Negara: Jalur Gaza

  • PBB Ungkap Tingkat Pengangguran di Palestina Capai 80% Sejak Invasi Israel

    PBB Ungkap Tingkat Pengangguran di Palestina Capai 80% Sejak Invasi Israel

    Jakarta

    Perang antara Hamas dan Israel telah menyebabkan tingkat pengangguran di wilayah Palestina melonjak hingga hampir 80 persen. Hal ini diungkapkan oleh Badan Tenaga Kerja PBB.

    Dilansir AFP, Sabtu (8/6/2024), Badan Tenaga Kerja PBB mengatakan perang antara Hamas dan Israel telah menyebabkan hilangnya pekerjaan dan mata pencaharian dalam skala besar. Sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu, tingkat pengangguran di Jalur Gaza telah mencapai angka 79,1 persen, kata Organisasi Buruh Internasional (ILO).

    ILO mencatat di Tepi Barat, pengangguran telah mencapai 32 persen, tambah ILO. Jika digabungkan, di Tepi Barat dan Gaza mencapai 50,8 persen.

    “Namun, angka-angka ini tidak memperhitungkan mereka yang telah meninggalkan angkatan kerja karena prospek pekerjaan terbukti tidak mungkin tercapai,” katanya.

    “Jumlah sebenarnya mereka yang kehilangan pekerjaan bahkan lebih tinggi dari angka pengangguran yang ditunjukkan,” tambahnya.

    Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.731 orang di Gaza. Sebagian besar adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

    (azh/azh)

  • Serangan Houthi Ancam Laut Merah, Pengerahan Kapal Induk AS Diperpanjang

    Serangan Houthi Ancam Laut Merah, Pengerahan Kapal Induk AS Diperpanjang

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin memerintahkan perpanjangan masa pengerahan kapal induk Dwight D Eisenhower, yang telah dikerahkan ke kawasan Timur Tengah selama lebih dari tujuh bulan terakhir.

    Kapal induk AS itu selama berbulan-bulan menjalankan misi mencegah kelompok Houthi, yang didukung Iran, menyerang kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah dan sekitarnya.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (7/6/2024), seorang pejabat Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa kapal bertenaga nuklir yang juga disebut sebagai “Ike” itu telah diperpanjang pengerahannya untuk tambahan satu bulan lagi.

    Langkah ini diambil di tengah semakin meningkatnya serangan Houthi di perairan strategis tersebut.

    Kapal induk AS yang membawa Carrier Strike Group Two itu telah dikerahkan ke kawasan Timur Tengah sejak 14 Oktober tahun lalu, atau hanya beberapa hari setelah kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel.

    Serangan Hamas itu menghidupkan kembali pertempuran di wilayah, yang beberapa hari sebelumnya disebut oleh penasihat keamanan nasional utama untuk Presiden AS Joe Biden mengalami “hari yang lebih tenang dibandingkan dua dekade lalu”.

    Tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu dan rentetan pengeboman oleh Israel terhadap Jalur Gaza, kelompok Houthi mulai menargetkan kapal-kapal militer dan komersial di Laut Merah. Serangan-serangan itu menargetkan kapal-kapal yang dianggap memiliki hubungan dengan Israel.

    Namun pada praktiknya, Houthi juga menyerang beberapa kapal yang tidak memiliki hubungan dengan Israel atau sekutunya, AS. Salah satu kapal yang diserang adalah kapal yang berlayar menuju Yaman dengan membawa muatan makanan dan kapal tanker minyak yang dimiliki dan dioperasikan oleh China.

    Selain kapal induk AS itu, kelompok tempur Eisenhower juga mencakup kapal-kapal penghancur AS seperti USS Gravely dan USS Mason, serta kapal penjelajah USS Philippine Sea. Kelompok tempur AS itu juga mencakup sayap udara yang berbasis pada kapal induk Ike dan terdiri atas 6.000 personel.

    Pada Kamis (6/6) waktu setempat, militer AS mengatakan pasukannya telah menghancurkan 80 sistem udara tanpa awak (UAS) milik Houthi yang diluncurkan dari wilayah Yaman. Militer Washington juga menghancurkan dua kapal permukaan tanpa awak (USV) milik Houthi di Laut Merah.

    Selain itu, kapal-kapal koalisi AS juga menghancurkan sebuah UAS di atas Laut Merah, yang diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

    Sementara kelompok Houthi mengklaim telah meluncurkan rudal balistik antikapal (ASBM) dari wilayah Yaman mengarah ke Laut Merah. Tidak ada laporan korban luka maupun kerusakan akibat serangan itu.

    Namun insiden itu menunjukkan bagaimana pertempuran terus berlanjut, meskipun AS telah mengerahkan operasi militer selama berbulan-bulan untuk mencegah Houthi melancarkan serangannya. Kelompok Houthi sebelumnya menegaskan hanya akan menghentikan serangan setelah gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza.

    Seorang pejabat pertahanan AS lainnya, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa AS telah melancarkan 51 serangan pertahanan diri terhadap target-target Houthi. Sejak November tahun lalu, menurut pejabat AS itu, Houthi telah melancarkan lebih dari 170 serangan di Laut Merah dan sekitarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Diplomat Top Iran Akui Perundingan dengan AS Berlanjut

    Diplomat Top Iran Akui Perundingan dengan AS Berlanjut

    Beirut

    Pelaksana tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Bagheri mengungkapkan bahwa pemerintahannya sedang terlibat dalam perundingan dengan musuh bebuyutannya, Amerika Serikat (AS), dengan dimediasi oleh Oman.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (4/6/2024), pernyataan itu disampaikan oleh Bagheri saat dirinya soal isu adanya perundingan antara Teheran dan Washington saat dirinya sedang berkunjung ke Lebanon pada Senin (3/6) waktu setempat.

    “Kami selalu melanjutkan perundingan… dan itu tidak pernah berhenti,” ujar Bagheri dalam konferensi pers di Beirut.

    Iran dan AS tidak memiliki hubungan diplomatik sejak Revolusi Islam terjadi di Iran tahun 1979 silam.

    Laporan harian Inggris, Financial Times, pada Maret lalu menyebutkan bahwa Bagheri terlibat dalam pembicaraan tidak langsung dengan AS di Oman pada awal tahun 2024, dengan semakin meningkatnya ketegangan regional akibat perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

    AS merupakan sekutu dekat dan penyedia bantuan militer utama untuk Israel, sedangkan Iran mendukung kelompok Hamas yang berperang melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Bagheri tiba di Lebanon pada Senin (3/6) waktu setempat, dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak mengambil alih jabatan Menlu Iran untuk sementara setelah kematian Menlu Hossein Amir-Abdollahian dalam kecelakaan helikopter bulan lalu, yang juga menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

    Dijelaskan oleh Bagheri bahwa Beirut menjadi tujuan pertama untuk kunjungan luar negerinya “karena Lebanon adalah tempat lahirnya perlawanan” terhadap Israel. Iran diketahui juga mendukung kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Hizbullah yang lebih kuat secara finansial dan militer, yang merupakan sekutu Hamas, terlibat serangan lintas perbatasan dengan militer Israel yang terjadi hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Bagheri yang merupakan mantan perunding nuklir utama Iran ini, mengatakan bahwa diskusi dengan negara-negara Barat mengenai aktivitas nuklir Teheran terus berlangsung.

    Pemerintah negara-negara Barat khawatir Iran sedang berusaha mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan itu selalu dibantah mentah-mentah oleh Teheran.

    “Kami menyarankan mereka untuk tidak melewatkan kesempatan ini lebih jauh dan memberikan kompensasi atas tindakan yang seharusnya mereka lakukan tetapi tidak mereka lakukan,” ucap Bagheri saat pertemuan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) digelar di Wina, Austria.

    Para diplomat menuturkan kepada AFP bahwa Inggris, Prancis dan Jerman akan berupaya mengecam Iran atas kurangnya kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pertemuan dewan organisasi tersebut.

    Dalam pertemuan terakhir dewan tersebut pada Maret lalu, negara-negara Eropa menunda rencana mereka untuk mengkonfrontasi Iran karena kurangnya dukungan dari AS.

    Dari Lebanon, Bagheri dijadwalkan melanjutkan kunjungan luar negeri ke Suriah pada Selasa (4/6) waktu setempat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pertama Kali, Houthi Gempur Israel dengan Rudal Balistik

    Pertama Kali, Houthi Gempur Israel dengan Rudal Balistik

    Sanaa

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim pasukannya menargetkan posisi militer Israel di wilayah kota pelabuhan Eliat di Israel. Houthi menyebut ini menjadi momen pertama kalinya mereka menyerang posisi militer Israel dengan rudal balistik terbaru.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (4/6/2024), juru bicara militer Houthi Yahya Saree dalam pernyataan via media sosial X mengumumkan bahwa pasukan rudal kelompok Houthi menyerang posisi militer di Eliat dengan rudal balistik terbaru buatan domestik yang diberi nama “Palestina”.

    “Menargetkan posisi militer dengan rudal balistik ‘Palestina’ yang diungkapkan hari ini untuk pertama kalinya, dan operasi tersebut telah berhasil mencapai tujuannya,” sebut Saree dalam pidato yang disiarkan televisi lokal yang berafiliasi dengan Houthi pada Senin (3/6) waktu setempat.

    “Houthi akan melanjutkan operasi militer sebagai dukungan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tertindas, hingga agresi (Israel) berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut,” tegas Saree dalam pidatonya.

    Tidak diketahui secara jelas apakah serangan rudal Houthi itu memicu kerusakan atau korban jiwa di wilayah Israel.

    Namun laporan media-media lokal Israel, seperti dikutip kantor berita Xinhua, menyebut bahwa pasukan Israel di wilayah Eliat telah mencegat sebuah rudal balistik yang datang dari arah Laut Merah pada Senin (3/6) waktu setempat.

    Kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dan didukung Iran ini, mulai marak melancarkan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel bagian selatan dan apa yang mereka sebut sebagai kapal-kapal terkait Tel Aviv yang transit di Laut Merah sejak November tahun lalu.

    Houthi telah berulang kali menjelaskan bahwa serangan-serangannya bertujuan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang terus digempur Israel dalam perangnya melawan Hamas.

    Beberapa kapal dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan-serangan Houthi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Palestina Kritik Komentar Khamenei Soal Serangan Hamas ke Israel

    Palestina Kritik Komentar Khamenei Soal Serangan Hamas ke Israel

    Ramallah

    Kepresidenan Palestina mengkritik komentar pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memuji serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Khamenei menyebut serangan itu diperlukan untuk menggagalkan rencana yang didukung Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (4/6/2024), Khamenei dalam komentarnya memuji serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza. Dia bahkan menggambarkan serangan Hamas itu sebagai “hal yang dibutuhkan oleh kawasan tersebut”.

    Dalam tanggapannya, kantor kepresidenan Palestina menyebut komentar semacam itu bertujuan untuk “mengorbankan darah orang-orang Palestina” dan tidak akan mengarah pada pembentukan negara Palestina yang merdeka.

    “Rakyat Palestina telah berjuang dan berupaya selama seratus tahun, dan mereka tidak membutuhkan perang yang tidak memenuhi ambisi mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan,” tegas kantor kepresidenan Palestina dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita Palestina, WAFA News Agency.

    “Apa yang kami inginkan adalah mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, bukan kebijakan-kebijakan yang tidak memenuhi tujuan nasional Palestina,” sebut kantor kepresidenan Palestina.

    Rentetan serangan Israel telah memicu kehancuran dan banyak kematian di wilayah Jalur Gaza sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, seperti dilansir Al Jazeera, menyebut sedikitnya 36.439 orang tewas selama delapan bulan terakhir.

    Sekitar 82.627 orang lainnya mengalami luka-luka dalam perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

    “Operasi Banjir Al-Aqsa adalah hal yang diperlukan oleh kawasan ini. Kawasan kita membutuhkan operasi ini,” ucap Khamenei dalam komentarnya soal serangan mematikan Hamas terhadap wilayah Israel bagian selatan pada Oktober tahun lalu. Sekitar 1.200 orang dilaporkan tewas di Israel akibat serangan Hamas itu.

    “Operasi ini merupakan pukulan telak bagi rezim Zionis,” sebut Khamenei saat berbicara dalam acara memperingati 35 tahun meninggalnya pendiri Republik Islam Iran, mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini.

    Dia bahkan mengklaim bahwa serangan Hamas telah menggagalkan rencana multinasional yang didukung AS, yang bertujuan memampukan Israel untuk “mendominasi politik dan ekonomi” di kawasan Timur Tengah.

    “Skema ini telah mencapai saat-saat terakhirnya. Pada saat-saat kritis seperti itu, serangan Banjir Al-Aqsa dimulai dan telah menghancurkan semua rencana musuh,” ucap Khamenei merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu.

    Ditambahkan oleh Khamenei bahwa serangan Hamas telah menempatkan Israel pada “jalur yang hanya akan berakhir dengan pembusukan dan kehancuran”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Memanas! Roket Hizbullah Picu Kebakaran Hutan Dahsyat di Israel

    Memanas! Roket Hizbullah Picu Kebakaran Hutan Dahsyat di Israel

    Tel Aviv

    Otoritas Israel sedang memerangi kebakaran hutan dahsyat di bagian utara wilayahnya pada Selasa (4/6) waktu setempat. Kebakaran hutan itu terjadi tak lama setelah rentetan serangan roket dan drone ke Israel yang dikirimkan oleh kelompok Hizbullah dari wilayah Lebanon, negara tetangganya.

    Kebakaran hutan itu bahkan memaksa evakuasi sebagian penduduk di salah satu kota yang ada di wilayah Israel bagian utara.

    “Unit pemadam kebakaran, dibantu oleh berbagai lembaga, sekarang berupaya memadamkan api,” sebut Kepolisian Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (4/6/2024).

    Disebutkan juga bahwa para penghuni beberapa rumah di area Kiryat Shmona telah dievakuasi ke lokasi yang aman.

    Seorang fotografer AFP di kota timur laut di Israel melaporkan dirinya melihat kobaran api hebat melalap sebagian besar wilayah yang berbatasan dengan Lebanon. Kebakaran hutan terjadi di area yang dilanda serangan lintas perbatasan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah, yang terjadi hampir setiap hari.

    Serangan lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah semakin marak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya telah mengerahkan pasukannya untuk mendukung para petugas pemadam kebakaran yang kewalahan dengan skala kebakaran hutan yang terjadi.

    “Enam tentara cadangan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) mengalami luka ringan akibat menghirup asap kebakaran dan dipindahkan ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis,” demikian pernyataan militer Israel.

    “Pasukan menguasai lokasi kebakaran, dan pada tahap ini, tidak ada nyawa manusia yang terancam,” imbuh pernyataan tersebut.

    Para pemimpin Komando Utara pada militer Israel telah tiba di Kiryat Shmona pada malam hari, dan pihak militer sedang “melakukan penilaian situasi” di area yang dilanda kebakaran tersebut.

    Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya memantau dengan cermat, bersama dengan pihak militer, atas perkembangan situasi kebakaran, yang terjadi pada Senin (3/6) waktu setempat setelah serangan roket dan drone dilancarkan dari Lebanon ke wilayah Israel.

    Sebagai pembalasan, militer Israel mengumumkan telah melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebutnya sebagai target-target Hizbullah di Lebanon bagian selatan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Marak Seruan Boikot karena Gaza, Resto Amerika di Irak Diserang

    Marak Seruan Boikot karena Gaza, Resto Amerika di Irak Diserang

    Baghdad

    Puluhan pria menyerbu dan menyerang dua restoran terkait Amerika Serikat (AS) yang ada di Baghdad, ibu kota Irak, pada Senin (3/6). Penyerangan ini terjadi saat seruan untuk memboikot merek-merek AS semakin meningkat terkait perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (4/6/2024), insiden itu menjadi yang terbaru dari rentetan serangan yang menargetkan merek-merek terkait negara Barat di wilayah Irak, yang dimulai sejak pekan lalu.

    Sumber keamanan setempat mengatakan bahwa sekelompok orang, yang terdiri dari “30 pria”, menyerang cabang jaringan makanan cepat saji AS, Kentucky Fried Chicken atau KFC dan restoran Chilli House yang ada di area Jalan Palestina di Baghdad.

    Pasukan keamanan setempat melepaskan beberapa tembakan ke udara untuk membubarkan sekelompok penyerang itu, sebelum menangkap sedikitnya dua orang di antaranya.

    Menurut sumber keamanan setempat, aksi penyerangan itu menyebabkan kerusakan material, namun tidak ada laporan korban jiwa.

    Media-media lokal membagikan video-video yang menunjukkan pria-pria yang memakai penutup wajah memecahkan kaca jendela dan merusak furnitur yang ada di salah satu cabang KFC di area tersebut.

    Sebagai respons atas aksi penyerangan itu, otoritas pasukan keamanan Baghdad meningkatkan pengerahan personel ke area-area yang menjadi lokasi restoran merek AS berada.

    Pada Kamis (30/5) pekan lalu, dua granat kejut meledak di depan sebuah dealer perusahaan peralatan konstruksi AS, Caterpillar, juga di depan Cambridge Institute, yang diidentifikasi oleh warga setempat sebagai pusat belajar bahasa milik Irak.

    Sebelum itu, atau pada 26 Mei lalu, sebuah bom rakitan dilemparkan ke salah satu cabang KFC hingga memicu kerusakan ringan. Keesokan harinya, tepatnya pada malam hari, sekelompok pria bertopeng menyerbu cabang KFC lainnya dan memecahkan kaca jendela di sana.

    Duta Besar AS untuk Irak, Alina Romanowski, menyampaikan kecaman terhadap rentetan “serangan terhadap bisnis AS dan internasional” di Baghdad.

    Irak tidak mengakui negara Palestina, dan semua partai politik di negara tersebut mendukung perjuangan Palestina.

    Sesaat sebelum serangan melanda restoran terkait AS di Baghdad pada Senin (3/6) waktu setempat, kelompok Kataeb Hizbullah yang pro-Iran di Irak menyerukan warga untuk “memboikot dan mengusir” apa yang mereka kecam sebagai entitas “mata-mata” yang berafiliasi dengan “pendudukan” yang merujuk pada Israel.

    Kataeb Hizbullah, yang ditetapkan oleh Washington sebagai organisasi teroris itu, telah berulang kali menyerukan agar pasukan militer AS ditarik mundur dari Irak.

    Bulan lalu, ulama berpengaruh Irak, Moqtada Sadr, memperbarui seruan untuk menutup Kedutaan Besar AS di Baghdad “melalui cara-cara diplomatik tanpa pertumpahan darah” setelah serangan Israel menewaskan puluhan warga sipil di sebuah kamp pengungsi di Jalur Gaza.

    Sejak perang Gaza berkecamuk pada Oktober tahun lalu, gerakan boikot yang dipelopori oleh para aktivis pro-Palestina telah menargetkan merek-merek besar asal Barat, seperti Starbucks dan McDonald’s.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Penasihat Militer Iran Tewas Usai Tentara Israel Bombardir Allepo Suriah

    Penasihat Militer Iran Tewas Usai Tentara Israel Bombardir Allepo Suriah

    Jakarta

    Militer Israel melancarkan serangan ke kota Allepo, Suriah. Media Iran melaporkan seorang penasihat Garda Revolusi Islam (IRGC) ikut tewas akibat serangan tersebut.

    “Dalam serangan rezim zionis di Aleppo tadi malam, Saeed Abyar, salah satu penasihat IRGC di Suriah, menjadi martir,” kata kantor berita Iran Tasnim dilansir AFP, Selasa (4/6/2024).

    Serangan tantara Israel ke Allepo terjadi pada Senin (3/6) waktu setempat. Serangan itu juga disebut menewaskan 16 anggota kelompok pro-Iran.

    Lembaga Syrian Observatory for Human Rights mengatakan serangan tantara Israel itu menyasar sebuah pabrik di kawasan Hayyan. Salah satu korban meninggal dari serangan tersebut diketahui ialah Saeed Abyar yang merupakan penasihat militer IRGC.

    “Korban tewas akibat serangan Israel terhadap sebuah pabrik di Hayyan di provinsi Aleppo barat telah meningkat menjadi 16 anggota kelompok pro-Iran, termasuk pejuang Suriah dan asing,” bunyi keterangan Syrian Observatory for Human Rights.

    Serangan tantara Israel ke Suriah semakin intens seiring invasi negara tersebut di Jalur Gaza. Di Suriah, Israel menargetkan serangan kepada pejuang pro-Iran termasuk kelompok Hizbullah.

    Syrian Observatory for Human Rights mengatakan serangan Israel ke Suriah sempat mengendur usai peristiwa serangan di Damaskus. Namun, pada serangan di Allepo pada Senin (3/6) kemarin setidaknya juga menyebabkan kerugian material.

    (ygs/ygs)

  • Gencatan Senjata Permanen di Gaza, Akankah Jadi Nyata?

    Gencatan Senjata Permanen di Gaza, Akankah Jadi Nyata?

    Jakarta

    Desakan agar Israel menyetujui usulan gencatan senjata di Jalur Gaza terus diserukan. Israel akhirnya, merespons desakan gencatan senjata itu.

    Israel dilaporkan telah menawarkan dua proposal kepada para mediator dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza. Namun, dalam proposal itu tidak ada yang mengindikasikan penghentian perang secara permanen.

    Dalam rangkuman detikcom, Minggu (2/6/2024), stasiun televisi Israel, Kan 11, pada Minggu (26/5) lalu menyebutkan bahwa dua proposal berbeda itu telah diajukan kepada mediator, tapi tidak satupun proposal mencakup soal gencatan senjata permanen dalam perang di Jalur Gaza.

    Informasi mengenai proposal terbaru itu mencuat setelah Israel menggelar rapat kabinet perang pada hari yang sama, untuk membahas soal dimulainya kembali perundingan gencatan senjata, dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu disebut “sangat menentang” penghentian perang secara permanen.

    Meskipun detail pasti dari kedua proposal yang diajukan oleh Israel masih belum diketahui secara jelas. Namun disebutkan bahwa kedua proposal itu hanya memiliki sedikit perbedaan, dengan kedua proposal mencerminkan tekad Tel Aviv untuk melanjutkan perang tanpa pandang bulu di Jalur Gaza dan membebaskan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas pada saat bersamaan.

    Respons Hamas

    Lalu, bagaimana tanggapan Hamas?

    Dalam sebuah pernyataan, kelompok milisi Palestina itu mengatakan bahwa mereka memandang positif proposal yang diumumkan Biden untuk gencatan senjata permanen di Gaza.

    “Hamas menegaskan kesiapannya untuk menangani secara positif dan konstruktif setiap proposal yang didasarkan pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh [pasukan Israel] dari Jalur Gaza, rekonstruksi [Gaza], dan kembalinya para pengungs. ke tempat mereka, bersamaan dengan pemenuhan kesepakatan pertukaran tahanan jika pihak pendudukan dengan jelas mengumumkan komitmen terhadap kesepakatan tersebut,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Sabtu (1/6).

    Selanjutnya Israel tak serius

    Israel Tak Serius Gencatan Senjata

    Diketahui, awal bulan Mei Hamas menerima proposal gencatan senjata yang diajukan Mesir dan Qatar sebagai mediator yang di dalamnya memuat soal pembebasan seluruh sandera Israel. Namun Tel Aviv menolak proposal itu dan terus melanjutkan serangan brutal di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

    Proposal baru Israel pada dasarnya sama dengan gencatan senjata yang disepakati dengan Hamas pada November tahun lalu, di mana Tel Aviv menyetujui “gencatan senjata sementara” selama Hamas membebaskan para sandera. Menurut sejumlah laporan, proposal baru ini juga memuat ketentuan bahwa semakin banyak sandera yang dibebaskan Hamas, maka semakin lama gencatan senjata berlangsung.

    Kantor Netanyahu dalam pernyataannya memaparkan posisi negosiasi pemerintah Israel.

    “Sementara Perdana Menteri Netanyahu berulang kali memberikan mandat yang luas kepada tim perunding untuk membebaskan para sandera kami, (pemimpin Hamas Yahya) Sinwar terus menuntut diakhirinya perang, penarikan (pasukan Israel) dari Gaza, dan mempertahankan Hamas seperti sebelumnya, untuk bisa mengulangi kekejaman yang terjadi pada 7 Oktober lalu. Ini adalah hal yang ditolak mentah-mentah oleh Perdana Menteri Netanyahu,” sebut pernyataan itu.

    Dalam pernyataan terpisah, Hamas menyatakan keyakinan mereka bahwa Israel tidak serius untuk memulai kembali perundingan dan mengatakan bahwa Israel hanya sekadar basa-basi terhadap upaya para mediator untuk mengakhiri perang.

    “Kami tidak mempercayai bahwa musuh itu serius dengan keputusannya mengenai negosiasi gencatan senjata di Gaza,” ucap pejabat senior Hamas, Bassem Naim, saat berbicara kepada outlet media Al-Araby Al-Jadeed yang merupakan afiliasi The New Arab.

    “Keputusan yang dikeluarkan oleh kabinet perang Israel untuk mengamanatkan tim perunding tidak lain hanyalah sebuah manuver baru untuk menyelesaikan perang dan memperluas operasi darat,” imbuhnya.

    Keengganan pemerintahan Netanyahu untuk mengakhiri perang secara permanen dan kurangnya keseriusan dalam mencapai kesepakatan pembebasan sandera yang realistis telah memicu reaksi negatif di dalam negeri.

    Pada Sabtu (25/5) dan Minggu (26/5) waktu setempat, para demonstran Israel yang menuntut diakhirinya perang di Jalur Gaza dan menuntut Netanyahu mundur, terlibat bentrokan dengan polisi dalam aksi protes di Tel Aviv.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/isa)

  • Israel Tawarkan Gencatan Senjata Permanen di Gaza, Hamas Bilang Gini

    Israel Tawarkan Gencatan Senjata Permanen di Gaza, Hamas Bilang Gini

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menawarkan peta jalan baru menuju perdamaian permanen di Gaza. Biden pun mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut karena sudah “waktunya perang ini berakhir.”

    Bagaimana tanggapan Hamas?

    Dalam sebuah pernyataan, kelompok milisi Palestina itu mengatakan bahwa mereka memandang positif proposal yang diumumkan Biden untuk gencatan senjata permanen di Gaza.

    “Hamas menegaskan kesiapannya untuk menangani secara positif dan konstruktif setiap proposal yang didasarkan pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh [pasukan Israel] dari Jalur Gaza, rekonstruksi [Gaza], dan kembalinya para pengungs. ke tempat mereka, bersamaan dengan pemenuhan kesepakatan pertukaran tahanan jika pihak pendudukan dengan jelas mengumumkan komitmen terhadap kesepakatan tersebut,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Sabtu (1/6/2024).

    Sebelumnya, dalam pidato besar pertamanya yang menguraikan solusi terhadap konflik Gaza, Biden mengatakan proposal tiga fase dimulai dengan gencatan senjata total selama enam minggu, yang akan membuat pasukan Israel menarik diri dari semua wilayah berpenduduk di Gaza.

    “Sudah waktunya perang ini berakhir, dan hari setelahnya akan dimulai,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.

    “Israel telah menawarkan proposal baru yang komprehensif. Ini adalah peta jalan menuju gencatan senjata abadi dan pembebasan semua sandera,” ujarnya, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/6/2024).

    Biden mengatakan tanggung jawab untuk perdamaian ada pada kelompok milisi Hamas, yang serangannya terhadap sekutu utama AS, Israel, pada 7 Oktober tahun lalu memicu konflik sengit di Gaza.

    “Hamas perlu menerima kesepakatan itu,” kata Biden, yang telah mendukung Israel dengan bantuan militer miliaran dolar sejak perang Gaza dimulai.

    Sementara itu, kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pemerintah Israel telah memberi wewenang kepada para perunding untuk menyampaikan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    “Perdana Menteri memberi wewenang kepada tim perunding untuk menyajikan garis-garis besar untuk mencapai (kembalinya sandera), sambil menegaskan bahwa perang tidak akan berakhir sampai semua tujuan tercapai, termasuk kembalinya semua sandera kami dan penghapusan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    “Garis besar yang diusulkan Israel, termasuk transisi bersyarat dari tahap ke tahap, memungkinkan Israel untuk mempertahankan prinsip-prinsip ini,” tambahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)