menghancurkan lebih banyak rumah di Rafah. Rafah sudah hancur,” kata Tamer, seorang warga Kota Gaza yang mengungsi di Deir Al-Balah, lebih jauh ke utara, kepada Reuters melalui pesan singkat.

    Tamer mengatakan bahwa ia menerima panggilan telepon dari teman-teman yang tinggal jauh di seberang perbatasan di Mesir yang anak-anaknya tidak bisa tidur karena ledakan tersebut.

    Sementara, Abu Mohammed, warga pengungsi lainnya di Gaza, mengatakan kepada Reuters melalui pesan singkat:

    “Kami takut mereka dapat memaksa kami masuk ke Rafah, yang akan menjadi seperti kandang kamp konsentrasi, yang sepenuhnya tertutup dari dunia luar.”

    Sebelumnya, Israel, yang memberlakukan blokade total terhadap Gaza pada 2 Maret 2025, mengatakan bahwa cukup banyak pasokan yang telah mencapai wilayah tersebut dalam enam minggu terakhir gencatan senjata, sehingga mereka yakin penduduknya tidak dalam bahaya.

    Dikatakan bahwa mereka tidak dapat mengizinkan masuknya makanan atau obat-obatan karena pejuang Hamas akan mengeksploitasinya.

    Di sisi lain, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan warga Gaza berada di jurang kelaparan dan penyakit massal, dengan kondisi sekarang yang terburuk sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Pejabat kesehatan Gaza mengatakan pada Senin (28/4/2025) bahwa setidaknya 23 orang tewas dalam serangan terbaru Israel di seluruh Jalur Gaza.

    Setidaknya 10 orang, beberapa dari mereka anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di Jabalia di utara dan enam orang tewas dalam serangan udara di sebuah kafe di selatan.

    Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa korban terluka parah saat mereka duduk di sekitar meja di kafe tersebut.

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). (khaberni/tangkap layar)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, seorang utusan Palestina menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai “senjata perang” selama sidang Mahkamah Internasional (ICJ) karena Gaza menghadapi kelaparan massal akibat blokade Israel.

    Menteri luar negeri Israel mengecam sidang tersebut, yang berfokus pada kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Sidang di Den Haag akan berlangsung selama lima hari.

    Media yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan migran Afrika di Saada utara, menewaskan 68 orang dan melukai 47 orang.

    Pasukan Israel telah menewaskan 17 warga Palestina dalam serangan dini hari di Gaza, sehari setelah menewaskan 53 orang di seluruh Jalur Gaza, menurut petugas medis.

    TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan para migran Afrika di Yaman utara, menewaskan puluhan orang.

    Pasukan Israel telah memukuli seorang pria tua di kamp pengungsi Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki setelah membakar rumahnya, kantor berita Wafa melaporkan.

    Mahkamah Internasional akan memulai sidang lima hari mengenai kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Polisi di New York telah meluncurkan penyelidikan atas laporan penyerangan dan pelecehan terhadap dua wanita oleh demonstran pro-Israel selama kunjungan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke kota itu.

    Petugas medis di Gaza mengatakan pasukan Israel telah membunuh 24 warga Palestina sejak fajar, sehari setelah menewaskan 53 orang di Jalur Gaza.

    Setidaknya 52.243 warga Palestina dipastikan tewas dan 117.639 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Kepada ICJ, Pejabat Palestina Sebut Israel Gunakan Pemblokiran Bantuan sebagai Senjata Perang – Halaman all

    Kepada ICJ, Pejabat Palestina Sebut Israel Gunakan Pemblokiran Bantuan sebagai Senjata Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat tinggi Palestina, Ammar Hijazi, mengatakan kepada pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Israel memblokir bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza sebagai “senjata perang.”

    Memulai sidang selama seminggu di Mahkamah Internasional (ICJ) tentang kewajiban Israel kepada badan-badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ammar Hijazi mengatakan kepada para hakim:

    “Kelaparan telah terjadi. Bantuan kemanusiaan digunakan sebagai senjata perang.”

    ICJ mengadakan sidang selama seminggu tentang kewajiban Israel kepada PBB, termasuk badan-badan bantuan di Gaza yang dilanda perang sebelum menyampaikan “pendapat nasihat” yang tidak mengikat.

    Puluhan negara dan organisasi akan berbicara di hadapan panel yang beranggotakan 15 hakim dalam serangkaian sidang maraton.

    Israel tidak berpartisipasi dalam sidang tersebut, tetapi sekutunya, Amerika Serikat, akan ambil bagian pada Rabu (30/4/2025).

    “Semua toko roti yang didukung PBB di Gaza terpaksa tutup. Sembilan dari sepuluh warga Palestina tidak memiliki akses ke air minum yang aman,” kata Hijazi, Senin (28/4/2025), dilansir Al Arabiya.

    “Fasilitas penyimpanan PBB dan badan-badan internasional lainnya kosong,” tegasnya.

    Akan Dipertimbangkan Hakim

    PBB telah meminta ICJ untuk memutuskan “dengan urgensi yang sangat tinggi” pada kasus tersebut.

    Namun, kemungkinan akan memakan waktu beberapa bulan untuk mencapai pendapatnya.

    Hakim akan mempertimbangkan kewajiban hukum Israel terhadap PBB dan badan-badannya, organisasi internasional, atau negara pihak ketiga untuk “memastikan dan memfasilitasi penyediaan pasokan yang sangat dibutuhkan tanpa hambatan yang penting bagi kelangsungan hidup penduduk sipil Palestina.”

    Meskipun pendapat penasihat ICJ tidak mengikat secara hukum, pengadilan percaya bahwa pendapat tersebut “memiliki bobot hukum dan otoritas moral yang besar.”

    Diketahui, Israel secara ketat mengendalikan semua aliran masuk bantuan internasional yang vital bagi 2,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza.

    Israel menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza pada 2 Maret 2025, beberapa hari sebelum runtuhnya gencatan senjata yang telah secara signifikan mengurangi permusuhan setelah 15 bulan perang.

    PBB memperkirakan 500.000 warga Palestina telah mengungsi sejak gencatan senjata dua bulan berakhir pada pertengahan Maret.

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, seorang utusan Palestina menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai “senjata perang” selama sidang Mahkamah Internasional (ICJ) karena Gaza menghadapi kelaparan massal akibat blokade Israel.

    Menteri luar negeri Israel mengecam sidang tersebut, yang berfokus pada kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Sidang di Den Haag akan berlangsung selama lima hari.

    Media yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan migran Afrika di Saada utara, menewaskan 68 orang dan melukai 47 orang.

    PASUKAN ISRAEL – Foto yang diambil dari Yedioth Ahronoth tanggal 1 April 2025 memperlihatkan pasukan Israel di Jalur Gaza. (Yedioth Ahronoth/IDF)

    Pasukan Israel telah menewaskan 17 warga Palestina dalam serangan dini hari di Gaza, sehari setelah menewaskan 53 orang di seluruh Jalur Gaza, menurut petugas medis.

    TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa pasukan AS telah mengebom sebuah pusat penahanan yang menahan para migran Afrika di Yaman utara, menewaskan puluhan orang.

    Pasukan Israel telah memukuli seorang pria tua di kamp pengungsi Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki setelah membakar rumahnya, kantor berita Wafa melaporkan.

    Mahkamah Internasional akan memulai sidang lima hari mengenai kewajiban kemanusiaan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

    Polisi di New York telah meluncurkan penyelidikan atas laporan penyerangan dan pelecehan terhadap dua wanita oleh demonstran pro-Israel selama kunjungan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke kota itu.

    Petugas medis di Gaza mengatakan pasukan Israel telah membunuh 24 warga Palestina sejak fajar, sehari setelah menewaskan 53 orang di Jalur Gaza.

    Setidaknya 52.243 warga Palestina dipastikan tewas dan 117.639 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Harga Kebutuhan Pokok Naik 527 Persen

    Harga Kebutuhan Pokok Naik 527 Persen

    PIKIRAN RAKYAT – Kondisi Gaza, Palestina semakin mengkhawatirkan di tengah genosida dan blokade bantuan yang dilakukan Israel penjajah. Blokade yang dilakukan hampir dua bulan telah menyebabkan kelangkaan kebutuhan dasar warga di Gaza.

    Hal ini turut berdampak pada meroketnya harga barang-barang pokok yang telah mencapai 527%. Hal ini diungkapkan Kamar Dagang dan Industri Gaza.

    “Pendudukan (Israel) terus mencegah masuknya truk-truk dari sektor swasta, yang menyebabkan kelumpuhan (ekonomi) yang hampir menyeluruh,” kata majelis tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Bahkan, disebutkan bahwa kondisi ini telah menyebabkan keruntuhan sistem ekonomi yang dahsyat di Gaza. 

    Israel telah melakukan penutupan penyeberangan di Gaza yang menyebabkan bantuan makanan, medis, dan bantuan lainnya tidak bisa memasuki wilayah yang telah dikepung Israel sejak 2007 tersebut.

    Berbagai negara dan organisasi internasional telah mengecam apa yang dilakukan Israel saat ini. Pasalnya, krisis kemanusiaan yang terjadi telah berada di titik yang paling kritis.

    Krisi kemanusiaan mengerikan

    Sejak serangan Oktober 2023 hingga saat ini, 52.243 warga telah meninggal dunia yang sebagian besar anak-anak dan wanita, dan melukai 117.639 lainnya.

    Situs berita Israel, Walla menyebut militer Israel tidak khawatir dengan krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Warga Palestina di Gaza telah hidup tanpa bantuan selama 51 hari terakhir sejak blokade total Israel.

    “Dalam dua minggu, krisis besar akan dimulai di Jalur Gaza terkait makanan, peralatan medis, dan obat-obatan,” kata sumber di Komando Selatan Israel, yang berbicara kepada Walla.

    Menurut sumber tersebut, warga Palestina di Gaza akan beradaptasi dalam beberapa bulan mendatang. Syaratnya, warga di Gaza harus memiliki tepung, air, dan tempat berlindung yang layak.

    Soal bantuan internasional, militer Israel dilaporkan tidak tertarik dengan hal itu dan lebih peduli dengan langkah yang akan diambil kelompok pejuang Palestina, Hamas. 

    Sumber-sumber tersebut menduga Hamas akan menggunakan krisis kemanusiaan ini untuk memaksa Israel mengirimkan makanan dan obat-obatan, dengan menggunakan laporan media internasional mengenai situasi tersebut sebagai pengaruh.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Terus Bertambah, 68 Orang Tewas Digempur AS di Yaman

    Terus Bertambah, 68 Orang Tewas Digempur AS di Yaman

    Sanaa

    Korban tewas akibat gempuran militer Amerika Serikat (AS) yang menghantam pusat tahanan migran di Saada, Yaman, bertambah menjadi sedikitnya 68 orang. Sekitar 47 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Washington tersebut.

    Saada merupakan wilayah yang menjadi markas kuat Houthi, dan wilayah itu sebelumnya pernah menjadi target rentetan serangan udara AS.

    Kementerian Dalam Negeri Yaman, seperti dilansir Reuters, Senin (28/4/2025), mengatakan bahwa pusat tahanan migran yang dihantam serangan udara AS itu menampung sekitar 115 migran Afrika.

    Belum ada pernyataan resmi dari militer AS terkait serangan mematikan di Yaman itu.

    Laporan media lokal Al-Masirah TV, yang dikelola Houthi, menyebut puluhan orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara yang menghantam wilayah Saada tersebut.

    “Tim pertahanan sipil dan Bulan Sabit Merah terus melanjutkan upaya mereka di lokasi kejahatan Amerika tersebut,” demikian dilaporkan Al-Masirah TV.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Houthi secara rutin meluncurkan rudal dan mengerahkan drone tempur ke wilayah Israel, juga menyerang kapal-kapal kargo yang melintasi rute perdagangan utama di perairan Laut Merah dan sekitarnya. Serangan-serangan itu diklaim Houthi sebagai bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

    Dalam upaya menghentikan rentetan serangan Houthi, militer AS melancarkan operasi militer terhadap kelompok yang didukung Iran itu sejak Januari 2024 lalu.

    Presiden Donald Trump, sejak kembali menjabat pada Januari tahun ini, semakin meningkatkan serangan-serangan militer AS, dengan serangan dilancarkan hampir setiap hari selama sebulan terakhir terhadap posisi-posisi Houthi di wilayah Yaman.

    Media afiliasi Houthi dalam laporannya pada Minggu (27/4) menyebut serangan udara AS menghantam area ibu kota Sanaa pada malam hari, hingga menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai beberapa orang lainnya, termasuk wanita dan anak-anak.

    Serangan AS paling mematikan terjadi pada 18 April lalu, dengan laporan Houthi menyebut 74 orang tewas dan lebih dari 170 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara yang menghantam area pelabuhan bahan bakar Ras Issa di wilayah Hodeidah bagian barat.

    Washington bersumpah untuk melanjutkan serangan terhadap Houthi hingga kelompok itu menghentikan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penulis Israel Ibaratkan Membantu Warga Gaza seperti Memberi Makan Hiu

    Penulis Israel Ibaratkan Membantu Warga Gaza seperti Memberi Makan Hiu

    PIKIRAN RAKYAT – Berdasarkan data otoritas kesehatan Palestina, sejak Israel menyerang Oktober 2023 lalu, 52.243 warga telah meninggal dunia yang sebagian besar anak-anak dan wanita, dan melukai 117.639 lainnya.

    Tak hanya serangan terus-terusan, Israel juga telah melakukan blokade bantuan yang berlangsung hampir dua bulan lamanya. Hal ini membuat penduduk Gaza terus menderita di tengah genosida.

    Kendati semakin banyak korban dan kondisi sulit yang dialami penduduk Gaza, seorang penulis skenario yang juga aktor Israel, Gil Kopatz mengatakan dia mendukung pembantaian warga Gaza.

    Gil Kopatz mengibaratkan pemberian bantuan ke warga Gaza sama saja dengan memberi makan hiu. Hal ini diungkapkan olehnya dalam sebuah postingan Facebook.

    “Jika Anda memberi makan hiu, mereka akan memakan Anda. Jika Anda memberi makan warga Gaza, mereka akan memakan Anda. Saya mendukung kepunahan hiu dan pemusnahan warga Gaza,” katanya dilaporkan Middle East Eye.

    Dia mengakhiri postingannya dengan: “Renungan Hari Holocaust 2025.”

    Sontak saja, pernyataan Gil Kopatz menuai kecaman dan reaksi keras dari banyak pihak. Kemarahan salah satunya datang dari Ahmad Tibi, seorang politikus Palestina dengan kewarganegaraan Israel.

    “Beginilah cara orang Yahudi ini memperingati Hari Peringatan Holocaust. Gil Kopatz, Anda seorang neo-Nazi yang degeneratif,” tulis Tibi di X. 

    Dalam unggahan berikutnya, Kopatz tampak menegaskan kembali pernyataannya.

    “Saya sama sekali tidak punya rasa kasihan terhadap warga Gaza. Bagi orang Arab secara umum, ya. Bagi manusia secara umum, ya. Bagi hiu, tidak. Dan juga tidak untuk hewan manusia,” katanya. 

    “Saya tidak memperlakukan mereka yang tumbuh di Gaza dan telah dibesarkan, sejak kecil, dengan kebencian rasis yang mematikan terhadap keluarga dan saudara-saudari saya, sebagai manusia,” tuturnya.

    “Dan sebagai kesimpulan, ini bukanlah genosida, ini pestisida, dan sangat penting untuk melakukannya,” ujarnya.

    Perintah Trump untuk Netanyahu

    Sekutu Israel, Amerika Serikat melalui sang Presiden Donald Trump meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk bersikap ‘baik’ kepada warga di Jalur Gaza.

    Trump juga mengatakan pihaknya akan mengurus bantuan internasional yang telah ditahan oleh Israel selama lebih dari tujuh minggu. 

    “Orang-orang itu menderita. Kita harus bersikap baik kepada Gaza. Kita akan mengurusnya. Ada kebutuhan yang sangat besar untuk obat-obatan, makanan, dan obat-obatan, dan kita akan mengurusnya,” tuturnya dilaporkan Anadolu Agency.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kita Harus Bersikap Baik kepada Gaza

    Kita Harus Bersikap Baik kepada Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Saat ini warga Palestina di Jalur Gaza sedang menderita imbas serangan demi serangan serta blokade bantuan yang dilakukan Israel penjajah. Kondisi ini kian parah dari waktu ke waktu dan menuai kecaman dunia internasional.

    Kendati sudah banyak kecaman dan desakan, Israel tutup mata dan melanjutkan serangan serta blokade. Sejak 7 Oktober 2023, Israel menewaskan 52.243 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan wanita, dan melukai 117.639 lainnya berdasarkan laporan otoritas kesehatan setempat.

    Melihat kondisi tersebut, sekutu Israel Amerika Serikat melalui sang Presiden Donald Trump meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk bersikap ‘baik’ kepada warga di Jalur Gaza.

    Trump juga mengatakan pihaknya akan mengurus bantuan internasional yang telah ditahan oleh Israel selama lebih dari tujuh minggu. 

    “Orang-orang itu menderita. Kita harus bersikap baik kepada Gaza. Kita akan mengurusnya. Ada kebutuhan yang sangat besar untuk obat-obatan, makanan, dan obat-obatan, dan kita akan mengurusnya,” tuturnya dilaporkan Anadolu Agency.

    Saat ditanya apakah AS akan mendorong Israel agar mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza, Trump berkata: “Ya”.Militer Israel memperkirakan, dalam dua minggu ke depan akan terjadi krisis besar di daerah tersebut.

    Situs berita Israel, Walla menyebut militer Israel tidak khawatir dengan krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Warga Palestina di Gaza telah hidup tanpa bantuan selama 51 hari terakhir sejak blokade total Israel.

    “Dalam dua minggu, krisis besar akan dimulai di Jalur Gaza terkait makanan, peralatan medis, dan obat-obatan,” kata sumber di Komando Selatan Israel, yang berbicara kepada Walla.

    Menurut sumber tersebut, warga Palestina di Gaza akan beradaptasi dalam beberapa bulan mendatang. Syaratnya, warga di Gaza harus memiliki tepung, air, dan tempat berlindung yang layak.

    Soal bantuan internasional, militer Israel dilaporkan tidak tertarik dengan hal itu dan lebih peduli dengan langkah yang akan diambil kelompok pejuang Palestina, Hamas. 

    Sumber-sumber tersebut menduga Hamas akan menggunakan krisis kemanusiaan ini untuk memaksa Israel mengirimkan makanan dan obat-obatan, dengan menggunakan laporan media internasional mengenai situasi tersebut sebagai pengaruh.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Video: 17 Warga Gaza Meninggal Dunia Diserang Israel

    Video: 17 Warga Gaza Meninggal Dunia Diserang Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sedikitnya 17 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan meninggal dalam serangan udara Israel di jalur Gaza pada Minggu waktu setempat.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Senin, 28/04/2025) berikut ini.

  • Ancaman Kelaparan, dan Kondisi Iran-Suriah

    Ancaman Kelaparan, dan Kondisi Iran-Suriah

    PIKIRAN RAKYAT – Pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 17 orang dalam serangan yang terjadi sejak tengah malam kemarin hingga subuh, 27 April 2025.

    Sumber medis juga mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 53 orang di seluruh Jalur Gaza pada hari Minggu.

    Gaza Terancam Kelaparan

    Lembaga bantuan di Gaza memperingatkan adanya “kondisi kelaparan skala penuh” di seluruh wilayah Gaza, setelah Israel memblokir masuknya semua barang, termasuk makanan, air, dan obat-obatan, sejak 2 Maret.

    Berikut adalah pernyataan terbaru dari Badan Pangan Dunia (WFP) PBB:

    Stok pangan WFP di Gaza telah habis sepenuhnya. Semua toko roti yang didukung oleh WFP telah tutup, terhalanglah akses roti bagi 800.000 orang. Semua distribusi reguler, termasuk paket makanan, telah dihentikan, dan pasokan terakhir yang ada telah disalurkan ke dapur yang menyajikan makanan panas, dan diperkirakan akan habis dalam beberapa hari. Di pasar, barang-barang dasar seperti daging, telur, dan produk susu sebagian besar tidak tersedia. Harga-harga meroket, dengan harga tepung naik 450 persen, dan biaya makanan secara keseluruhan meningkat hingga 1.400 persen. Pasar beroperasi kurang dari 40 persen kapasitas, dengan stok yang ada kemungkinan bertahan hingga dua minggu lagi. Lebih dari 116.000 ton makanan dari WFP, cukup untuk memberi makan satu juta orang selama hingga empat bulan, saat ini berada di luar Gaza dan siap untuk dikirim. Netanyahu Klaim Israel Gagalkan Pesawat Iran

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel mengirim pesawat untuk mencegah pesawat Iran mencapai Suriah, pada hari di mana mantan Presiden Bashar al-Assad digulingkan Desember lalu.

    “Mereka harus menyelamatkan Assad,” kata Netanyahu dalam pidatonya pada Minggu malam, 27 April 2025.

    Ia juga mengklaim bahwa Iran ingin mengirim satu atau dua divisi udara untuk membantu pemimpin Suriah tersebut.

    “Kami menghentikan itu. Kami mengirim beberapa F-16 untuk menghentikan pesawat-pesawat Iran yang sedang menuju Damaskus, mereka berbalik,” ucapnya lagi.

    Tidak ada komentar lebih lanjut yang diberikan oleh Netanyahu, dan tidak ada tanggapan langsung dari Iran.

    Al-Assad meninggalkan Suriah menggunakan pesawat Rusia pada 8 Desember setelah pasukan oposisi menguasai ibu kota negara itu, Damaskus. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mahmoud Abbas Tunjuk Hussein al-Sheikh Jadi Wakil Presiden Palestina – Halaman all

    Mahmoud Abbas Tunjuk Hussein al-Sheikh Jadi Wakil Presiden Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengambil langkah bersejarah dengan menunjuk ajudan dekatnya, Hussein al-Sheikh, sebagai Wakil Presiden pertama dalam sejarah Palestina.

    Penunjukan ini diumumkan oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada hari Sabtu.

    Hussein al-Sheikh diangkat sebagai wakil presiden kepemimpinan PLO, berdasarkan keterangan Wasel Abu Yousef, anggota Komite Eksekutif PLO, yang dikutip dari Al Jazeera.

    Keputusan ini mengikuti sidang ke-32 Dewan Pusat Palestina di Ramallah awal pekan ini, di mana Abbas, yang kini berusia 89 tahun, secara resmi menciptakan jabatan baru tersebut.

    Abbas menegaskan kembali komitmennya untuk memulai dialog nasional yang komprehensif, bertujuan untuk menggalang rekonsiliasi di antara semua faksi Palestina.

    Ia juga menekankan pentingnya menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza serta mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan.

    Pembentukan posisi wakil presiden ini diambil melalui pemungutan suara pada Kamis, 24 April 2025, dan dipandang sebagai persiapan suksesi bagi Abbas.

    Anggota Dewan Pusat PLO, Rizq Namoura, mengonfirmasi bahwa pemungutan suara berlangsung dengan dukungan hampir bulat, di mana dari 170 anggota Dewan Pusat Palestina, mayoritas mendukung keputusan tersebut.

    Hanya satu anggota yang menolak, sementara beberapa lainnya memilih abstain.

    Meskipun posisi ini telah dibentuk, PLO memberikan wewenang penuh kepada Abbas untuk menunjuk, memberhentikan, atau menerima pengunduran diri wakil presiden di masa mendatang.

    Tantangan dan Harapan Reformasi

    Langkah ini muncul di tengah tekanan internasional yang semakin besar terhadap Abbas untuk melaksanakan reformasi internal, terutama dalam menyiapkan suksesi kepemimpinan.

    Abbas telah memimpin PLO dan Otoritas Palestina (PA) sejak wafatnya Yasser Arafat pada 2004, tetapi selama bertahun-tahun menolak menetapkan rencana suksesi yang jelas.

    Rekanan internasional, baik dari Arab maupun Barat, berharap reformasi di tubuh PLO akan memperkuat legitimasi pemerintahan Palestina di masa depan.

    PLO, yang didirikan pada tahun 1964, bertugas mewakili rakyat Palestina dalam berbagai perundingan internasional, meskipun tidak mencakup kelompok-kelompok militan seperti Hamas dan Jihad Islam yang saat ini tengah bertempur melawan Israel di Gaza.

    Penunjukan Hussein al-Sheikh, yang dikenal sebagai loyalis Abbas dan kepala Komite Hubungan Sipil Palestina, menunjukkan bahwa Abbas ingin mempertahankan arah politik yang moderat dan negosiasi dengan komunitas internasional.

    Langkah ini tidak hanya menandai babak baru dalam struktur kepemimpinan Palestina, tetapi juga membuka diskusi luas mengenai masa depan politik Palestina, terutama di tengah dinamika regional yang penuh ketidakpastian.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Israel Blokade Bantuan, Stok Makanan di Jalur Gaza Habis

    Israel Blokade Bantuan, Stok Makanan di Jalur Gaza Habis

    Jakarta

    Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mengumumkan stok makanan di Jalur Gaza telah habis karena Israel menutup pintu perbatasan untuk masuknya bantuan ke wilayah tersebut.

    “Hari ini, WFP mengirimkan stok makanan terakhirnya ke dapur umum,” demikian peringatannya pada Jumat (25/4/2025) dikutip dari APNews.

    “Dapur-dapur ini diperkirakan akan kehabisan makanan dalam beberapa hari mendatang.”

    Pada akhir Maret, semua 25 toko roti yang didukung oleh WFP di Gaza terpaksa tutup setelah tepung terigu dan bahan bakar untuk memasak habis. Paket makanan yang didistribusikan ke keluarga yang berisi jatah dua minggu juga habis.

    Malnutrisi juga memburuk dengan cepat. Minggu lalu, salah satu mitra kemanusiaannya memeriksa 1.300 anak di Gaza utara dan mengidentifikasi lebih dari 80 kasus malnutrisi akut, peningkatan dua kali lipat dari minggu-minggu sebelumnya.

    WFP mengatakan 116 ribu ton makanan siap dibawa ke Gaza jika Israel membuka perbatasan, cukup untuk memberi makan 1 juta orang selama empat bulan.

    Israel menghentikan semua pasokan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan lainnya ke Gaza pada tanggal 2 Maret, lalu melanjutkan pemboman dan serangan daratnya dua minggu kemudian, yang menghancurkan gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas. Dikatakan bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang masih ditahannya. Kelompok hak asasi manusia menyebut blokade tersebut sebagai potensi kejahatan perang.

    Krisis makanan ini mengancam kondisi warga Gaza, terutama anak-anak. Badan PBB UNICEF memperingatkan lebih dari 60.000 anak di Gaza akan membutuhkan perawatan untuk kekurangan gizi akut pada tahun 2025.

    Beberapa anak bahkan telah meninggal dunia akibat malnutrisi. Para penyintas yang mampu kembali memperoleh gizi yang cukup tetap menghadapi ancaman berbahaya: berbagai masalah kesehatan jangka panjang yang terkait dengan kekurangan gizi pada masa kanak-kanak.

    (kna/kna)