Negara: Jalur Gaza

  • Israel Mulai Jalankan Operasi Caplok Kota Gaza

    Israel Mulai Jalankan Operasi Caplok Kota Gaza

    Jakarta

    Militer Israel mengumumkan telah mulai melakukan langkah pertama operasi untuk mengambil alih Kota Gaza. Militer Israel mengklaim saat ini pasukannya telah menguasai pinggiran Kota Gaza.

    “Kami telah memulai operasi awal dan tahap pertama serangan terhadap Kota Gaza, dan saat ini pasukan IDF telah menguasai pinggiran Kota Gaza,” ujar juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin, dilansir Reuters, Kamis (21/8/2025).

    Defrin mengatakan pasukan sudah beroperasi di pinggiran Kota Gaza. Dia mengklaim Hamas kini menjadi pasukan gerilya yang “babak belur”.

    “Kami akan memperdalam serangan terhadap Hamas di Kota Gaza, benteng teror pemerintah dan militer bagi organisasi teroris tersebut,” kata juru bicara tersebut.

    Sebelumnya, militer Israel mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan pada Rabu (20/8) untuk mempersiapkan serangan yang diperkirakan akan terjadi di Kota Gaza. Sementara pemerintah Israel mempertimbangkan proposal gencatan senjata baru.

    Sementara itu, Hamas, dalam sebuah pernyataan di Telegram, menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan gencatan senjata demi melanjutkan “perang brutal terhadap warga sipil tak berdosa di Kota Gaza.”

    “Pengabaian Netanyahu terhadap proposal para mediator… membuktikan bahwa dialah yang sebenarnya menghalangi kesepakatan apa pun,” kata Hamas.

    Kabinet keamanan Israel, yang diketuai oleh Netanyahu, menyetujui rencana bulan ini untuk memperluas kampanye di Gaza dengan tujuan merebut Kota Gaza, tempat pasukan Israel melancarkan perang kota yang sengit dengan Hamas pada tahap awal perang. Israel saat ini menguasai sekitar 75% wilayah Jalur Gaza.

    60 Ribu Prajurit Cadangan Dipanggil

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz menyetujui rencana penaklukan Kota Gaza dan mengizinkan pemanggilan sekitar 60.000 prajurit cadangan untuk melakukan operasi tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (20/8), langkah Katz ini dikonfirmasi oleh seorang juru bicara kementeriannya pada Rabu (20/8), seiring para mediator yang mendorong gencatan senjata dalam perang hampir dua tahun di Gaza, tengah menunggu tanggapan resmi Israel atas proposal terbaru mereka.

    Meskipun mediator Qatar telah menyatakan optimisme yang hati-hati atas proposal terbaru tersebut, seorang pejabat senior Israel mengatakan pemerintah tetap teguh pada seruannya untuk pembebasan semua sandera dalam perjanjian apa pun.

    Simak juga Video: Militer Israel Mulai Bergerak untuk Rencana Ambil Alih Gaza

    Halaman 2 dari 3

    (zap/lir)

  • Israel Klaim Bunuh 10 Militan Hamas dalam Pertempuran di Gaza

    Israel Klaim Bunuh 10 Militan Hamas dalam Pertempuran di Gaza

    Gaza

    Militer Israel mengklaim telah membunuh 10 militan Hamas di Gaza, Palestina. Peristiwa ini terjadi saat Israel menangkis serangan oleh sayap bersenjata kelompok Islamis tersebut.

    Dilansir AFP, Kamis (21/8/2025), Media Israel melaporkan bahwa serangan semacam itu terhadap pasukan di Jalur Gaza sangat tidak biasa sejak dimulainya perang.

    “Hari ini, sekitar pukul 09.00 (06.00 GMT), lebih dari 15 teroris muncul dari beberapa terowongan yang berdekatan dengan pos batalion ke-90 di Khan Yunis selatan,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    “(Militan) melakukan serangan gabungan dengan tembakan dan rudal anti-tank ke arah pos tersebut, dengan beberapa teroris menyusup ke dalamnya dan tersingkir dalam pertempuran tatap muka dan serangan dukungan udara,” tambahnya.

    Militer mengatakan bahwa satu tentara terluka parah. Sementara dua lainnya terluka ringan dalam serangan tersebut.

    Doron Kadosh, seorang jurnalis radio militer Israel, mengatakan serangan di Khan Yunis “luar biasa” sejak awal perang, sementara Times of Israel menggambarkannya sebagai “insiden yang tidak biasa”.

    Saluran 12 Israel melaporkan bahwa serangan itu ditujukan untuk menculik tentara.

    “Para pejuang kami menyerbu lokasi tersebut dan menargetkan beberapa tank penjaga. Para pejuang kami juga menargetkan beberapa rumah tempat tentara (Israel) dibentengi,” tambahnya.

    “Sejumlah pejuang kami menyerbu rumah-rumah dan menghabisi beberapa tentara (Israel) di dalamnya dari jarak dekat dengan senjata ringan dan granat tangan,” katanya, mengklaim juga telah menewaskan seorang komandan tank.

    “Begitu pasukan penyelamat tiba, salah satu pejuang Qassam meledakkan dirinya di antara para prajurit, menyebabkan mereka tewas dan terluka,” tambah pernyataan itu.

    Mereka tidak menyebutkan adanya korban jiwa di antara para pejuangnya.

    Ketika dihubungi AFP, militer Israel membantah “bahwa ada satu atau lebih pelaku bom bunuh diri di antara militan Hamas, atau bahwa Hamas berusaha menculik tentara IDF”.

    Hamas sering menggunakan bom bunuh diri selama pemberontakan intifada kedua melawan Israel di awal tahun 2000-an, tetapi tidak ada laporan serangan bunuh diri terhadap pasukan Israel di Gaza selama perang yang sedang berlangsung.

    Hamas mengklaim telah melakukan upaya operasi bunuh diri di Tel Aviv pada Agustus 2024, yang mengakibatkan kematian militan tersebut.

    (lir/lir)

  • Mantan Pebasket Palestina Dibunuh Tentara Israel di Khan Yunis

    Mantan Pebasket Palestina Dibunuh Tentara Israel di Khan Yunis

    JAKARTA – Mantan pemain Tim Nasional Palestina, Mohammed Shaalan, ditembak mati oleh tentara Israel di Khan Yunis, Gaza Selatan, pada Selasa, 19 Agustus 2025.

    Menurut sumber-sumber lokal, Shaalan—salah satu bintang basket paling terkemuka di Gaza—menjadi sasaran tembak saat berusaha mendapatkan makanan untuk anak-anaknya.

    Menurut kantor berita Palestina, Wafa, Shaalan berjuang mati-matian mencari makanan dan obat-obatan, terutama untuk putrinya, Mariam, yang tengah menderita gagal ginjal dan keracunan darah akut.

    Selama aktif menjadi pemain, Shaalan bermain untuk beberapa klub basket lokal dan mewakili Palestina sebagai bagian Tim Nasional.

    Tewasnya Shaalan membuat jumlah anggota komunitas olahraga Palestina yang terbunuh mencapai kurang lebih 670 orang. Pasukan Israel juga telah menghancurkan 288 fasilitas olahraga di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

    Israel baru-baru ini menghadapi kritik internasional yang tajam setelah membunuh mantan pesepak bola Palestina Suleiman al-Obeid, yang dikenal sebagai “Pele Palestina” saat ia sedang menunggu bantuan di dekat titik distribusi di Gaza Selatan.

    Menurut perkiraan TRT Global, sudah lebih dari 800 atlet telah tewas di Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah karena serangan masih berlangsung.

    Warga Palestina yang berusaha mengumpulkan makanan dari lokasi-lokasi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) berulang kali diserang oleh tentara Israel dan tentara bayaran Amerika Serikat (AS).

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 1.300 warga Palestina tewas saat mencoba mengakses makanan di lokasi bantuan.

    Laporan media yang mengutip whistleblower mengklaim banyak dari mereka sengaja ditembak oleh tentara Israel atau kontraktor keamanan Amerika Serikat yang bekerja untuk GHF.

    Walaupun sangat berbahaya, ribuan warga Palestina terus mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari di lokasi-lokasi GHF dalam upaya untuk bertahan hidup.

    Total Israel tercatat telah membunuh lebih dari 62.000 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023.

    November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah inclave (kantong) tersebut.

  • PM Yordania Kecam Netanyahu soal Visi ‘Israel Raya’: Ilusi

    PM Yordania Kecam Netanyahu soal Visi ‘Israel Raya’: Ilusi

    Jakarta

    Perdana Menteri Yordania Jafar Hassan mengecam pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, yang mendukung gagasan ‘Israel Raya’. Hassan mengatakan gagasan itu hanyalah ilusi.

    “Kami mendengar tentang visi dan usulan yang menyiratkan perang abadi tanpa akhir, seperti ilusi Israel Raya yang dikhayalkan oleh politisi ekstremis di Israel,” kata Hassan dalam pertemuan di Amman dengan mitranya dari Lebanon, Nawaf Salam, dilansir Anadolu Agency, Rabu (20/8/2025).

    Hassan mengatakan Israel terisolasi dan terkepung karena kebijakan ekstremisnya. Hassan mengatakan masyarakat dunia serta kawasan tidak akan pernah memaafkan Israel.

    “Seluruh realitas menunjukkan kebijakan (Israel) yang memperdalam kebencian dan dendam akibat pembantaian yang terus berlanjut, dan masyarakat dunia serta kawasan ini tidak akan memaafkan mereka,” tambahnya dalam komentarnya yang disiarkan oleh kantor berita resmi Petra.

    Istilah ‘Israel Raya’ merujuk pada interpretasi Alkitab mengenai wilayah negara tersebut pada masa Raja Salomo, atau Raja Sulaiman, yang tidak hanya mencakup wilayah Palestina saat ini, yakni Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, tetapi juga sebagian wilayah Yordania, Lebanon dan Suriah era modern.

    Seperti diketahui, Benjamin Netanyahu ingin mewujudkan visi ‘Israel Raya’ dan mencaplok sejumlah negara Arab. Hal itu diungkap Netanyahu ketika ditanya pada Selasa (12/8) oleh wartawan i24NEWS, Sharon Gal, soal apakah dirinya mendukung “visi Israel Raya” tersebut, Netanyahu menjawab: “Tentu saja.”

    “Jika Anda bertanya kepada saya mengenai apa yang saya pikirkan, kami siap,” katanya.

    (whn/whn)

  • Politikus Lemah yang Mengkhianati Israel

    Politikus Lemah yang Mengkhianati Israel

    JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa menuding PM Australia Anthony Albanese meninggalkan komunitas Yahudi Australia dan mengkhianati Israel.

    Pernyataan ini dapat semakin memperburuk hubungan diplomatik yang teruji oleh perang di Gaza.

    Pernyataan Netanyahu ini menyusul pencabutan visa diplomat Australia untuk Otoritas Palestina oleh Israel pada Senin, menyusul keputusan Canberra untuk mengakui negara Palestina dan membatalkan visa seorang anggota parlemen Israel.

    “Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya, seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan kaum Yahudi Australia,” ujar Netanyahu di akun X perdana menteri dilansir Reuters, Selasa, 19 Agustus.

    Anggota parlemen Israel yang dibatalkan visanya dijadwalkan bertemu dengan komunitas Yahudi Australia yang menghadapi peningkatan tajam serangan antisemit (anti Yahudi) sejak dimulainya perang Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas, di Gaza, hampir dua tahun lalu.

    Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong pada Senin menyebut langkah balasan pencabutan visa Israel sebagai “reaksi yang tidak dapat dibenarkan”.

    Dia mengatakan pemerintahan Netanyahu semakin memperketat isolasi diplomatik Israel.

    Israel telah menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat atas dampak serangan militernya terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza yang hancur.

    Albanese sebelumnya menyebut Netanyahu “menyangkal” krisis kemanusiaan di Gaza.

    Albanese menyampaikan pernyataannya sehari setelah mengumumkan Australia mungkin akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September, menyusul Prancis, Inggris, dan Kanada.

    Netanyahu mengatakan ini akan menjadi hadiah atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang Gaza.

  • Serangan Israel Tewaskan 60 Orang di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

    Serangan Israel Tewaskan 60 Orang di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

    Jakarta

    Militer Israel terus menggempur Jalur Gaza, Palestina. Serangan Israel menyebabkan 60 orang tewas dalam 24 jam terakhir.

    Dilansir kantor berita Al-Jazeera, Selasa (19/8/2025), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan 60 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, 343 warga Palestina lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan banyak korban akibat serangan Israel masih tertimbun reruntuhan. Kementerian Kesehatan menyebut ambulans serta kru tidak dapat menjangkau mereka.

    Jumlah korban tewas akibat serangan Israel bertambah menjadi 62.064 sejak 7 Oktober 2023, dengan 156.573 warga lainnya mengalami luka-luka. Sejak 18 Maret ketika Israel secara sepihak mengakhiri gencatan senjata, 10.518 orang telah tewas dan 44.532 luka-luka.

    Kementerian Kesehatan menyatakan sejak dimulainya perang, 1.996 orang tewas dan lebih dari 14.898 orang terluka saat mencoba mengakses bantuan kemanusiaan. Kementerian Kesehatan mengatakan mereka yang tewas dalam 24 jam terakhir di antaranya 31 orang yang mencari bantuan dan 197 orang luka-luka.

    Kementerian juga melaporkan 3 kematian dalam 24 jam akibat kelaparan. Total korban tewas akibat kelaparan menjadi 266 orang, termasuk 112anak-anak.

    (whn/haf)

  • TNI AU kembali kirimkan bantuan logistik untuk warga Jalur Gaza

    TNI AU kembali kirimkan bantuan logistik untuk warga Jalur Gaza

    Pesawat C-130 Super Hercules menerjunkan bantuan logistik di jalur Gaza, Palestina, Senin (18/8/2025) (ANTARA/HO-Humas TNI AU)

    TNI AU kembali kirimkan bantuan logistik untuk warga Jalur Gaza
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 19 Agustus 2025 – 17:43 WIB

    Elshinta.com – TNI AU berhasil mengirimkan bantuan logistik gelombang kedua untuk warga korban perang di Jalur Gaza, Palestina, Senin (18/8)

    Dalam siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta, Selasa, dijelaskan bantuan tersebut diberikan dengan metode air drop atau diterjunkan dari pesawat angkut TNI AU.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana dalam siaran pers menjelaskan bahwa pihaknya mengerahkan dua pesawat C-130 Super Hercules yang diterbangkan dari bandara udara Yordania.

    Sama seperti pemberian logistik sebelumnya, Minggu (17/8), bantuan tersebut diterjunkan ke 10 titik yang tersebar di seluruh kawasan permukiman Gaza.

    “Di hari ke dua kita menurunkan 10,3 ton bantuan logistik,” kata I Nyoman.

    “Dengan demikian, dalam dua hari berturut-turut, Indonesia telah menyalurkan total 28,1 ton bantuan kemanusiaan, setara 136 bundel, yang tepat sasaran di wilayah Gaza,” tambah I Nyoman.

    28,1 ton bantuan yang diberikan itu berupa makanan, pakaian, obat-obatan dan kebutuhan untuk bertahan hidup lainnya.

    I Nyoman berharap bantuan yang diberikan TNI AU dapat membantu pemerintah dalam upaya melalukan diplomasi untuk menciptakan perdamaian dunia di wilayah-wilayah konflik.

    “Hal ini selaras dengan salah satu program prioritas TNI AU yakni berpartisipasi aktif mendukung kebijakan nasional khususnya pada bidang diplomasi pertahanan dan misi kemanusiaan internasional,” jelas dia.

    Sumber : Antara

  • Kami Berdoa Padamkan Api Perang

    Kami Berdoa Padamkan Api Perang

    Gaza City

    Kelompok Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata terbaru untuk Jalur Gaza, setelah upaya diplomatik terbaru untuk mengakhiri perang yang berkecamuk selama lebih dari 22 bulan terakhir.

    Mediator Mesir dan Qatar, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), telah berjuang keras untuk mengamankan gencatan senjata yang bertahan lama dalam konflik tersebut, yang telah memicu krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza.

    Setelah menerima proposal terbaru dari para mediator, seperti dilansir AFP, Selasa (19/8/2025), Hamas menyatakan siap untuk berunding.

    “Gerakan ini telah menyampaikan tanggapannya, menyetujui proposal baru para mediator. Kami berdoa kepada Tuhan untuk memadamkan api perang ini dari rakyat kami,” kata pejabat senior Hamas, Bassem Naim, dalam pernyataan via Facebook.

    Sebelumnya, seorang sumber Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kelompok tersebut telah menerima proposal itu “tanpa meminta amandemen apa pun”.

    Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, mengatakan bahwa faksi-faksi Palestina lainnya juga telah memberitahu para mediator tentang persetujuan mereka terhadap proposal terbaru itu.

    Mesir, dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya dan Qatar juga telah mengirimkan proposal terbaru itu kepada Israel, sembari menambahkan bahwa “bola sekarang ada tangan mereka (Israel-red)”.

    Otoritas Tel Aviv sejauh ini belum memberikan tanggapan langsung.

    Sumber Palestina yang mengetahui perundingan gencatan senjata itu mengatakan bahwa para mediator “diharapkan akan mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai dan menetapkan tanggal untuk dimulainya kembali perundingan”.

    Disebutkan juga oleh sumber Palestina tersebut bahwa jaminan juga ditawarkan untuk memastikan implementasi dan mengupayakan solusi permanen.

    Menurut laporan media pemerintah Mesir, Al-Qahera, kesepakatan terbaru itu mengatur soal gencatan senjata awal selama 60 hari, pembebasan sebagian sandera, pembebasan beberapa tahanan Palestina, dan ketentuan-ketentuan yang memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Ditambahkan sumber pejabat Mesir, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters bahwa proposal yang diterima Hamas itu mencakup penangguhan operasi militer Israel selama 60 hari dan menguraikan kerangka kerja untuk kesepakatan komprehensif guna mengakhiri perang tersebut.

    Proposal terbaru ini muncul lebih dari sepekan setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk menaklukkan Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, dan kamp-kamp pengungsi yang ada di sekitarnya. Rencana Tel Aviv itu menuai kecaman internasional, serta ditentang di dalam Israel sendiri.

    Namun di sisi lain, sejumlah pejabat Israel mengatakan bahwa rencana tersebut mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk dimulai, sehingga membuka peluang bagi gencatan senjata.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mesir Siap Gabung Pasukan Internasional di Gaza, Asalkan…

    Mesir Siap Gabung Pasukan Internasional di Gaza, Asalkan…

    Kairo

    Mesir bersedia untuk bergabung dengan pasukan internasional yang berpotensi dikerahkan ke Jalur Gaza yang dilanda perang berkelanjutan. Kesediaan Kairo ini hanya berlaku jika didukung oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan disertai “horison politik”.

    Pernyataan Mesir itu disampaikan saat upaya mewujudkan gencatan senjata Gaza terus berlanjut di Kairo.

    Mesir, seperti dilansir AFP, Selasa (19/8/2025), telah berulang kali menyerukan persatuan Palestina di bawah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) — kelompok yang mendominasi Otoritas Palestina (PA) dan mengecualikan kelompok Hamas menguasai di Jalur Gaza.

    PA sempat memerintah Jalur Gaza sebelum kehilangan kekuasaan pada tahun 2007 dalam bentrokan kekerasan dengan Hamas.

    “Tentu saja kami siap membantu, berkontribusi pada pasukan internasional mana pun yang akan dikerahkan ke Gaza dalam beberapa parameter tertentu,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Badr Abdelatty dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Mustafa pada Senin (18/8).

    Konferensi pers bersama itu digelar di perlintasan perbatasan Rafah, yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir.

    “Pertama-tama, memiliki resolusi Dewan Keamanan (PBB), memiliki mandat yang jelas, dan tentu saja berada dalam horison politik. Tanpa horison politik, pengerahan pasukan apa pun ke sana akan sia-sia,” sebut Abdelatty dalam pernyataannya merujuk pada “parameter tertentu” yang disebutnya.

    Abdelatty juga mengatakan bahwa kerangka politik akan memungkinkan pasukan internasional beroperasi lebih efektif dan mendukung Palestina “untuk mewujudkan negara Palestina mereka sendiri yang merdeka di tanah air mereka”.

    Dalam konferensi pers yang sama, Mustafa mengatakan bahwa sebuah komite sementara akan mengelola Jalur Gaza setelah perang berakhir, dengan wewenang penuh berada di tangan pemerintah Palestina.

    “Kita tidak menciptakan entitas politik baru di Gaza. Sebaliknya, kita mengaktifkan kembali institusi-institusi di Negara Palestina dan pemerintahannya di Gaza,” ucapnya.

    Meskipun Hamas sebelumnya menyambut baik gagasan “komite sementara” untuk “mengawasi upaya bantuan, rekonstruksi dan pemerintahan”, namun tidak diketahui secara jelas apakah kelompok itu bersedia melepaskan kendali atas wilayah tersebut.

    Awal bulan ini, PM Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancara dengan media Amerika Fox News mengatakan bahwa Tel Aviv berencana untuk mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza, tetapi tidak berniat untuk memerintahnya.

    “Kami ingin menyerahkannya kepada Pasukan Arab yang akan memerintah dengan benar, tanpa mengancam kami, dan memberikan kehidupan yang baik bagi warga Gaza. Hal itu tidak mungkin dilakukan dengan Hamas,” kata Netanyahu pada saat itu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Korban Tewas Akibat Agresi Israel di Gaza Tembus 62 Ribu Jiwa, 263 di Antaranya karena Kelaparan

    Korban Tewas Akibat Agresi Israel di Gaza Tembus 62 Ribu Jiwa, 263 di Antaranya karena Kelaparan

    JAKARTA – Korban tewas akibat agresi Israel dan kelaparan serta malnutrisi lantaran blokade di Jalur Gaza, Palestina kembali bertambah pada Hari Senin.

    Sumber medis di Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas di Gaza hingga Hari Senin telah mencapai 62.004 jiwa, mayoritas anak-anak dan perempuan, sementara korban luka-luka mencapai 156.230 orang, seperti melansir WAFA 18 Agustus.

    Konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.

    Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.

    Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari. Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.

    Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan. Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.

    Sumber medis mengonfirmasi, sejak gencatan senjata berakhir sedikitnya 10.460 warga sipil telah tewas dan 44.189 lainnya terluka.

    Juga pada Hari Senin, rumah sakit Jalur Gaza mencatat lima kematian akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir, termasuk dua anak-anak, sehingga total korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi mencapai 263 jiwa, termasuk 112 anak-anak. 

    Sebelumnya, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah memperingatkan, malnutrisi di antara anak-anak balita meningkat dua kali lipat antara Maret dan Juni akibat blokade yang sedang berlangsung.

    Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi, tingkat malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan hampir satu dari lima anak balita di Kota Gaza menderita malnutrisi akut.