Negara: Jalur Gaza

  • Israel Tembaki Alat Vital Bocah-Bocah Palestina di Gaza

    Israel Tembaki Alat Vital Bocah-Bocah Palestina di Gaza

    GELORA.CO –  Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan menembaki bocah-bocah Palestina di Jalur Gaza.

    Yang memprihatinkan ialah banyak di antara bocah Gaza itu yang ditembak alat vitalnya.

    Hal itu terungkap setelah seorang dokter asing dan rekannya mengaku menemukan kesamaan luka pada remaja-remaja yang ditembak Israel. Ada bagian tubuh yang diduga memang ditargetkan dalam tembakan itu.

    Dia mengatakan baru-baru ini sejumlah remaja laki-laki dilarikan ke rumah sakit. Mereka semua memiliki kesamaan, yakni ditembak alat vitalnya.

    Dikutip dari Middle East Eye, bocah-bocah itu ditembak di dekat area yang dijadikan tempat penyaluran bantuan.

    Tempat yang seharusnya menjadi zona aman itu malah disebut sebagai “jebakan maut” untuk warga Palestina.

    Belasan tewas karena serangan terbaru Israel

    Pada Senin, (14/7/2025), dilaporkan ada setidaknya ada 19 warga Palestina yang tewas karena serangan udara Israel di seluruh Jalur Gaza.

    Pejabat kesehatan di Rumah Sakit Al-Shifa menyebut ada tiga orang tewas karena serbuan Israel di dekat kampus di selatan Kota Gaza.

    Sementara itu, tenaga kesehatan di Kota Gaza melaporkan ada sembilan orang yang tewas di kota itu, termasuk lima orang di area Al-Saftawi.

    Adapun Rumah Sakit Baptis menyampaikan ada dua orang yang tewas karena serangan di kawasan Shujaiyya.

    Selain itu, Rumah Sakit Al-Awda di Gaza tengah melaporkan satu orang tewas dan beberapa terluka ketika tangki air di kamp pengungsian Nuseirat diserang Israel.

    700 warga Gaza tewas saat mengambil air

    Kantor Informasi Pemerintah Gaza mengatakan pasukan Israel menyerang warga Palestina yang sedang mengisikan air ke tempat penyimpanan air.

    Israel diklaim sudah melakukan 112 pembunuhan dengan total korban mencapai lebih dari 700 orang. Kebanyakan dari mereka masih anak-anak.

    Kantor itu menjuluki serangan itu sebagai bagian dari “perang untuk mengobarkan rasa haus”.

    Lalu, kantor itu meminta masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk segera ikut campur demi menjamin keamanan pendistribusian air untuk warga Gaza.

    Sementara itu, delapan badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa tindakan Israel memblokade bantuan bahan bakar bisa membuat rumah sakit, sistem manajemen air, operasional bantuan berhenti.

    “Tanpa bahan bakar yang mencukui, kami mungkin harus menghentikan seluruh operasional kami,” kata badan PBB.

    Milter Israel ingin membuat kota kemanusiaan

    Militer Israel dilaporkan ingin membangun “kota kemanusiaan” di Rafah, Gaza. Menurut Yedioth Ahronoth, pembangunan kota itu diperkirakan bisa memakan biaya hingga sekitar $4 miliar atau sekitar Rp650 miliar.

    Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan keberatan dengan rencana itu.

    Dalam rapat hari Senin kemarin, dia dan beberapa menteri menyebut rencana itu tidak realistis dan bisa memakan waktu hingga setahun.

    Kota kemanusiaan tersebut ditujukan untuk menampung 500.000 pengungsi Palestina. Namun, organisasi kemanusiaan mengkitik pedas dan menyebutnya sebagai kamp konsentrasi.

    Kamp itu dituding digunakan untuk memfasilitasi pengusiran warga Palestina dan pembersihan etnis.

  • Rudal Hantam Anak-anak Gaza yang Ambil Air, Israel Ngeles Salah Sasaran

    Rudal Hantam Anak-anak Gaza yang Ambil Air, Israel Ngeles Salah Sasaran

    Gaza City

    Serangan rudal Israel menghantam titik distribusi air di Jalur Gaza bagian tengah pada Minggu (13/7) hingga menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina, yang sebagian besar anak-anak, dan melukai lebih dari selusin orang lainnya. Militer Israel berdalih ada malfungsi yang membuat serangannya salah sasaran.

    Rudal Israel itu menghantam area tersebut saat anak-anak Palestina sedang mengambil air.

    Militer Israel dalam penjelasannya, seperti dilansir Reuters, Senin (14/7/2025), mengatakan serangan rudal itu dimaksudkan untuk menargetkan seorang militan Jihad Islam, sekutu Hamas, di area tersebut, namun terjadi malfungsi yang menyebabkan rudal itu jatuh di area berjarak “puluhan meter dari target”.

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyesalkan adanya korban jiwa bagi warga sipil yang tidak terlibat,” ucap militer Israel dalam pernyataannya.

    Ditambahkan oleh militer Israel bahwa insiden tersebut sedang ditinjau lebih lanjut.

    Serangan rudal Israel tersebut, menurut seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda, Ahmed Abu Saifan, telah menghantam titik distribusi air yang ada di area kamp pengungsi Nuseirat hingga menewaskan sedikitnya enam anak-anak dan melukai 17 orang lainnya.

    Kekurangan pasokan air di Jalur Gaza semakin memburuk tajam dalam beberapa pekan terakhir, dengan kekurangan bahan bakar yang membuat fasilitas desalinasi dan sanitasi ditutup, membuat orang-orang bergantung pada pusat pengumpulan air di mana mereka dapat mengisi kontainer atau wadah plastik.

    Lihat Video ‘Alibi Israel soal Rudal Hantam Anak-anak Gaza yang Sedang Ambil Air’:

    Beberapa jam kemudian, serangan Israel lainnya menghantam sebuah pasar di area Gaza City hingga menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk seorang konsultan rumah sakit terkemuka yang bernama Ahmad Qandil. Militer Israel belum mengomentari laporan tersebut.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu (13/7) bahwa lebih dari 58.000 orang tewas sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, dengan sedikitnya 139 orang di antaranya tewas dalam 24 jam terakhir.

    Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan petempur Hamas dalam penghitungannya. Disebutkan juga bahwa lebih dari separuh korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

    Lihat juga Video ‘Alibi Israel soal Rudal Hantam Anak-anak Gaza yang Sedang Ambil Air’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Blokade Bantuan, Serang Pasokan Air Gaza

    Blokade Bantuan, Serang Pasokan Air Gaza

    Jakarta

    Israel masih terus menggempur Gaza, Palestina. Serangan terkini Israel menyasar lokasi bantuan air minum hingga memblokade bantuan makanan.

    Israel memblokade kiriman bantuan untuk Gaza. Hal tersebut menyebabkan puluhan anak di Gaza meninggal dunia karena kelaparan.

    “Setidaknya 67 anak telah meninggal dunia akibat kelaparan di Gaza sejak Oktober 2023, seiring blokade total Israel terhadap wilayah tersebut memasuki hari ke-103 berturut-turut,” bunyi pernyataan Kantor Media Pemerintah di Gaza, dilansir Anadolu Agency, Minggu (13/7/2025).

    Jumlah itu diprediksi terus meningkat. Pasalnya, saat ini ada lebih dari 650.000 anak di bawah usia 5 tahun di Gaza menghadapi malnutrisi parah akibat pembatasan akses makanan dan obat-obatan yang dilakukan tentara Israel.

    “Kelaparan kini membunuh apa yang tidak dibunuh oleh bom,” catat kantor tersebut.

    Kantor media tersebut mengatakan “Puluhan kematian tambahan telah tercatat hanya dalam tiga hari terakhir saja, karena pasukan Israel terus memblokir masuknya tepung, susu formula bayi, serta pasokan nutrisi dan medis penting.”

    Saat ini, sekitar 1,25 juta orang di Gaza menderita kelaparan parah, sementara 96% populasi, termasuk lebih dari 1 juta anak-anak, menderita kerawanan pangan akut.

    Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas “kampanye kelaparan yang sistematis dan terorganisir” dan menyalahkan para pendukung internasionalnya secara hukum dan moral atas dukungan atau diamnya mereka.

    “Kami membunyikan alarm: ini adalah vonis mati massal yang terbentang di depan mata dunia,” kata kantor tersebut. “Intervensi internasional segera bukanlah pilihan, ini masalah hidup atau mati.”

    Israel Serang Lokasi Bantuan Air di Gaza

    Serangan udara Israel pada Minggu dini hari menewaskan 27 warga Palestina. Korban tewas termasuk enam orang di dekat titik distribusi air.

    Hal itu berdasarkan data Badan Pertahanan Sipil Gaza dilansir AFP, Minggu (13/7/2025). Juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan Gaza dihantam beberapa serangan pada malam hari hingga Minggu dini hari yang menewaskan delapan orang termasuk anak-anak, perempuan dan melukai lainnya.

    Di lokasi lainnya, serangan Israel menghantam sebuah rumah keluarga di dekat kamp pengungsi Nuseirat, selatan Kota Gaza, yang mengakibatkan “10 orang gugur dan beberapa lainnya luka-luka”, kata Bassal.

    Serangan lain “menghantam titik distribusi air minum… di area pengungsian di sebelah barat kamp Nuseirat,” tambah Bassal. Serangan itu mengakibatkan enam orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

    Tidak Ada Air Bersih di Gaza

    Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengeluarkan peringatan pada hari Sabtu (12/7) tentang konsekuensi kesehatan yang mengerikan di Jalur Gaza akibat blokade Israel yang masih berlangsung.

    “Tidak ada sabun, tidak ada air bersih. Anak-anak di Gaza tidak dapat dimandikan dengan benar karena pengepungan yang masih berlangsung,” kata UNRWA dalam sebuah pernyataan.

    “Hal ini, ditambah dengan tempat penampungan yang penuh sesak dan panasnya musim panas, dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang mengerikan,” tambahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 67 Anak di Gaza Mati Kelaparan Akibat Ulah Israel Blokade Bantuan

    67 Anak di Gaza Mati Kelaparan Akibat Ulah Israel Blokade Bantuan

    Jakarta – Angka kelaparan di Gaza berada di tingkat mengkhawatirkan. Puluhan anak di Gaza dilaporkan meninggal dunia akibat Israel memblokade kiriman bantuan.

    “Setidaknya 67 anak telah meninggal dunia akibat kelaparan di Gaza sejak Oktober 2023, seiring blokade total Israel terhadap wilayah tersebut memasuki hari ke-103 berturut-turut,” bunyi pernyataan Kantor Media Pemerintah di Gaza, dilansir Anadolu Agency, Minggu (13/7/2025).

    Jumlah itu diprediksi bisa meningkat drastis. Pasalnya, saat ini ada lebih dari 650.000 anak di bawah usia 5 tahun di Gaza menghadapi malnustrisi parah akibat pembatasan akses makanan dan obat-obatan yang dilakukan tentara Israel.

    “Kelaparan kini membunuh apa yang tidak dibunuh oleh bom,” catat kantor tersebut.

    Kantor media tersebut mengatakan “puluhan kematian tambahan telah tercatat hanya dalam tiga hari terakhir saja, karena pasukan Israel terus memblokir masuknya tepung, susu formula bayi, serta pasokan nutrisi dan medis penting.”

    Saat ini, sekitar 1,25 juta orang di Gaza menderita kelaparan parah, sementara 96% populasi, termasuk lebih dari 1 juta anak-anak, menderita kerawanan pangan akut.

    Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas “kampanye kelaparan yang sistematis dan terorganisir” dan menyalahkan para pendukung internasionalnya secara hukum dan moral atas dukungan atau diamnya mereka.

    “Kami membunyikan alarm: ini adalah vonis mati massal yang terbentang di depan mata dunia,” kata kantor tersebut. “Intervensi internasional segera bukanlah pilihan, ini masalah hidup atau mati.”

    “Tidak ada sabun, tidak ada air bersih. Anak-anak di Gaza tidak dapat dimandikan dengan benar karena pengepungan yang masih berlangsung,” kata UNRWA dalam sebuah pernyataan.

    “Hal ini, ditambah dengan tempat penampungan yang penuh sesak dan panasnya musim panas, dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang mengerikan,” tambahnya.

    Menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, tentara Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 57.900 warga Palestina sejauh ini, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

    Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan daerah kantong tersebut dan menyebabkan kekurangan pangan serta penyebaran penyakit.

    November 2024 lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Tonton juga video “PMI Distribusikan Air Bersih Untuk Gaza” di sini:

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Siapkan 2.339 Permukiman Baru di Tepi Barat, Ancam Hak Warga Palestina

    Israel Siapkan 2.339 Permukiman Baru di Tepi Barat, Ancam Hak Warga Palestina

    Jakarta – Israel berencana mendirikan permukiman baru di wilayah Tepi Barat, Palestina. Ribuan permukiman baru akan dibangun dan mengancam hak tinggal warga Palestina.

    “Pemerintah Israel berencana membangun 2.339 unit permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki,” tulis laporan Palestine Liberation Organization (PLO) dilansir Anadolu Agency, Minggu (13/7/2025).

    Laporan itu diterbitkan pada Sabtu (12/7). Dalam laporan tersebut termuat rencana Israel yang akan membangun ribuan permukiman baru di Tepi Barat hingga ratusan permukiman di Bethlehem.

    “Rencana Israel tersebut mencakup pembangunan 1.352 unit permukiman di Qalqilya, Tepi Barat utara, dan 430 unit di dua permukiman yang sudah ada di timur laut Ramallah dan barat laut Yerusalem,” tulis laporan PLO.

    Sebanyak 407 unit permukiman lagi direncanakan akan dibangun di Betlehem, Tepi Barat selatan, dan 150 unit lagi di barat Ramallah.

    PLO memperingatkan bahwa rencana Israel bertujuan untuk menciptakan kedekatan geografis antara permukiman khusus Yahudi di Qalqilya. Hal itu akan menyebabkan isolasi lebih lanjut desa-desa Palestina menjadi permukiman terasing yang dikelilingi oleh permukiman baru milik Israel.

    Laporan tersebut menunjukkan adanya “peran komplementer” antara Menteri Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich, yang mendorong perluasan permukiman, dan Menteri Pertahanan Israel Katz, yang memberikan perlindungan bagi para pemukim ilegal dan serangan mereka.

    Pada hari Kamis (10/7), Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengumumkan pembentukan unit polisi yang terdiri dari para pemukim ilegal. Dia mengatakan pembentukan itu dipandang sebagai upaya untuk memperdalam aneksasi de facto Israel atas Tepi Barat.

    Komunitas internasional, termasuk PBB, menganggap permukiman Israel ilegal menurut hukum internasional. PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa perluasan permukiman yang berkelanjutan mengancam kelangsungan solusi dua negara.

    Otoritas Palestina mendokumentasikan setidaknya 2.153 serangan pemukim ilegal di wilayah pendudukan tersebut hanya dalam paruh pertama tahun ini.

    Sejak dimulainya perang genosida Israel di Jalur Gaza, setidaknya 998 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 orang terluka di Tepi Barat oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Dalam sebuah opini penting Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina ilegal dan menyerukan evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Blokade Bantuan, Serang Pasokan Air Gaza

    Perundingan dengan Hamas Alot Gegara Israel Ingin Pasukannya Tetap di Gaza

    Jakarta

    Perundingan tidak langsung antara kelompok Hamas dan Israel untuk gencatan senjata di Gaza, saat ini terhambat karena usulan Israel untuk mempertahankan pasukannya di wilayah Palestina tersebut.

    Demikian disampaikan oleh dua sumber Palestina yang mengetahui perundingan tersebut kepada kantor berita AFP pada hari Sabtu (12/7/2025).

    Delegasi dari kedua belah pihak telah memulai perundingan di Doha, ibu kota Qatar pada hari Minggu lalu untuk mencoba menyepakati penghentian sementara perang di Gaza yang telah berlangsung selama 21 bulan.

    Baik Hamas maupun Israel telah mengatakan bahwa 10 sandera hidup yang masih ditawan akan dibebaskan, jika kesepakatan untuk gencatan senjata 60 hari tercapai.

    Namun, seorang sumber Palestina yang memiliki informasi lengkap tentang perundingan itu, mengatakan penolakan Israel untuk menarik semua pasukannya dari Gaza menghambat kemajuan dalam mencapai kesepakatan.

    “Negosiasi di Doha menghadapi kemunduran dan kesulitan yang kompleks karena desakan Israel, hingga Jumat, untuk menyajikan peta penarikan, yang sebenarnya merupakan peta penempatan ulang dan reposisi tentara Israel, alih-alih penarikan yang sesungguhnya,” kata sumber Palestina tersebut, dilansir dari AFP, Sabtu (12/7/2025).

    Sementara Hamas telah menyatakan keinginannya untuk menarik sepenuhnya pasukan Israel dari Gaza.

    Namun, sumber Palestina tersebut mengatakan bahwa delegasi Israel menyajikan peta dalam perundingan tersebut yang mengusulkan untuk mempertahankan pasukan militer di lebih dari 40 persen wilayah Palestina itu.

    “Delegasi Hamas tidak akan menerima peta Israel itu … karena pada dasarnya peta tersebut melegitimasi pendudukan kembali sekitar separuh Jalur Gaza dan mengubah Gaza menjadi zona terisolasi tanpa penyeberangan atau kebebasan bergerak,” imbuh sumber tersebut.

    Para mediator telah meminta kedua belah pihak untuk menunda perundingan hingga kedatangan utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, di Doha.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kena Mental, Tentara Israel Bunuh Diri usai Ikut Perang di Gaza

    Kena Mental, Tentara Israel Bunuh Diri usai Ikut Perang di Gaza

    Jakarta

    Seorang tentara Israel menembak dirinya sendiri hingga tewas di pangkalan militer Sde Teiman, Israel Selatan. Aksi bunuh diri ini dilakukan tentara tersebut setelah dirinya kembali dari pertempuran di Jalur Gaza.

    Dikutip dari Haaretz, tentara tersebut teridentifikasi anggota Brigade Golani. Dia bunuh diri setelah diinterogasi oleh polisi militer.

    Prajurit tersebut telah meninggalkan Jalur Gaza untuk menghadiri kursus pelatihan, ketika penyidik polisi militer sedang menunggu untuk menanyakan mengenai kasus sebelumnya.

    Menurut surat kabar tersebut, setelah interogasi, komandan prajurit tersebut memutuskan untuk menyita senjatanya, tetapi beberapa jam kemudian, ia berhasil mendapatkan senjata temannya dan menggunakannya untuk bunuh diri.

    Dikutip dari Tasnim, tentara Israel lainnya sebelumnya juga ada yang melakukan tindakan serupa. Dia bunuh diri setelah berbulan-bulan mengalami trauma di Gaza dan Lebanon, karena tidak mampu menanggung kengerian yang disaksikannya.

    Kepala Pusat Penelitian Bunuh Diri di Ruppin Academic Center, Profesor Yossi Levi-Belz memperingatkan bahwa tentara Israel menghadapi gelombang besar bunuh diri, karena para prajurit tidak dapat mengatasi dampak psikologis perang.

    Militer Israel menolak untuk mengungkapkan statistik bunuh diri yang sebenarnya dan telah menguburkan banyak tentara secara diam-diam, tanpa pemakaman militer atau pengumuman publik.

    Sebagian besar prajurit yang mengakhiri hidup mereka selama setahun terakhir adalah prajurit cadangan, meskipun militer mengklaim bahwa tingkat bunuh diri tidak terlalu tinggi, meskipun ada mobilisasi dalam skala besar.

    (dpy/kna)

  • Keji Israel Gempur Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 6 Orang Tewas

    Keji Israel Gempur Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 6 Orang Tewas

    Gaza City

    Serangan udara Israel kembali menghujani wilayah Jalur Gaza, termasuk menghantam sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan pengungsi Palestina. Sedikitnya enam orang tewas akibat serangan terbaru Israel tersebut.

    Badan pertahanan sipil Gaza, seperti dilansir AFP, Jumat (11/7/2025), melaporkan bahwa rentetan serangan Israel menghantam wilayah Jalur Gaza bagian utara utara dan wilayah Gaza City pada Jumat (11/7) waktu setempat.

    “Lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Sekolah Halima al-Saadia, yang menampung para pengungsi di area Jabalia al-Nazla, Gaza bagian utara,” sebut badan pertahanan sipil Gaza dalam pernyataannya.

    Serangan terpisah menghantam area Gaza City di wilayah selatan, dengan badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya satu orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.

    Di wilayah Jalur Gaza bagian tengah, Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat mengatakan telah menerima beberapa korban setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang berkumpul di dekat titik distribusi bantuan kemanusiaan.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari militer Israel terkait laporan serangan mematikan tersebut.

    Baru-baru ini, militer Israel semakin mengintensifkan operasinya di wilayah Jalur Gaza seiring perang melawan kelompok Hamas memasuki bulan ke-22.

    Lihat juga Video Netanyahu: Israel-AS Ingin Akhiri Kekuasaan Hamas di Gaza

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan mengakses banyak wilayah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan detail yang disampaikan oleh badan pertahanan sipil di daerah kantor Palestina tersebut dan pihak-pihak lainnya.

    Seorang warga Palestina yang berbicara kepada AFP dari wilayah Jalur Gaza bagian selatan, namun enggan disebut namanya, mengatakan bahwa ada serangan yang sedang berlangsung dan kerusakan yang meluas, dengan tank-tank Israel terlihat di dekat kota Khan Younis.

    “Situasinya masih sangat sulit di wilayah tersebut — baku tembak yang intens, serangan udara yang terputus-putus, penembakan artileri, dan buldoser serta penghancuran kamp-kamp pengungsian dan lahan pertanian di selatan, barat, dan utara Al-Maslakh,” sebut warga Palestina tersebut.

    Lihat juga Video Netanyahu: Israel-AS Ingin Akhiri Kekuasaan Hamas di Gaza

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sempat Ditahan, Pemimpin Aksi Pro-Palestina Gugat Trump Rp 324 M

    Sempat Ditahan, Pemimpin Aksi Pro-Palestina Gugat Trump Rp 324 M

    Washington DC

    Mahmoud Khalil, salah satu pemimpin aksi pro-Palestina di kampus Amerika Serikat (AS), mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintahan Presiden Donald Trump. Khalil menuntut ganti rugi sebesar US$ 20 juta, setara Rp 324,2 miliar, atas penahanan dirinya oleh agen imigrasi AS.

    Khalil yang lulusan Universitas Columbia ini, seperti dilansir AFP, Jumat (11/7/2025), merupakan seorang penduduk tetap sah di AS yang telah menikah dengan seorang warga negara AS dan memiliki seorang anak laki-laki kelahiran AS. Dia ditahan setelah penangkapannya oleh otoritas imigrasi AS pada Maret lalu.

    Pria berusia 30 tahun ini dibebaskan dari pusat penahanan imigrasi federal di Louisiana bulan lalu, beberapa jam setelah seorang hakim As memerintahkan pembebasannya dengan jaminan.

    “Pemerintah melaksanakan rencana ilegalnya untuk menangkap, menahan, dan mendeportasi Tuan Khalil dengan cara yang dirancang untuk meneror dia dan keluarganya,” sebut dokumen gugatan Khalil, seperti dikutip Pusat Hak Konstitusional yang mendukungnya.

    Disebutkan dalam gugatan hukum itu bahwa Khalil menderita “tekanan emosional yang parah, kesulitan ekonomi, dan kerusakan reputasinya”.

    Khalil menjadi tokoh penting dalam aksi protes mahasiswa di kampus-kampus AS yang menentang perang Israel, sekutu Washington, di Jalur Gaza. Pemerintahan Trump menyebut sosok Khalil sebagai ancaman keamanan nasional.

    Khalil menyebut gugatan hukum yang diajukannya sebagai “langkah pertama menuju akuntabilitas”

    “Tidak ada yang dapat mengembalikan 104 hari yang telah dicuri dari saya. Trauma, terpisah dari istri saya, kelahiran anak pertama saya yang terpaksa saya lewatkan,” ucapnya dalam sebuah pernyataan.

    Tonton juga Video Gedung Putih Upload Gambar Trump Jadi Superman: Simbol Harapan

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    “Harus ada akuntabilitas atas pembalasan politik dan penyalahgunaan kekuasaan,” tegas Khalil.

    Khalil sebelumnya menceritakan pengalamannya yang “mengerikan” selama dalam tahanan, di mana dia “berbagi asrama dengan lebih dari 70 pria, sama sekali tidak ada privasi, lampu menyala sepanjang waktu”.

    Sementara itu, Asisten Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Tricia McLaughlin, menegaskan penangkapan dan penahanan Khalil telah dilakukan sesuai kewenangan hukum dan konstitusional.

    “Pemerintahan Trump bertindak sesuai kewenangan hukum dan konstitusional untuk menahan Khalil, sebagaimana yang dilakukan terhadap setiap warga negara asing yang menganjurkan kekerasan, mengagungkan dan mendukung teroris, melecehkan orang Yahudi, dan merusak properti,” ujarnya.

    Pemerintahan Trump telah membenarkan desakan deportasi Khalil dengan mengatakan bahwa keberadaannya yang berkelanjutan di AS dapat membawa “konsekuensi kebijakan luar negeri yang berpotensi serius dan merugikan”.

    Tonton juga Video Gedung Putih Upload Gambar Trump Jadi Superman: Simbol Harapan

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tentara Israel Bunuh Diri Sepulang dari Perang di Gaza

    Tentara Israel Bunuh Diri Sepulang dari Perang di Gaza

    Tel Aviv

    Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

    Seorang tentara Israel bunuh diri setelah kembali dari pertempuran di wilayah Jalur Gaza. Tentara Israel ini dilaporkan menembak mati dirinya sendiri di dalam pangkalan militer Sde Teiman yang ada di di wilayah selatan negara tersebut.

    Laporan harian Israel Haaretz, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Jumat (11/7/2025), menyebut tentara Israel yang tidak disebut identitasnya itu merupakan anggota Brigade Golani.

    Haaretz menyebut sang tentara itu nekat mengakhiri nyawanya sendiri setelah diinterogasi oleh polisi militer Israel.

    Tentara Israel itu, sebut laporan Haaretz, meninggalkan wilayah Jalur Gaza untuk beristirahat di pangkalan militer tersebut, namun ternyata para penyelidik polisi militer Israel telah menunggunya.

    Penyelidikan terhadap sang tentara Israel itu sebenarnya telah diluncurkan sekitar sebulan lalu, dan para komandannya memutuskan untuk menyita senjatanya.

    Namun tentara Israel ini menembak dirinya sendiri dengan pistol milik seorang rekan tentara yang sedang tidur.

    Menurut laporan Haaretz, penyelidikan terhadap tentara Israel yang mengakhiri nyawanya sendiri itu “tidak terkait dengan perilakunya”, namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal fokus penyelidikan tersebut.

    Lihat juga Video Israel Ancam Rebut Wilayah Tambahan di Gaza: Hamas Telah Melemah

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Disebutkan juga bahwa salah satu teman dekat dari tentara Israel itu tewas dalam ledakan bom di Jalur Gaza bulan lalu.

    Laporan media lokal Israel menyebut semakin banyak tentara negara itu yang bunuh diri sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023. Pada Minggu (6/7), seorang tentara cadangan Israel bunuh diri di area hutan dekat kota Safed di wilayah utara negara tersebut, akibat masalah psikologis akibat perang Gaza.

    Data yang disampaikan oleh surat kabar Israel Hayom menunjukkan bahwa sedikitnya 21 tentara bunuh diri sepanjang tahun 2024. Pada Sementara laporan Haaretz pada Mei lalu menyebut sedikitnya 42 tentara Israel bunuh diri sejak dimulainya perang Gaza.

    Lihat juga Video Israel Ancam Rebut Wilayah Tambahan di Gaza: Hamas Telah Melemah

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini