Negara: Jalur Gaza

  • 294 Warga Gaza Tewas Saat Cari Bantuan Sejak 30 Juni

    294 Warga Gaza Tewas Saat Cari Bantuan Sejak 30 Juni

    Jakarta

    Asisten Sekjen PBB untuk Timur Tengah dan Asia Pasifik, Khaled Khiari, mengatakan terdapat ratusan warga Palestina yang tewas saat sedang mencari bantuan di Gaza. Angka itu dihitung sejak akhir Juni tahun ini.

    “Saya memberi pengarahan kepada Anda hari ini di tengah berlanjutnya perundingan intensif mengenai potensi perjanjian gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera,” kata Khairi saat memberikan keterangan di Dewan Keamanan PBB dilansir Anadolu Agency, Kamis (24/7/2025).

    Khairi mengatakan situasi di Gaza terus memburuk. Operasi militer Israel terus menambah jatuhnya korban jiwa tiap jamnya.

    “Mimpi buruk bersejarah ini harus segera diakhiri,” ujarnya.

    Khiari mengatakan setidaknya 1.891 warga Palestina telah tewas sejak pengarahan terakhirnya pada 30 Juni. Ia mengatakan 294 orang tewas saat berupaya mengumpulkan bantuan, termasuk di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dimiliterisasi.

    Khiari mengatakan “sudah lama berlalu bagi pertempuran untuk berakhir, bagi bantuan kemanusiaan yang memadai untuk memasuki Jalur Gaza, dan bagi pemulihan serta rekonstruksi untuk dimulai dalam konteks kembali ke jalur politik menuju solusi dua negara.”

    Dia mengecam tindakan Israel yang membatasi akses bantuan ke Gaza. Khairi mengatakan Israel telah banyak melanggar hukum internasional.

    Ia menggambarkan situasi yang sangat memprihatinkan di Tepi Barat yang diduduki Israel. Hal itu ditandai dengan meningkatnya serangan pemukim ilegal Israel dan serangan militer Israel.

    (ygs/zap)

  • Raja Tega Israel Kembali Bunuh Orang-orang Cari Bantuan di Gaza

    Raja Tega Israel Kembali Bunuh Orang-orang Cari Bantuan di Gaza

    Jakarta

    Orang-orang yang menunggu di dekat pusat bantuan kemanusiaan Gaza, Palestina, ditembaki militer Israel. Sebanyak 26 orang tewas dan 100 orang lainnya mengalami luka.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal seperti dilansir AFP pads Sabtu (19/7/2025), 22 orang tewas di dekat pusat distribusi bantuan di barat daya Khan Younis. Sisanya empat korban tewas di pusat bantuan lainnya di barat laut Rafah.

    Seorang saksi mata mengatakan tentara Israel menyerang saat dirinya dan lima kerabatnya saat keluar untuk berupaya mendapat bantuan sebelum pagi. Saksi mata itu adalah Abdul Aziz Abed (37).

    “Kerabat saya dan saya tidak bisa mendapatkan apa pun. Setiap hari saya pergi ke sana dan yang kami dapatkan hanyalah peluru dan kelelahan, bukan makanan,” tuturnya kepada AFP.

    Tiga saksi mata lainnya juga menuduh tentara Israel melepas tembakan. Saksi mata tersebut mengaku tiarap untuk menghindari tembakan.

    “Tank-tank dan jip datang, para tentara keluar dari kendaraan itu dan mulai menembaki,” tutur salah satu saksi mata, Tamer Abu Akar (24).

    Israel ‘Selidiki’ Serangan di Dekat Pusat Bantuan

    Warga Gaza di dekat distribusi bantuan (Foto: dok. Reuters)

    Militer Israel angkat bicara perihal pengakuan para warga Gaza tersebut. Militer Israel menyebut akan ‘menyelidiki’.

    AFP kesulitan untuk memverifikasi laporan tersebut imbas pembatasan media di wilayah Jalur Gaza dan kesulitan mengakses banyak area. Kematian orang-orang yang menunggu bantuan kemanusiaan dalam kerumunan besar di dekat titik-titik distribusi bantuan makanan di Jalur Gaza telah menjadi peristiwa yang sering terjadi.

    Namun Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) — yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel — yang merupakan distributor utama bantuan di wilayah tersebut, menuduh kelompok Hamas mengobarkan kerusuhan dan menembaki warga sipil.

    Sepekan lalu serangan rudal Israel menghantam anak-anak yang sedang mengambil air di Gaza, Palestina. Israel berdalih serangan mereka itu salah sasaran.

    Dilansir Reuters, Senin (14/7/2025), serangan rudal Israel menghantam titik distribusi air di Jalur Gaza bagian tengah pada Minggu (13/7). Serangan ini menewaskan sedikitnya 8 warga Palestina, yang sebagian besar anak-anak, dan melukai lebih dari selusin orang lainnya.

    Militer Israel berdalih ada malfungsi yang membuat serangannya salah sasaran. Rudal Israel itu menghantam area tersebut saat anak-anak Palestina sedang mengambil air.

    Lihat juga Video: Israel Serang Lokasi Distribusi Air di Gaza, 8 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (aud/lir)

  • Alasan Israel Peluru Nyasar saat Gereja Katolik di Gaza Kena Sasar

    Alasan Israel Peluru Nyasar saat Gereja Katolik di Gaza Kena Sasar

    Gaza

    Gereja Keluarga Kudus di Gaza, Palestina turut menjadi sasaran serangan militer Israel. Israel beralasan ada amunisi nyasar hingga menghantam gereja katolik satu-satunya di Gaza tersebut.

    Serangan itu menewaskan 3 orang dan 10 orang lainnya terluka. Salah satu korban ialah pastor paroki Pastor Gabriel Romanelli.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan penyesalannya setelah militernya menyerang gereja. Dia juga berjanji akan melakukan penyelidikan.

    “Israel sangat menyesalkan sebuah amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza. Setiap nyawa tak berdosa yang hilang adalah sebuah tragedi,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Jumat (18/7/2025).

    Para saksi mata dan Patriark Latin mengatakan sebuah granat tank menghantam gereja sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat (07.30 GMT). Disebutkan serangan itu berasal dari tembakan tank Israel.

    Netanyahu buka suara ke publik terkait serangan militer Israel ke gereja katolik setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Militer Israel mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa pecahan granat mengenai gereja secara tidak sengaja. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel juga menyampaikan permintaan maaf.

    “Israel menyampaikan duka cita yang mendalam atas kerusakan yang terjadi pada Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza dan atas jatuhnya korban sipil,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah unggahan media sosial, dilansir Aljazeera, Kamis (17/7/2025).

    Kemlu Israel mengklaim “Israel tidak pernah menargetkan gereja atau tempat ibadah”. Meski pada kenyataannya, Israel telah menyerang puluhan masjid dan gereja sejak perang di Gaza berkecamuk.

    Italia Kecam Serangan Israel ke Gereja Katolik

    PM Italia Giorgia Meloni (Foto: dok. Instagram/@giorgiameloni)

    PM Italia Giorgia Meloni mengatakan serangan Israel di Gaza juga telah menghantam Holy Family Church, sebuah paroki di Kota Gaza yang secara rutin dihubungi oleh mendiang Paus Fransiskus selama perang.

    “Serangan terhadap penduduk sipil yang dilakukan oleh Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima,” tulis Meloni dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    “Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan perilaku seperti itu,” cetusnya.

    Dari populasi Jalur Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa, sekitar 1.000 orang beragama Kristen. Sebagian besar dari mereka beragama Ortodoks, tetapi menurut Patriarkat Latin, terdapat sekitar 135 umat Katolik di wilayah tersebut.

    Sejak awal perang Gaza yang meletus pada Oktober 2023, umat Katolik telah berlindung di kompleks gereja tersebut, dan beberapa umat Kristen Ortodoks juga telah berlindung di sana.

    Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengutuk serangan ke gereja Katolik itu. “Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Pastor Romanelli, yang terluka dalam serangan itu,” tulis Tajani di X.

    Paus Leo Minta Perang Diakhiri

    Paus Leo XIV (Foto: REUTERS/Yara Nardi)

    PM Israel Benjamin Netanyahu lalu menelepon Paus Leo XIV. Dalam kesempatan itu, Paus Leo XIV kembali menyerukan negosiasi, gencatan senjata, dan diakhirinya perang.

    Pemimpin tertinggi dalam Gereja Katolik itu juga mengingatkan Netanyahu bahwa tempat ibadah penting untuk dilindungi.

    “Selama percakapan tersebut, Bapa Suci kembali menyerukan agar perundingan dihidupkan kembali dan gencatan senjata serta perang segera berakhir,” demikian pernyataan Vatikan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (18/7).

    Vatikan mengatakan Netanyahu memulai panggilan tersebut pada Jumat (18/7) atau sehari setelah tembakan Israel di Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza. Serangan Israel ke Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza menewaskan tiga orang dan memicu kecaman internasional.

    Paus Leo kembali menyatakan keprihatinannya atas situasi kemanusiaan yang memprihatinkan yang dialami penduduk Gaza, yang mana korbannya “sangat menyedihkan, terutama anak-anak, orang lanjut usia, dan orang sakit”.

    “Terakhir, Bapa Suci menegaskan kembali urgensi perlindungan tempat ibadah, khususnya umat beriman dan seluruh masyarakat di Palestina dan Israel,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 3

    (jbr/lir)

  • Tentara Israel Bunuh Rekannya di Gaza Agar Tak Diculik Hamas

    Tentara Israel Bunuh Rekannya di Gaza Agar Tak Diculik Hamas

    Gaza City

    Tentara Israel yang beroperasi di Jalur Gaza menggunakan taktik pembunuhan terhadap rekan mereka sendiri yang dicurigai diculik oleh kelompok Hamas. Taktik itu mempersulit para petempur Hamas untuk melaksanakan operasi penculikan terhadap tentara-tentara Israel.

    Hal tersebut, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Sabtu (19/7/2025), diungkapkan oleh sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, dalam pernyataan terbaru yang dirilis pada Jumat (18/7) waktu setempat.

    Juru bicara Brigade Ezzedine Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam pesan audio pertama sejak 6 Maret lalu mengatakan Hamas siap untuk terlibat dalam “perang atrisi yang panjang” melawan Israel.

    “Para petempur kami telah mencoba dalam beberapa pekan terakhir untuk melakukan sejumlah operasi penculikan yang menargetkan tentara-tentara Zionis, beberapa di antaranya hampir berhasil… karena penggunaan taktik pembunuhan massal oleh musuh terhadap tentara-tentara yang dicurigai diculik,” kata Ubaida.

    Militer Israel menggunakan taktik yang disebut “protokol Hannibal” untuk mencegah kelompok Hamas dan sekutunya menangkap atau menculik tentara mereka di wilayah Jalur Gaza.

    Protokol Hannibal mengizinkan penggunaan senjata berat ketika tentara Israel tertangkap untuk mencegah para penculik meninggalkan lokasi kejadian, bahkan jika hal ini membahayakan tawanan.

    “Selama beberapa bulan terakhir, ratusan tentara musuh telah terbunuh dan terluka, selain ribuan tentara lainnya yang menderita penyakit psikologis dan trauma, sementara jumlah tentara yang bunuh diri meningkat karena kengerian tindakan berdarah yang mereka lakukan dan beratnya perlawanan yang mereka hadapi,” ucap Ubaida.

    Ditambahkan Ubaida bahwa para petempur Hamas “mengejutkan musuh dengan taktik dan metode baru dan beragam, setelah mempelajari pelajaran dari konfrontasi terpanjang dalam sejarah rakyat kami”.

    “Kami menegaskan bahwa para petempur kami dan saudara-saudara mereka dalam faksi perlawanan sepenuhnya siap untuk melanjutkan perang atrisi yang panjang melawan pendudukan, terlepas dari bentuk agresinya,” tegasnya.

    Belum ada tanggapan dari Israel atas pernyataan terbaru sayap bersenjata Hamas tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video:  Ditegur Trump, Israel Minta Maaf Usai Bombardir Gereja Katolik

    Video: Ditegur Trump, Israel Minta Maaf Usai Bombardir Gereja Katolik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Usai membombardir gereja di Jalur Gaza, Kementerian Luar Negeri Israel, dalam sebuah cuitan di X, menyampaikan permohonan maaf, terkait serangan terhadap gereja yang menewaskan sedikitnya 3 orang.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Jumat, 18/07/2025) berikut ini.

  • Video: Israel Serang Gereja Katolik di Gaza, Korban Berjatuhan

    Video: Israel Serang Gereja Katolik di Gaza, Korban Berjatuhan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan udara yang diduga dilakukan oleh militer Israel menghantam kompleks Gereja Katolik satu-satunya di Jalur Gaza, menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya.

    Insiden ini kembali memicu kecaman dunia internasional terhadap operasi militer Israel yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah tersebut.

    Dikutip dari Reuters pada Kamis (18/7/2025), Patriarkat Latin Yerusalem menyatakan bahwa serangan menghantam Holy Family Compound, kompleks Gereja Keluarga Kudus, pada pagi hari.

    Tentara Pertahanan Israel (IDF) mengakui telah menerima laporan mengenai kerusakan pada Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza dan adanya korban jiwa di lokasi.

    Pihak militer Israel juga menegaskan bahwa mereka selalu berusaha meminimalkan kerugian terhadap warga sipil dan bangunan sipil, termasuk situs keagamaan.

  • Israel Serang Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza, Italia Mengutuk!

    Israel Serang Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza, Italia Mengutuk!

    Jakarta

    Pemerintah Italia mengutuk serangan Israel terhadap satu-satunya gereja Katolik di Gaza yang melukai beberapa orang. Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni menyebut serangan terhadap warga sipil pada Kamis (17/7) itu “tak bisa diterima”.

    Serangan ke gereja Holy Family Church itu terjadi ketika badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan Israel menewaskan 18 orang di seluruh wilayah Palestina itu pada hari Kamis ini.

    “Holy Family Church di Gaza telah diserang pagi ini. Ada beberapa orang yang terluka di tempat itu, termasuk Pastor Paroki, Romo Gabriel Romanelli,” kata Patriarkat Latin Yerusalem dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (17/7/2025).

    Ditambahkan bahwa tidak ada korban jiwa yang terkonfirmasi, tetapi gereja tersebut mengalami kerusakan.

    Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP bahwa serangan terhadap gereja Katolik tersebut mengakibatkan korban luka-luka, termasuk seorang pastor.

    Ketika dimintai komentar atas penyerangan itu, militer Israel mengatakan sedang “menyelidikinya”

    – ‘Tindakan serius’ –
    PM Giorgia Meloni mengatakan bahwa “serangan Israel di Gaza juga telah menghantam “Holy Family Church”, sebuah paroki di Kota Gaza yang secara rutin dihubungi oleh mendiang Paus Fransiskus selama perang.

    “Serangan terhadap penduduk sipil yang dilakukan oleh Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima,” tulis Meloni dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    “Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan perilaku seperti itu,” cetusnya.

    Dari populasi Jalur Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa, sekitar 1.000 orang beragama Kristen. Sebagian besar dari mereka beragama Ortodoks, tetapi menurut Patriarkat Latin, terdapat sekitar 135 umat Katolik di wilayah tersebut.

    Sejak awal perang Gaza yang meletus pada Oktober 2023, umat Katolik telah berlindung di kompleks gereja tersebut, dan beberapa umat Kristen Ortodoks juga telah berlindung di sana.

    Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengutuk serangan ke gereja Katolik itu.

    “Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Pastor Romanelli, yang terluka dalam serangan itu,” tulisnya di X.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 20 Orang Tewas di Pusat Bantuan Gaza, Yayasan AS Salahkan Penghasut

    20 Orang Tewas di Pusat Bantuan Gaza, Yayasan AS Salahkan Penghasut

    Gaza City

    Sedikitnya 20 orang tewas dalam insiden desak-desakan yang terjadi di pusat distribusi bantuan kemanusiaan di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, pada Rabu (16/7). Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat (AS) menyalahkan para “penghasut” bersenjata di antara kerumunan warga sipil.

    GHF yang menjalankan upaya penyaluran bantuan secara swasta, memulai operasinya di Jalur Gaza pada 26 Mei lalu setelah Israel memblokade pasokan bantuan ke wilayah tersebut selama lebih dari dua bulan, hingga memicu peringatan akan terjadinya kelaparan.

    GHF didukung oleh AS dan Israel dalam operasinya, namun ditentang keras oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuding yayasan itu tidak netral.

    Dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (16/7/2025), GHF melaporkan insiden desak-desakan terjadi di salah satu pusat distribusi bantuan yang dikelolanya di Khan Younis.

    “Pemahaman kami saat ini adalah 19 korban terinjak-injak dan satu orang ditikam di tengah gelombang kekacauan yang berbahaya,” sebut GHF dalam pernyataannya.

    Sumber medis pada Rumah Sakit Nasser di Khan Younis memberikan jumlah korban yang lebih rendah, dengan mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya menerima “sembilan korban tewas, termasuk beberapa anak-anak” setelah “pasukan Israel” melepaskan tembakan.

    Kematian tersebut terjadi ketika badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya delapan orang tewas dalam rentetan serangan Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza pada Rabu (16/7) waktu setempat, termasuk enam orang tewas di area Gaza City.

    Lihat juga Video: Israel Serang Lokasi Distribusi Air di Gaza, 8 Orang Tewas

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari militer Israel terkait insiden terbaru itu.

    Jika sumber Palestina menyebut “pasukan Israel” yang melepaskan tembakan yang memakan korban jiwa di Khan Younis, maka GHF mengklaim insiden itu “didorong oleh para penghasut di tengah kerumunan”.

    “Kami memiliki alasan yang kredibel untuk meyakini bahwa elemen-elemen di dalam kerumunan — yang bersenjata dan berafiliasi dengan Hamas — secara sengaja mengobarkan kerusuhan,” sebut GHF dalam pernyataannya.

    Menurut sumber medis pada Rumah Sakit Nasser, para korban “sedang menuju ke pusat distribusi bantuan di Rafah bagian barat laut untuk menerima bantuan makanan” tetapi gerbang utama ke pusat bantuan itu telah ditutup.

    “Pasukan pendudukan Israel dan para personel keamanan swasta di pusat bantuan itu menembaki mereka, yang mengakibatkan banyak kematian dan korban luka,” sebut sumber medis tersebut.

    Pada Selasa (15/7), PBB melaporkan pihaknya mencatat sedikitnya 875 orang tewas di Jalur Gaza saat berusaha mendapatkan bantuan makanan, termasuk 674 orang yang tewas “di sekitar lokasi GHF”.

    Lihat juga Video: Israel Serang Lokasi Distribusi Air di Gaza, 8 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Gaza Kian Kritis, Lebih Dari 58.000 Warga Tewas

    Video: Gaza Kian Kritis, Lebih Dari 58.000 Warga Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik di jalur Gaza terus menelan korban jiwa otoritas kesehatan setempat melaporkan jumlah korban tewas warga palestina telah melampaui 58.000 orang.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Selasa (15/07/2025).

  • Bisa-bisanya Israel Berdalih Salah Sasaran Usai Tewaskan Anak-anak Gaza

    Bisa-bisanya Israel Berdalih Salah Sasaran Usai Tewaskan Anak-anak Gaza

    Jakarta

    Serangan rudal Israel menghantam anak-anak yang sedang mengambil air di Gaza, Palestina. Israel berdalih serangan mereka itu salah sasaran.

    Dilansir Reuters, Senin (14/7/2025), serangan rudal Israel menghantam titik distribusi air di Jalur Gaza bagian tengah pada Minggu (13/7). Serangan ini menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina, yang sebagian besar anak-anak, dan melukai lebih dari selusin orang lainnya.

    Militer Israel berdalih ada malfungsi yang membuat serangannya salah sasaran. Rudal Israel itu menghantam area tersebut saat anak-anak Palestina sedang mengambil air.

    Israel mengatakan serangan rudal itu dimaksudkan untuk menargetkan seorang militan Jihad Islam, sekutu Hamas, di area tersebut, namun terjadi malfungsi yang menyebabkan rudal itu jatuh di area berjarak “puluhan meter dari target”.

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyesalkan adanya korban jiwa bagi warga sipil yang tidak terlibat,” ucap militer Israel dalam pernyataannya.

    Militer Israel menambahkan bahwa insiden tersebut sedang ditinjau lebih lanjut.

    Serangan rudal Israel tersebut, menurut seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda, Ahmed Abu Saifan, telah menghantam titik distribusi air yang ada di area kamp pengungsi Nuseirat hingga menewaskan sedikitnya enam anak-anak dan melukai 17 orang lainnya.

    Kekurangan Pasokan Air di Gaza Makin Memburuk

    Warga antre untuk mengambil air bersih di Gaza (Foto: AP/Abdel Kareem Hana)

    Kekurangan pasokan air di Jalur Gaza semakin memburuk tajam dalam beberapa pekan terakhir, dengan kekurangan bahan bakar yang membuat fasilitas desalinasi dan sanitasi ditutup, membuat orang-orang bergantung pada pusat pengumpulan air di mana mereka dapat mengisi kontainer atau wadah plastik.

    Beberapa jam kemudian, serangan Israel lainnya menghantam sebuah pasar di area Gaza City hingga menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk seorang konsultan rumah sakit terkemuka yang bernama Ahmad Qandil. Militer Israel belum mengomentari laporan tersebut.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu (13/7) bahwa lebih dari 58.000 orang tewas sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, dengan sedikitnya 139 orang di antaranya tewas dalam 24 jam terakhir.

    Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan petempur Hamas dalam penghitungannya. Disebutkan juga bahwa lebih dari separuh korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini