Negara: Jalur Gaza

  • Memanas! 3 Orang Tewas di Lebanon Akibat Serangan Udara Israel

    Memanas! 3 Orang Tewas di Lebanon Akibat Serangan Udara Israel

    Beirut

    Sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan udara Israel terhadap wilayah Lebanon bagian selatan. Salah satu korban tewas merupakan petempur Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon yang terlibat dalam aksi saling serang lintas perbatasan dengan Israel beberapa waktu terakhir.

    Hizbullah melancarkan serangan roket ke wilayah Israel sebagai balasannya.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (28/12/2023), perbatasan antara Lebanon dan Israel menjadi lokasi serangan lintas perbatasan, terutama antara militer Israel dan Hizbullah, yang semakin meningkat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel pada awal Oktober lalu.

    “Pesawat-pesawat tempur musuh menyerbu, sebelum tengah malam, sebuah rumah… di pusat kota Bint Jbeil,” sebut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), dalam laporannya.

    Kota Bint Jbeil disebut berjarak hanya 2 kilometer dari perbatasan Israel-Lebanon.

    Disebutkan NNA bahwa serangan itu menewaskan tiga orang, yang terdiri atas seorang pria, saudara laki-lakinya dan istrinya.

    NNA mengidentifikasi ketiga korban tewas sebagai Ali Bazzi, saudara laki-lakinya Ibrahim Bazzi dan istrinya Shourouk Hammoud. Laporan NNA juga menyebut satu lagi anggota keluarganya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

    Saksikan juga ‘Saat Penampakan Roket dari Lebanon Hantam Israel, Jalan-Mobil Rusak’:

    Pada prosesi pemakaman di Bint Jbeil pada Rabu (27/12) waktu setempat, seorang fotografer AFP melihat tiga peti mati diselimuti bendera kelompok Hizbullah.

    Hassan Fadlallah, seorang anggota parlemen dari Hizbullah, mengatakan dalam proses pemakaman itu bahwa “tidak ada kejahatan terhadap warga sipil yang terjadi tanpa musuh membayar akibatnya”.

    Hizbullah, dalam pernyataannya, menyatakan kelompoknya telah meluncurkan serangan 30 roket Katyusha ke arah area Kiryat Shmona di wilayah Israel bagian utara sebagai balasannya.

    “Sebagai respons atas kejahatan musuh yang berulang kali dan menargetkan rumah-rumah warga sipil di Bint Jbeil,” sebut Hizbullah.

    Sementara itu, seorang kerabat menuturkan kepada AFP bahwa Ibrahim Bazzi merupakan seorang warga negara Australia yang datang berkunjung sekitar sepekan sebelumnya.

    Pemerintah Australia, dalam pernyataannya, menyebut dua warga negaranya tewas dalam serangan udara tersebut. Namun identitas kedua warga Australia yang tewas di Lebanon tidak diungkap ke publik.

    Jaksa Agung Australia, Mark Dreyfus, menyerukan warga Australia untuk segera meninggalkan Lebanon saat penerbangan komersial masih beroperasi.

    Sejak permusuhan lintas perbatasan dimulai, menurut penghitungan AFP, lebih dari 150 orang tewas di pihak Lebanon — sebagian besar merupakan petempur Hizbullah, namun sekitar 20 orang lainnya merupakan warga sipil dengan tiga orang di antaranya adalah jurnalis.

    Di pihak Israel, sedikitnya empat warga sipil dan sembilan tentara tewas akibat serangan lintas perbatasan dari Lebanon.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Disamakan dengan Hitler oleh Erdogan, Netanyahu Bilang Begini

    Disamakan dengan Hitler oleh Erdogan, Netanyahu Bilang Begini

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak berbeda dengan Adolf Hitler. Erdogan bahkan menyamakan serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza dengan perlakuan keji Nazi terhadap orang-orang Yahudi.

    Netanyahu langsung menanggapinya dengan balik menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap warga Kurdi.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (28/12/2023), komentar Erdogan itu disampaikan saat dia menghadiri sebuah seremoni di Ankara pada Rabu (27/12) waktu setempat. Turki yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel terhadap Jalur Gaza.

    Ankara bahkan menyebut Israel sebagai “negara teror” dan menyerukan agar pemimpin Israel diadili di pengadilan internasional.

    Mempertajam retorikanya, Erdogan menyatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi persekusi karena pandangan mereka soal konflik di Jalur Gaza. Dia juga menuduh negara-negara Barat yang mendukung Israel, turut terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai “kejahatan perang”.

    “Mereka biasa menjelek-jelekkan Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini tidak kalah dengan apa yang telah dilakukan Hitler?” ucapnya.

    “Tidak ada bedanya antara tindakan Netanyahu dan Hitler,” sebut Erdogan dalam pernyataannya.

    “Dia (Netanyahu-red) lebih kaya dari Hitler, dia mendapatkan dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat. Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan ini? Mereka membunuh lebih dari 20.000 warga Gaza,” ujarnya.

    Erdogan telah berulang kali mengecam Israel atas besarnya skala kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh respons Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Dia sebelumnya mencap Netanyahu sebagai “penjagal Gaza” dan menyebut Hamas sebagai “kelompok pembebasan”.

    Netanyahu Balik Tuding Erdogan Lakukan Genosida terhadap Kurdi

    Netanyahu mengecam komentar Erdogan itu dan balik melontarkan tudingan terhadap Presiden Turki tersebut. Netanyahu menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap Kurdi dan tidak seharusnya menguliahi Israel.

    “Erdogan, yang melakukan genosida terhadap Kurdi dan memegang rekor dunia karena memenjarakan para jurnalis yang menentang rezimnya, merupakan orang terakhir yang bisa menceramahi soal moralitas kepada kami,” tegasnya dalam sebuah pernyataan.

    Dalam komentarnya, Netanyahu menuduh Erdogan memuji dan menjamu para pemimpin Hamas. Dia juga membela operasi militer Israel di Jalur Gaza.

    “(Militer Israel) Bertempur untuk melenyapkan organisasi teroris yang paling menjijikkan dan brutal di dunia,” sebutnya, merujuk pada Hamas.

    Dia menambahkan bahwa Hamas telah “melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan”.

    Kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv, menewaskan sekitar 1.140 orang yang sebagian besar warga sipil. Lebih dari 240 orang disandera dan ditahan di Jalur Gaza.

    Rentetan serangan udara dan darat Israel untuk membalas Hamas memicu kehancuran di Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Lebih dari 55.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Iran Klaim Serangan 7 Oktober Balas Kematian Soleimani, Hamas Bantah!

    Iran Klaim Serangan 7 Oktober Balas Kematian Soleimani, Hamas Bantah!

    Teheran

    Garda Revolusi Iran mengklaim serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu merupakan pembalasan atas pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani. Klaim Garda Revolusi Iran itu dengan cepat dibantah oleh Hamas, yang merupakan sekutunya.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (28/12/2023), klaim itu disampaikan oleh juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramezan Sharif, saat berbicara kepada wartawan pada Rabu (27/12) waktu setempat. Dia menggunakan sebutan “Banjir Al-Aqsa” untuk menyebut serangan Hamas terhadap Israel pada awal Oktober lalu.

    “Banjir Al-Aqsa adalah salah satu tindakan balas dendam atas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh Amerika Serikat dan Zionis (Israel-red),” tegas Sharif saat berbicara kepada wartawan setempat, seperti dikutip kantor berita ISNA.

    “Tentu saja, aksi balas dendam ini akan terus berlanjut di waktu dan tempat yang berbeda,” sebutnya.

    Hamas Membantah

    Hamas dengan cepat membantah klaim yang disampaikan Sharif tersebut. Ditegaskan Hamas bahwa semua tindakannya merupakan “respons terhadap kehadiran pendudukan dan agresi yang terus berlanjut terhadap rakyat dan kesucian kami”.

    Kantor berita Fars, yang dekat dengan Garda Revolusi Iran, kemudian melaporkan bahwa pernyataan Sharif telah disalahpahami. Fars mengutip pernyataan Sharif yang menegaskan bahwa: “Banjir Al-Aqsa sepenuhnya merupakan operasi Palestina.”

    Saksikan juga ‘Respons Dingin Iran Seusai Komandan Seniornya Tewas oleh Israel’:

    Soleimani yang selama lebih dari dua dekade memimpin Pasukan Quds — sayap operasi luar negeri Garda Revolusi Iran, secara luas dianggap sebagai tokoh paling berpengaruh di Iran setelah Ayatollah Ali Khamenei yang merupakan pemimpin tertinggi negara tersebut.

    Teheran secara konsisten berjanji akan membalas kematian Soleimani.

    Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, sebagai pembalasan atas serangannya pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut dan lebih dari 240 orang disandera.

    Rentetan serangan udara dan darat yang dilancarkan Israel, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di Jalur Gaza.

    Iran yang menjadi sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, memuji serangan 7 Oktober tersebut, namun menyangkal keterlibatannya dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • WHO Sebut Populasi Penduduk Gaza dalam Bahaya Besar Imbas Perang

    WHO Sebut Populasi Penduduk Gaza dalam Bahaya Besar Imbas Perang

    Gaza

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan penduduk Gaza dalam bahaya besar. Kelaparan akut hingga keputusasaan melanda wilayah Palestina tersebut.

    Dilansir AFP, Kamis (28/12/2023), WHO mengatakan pihaknya mengirimkan pasokan ke dua rumah sakit pada hari Selasa – satu di utara dan satu di selatan – dengan 21 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza tidak lagi berfungsi sama sekali.

    Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk meringankan bahaya besar yang dihadapi penduduk Gaza dan membahayakan kemampuan pekerja kemanusiaan untuk membantu orang-orang yang mengalami luka parah, kelaparan akut, dan berisiko parah terkena penyakit.

    “Kebutuhan akan makanan terus meningkat di seluruh Jalur Gaza, sementara orang-orang yang kelaparan kembali menghentikan konvoi kami hari ini dengan harapan dapat menemukan makanan,” tulis keterangan WHO.

    “Kemampuan WHO untuk memasok obat-obatan, perlengkapan medis, dan bahan bakar ke rumah sakit semakin dibatasi oleh kelaparan dan keputusasaan orang-orang dalam perjalanan menuju, dan di dalam, rumah sakit yang kita jangkau,” lanjut pernyataan tersebut.

    Selain itu, Tedros menyampaikan pihaknya berharap lebih banyak makanan tiba di seluruh Gaza. Menurutnya, kelangsunga operasi WHO sangat bergantung pada itu.

    “Keamanan staf kami dan kelangsungan operasi bergantung pada lebih banyak makanan yang tiba di seluruh Gaza dalam waktu dekat,” kata Tedros.

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Data Ngeri Ratusan Korban Jiwa dalam 24 Jam Serangan Israel di Gaza

    Data Ngeri Ratusan Korban Jiwa dalam 24 Jam Serangan Israel di Gaza

    Gaza City

    Israel terus menggempur Gaza, Palestina selama perang dengan Hamas. Serangan mengerikan itu mengakibatkan ratusan korban jiwa dalam 24 jam.

    Sebagaimana diketahui, panglima militer Israel Herzi Halevi mengatakan perang dengan Hamas di Gaza, Palestina tak akan berakhir dalam waktu dekat. Dia menyebut perang akan terjadi dalam beberapa bulan.

    Dilansir Kantor Berita AFP, Selasa (26/12/2023), perang Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza akan berlangsung “berbulan-bulan lagi,” kata panglima militer Israel Herzi Halevi.

    Perang “akan berlanjut selama berbulan-bulan lagi, dan kami akan bekerja dengan metode berbeda agar pencapaian kami dapat dipertahankan untuk waktu yang lama”, kata Halevi pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

    “Tidak ada solusi ajaib, tidak ada jalan pintas untuk memberantas organisasi teroris secara menyeluruh kecuali bersikap keras kepala dan bertekad dalam memeranginya,” ucapnya.

    Israel Klaim Bunuh 100 Hamas

    “Markas bawah tanah Hamas di kamp Jabalia, terungkap dan dihancurkan dalam operasi (militer Israel). Operasi itu mencakup pertempuran sengit yang menewaskan lebih dari 100 teroris dan ratusan senjata ditemukan, disita, dan dihancurkan,” sebut juru bicara militer Israel, Peter Lerner, dalam pernyataannya seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (16/12/2023).

    “Sebagai bagian dari operasi, dan berdasarkan informasi intelijen awal, pasukan mengungkap jaringan terowongan strategis yang berfungsi sebagai markas esar Hamas di Gaza bagian utara. Markas bawah tanah, yang terdiri atas dua tingkat — tingkat pertama sedalam sekitar 10 meter dan tingkat kedua sedalam puluhan meter,” tuturnya.

    Persenjataan yang disita, sebut Lerner, ditemukan di dalam markas bawah tanah Hamas tersebut. Menurut Lerner, pasukan Israel juga menemukan tempat pembuatan senjata dan tempat persembunyian darurat.

    Apa akibat gempuran yang dilakukan Israel? Baca halaman selanjutnya.

    241 Orang Tewas dalam 24 Jam

    Terbaru, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan sedikitnya 241 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat serangan militer Israel.

    Dilansir BBC, Rabu (27/12/2023), Kementerian Kesehatan Gaza juga mengatakan 382 orang juga terluka dalam 24 jam yang sama. Presiden Palestina Mahmoud Abbas pun menyebut perang tersebut sebagai ‘kejahatan berat’ terhadap rakyatnya.

    Abbas menggambarkan perang di Jalur Gaza ‘lebih dari bencana’ dan ‘lebih dari perang pemusnahan’.

    Dia menyebutnya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah rakyat Palestina. Berbicara di Ramallah kepada saluran TV Mesir dalam wawancara pertamanya sejak perang dimulai, Abbas mengatakan wilayah tersebut menjadi tidak dapat dikenali lagi dan memperingatkan bahwa Tepi Barat yang diduduki dapat meledak kapan saja.

    Pemimpin Palestina itu menuduh Washington memperpanjang perang dengan memveto rancangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata.

    Setidaknya 20.915 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel. Sebagian korban tewas ialah anak-anak dan perempuan.

    Perang dimulai pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan terhadap komunitas di Israel. Sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas. Sekitar 240 orang dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera, di mana sebagian sudah dibebaskan.

    Israel Dituding Curi Organ

    Sementara itu, dilansir Anadolu Agency, Rabu (27/12/2023), kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza mengatakan pemeriksaan jenazah mengungkapkan bahwa bentuk jenazah yang diserahkan Israel berubah secara signifikan akibat pencurian organ vital dari jenazah.

    Otoritas Gaza menyebut bahwa tentara Israel menyerahkan jenazah tanpa nama dan menolak menyebutkan secara spesifik dari mana jenazah itu berasal. Mereka juga menuding tentara Israel mengulangi tindakan serupa selama perang yang sedang berlangsung di Gaza dan juga menggali jenazah dari kuburan.

    Pernyataan tersebut mengkritik apa yang dikatakannya sebagai ‘sikap diam organisasi-organisasi internasional yang beroperasi di Gaza, termasuk Komite Internasional Palang Merah, terhadap kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh pendudukan (Israel)’. Pihak berwenang Israel belum mengomentari tuduhan tersebut.

    Pada Selasa pagi, pihak berwenang Israel melepaskan jenazah puluhan warga Palestina yang tewas dibunuh oleh tentara Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza menerima jenazah tersebut melalui perbatasan Kerem Shalom di Jalur Gaza selatan.

    Kementerian Wakaf dan Agama di Gaza bertanggung jawab atas penguburan mereka di kuburan massal.

    “PBB telah memberi tahu kami sebelumnya tentang kedatangan sejumlah syuhada ke Jalur Gaza, yang diperkirakan berjumlah sekitar 80 jenazah,” kata Direktur Rumah Sakit Mohammed Yousef El-Najar di Rafah, Marwan Al-Hams.

    “Jenazah tiba di dalam wadah, ada yang utuh, ada yang sudah hancur, dan ada yang sudah membusuk,” tambahnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Desakan Agar Israel Diusut Buntut Dituding Curi Organ Jasad Warga

    Desakan Agar Israel Diusut Buntut Dituding Curi Organ Jasad Warga

    Jakarta

    Otoritas Gaza mendesak untuk dilakukannya penyelidikan internasional terhadap Israel. Hal ini dilakukan usai Pemerintah di Gaza, Palestina, menuduh Israel mencuri organ tubuh dari jasad warga Palestina.

    Dilansir Anadolu Agency, Rabu (27/12/2023), kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza mengatakan pemeriksaan jenazah mengungkapkan bahwa bentuk jenazah yang diserahkan Israel berubah secara signifikan akibat pencurian organ vital dari jenazah.

    Otoritas Gaza menyebut bahwa tentara Israel menyerahkan jenazah tanpa nama dan menolak menyebutkan secara spesifik dari mana jenazah itu berasal.

    Tidak hanya itu, mereka menuding tentara Israel mengulangi tindakan serupa selama perang yang sedang berlangsung di Gaza. Tentara Istael juga disebut menggali jenazah dari kuburan.

    Pernyataan tersebut mengkritik apa yang dikatakannya sebagai ‘sikap diam organisasi-organisasi internasional yang beroperasi di Gaza, termasuk Komite Internasional Palang Merah, terhadap kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh pendudukan (Israel)’. Pihak berwenang Israel belum mengomentari tuduhan tersebut.

    Pada Selasa pagi, pihak berwenang Israel melepaskan jenazah puluhan warga Palestina yang tewas dibunuh oleh tentara Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza menerima jenazah tersebut melalui perbatasan Kerem Shalom di Jalur Gaza selatan.

    “PBB telah memberi tahu kami sebelumnya tentang kedatangan sejumlah syuhada ke Jalur Gaza, yang diperkirakan berjumlah sekitar 80 jenazah,” kata Direktur Rumah Sakit Mohammed Yousef El-Najar di Rafah, Marwan Al-Hams.

    Kementerian Wakaf dan Agama di Gaza bertanggung jawab atas penguburan mereka di kuburan massal.

    (dwia/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • DK PBB Setujui Resolusi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Israel Bilang Gini

    DK PBB Setujui Resolusi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Israel Bilang Gini

    New York

    Israel menyampaikan komentarnya setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui resolusi yang menuntut penyaluran bantuan keamanan skala besar ke Jalur Gaza. Israel menegaskan akan terus menginspeksi setiap bantuan kemanusiaan yang masuk ke daerah kantong Palestina tersebut.

    Resolusi yang disponsori Uni Emirat Arab telah disepakati Dewan Keamanan PBB dalam voting pada Jumat (22/12) waktu setempat, setelah mengalami penundaan beberapa hari. Hasil voting menunjukkan 13 negara anggota Dewan Keamanan PBB mendukung, sedangkan Amerika Serikat (AS) dan Rusia memilih abstain.

    Resolusi ini “menuntut” agar semua pihak dalam perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas untuk mengizinkan “pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala besar secara aman dan tanpa hambatan”.

    Resolusi ini juga menuntut agar “semua rute menuju dan di seluruh Jalur Gaza, termasuk perlintasan perbatasan” dibuka untuk penyaluran bantuan kemanusiaan, dan meminta penunjukan seorang koordinator kemanusiaan PBB untuk mengawasi dan memverifikasi bantuan negara ketiga ke Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/12/2023), Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen dalam tanggapannya menegaskan akan terus melakukan inspeksi atau pemeriksaan terhadap bantuan keamanan yang masuk ke Jalur Gaza.

    “Israel akan terus melakukan inspeksi, demi alasan keamanan, semua bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tegas Cohen dalam pernyataannya.

    “PBB tidak bisa dipercaya untuk memantau bantuan yang masuk,” sebutnya.

    Tanggapan atas resolusi Dewan Keamanan PBB itu juga diberikan oleh Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan.

    “Fokus PBB hanya pada mekanisme bantuan ke Gaza tidak diperlukan dan tidak sesuai dengan kenyataan — Israel sudah mengizinkan pengiriman bantuan dalam skala yang diperlukan. PBB seharusnya fokus pada krisis kemanusiaan yang dialami para sandera,” ucap Erdan seperti dilansir Reuters.

    Cohen, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa misi untuk menghancurkan Hamas di Jalur Gaza tidak berubah. Dia menyatakan Israel akan melanjutkan serangan udara dan darat terhadap Jalur Gaza hingga Hamas “dilenyapkan” dan sebanyak 129 sandera yang ditahan di sana berhasil dibebaskan.

    “Israel akan melanjutkan perang di Gaza,” tegasnya, sembari bersikeras menyebut perang tersebut sah dan adil.

    Militer Israel mengatakan bahwa operasi terus berlanjut di Gaza City, di mana pasukannya terlibat pertempuran sengit dengan para petempur bersenjata Hamas di jalanan setempat. Juru bicara militer Israel mengklaim pasukannya telah menghancurkan kompleks terowongan bawah tanah dan menyerang markas besar Hamas.

    “Meningkatkan pemantauan atau koordinasi bantuan PBB bukanlah solusi untuk semuanya,” sebut Cohen dalam pernyataannya seperti dilansir The Guardian.

    “Dan peningkatan pemantauan bantuan PBB tidak bisa dilakukan dengan mengorbankan inspeksi keamanan Israel. Israel tidak hanya memiliki hak, namun juga kewajiban untuk menjamin keamanan. Inilah sebabnya misi kami untuk melenyapkan Hamas tidak berubah. Dan inilah mengapa inspeksi terhadap bantuan tidak akan berubah,” tegasnya.

    “Sama seperti komitmen dewan ini untuk meningkatkan bantuan, dewan ini seharusnya juga berkomitmen untuk memblokir penyelundupan senjata dan mentransfer senjata kepada teroris Hamas. Dan sama seperti dewan ini berkomitmen memastikan bantuan menjangkau warga sipil Gaza, dewan ini juga seharusnya berkomitmen dalam memastikan…bantuan…tidak dialihkan…kepada teroris yang tidak peduli dengan penduduk sipil,” ujar Cohen.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Palestina Puji Resolusi DK PBB Soal Bantuan Gaza, Hamas Sebut ‘Tak Cukup’

    Palestina Puji Resolusi DK PBB Soal Bantuan Gaza, Hamas Sebut ‘Tak Cukup’

    New York

    Palestina menyambut baik resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut bantuan kemanusiaan skala besar ke Jalur Gaza. Palestina menyebut resolusi itu sebagai “langkah ke arah yang benar”.

    “Resolusi ini merupakan langkah ke arah yang benar — resolusi ini harus dilaksanakan dan harus disertai dengan tekanan besar-besaran untuk segera melakukan gencatan senjata. Saya ulangi, gencatan senjata segera,” ucap perwakilan Palestina untuk PBB Riyad Mansour, seperti dilansir AFP, Sabtu (23/12/2023).

    Selain kembali menyerukan gencatan senjata, Mansour juga menyatakan bahwa penggunaan bantuan kemanusiaan “sebagai metode perang harus diakhiri sekarang”.

    “Menggunakan kata-kata sekutu terdekat Israel, pengeboman tanpa pandang bulu, pembunuhan besar-besaran harus dihentikan,” tegas Mansour.

    “Gaza seperti seorang pasien yang lukanya ingin Anda obati, sementara si pembunuh terus menembaki mereka. Anda harus menghentikan pembunuhnya atau Anda tidak akan pernah bisa menyelamatkan pasiennya,” cetusnya.

    Resolusi yang disponsori oleh Uni Emirat Arab disepakati Dewan Keamanan PBB dalam voting pada Jumat (22/12) waktu setempat, setelah mengalami penundaan beberapa hari. Hasil voting menunjukkan 13 negara anggota Dewan Keamanan PBB mendukung, sedangkan Amerika Serikat (AS) dan Rusia memilih abstain.

    Resolusi ini “menuntut” agar semua pihak dalam perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas untuk mengizinkan “pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala besar secara aman dan tanpa hambatan”.

    Resolusi ini juga menuntut agar “semua rute menuju dan di seluruh Jalur Gaza, termasuk perlintasan perbatasan” dibuka untuk penyaluran bantuan kemanusiaan.

    Tak hanya itu, resolusi ini juga meminta penunjukan seorang koordinator kemanusiaan PBB untuk mengawasi dan memverifikasi bantuan negara ketiga ke Jalur Gaza.

    “Draf resolusi yang divoting dewan hari ini dimaksudkan untuk membantu mengatasi situasi tidak manusiawi ini… Kami menyambut baik keputusan untuk membentuk mekanisme PBB untuk mempercepat penyediaan kiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan implementasi yang cepat,” ujar Mansour.

    Hamas Sebut Resolusi DK PBB Soal Bantuan Kemanusiaan Gaza ‘Tak Cukup’

    Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, memberikan tanggapan berbeda dengan menyebut resolusi itu “tidak cukup” untuk memenuhi kebutuhan daerah kantong Palestina tersebut.

    “Sebuah tindakan yang tidak cukup untuk menanggapi situasi bencana yang diciptakan oleh mesin perang Zionis (Israel),” tegas Hamas mengomentari resolusi itu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.

    Hamas yang menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007 lalu, juga menyinggung AS yang dituduhnya berupaya keras menghilangkan esensi resolusi tersebut. Voting terhadap resolusi ini ditunda beberapa hari, dengan beberapa bagian penting dalam draf resolusi itu mengalami perubahan demi mengamankan kompromi.

    “Selama lima hari terakhir, pemerintah AS telah bekerja keras untuk menghilangkan esensi resolusi ini, dan mengeluarkannya dalam rumusan yang lemah ini… Hal ini bertentangan dengan keinginan komunitas internasional dan Majelis Umum PBB dalam menghentikan agresi Israel terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Sebut 1 Tentaranya Tewas Kena Serangan Roket dari Lebanon

    Israel Sebut 1 Tentaranya Tewas Kena Serangan Roket dari Lebanon

    Tel Aviv

    Militer Israel melaporkan salah satu tentaranya tewas akibat serangan roket dari wilayah Lebanon. Serangan yang sama melukai satu orang lainnya di dekat perbatasan, ketika serangan lintas perbatasan marak antara Israel dan Hizbullah.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/12/2023), militer Israel dalam pernyataannya menyebut tentara-tentaranya terkena serangan saat melakukan “aktivitas operasional” di daerah Shtula di Israel bagian utara.

    Perbatasan antara Israel dan Lebanon dilanda serangan lintas perbatasan yang meningkat, terutama antara militer Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran, sejak perang antara Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober lalu. Situasi itu meningkatkan kekhawatiran akan semakin meluasnya konflik di kawasan.

    Hizbullah menyebut dua petempurnya tewas akibat serangan Israel pada Jumat (22/12) waktu setempat, ketika kelompok itu mengklaim beberapa serangan di area dekat perbatasan Israel.

    Militer Israel, dalam pernyataan terpisah, menyebut adanya laporan soal sirene yang berbunyi di dekat perbatasan di Manara, saat beberapa “peluncuran diidentifikasi dari Lebanon menuju Israel”.

    “Sejumlah peluncuran mortir diidentifikasi dari Lebanon menuju ke Metula (dekat perbatasan),” sebut pernyataan militer Israel.

    “Artileri IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyerang sumber tembakan,” imbuh pernyataan tersebut.

    Disebutkan juga dalam pernyataan militer Israel bahwa sebuah jet tempurnya, pada Jumat (22/12) waktu setempat, “menyerang infrastruktur dan situs militer milik organisasi teroris Hizbullah di Lebanon”.

    Hizbullah dalam pernyataannya menyebut kelompoknya bertindak untuk mendukung Hamas, yang sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza.

    Sejak perang berkecamuk pada awal Oktober, lebih dari 140 orang dilaporkan tewas di sisi perbatasan Lebanon, kebanyakan merupakan petempuran Hizbullah. Sementara lebih dari selusin korban tewas merupakan warga sipil, dengan tiga orang di antaranya adalah jurnalis.

    Di pihak Israel, setidaknya empat warga sipil dan delapan tentara tewas akibat serangan lintas perbatasan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Resolusi Terbaru DK PBB Tuntut Bantuan Kemanusiaan Skala Besar ke Gaza

    Resolusi Terbaru DK PBB Tuntut Bantuan Kemanusiaan Skala Besar ke Gaza

    New York

    Resolusi terbaru yang disetujui dan diadopsi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dalam skala besar. Resolusi ini secara tegas menuntut agar semua rute menuju Jalur Gaza dibuka demi penyaluran bantuan kemanusiaan.

    Resolusi yang disponsori oleh Uni Emirat Arab ini disepakati Dewan Keamanan PBB dalam voting yang digelar pada Jumat (22/12) waktu setempat, setelah mengalami penundaan beberapa hari. Beberapa bagian penting dalam draf resolusi itu mengalami perubahan demi mengamankan kompromi.

    Hasil voting menunjukkan 13 negara anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara dukungan, sedangkan Amerika Serikat (AS) dan Rusia memilih abstain.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/12/2023), resolusi yang berhasil diadopsi Dewan Keamanan PBB itu “menuntut” agar semua pihak dalam perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas untuk mengizinkan “pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala besar secara aman dan tanpa hambatan”.

    Resolusi ini juga menyerukan penciptaan “kondisi untuk penghentian permusuhan yang berkelanjutan”, namun demikian, tidak menyerukan diakhirinya pertempuran dengan segera.

    Disebutkan juga dalam resolusi tersebut bahwa Dewan Keamanan PBB menuntut agar “semua rute menuju dan di seluruh Jalur Gaza, termasuk perlintasan perbatasan” dibuka untuk penyaluran bantuan kemanusiaan. Sejauh ini, baru perlintasan perbatasan Rafah yang dibuka untuk akses bantuan kemanusiaan.

    Tidak hanya itu saja, resolusi Dewan Keamanan PBB ini juga meminta adanya penunjukan seorang koordinator kemanusiaan PBB untuk mengawasi dan memverifikasi bantuan negara ketiga ke Jalur Gaza.

    Draf resolusi sebelum diubah menyatakan bahwa mekanisme bantuan untuk mempercepat penyaluran bantuan akan “secara eksklusif” berada di bawah kendali PBB.

    Namun kini, resolusi yang telah disetujui itu menyatakan bahwa bantuan akan dikelola melalui konsultasi dengan “semua pihak terkait” — yang berarti Israel akan tetap melakukan pengawasan operasional terhadap penyaluran bantuan tersebut.

    Resolusi yang diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB mengikat secara hukum, namun banyak yang mengabaikannya termasuk Israel.

    Sebelum voting untuk resolusi terbaru itu digelar, Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut bahwa serangan Israel menjadi “masalah sebenarnya” dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Guterres juga menyerukan kembali untuk gencatan senjata kemanusiaan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu