Negara: Jalur Gaza

  • AS Kecam Serangan Militer Israel Tewaskan 7 Pekerja Kemanusiaan di Gaza

    AS Kecam Serangan Militer Israel Tewaskan 7 Pekerja Kemanusiaan di Gaza

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) mengecam aksi serangan udara Israel di Gaza hingga menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan tewas. Presiden AS, Joe Biden, mengatakan telah menghubungi koki World Central Kitchen, Jose Andres, usai tujuh pekerjanya tewas akibat serangan militer Israel.

    “Presiden menelepon koki Jose Andres untuk menyatakan bahwa dia sedih mendengar berita tentang serangan udara yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dan untuk menyampaikan serta menyampaikan belasungkawa yang terdalam,” kata Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre dilansir AFP, Rabu (3/4/2024).

    Pihak Gedung Putih mengatakan Biden segera melakukan komunikasi dengan pihak Israel. Biden disebut akan menegaskan perlindungan kepada pekerja kemanusiaan di jalur Gaza.

    “Presiden menyampaikan bahwa dia akan menjelaskan kepada Israel bahwa pekerja bantuan kemanusiaan harus dilindungi,” katanya dalam sebuah pengarahan.

    Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan negaranya tengah menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Israel. Kirby menyebut Amerika sangat mengecam tindakan serangan Israel hingga menewaskan para relawan.

    “Kami sangat marah mengetahui serangan itu,” ujar Kirby.

    Netanyahu Berdalih Militernya Tak Sengaja

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza dan menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan meninggal dunia. Netanyahu berdalih tewasnya korban akibat ketidaksengajaan.

    “Hal ini terjadi dalam perang, kami akan menyelidikinya sampai akhir… Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah dan kami akan melakukan segalanya agar hal ini tidak terjadi lagi,” sambungnya.

    Ketujuh korban yang tewas itu merupakan pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk World Central Kitchen (WCK). Mereka merupakan relawan yang bertugas mengirimkan bantuan makanan ke Gaza melalui jalur laut dari Siprus.

    Para korban tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza pada Senin (1/4) waktu setempat. Tujuh korban meninggal ini merupakan warga negara Australia, Polandia, Inggris, berkewarganegaraan ganda AS dan Kanada, serta Palestina.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel di Gaza Tewaskan 7 Relawan, Netanyahu Berdalih Tak Sengaja

    Serangan Israel di Gaza Tewaskan 7 Relawan, Netanyahu Berdalih Tak Sengaja

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza dan menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan meninggal dunia. Netanyahu berdalih tewasnya korban akibat ketidaksengajaan pasukannya.

    “Sayangnya, pada hari terakhir ada kasus tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja memukul orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dilansir AFP, Rabu (3/2/2024).

    “Hal ini terjadi dalam perang, kami akan menyelidikinya sampai akhir… Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah dan kami akan melakukan segalanya agar hal ini tidak terjadi lagi,” sambungnya.

    Ketujuh korban yang tewas itu merupakan pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk World Central Kitchen (WCK). Mereka merupakan relawan yang bertugas mengirimkan bantuan makanan ke Gaza melalui jalur laut dari Siprus.

    Para korban tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza pada Senin (1/4) waktu setempat. Tujuh korban meninggal ini merupakan warga negara Australia, Polandia, Inggris, berkewarganegaraan ganda AS dan Kanada, serta Palestina.

    Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari sebelumnya mengatakan telah berbicara dengan koki selebriti pendiri WCK Jose Andres untuk menyampaikan “belasungkawa terdalam” mereka. Dia mengatakan penyelidikan akan dilakukan oleh Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian militer Israel.

    “Dan kami akan membagikan temuan kami secara transparan,” katanya.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (2/4), kematian pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza itu diumumkan oleh pendiri organisasi World Central Kitchen, chef Jose Andres, dalam pernyataannya awal pekan ini.

    “Hari ini, World Central Kitchen telah kehilangan beberapa saudara dan saudari akibat serangan militer Israel di Gaza,” sebut Andres dalam pernyataannya.

    World Central Kitchen yang merupakan organisasi yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS), menyebut kematian sejumlah pekerja kemanusiaan itu sebagai “tragedi” dan menegaskan kembali bahwa “pekerja bantuan kemanusiaan dan warga sipil tidak boleh menjadi target”.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kedutaan Israel di Dunia Waspada Buntut Konsulat Iran Dirudal

    Kedutaan Israel di Dunia Waspada Buntut Konsulat Iran Dirudal

    Tel Aviv

    Otoritas Israel meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk semua Kedutaan Besar (Kedubes) atau misi diplomatiknya di seluruh dunia menyusul serangan rudal yang menghantam gedung konsulat Iran di Suriah. Kedubes Israel di luar negeri diimbau semakin meningkatkan kewaspadaan.

    Sedikitnya 11 orang, termasuk komandan senior Garda Revolusi Iran, dilaporkan tewas dalam serangan rudal yang menghantam gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin (1/4) sore waktu setempat.

    Seperti dilansir media lokal Israel, Ynetnews, Selasa (2/4/2024), pemerintah Israel mengumumkan pihaknya akan meningkatkan keamanan di sekitar Kedutaan Besar Tel Aviv di seluruh dunia, dan meningkatkan kesiapan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyusul tewasnya komandan Garda Revolusi Iran di Suriah.

    Kementerian Luar Negeri Israel memutuskan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan bagi perwakilan diplomatiknya di seluruh dunia, dengan divisi keamanan pada kementerian tersebut merilis instruksi untuk semua diplomat Tel Aviv.

    “Kami mendesak untuk mempertahankan sikap waspada dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, dengan penekanan pada pergerakan rutin,” demikian bunyi instruksi untuk para diplomat Israel di luar negeri.

    “Kami meminta Anda untuk terus mengambil tindakan pencegahan dan memberikan perhatian lebih selama operasi rutin,” imbuh instruksi tersebut.

    Israel tampaknya khawatir jika Iran berupaya menargetkan Kedutaan Besar Tel Aviv di luar negeri sebagai pembalasan atas serangan di Suriah. Sejak perang berkecamuk melawan Hamas di Jalur Gaza tahun lalu, tingkat kewaspadaan tinggi diterapkan di misi-misi diplomatik Israel di seluruh dunia.

    Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, menyebut bahwa “jet-jet tempur F-35” menembakkan enam rudal yang menghantam sebuah gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada Senin (1/4) waktu setempat.

    Syrian Observatory for Human Rights, kelompok yang memantau konflik di Suriah, melaporkan bahwa sedikitnya 11 orang, yang terdiri atas delapan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon, tewas akibat serangan udara itu.

    Disebutkan Syrian Observatory bahwa tidak ada korban sipil dalam serangan itu, karena semua yang tewas adalah petempur, termasuk beberapa personel Garda Revolusi Iran,

    Garda Revolusi Iran, dalam pernyataannya, mengakui bahwa tujuh personelnya, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan udara Israel di Damaskus. Terdapat tiga komandan senior Garda Revolusi Iran di antara personel-personel yang tewas.

    Ada dua jenderal Iran yang tewas dalam serangan di Damaskus, yakni Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang merupakan komandan senior dalam Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, dan seorang pejabat tinggi lainnya bernama Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.

    Sosok Zahedi disebut sebagai pemimpin Pasukan Quds untuk Palestina, Suriah dan Lebanon. Pasukan Quds merupakan pasukan elite spionase dan paramiliter asing pada Garda Revolusi Iran.

    “(Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu telah benar-benar kehilangan keseimbangan mental karena kekalahan berturut-turut rezim Israel di Gaza dan kegagalannya mencapai tujuan amibisius Zionis,” sebut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam komentarnya.

    Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Naser Kanaani, menegaskan bahwa Teheran memiliki hak untuk merespons serangan tersebut. Dia menegaskan bahwa tindakan yang diperlukan harus diambil terhadap agresor.

    “Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Kami berharap masyarakat internasional dan PBB mengutuk keras agresi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ucapnya.

    “Sementara Iran berhak untuk merespons kejahatan tersebut, Israel memikul tanggung jawab atas dampaknya. Teheran akan memutuskan jenis respons dan hukuman tersebut,” tegas Kanaani.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pria Bersenjata Tembaki Bus Sekolah di Tepi Barat, 3 Orang Luka-luka

    Pria Bersenjata Tembaki Bus Sekolah di Tepi Barat, 3 Orang Luka-luka

    Jakarta

    Aksi penembakan terhadap sebuah bus sekolah terjadi di dekat kota Jericho di Tepi Barat yang diduduki Israel. Petugas medis dan militer Israel mengatakan bahwa tiga orang termasuk seorang anak laki-laki terluka dalam serangan pada hari Kamis (28/3) tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/3/2024), militer Israel mengatakan, setelah adanya laporan bahwa seorang militan melepaskan tembakan ke arah “sejumlah kendaraan”, tentara-tentara Israel dikirim ke tempat kejadian di dekat kota Al-Auja. Militer menambahkan bahwa tentara sedang mengejar tersangka.

    Militer Israel membenarkan bahwa sebuah bus sekolah menjadi sasaran penembakan.

    Seorang pria berusia 30 tahun berada dalam kondisi serius dengan luka tembak, sementara seorang pria berusia 21 tahun mengalami luka ringan dan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menderita luka pecahan peluru, kata layanan darurat.

    Radio publik Israel mengatakan pria bersenjata yang bertopeng itu mulai menembaki mobil-mobil Israel sekitar pukul 07.00 waktu setempat, mengenai mobil dan bus sekolah.

    Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada bulan Oktober. Perang dimulai dengan serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan sekitar 1.160 orang tewas.

    Lebih dari 440 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim Israel di Tepi Barat sejak perang pecah, menurut Otoritas Palestina, yang memiliki sebagian kendali administratif di Tepi Barat.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gaza Terus Dibombardir Israel Meski DK PBB Serukan Gencatan Senjata

    Gaza Terus Dibombardir Israel Meski DK PBB Serukan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Jalur Gaza bagian selatan terus dibombardir hebat oleh militer Israel pada Rabu (27/3) waktu setempat, meskipun ada tekanan internasional lewat Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera melakukan gencatan senjata di wilayah Palestina tersebut.

    Dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (28/3/2024), bola api menerangi langit malam di kota Rafah, Gaza selatan, pusat kota terakhir di Gaza yang belum diserang oleh pasukan darat Israel. Sekitar 1,5 juta orang berada di wilayah tersebut saat ini.

    Suara ledakan juga terdengar dan asap terlihat membubung di Kota Gaza di utara, tempat pasukan Israel menyerang rumah sakit terbesar di kota itu selama lebih dari seminggu.

    Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza mengatakan pada Rabu pagi waktu setempat bahwa 66 orang tewas dalam semalam, termasuk tiga orang yang tewas dalam serangan udara Israel di Rafah dan sekitarnya.

    Pertempuran terus berlanjut bahkan setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pertamanya yang menyerukan “gencatan senjata segera” dan mendesak pembebasan sekitar 130 sandera, yang menurut Israel masih berada di Gaza, termasuk 34 tawanan yang diperkirakan tewas.

    Pasukan Israel juga mengepung dua rumah sakit di Khan Younis, di mana Kementerian Kesehatan mengatakan 12 orang, termasuk beberapa anak-anak, tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah kamp pengungsi.

    Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina telah memperingatkan bahwa ribuan orang terjebak di rumah sakit Nasser di Khan Younis dan “nyawa mereka dalam bahaya”.

    Perang Israel telah menghancurkan infrastruktur Gaza. Lembaga-lembaga bantuan mengatakan seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,4 juta jiwa kini membutuhkan bantuan kemanusiaan.

    Badan dana anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan lebih banyak bantuan harus disalurkan ke Gaza melalui jalan darat dibandingkan melalui udara atau laut untuk mencegah “kelaparan yang akan segera terjadi”.

    Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan bantuan yang diperlukan “hanya berjarak beberapa kilometer” dengan truk-truk berisi bantuan yang menunggu di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

    Bombardir terus-menerus Israel telah menewaskan sedikitnya 32.414 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Hamas.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nyatakan Israel Lakukan Genosida, Pakar HAM PBB Dapat Ancaman

    Nyatakan Israel Lakukan Genosida, Pakar HAM PBB Dapat Ancaman

    Jakarta

    Pakar Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Francesca Albanese, mendapatkan ancaman sebagai akibat dari kesimpulannya bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Namun Francesca tetap maju terus.

    Diberitakan AFP, Kamis (28/3/2024), pelapor khusus (special rapporteur) PBB ini menyatakan punya cukup dasar untuk menyatakan Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di kawasan tepi Laut Mediterania tersebut.

    Israel bulan lalu mengumumkan larangan visa terhadap Francesca atas komentar yang menyangkal bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober adalah tindakan “anti-Semit”. Israel meggatakan bahwa laporannya “hanya merupakan perpanjangan dari kampanye yang berupaya melemahkan pendirian Negara Yahudi”.

    Francesca yang merupakan pakar independen ditunjuk oleh Dewan HAM PBB pada 2022 itu menyatakan secara pribadi, “Telah diserang sejak awal mandat saya”.

    “Saya memang menerima ancaman,” akunya, namun mengatakan bahwa dia “tidak menerima apa pun yang sejauh ini saya anggap memerlukan tindakan pencegahan ekstra”.

    Dan tekanan tersebut hanya mendorongnya “untuk tidak mundur”, kata Albanese.

    Albanese pada hari Rabu menegaskan bahwa dia tidak “mempertanyakan eksistensi Negara Israel”, namun ingin Israel berperilaku “sesuai dengan hukum internasional”.

    Albanese, yang telah menerima dukungan dari negara-negara Arab dan Muslim sejak merilis laporannya, mengatakan bahwa ketika dia akhirnya meninggalkan jabatannya, hal itu bukan karena kritiknya.

    “Itu bukan karena mereka memfitnah atau menganiaya saya dalam wacana publik.”

    (dnu/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gaza Kian Memprihatinkan Sampai Anak Muda Ingin Mati Saja

    Gaza Kian Memprihatinkan Sampai Anak Muda Ingin Mati Saja

    Jakarta

    Situasi di Gaza, Palestina, yang masih dilanda perang kian memprihatinkan. Anak-anak muda di sana sudah merasa ingin mati dari pada dalam kondisi ini.

    Juru bicara anak-anak PBB, Unicef, pada Selasa (26/3), mengatakan remaja di Gaza mengatakan bahwa mereka berharap segera mati agar terhindar dari ‘mimpi buruk.’

    “Hal yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata sering dikatakan di Gaza,” kata James Elder, juru bicara UNICEF, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Rabu (27/3/2024).

    Berbicara kepada wartawan di Jenewa, Swiss melalui pesan video dari Rafah di Gaza selatan, Elder mengatakan bahwa UNICEF pada hari Senin lalu mengadakan pertemuan dengan para remaja Gaza.

    Beberapa orang mengatakan mereka “sangat ingin mimpi buruk ini berakhir sampai-sampai mereka berharap untuk terbunuh”, katanya.

    Perang Israel dan Hamas pecah setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

    Kampanye pembalasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 32.333 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Hamas.

    Gaza Hadapi Kelaparan

    “Israel memiliki hak untuk mengontrol. Mereka memeriksa setiap gram, liter, kilo apa pun yang masuk ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara badan kemanusiaan PBB, kepada wartawan.

    “Tetapi mereka tidak bisa mengatakan bahwa begitu bantuan itu berada di dalam, kami menyerahkannya kepada Anda. Mereka harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan kami untuk memindahkannya,” cetusnya.

    Selanjutnya: 12 orang tewas saat ambil bantuan di laut.

    12 Orang Tewas Saat Ambil Bantuan di Laut

    Otoritas kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 12 orang tewas tenggelam saat berusaha mengambil bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara dengan pesawat di lepas pantai Jalur Gaza. Bantuan kemanusiaan itu terjatuh ke lautan dan warga Gaza nekat mengambilnya.

    Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (27/3/2024), pesawat-pesawat dari Yordania, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lainnya telah mengirimkan bantuan makanan lewat udara atau menggunakan metode airdrop ke Jalur Gaza, meskipun para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan metode itu kurang efektif dibandingkan penyaluran via jalur darat.

    Pada Selasa (26/3) waktu setempat, pesawat-pesawat dari Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab dan Jerman kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara. Pemandangan paket bantuan melayang di udara dengan parasut membuat warga Jalur Gaza berlari mendekati ara

    Video penyaluran bantuan via udara (airdrop) yang diperoleh Reuters menunjukkan kerumunan orang berlari menuju pantai, tepatnya di area Beit Lahia di Jalur Gaza bagian utara, saat peti-peti berisi bantuan yang diterjunkan dengan parasut dari pesawat berjatuhan dari udara.

    Video kemudian menunjukkan orang-orang berdiri di dalam air dan mayat-mayat ditarik ke atas pasir.

    Laporan otoritas kesehatan Palestina di Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, dan laporan Euro-Med Human Rights Monitor yang berbasis di Swiss menyebut sedikitnya enam orang tewas terinjak-injak dan 12 orang lainnya tewas tenggelam di lepas pantai Mediterania.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Sita 800 Hektar Tanah di Tepi Barat, Arab Saudi Kutuk Keras!

    Israel Sita 800 Hektar Tanah di Tepi Barat, Arab Saudi Kutuk Keras!

    Jakarta

    Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras keputusan Israel menyita 800 hektar tanah di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

    Dilansir Al Arabiya, Rabu (27/3/2024), kerajaan Arab Saudi “mengutuk keras pengumuman pendudukan Israel, dan menekankan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum internasional dan resolusi yang relevan,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).

    “Tindakan Israel tersebut merusak peluang perdamaian yang adil dan berkelanjutan berdasarkan solusi dua negara,” imbuh kementerian dalam pernyataannya.

    Pemerintah Arab Saudi juga meminta komunitas internasional untuk menghentikan pelanggaran sistematis yang dilakukan para pemukim Israel dan memastikan kembalinya tanah Palestina yang disita.

    Pekan lalu, otoritas Israel mengumumkan penyitaan 800 hektar tanah di Tepi Barat yang diduduki, yang oleh para aktivis disebut sebagai tindakan penyitaan terbesar dalam beberapa dekade.

    “Meskipun ada orang-orang di Israel dan dunia yang berusaha melemahkan hak kami atas wilayah Yudea dan Samaria dan negara secara umum, kami mempromosikan permukiman melalui kerja keras dan dengan cara yang strategis di seluruh negeri,” kata Menteri Keuangan Israel Bezalel kata Smotrich, menggunakan istilah Israel untuk Tepi Barat.

    Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam perang Arab-Israel tahun 1967.

    Permukiman di wilayah Palestina adalah ilegal menurut hukum internasional.

    Kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melaporkan percepatan drastis pembangunan permukiman ilegal sejak perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, dan mengatakan hal ini berisiko menghilangkan kemungkinan terbentuknya negara Palestina yang layak.

    Pengumuman Israel ini disampaikan seiring Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel untuk melakukan pembicaraan mengenai perang Gaza. Blinken sebelumnya menyebut perluasan permukiman sebagai “kontraproduktif untuk mencapai perdamaian abadi” dengan Palestina.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militer Israel Gempur Kamp Jenin di Tepi Barat, 3 Orang Tewas

    Militer Israel Gempur Kamp Jenin di Tepi Barat, 3 Orang Tewas

    Tepi Barat

    Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Jenin di wilayah Tepi Barat bagian utara pada Rabu (27/3) waktu setempat. Sedikitnya tiga warga Palestina tewas dalam serangan tersebut.

    Seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Rabu (27/3/2024), Kementerian Kesehatan Palestina dalam pernyataannya menyebut tiga warga Palestina menjadi martir dan empat orang lainnya mengalami luka-luka akibat “agresi pendudukan (Israel) di Jenin”.

    Sejumlah saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa serangan drone bersenjata dari militer Israel menghantam area Al-Damj di kompleks kamp pengungsi Jenin.

    Disebutkan juga bahwa pasukan Israel, yang dikawal oleh buldoser, menyerbu Jenin dan kota-kota di sekitarnya seperti Qabatiya dan Burqin.

    Pasukan Israel itu melakukan penghancuran terhadap infrastruktur yang ada di wilayah tersebut.

    Menurut saksi mata, yang dikutip Anadolu, pasukan Israel juga menangkap setidaknya tiga warga Palestina dari Jenin, sebelum mundur dari area tersebut setelah operasi militer berlangsung selama 9 jam di sana.

    Bentrokan juga dilaporkan terjadi antara tentara Israel dan sekelompok warga Palestina di Qabatiya, yang membuat tiga warga Palestina mengalami luka-luka.

    Kematian-kematian itu menambah jumlah warga Palestina yang tewas dalam rentetan tindak kekerasan yang semakin meningkat di wilayah Tepi Barat, sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Dalam lima bulan terakhir, dilaporkan sedikitnya 453 warga Palestina tewas, baik dibunuh oleh tentara Israel maupun oleh pemukim Yahudi, di wilayah Tepi Barat dan lebih dari 4.600 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas! Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Israel, 1 Orang Tewas

    Panas! Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Israel, 1 Orang Tewas

    Tel Aviv

    Kelompok Hizbullah menembakkan puluhan roket ke wilayah Israel, dekat perbatasan Lebanon, untuk membalas serangan udara yang menewaskan sedikitnya tujuh orang. Serangan roket Hizbullah itu dilaporkan menghantam zona industri Israel hingga menewaskan sedikitnya satu orang.

    Seperti dilansir Al Arabiya dan The Times of Israel, Rabu (27/3/2024), Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon mengatakan pasukannya meluncurkan puluhan roket ke wilayah Kiryat Shmona, sebuah kota di perbatasan Israel dan Lebanon.

    Serangan roket itu dimaksudkan untuk merespons serangan udara Israel yang menghantam desa Hebbariyeh di Lebanon bagian selatan pada Rabu (27/3) dini hari. Menurut dua sumber keamanan setempat, serangan Israel itu menewaskan sedikitnya tujuh orang di desa tersebut.

    Laporan media The Times of Israel menyebut sedikitnya ada 30 proyektil yang ditembakkan secara salvo oleh Hizbullah terhadap area Kiryat Shmona di Israel.

    Serangan roket Hizbullah itu, menurut layanan ambulans Israel Magen David Adom, menghantam sebuah gedung industri dan menewaskan seorang pria.

    Magen David Adom melaporkan bahwa pria berusia 25 tahun itu tidak memiliki tanda-tanda vital ketika dievakuasi dari reruntuhan gedung yang hancur usai dihantam serangan roket. Paramedis menyatakan pria itu tewas di lokasi kejadian.

    Seorang pria lainnya, berusia 30-an tahun, berhasil diselamatkan tanpa cedera dari gedung yang rusak akibat serangan itu.

    Serangan lintas perbatasan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah marak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Aksi saling serang di perbatasan Israel-Lebanon beberapa waktu terakhir bahkan tercatat sebagai yang terburuk sejak terjadinya Perang Lebanon tahun 2006 lalu.

    Sehari sebelum Hizbullah melancarkan serangan roket untuk membalas Israel pada Rabu (27/3) waktu setempat, militer Tel Aviv melancarkan serangan udara terhadap kota Ras Baalbek dan Hermel di Lebanon bagian timur.

    Hizbullah melaporkan tiga anggotanya tewas dalam serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini