Negara: Jalur Gaza

  • Tensi Tinggi di Laut Merah Gara-gara Houthi

    Tensi Tinggi di Laut Merah Gara-gara Houthi

    Jakarta

    Situasi keamanan di laut merah kini tegang usai kelompok Houthi melancarkan serangan hingga membuat kapal yang melintas tenggelam. Serangan ini terjadi lagi usai Houthi sempat mengumumkan penghentian pada Desember tahun lalu.

    Dirangkum detikcom, Kamis (10/7/2025) seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Houthi mengklaim serangannya yang pertama tahun ini berhasil menenggelamkan kapal kargo di perairan strategis pada Minggu (6/7). Houthi menggunakan tembakan senjata, serangan roket, dan perahu bermuatan peledak yang dikendalikan dari jarak jauh.

    Houthi mengatakan kelompoknya telah membiarkan 19 awak kapal itu turun dari kapal kargo jenis bulk carrier yang berbendera Liberia dan bernama Magic Seas.

    Serangan tersebut mengakhiri setengah tahun ketenangan di Laut Merah, salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia, yang menjadi lokasi rentetan serangan Houthi pada akhir tahun 2023 hingga akhir tahun 2024 yang mengganggu pelayaran antara Eropa dan Asia melalui Terusan Suez.

    Juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi lokal bahwa kapal tersebut menjadi target serangan pada Minggu (6/7) setelah Angkatan Laut mengeluarkan peringatan dan panggilan yang diabaikan oleh awak kapal.

    Saree menyebut kapal kargo itu diserang menggunakan dua perahu tak berawak, lima rudal, dan tiga drone.

    Laporan Reuters menyebut kapal kargo yang diserang Houthi itu dioperasikan oleh perusahaan Yunani, Stem Shipping. Pihak Stem Shipping mengatakan kepada Reuters bahwa semua awak kapal itu diselamatkan oleh sebuah kapal dagang yang lewat dan diperkirakan akan tiba di Djibouti pada Senin (7/7) waktu setempat.

    Otoritas Uni Emirat Arab, secara terpisah, mengatakan pihaknya berhasil menyelamatkan semua 22 orang dari kapal Magic Seas setelah kapal AD Ports Group, Safeen Prism, merespons panggilan darurat dari sebuah kapal komersial setelah serangan di Laut Merah.

    4 Awak Kapal Tewas

    Sehari setelahnya, Senin (7/7), Houthi kembali melancarkan serangan terhadap kapal kargo di Laut Merah. Kapal kargo Eternity C itu disebut membawa 22 awak kapal, yang terdiri atas 21 awak asal Filipina dan satu awak asal Rusia. Kapal kargo itu berbendera Liberia dan dioperasikan Yunani.

    Kapal itu diserang dengan sejumlah drone laut dan granat berpeluncur roket yang ditembakkan dari beberapa speedboat berawak. Itu menjadi serangan kedua Houthi dalam sehari setelah berbulan-bulan ketenangan di perairan Laut Merah dan sekitarnya.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Menurut sumber-sumber keamanan maritim yang memahami situasi di lokasi, setidaknya empat awak kapal itu tewas dan dua awak lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut — korban jiwa pertama yang melibatkan pelayaran di Laut Merah sejak Juni 2024.

    Operator kapal kargo tersebut, Cosmoship Management, belum menanggapi permintaan komentar mengenai korban jiwa dalam serangan tersebut.

    Sekoci penyelamat pada kapal kargo itu hancur selama serangan terjadi, dan para awak lainnya belum dapat meninggalkan kapal dengan aman.

    “Ini merupakan operasi untuk menyelamatkan para awak kapal, beberapa di antaranya terluka dan membutuhkan bantuan, serta untuk mengumpulkan jenazah para pelaut yang kehilangan nyawa,” sebut seorang pejabat perusahaan manajemen risiko maritim Diaplous, yang terlibat dalam misi evakuasi.

    “Kami bertujuan untuk operasi damai,” kata pejabat yang enggan disebut namanya.

    Disebutkan bahwa misi evakuasi itu diluncurkan bersama perusahaan keamanan Inggris, Ambrey. Saat tim penyelamat mendekati kapal kargo tersebut, sebagian awak telah berada di air dengan mengenakan jaket pelampung.

    Secara terpisah, menurut para sumber, beberapa pejabat pemerintah Yunani telah memulai pembicaraan diplomatik dengan Arab Saudi, pemain kunci di kawasan, untuk membantu menyelamatkan kapal tersebut.

    Kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan yang menenggelamkan sebuah kapal kargo di perairan Laut Merah.

    “Angkatan Laut pada Angkatan Bersenjata Yaman menargetkan kapal Eternity C,” kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya.

    Ditegaskan Saree bahwa serangan itu merupakan solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza dan menyebut kapal kargo tersebut sedang berlayar menuju ke Eilat, Israel.

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (lir/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera Saat Gencatan Senjata, Israel Bilang Gini

    Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera Saat Gencatan Senjata, Israel Bilang Gini

    Tel Aviv

    Otoritas Israel mengatakan bahwa gencatan senjata Gaza, yang kini sedang dinegosiasikan di Qatar, mungkin dapat terwujud dalam waktu satu minggu atau dua minggu ke depan. Hal ini disampaikan Tel Aviv setelah kelompok Hamas menyatakan kesiapan untuk membebaskan 10 sandera Israel sebagai bagian kesepakatan.

    Seorang pejabat senior Israel, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (10/7/2025), mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza kemungkinan besar tidak akan tercapai dalam satu hari saja.

    Menurut pejabat senior Israel tersebut, kesepakatan antara Israel dan Hamas mungkin dapat tercapai dalam waktu sekitar satu minggu atau dua minggu ke depan.

    Pernyataan ini disampaikan saat Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengunjungi Washington DC pekan ini.

    Lebih lanjut, dikatakan oleh pejabat senior Israel tersebut bahwa jika kedua belah pihak menyetujui usulan gencatan senjata selama 60 hari, maka Tel Aviv akan menggunakan waktu tersebut untuk menawarkan gencatan senjata permanen — dengan syarat kelompok Hamas harus melucuti senjata mereka.

    Jika Hamas menolak, sebut pejabat senior Israel itu, maka “kami akan melanjutkan” operasi militer di Jalur Gaza.

    Hal tersebut disampaikan setelah Hamas, pada Rabu (9/7), menyatakan kesiapan untuk membebaskan 10 sandera dalam upaya yang sedang berlangsung untuk mewujudkan gencatan senjata Gaza.

    Namun Hamas juga menyebut bahwa perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar berlangsung “sulit” karena “kekerasan hati” pihak Israel.

    Dalam pernyataannya, kelompok Hamas mengatakan masih ada hambatan utama dalam perundingan, terutama mengenai aliran bantuan kemanusiaan secara bebas, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan “jaminan nyata” untuk gencatan senjata permanen.

    “Gerakan ini menunjukkan fleksibilitas yang dibutuhkan dan setuju untuk membebaskan 10 tahanan (sandera),” kata Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.

    “Meskipun negosiasi mengenai isu-isu ini masih sulit hingga saat ini karena kekerasan hati pendudukan (Israel), kami terus bekerja dengan serius dan dengan semangat positif bersama para mediator untuk mengatasi hambatan dan mengakhiri penderitaan rakyat kami, serta memastikan aspirasi mereka akan kebebasan, keamanan, dan kehidupan yang bermartabat,” tegas kelompok tersebut.

    Pernyataan Hamas itu disampaikan setelah empat hari perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar, dan ketika Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan keyakinan bahwa kesepakatan gencatan senjata 60 hari akan tercapai sebelum akhir pekan.

    Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan bagian dari kesepakatan itu adalah pemulangan 10 sandera yang masih hidup, yang ditahan Hamas dan sekutunya di Jalur Gaza sejak serangan pada Oktober 2023 yang memicu perang.

    Dari 251 sandera yang dibawa ke Jalur Gaza, sebanyak 49 sandera di antara diyakini masih ditahan di wilayah tersebut, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Jalur Gaza “dapat dicapai”, meskipun belum ada tanda-tanda terobosan dalam perundingan yang sedang berlangsung dengan Hamas.

    Ditegaskan oleh Saar bahwa Israel serius ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran selama 21 bulan terakhir.

    “Jika gencatan senjata sementara tercapai, kami akan merundingkan gencatan senjata permanen,” ucapnya dalam pidato di Bratislava, ibu kota Slovakia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pengeboman Israel Tewaskan 23 Orang di Gaza, Termasuk 8 Anak

    Pengeboman Israel Tewaskan 23 Orang di Gaza, Termasuk 8 Anak

    Gaza City

    Rentetan pengeboman Israel menghujani wilayah Jalur Gaza pada Kamis (10/7) dini hari. Sedikitnya 23 orang, termasuk delapan anak, tewas akibat pengeboman militer Tel Aviv tersebut.

    Serangkaian serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengumumkan kesediaan untuk membebaskan 10 sandera Israel sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung di Qatar.

    Jumlah korban tewas yang tinggi ini muncul setelah badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 26 orang tewas di berbagai wilayah Jalur Gaza akibat serangan Israel sepanjang Rabu (9/7), kemudian 29 orang lainnya tewas pada Selasa (8/7), dan sedikitnya 12 orang tewas pada Senin (7/7).

    Pejabat badan pertahanan sipil Gaza, Mohammed al-Mughair, seperti dilansir AFP, Kamis (10/7/2025), mengatakan gelombang pengeboman terbaru menghantam wilayah Jalur Gaza bagian tengah dan bagian selatan, dengan serangan paling mematikan telah menewaskan sedikitnya 12 orang di area Deir el-Balah.

    Delapan anak-anak dan dua wanita, sebut al-Mughair, termasuk di antara korban tewas.

    Dia menambahkan bahwa pesawat-pesawat militer Israel menargetkan lokasi “pertemuan warga di depan sebuah pos medis”.

    Al-Mughair menyebut sedikitnya dua orang tewas dalam serangan terpisah yang menghantam area kamp Nuseirat, sedangkan empat orang lainnya tewas di area kamp Bureij. Kedua kamp pengungsian itu berada di wilayah Jalur Gaza bagian tengah.

    Sedikitnya lima orang lainnya, sebut Al-Mughair, tewas saat serangan menghantam tenda pengungsi di area Al-Mawasi, Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Belum ada tanggapan langsung dari militer Israel terhadap laporan serangan mematikan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Cegat Rudal yang Ditembakkan dari Yaman

    Israel Cegat Rudal yang Ditembakkan dari Yaman

    Tel Aviv

    Militer Israel mengatakan pasukannya berhasil mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari wilayah Yaman, yang dikuasai kelompok Houthi. Serangan rudal dari Yaman ini terjadi beberapa hari setelah Tel Aviv melancarkan serangan terhadap target-target Houthi di negara tersebut.

    Serangan rudal dari Yaman itu, seperti dilansir AFP, Kamis (10/7/2025), memicu suara sirene peringatan serangan udara yang meraung-raung di beberapa wilayah Israel pada Kamis (10/7).

    “Setelah sirene yang berbunyi beberapa saat yang lalu di beberapa wilayah di Israel, sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat,” sebut militer Israel dalam pernyataan via media sosial.

    Belum ada kelompok atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal dari Yaman tersebut.

    Namun serangan itu terjadi beberapa hari setelah militer Israel melancarkan rentetan serangan udara terhadap target-target Houthi di Yaman, termasuk serangan pekan ini terhadap kota pelabuhan Hodeidah.

    Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama lebih dari satu dekade, mulai menargetkan Israel dan kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya tidak lama setelah perang Gaza meletus pada Oktober 2023.

    Baru-baru ini, Houthi melanjutkan kembali operasi serangannya terhadap kapal-kapal di perairan strategis tersebut, setelah berbulan-bulan ketenangan.

    Pekan ini, Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menenggelamkan dua kapal kargo di Laut Merah.

    Juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan kapal kargo jenis bulk carrier, yang pertama diserang pada Senin (7/7) dan tenggelam pada Selasa (8/7), sedang berlayar menuju ke pelabuhan Eliat, Israel dan diserang untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza.

    Houthi juga mengatakan pada Senin (7/7) bahwa pasukannya menaiki dan menenggelamkan kapal kargo lainnya, Magic Seas, karena pemiliknya berbisnis dengan Israel dan menggunakan pelabuhan di negara tersebut.

    Saree, dalam pernyataannya, memperingatkan perusahaan-perusahaan yang bertransaksi dengan pelabuhan-pelabuhan di Israel bahwa kapal mereka akan menjadi sasaran hingga Tel Aviv terpaksa “mengakhiri pengepungan” terhadap Jalur Gaza dan mengakhiri perang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Houthi Klaim Dalangi Serangan yang Tenggelamkan Kapal Kargo di Laut Merah

    Houthi Klaim Dalangi Serangan yang Tenggelamkan Kapal Kargo di Laut Merah

    Sanaa

    Kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan yang menenggelamkan sebuah kapal kargo di perairan Laut Merah. Kapal kargo berbendera Liberia dan dioperasikan Yunani itu menjadi kapal kedua yang diserang oleh Houthi dalam waktu kurang dari 24 jam.

    Operation Aspides, satuan tugas Angkatan Laut Uni Eropa yang dikerahkan ke Laut Merah sebagai respons atas serangan terbaru Houthi, seperti dilansir AFP, Kamis (10/7/2025), mengatakan sedikitnya tiga orang tewas dan dua orang luka-luka dalam serangan terhadap kapal bulk-carrier bernama Eternity C.

    Kapal kargo itu pertama kali diserang pada Senin (7/7) dan berlanjut hingga Selasa (8/7) hingga mengalami kerusakan parah dan tenggelam di Laut Merah. Insiden ini terjadi saat Houthi kembali melanjutkan aksi penyerangan berbahaya di perairan strategis itu, setelah ketenangan selama berbulan-bulan.

    “Angkatan Laut pada Angkatan Bersenjata Yaman menargetkan kapal Eternity C,” kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya.

    Ditegaskan Saree bahwa serangan itu merupakan solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza dan menyebut kapal kargo tersebut sedang berlayar menuju ke Eilat, Israel.

    Saree mengatakan serangan Houthi itu dilakukan dengan melibatkan sebuah kapal tanpa awak dan enam rudal jelajah serta balistik.

    Menurut Saree, Houthi telah “bergerak untuk menyelamatkan sejumlah awak kapal tersebut, memberikan mereka perawatan medis, dan mengangkut mereka ke lokasi yang aman”.

    Operation Apsides mengatakan pada Rabu (9/7) bahwa sedikitnya 19 awak kapal Eternity C masih hilang, dengan upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Enam awak kapal di antaranya berhasil diselamatkan.

    Lihat juga Video ‘Warga Israel Panik Berhamburan saat Sirene Meraung di Yerusalem’:

    Dalam pernyataannya, Saree memperingatkan “semua perusahaan yang bertransaksi dengan pelabuhan-pelabuhan di wilayah Palestina yang diduduki (Israel) bahwa kapal dan awak mereka akan menjadi sasaran” hingga Tel Aviv dipaksa “mencabut pengepungan saudara-saudara kami di Gaza, menghentikan agresi terhadap mereka, dan mengakhiri perang yang sedang berlangsung”.

    Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama lebih dari satu dekade, mulai menargetkan Israel dan kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya tidak lama setelah perang Gaza meletus pada Oktober 2023.

    Serangan yang menenggelamkan Eternity C itu terjadi tak lama setelah serangan serupa menenggelamkan sebuah kapal kargo lainnya, Magic Seas, pada Minggu (6/7) waktu setempat. Serangan itu memaksa para awak untuk meninggalkan kapal, yang kemudian dinaiki dan ditenggelamkan oleh Houthi dengan peledak.

    Lihat juga Video ‘Warga Israel Panik Berhamburan saat Sirene Meraung di Yerusalem’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Disambut Hangat Trump di Gedung Putih, Netanyahu Ditolak Mentah-mentah Warga AS Termasuk Rabi Yahudi

    Disambut Hangat Trump di Gedung Putih, Netanyahu Ditolak Mentah-mentah Warga AS Termasuk Rabi Yahudi

    GELORA.CO – Betapa kontrasnya nasib Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Amerika Serikat (AS). Di satu sisi, ia disambut hangat, bahkan dimanja Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Tapi di sisi lain, ribuan warga Amerika, termasuk para Rabi Yahudi sendiri, ramai-ramai berteriak lantang di depan kediaman orang nomor satu AS itu: “Usir Penjahat Perang!”

    Suasana di depan Gedung Putih, Senin (7/7/2025), memanas saat Netanyahu berkunjung. Puluhan, bahkan mungkin ratusan orang, berteriak-teriak menuntut Netanyahu untuk segera melakukan gencatan senjata permanen dan tanpa syarat di Jalur Gaza, Palestina.

    Pemandangan ini jelas menampar keras narasi ‘persahabatan abadi’ yang coba dibangun antara Washington dan Tel Aviv.

    Aksi massa yang bikin telinga penguasa panas itu digagas oleh American Muslims for Palestine (AMP), berkolaborasi dengan kelompok anti-perang CODEPINK dan Council on American-Islamic Relations (CAIR). 

    Mereka berunjuk rasa di Taman Lafayette, hanya beberapa jam sebelum Netanyahu masuk ke Gedung Putih untuk bertemu Trump. Sengaja, agar pesan penolakan itu sampai langsung ke kuping sang tamu.

    Para demonstran tak tanggung-tanggung. Mereka menyebut kunjungan Netanyahu ke Washington sebagai ‘noda hitam’ bagi kebijakan luar negeri AS. Spanduk-spanduk bertuliskan “Netanyahu Penjahat Perang” bertebaran di mana-mana.

    Banyak juga yang membawa tanda merujuk pada surat perintah penangkapan Netanyahu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Jelas sekali, mereka tak menganggapnya sebagai kepala negara biasa, melainkan buronan keadilan.

    “Ini bukan kunjungan diplomatik. Ini memalukan!” seru Robert McCaw, Direktur Urusan Pemerintahan CAIR, seperti dikutip Middle East Monitor.

    Ia menambahkan dengan nada keras, “Setiap salaman, setiap kesepakatan, setiap foto (Netanyahu) dengan para pemimpin Amerika menodai tangan seluruh rakyat AS dengan darah anak-anak di Gaza.” Sebuah kalimat yang menusuk kalbu.

    Memang, sejak agresi Israel ke Gaza pada Oktober 2023, sudah lebih dari 57.000 warga Palestina tewas, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Angka kematian yang mengerikan ini adalah bukti nyata kebrutalan agresi tersebut.

    Karena agresi inilah, ICC merilis surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Belum lagi, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Beban hukumnya berat, tapi seolah tak digubris.

    “Amerika bukan pihak netral. Trump bukan mediator. Trump adalah mitra dalam genosida ini. Dia harus menghentikan genosida ini dan mendesak Netanyahu menyudahi genosida ini,” tegas Osama Abu Irshaid, Direktur Eksekutif AMP, tanpa basa-basi.

    Medea Benjamin, salah satu pendiri CODEPINK, juga menyoroti jurang lebar antara sikap politisi AS dan opini publik. Menurutnya, mayoritas warga AS saat ini tak lagi mendukung agresi Israel di Gaza.

    “Cukup menakjubkan bahwa, terlepas dari pemberitaan media mainstream, mayoritas warga Amerika sekarang tidak mendukung Israel,” kata Benjamin.

    “Semua kelompok usia, simpatisan Republikan, Demokrat, Independen, orang kulit hitam, kulit putih, semua demografi di Amerika, mereka tidak ingin terus memberikan uang dan bom ke Israel,” tegasnya lagi. Sebuah fakta yang menampar muka para politisi pro-Israel.

    Yang paling mencolok, Rabi Dovid Feldman ikut berdiri di antara para demonstran. Dalam pidatonya, ia menegaskan aksinya bukanlah antisemitisme, melainkan desakan untuk penghentian kejahatan.

    “Benjamin Netanyahu adalah penjahat perang yang diburu ICC. Yudaisme dan Zionisme tidaklah sama. Yudaisme adalah agama, sementara Zionisme adalah gerakan politik,” ucapnya, memisahkan secara tegas keyakinan agama dengan agenda politik Zionis.

    Di tengah riuhnya penolakan ini, Netanyahu tetap melenggang masuk ke Gedung Putih. Ini adalah kunjungan ketiga kalinya ke AS sejak Trump menjabat presiden. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas prospek gencatan senjata di Gaza yang, entah kenapa, Trump ingin tercapai minggu ini.

    Yang bikin kening berkerut, Netanyahu dan Trump juga membahas soal kerja sama untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza –sebuah langkah yang ditentang keras oleh komunitas internasional dan beraroma etnis cleansing alias pembersihan etnis.

    Ironi di atas ironi. Sementara dunia mengecam kejahatan di Gaza, seorang pemimpin yang dicap penjahat perang justru disambut karpet merah oleh penguasa adidaya. Namun, suara nurani rakyat Amerika tak bisa dibungkam. Dan itu, jauh lebih keras dari riuhnya sambutan di dalam Gedung Putih.

  • Trump Yakin Hamas Akan Setujui Gencatan Senjata dengan Israel

    Trump Yakin Hamas Akan Setujui Gencatan Senjata dengan Israel

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa kelompok Hamas akan bersedia menyetujui gencatan senjata dengan Israel. Hal ini disampaikannya pada Senin (7/7) waktu setempat saat ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mendorong diakhirinya perang Gaza.

    “Mereka ingin bertemu dan mereka ingin gencatan senjata itu,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (7/7) waktu setempat.

    Trump kemudian ditanya oleh seorang jurnalis apa yang menghalangi kesepakatan damai di Gaza. “Saya tidak berpikir ada hambatan. Saya pikir semuanya berjalan dengan sangat baik,” ujar Trump, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (8/7/2025).

    Para wartawan juga menanyakan Trump dan Netanyahu tentang rencana potensial untuk merelokasi warga Palestina. Trump mengatakan ia memiliki kerja sama dari negara-negara tetangga Israel.

    Netanyahu, sementara itu, mengatakan bahwa ia bekerja sama dengan AS untuk menemukan negara-negara yang akan “memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina”.

    “Jika orang ingin tinggal, mereka dapat tinggal, tetapi jika mereka ingin pergi, mereka harus dapat pergi,” kata Netanyahu.

    Sebelumnya, Kepresidenan Palestina telah menolak rencana untuk merelokasi warga Palestina, dan menyatakan bahwa hal itu akan melanggar hukum internasional.

    Netanyahu juga tampaknya mengecilkan prospek negara Palestina yang utuh, dengan mengatakan bahwa Israel akan “selalu” mempertahankan kendali keamanan atas Jalur Gaza.

    “Sekarang, orang akan mengatakan bahwa itu bukan negara yang lengkap, itu bukan negara. Kami tidak peduli,” kata Netanyahu, dilansir dari BBC, Selasa (8/7).

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Houthi Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, Pertama Tahun Ini

    Serangan Houthi Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, Pertama Tahun Ini

    Sanaa

    Kelompok Houthi mengklaim serangannya berhasil menenggelamkan sebuah kapal kargo di perairan Laut Merah. Ini menjadi klaim pertama Houthi sepanjang tahun ini, sejak kelompok yang didukung Iran tersebut mengumumkan penghentian serangan di perairan strategis itu pada Desember tahun lalu.

    Diklaim oleh Houthi dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (8/7/2025), bahwa sebuah kapal kargo yang mereka serang, dengan menggunakan tembakan senjata, serangan roket, dan perahu bermuatan peledak yang dikendalikan dari jarak jauh, telah tenggelam di Laut Merah.

    Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan pada Minggu (6/7) waktu setempat, dan mengatakan kelompoknya telah membiarkan 19 awak kapal itu turun dari kapal kargo jenis bulk carrier yang berbendera Liberia dan bernama Magic Seas.

    Juru bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi lokal bahwa kapal tersebut menjadi target serangan pada Minggu (6/7) setelah Angkatan Laut mengeluarkan peringatan dan panggilan yang diabaikan oleh awak kapal.

    Saree menyebut kapal kargo itu diserang menggunakan dua perahu tak berawak, lima rudal, dan tiga drone.

    Laporan Reuters menyebut kapal kargo yang diserang Houthi itu dioperasikan oleh perusahaan Yunani, Stem Shipping. Sejauh ini belum ada verifikasi independen terhadap klaim Houthi tersebut.

    Pihak Stem Shipping mengatakan kepada Reuters bahwa semua awak kapal itu diselamatkan oleh sebuah kapal dagang yang lewat dan diperkirakan akan tiba di Djibouti pada Senin (7/7) waktu setempat.

    Otoritas Uni Emirat Arab, secara terpisah, mengatakan pihaknya berhasil menyelamatkan semua 22 orang dari kapal Magic Seas setelah kapal AD Ports Group, Safeen Prism, merespons panggilan darurat dari sebuah kapal komersial setelah serangan di Laut Merah.

    Salah satu perwakilan perusahaan, Michel Bodouroglou, sebelumnya mengatakan bahwa kapal Magic Seas itu kemasukan air setelah dihantam serangan dan berisiko tenggelam. Disebutkan bahwa kapal kargo itu membawa muatan besi dan pupuk dari China ke Turki.

    Serangan tersebut mengakhiri setengah tahun ketenangan di Laut Merah, salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia, yang menjadi lokasi rentetan serangan Houthi pada akhir tahun 2023 hingga akhir tahun 2024 yang mengganggu pelayaran antara Eropa dan Asia melalui Terusan Suez.

    Kelompok Houthi melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, Teluk Aden, dan Selat Bab al-Mandab, dalam apa yang mereka sebut sebagai solidaritas dengan Palestina yang digempur Israel di Jalur Gaza.

    Sebagian besar serangan Houthi terhenti sepanjang tahun ini, dengan serangan terakhir yang diketahui publik terjadi pada Desember 2024. Selama aktif melancarkan serangan, Houthi telah menenggelamkan setidaknya dua kapal, menyita sebuah kapal, dan menewaskan sedikitnya empat pelaut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza, 14 Orang Luka

    5 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza, 14 Orang Luka

    Gaza City

    Sedikitnya lima tentara Israel tewas dalam pertempuran di wilayah Jalur Gaza bagian utara, yang melibatkan ledakan bom dan penyergapan bersenjata. Belasan orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang sama di wilayah yang dikuasai kelompok Hamas tersebut.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan kantor berita Anadolu Agency, Selasa (8/7/2025), militer Israel mengumumkan lima tentaranya “gugur dalam pertempuran di Jalur Gaza bagian utara”. Sekitar 14 orang lainnya, menurut militer Tel Aviv, mengalami luka-luka dalam insiden yang sama.

    Para korban luka, sebut militer Israel, telah “dievakuasi ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis dan keluarga mereka telah diberitahu”.

    Kematian itu terjadi pada Senin (7/7) malam ketika tentara-tentara Israel dari Batalion Netzah Yehuda melakukan patroli berjalan kaki melewati kota Beit Hanoun, Jalur Gaza bagian utara.

    “Lima tentara dari Batalion Netzah Yehuda dari Brigade Kfir tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza bagian utara pada Senin (7/7) malam, dan 14 tentara lainnya mengalami luka-luka, termasuk dua orang terluka parah,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Laporan Radio Militer Israel, secara terpisah, menyebut kematian personel militer Tel Aviv itu disebabkan oleh bom yang ditanam di pinggir jalanan kota Beit Hanoun, yang meledak saat tentara-tentara itu melakukan patroli berjalan kaki di sana.

    “Para tentara infanteri terkena bom yang ditanam di pinggir jalan sesaat setelah pukul 22.00 malam pada Senin (7/7), selama operasi darat di Beit Hanoun. Para tentara tersebut beroperasi dengan berjalan kaki, dan tidak berada di dalam kendaraan,” sebut Radio Militer Israel dalam laporannya.

    “Saat mengevakuasi para korban luka dari lokasi ledakan, para militan bersenjata melepaskan tembakan dari penyergapan ke arah pasukan penyelamat, yang mengakibatkan lebih banyak korban,” imbuh laporan tersebut.

    “Evakuasi menjadi rumit dan berkepanjangan, dan pasukan penyelamat tambahan dipanggil,” kata militer Israel dalam pernyataannya.

    Perang Gaza telah berkecamuk selama 22 bulan, yang dipicu oleh serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023. Tel Aviv terus menggempur wilayah Jalur Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas.

    Lebih dari 57.500 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas di berbagai wilayah Gaza selama perang berkecamuk.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bertemu Netanyahu di Gedung Putih, Bahas Gencatan Senjata di Gaza

    Trump Bertemu Netanyahu di Gedung Putih, Bahas Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjamu PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. Dalam pertemuan itu, Trump meminta Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza.

    “Saya tidak berpikir ada hambatan, saya pikir semuanya berjalan dengan sangat baik,” kata Trump kepada wartawan ketika ditanya apa yang menghalangi tercapainya kesepakatan damai sebagaimana dilansir AFP, Selasa (8/7/2025).

    Menurut Trump, Hamas juga bersedia mengakhiri konflik di Gaza. Trump mengaku yakin Hamas akan menyetujui gencatan senjata.

    “Mereka (Hamas) ingin bertemu dan mereka ingin gencatan senjata itu,” kata Trump.

    Sementara itu, Netanyahu dalam kesempatan itu mengatakan dia telah menominasikan menganugerahi Trump Nobel Perdamaian atau Nobel Peace Prize. Menurutnya, Trump pantas mendapat itu.

    “Dia (Trump) telah menempa perdamaian saat kita berbicara, di satu negara, di satu kawasan demi kawasan,” kata Netanyahu.

    Lebih lanjut, Netanyahu menyatakan lebih berhati-hati dalam hal perdamaian dengan Palestina dan mengesampingkan keutuhan negara Palestina, dengan mengatakan bahwa Israel akan ‘selalu’ mempertahankan kendali keamanan atas Jalur Gaza.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini