Negara: Jalur Gaza

  • TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya siap mengirimkan pasukan perdamaian di tempat konflik baru seperti Jalur Gaza dan Ukraina jika telah mendapatkan perintah dari Presiden dan lampu hijau dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    “Pengerahan pasukan TNI ke wilayah konflik baru seperti Gaza maupun Ukraina harus melalui mekanisme PBB dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. TNI siap jika mendapatkan mandat,” kata Freddy kepada Antara di Jakarta, Jumat.

    Hal tersebut dikatakan Freddy merespons soal komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB yang mendukung penuh terjadinya perdamaian dunia dengan beragam cara, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik.

    Freddy menilai TNI sudah memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam hal mengirimkan pasukan perdamaian bersama PBB. Beberapa wilayah konflik pun sudah menjadi tempat langganan penugasan pasukan perdamaian Indonesia seperti Lebanon dan Afrika.

    TNI juga beberapa kali mengirimkan bantuan pangan dan logistik ke wilayah Gaza menggunakan metode airdrop menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

    Dengan ragam pengalaman tersebut, Freddy memastikan TNI siap mendukung keinginan Prabowo menciptakan perdamaian dunia.

    “TNI pada prinsipnya selalu siap menindaklanjuti setiap kebijakan pemerintah, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan di bawah bendera PBB,” kata Freddy.

    Pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pada 23 September 2025 di New York, Presiden Prabowo Subianto mendapat kehormatan menjadi pembicara ketiga. Presiden Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dua tokoh dunia yang sangat diperhitungkan.

    Penampilan Presiden Prabowo ini mendapat sambutan baik dan menjadi sorotan positif dari komunitas internasional sebagai wujud nyata kiprah Indonesia di panggung dunia.

    Pidato Presiden Prabowo di forum tertinggi PBB tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kembali perannya sebagai negara yang aktif dan progresif dalam menghadapi isu global. Mulai dari keamanan, pangan, energi, hingga perubahan iklim dan perdamaian dunia.

    Selain pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Internasional untuk Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar sehari sebelumnya. Ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam isu-isu perdamaian yang strategis dan kemanusiaan di tingkat global.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan rencana baru untuk perdamaian di Jalur Gaza kepada para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim dalam pertemuan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seperti apa rencana perdamaian yang ditawarkan Trump itu?

    Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (26/9/2025), mengungkapkan bahwa Trump mempresentasikan rencana perdamaian berisi 21 poin dalam pertemuan dengan para pemimpin Arab dan Muslim di New York pada Selasa (23/9) waktu setempat.

    “Saya pikir rencana itu menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan tersebut,” kata Witkoff dalam pernyataannya pada Rabu (24/9).

    “Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan secara yakin, bahwa dalam beberapa hari ke depan, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan,” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Rencana perdamaian yang ditawarkan Trump itu telah didengar oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Pakistan, dan Indonesia, yang menghadiri pertemuan dengan Trump.

    Namun isi secara lengkap dari rencana perdamaian itu belum diungkap ke publik. Sejauh ini, apa yang diketahui mengenai inisiatif terbaru Trump tersebut?

    – Bagaimana Rencana Trump Akhiri Pertempuran?

    Salah satu sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa rencana perdamaian itu mencakup gencatan senjata permanen di Jalur Gaza, pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas, penarikan pasukan Israel, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina tersebut.

    Menurut sumber tersebut, para pemimpin Arab dan Muslim menyambut baik usulan Trump tersebut, tetapi juga menyerukan diakhirinya operasi militer Israel di Jalur Gaza dan segala upaya pendudukan atas wilayah Palestina.

    Situs berita AS, Axios, menyebut Trump menekankan kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa perang harus segera diakhiri, juga memperingatkan bahwa Israel berisiko semakin terisolasi secara internasional jika berlarut-larut.

    – Apa yang Terjadi pada Hamas?

    Menurut sumber diplomatik yang dikutip AFP, rencana Trump itu mengusulkan inisiatif tata kelola baru untuk Jalur Gaza tanpa melibatkan Hamas.

    Para pemimpin Arab dan Muslim, sebut sumber tersebut, menggarisbawahi dalam pertemuan dengan Trump itu bahwa mereka menentang langkah-langkah yang akan melemahkan reformasi Otoritas Palestina atau mencegahnya diberi wewenang untuk memerintah baik Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Dilaporkan oleh Axios bahwa rencana Trump mencakup beberapa peran bagi Otoritas Palestina, keberadaan pasukan keamanan yang menggabungkan warga Palestina dengan pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, serta pendanaan dari negara-negara regional untuk mendukung rekonstruksi dan pemerintahan baru di Jalur Gaza.

    Proposal AS itu digambarkan sebagai variasi gagasan yang dibahas selama enam bulan terakhir, yang diperbarui dari rencana sebelumnya oleh menantu Trump, Jared Kushner, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

    – Jaminan Mencegah Aneksasi

    Para pemimpin Arab dan Muslim, menurut sumber diplomatik yang dikutip AFP, mendesak jaminan agar tidak ada aneksasi atas sebagian wilayah Tepi Barat atau tindakan apa pun yang akan mengubah status quo hukum dan sejarah di tempat-tempat suci Yerusalem.

    Sumber diplomatik itu mengungkapkan bahwa para pemimpin Arab dan Muslim juga mendesak jaminan agar tidak adanya pengusiran warga Gaza, agar tidak ada hambatan bagi kepulangan mereka, dan agar tidak ada upaya apa pun untuk menduduki Gaza.

    Menurut Axios, Trump mengatakan kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa dirinya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.

    – Apa Respons Pemimpin Negara Arab-Muslim?

    Pernyataan bersama dari negara-negara Arab dan Muslim yang hadir dalam pertemuan pada Selasa (23/9), menyebutkan bahwa para pemimpin telah “menegaskan kembali komitmen untuk bekerja sama dengan Presiden Trump, dan menekankan pentingnya kepemimpinannya untuk mengakhiri perang”.

    Sumber diplomatik itu mengatakan bahwa pertemuan tersebut berlangsung “positif”.

    Para pejabat Arab, menurut laporan Axios, mengatakan para peserta meninggalkan pertemuan itu dengan “sangat penuh harapan” dan bahwa “untuk pertama kalinya kami merasa ada rencana serius yang dibahas”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Bantuan ke Gaza Kini Dikawal Kapal Perang Spanyol dan Italia

    Bantuan ke Gaza Kini Dikawal Kapal Perang Spanyol dan Italia

    Jakarta

    Bantuan ke jalur Gaza, Palestina, kini dikawal kapal perang Spanyol dan Italia. Kapal perang Spanyol dan Italia akan melindungi armada kapal internasional yang akan mengirimkan bantuan ke Gaza.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Kamis (25/9/2025), Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengatakan negaranya akan bergabung dengan Italia dalam mengirimkan kapal perang untuk melindungi armada kapal internasional yang berupaya mengirimkan bantuan ke Gaza. Hal ini disampaikan setelah armada internasional tersebut diserang oleh drone-drone di perairan lepas pantai Yunani.

    Sanchez mengatakan dalam konferensi pers di New York, tempat ia menghadiri Sidang Umum PBB, bahwa orang-orang yang berasal dari 45 negara berada di kapal bantuan tersebut untuk mengirimkan makanan kepada penduduk Gaza, dan menyatakan solidaritas atas penderitaan mereka.

    “Pemerintah Spanyol bersikeras bahwa hukum internasional harus dihormati dan hak warga negara kami harus dihormati untuk berlayar melalui Mediterania dalam kondisi aman,” ujarnya pada Rabu (24/9) waktu setempat.

    “Besok kami akan mengirimkan kapal angkatan laut dari Cartagena dengan semua sumber daya yang diperlukan untuk membantu armada dan melakukan operasi penyelamatan,” imbuhnya.

    Armada Global Sumud Flotilla (GSF) menggunakan sekitar 50 kapal sipil untuk mencoba menerobos blokade laut Israel di Gaza, dengan banyak pengacara dan aktivis ikut di kapal-kapal tersebut, termasuk aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg.

    Kapal-kapal tersebut diserang oleh 12 pesawat tanpa awak (drone) di perairan internasional, 30 mil laut (56 km) dari Pulau Gavdos, Yunani, kata Marikaiti Stasinou, juru bicara March to Gaza Greece, yang merupakan bagian dari armada kapal internasional tersebut.

    Thunberg mengatakan kepada Reuters pada hari Senin lalu, bahwa drone-drone terbang di atas kapal mereka setiap malam.

    “Misi ini tentang Gaza, bukan tentang kami. Dan tidak ada risiko yang dapat kami ambil yang bisa mendekati risiko yang dihadapi warga Palestina setiap hari,” kata Thunberg dalam panggilan video dari kapal tersebut.

    Israel telah berulang kali mengkritik armada kapal bantuan tersebut, tetapi tidak berkomentar apakah mereka bertanggung jawab atas serangan drone tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (whn/isa)

  • Trump Janji ke Pemimpin Islam Tak Akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat

    Trump Janji ke Pemimpin Islam Tak Akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berjanji kepada para pemimpin Arab dan Islam untuk tidak mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat yang diduduki. Hal ini termasuk dalam rencana perdamaian di Gaza dan kawasan yang telah disampaikan Trump dalam pertemuan untuk membahas penyelesaian perang Gaza.

    Janji tersebut disampaikan dalam pertemuan Trump dengan para pemimpin Arab dan Islam di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada Selasa (23/9) waktu setempat. Sebelumnya, para pejabat regional telah berulang kali memperingatkan bahwa aneksasi atau pencaplokan bisa semakin mengobarkan konflik dan membahayakan perjanjian normalisasi.

    Berbicara dari New York, utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan bahwa Trump telah menyampaikan rencana perdamaian berisi 21 poin dalam pertemuan pada hari Selasa tersebut.

    Pertemuan tersebut diselenggarakan bersama oleh AS dan Qatar, dan diikuti oleh Yordania, Turki, Indonesia, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

    “Saya pikir rencana ini menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan ini,” kata Witkoff. “Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan yakin, bahwa dalam beberapa hari mendatang, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan,” imbuhnya dilansir Al Arabiya, Kamis (25/9/2025).

    Menurut pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan yang juga dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto tersebut, para pemimpin Arab dan Islam berterima kasih kepada Trump atas pertemuan tersebut dan menyoroti “situasi yang tak terkira di Jalur Gaza.”

    Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin menekankan perlunya mengakhiri perang, mencapai gencatan senjata segera untuk memastikan pembebasan semua sandera, dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

    “Mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama dengan Presiden Trump dan menekankan pentingnya kepemimpinannya untuk mengakhiri perang dan membuka cakrawala bagi perdamaian yang adil dan abadi,” demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.

    Negara-negara Arab dan Islam juga menekankan perlunya memastikan stabilitas di Tepi Barat dan di tempat-tempat suci Yerusalem.

    Sebelumnya, pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terus-menerus bersumpah untuk mencegah pembentukan negara Palestina, dan telah mengisyaratkan niatnya untuk memperluas kendali atas wilayah-wilayah yang diduduki.

    Lihat Video ‘ Trump di PBB: Pengakuan Negara Palestina Jadi Hadiah untuk Hamas’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Para Pemimpin Islam Berterima Kasih ke Trump Usai Pertemuan Bahas Gaza

    Para Pemimpin Islam Berterima Kasih ke Trump Usai Pertemuan Bahas Gaza

    Jakarta

    Para pemimpin Arab dan Islam berterima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas terselenggaranya pertemuan di sela-sela Sidang Umum PBB untuk membahas perang Gaza dan stabilitas di Timur Tengah.

    Pertemuan tersebut diselenggarakan bersama oleh AS dan Qatar, dan diikuti oleh Yordania, Turki, Indonesia, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

    Dilansir Al Arabiya, Kamis (25/9/2025), usai pertemuan yang berlangsung tertutup itu, pernyataan bersama dirilis pada hari Rabu (24/9) waktu setempat, yang isinya:

    “Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin negara Arab dan OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) berterima kasih kepada Presiden Trump atas ajakan untuk pertemuan penting ini dan menyoroti situasi yang tak terkira di Jalur Gaza, termasuk bencana kemanusiaan dan tingginya korban jiwa, serta konsekuensi seriusnya bagi kawasan dan dampaknya terhadap dunia Muslim secara keseluruhan. Mereka menegaskan kembali posisi bersama yang menolak pengungsian paksa dan perlunya mengizinkan kembalinya mereka yang telah pergi,” demikian disampaikan dalam pernyataan tersebut.

    Dalam pertemuan yang juga dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto itu, para pemimpin menekankan perlunya mengakhiri perang dan mencapai gencatan senjata segera yang akan memastikan pembebasan para sandera, dan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang memadai sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang adil dan abadi.

    “Mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama dengan Presiden Trump, dan menekankan pentingnya kepemimpinannya untuk mengakhiri perang dan membuka cakrawala bagi perdamaian yang adil dan abadi,” imbuh pernyataan itu.

    “Mereka menekankan perlunya menyusun detail rencana stabilisasi, sekaligus memastikan stabilitas di Tepi Barat dan tempat-tempat suci Yerusalem, dan mendukung upaya reformasi Otoritas Palestina.”

    Dilaporkan bahwa para pemimpin juga menekankan perlunya memastikan rencana rekonstruksi yang komprehensif di Gaza, berdasarkan rencana Arab dan OKI, serta pengaturan keamanan, dengan bantuan internasional yang mendukung kepemimpinan Palestina, dan menyatakan komitmen untuk bekerja sama guna memastikan keberhasilan rencana tersebut dan membangun kembali kehidupan warga Palestina di Gaza.

    Para pemimpin juga menekankan pentingnya mempertahankan momentum untuk memastikan bahwa pertemuan ini merupakan awal dari sebuah proses di jalur yang tepat menuju masa depan yang damai dan kerja sama regional.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Israel Serang Rumah Pengungsian di Gaza, 11 Orang Tewas

    Israel Serang Rumah Pengungsian di Gaza, 11 Orang Tewas

    Jakarta

    Israel tiada henti menyerang wilayah Gaza. Terbaru, Israel mengirim serangan udara ke tempat pengungsian warga Gaza hingga membuat 11 orang meninggal dunia.

    “11 orang tewas, dan banyak yang hilang atau terluka setelah serangan udara Israel menargetkan sebuah rumah yang menampung pengungsi di utara Al-Zawaida di Jalur Gaza tengah,” kata juru bicara pertahanan sipil Gaza Mahmud Bassal dilansir AFP, Kamis (25/9/2025).

    Dari Jumlah tersebut ada anak-anak yang meninggal. Jenazah mereka dibawa ke rumah sakit terdekat.

    Diketahui, serangan di Gaza ini didukung oleh Amerika Serikat (AS). Serangan ini terjadi di tengah penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyatakan Israel melakukan “genosida” di Jalur Gaza.

    Israel membantah temuan tersebut dan mengecam penyelidikan tersebut sebagai “distorsi dan salah”.

    “Kami kehilangan anak-anak, rumah, dan tempat tinggal kami,” kata Najia Abu Amsha, seorang warga Palestina yang keponakannya terbunuh saat menunggu bantuan, pada hari Rabu.

    “Kami menjadi pengemis dan sakit,” imbuhnya.

    Selama hampir 2 tahun, operasi militer Israel telah menewaskan setidaknya 65.419 warga Palestina, sebagian besar warga sipil. Angka itu didapat dari Kementerian Kesehatan di Gaza.

    Lihat juga Video ‘Pilu Warga Palestina Berjalan 15 Jam Demi Cari Tempat Aman’:

    (zap/yld)

  • Israel Terus Bombardir Gaza, 15 Orang Tewas

    Israel Terus Bombardir Gaza, 15 Orang Tewas

    Gaza City

    Pasukan militer Israel membombardir sejumlah target, termasuk rumah dan tenda-tenda pengungsi, di wilayah Jalur Gaza pada Rabu (24/9) waktu setempat. Rentetan serangan itu menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk beberapa di antaranya anak-anak.

    Israel terus melancarkan serangan udara dan serangan darat secara besar-besaran di area Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, beberapa waktu terakhir. Serangan itu memaksa ratusan ribu orang mengungsi dari pusat kota tersebut.

    Juru bicara otoritas pertahanan sipil Gaza Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Rabu (24/9/2025), mengatakan bahwa beberapa orang yang tersisa berlindung di pusat kota ketika sejumlah serangan udara menghantam mereka.

    “Setidaknya tujuh orang tewas, sebagian besar anak-anak, dan sejumlah besar mengalami luka-luka akibat tiga serangan udara terhadap sebuah gudang miliki pemerintah Kota Gaza dan tenda-tenda pengungsi di area Pasar Firas,” tutur Bassal saat berbicara kepada AFP.

    Sedikitnya tiga orang lainnya, sebut Bassal, tewas akibat pengeboman Israel yang menghantam area-area lainnya di Kota Gaza. Secara detail, Bassal menyebut dua orang di antaranya tewas di sebuah apartemen di Jalan Al-Sahaba dan satu orang lainnya tewas di area Pasar Al-Yarmouk.

    Di wilayah Jalur Gaza bagian tengah, otoritas pertahanan Gaza melaporkan “empat orang tewas dan luka-luka dalam serangan helikopter” terhadap sebuah rumah di area Nuseirat.

    Satu orang lainnya, menurut Bassal, tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah rumah di area Nuseirat bagian utara.

    Selama hampir dua tahun, operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 65.382 orang, yang sebagian besar warga sipil. Angka tersebut didasarkan pada data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang dianggap dapat diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Serangan terbaru Israel di Kota Gaza terjadi saat hasil penyelidikan PBB menuduh Tel Aviv telah melakukan “genosida” di Jalur Gaza. Para penyelidik PBB juga menyebut Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan para pejabat senior Israel lainnya telah menghasut genosida.

    Israel menolak mentah-mentah temuan tersebut, dan mengecam penyelidikan PBB sebagai “distorsi dan salah”.

    Sebagian besar wilayah Jalur Gaza mengalami kehancuran parah akibat perang, dengan bulan lalu, sebuah badan yang didukung PBB secara resmi menetapkan kelaparan terjadi di sebagian daerah kantong Palestina tersebut.

    Lihat juga Video: Pilu Warga Palestina Berjalan 15 Jam Demi Cari Tempat Aman

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Berlangsung Tertutup, Pertemuan Trump-Pemimpin Muslim Fokus Bahas Gaza

    New York

    Pertemuan yang digelar tertutup antara para pemimpin negara Muslim dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump fokus membahas upaya mengakhiri perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza dan mewujudkan gencatan senjata permanen di daerah kantong Palestina tersebut.

    Pertemuan yang digelar pada Selasa (23/9) waktu setempat, di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sedang berlangsung di New York, AS, itu dihadiri oleh para pemimpin dari Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Turki, Pakistan, dan Indonesia.

    Dalam foto yang dirilis Reuters terlihat Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, dan para pemimpin lainnya hadir dalam pertemuan itu.

    Laporan kantor berita Uni Emirat Arab, WAM, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (24/9/2025), menyebut bahwa gencatan senjata permanen di Jalur Gaza dan pembebasan semua sandera dibahas dalam pertemuan tersebut.

    Langkah-langkah untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza yang terus dilanda perang juga dibahas sebagai prioritas dalam pertemuan itu.

    “Diskusi tersebut berfokus pada upaya mengakhiri perang berdarah yang sedang berlangsung di Gaza, mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan dan langgeng, mengamankan pembebasan semua sandera dan tahanan, serta mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk yang dihadapi warga sipil di Jalur Gaza,” demikian dilaporkan oleh kantor berita WAM.

    Pernyataan resmi soal isi pembahasan pertemuan tertutup itu belum dirilis ke publik. Setelah pertemuan itu selesai digelar, Trump mengatakan bahwa pertemuan tersebut “sangat sukses”, tanpa memberikan detail lebih lanjut.

    Sementara Erodgan, seperti dilansir Anadolu Agency, menyebut pertemuan itu sebagai “pertemuan yang sangat produktif dan positif”. Disebutkan juga oleh Erdogan bahwa pertemuan tersebut “sangat membuahkan hasil”.

    Saat berbicara kepada wartawan di New York usai pertemuan tersebut, Erdogan mengatakan bahwa deklarasi bersama dari pertemuan itu akan dipublikasikan. Dia mengatakan dirinya merasa “puas” dengan hasil pertemuan itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Trump, pada awal pertemuan ketika wartawan diperbolehkan meliput, menyebut pertemuan tersebut sebagai “pertemuan paling penting”. Dia juga mengatakan bahwa pertemuan ini dihadiri “semua pemain besar kecuali Israel, tetapi itu akan menjadi yang berikutnya” — tampaknya merujuk pada pertemuan dirinya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pekan depan.

    Simak juga Video ‘Trump Sindir Negara yang Akui Palestina di PBB: Hadiah Bagi Hamas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, PM Jepang Bilang Gini

    Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, PM Jepang Bilang Gini

    New York

    Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba turut mengomentari keputusan negara-negara Barat yang ramai memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pekan ini. Ishiba mengakui bahwa pengakuan resmi untuk negara Palestina oleh Tokyo cuma masalah waktu.

    Berbicara dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir AFP, Rabu (24/9/2025), Ishiba juga mengatakan dirinya merasa “marah” terhadap komentar terbaru para pejabat Israel.

    “Saya merasa sangat marah atas pernyataan yang disampaikan sejumlah pejabat senior pemerintah Israel yang tampaknya secara tegas menolak gagasan pembentukan negara Palestina,” kata Ishiba.

    Dia tidak menyebut lebih lanjut soal pejabat Israel yang dimaksudnya, dan komentar apa yang disampaikan pejabat itu.

    “Bagi negara kami, pertanyaannya bukanlah apakah akan mengakui negara Palestina atau tidak, tetapi kapan,” tegas Ishiba dalam pernyataan di forum PBB pada Selasa (23/9).

    “Tindakan sepihak yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah Israel tidak akan pernah dapat diterima,” ucapnya.

    “Saya harus menyatakan dengan jelas bahwa jika tindakan lebih lanjut yang diambil telah menghalangi terwujudnya solusi dua negara, Jepang akan terpaksa untuk mengambil langkah-langkah baru sebagai respons,” ujar Ishiba, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Pernyataan Ishiba itu disampaikan setelah sejumlah negara Barat, termasuk Inggris, Kanada, dan Prancis, secara resmi memberikan pengakuan untuk negara Palestina. Dengan pengakuan terbaru itu, maka saat ini nyaris 80 persen negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina.

    Pengakuan negara-negara Barat tersebut diberikan saat perang terus berkecamuk antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza selama hampir dua tahun terakhir, dengan upaya mewujudkan gencatan senjata belum membuahkan hasil.

    Ishiba dalam pernyataannya menambahkan bahwa “teror yang dilakukan oleh Hamas dan kehancuran di Gaza yang kita saksikan hari ini telah membuat banyak orang merasa sangat sedih”.

    “Yang terpenting adalah Palestina dapat hidup berkelanjutan, hidup berdampingan secara damai dengan Israel,” tegasnya.

    “Seiring kami mengundang Palestina untuk menjalankan perannya sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab. Pihak Palestina harus membangun sistem pemerintahan yang menjamin akuntabilitas,” cetus Ishiba dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Guncang Podium PBB, Prabowo Suarakan Kemerdekaan Palestina Kenang Derita Dijajah

    Guncang Podium PBB, Prabowo Suarakan Kemerdekaan Palestina Kenang Derita Dijajah

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia siap mengirimkan 20.000 pasukan penjaga perdamaian ke Gaza atau ke mana pun yang membutuhkan perdamaian, termasuk Ukraina. Pidatonya berfokus pada hubungan sejarah Indonesia, khususnya penderitaan yang dihadapinya di bawah kolonialisme dan sejarah Gaza.

    Ia berulang kali menyinggung situasi di Jalur Gaza. “Negara saya telah merasakan penderitaan ini selama berabad-abad. Rakyat Indonesia hidup di bawah dominasi kolonial, penindasan, dan perbudakan, kami diperlakukan lebih rendah dari anjing di Tanah Air kami sendiri,” kata Prabowo saat pidato di Sidang Umum ke-80 PBB, New York, Amerika Serikat, melansir Aljazeera, Selasa (23/9/2025).

    “Kami, rakyat Indonesia, tahu apa artinya diabaikannya keadilan dan apa artinya hidup dalam apartheid, hidup dalam kemiskinan dan diabaikannya kesempatan yang sama, kami juga tahu apa yang dapat kami lakukan dalam perjuangan kemerdekaan kami, dalam perjuangan kami untuk mengatasi kelaparan, penyakit, dan kemiskinan,” imbuhnya.

    Prabowo menggarisbawahi peran PBB dalam membantu Indonesia mengamankan kemerdekaan, dan kemudian berkembang, sebelum beralih membahas “genosida dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kesopanan manusia” yang disaksikan secara global saat ini.

    “Kita tidak akan pernah lupa dan hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina dirampas keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” ujarnya. 

    Ia menambahkan, PBB ada untuk menolak doktrin ini. “Kita harus membela semua yang kuat dan yang lemah,” tegasnya.