Negara: Jalur Gaza

  • RI Kecam Israel Cegat Kapal Bantuan ke Gaza: Perburuk Risiko Kelaparan Massal

    RI Kecam Israel Cegat Kapal Bantuan ke Gaza: Perburuk Risiko Kelaparan Massal

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono, mengecam tindakan Israel usai mencegat kapal Madleen yang berisi sejumlah aktivis membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sugiono mengatakan tindakan itu menjadi contoh kesekian kali dari Israel yang acuh terhadap hukum internasional.

    “Saya mengecam keras intersepsi kapal Madleen oleh Israel di perairan internasional saat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Tindakan yang sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap hukum internasional dan menjadi pukulan berat bagi penderitaan rakyat Gaza,” tulis Sugiono di akun X resmi Menteri Luar Negeri Indonesia seperti dilihat, Selasa (10/6/2025).

    Sugiono menilai langkah Israel melakukan blokade bantuan ke Gaza baik di jalur laut dan darat hanya memperburuk konflik. Tindakan itu juga memperbesar risiko kelaparan yang menimpa rakyat Gaza.

    “Blokade Israel di darat dan laut adalah bentuk hukuman kolektif yang memperburuk risiko kelaparan massal. Sesuai hukum internasional dan perintah ICJ, Israel wajib memastikan bantuan kemanusiaan tersalur secara berkelanjutan dan tanpa hambatan, serta menjamin keselamatan pekerja kemanusiaan,” ujar Sugiono.

    “Upaya internasional untuk membuka koridor maritim patut diapresiasi, namun kiranya tidak mengalihkan fokus dari akses bantuan melalui jalur darat yang tetap menjadi kebutuhan paling mendesak,” tambahnya.

    Sugiono mengatakan isu distribusi bantuan ke jalur Gaza telah konsisten disuarakan oleh pemerintah Indonesia. Dia menyebut perbuatan Israel yang menghalangi kapal bantuan ke Gaza juga akan kembali disuarakan Indonesia di KTT New York pada pertengahan Juni mendatang.

    Seperti diketahui, kapal bantuan yang menuju Gaza membawa Greta Thunberg dan 11 aktivis lainnya dicegat pasukan Israel. Pasukan Israel mencegah mereka di perairan laut mencapai wilayah Palestina.

    Dilansir AFP, Senin (9/6), kapal Madleen bertujuan untuk mengirimkan bantuan dan menantang blokade laut Israel terhadap Gaza, yang telah berlaku sejak sebelum perang Israel-Hamas.

    Mahmud Abu-Odeh, seorang petugas pers yang berbasis di Jerman di Freedom Flotilla Coalition, mengatakan bahwa “para aktivis tampaknya telah ditangkap”. Israel telah berjanji untuk mencegah kapal tersebut mencapai Gaza.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan Angkatan Laut telah mengarahkan kapal tersebut untuk mengubah arah saat mendekati “daerah terlarang”. Sekitar satu jam kemudian, disebutkan bahwa kapal itu sedang ditarik ke pantai Israel.

    (ygs/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Detik-Detik Aktivis Greta Thunberg Cs Diculik Tentara Israel

    Video: Detik-Detik Aktivis Greta Thunberg Cs Diculik Tentara Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Israel telah mengambil alih kendali atas kapal amal yang berusaha menembus blokade laut menuju Jalur Gaza. Aktivis Greta Thunberg yang ikut di dalam kapal tersebut sebelumnya telah menyerukan dalam sebuah video, agar teman, keluarga dan pihak terkait lainnya dapat menekan pemerintah Swedia untuk membebaskan mereka dari pasukan Israel.

    Simak informasi selengkapnya dalam di CNBC Indonesia (Senin, 09/06/2025) berikut ini.

  • Israel Klaim Jenazah Pemimpin Hamas Ditemukan di Terowongan Bawah RS Gaza

    Israel Klaim Jenazah Pemimpin Hamas Ditemukan di Terowongan Bawah RS Gaza

    Gaza City

    Militer Israel mengklaim telah menemukan jenazah pemimpin Hamas, Mohammed Sinwar, di terowongan bawah tanah di bawah sebuah rumah sakit di wilayah Jalur Gaza bagian selatan. Tel Aviv juga mengklaim berhasil mengidentifikasi jenazah Mohammed Sinwar.

    Mohammed Sinwar merupakan saudara laki-laki dari mendiang Yahya Sinwar, mantan pemimpin Hamas yang tewas di tangan militer Israel pada Oktober 2024 lalu. Mohammed Sinwar disebut tewas dalam operasi militer Israel di wilayah Jalur Gaza bagian selatan pada 13 Mei lalu.

    Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Brigadir Jenderal Effie Defrin, seperti dilansir Reuters, Senin (9/6/2025), mengatakan seorang pemimpin senior Hamas, Mohammad Shabana, yang merupakan komandan Brigade Rafah, juga ditemukan tewas di lokasi yang sama bersama beberapa militan Hamas lainnya.

    Dalam kunjungan ke lokasi kejadian yang disebut sebagai lokasi temuan jenazah Mohammed Sinwar, militer Israel mengajak serta sekelompok kecil wartawan asing, dengan dikawal pasukan militer Tel Aviv, menelusuri terowongan bawah tanah yang ditemukan di bawah Rumah Sakit Eropa di area Khan Younis.

    Defrin mengklaim terowongan bawah tanah itu merupakan kompleks komando dan kontrol utama bagi kelompok Hamas.

    “Ini adalah contoh lain dari penggunaan sinis oleh Hamas, menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, menggunakan infrastruktur sipil, rumah sakit, lagi dan lagi,” kata Defrin kepada sekelompok wartawan asing yang mengunjungi terowongan bawah tanah di Jalur Gaza bagian selatan tersebut pada Minggu (8/6).

    Defrin juga mengatakan bahwa Israel telah mengonfirmasi melalui “pemeriksaan DNA dan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya” bahwa jenazah tersebut memang adalah Mohammed Sinwar.

    Tentara Israel keluar dari terowongan di bawah RS Eropa di Khan Younis, Gaza, yang diklaim menjadi lokasi tewasnya pemimpin Hamas Mohammed Sinwar Foto: REUTERS/Ronen Zvulun Purchase Licensing Rights

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    Pada 28 Mei, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengonfirmasi militer Israel telah menewaskan Mohammed Sinwar dalam operasi di Jalur Gaza bagian selatan.

    Selain menggantikan kakaknya, Yahya Sinwar, sebagai pemimpin Hamas, para pakar menilai kemungkinan Mohammed Sinwar juga mengambil alih jabatan pemimpin sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, setelah pemimpinnya, Mohammed Deif, juga tewas di tangan militer Israel.

    Hamas sejauh ini belum mengomentari laporan kematian Mohammed Sinwar atau pun Shabana.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Jalankan Pembantaian Skala Penuh, 81 Syahid di Gaza

    Israel Jalankan Pembantaian Skala Penuh, 81 Syahid di Gaza

    GELORA.CO – Sebanyak 81 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya terluka dalam serangkaian pembantaian Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada Sabtu. Sementara penembakan di sekitar pusat-pusat bantuan juga masih terus berlangsung.

    Aljazirah mengutip sumber pertahanan sipil dan medis. Setidaknya 15 orang syahid dalam pemboman sebuah rumah di lingkungan Sabra di Kota Gaza, sementara yang lain sedang mencari makanan dan air sebelum meninggal. Sumber medis di Rumah Sakit Nasser mengatakan, dua orang syahid akibat serangan pesawat tak berawak Israel terhadap tenda yang menampung pengungsi di kawasan Al-Mawasi, sebelah barat Khan Yunis. Dua orang syahid dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di selatan kamp pengungsi Nuseirat, menurut sumber medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa.

    Sebelumnya, pasukan penjajah Israel menargetkan sebuah rumah di lingkungan Sabra di Kota Gaza kemarin sore, menyebabkan 15 orang tewas dan lebih dari 50 orang terluka, beberapa di antaranya luka parah, dalam apa yang digambarkan oleh Pertahanan Sipil sebagai “pembantaian skala penuh.” 

    Tim pertahanan sipil mundur dari lokasi yang menjadi sasaran di lingkungan Sabra setelah menyadari bahwa sulit untuk mencapai jenazah para syuhada dan membutuhkan peralatan berat, menurut juru bicara Pertahanan Sipil di Jalur Gaza, Mahmoud Basal. Sementara itu, delapan warga Palestina syahid dalam serangan udara Israel di Jabalia al-Nazla di Jalur Gaza utara, menurut sumber di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza.

    Tiga orang juga syahid dalam serangan udara yang menargetkan warga Palestina di dekat bundaran Abu Sharkh di kamp Jabaliya, utara Jalur Gaza, menurut sumber di Rumah Sakit Baptist. Sumber-sumber Palestina mengatakan para korban sedang mencari makanan dan air.

    Pada Jumat, hari pertama Idul Adha, puluhan warga Palestina tewas akibat tembakan Israel, termasuk delapan orang syahid di dekat pusat bantuan di Rafah, di Jalur Gaza selatan. Pusat tersebut berafiliasi dengan proyek AS-Israel, yang dikutuk oleh PBB sebagai alat untuk memiliterisasi bantuan dan menggusur penduduk. 

    Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel terhadap warga Palestina di dekat lokasi tersebut telah mencapai 110 orang syahid, 583 orang luka-luka, dan sembilan orang hilang, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza pada hari Jumat.

    Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa semua rumah sakit di Jalur Gaza utara telah menghentikan operasinya, memperingatkan apa yang digambarkannya sebagai konsekuensi yang mengerikan bagi pasien dan korban luka. Organisasi tersebut juga mengkonfirmasi bahwa Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal di Jalur Gaza selatan berisiko runtuh, dan menyerukan perlindungan untuk menjamin kelangsungan layanan kesehatan. 

    Organisasi tersebut menyerukan masuknya obat-obatan penting dan pasokan medis dengan segera dan aman ke Gaza. Sementara itu, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa blokade tersebut mendorong Gaza ke ambang kelaparan, dengan “anak-anak memasuki fase nutrisi yang mematikan.”

  • Pas Idul Adha, Distribusi Bantuan Rakyat Gaza Mendadak Dihentikan

    Pas Idul Adha, Distribusi Bantuan Rakyat Gaza Mendadak Dihentikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Distribusi bantuan untuk masyarakat Gaza dihentikan sementara pada hari Jumat (6/6) atau tepat pada saat perayaan Idul Adha. Penghentian sementara dilakukan menyusul serangan brutal oleh Israel yang menewaskan puluhan warga sipil Gaza yang sedang menunggu bantuan.

    Mengutip Reuters, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), kelompok kemanusiaan yang dikelola AS dan Israel mengatakan kepadatan penduduk telah membuat operasi tidak aman untuk dilanjutkan.

    GHF menyatakan penghentian ini dilakukan sebagai bentuk protes sekaligus permintaan kepada militer Israel untuk memperketat protokol keselamatan warga sipil di sekitar perimeter militer.

    Akibat penghentian tersebut banyak wilayah yang mengalami kekurangan pangan. Serta, pertempuran yang terus berlanjut di banyak wilayah di Jalur Gaza.

    Otoritas kesehatan setempat mengatakan setidaknya 16 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, sebagian besar di Gaza utara. Sementara itu tentara Israel mengatakan empat tentaranya tewas dan lima lainnya terluka oleh ledakan di sebuah gedung di Khan Younis.

    GHF sebelumnya memutuskan untuk menutup sementara fasilitasnya di wilayah kantong itu, Rabu (4/6). Hal ini terjadi saat Israel memberlakukan wilayah zona perang di Gaza.

    Kemudian mereka mengatakan bahwa pihaknya benar-benar telah mendistribusikan makanan, sebelum mengatakan bahwa mereka harus menutup gerbangnya sebagai tindakan pencegahan.

    “Distribusi dilakukan dengan damai dan tanpa insiden; namun, distribusi dihentikan karena kepadatan yang berlebihan sehingga tidak aman untuk dilanjutkan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Saat warga Palestina di seluruh Jalur Gaza yang dilanda perang merayakan dimulainya salah satu hari raya terpenting umat Islam, Idul Adha, pasukan Israel melanjutkan operasi militer yang menurut mereka diperlukan untuk membasmi dan menghancurkan militan Hamas.

    Militer Israel diguncang oleh tewasnya empat tentara di sebuah bangunan yang dipasangi bom, yang membuat jumlah korban tewas di pihak tentara menjadi delapan sejak awal Juni.

    “Ini adalah hari yang menyedihkan dan sulit,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Sebelumnya, militer mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk wilayah di dalam dan sekitar Kota Gaza, dengan peringatan akan adanya serangan yang akan segera terjadi.

    Mirisnya, saat jutaan Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha dengan nyaman, penduduk Gaza menggelar salat Idul Adha di tempat terbuka, di samping masjid dan rumah-rumah yang dibom.

    “Seperti yang Anda lihat, kami menggelar salat Idul Adha, sementara pengeboman, penembakan, dan serangan pesawat masih berlangsung,” kata seorang wanita, Umm Mahmoud, di Khan Younis.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza berisiko mengalami kelaparan setelah blokade Israel selama 11 minggu di daerah kantong itu, dengan jumlah anak-anak yang menderita kekurangan gizi akut meningkat hampir tiga kali lipat.

    GHF mulai mendistribusikan paket makanan di Gaza pada akhir Mei, mengawasi model baru distribusi bantuan yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak memihak maupun netral.

    Operasional dihentikan pada hari Rabu dan meminta militer Israel untuk meninjau protokol keamanan setelah pejabat rumah sakit mengatakan lebih dari 80 orang telah ditembak mati dan ratusan lainnya terluka di dekat titik distribusi antara tanggal 1-3 Juni.

    (pgr/pgr)

  • Salat Iduladha di Masjid Al Aqsa, Yerusalem Diikuti 80 Ribu Warga Palestina

    Salat Iduladha di Masjid Al Aqsa, Yerusalem Diikuti 80 Ribu Warga Palestina

    JAKARTA – Sekitar 80.000 warga Palestina melaksanakan salat Iduladha di Masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Jumat pagi, meskipun ada pembatasan ketat dari Israel dan suasana muram di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

    Sementara itu, pasukan polisi Israel dikerahkan secara besar-besaran di dalam dan sekitar kompleks Al Aqsa dan Kota Tua sebelum, selama, dan setelah salat.

    Namun, banyak warga Palestina dari Tepi Barat tidak dapat menghadiri salat Iduladha di Yerusalem karena pembatasan pergerakan oleh Israel, sehingga terpaksa melaksanakan salat di luar gerbang masjid.

    Semangat perayaan Iduladha yang biasa terasa meriah justru tidak tampak. Suasana di Yerusalem terasa muram karena kota itu tengah bergulat dengan dampak perang genosida yang terus dilakukan Israel di Jalur Gaza. 

    Israel, yang menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, telah melancarkan serangan genosida di Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan hampir 54.700 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

    Badan-badan bantuan telah memperingatkan tentang risiko kelaparan di antara lebih dari 2 juta penduduk di daerah kantong itu

    November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas kejahatan perangnya terhadap warga sipil di daerah Jalur Gaza.

  • Serangan Israel Tewaskan 13 Warga Gaza, Termasuk di Dekat Pusat Bantuan

    Serangan Israel Tewaskan 13 Warga Gaza, Termasuk di Dekat Pusat Bantuan

    Jakarta

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pasukan Israel menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina pada hari Sabtu (7/6), enam orang di antaranya dalam insiden penembakan di dekat pusat distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat.

    Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP, Sabtu (7/6/2025), bahwa sekitar pukul 7:00 pagi waktu setempat, “enam orang tewas dan beberapa lainnya terluka oleh pasukan pendudukan Israel di dekat bundaran Al-Alam” di wilayah Rafah, Gaza selatan.

    Warga Gaza telah berkumpul di Al-Alam hampir setiap hari sejak akhir Mei untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan di sebuah pusat distribusi, yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS.

    Samir Abu Hadid, yang berada di sana pada Sabtu pagi, mengatakan kepada AFP bahwa ribuan orang telah berkumpul di dekat bundaran tersebut.

    “Begitu beberapa orang mencoba maju ke arah pusat bantuan, pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan dari kendaraan lapis baja yang ditempatkan di dekat pusat tersebut, menembaki ke udara dan kemudian ke warga sipil,” kata Abu Hadid.

    Saat dihubungi AFP, militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut, yang merupakan penembakan mematikan terbaru di dekat titik bantuan Al-Alam.

    GHF mulai beroperasi pada akhir Mei lalu, saat Israel melonggarkan sebagian blokade selama lebih dari dua bulan di Jalur Gaza.

    Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menolak bekerja sama dengan GHF karena masalah kenetralan, telah memperingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta orang berisiko kelaparan.

    Sementara itu, di wilayah Gaza utara pada Sabtu pagi waktu setempat, Bassal mengatakan tujuh orang tewas dalam serangan Israel yang menghantam sebuah rumah di dekat rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

    Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut.

    Lihat Video ‘Derita Warga Gaza di Hari Raya Idul Adha: Kelaparan hingga Dibom’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Gaza Saat Idul Adha, 38 Orang Tewas

    Israel Serang Gaza Saat Idul Adha, 38 Orang Tewas

    Gaza

    Israel masih terus melancarkan serangan di Jalur Gaza, Palestina, bahkan saat hari raya Idul Adha. Tercatat sebanyak 38 orang tewas akibat serangan tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (7/6/2025), badan pertahanan sipil Gaza mencatat bahwa 38 orang tewas akibat serangan Israel atau tembakan di seluruh wilayah Palestina pada hari raya Idul Adha, Jumat.

    Pejabat pertahanan sipil Mohammed al-Mughayyir mengatakan bahwa 38 orang tewas dalam berbagai serangan Israel sejak fajar, termasuk 11 orang dalam satu serangan di Jabalia di utara.

    Pada serangan sehari sebelumnya, Kamis (5/6), badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 10 orang di wilayah Palestina. Militer Israel terus meningkatkan serangan.

    “Sepuluh martir sejauh ini akibat serangan Israel sejak fajar,” kata juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal kepada AFP, Kamis (5/6).

    Dia menambahkan bahwa pasukan Israel telah menargetkan daerah-daerah tempat warga sipil yang mengungsi berlindung di kota Khan Younis dan rumah-rumah di Kota Gaza dan kota Deir el-Balah.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pilu 10 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Pilu 10 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Jakarta

    Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan terbaru Israel menewaskan sedikitnya 10 orang di wilayah Palestina tersebut pada hari Kamis (5/6), saat militer terus meningkatkan serangan.

    “Sepuluh martir sejauh ini akibat serangan Israel sejak fajar,” kata juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal kepada AFP, Kamis (5/6/2025).

    Dia menambahkan bahwa pasukan Israel telah menargetkan daerah-daerah tempat warga sipil yang mengungsi berlindung di kota Khan Younis dan rumah-rumah di Kota Gaza dan kota Deir el-Balah.

    Israel telah meningkatkan serangannya dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk mengalahkan Hamas, yang serangannya ke Israel pada 7 Oktober 2023 memicu perang di Gaza.

    Serangan besar-besaran Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya itu mengakibatkan tewasnya 1.218 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

    Menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, sedikitnya 4.335 orang telah tewas sejak Israel melanjutkan serangannya pada 18 Maret, sehingga jumlah korban perang di Gaza secara keseluruhan menjadi 54.607, sebagian besar warga sipil.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • UNICEF Peringatkan Runtuhnya Sistem Perawatan Kesehatan Mengancam Kehidupan Anak-anak Gaza

    UNICEF Peringatkan Runtuhnya Sistem Perawatan Kesehatan Mengancam Kehidupan Anak-anak Gaza

    JAKARTA – Runtuhnya sistem perawatan kesehatan menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan anak-anak di Jalur Gaza, kata Kazim Abu Khalaf, juru bicara UNICEF di Palestina.

    Dalam jumpa pers Hari Rabu Abu Khalaf mengatakan, anak-anak menghadapi tantangan besar karena perang yang sedang berlangsung, menekankan tidak ada tempat lain di dunia yang mencatat jumlah korban anak yang begitu tinggi setiap harinya, menurut situs web resmi organisasi tersebut.

    Ia mencatat, sejak 7 Oktober 2023, rata-rata 27 anak telah meninggal setiap harinya. Jika cedera disertakan, jumlah korban harian meningkat menjadi 83 anak dalam kurun waktu 20 bulan, dikutip dari WAFA 4 Juni.

    Abu Khalaf menjelaskan, anak-anak termasuk yang paling terdampak oleh kelaparan yang melanda Jalur Gaza, dengan puluhan ribu anak tercatat membutuhkan perawatan karena kekurangan gizi akut yang parah.

    Statistik awal, imbuhnya, menunjukkan lebih dari 40.000 anak telah menjadi yatim piatu, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah.

    Ia menekankan, anak-anak di Gaza akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih, tidak hanya dari cedera fisik tetapi juga dari trauma psikologis dan emosional mendalam yang telah mereka derita.

    Terpisah, sumber kesehatan di Gaza pada Hari Rabu mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina di Gaza sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 54.607 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan, sementara korban luka-luka mencapai 125.341 orang.