Negara: Jalur Gaza

  • Geger Menteri Israel Bahas Serangan Nuklir, Rusia: Picu Banyak Pertanyaan

    Geger Menteri Israel Bahas Serangan Nuklir, Rusia: Picu Banyak Pertanyaan

    Moskow

    Rusia turut mengomentari pernyataan kontroversial seorang menteri Israel soal opsi serangan nuklir terhadap Jalur Gaza. Moskow mempertanyakan apakah pernyataan menteri Israel itu secara tidak langsung mengindikasikan pengakuan keberadaan senjata nuklir milik Tel Aviv.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/11/2023), Menteri Warisan Israel Amihay Eliyahu memicu kontroversi dengan menyebut serangan nuklir bisa menjadi ‘salah satu cara’ dalam serangan Israel ke Jalur Gaza. Sebagai sanksi, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah menonaktifkan Eliyahu dari rapat kabinet ‘sampai pemberitahuan lebih lanjut’.

    Komentar Eliyahu itu menuai banyak kecaman di luar Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, turut memberikan komentarnya.

    “Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan,” sebut Zakharova dalam komentarnya, seperti dikutip kantor berita Rusia, RIA News Agency.

    Zakharova menyebut masalah utamanya adalah Israel tampaknya mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir.

    Israel selama ini tidak secara terbuka mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir, meskipun Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan negara Yahudi itu memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.

    “Pertanyaan nomor satu — tampaknya kita sedang mendengar pernyataan resmi soal keberadaan senjata nuklir?” ucap Zakharova dalam pernyataannya.

    Jika demikian, lanjut Zakharova, lalu di manakah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan para pemeriksa nuklir internasional?

    Belum ada tanggapan resmi Israel atas komentar Rusia tersebut.

    Seruan serupa juga dilontarkan oleh Iran, musuh abadi Israel, yang menyerukan tanggapan internasional yang cepat.

    “Dewan Keamanan PBB dan Badan Energi Atom Internasional harus mengambil tindakan segera dan tanpa gangguan untuk melucuti rezim barbar dan apartheid ini. Besok sudah terlambat,” cetus Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam pernyataan via media sosial X.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Singapura Larang Simbol Perang Hamas-Israel, Pelanggar Bisa Dibui-Denda

    Singapura Larang Simbol Perang Hamas-Israel, Pelanggar Bisa Dibui-Denda

    Singapura

    Pemerintah Singapura merilis peringatan soal penggunaan atau menampilkan simbol-simbol di depan umum tanpa izin resmi, terkait perang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Para pelanggar aturan publik itu terancam hukuman bui atau hukuman denda.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/11/2023), laporan media terkemuka Singapura, The Straits Times, menyebut bahwa aturan tersebut berlaku untuk semua lambang negara asing, termasuk bendera dan spanduk negara mana pun.

    Para wisatawan yang kedapatan mengenakan pakaian yang menampilkan simbol atau lambang negara asing dapat ditolak masuk ke Singapura.

    Orang-orang yang dinyatakan bersalah melanggar aturan publik tersebut bisa menghadapi hukuman enam bulan penjara atau hukuman denda sebesar SG$ 500 (Rp 5,7 juta), atau gabungan kedua hukuman tersebut.

    Dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA), pemerintah menegaskan konflik Hamas-Israel merupakan ‘masalah emosional’ yang bisa mengganggu perdamaian nasional.

    “Khususnya, mempromosikan atau mendukung terorisme melalui tampilan pakaian atau perlengkapan yang memuat logo kelompok teroris atau militan, seperti Hamas atau sayap militernya Brigade al-Qassam, tidak akan dibenarkan,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura.

    Pihak-pihak yang ingin menyalurkan bantuan untuk orang-orang yang terdampak perang, sebut Kementerian Dalam Negeri Singapura, bisa melakukannya melalui aktivitas penggalangan dana dan pengumpulan donasi yang dilakukan secara resmi.

    Parlemen Singapura, pada Senin (6/11) waktu setempat, dengan suara bulat mengutuk kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dalam perang Hamas-Israel yang terus berlangsung. Ditekankan juga bahwa Singapura tidak bisa membiarkan konflik eksternal mengganggu keharmonisan ras dan agama di wilayahnya.

    Militer Israel tanpa henti menyerang Jalur Gaza sebagai respons atas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menurut para pejabat Tel Aviv telah menewaskan lebih dari 1.400 orang dan membuat lebih dari 240 orang lainnya disandera.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut korban tewas akibat gempuran Israel selama sebulan terakhir melampaui 10.000 orang, dengan hampir separuhnya merupakan anak-anak.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Para Aktivis Yahudi AS Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

    Para Aktivis Yahudi AS Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Ratusan aktivis Yahudi di Amerika Serikat menggelar aksi damai menduduki Patung Liberty di New York untuk menuntut gencatan senjata, dan diakhirinya “bombardir genosida” terhadap warga sipil di Gaza.

    Mengenakan kaos hitam bertuliskan slogan-slogan “Yahudi menuntut gencatan senjata sekarang” atau “Bukan atas nama kami,” para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan “Seluruh dunia menyaksikan” dan “Warga Palestina harus bebas” dalam aksi pada Senin (6/11) waktu setempat.

    “Kata-kata terkenal dari nenek moyang Yahudi kami, Emma Lazarus, yang terukir di monumen ini mendorong kami untuk mengambil tindakan mendukung warga Palestina di Gaza yang ingin bernapas lega,” kata Jay Saper dari Jewish Voice for Peace (JVP), penyelenggara acara tersebut, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP dan Al Arabiya, Selasa (7/11/2023).

    Emma Lazarus adalah aktivis abad ke-19 yang membantu pengungsi Yahudi yang melarikan diri ke New York dari Eropa.

    Pernyataan tersebut mengutip puisi Lazarus “New Colossus,” yang diukir di dasar Patung Liberty sebagai syair untuk para imigran AS.

    Para peserta dari Institute for Middle East Understanding menuntut “diakhirinya bombardir genosida Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza.”

    “Selama masyarakat Gaza berteriak, kami perlu berteriak lebih keras, tidak peduli siapa yang mencoba membungkam kami,” kata fotografer Nan Goldin, yang berdiri di samping beberapa pejabat terpilih setempat, beberapa di antaranya memiliki akar kuat dalam politik kiri.

    Kota New York, yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para migran, selama sebulan terakhir telah diramaikan oleh aksi-aksi demonstrasi pro-Israel dan pro-Palestina.

    Kota ini adalah rumah bagi sekitar dua juta umat Yahudi dan ratusan ribu umat Muslim, dan sejauh ini terhindar dari kekerasan apa pun terkait konflik tersebut, meskipun ketegangan masih terlihat jelas di tempat-tempat tertentu seperti kampus-kampus.

    Sebelumnya, pada hari Sabtu lalu, puluhan ribu demonstran, beberapa dibawa oleh Jewish Voice for Peace (JVP), berkumpul di Washington untuk menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan mengecam kebijakan AS yang mendukung Israel.

    Pada akhir Oktober, ribuan pengunjuk rasa, sebagian besar dikumpulkan oleh JVP, menduduki stasiun Grand Central di Manhattan dengan tuntutan yang sama.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS Berencana Pasok Bom Presisi Tinggi Senilai Rp 5 T ke Israel

    AS Berencana Pasok Bom Presisi Tinggi Senilai Rp 5 T ke Israel

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan berencana memasok sejumlah bom berpresisi tinggi ke Israel, yang sedang berperang melawan Hamas di Jalur Gaza. Pasokan bom berpresisi tinggi itu disebut bernilai mencapai US$ 320 juta (Rp 5 triliun).

    Seperti dilansir Al Arabiya dan Reuters, Selasa (7/11/2023), rencana AS memasok bom ke Israel itu diungkapkan oleh media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dalam laporan terbarunya, yang mengutip sumber yang memahami rencana tersebut.

    Laporan WSJ menyebut pemerintahan Biden telah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada Kongres AS pada 31 Oktober lalu, soal rencana memasok bom presisi bernama ‘Spice Family Gliding Bom Assemblies’, merupakan sejenis senjata berpemandu presisi yang ditembakkan dari jet tempur.

    Berdasarkan perjanjian tersebut, menurut laporan WSJ, produsen senjata Rafael USA akan memasok bom tersebut ke perusahaan induknya di Israel, Rafael Advanced Defense Systems, untuk digunakan oleh Kementerian Pertahanan Israel.

    Namun disebutkan juga bahwa pasokan bom itu telah diminta oleh Israel sebelum serangan mengejutkan Hamas terjadi pada 7 Oktober lalu.

    “Senjata tersebut diminta oleh Israel sebelum tanggal 7 Oktober, dengan pemberitahuan awal dan informal yang dikirimkan kepada para pemimpin Kongres awal tahun ini,” sebut WSJ dalam laporannya.

    Informasi soal kesepakatan senjata ini mencuat saat perang berkecamuk di Jalur Gaza, dengan Israel terus menggempur daerah kantong Palestina itu untuk merespons serangan Hamas sebulan lalu. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 10.000 orang tewas akibat serangan Israel.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, pada Senin (6/11) waktu setempat, memperingatkan bahwa Jalur Gaza menjadi ‘kuburan bagi anak-anak’.

    “Operasi darat oleh Angkatan Bersenjata Israel dan pengeboman yang terus berlanjut, menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan fasilitas PBB — termasuk tempat penampungan. Tidak ada yang aman,” sebut Guterres.

    “Pada saat yang sama, Hamas dan militan-militan lainnya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan terus meluncurkan roket tanpa pandang bulu ke arah Israel,” imbuhnya.

    Dalam pernyataannya, Guterres kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza.

    “Bencana yang sedang terjadi membuat kebutuhan akan gencatan senjata kemanusiaan menjadi semakin mendesak seiring berjalannya waktu,” cetus Guterres.

    “Pihak-pihak yang berkonflik — dan tentu saja, masyarakat internasional — menghadapi tanggung jawab mendesak dan mendasar: menghentikan penderitaan kolektif yang tidak manusiawi ini dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza,” ujarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Klaim Rebut Benteng Hamas di Gaza

    Israel Klaim Rebut Benteng Hamas di Gaza

    Gaza City

    Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengklaim pasukannya berhasil mengamankan dan merebut kendali atas salah satu ‘benteng militer’ Hamas yang ada di wilayah Jalur Gaza. Militer Israel juga menyebut telah menggempur posisi unit rudal Hamas.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/11/2023), militer Israel mengklaim pencapaian itu berhasil didapatkan dalam serangan yang berlangsung selama sehari terakhir di wilayah Jalur Gaza.

    “Dalam sehari terakhir, pasukan IDF mengamankan benteng militer milik organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza bagian utara. Rudal anti-tank dan peluncurnya, persenjataan, dan berbagai materi intelijen ditempatkan di kompleks tersebut oleh pasukan,” sebut IDF dalam pernyataannya,

    “Dalam koordinasi dengan pasukan di lapangan, sebuah jet tempur IDF menyerang sel yang beranggotakan sekitar 10 teroris. Setelah itu, pasukan darat IDF mengidentifikasi sebuah sel rudal anti-tank yang beroperasi di sekitar mereka. Pasukan mengarahkan pesawat IDF untuk menyerang sel teroris,” imbuh pernyataan itu.

    Tidak hanya itu saja, IDF menambahkan pasukannya juga menyerang puluhan peluncur mortir milik Hamas.

    Lebih lanjut, IDF mengatakan bahwa pasukan Angkatan Lautnya menyerang target-target strategis milik Hamas dengan amunisi presisi. Salah satu target serangan adalah pos yang berisi aset-aset teknologi Hamas.

    “Pasukan IDF menemukan lokasi sejumlah teroris Hamas yang membarikade diri mereka di sebuah gedung yang berdekatan dengan Rumah Sakit al-Quds, dan berencana melancarkan serangan terhadap pasukan dari lokasi tersebut,” demikian pernyataan IDF.

    Belum ada tanggapan Hamas atas klaim terbaru Israel ini.

    Israel melancarkan serangan udara dan mengerahkan operasi darat terhadap Jalur Gaza untuk merespons serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Israel melaporkan lebih 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Jalur Gaza menyebut sedikitnya 10.022 orang tewas akibat serangan Israel selama sebulan terakhir. Jumlah korban tewas itu mencakup lebih dari 4.000 anak-anak di antaranya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kritis! RS Al Quds di Gaza Akan Kehabisan Bahan Bakar dalam 48 Jam

    Kritis! RS Al Quds di Gaza Akan Kehabisan Bahan Bakar dalam 48 Jam

    Jakarta

    Kritis! Rumah sakit Al Quds di Gaza akan kehabisan bahan bakar dalam 48 jam ke depan. Situasi ini bisa menyebabkan semua peralatan penyelamat jiwa, inkubator neonatal, dan unit perawatan intensif tidak berfungsi. Demikian diingatkan organisasi Bulan Sabit Merah Palestina pada hari Senin (6/11) waktu setempat.

    “Situasinya kritis dan sensitif terhadap waktu,” kata organisasi kemanusiaan itu dalam seruannya kepada organisasi-organisasi kesehatan dan bantuan internasional, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (7/11/2023).

    Pelayanan kesehatan di Jalur Gaza telah memburuk ke tingkat kritis, dengan kekurangan pasokan medis, obat-obatan dan kurangnya makanan dan air minum untuk pasien dan staf medis, kata Bulan Sabit Palestina.

    Organisasi tersebut menambahkan bahwa pasukan Israel terus melakukan serangan terhadap area yang berjarak tidak lebih dari 50 meter dari rumah sakit Al Quds, tempat lebih dari 14.000 pengungsi Palestina mencari perlindungan, sehingga membebani fasilitas medis.

    “(Serangan) ini telah menyebabkan setidaknya 60 orang terluka di antara staf rumah sakit, pasien, dan pengungsi, serta kerusakan signifikan pada gedung rumah sakit, ambulans dan kendaraan bantuan,” kata Bulan Sabit Merah dalam pernyataannya.

    Sebelumnya, Hamas mengatakan pada hari Minggu lalu, bahwa pasukan Israel melakukan “pengeboman intensif” di sekitar beberapa rumah sakit di bagian utara Jalur Gaza tak lama setelah telekomunikasi terputus.

    Kompleks Medis Nasser di Gaza, yang memiliki empat rumah sakit, terkena serangan rudal Israel secara tidak langsung dan langsung.

    Lihat Video: Dokter Palestina Lulusan UNS Tewas Imbas Bom Israel

    Setidaknya delapan warga Palestina tewas dalam serangan itu dan puluhan lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Disebutkan bahwa lebih dari 16 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, dan 51 dari 72 klinik kesehatan primer di wilayah tersebut ditutup sepenuhnya.

    Israel terus membombardir Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.400 warga Israel dan menyebabkan lebih dari 200 lainnya disandera oleh kelompok tersebut.

    Sejak itu, Israel telah membunuh lebih dari 10.000 warga Palestina, dan lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Semua Opsi Terbuka untuk Respons Serangan Israel di Gaza

    Semua Opsi Terbuka untuk Respons Serangan Israel di Gaza

    Amman

    Pemerintah Yordania menegaskan semua opsi terbuka untuk merespons serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza. Otoritas Amman secara spesifik menyebut Israel telah gagal dalam membedakan antara target militer dan target sipil dalam pengeboman dan operasi darat yang berlangsung di daerah kantong Palestina itu.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (7/11/2023), penegasan itu disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Bisher al Khasawneh dalam pernyataan terbaru pada Senin (6/11) waktu setempat. Namun Khasawneh tidak menjelaskan lebih detail soal langkah apa yang akan diambil oleh Yordania.

    Beberapa hari lalu, Yordania menarik Duta Besarnya dari Israel sebagai bentuk protes atas serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza, setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv melaporkan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan itu.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut lebih dari 10.000 orang tewas akibat serangan Israel yang berlangsung selama sebulan terakhir. Dari jumlah tersebut, lebih dari 4.000 orang di antaranya merupakan anak-anak.

    Pekan lalu, Yordania juga mengumumkan bahwa Duta Besar Israel, yang meninggalkan Amman tak lama setelah serangan Hamas, tidak akan diizinkan kembali ke negara tersebut. Sang Duta Besar Israel itu secara efektif dinyatakan ‘persona non grata’ oleh otoritas Yordania.

    “Semua opsi tersedia bagi Yordania dalam menghadapi agresi Israel terhadap Gaza dan dampaknya,” ucap Khasawneh saat berbicara kepada media pemerintah.

    Yordania diketahui menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1994 silam.

    Lihat juga Video: Dokter Palestina Lulusan UNS Tewas Imbas Bom Israel

    Lebih lanjut, Khasawneh menyebut pengepungan yang dilakukan oleh Israel terhadap Jalur Gaza yang padat penduduk bukanlah upaya membela diri, seperti yang dikatakan oleh Tel Aviv.

    “Serangan brutal Israel tidak membedakan antara sasaran sipil dan militer, dan meluas ke area-area yang aman dan bahkan terhadap ambulans,” sebutnya.

    Israel membantah telah dengan sengaja menargetkan objek-objek sipil di daerah padat penduduk. Tel Aviv berdalih menyebut Hamas menjadikan warga sipil sebagai perisai manusia, menggali terowongan di bawah rumah-rumah sakit dan menggunakan ambulans untuk mengangkut para anggotanya.

    Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya menyesalkan pernyataan yang disebutnya menghasut dari kepemimpinan Yordania.

    “Hubungan dengan Yordania memiliki kepentingan strategis bagi kedua negara dan kami menyesali pernyataan yang menghasut dari kepemimpinan Yordania,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

    Sementara itu, selain menarik Duta Besar, Yordania sedang meninjau kembali hubungan ekonomi, keamanan dan politik dengan Israel. Menurut para diplomat yang akrab dengan pemikiran Yordania, ada kemungkinan negara itu akan membekukan atau mencabut sebagian dari perjanjian damai jika konfik Jalur Gaza memburuk.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS-Inggris Bikin DK PBB Gagal Sepakati Resolusi Gencatan Senjata Gaza

    AS-Inggris Bikin DK PBB Gagal Sepakati Resolusi Gencatan Senjata Gaza

    New York

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali gagal mencapai konsensus soal rancangan resolusi yang bertujuan menghentikan perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Amerika Serikat (AS) dan Inggris menentang rancangan resolusi itu karena menyebut soal gencatan senjata.

    Seperti dilansir CNN, Selasa (7/11/2023), kegagalan menyepakati resolusi soal situasi perang di Jalur Gaza itu terjadi saat Dewan Keamanan PBB menggelar sidang tertutup pada Senin (6/11) waktu setempat. Sidang itu diharapkan menghasilkan resolusi penting soal perang dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

    “Belum ada kesepakatan pada saat ini,” tegas Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, dalam pernyataannya.

    Rancangan resolusi yang dibahas dalam sidang tertutup pada awal pekan ini disusun oleh kelompok E-10, yang terdiri atas 10 negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

    Namun, AS dan Inggris yang sama-sama merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan memiliki hak veto, menentang rancangan resolusi tersebut.

    Negara-negara Barat, khususnya AS dan Inggris, menolak untuk menyertakan seruan gencatan senjata segera di Jalur Gaza dalam rancangan resolusi tersebut. Padahal seruan gencatan senjata telah didukung oleh beberapa anggota Dewan Keamanan PBB lainnya.

    AS, yang merupakan sekutu dekat Israel, lebih mendorong adanya ‘jeda kemanusiaan’ dibandingkan gencatan senjata di Jalur Gaza, meskipun mereka belum menentukan berapa lama jeda dalam pertempuran akan diberlakukan.

    Tonton Video: Massa Blokir Kapal Militer AS Diduga Bawa Senjata untuk Israel

    Wood menyatakan bahwa pembahasan soal jeda kemanusiaan sedang berlangsung. “Dan kami tertarik untuk membahas hal tersebut,” ujarnya.

    Namun demikian, lanjut Wood, ada juga perbedaan pendapat dalam Dewan Keamanan PBB mengenai apakah hal itu bisa diterima.

    Duta Besar China Jun Zhang, secara terpisah, menyerukan sentimen senada yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, dengan menekankan bahwa ‘Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak’. Dia menyerukan gencatan senjata segera untuk memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan.

    “Saat kita berbicara saat ini, warga sipil Palestina terus dibunuh. Anak-anaklah yang paling terkena dampaknya, seperti yang telah disampaikan oleh beberapa pejabat AS. Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Tidak ada yang aman,” tegasnya.

    Dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada awal pekan ini, negara-negara anggota mendengarkan penjelasan dari para pejabat kemanusiaan PBB soal situasi keamanan yang mengerikan di daerah kantong Palestina tersebut.

    Sidang Dewan Keamanan PBB sebelumnya juga gagal menyepakati resolusi soal Jalur Gaza, termasuk karena adanya dua veto dari AS. Situasi ini semakin menggarisbawahi kompleksitas dalam mencapai konsensus mengenai masalah penting ini.

    Diketahui bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB berbeda dengan resolusi Majelis Umum PBB, yang dalam rapat darurat pada akhir Oktober lalu berhasil meloloskan resolusi yang menyerukan ‘gencatan senjata kemanusiaan segera’ di Jalur Gaza.

    Resolusi Majelis Umum PBB soal gencatan senjata itu mendapatkan 122 suara dukungan dan 14 suara menolak, dengan sebanyak 55 negara lainnya abstain. Meskipun didukung mayoritas negara anggota, resolusi Majelis Umum PBB tidak mengikat dan hanya mencerminkan sikap berbagai negara.

    Sementara itu, resolusi Dewan Keamanan PBB diketahui bersifat mengikat secara hukum, dan bisa digunakan untuk menuntut Israel agar menerima gencatan senjata atau jeda kemanusiaan di Jalur Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Kembali Putus Layanan Internet dan Telepon di Gaza

    Israel Kembali Putus Layanan Internet dan Telepon di Gaza

    Jakarta

    Perusahaan telekomunikasi Paltel menyebut Israel memutus saluran internet dan telepon di Jalur Gaza pada Minggu malam waktu setempat. Hal ini terjadi untuk ketiga kalinya sejak dimulainya perang Israel dengan Hamas pada 7 Oktober lalu.

    “Kami dengan menyesal mengumumkan penutupan total layanan komunikasi dan internet di Gaza setelah pihak Israel memutus servernya,” kata Paltel dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Senin (6/11/2023).

    Seperti diketahui, serangan Israel telah menyebabkan hampir 10.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak perempuan tewas.

    Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) atau The Council on American-Islamic Relations –organisasi advokasi dan hak sipil muslim terbesar di AS– mengutuk pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina hingga serangan di Rumah Sakit Shifa di Gaza.

    “Sangat penting bagi komunitas internasional untuk turun tangan menghentikan kampanye genosida, rasis, apartheid, pemerintah Israel yang menargetkan rakyat Palestina, yang cakupannya sangat menakjubkan dalam serangan tanpa pandang bulu terhadap kamp pengungsi, pengungsi yang melarikan diri, jurnalis, fasilitas medis, ambulans, masjid, gereja, infrastruktur vital dan sekarang lembaga pendidikan dan fasilitas PBB,” ujarnya.

    “Fakta bahwa negara kita memfasilitasi genosida ini merupakan noda moral yang akan tetap ada hingga generasi mendatang. Harus ada gencatan senjata sekarang,” ujarnya.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Bombardir Universitas Al-Azhar di Gaza

    Israel Bombardir Universitas Al-Azhar di Gaza

    Jakarta

    Wakil Menteri Luar Negeri Palestina Amal Jadou mengatakan Israel telah melakukan serangan bom ke Universitas Al-Azhar di Gaza. Serangan itu terjadi Sabtu waktu setempat.

    Dikutip Al-Jazeera, Minggu (5/11/2023), momen pemboman universitas Al-Azhar itu diunggah di akun X Jadou. Berdasarkan laporan Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, yang berkuliah di Universitas Azhar, menyampaikan pemboman itu terjadi pada Sabtu pagi.

    Sementara itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) atau The Council on American-Islamic Relations –organisasi advokasi dan hak sipil muslim terbesar di AS– juga menyampaikan sayap kanan Israel menghancurkan Universitas Al-Azhar di Gaza.

    CAIR mengutuk peristiwa itu. Mereka menyoroti serangan Israel terhadap Universitas di Gaza, serangan di kamp pengungsian, dan serangan mematikan lainnya.

    Selain itu, CAIR menilai serangan terhadap fasilitas PBB yang menampung pengungsi membuktikan bahwa komunitas internasional harus bertindak untuk menghentikan kampanye genosida oleh Israel yang menargetkan warga Palestina.

    Setidaknya ada 15 orang tewas dalam serangan terhadap sekolah milik PBB yang berfungsi sebagai tempat penampungan di sebuah kamp pengungsian di jalur Gaza Utara yang diserang pada hari Sabtu. Fasilitas PBB lainnya juga menjadi sasaran Israel.

    Sebanyak 51 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Maghazi.

    “Sangat penting bagi komunitas internasional untuk turun tangan menghentikan kampanye genosida, rasis, apartheid, pemerintah Israel yang menargetkan rakyat Palestina, yang cakupannya sangat menakjubkan dalam serangan tanpa pandang bulu terhadap kamp pengungsi, pengungsi yang melarikan diri, jurnalis, fasilitas medis, ambulans, masjid, gereja, infrastruktur vital dan sekarang lembaga pendidikan dan fasilitas PBB,” ujarnya.

    “Fakta bahwa negara kita memfasilitasi genosida ini merupakan noda moral yang akan tetap ada hingga generasi mendatang. Harus ada gencatan senjata sekarang,” ujarnya.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu