Negara: Jalur Gaza

  • Serangan Drone Israel Tewaskan 12 Orang di Gaza, Termasuk Anak-anak

    Serangan Drone Israel Tewaskan 12 Orang di Gaza, Termasuk Anak-anak

    Jakarta

    Israel terus menggempur Gaza. Serangan drone Israel di dekat kota Khan Younis, Gaza selatan pada Rabu (4/6) menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/6/2025), badan pertahanan sipil di Gaza mengatakan serangan drone Israel terhadap sebuah tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi itu, menewaskan sedikitnya 12 orang.

    “Setidaknya 12 orang tewas, termasuk beberapa anak-anak dan wanita, dalam serangan drone Israel pagi ini terhadap tenda untuk orang-orang terlantar” di dekat Khan Younis, kata juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal kepada AFP, seraya menambahkan bahwa empat orang lainnya tewas dalam serangan terpisah.

    Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan AFP untuk memberikan komentar.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (4/6/2025), warga setempat mengatakan bahwa militer Israel meningkatkan serangan udara dan gempuran tank-tank di beberapa bagian Khan Younis. Ini terjadi sehari setelah militer Israel menjatuhkan selebaran yang memperingatkan penduduk setempat untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju ke wilayah barat, dengan mengatakan pasukan akan memerangi Hamas dan militan lain di daerah tersebut.

    Sebelumnya, Palang Merah Internasional mengatakan sebanyak 27 orang tewas ditembak pasukan Israel saat menunggu bantuan di Rafah, Gaza pada Selasa (3/6) waktu setempat. Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden itu.

    “Sebelumnya hari ini, pasukan (Israel) melepaskan tembakan peringatan sekitar setengah kilometer dari area distribusi bantuan, ke arah tersangka yang mendekat dengan cara yang membahayakan keselamatan mereka — keselamatan para prajurit,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Effie Defrin dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    “Insiden ini sedang diselidiki, dan di sini juga, kami akan mengungkap kebenarannya,” imbuhnya.

    PBB Mengecam

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan itu. Kecaman dilontarkan oleh kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, yang menyebut “serangan mematikan” terhadap warga sipil di sekitar lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza merupakan “kejahatan perang”.

    “Serangan mematikan terhadap warga sipil yang putus asa yang mencoba mengakses bantuan makanan dalam jumlah yang sangat sedikit di Gaza tidak dapat dibenarkan,” sebutnya.

    “Serangan yang diarahkan terhadap warga sipil merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan merupakan kejahatan perang,” tegas Turk.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Greta Thunberg Berlayar ke Palestina, Banjir Pujian Netizen

    Greta Thunberg Berlayar ke Palestina, Banjir Pujian Netizen

    Jakarta

    Aktivis perubahan iklim Greta Thunberg berlayar menuju Palestina bersama 11 orang lainnya.Netizen merasa bangga dengan perjuangan Thunberg untuk mendatangkan sejumlah bantuan dan meningkatkan kesadaran internasional atas krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza.

    Melansir CNN, Rabu (4/6/2025) kapal layar Madleen yang dioperasikan oleh aktivis Freedom Flotilia Coalition, berangkat dari Pelabuhan Catania, di Italia selatan sejak Minggu sore waktu setempat. Kapal tersebut bakal berusaha mencapai pesisir Jalur Gaza untuk mendatangkan sejumlah bantuan.

    “Jika kamu bangga dengan Greta Thunberg atas apa yang dia lakukan untuk Palestina, LIKE DAN RETWEET,” tulis @Naila_Ayad yang telah disaksikan 437.700 lebih kali dan memperoleh 791 komentar.

    “Like dan retweet jika kalian mendukung Greta Thunberg,” ujar @MaryHarir sambilkan fotonya bersama Thunberg.

    Tak cuma aksi Thunberg, ada juga yang memuji aktor Liam Cunningham yang ikut berlabuh.

    “Ini baru level berikutnya. Aktor Game of Thrones Liam Cunningham mengungkapkan bahwa ia akan ‘mematahkan pengepungan di Gaza’ bersama Greta Thunberg dan 10 aktivis lainnya. Israel sedang heboh sekarang,” ucap @GozukaraFurkan.

    Banyak juga poster dan tweet yang dibuat khusus mendukung keberanian Thunberg yang memperjuangkan nasib rakyat Palestina.

    “Kami melakukan ini karena tidak peduli seberapa besar rintangan yang kami hadapi, kami harus terus mencoba,” kata Thunberg dalam konferensi persnya sebelum berlayar.

    “Saat kita berhenti mencoba adalah saat kita kehilangan kemanusiaan. Dan betapa pun berbahayanya misi ini, tidak lebih berbahaya daripada kebungkaman seluruh dunia dalam menghadapi genosida yang berlangsung,” imbuhnya.

    (ask/fay)

  • Potret Pilu RS di Gaza, Jumlah Korban Tewas Tembus 54.510 Jiwa

    Potret Pilu RS di Gaza, Jumlah Korban Tewas Tembus 54.510 Jiwa

    Foto Health

    Tripa Ramadhan – detikHealth

    Rabu, 04 Jun 2025 13:12 WIB

    Gaza – Militer Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza. Jumlah korban tewas Palestina di Gaza telah meningkat menjadi 54.510, dengan 124.901 lainnya terluka.

  • Pusat Distribusi Bantuan Gaza yang Didukung AS-Israel Ditutup, Ada Apa?

    Pusat Distribusi Bantuan Gaza yang Didukung AS-Israel Ditutup, Ada Apa?

    Gaza City

    Pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza yang dikelola oleh kelompok kemanusiaan yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel, akan ditutup sementara pada Rabu (4/6) waktu setempat.

    Penutupan sementara dilakukan menyusul serangan brutal oleh Israel yang menewaskan puluhan warga sipil Gaza yang sedang menunggu bantuan.

    Namun, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (4/6/2025), Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), kelompok kemanusiaan yang mengelola pusat distribusi bantuan di Rafah itu, mengumumkan bahwa penutupan sementara dilakukan untuk renovasi.

    “Pada 4 Juni, pusat-pusat distribusi akan ditutup untuk renovasi. reorganisasi dan pengerjaan peningkatan efisiensi,” sebut GHF dalam pengumumannya via Facebook.

    Operasional distribusi bantuan di area Rafah, sebut GHF, akan dilanjutkan kembali pada Kamis (5/6) besok.

    Penutupan sementara pusat distribusi bantuan yang dikelola GHF itu juga dikonfirmasi oleh militer Israel.

    “Dilarang besok (Rabu) untuk melakukan perjalanan di ruas jalanan menuju pusat-pusat distribusi, yang dianggap sebagai zona pertempuran,” kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial.

    Lihat juga Video Dalih Israel Tembak Warga Gaza Saat Antre Bantuan: Menimbulkan Ancaman

    Pada pekan pertama GHF beroperasi, yang diklaim berhasil mendistribusikan lebih dari tujuh juta paket makanan, kritikan menghujani. Terutama ketika serangan brutal merenggut puluhan nyawa warga sipil Gaza yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di area distribusi bantuan.

    Dalam insiden pada Minggu (1/6), sedikitnya 31 orang tewas dalam serangan yang diyakini dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil yang ada di dekat atau di dalam kompleks distribusi bantuan yang dikelola GHF. Militer Israel membantah pasukannya melepas tembakan ke arah warga sipil.

    Insiden serupa terjadi kembali pada Selasa (3/6), dengan sedikitnya 27 orang tewas. Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyebut puluhan kematian itu terjadi “ketika pasukan Israel melepaskan tembakan dengan tank-tank dan drone” terhadap warga sipil yang menunggu bantuan kemanusiaan.

    Militer Israel mengakui pasukan mereka melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang mereka klaim bergerak mendekati pasukan mereka dengan cara yang “memberikan ancaman bagi mereka”.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan di pusat distribusi bantuan kemanusiaan Gaza itu sebagai “kejahatan perang”.

    PBB tidak bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran yayasan itu dibentuk untuk memenuhi tujuan militer Israel. PBB juga meragukan jika distribusi bantuan yang dilakukan GHF memenuhi prinsip kemanusiaan inti seperti netralitas, imparsialitas dan independensi.

    Lihat juga Video Dalih Israel Tembak Warga Gaza Saat Antre Bantuan: Menimbulkan Ancaman

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 27 Orang Tunggu Bantuan di Gaza Tewas Ditembak, Israel Lakukan Investigasi

    27 Orang Tunggu Bantuan di Gaza Tewas Ditembak, Israel Lakukan Investigasi

    Gaza

    Palang Merah Internasional mengatakan sebanyak 27 orang tewas ditembak pasukan Israel saat menunggu bantuan di Rafah, Gaza. Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden itu.

    “Sebelumnya hari ini, pasukan (Israel) melepaskan tembakan peringatan sekitar setengah kilometer dari area distribusi bantuan, ke arah tersangka yang mendekat dengan cara yang membahayakan keselamatan mereka — keselamatan para prajurit,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Effie Defrin dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    “Insiden ini sedang diselidiki, dan di sini juga, kami akan mengungkap kebenarannya,” imbuhnya.

    Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan sedang memeriksa ‘kebenaran’ laporan tentang penembakan mematikan terhadap pencari bantuan di Gaza, setelah Palang Merah mengatakan 27 orang tewas.

    “Pemerintah mengetahui laporan tersebut, dan saat ini kami sedang menyelidiki kebenarannya. Karena sayangnya, tidak seperti beberapa media, kami tidak menerima pernyataan Hamas dengan sepenuhnya,” kata Sekretaris Pers Karoline Leavitt kepada wartawan.

    PBB Mengecam

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan itu. Kecaman dilontarkan oleh kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, yang menyebut “serangan mematikan” terhadap warga sipil di sekitar lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza merupakan “kejahatan perang”.

    “Serangan mematikan terhadap warga sipil yang putus asa yang mencoba mengakses bantuan makanan dalam jumlah yang sangat sedikit di Gaza tidak dapat dibenarkan,” sebutnya.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Al-Qur’an Dibakar Usai Dicuri dari Masjid di Lyon Prancis

    Al-Qur’an Dibakar Usai Dicuri dari Masjid di Lyon Prancis

    Lyon

    Seseorang dilaporkan mencuri Al-Qur’an dari sebuah masjid di dekat Kota Lyon, Prancis. Pelaku kemudian membakar Al-Qur’an itu di depan masjid sebelum melarikan diri.

    Dilansir AFP, Selasa (3/6/2025), pelaku datang ke masjid pada Minggu malam hingga Senin. Pelaku memasuki ruang salat dan mencuri Al-Qur’an.

    “Seseorang dengan wajah terbuka memasuki ruang salat, mengambil Al-Qur’an, membakarnya, lalu menjatuhkannya di luar gedung sebelum melarikan diri,” kata dewan masjid di wilayah Rhone.

    Sumber kepolisian mengatakan penyelidikan telah dimulai atas insiden tersebut.

    Serangan itu terjadi setelah seorang pria yang mengunggah video rasis menembak mati tetangganya dari Tunisia. Pelaku juga melukai parah seorang pria Turki di kota selatan Puget-sur-Argens pada Sabtu lalu.

    Tersangka pembunuh adalah seorang warga negara Prancis kelahiran 1971. Pelaku melarikan diri dari tempat kejadian dengan mobil, tetapi ditangkap tidak jauh dari tempat kejadian setelah rekannya memberi tahu polisi.

    Menurut surat kabar Le Parisien, tersangka mengatakan bahwa ia ‘bersumpah setia kepada bendera Prancis’ dan meminta Prancis untuk ‘menembak’ orang-orang yang berasal dari luar negeri dalam salah satu videonya yang diunggah di media sosial.

    Dalam insiden terpisah pada bulan April lalu, seorang pria menikam seorang pria Mali hingga tewas di sebuah masjid. Kasus tersebut ditangani oleh jaksa penuntut regional.

    Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Uni Eropa, serta populasi Yahudi terbesar di luar Israel dan Amerika Serikat.

    Serangan terhadap anggota komunitas Yahudi Prancis juga meningkat sejak kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan militer Israel menanggapinya dengan serangan militer yang menghancurkan di Jalur Gaza.

    Tugu peringatan Holocaust Prancis dan tiga sinagoge di Paris serta sebuah restoran dirusak dengan cat pada Sabtu malam.

    (lir/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Bunuh Warga Gaza yang Mau Antre Bantuan, PBB: Kejahatan Perang!

    Israel Bunuh Warga Gaza yang Mau Antre Bantuan, PBB: Kejahatan Perang!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, pada Selasa (3/6/2025) menyatakan serangan mematikan terhadap warga sipil di sekitar titik distribusi bantuan di Jalur Gaza merupakan kejahatan perang.

    Pernyataan tersebut disampaikan menyusul laporan terbaru mengenai tewasnya puluhan warga sipil akibat tembakan Israel saat mereka berusaha mengakses bantuan makanan di wilayah selatan Gaza.

    Menurut tim penyelamat di wilayah Palestina, sedikitnya 27 orang tewas pada Selasa setelah tembakan Israel mengenai sekelompok warga sipil di dekat pusat distribusi bantuan di Rafah, kota yang menjadi fokus utama operasi militer Israel dalam beberapa pekan terakhir.

    Korban tewas terbaru itu menambah jumlah 31 orang yang dilaporkan tewas dalam insiden serupa di lokasi yang sama pada Minggu, ketika mereka juga sedang dalam perjalanan menuju titik distribusi bantuan.

    “Serangan mematikan terhadap warga sipil yang putus asa mencoba mengakses bantuan makanan yang sangat terbatas di Gaza sungguh tidak dapat diterima,” kata Volker Turk dalam pernyataan resminya, dilansir AFP.

    “Selama tiga hari berturut-turut, orang-orang tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Pagi ini, kami menerima informasi bahwa puluhan orang lainnya kembali menjadi korban tewas dan luka-luka.”

    Gaza Humanitarian Foundation (GHF) merupakan lembaga baru yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan telah bekerja sama dengan Israel dalam implementasi mekanisme distribusi bantuan di Gaza.

    Namun, PBB secara resmi tidak bekerja sama dengan GHF, dengan alasan bahwa lembaga tersebut tidak memenuhi prinsip-prinsip dasar kemanusiaan, yakni netralitas, imparsialitas, dan independensi.

    Turk menekankan pentingnya penyelidikan yang menyeluruh dan netral terhadap seluruh insiden tersebut, serta menyerukan agar para pelaku yang bertanggung jawab dihadapkan pada proses hukum internasional.

    “Serangan yang secara langsung diarahkan terhadap warga sipil merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan termasuk dalam kategori kejahatan perang,” tegasnya.

    Turk juga menyoroti dilema tragis yang dihadapi warga sipil Palestina dalam kondisi blokade dan kelangkaan bantuan.

    “Warga Palestina dihadapkan pada pilihan paling kejam: mati kelaparan atau mengambil risiko ditembak saat mencoba mendapatkan bantuan makanan yang sangat terbatas dari sistem bantuan militer Israel,” ujarnya.

    Ia juga menambahkan bahwa mekanisme distribusi bantuan yang dikelola secara militer oleh Israel berisiko tinggi terhadap nyawa manusia dan melanggar standar kemanusiaan internasional yang telah berulang kali diperingatkan oleh PBB.

    Adapun serangan-serangan mematikan yang terjadi di sekitar lokasi bantuan telah memicu reaksi keras dari komunitas internasional. PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan telah lama memperingatkan bahwa sistem distribusi bantuan yang terlalu bergantung pada kontrol militer tidak hanya tidak efektif, tetapi juga mengabaikan prinsip-prinsip dasar perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.

    Rafah, yang terletak di perbatasan Gaza dengan Mesir, telah menjadi pusat perhatian dunia sejak Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran di kota tersebut. Ribuan warga yang sebelumnya mengungsi ke Rafah kini kehilangan akses terhadap bantuan dan perlindungan yang layak, di tengah pertempuran yang terus berlanjut.

    “Kegagalan untuk bertindak sekarang akan semakin memperdalam penderitaan yang telah tidak tertanggungkan bagi penduduk sipil di Gaza,” tegas Turk.

     

    (luc/luc)

  • Israel Kosongkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Relawan Dievakuasi Paksa

    Israel Kosongkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Relawan Dievakuasi Paksa

    Jakarta

    Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara dikosongkan secara paksa oleh Israel. Seluruh tenaga medis dan relawan lokal Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang sebelumnya bertahan di dalam RS dievakuasi.

    Dikutip Antara, Selasa (3/6/2025), pengosongan secara paksa oleh Israel itu dilakukan pada Senin (2/6) kemarin. Berdasarkan keterangan resmi MER-C, pasukan Israel menghancurkan rumah sakit Indonesia. Selain itu, sejumlah fasilitas vital di RS pun ikut hancur akibat serangan.

    Pada saat itu staf medis dan relawan MER-C tetap bertahan meski Israel terus meningkatkan serangan dan pengepungan sejak 18 Mei. Kondisi di RS saat itu sedang kekurangan air dan makanan.

    Senin kemarin, seluruh tenaga medis dan relawan dievakuasi paksa dan sebelum meninggalkan rumah sakit. Para relawan berusaha mengirimkan dokumentasi terakhir keadaan rumah sakit.

    Disampaikan, saat ini MER-C kehilangan akses utama untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan situasi terkini di Jalur Gaza, khususnya RS Indonesia.

    “Mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia. Semoga seluruh staf rumah sakit dan relawan lokal MER-C dalam kondisi aman,” demikian pernyataan MER-C.

    (idn/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Warga Gaza Ditembaki Israel dari Segala Arah saat Mengakses Bantuan dari Lembaga AS

    Warga Gaza Ditembaki Israel dari Segala Arah saat Mengakses Bantuan dari Lembaga AS

    GELORA.CO – Organisasi medis internasional Médecins Sans Frontières (MSF) atau Doctors Without Borders, mengecam sistem distribusi bantuan milik lembaga baru bentukan Amerika Serikat, Gaza Humanitarian Foundation (GHF), setelah terjadi kekacauan mematikan di Rafah, Jalur Gaza, pada Sabtu (1/6/2025). 

    Menurut MSF, sejumlah pasien yang mereka tangani di lokasi melaporkan telah ditembaki dari segala arah oleh pasukan Israel saat mencoba mengakses bantuan. Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza Insiden tragis ini menewaskan sedikitnya 31 warga Palestina. Beberapa saksi mata mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa militer Israel membuka tembakan ke arah kerumunan yang tengah mengantre bantuan.

    Namun, GHF dan otoritas militer Israel membantah kejadian tersebut. Mereka menyebut laporan-laporan itu sebagai rekayasa Hamas. Meski demikian, tim medis MSF dan tenaga kesehatan lainnya menyatakan bahwa mereka menangani banyak korban luka tembak di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis — hanya beberapa kilometer dari lokasi kejadian.

    “Para pasien mengatakan kepada kami bahwa mereka ditembaki dari segala arah — dari drone, helikopter, kapal, tank, hingga tentara Israel di darat,” kata MSF dalam pernyataan resminya.

    Distribusi Bantuan yang Gagal Total

    Koordinator Darurat MSF, Claire Manera, menyebut sistem distribusi bantuan GHF sebagai tidak manusiawi, berbahaya, dan sangat tidak efektif. Ia menegaskan, kekacauan ini tidak perlu terjadi jika distribusi dilakukan oleh lembaga kemanusiaan berpengalaman.

    “Bantuan kemanusiaan seharusnya disalurkan oleh organisasi yang benar-benar paham cara kerja di lapangan — bukan oleh proyek-proyek ad-hoc yang justru membahayakan nyawa warga sipil,” tegasnya.

    Dalam pernyataan tersebut, Nour Alsaqa, petugas komunikasi MSF, menggambarkan lorong-lorong rumah sakit yang dipenuhi pasien, kebanyakan laki-laki muda, dengan luka tembak di tangan dan kaki.

    Seorang korban selamat bernama Mansour Sami Abdi mengungkap kekacauan saat warga berebut lima palet bantuan makanan. Ia mengaku diarahkan untuk mengambil bantuan, namun tiba-tiba terdengar tembakan dari berbagai arah. “Mereka bilang ambil makanan — lalu mereka menembak kami dari segala arah,” ujarnya pilu. “Ini bukan bantuan. Ini kebohongan.”

    Sementara itu, militer Israel mengklaim bahwa hasil penyelidikan awal mereka menunjukkan tidak ada tembakan yang dilepaskan ke arah warga sipil di sekitar titik distribusi bantuan. Pihak GHF juga menyebut laporan insiden ini sebagai “berita palsu” yang didorong oleh Hamas.

    Kehadiran Gaza Humanitarian Foundation yang baru didirikan dengan dukungan AS menimbulkan pertanyaan besar di kalangan lembaga bantuan internasional. MSF menilai keterlibatan lembaga non-kemanusiaan dalam distribusi bantuan di zona konflik berisiko tinggi, terutama jika dilakukan tanpa pemahaman mendalam mengenai keamanan sipil di daerah perang. “Nyawa warga sipil jangan dijadikan taruhan demi ambisi geopolitik,” jelas Manera.

  • Israel Bantah Serang Lokasi Distribusi Bantuan yang Tewaskan 31 Warga Gaza

    Israel Bantah Serang Lokasi Distribusi Bantuan yang Tewaskan 31 Warga Gaza

    Jakarta

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 31 warga Palestina di dekat lokasi distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat. Israel membantah adanya serangan tersebut.

    Dilansir AFP, Senin (2/6/2025), Israel baru-baru ini melonggarkan blokadenya dan memperkenalkan mekanisme bantuan baru yang bekerja sama dengan organisasi yang didukung AS. Bantuan ini melewati sistem yang telah lama dipimpin PBB.

    Organisasi tersebut, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), mengatakan telah mendistribusikan jutaan makanan sejak operasi dimulai minggu lalu. Tetapi peluncuran tersebut telah ditandai oleh pemandangan yang kacau di sejumlah pusat distribusi yang terbatas, karena banyak korban dari serangan Israel di dekatnya.

    Juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP bahwa 31 orang tewas dan lebih dari 176 orang terluka setelah tembakan Israel menargetkan ribuan warga sipil di dekat pusat bantuan Amerika di Rafah, Gaza Selatan.

    Gambar AFP menunjukkan warga Palestina mengangkut mayat di kereta keledai di dekat titik bantuan sementara yang lain membawa kotak dan tas berisi perlengkapan di bawah terik matahari pagi.

    Abdullah Barbakh, seorang pria Palestina berusia 58 tahun, menggambarkan kekacauan di lokasi tersebut.

    Di dekat pusat bantuan GHF lainnya di Gaza tengah, gambar AFP menunjukkan tim penyelamat mengevakuasi orang yang terluka. Bassal melaporkan satu orang tewas dan puluhan lainnya terluka di sana, sekali lagi menyalahkan tembakan Israel.

    Militer Israel mengatakan penyelidikan awal menemukan pasukannya tidak menembaki warga sipil saat mereka berada di dekat atau di dalam lokasi distribusi bantuan kemanusiaan. Mereka menyebut bahwa laporan tentang hal ini adalah salah.

    “Dalam beberapa jam terakhir, laporan palsu telah tersebar, termasuk tuduhan serius terhadap IDF (militer) mengenai tembakan terhadap penduduk Gaza di area lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza,” tambahnya.

    Lebih lanjut, seorang juru bicara GHF juga membantah adanya kematian atau cedera, menambahkan bahwa laporan palsu ini telah secara aktif diprovokasi oleh Hamas.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini