Negara: Jalur Gaza

  • Indonesia hingga Saudi Kutuk Serangan Israel ke Iran

    Indonesia hingga Saudi Kutuk Serangan Israel ke Iran

    Jakarta

    Serangan Israel ke Iran mengejutkan dunia. Israel melancarkan serangannya ke pusat Teheran.

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun memperingatkan serangan balasan kepada Israel setelah sejumlah fasilitas nuklir dan militernya diserang. Berbagai negara pun mengutuk serangan Israel tersebut.

    Simak rangkumannya di detikcom.

    Menlu RI: Perburuk Situasi

    Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono prihatin atas serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran. Menlu Sugiono mengutuk aksi serangan Israel kepada Iran.

    “Kita prihatin ya, maksudnya kita juga mengutuk sampai ini ini terjadi,” kata Menlu Sugiono kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).

    Serangan Israel terhadap Iran dinilai berimplikasi ketegangan di Timur Tengah (Timteng) semakin meningkat. Oleh sebab itu, Menlu meminta semua pihak menahan diri.

    “Tentu saja akan banyak implikasi, dalam arti kalau tidak semua pihak bisa menahan diri, tentu ini memperburuk situasi ya. Kita berharap yang terburuk tidak terjadi, kita akan monitor terus,” ujarnya.

    Kemlu Ingatkan Pelanggaran Hukum Internasional

    Pemerintah Indonesia mengutuk serangan militer Israel ke Kota Teheran, Iran, hari ini. Indonesia menilai serangan itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional.

    “Indonesia dengan tegas mengutuk serangan Israel terhadap Iran. Tindakan ini merupakan pelanggaran hukum dan melemahkan dasar-dasar hukum internasional,” bunyi keterangan akun X Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia seperti dilihat, Jumat (13/6/2025).

    Serangan tersebut bukan hanya menjadi bentuk pelanggaran kesekian kalinya Israel terhadap hukum internasional. Pemerintah Indonesia khawatir tindakan Israel di Teheran bisa memicu konflik baru di kawasan Timteng.

    “Semua pihak harus menahan diri secara maksimal dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan atau menyebabkan ketidakstabilan,” tulis Kemlu.

    Hamas Kutuk Israel

    Ilustrasi kelompok Hamas. (Foto: BBC World)

    Kelompok Hamas, yang berkuasa di Jalur Gaza, mengutuk rentetan serangan terbaru Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada Jumat (13/6). Hamas menyebut serangan semacam itu sebagai “eskalasi berbahaya” yang dapat “mengganggu stabilitas kawasan”.

    “Agresi ini merupakan eskalasi berbahaya yang mengancam dan akan mengganggu stabilitas kawasan,” sebut Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (13/6/2025).

    “Hari ini, Iran membayar harga atas sikapnya yang teguh dalam mendukung Palestina dan perlawanannya,” kata Hamas.

    Hamas yang didukung Iran, terus berperang melawan militan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu. Sejumlah tokoh pemimpin Hamas tewas dalam rentetan serangan Tel Aviv di daerah kantong Palestina itu beberapa waktu terakhir.

    Rusia Kutuk Eskalasi Imbas Serangan Israel

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengutuk serangan yang dilancarkan Israel terhadap Iran. Moskow juga menyatakan keprihatinan atas “eskalasi tajam” yang terjadi antara Tel Aviv dan Teheran.

    Pemerintah Rusia pun menyerukan warga negaranya yang ada di kedua negara tersebut untuk menjauhi konflik.

    “Rusia prihatin dan mengutuk eskalasi ketegangan yang tajam,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam pernyataan kepada kantor berita pemerintah Rusia, seperti dilansir AFP, Jumat (13/6/2025).

    Kedutaan Besar Rusia di Tel Aviv mendesak setiap warga negaranya yang ada di Israel untuk segera meninggalkan negara itu, jika mereka bisa. Otoritas Moskow juga “sangat merekomendasikan” setiap warganya untuk tidak bepergian ke sana sampai “situasi kembali normal”.

    Seruan senada dirilis oleh misi diplomatik Rusia yang ada di Teheran. Setiap warga negara Rusia juga didesak untuk “menahan diri dari mengunjungi Iran”.

    Saudi Kutuk Agresi Israel

    Foto: Bangunan di Teheran rusak usai terima serangan Israel. (SEPAH NEWS / AFP)

    Pemerintah Arab Saudi mengutuk serangan Israel terhadap Iran yang menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan para komandan militernya.

    “Kerajaan Arab Saudi menyampaikan kutukan dan kecaman keras atas agresi Israel yang terang-terangan terhadap Republik Islam Iran, yang merusak kedaulatan dan keamanannya serta merupakan pelanggaran yang jelas terhadap hukum dan norma internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya dan Reuters, Jumat (13/6/2025).

    Erdogan Ingatkan Israel

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Israel atas serangan yang dilakukan terhadap Iran. Erdogan meminta dunia internasional untuk menghentikan perampokan yang dilakukan Israel.

    Dilansir AFP, Jumat (13/6/2025), Erdogan merupakan pengkritik yang vokal untuk Israel dan pendukung setia Palestina. Erdogan menuduh Israel membawa strategi yang sama untuk menenggelamkan wilayah tersebut dengan darah seperti yang dilakukan di Gaza.

    “Itu strategi untuk menenggelamkan wilayah kami, terutama Gaza, dalam darah, air mata, dan ketidakstabilan ke tahap yang sangat berbahaya,” kata Erdogan usai gelombong serangan Israel terhadap Iran.

    Erdogan menyebut serangan ke Iran adalah provokasi. Dia mengajak dunia internasional untuk mengakhiri perampokan yang dilakukan Israel itu.

    “Serangan Israel terhadap tetangga kami Iran adalah provokasi yang jelas yang mengabaikan hukum internasional,” katanya.

    Tonton juga “RI Kutuk Serangan Israel ke Iran, Harap Tak Terjadi Hal Buruk” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (fca/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Oposisi Ajukan RUU Pembubaran Parlemen untuk Gulingkan Netanyahu

    Oposisi Ajukan RUU Pembubaran Parlemen untuk Gulingkan Netanyahu

    Tel Aviv

    Para pemimpin oposisi Israel mengajukan rancangan undang-undang (RUU) untuk membubarkan parlemen atau Knesset, yang jika diloloskan bisa membuka jalan menuju pemilu dadakan. Kubu oposisi menegaskan tekadnya untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu melalui RUU itu.

    RUU ini, seperti dilansir AFP, Rabu (11/6/2025), akan divoting oleh para anggota parlemen Israel pada Rabu (11/6) waktu setempat.

    Pengajuan RUU ini dilakukan saat pertikaian terjadi dalam koalisi pemerintahan Netanyahu terkait kegagalan meloloskan undang-undang yang mengatur pengecualian untuk kalangan Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer — isu yang memecah-belah warga Israel, terutama selama perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Dengan kubu oposisi sebagian besar terdiri atas kalangan sentris dan sayap kiri, partai-partai ultra-Ortodoks yang mendukung pemerintahan Netanyahu telah mengancam akan mendukung RUU tersebut.

    “Para pemimpin fraksi oposisi telah memutuskan untuk mengajukan rancangan undang-undang pembubaran Knesset untuk divoting dalam sidang pleno hari ini,” kata para pemimpin oposisi parlemen Israel dalam pernyataan mereka.

    “Keputusan tersebut diambil dengan suara bulat dan mengikat semua fraksi,” sebut pernyataan tersebut.

    Ditambahkan oleh para pemimpin oposisi Israel dalam pernyataannya bahwa semua partai dalam parlemen akan membekukan pembahasan legislasi yang sedang berjalan untuk fokus pada “penggulingan pemerintah”.

    Jika RUU yang diajukan kubu oposisi ini mendapatkan dukungan mayoritas anggota parlemen dalam sidang pleno pada Rabu (11/6), maka setidaknya tiga putaran pemungutan suara lainnya akan dibutuhkan untuk membubarkan Knesset.

    Partai Shas dan United Torah Judaism dari kalangan ultra-Ortodoks telah mengancam akan mendukung usulan pemilu dini, kecuali undang-undang yang mengatur pengecualian wajib militer untuk kalangan mereka disahkan.

    Koalisi pemerintahan Netanyahu terpecah mengenai apakah para pria muda dari kalangan ultra-Ortodoks Yahudi yang belajar di seminari agama harus dikecualikan dari wajib militer.

    Kegagalan meloloskan undang-undang pengecualian itu berisiko memicu perpecahan dengan para anggota parlemen ultra-Ortodoks.

    Namun di sisi lain, menyetujui pengecualian itu menuai protes dari kalangan sekuler, terutama saat Israel melancarkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza, dengan Netanyahu menghadapi tekanan dari kalangan internal partainya, Likud, untuk merekrut lebih banyak pria muda dari kalangan ultra-Ortodoks dan menghukum mereka yang menolak wajib militer.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri! Israel Tembak Mati 31 Orang di Dekat Pusat Bantuan Gaza

    Ngeri! Israel Tembak Mati 31 Orang di Dekat Pusat Bantuan Gaza

    Gaza City

    Sedikitnya 31 orang tewas akibat tembakan pasukan Israel di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza pada Rabu (11/6) waktu setempat. Ratusan orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang sama.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Rabu (11/6/2025), mengatakan bahwa tembakan yang berasal dari tank dan drone Israel itu mengarah ke ribuan warga sipil yang ada di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel.

    “Kami memindahkan setidaknya 31 martir dan sekitar 200 korban luka akibat tembakan tank dan drone Israel terhadap ribuan warga… dalam perjalanan mereka untuk menerima bantuan makanan dari pusat bantuan Amerika,” kata Bassal dalam pernyataannya kepada AFP.

    Belum ada komentar dari militer Israel atas laporan tersebut.

    Pembatasan yang diberlakukan terhadap media di Jalur Gaza dan kesulitan akses di lapangan membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen soal jumlah korban tewas yang diumumkan badan pertahanan sipil Gaza.

    Bassal mengatakan ribuan warga Palestina telah berkumpul sejak Rabu (11/6) dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat, dengan harapan dapat mencapai pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh AS dan Israel tersebut.

    Namun, sebut Bassal, ribuan warga sipil tersebut berhadapan dengan tembakan tank dan drone Israel sebelum mencapai pusat distribusi bantuan itu.

    Lihat Video ”Suara Greta Thunberg Tetap Lantang Meski Misi ke Gaza Dijegal Israel’:

    Sejak GHF mulai membuka titik-titik distribusi dan menyalurkan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza pada akhir Mei lalu, telah terjadi serangkaian penembakan mematikan yang memakan banyak korban jiwa.

    Namun GHF mengatakan tidak ada insiden di lokasi distribusi bantuan mereka yang diklaim aman. GHF bahkan mengklaim pada Senin (9/6) bahwa sejauh ini mereka telah menyalurkan 11,4 juta paket makanan di Jalur Gaza.

    Metode distribusi bantuan yang dilakukan GHF ini dianggap telah mem-bypass Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang selama ini memimpin upaya penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza yang dilanda perang berkepanjangan.

    PBB menolak untuk bekerja dengan GHF, dan mempertanyakan netralitas kelompok tersebut. PBB juga menuduh model distribusi GHF sama saja dengan memiliterisasi bantuan kemanusiaan dan mendorong pengungsian paksa.

    Lihat Video ‘Suara Greta Thunberg Tetap Lantang Meski Misi ke Gaza Dijegal Israel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dideportasi Israel, Greta Thunberg Tuding Pelanggaran yang Disengaja

    Dideportasi Israel, Greta Thunberg Tuding Pelanggaran yang Disengaja

    Jakarta

    Aktivis Swedia Greta Thunberg dideportasi oleh otoritas Israel , setelah ditahan bersama aktivis lainnya di perairan internasional, saat mereka dalam perjalanan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, dalam bentuk beberapa karung tepung terigu. Thunberg mengatakan, ia dan rekan-rekannya “diculik” oleh Israel setelah kapal Madleen yang mereka tumpangi disita oleh militer Israel.

    Para aktivis menyatakan, tujuan mereka adalah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang saat ini menghadapi krisis besar-besaran dan ancaman kelaparan di tengah serangan Israel di wilayah tersebut.

    “Saya sangat jelas dalam kesaksian saya bahwa kami diculik di perairan internasional dan dibawa secara paksa ke Israel,” kata Thunberg kepada wartawan di Bandara Charles de Gaulle, Paris.

    Thunberg menaiki pesawat yang membawanya keluar dari Israel menuju Prancis, pada Selasa (10/6).

    “Ini adalah pelanggaran hak yang disengaja berikutnya, menambah daftar panjang pelanggaran lain yang dilakukan oleh Israel,” kata Thunberg di Paris, seraya menambahkan bahwa pengalamannya “tidak sebanding dengan apa yang dialami rakyat Palestina.”

    Thunberg menyebut timnya telah melakukan penilaian risiko sebelum perjalanan dimulai.

    “Kami sangat menyadari risiko misi ini,” ujarnya. “Tujuannya adalah untuk mencapai Gaza dan mendistribusikan bantuan.”

    Israel tuding tindakan Thunberg sebagai aksi sensasional

    Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan, Greta Thunberg dideportasi ke Prancis untuk kembali ke negara asalnya, setelah kapal Madleen yang ia tumpangi menuju Gaza disita oleh militer Israel, pada Senin (09/6).

    Israel mencoba menggambarkan kampanye ini sebagai aksi sensasional di media sosial, dengan menyebut kapal itu sebagai “kapal yacht selfie” yang membawa “selebriti.”

    Koalisi Freedom Flotilla, kelompok yang mengorganisasi perjalanan tersebut, menyatakan kapal Madleen disita pada Senin (09/6) pagi sekitar 200 kilometer dari pantai Gaza.

    Dalam pernyataannya, kelompok itu mengatakan Israel tidak memiliki “otoritas hukum” untuk menahan para aktivis di kapal, dan menegaskan, mereka “tidak bisa didiskriminalisasi karena menyalurkan bantuan atau menentang blokade ilegal.”

    Komisi PBB: Israel diduga lakukan kejahatan perang di Gaza

    Sebuah komisi independen PBB yang menyelidiki wilayah pendudukan Palestina menyatakan, serangan Israel terhadap sekolah, serta situs-situs keagamaan dan budaya di Gaza, tergolong sebagai kejahatan perang.

    “Israel telah menghancurkan sistem pendidikan Gaza dan menghancurkan lebih dari setengah situs keagamaan dan budaya di Jalur Gaza,” kata Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina.

    Laporan tersebut menuduh Israel “menyerang warga sipil secara langsung” dan melakukan “pembunuhan dengan sengaja.”

    “Dengan membunuh warga sipil yang berlindung di sekolah dan situs keagamaan, pasukan keamanan Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan,” tulis laporan itu.

    Ketua komisi PBB, Navi Pillay, mengatakan dalam pernyataan bahwa tindakan tersebut menunjukkan adanya kampanye sistematis oleh Israel untuk menghancurkan “kehidupan rakyat Palestina” di wilayah yang terkepung itu.

    “Kami semakin banyak melihat indikasi bahwa Israel tengah melancarkan kampanye yang disengaja untuk memusnahkan kehidupan Palestina di Gaza,” katanya.

    Bagaimana situasi di Gaza?

    Israel menghadapi kecaman internasional yang semakin meningkat atas serangannya di Jalur Gaza, yang diblokade ketat.

    Komisaris HAM PBB Volker Türk awal bulan ini,menyerukan investigasi, setelah saksi dan pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa militer Israel menembaki warga Palestina yang mengantre bantuan.

    Israel menyatakan, pihaknya sedang berusaha menghancurkan kelompok militan Hamas di Gaza, yang pada 7 Oktober 2023 melancarkan serangan ke Israel dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sekitar dua pertiganya warga sipil, serta menyandera sekitar 250 orang.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh: Rahka Susanto
    Editor: Prita Kusumaputri dan Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Aksi Greta Thunberg Dijegal Israel Berakhir Gagal ke Gaza

    Aksi Greta Thunberg Dijegal Israel Berakhir Gagal ke Gaza

    Jakarta

    Aktivis Greta Thunberg terpaksa gagal ke Gaza, Palestina. Ia dideportasi oleh Israel setelah dicegat saat berada di kapal yang menuju ke Gaza.

    Berdasarkan rangkuman detikcom, dilansir dari AFP, Senin (9/6), Thunberg dkk berlayar menuju Jalur Gaza dengan kapal Madleen. Mereka bertujuan untuk mengirimkan bantuan untuk Gaza. Namun di perjalanan, kapal dihentikan oleh pasukan Israel.

    “Koneksi terputus di ‘Madleen’. Tentara Israel telah menaiki kapal tersebut,” tulis Freedom Flotilla Coalition di Telegram, seraya menambahkan bahwa para penumpang telah “diculik” oleh pasukan Israel. AFP kehilangan kontak dengan para aktivis di atas kapal tersebut.

    Mahmud Abu-Odeh, seorang petugas pers yang berbasis di Jerman di Freedom Flotilla Coalition, mengatakan bahwa “para aktivis tampaknya telah ditangkap”. Israel telah berjanji untuk mencegah kapal tersebut mencapai Gaza.

    Israel mengatakan telah mengalihkan kapal Madleen yang berlayar menuju ke Jalur Gaza, pada Senin (9/6) waktu setempat, ke wilayahnya. Kapal yang membawa bantuan kemanusiaan simbolis untuk Jalur Gaza itu mengangkut 12 aktivis kemanusiaan, termasuk aktivis asal Swedia, Greta Thunberg.

    Langkah Tel Aviv itu mencegah para aktivis, termasuk Thunberg, untuk mencapai Jalur Gaza yang menjadi tujuan mereka.

    Kapal berbendera Inggris, yang dioperasikan oleh kelompok aktivis Freedom Flotilla Coalition (FFC) yang pro-Palestina itu, berangkat dari Italia pada 1 Juni dengan tujuan mengirimkan bantuan simbolis ke Gaza dan untuk meningkatkan kesadaran akan kekurangan pangan yang terjadi di Jalur Gaza.

    Macron Mengecam

    Foto: Ludovic Marin/Pool via REUTERS/File Photo

    Greta Thunberg ternyata bersama dengan 6 Warga Negara Prancis ketika ditahan oleh pihak Israel. Presiden Prancis Emmanuel Macron pun mengecam aksi Israel tersebut.

    Macron mendesak pembukaan kembali rute pasokan kemanusiaan ke Gaza. Pemerintah Prancis juga telah mengkonfirmasi terdapat enam warganya di dalam kapal Madleen yang dicegat Israel.

    “Macron telah meminta agar keenam warga negara Prancis diizinkan kembali ke Prancis sesegera mungkin,” kata Macron dalam keterangan kantor kepresidenan Prancis dilansir AFP, Selasa (10/6).

    Pemerintah Prancis juga meminta Israel untuk memastikan perlindungan para aktivis. Macron menyebut blokade kemanusiaan di Gaza sebagai skandal dan aib.

    “Prancis “waspada” dan mendukung semua warga negaranya saat mereka dalam bahaya,” kata Macron.

    Greta Thunberg Dideportasi

    Foto: Getty Images/Fabrizio Villa

    Pihak Israel lalu bereaksi setelah menuai banyak kecaman, termasuk dari Macron. Israel mengatakan aktivis asal Swedia, Greta Thunberg, telah meninggalkan negara itu dengan penerbangan menuju ke Prancis.

    Thunberg diterbangkan keluar dari Israel usai sempat ditahan bersama belasan aktivis lainnya buntut pencegatan terhadap kapal Madleen yang berlayar menuju ke Jalur Gaza.

    “Greta Thunberg telah meninggalkan Israel dengan penerbangan ke Prancis,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP.

    Kementerian Luar Negeri Israel menyertakan dua foto yang menunjukkan Thunberg di dalam pesawat sebelum lepas landas. Tidak dijelaskan mengapa Thunberg diterbangkan ke Prancis, bukan ke negara asalnya, Swedia.

    Otoritas Israel mengatakan pada Selasa (10/6) bahwa Thunberg dan para aktivis lainnya, yang ditahan di atas kapal yang berlayar menuju ke Jalur Gaza, telah dibawa ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk dideportasi.

    Halaman 2 dari 3

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Aksi Greta Thunberg Dijegal Israel Berakhir Gagal ke Gaza

    Sempat Dijegal-Dibawa ke Israel, Greta Thunberg: Ini Pelanggaran HAM

    Jakarta

    Aktivis Swedia Greta Thunberg menjelaskan kejadian yang dialaminya usai kapal Madleen yang berlayar menuju ke Jalur Gaza dicegat Angkatan Laut Israel. Ia mengaku seperti diculik dan dibawa ke Israel tanpa persetujuan.

    “Menculik kami di perairan internasional dan membawa kami ke Israel tanpa persetujuan kami,” kata Thunberg, kepada wartawan saat tiba di bandara Charles de Gaulle di Paris setelah dideportasi dari Israel, Selasa (10/6/2025) waktu setempat.

    “Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang disengaja lainnya yang ditambahkan ke dalam daftar pelanggaran lain yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan Israel,” lanjut perempuan berumur 22 tahun itu.

    Thunberg menekankan bahwa pengalamannya sendiri “tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dialami warga Palestina,” ujarnya.

    Dari 12 orang di atas kapal Madleen yang membawa makanan dan perlengkapan untuk Gaza, lima aktivis Prancis ditahan setelah mereka menolak meninggalkan Israel secara sukarela.

    Namun Thunberg, yang terkenal sebagai aktivis siswi sekolah di dideportasi oleh Israel dengan penerbangan komersial maskapai nasional El Al menuju Paris.

    “Ini bukan cerita yang sebenarnya. Cerita yang sebenarnya adalah ada genosida yang terjadi di Gaza dan kelaparan sistematis,” kata Thunberg.

    “Kelanjutan dan pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang yang secara sistematis dilakukan oleh Israel dengan tidak mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza,” ujarnya.

    “Ini adalah misi untuk mencoba sekali lagi membawa bantuan ke Gaza dan mengirimkan solidaritas. Dan kami melihat kami tidak bisa,” lanjut Thunberg.

    Ia juga mengecam apa yang disebutnya sebagai “keheningan dan kepasifan” pemerintah di seluruh dunia atas apa yang terjadi di Gaza.

    “Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan pengkhianatan yang terjadi setiap hari oleh pemerintah kita sendiri,” katanya.

    Thunberg tak menghentikan perjuangannya untuk berjuang membela Gaza. Ia berjanji untuk melanjutkan kampanyenya untuk menuntut kekejaman Israel.

    “Kami tidak akan berhenti. Kami akan berusaha setiap hari untuk menuntut diakhirinya kekejaman yang dilakukan Israel,” ujarnya.

    (eva/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Aksi Greta Thunberg Dijegal Israel Berakhir Gagal ke Gaza

    Aktivis Greta Thunberg Tiba di Prancis Usai Dideportasi Israel

    Jakarta

    Aktivis asal Swedia Greta Thunberg telah tiba di Paris usai dideportasi Israel. Thunberg sempat ditahan bersama belasan aktivis lainnya buntut pencegatan terhadap kapal Madleen yang berlayar menuju ke Jalur Gaza.

    Dikutip Aljazzeera, Thunberg tiba di Bandara Charles de Gaulle Paris, Selasa (10/6/2025) waktu setempat. Thunberg sempat memberikan keterangan saat tiba di Paris.

    Thunberg mengatakan pasukan Israel melakukan penyerangan dan menculik secara ilegal. Dia bersama tiga aktivis lainnya disebut tengah mengirim bantuan ke gaza dengan kapal kemanusiaan.

    “Menyerang dan menculik secara ilegal,” ujarnya.

    Sementara dilansir france24, aktivis Swedia itu mengatakan dia dan temannya tidak melanggar hukum apa pun. Ia menyerukan pembebasan segera para aktivis yang masih berada di Israel.

    “Saya sangat jelas dalam kesaksian saya bahwa kami diculik di perairan internasional dan dibawa ke Israel tanpa keinginan kami,” kata Thunberg.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel menyertakan dua foto yang menunjukkan Thunberg di dalam pesawat sebelum lepas landas. Tidak dijelaskan mengapa Thunberg diterbangkan ke Prancis, bukan ke negara asalnya, Swedia.

    Kapal bernama Madleen yang dioperasikan oleh kelompok aktivis Freedom Flotilla Coalition dan membawa bantuan kemanusiaan simbolis untuk Jalur Gaza itu dicegat oleh pasukan Angkatan Laut Israel sebelum berhasil mencapai daerah kantong Palestina tersebut.

    Kapal yang berangkat dari Italia pada 1 Juni lalu itu dicegat pasukan Tel Aviv di perairan internasional dekat Jalur Gaza pada Senin (9/6) dan dialihkan ke pelabuhan Ashdod, Israel. Tel Aviv menyebut kapal Madleen itu sebagai “selfie yacht” dan para aktivis yang ada di dalamnya sebagai “selebriti”.

    “Para penumpang ‘Selfie Yacht’ telah tiba di bandara Ben Gurion untuk meninggalkan Israel dan kembali ke negara asal mereka,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

    “Mereka yang menolak untuk menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan,” imbuh pernyataan tersebut.

    Freedom Flotilla Coalition, dalam pernyataannya, menyebut 12 aktivis yang ada di kapal Madleen “sedang diproses untuk dipindahkan ke tahanan otoritas Israel” dan “mereka mungkin diizinkan terbang meninggalkan Tel Aviv paling cepat malam ini.

    Di antara 12 aktivis yang ada di kapal tersebut, terdapat Thunberg dan seorang anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan, kemudian dua jurnalis bernama Omar Fayyad dari Al Jazeera dan Yanis Mhamdi dari publikasi online Blast.

    (dek/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Semakin Membabi Cegat Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

    Israel Semakin Membabi Cegat Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

    Jakarta

    Kekejaman Israel terhadap Gaza makin membabi buta. Bantuan kemanusiaan yang dibawa oleh Koalisi Freedom Flotilla dengan kapal Madleen dicegat Israel.

    Aksi pencegatan bantuan itu diumumkan Israel melalui aku X Kementerian Luar Negeri Israel. Kemlu Israel menyebut Madleen “sampai ke pantai Israel dengan selamat.”

    Lewat postingan itu juga, Kemlu Israel menjelaskan kalau para awak, termasuk pejuang iklim asal Swedia Greta Thunberg, kemungkinan akan dipulangkan ke negara asalnya.

    “Saat Greta dan koleganya berusaha melakukan provokasi media yang tujuannya semata-mata mencari ketenaran dan hanya membawa kurang dari satu truk bantuan, lebih dari 1.200 truk bantuan telah memasuki Gaza dari Israel dalam dua pekan terakhir,” seperti dikutip dari akun resmi Kemlu Israel di platform X.

    “Bantuan berjumlah kecil yang diangkut oleh kapal pesiar dan belum digunakan oleh para ‘selebriti’ itu akan ditransfer ke Gaza melalui jalur kemanusiaan yang sesungguhnya,” sambung postingan tersebut.

    Koalisi Freedom Flotilla, menuduh pihak berwenang Israel telah “menculik” orang-orang yang ada di kapal tersebut.

    Dalam serangkaian postingan di Telegram, kelompok tersebut juga mengatakan bahwa kapal Madleen telah “diserang di perairan internasional” dan pasukan Israel telah menyemprot kapal tersebut dengan “zat iritasi putih” sebelum “secara ilegal” menduduki kapal tersebut.

    Koalisi Freedom Flotilla mengatakan bahwa kapalnya “diserang di perairan internasional” ketika mendekati wilayah Palestina yang dikuasai oleh Israel pada hari Senin (09/06) dini hari waktu setempat. Sejumlah pesawat nirawak berjenis Quadcopter dilaporkan mengudara di sekitar kapal.

    “Quadcopter mengelilingi kapal, menyemprotkan zat iritasi berwarna putih,” kata Koalisi Freedom Flotilla lewat kanal Telegram.

    “Komunikasi terputus, dan suara-suara yang mengganggu terdengar di radio komunikasi.”

    Kemudian, kelompok itu mengatakan bahwa tentara Israel telah “menaiki kapal.”

    RI Mengecam

    Situasi di Gaza (Foto: REUTERS/Ramadan Abed)

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono, mengecam tindakan Israel usai mencegat kapal Madleen yang berisi sejumlah aktivis membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sugiono mengatakan tindakan itu menjadi contoh kesekian kali dari Israel yang acuh terhadap hukum internasional.

    “Saya mengecam keras intersepsi kapal Madleen oleh Israel di perairan internasional saat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Tindakan yang sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap hukum internasional dan menjadi pukulan berat bagi penderitaan rakyat Gaza,” tulis Sugiono di akun X resmi Menteri Luar Negeri Indonesia seperti dilihat, Selasa (10/6).

    Sugiono menilai langkah Israel melakukan blokade bantuan ke Gaza baik di jalur laut dan darat hanya memperburuk konflik. Tindakan itu juga memperbesar risiko kelaparan yang menimpa rakyat Gaza.

    “Blokade Israel di darat dan laut adalah bentuk hukuman kolektif yang memperburuk risiko kelaparan massal. Sesuai hukum internasional dan perintah ICJ, Israel wajib memastikan bantuan kemanusiaan tersalur secara berkelanjutan dan tanpa hambatan, serta menjamin keselamatan pekerja kemanusiaan,” ujar Sugiono.

    “Upaya internasional untuk membuka koridor maritim patut diapresiasi, namun kiranya tidak mengalihkan fokus dari akses bantuan melalui jalur darat yang tetap menjadi kebutuhan paling mendesak,” tambahnya.

    Sugiono mengatakan isu distribusi bantuan ke jalur Gaza telah konsisten disuarakan oleh pemerintah Indonesia. Dia menyebut perbuatan Israel yang menghalangi kapal bantuan ke Gaza juga akan kembali disuarakan Indonesia di KTT New York pada pertengahan Juni mendatang.

    “Di berbagai forum, saya selalu serukan bahwa pembukaan semua jalur bantuan ke Gaza adalah keharusan. Di KTT Palestina mendatang di NY, saya menyerukan komunitas internasional, khususnya DK PBB, bertindak tegas: lindungi warga sipil dan adopsi resolusi untuk akhiri blokade dan jamin akses kemanusiaan,” tutur Sugiono.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengecam Israel mencegat kapal Madleen yang berisi 12 aktivis dan hendak membawa bantuan ke Gaza. Macron menilai tindakan Israel itu memalukan dan skandal.

    Macron mendesak pembukaan kembali rute pasokan kemanusiaan ke Gaza. Pemerintah Prancis juga telah mengkonfirmasi terdapat enam warganya di dalam kapal Madleen yang dicegat Israel.

    “Macron telah meminta agar keenam warga negara Prancis diizinkan kembali ke Prancis sesegera mungkin,” kata Macron dalam keterangan kantor kepresidenan Prancis dilansir AFP, Selasa (10/6).

    Lihat juga Video ‘Reaksi Greta Thunberg Diminta Trump Ambil Kelas Manajemen Amarah’:

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Terjadi Lagi, 17 Orang Tewas Ditembak Israel di Dekat Pusat Bantuan Gaza

    Terjadi Lagi, 17 Orang Tewas Ditembak Israel di Dekat Pusat Bantuan Gaza

    Gaza City

    Tembakan yang dilepaskan pasukan Israel menewaskan sedikitnya 17 warga Palestina di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Puluhan orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang sama.

    Ini merupakan insiden terbaru yang terjadi di dekat pusat distribusi bantuan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yayasan yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel. Tembakan maut itu terjadi saat ribuan orang mendekati lokasi distribusi bantuan GHF di Jalur Gaza bagian tengah.

    Petugas medis Gaza, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (10/6/2025), menyebut para korban dibawa ke dua rumah sakit setempat, yakni Rumah Sakit Al-Awda di area kamp Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah dan Rumah Sakti Al-Quds di area Gaza City, yang ada di bagian utara daerah kantong Palestina tersebut.

    Militer Israel, dalam tanggapannya, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.

    Pekan lalu, Israel memperingatkan warga Gaza untuk tidak mendekati rute-rute yang mengarah ke lokasi GHF antara pukul 18.00 sore hingga pukul 06.00 pagi waktu setempat. Israel menegaskan ruas jalanan itu merupakan zona militer tertutup.

    Sejauh ini belum ada tanggapan langsung dari GHF tentang insiden terbaru pada Selasa (10/6) waktu setempat.

    GHF mulai menyalurkan paket makanan di Jalur Gaza pada akhir Mei lalu, dengan menggunakan model terbaru distribusi bantuan yang, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tidak netral.

    Sementara GHF sebelumnya mengatakan tidak ada insiden di lokasi distribusi bantuan mereka yang diklaim aman, warga Gaza yang mencari bantuan menggambarkan ketidaktertiban dan rute akses ke lokasi yang dipenuhi kekacauan serta kekerasan mematikan.

    “Saya pergi ke sana pukul 02.00 pagi dengan harapan mendapatkan makanan, dalam perjalanan ke sana, saya melihat orang-orang kembali dengan tangan hampa, mereka mengatakan paket bantuan habis dalam lima menit, ini gila dan tidak cukup,” tutur warga Gaza bernama Mohammad Abu Amr (40), seorang ayah dua anak.

    “Puluhan ribu orang datang dari wilayah tengah dan utara, beberapa dari mereka berjalan kaki sejauh 20 kilometer, hanya untuk pulang dengan kekecewaan,” ucapnya kepada Reuters via aplikasi chat.

    Dia mengaku mendengar suara tembakan namun tidak melihat langsung apa yang terjadi.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BSI Maslahat salurkan kurban buat Palestina dalam bentuk daging kaleng

    BSI Maslahat salurkan kurban buat Palestina dalam bentuk daging kaleng

    Jakarta (ANTARA) – BSI Maslahat untuk pertama kalinya pada 2025 menyalurkan hewan kurban dan sedekah daging ke Palestina dalam bentuk daging kaleng.

    Kebijakan itu solusi inovatif dan aman yang memungkinkan makanan bernutrisi sampai ke tangan mereka yang membutuhkan, bahkan di tengah situasi krisis, kata siaran pers BSI Maslahat di Jakarta, Selasa,

    Konflik berkepanjangan, blokade ketat, serta hancurnya infrastruktur membuat masyarakat Gaza di Palestina hampir tidak memiliki peluang untuk menyembelih hewan kurban secara mandiri.

    Bahkan untuk mendapatkan daging segar pun menjadi hal yang sangat sulit.

    Dijelaskan, sebanyak 24 ekor sapi disembelih di Ethiopia, Afrika Timur.

    Proses penyembelihan dilakukan secara profesional dan higienis melalui lima tahapan yakni pemeriksaan kesehatan dan kelayakan hewan, penyembelihan, pengulitan, pendinginan dan pemisahan tulang dan daging Setelah itu, daging dikalengkan di Uni Emirat Arab sebelum dikirimkan ke Jalur Gaza, Palestina.

    Daging kaleng dipilih karena lebih awet (hingga dua tahun), bernutrisi tinggi, mudah distribusi, serta aman dikonsumsi dalam situasi darurat.

    Metode ini juga menjadi bentuk ikhtiar untuk memastikan amanah kurban benar-benar sampai ke tangan penerima manfaat, tanpa terhalang hambatan logistik maupun keamanan.

    Selain hewan kurban, BSI Maslahat juga menyalurkan sedekah daging yang berasal dari 143 ekor sapi, setara 18.018 kaleng daging, atau setara dengan 14.414.400 gram daging kornet yang juga akan disalurkan ke wilayah-wilayah terdampak, termasuk Gaza.

    Sebagai bagian dari upaya transparansi dan pelibatan publik, BSI Maslahat menayangkan live streaming proses penyaluran kurban untuk Palestina pada 9 Juni 2025, melalui channel resmi YouTube @bsimaslahat.

    Menurut siaran pers itu, perjalanan penyaluran kurban dan sedekah daging ini bukanlah hal mudah. Kegiatan itu melewati proses panjang dari penggalangan dana di Indonesia, penyembelihan di Ethiopia, pengalengan di Uni Emirat Arab, hingga pengiriman ke Jalur Gaza.

    Namun, semua dilakukan dengan tekad kuat untuk menghadirkan kemaslahatan dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah konflik dan penderitaan.

    Di balik setiap kaleng daging yang dikirim, tersimpan doa, harapan, dan amanah dari muhsinin dan mudhohi. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala berlipat berupa pahala kurban, sedekah, dan juga pahala menolong sesama di tengah himpitan kehidupan.

    Pewarta: Ahmad Buchori
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.