Negara: Jalur Gaza

  • Mahasiswa Asing Didesak Balik Kuliah sebelum Trump Dilantik, Ada Apa?

    Mahasiswa Asing Didesak Balik Kuliah sebelum Trump Dilantik, Ada Apa?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah perguruan tinggi di Amerika Serikat ramai-ramai mendesak mahasiswa internasionalnya segera kembali ke kampus sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik pada 20 Januari.

    Kantor Pembelajaran Global Universitas Cornell meminta para mahasiswa asing yang bepergian ke luar negeri untuk kembali sebelum semester musim semi dimulai pada 21 Januari. Pasalnya, jika kembali setelah Trump dilantik, akan ada potensi diberlakukannya larangan perjalanan.

    “Larangan perjalanan kemungkinan akan berlaku segera setelah pelantikan,” demikian peringatan Universitas Cornell, seperti dikutip CNN.

    “Larangan itu kemungkinan mencakup warga negara yang ditargetkan dalam pemerintahan pertama Trump, yakni Kirgizstan, Nigeria, Myanmar, Sudan, Tanzania, Iran, Libya, Korea Utara, Suriah, Venezuela, Yaman, dan Somalia. Negara-negara baru dapat ditambahkan dalam daftar ini, terutama China dan India,” lanjut pernyataan tersebut.

    Universitas California Selatan (USC), yang memiliki lebih dari 17 ribu mahasiswa asing, juga mendesak pelajarnya balik ke AS satu minggu sebelum pelantikan Trump.

    Mereka menilai satu atau lebih “perintah eksekutif” yang berdampak pada perjalanan dan pemrosesan visa kemungkinan akan dirilis.

    “Meskipun belum ada kepastian bahwa perintah semacam itu akan dikeluarkan, namun cara teraman untuk menghindari tantangan apa pun yakni dengan hadir secara fisik di AS sebelum semester Musim Semi dimulai pada 13 Januari 2025,” demikian pernyataan kampus dengan mahasiswa internasional terbesar di California itu.

    Kantor Urusan Global di Universitas Massachusetts Amherst juga mendesak semua mahasiswa, penerima beasiswa, dosen, dan staf internasional kembali ke kampus sebelum hari pertama pemerintahan baru dimulai.

    Institut Teknologi Massachusetts (MIT) turut meminta mahasiswa menghindari “mengambil keputusan berdasarkan media sosial atau rumor.”

    Senada, Northeastern University juga meminta para pelajar internasional kembali ke kampus pada 6 Januari guna “meminimalkan potensi gangguan terhadap studi, pekerjaan, atau penelitian Anda.”

    Kantor Internasional Universitas Harvard turut menyarankan mahasiswa dan penerima beasiswa agar kembali sebelum dimulainya semester di bulan Januari untuk menghindari gangguan apa pun.

    Wesleyan University, dalam suratnya kepada mahasiswa yang bepergian ke luar negeri, juga merekomendasikan agar mereka kembali pada 19 Januari di tengah “ketidakpastian seputar rencana Presiden terpilih Donald Trump mengenai kebijakan terkait imigrasi.”

    Pada Oktober 2023, Trump berjanji untuk menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat setelah kembali ke Gedung Putih. Ia menyatakan bakal memperluas larangan perjalanan bagi warga dari negara mayoritas Muslim dan mencabut visa pelajar asing yang dinilai “anti-Amerika dan antisemit.”

    Ucapan Trump ini mengacu pada demonstrasi yang dilakukan sejumlah mahasiswa di AS yang memprotes agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.

    Trump mengkritik protes pro-Palestina tersebut dan mengatakan akan mengirim petugas imigrasi dan bea cukai mencekal para “demonstran pro-jihadis.”

    Di AS, ada lebih dari 1,1 juta mahasiswa internasional yang terdaftar di perguruan tinggi AS selama 2023-2024. Mereka umumnya memiliki visa non-imigran yang memungkinkan mereka belajar di AS namun tidak memberikan legalitas untuk tinggal di negara tersebut.

    “Ini adalah waktu yang menakutkan bagi mahasiswa internasional,” kata Pramath Pratap Misra (23), mahasiswa dari India yang lulus dari Universitas New York tahun ini dengan gelar sarjana ilmu politik.

    “Kami sangat tidak yakin mengenai masa depan,” kata Gabrielle Balreira Fontenelle Mota (21), mahasiswa asal Brasil yang belajar jurnalistik dan hubungan internasional di Universitas New York (NYU).

    “Saya bukan dari negara Muslim atau dari China, yang merupakan tempat-tempat yang biasanya dikritik Trump. Jadi saya tidak merasa rentan seperti mahasiswa internasional lainnya. Apa yang membuat saya sedikit lebih khawatir adalah penyaringan ideologis yang (Trump) katakan akan dia terapkan,” lanjut Mota.

    Para petinggi NYU telah menawarkan jaminan melalui email pasca-pemilihan presiden bulan lalu bahwa pihaknya akan memastikan keamanan mobilitas para mahasiswa asingnya.

    “Kami akan memantau setiap proposal undang-undang, dan tindakan terkait imigrasi yang dapat menjadi perhatian civitas kami,” demikian pernyataan NYU.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Serangan Besar-besaran Israel ke Yaman, Hantam Bandara-Markas Militer

    Serangan Besar-besaran Israel ke Yaman, Hantam Bandara-Markas Militer

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman dengan menargetkan Bandara Internasional Ibu Kota Sanaa hingga markas militer negara tersebut pada Kamis (26/12). Serangan Israel ini balasan atas serangan milisi Houthi beberapa waktu lalu.

    Serangan ini menyasar bandara, fasilitas militer, dan pembangkit listrik di Yaman yang sampai saat ini dikuasai oleh milisi Houthi. Houthi merupakan bagian dari aliansi milisi Timur Tengah yang dekat dengan Iran atau “Poros Perlawanan”.

    Menurut saksi mata kepada AFP memaparkan Israel menghantam Bandara Internasional Sanaa dengan “lebih dari enam” rudal. Serangan udara juga menyasar pangkalan udara Al-Dailami tak jauh dari bandara. 

    Serangkaian serangan juga diarahkan ke pembangkit listrik di Hodeida, kata seorang saksi mata dan stasiun TV resmi Houthi, Al-Masirah.

    Juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, menyebut serangan Israel ini terjadi sehari setelah Houthi menembakkan rudal dan dua drone ke Israel. Houthi menganggap serangan Israel ini “kejahatan Zionis terhadap seluruh rakyat Yaman.”

    Sementara itum militer Israel menyatakan bahwa pasukan jet tempurnya telah “melakukan serangan berbasis intelijen terhadap target militer milik rezim teroris Houthi.”

    Target tersebut termasuk “infrastruktur militer” di bandara dan pembangkit listrik di Sanaa dan Hodeida, serta fasilitas lainnya di pelabuhan Hodeida, Salif, dan Ras Kanatib, menurut pernyataan Israel.

    “Target-target militer ini digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke kawasan dan untuk memasukkan pejabat tinggi Iran,” tambah pernyataan itu.

    “Rezim teroris Houthi adalah bagian sentral dari poros teror Iran,” katanya.

    Pada Sabtu pekan lalu, Houthi lebih dulu melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel hingga mencapai ibu kota Tel Aviv. Insiden itu melukai 16 orang.

    Serangan Houthi itu memicu amarah dan ultimatum dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia segera memerintahkan militer Israel melancarkan serangan balasan dan menghancurkan infrastruktur kelompok pemberontak tersebut.

    “Saya telah menginstruksikan pasukan kami untuk menghancurkan infrastruktur Houthi karena siapa pun yang mencoba menyakiti kami akan diserang dengan kekuatan penuh,” kata Netanyahu di parlemen.

    Houthi telah menembakkan serangkaian rudal dan drone ke Israel sejak agresi brutal Israel di Jalur Gaza Palestina meletus pada Oktober tahun lalu. Houthi mengklaim serangannya ke Israel selama ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Sulit Siapkan Daftar Sandera Israel yang Masih Hidup, Koneksi dengan Penjaga Terputus – Halaman all

    Hamas Sulit Siapkan Daftar Sandera Israel yang Masih Hidup, Koneksi dengan Penjaga Terputus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menghadapi kesulitan dalam memenuhi persyaratan Israel untuk menyerahkan daftar tahanan hidup yang dimaksudkan untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan.

    Menurut seorang pejabat Hamas, kelompoknya masih sulit berkomunikasi dengan anggota lainnya yang bertugas menjaga sandera karena memburuknya situasi keamanan di Jalur Gaza.

    “Selama perundingan, Hamas akan siap memberikan daftar lengkap nama tahanan Israel yang masih hidup pasca gencatan senjata,” kata pejabat itu kepada Al Araby, Kamis (26/12/2024).

    Namun, pejabat itu mengatakan Israel menolak tuntutan Hamas yang tidak setuju melepaskan tentara Israel yang disandera dalam pertukaran tahanan tahap pertama.

    “Israel menolak kesepakatan tersebut, karena desakan Hamas untuk tidak melepaskan tentaranya pada tahap pertama, serta karena tuntutan Hamas untuk menghentikan perang,” menurut laporan itu.

    “Salah satu hal yang menyulitkan perundingan tersebut adalah adanya tentara yang ditawan oleh Hamas. Tim perunding sedang berusaha mencapai kesepakatan mengenai masalah ini dan melepaskan mereka pada kesepakatan tahap pertama,” lanjutnya.

    Sementara itu, sumber di Mesir melaporkan perundingan yang berlangsung akhir-akhir ini yang ditengahi Mesir dan Qatar tinggal selangkah lagi menuju garis akhir.

    Namun, dalam dua hari terakhir, sebelum tim perunding Israel kembali dari Doha, terdapat kemajuan mengenai isu-isu yang telah lama diperdebatkan.

    Mengenai tuntutan Hamas untuk membebaskan sepuluh tahanan senior Palestina, Israel bersikeras untuk menunda pembebasan mereka sampai tahap akhir perjanjian.

    Menurut laporan tersebut, daftar tersebut mencakup pemimpin Fatah Marwan Barghouti, Sekretaris Jenderal Front Populer Ahmed Saadat, tahanan Hamas Abbas al-Sayyid, Abdullah Barghouti, Ibrahim Hamed dan Hassan Salama, dan dua pejabat senior dalam gerakan Jihad Islam.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak pernyataan Hamas yang menuduh Israel menunda kesepakatan gencatan senjata karena menambahkan syarat baru, seperti diberitakan Al Wasat Today.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.399 jiwa dan 107.940 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (26/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah – Halaman all

    Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah – Halaman all

    Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menepis saran Badan Intelijen Israel, Mossad untuk menyerang langsung Iran saat serangan kelompok Houthi Yaman meningkat.

    Alih-alih menyerang langsung Iran, yang dikenal sebagai pendukung kelompok Yaman, Netanyahu justru memfokuskan ancamannya ke Houthi.

    Berpikir ulang untuk menyerang langsung Iran, Netanyahu menyatakan kalau ‘Teheran adalah masalah lain, akan ditangani pada kesempatan berbeda’.

    Ansarallah (Houthi) yang didukung Iran di Yaman dalam sepekan terakhir memang telah meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Tel Aviv.

    “Kami menyerang musuh-musuh kami dan mereka yang mengira mereka dapat memutuskan benang kehidupan kami di sini. Ini akan berlaku untuk semua orang,” kata Netanyahu pada Rabu (25/12/2024) dalam sebuah pesan yang menandai dimulainya hari raya Yahudi Hanukkah.

    Menargetkan langsung kelompok Houthi, Netanyahu juga mengatakan: “Kelompok Houthi akan belajar, seperti halnya Hamas, Hizbullah, rezim Assad, dan yang lainnya, dan bahkan jika butuh waktu, pelajaran ini akan dipahami di seluruh Timur Tengah.”

    Kelompok Yaman mengatakan bahwa serangannya adalah balasan atas perang genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 45.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi gerakan Ansarallah Houthi meluncurkan rudal hipersonik balistik Palestina-2 ke pangkalan militer Nevatim Israel. (TC/tangkap Layar)

    Saran Mossad: Serang Langsung Biangnya, Iran!

    Sebelumnya, kepala badan Intelijen Israel, Mossad, David Barnea, mendesak pimpinan Israel untuk berkonsentrasi menyerang Iran sebagai cara untuk membendung serangan dari kelompok Houthi.

    Hal itu menyusul kekhawatiran serangan Yaman yang didukung Iran akan meningkat dalam waktu dekat.

    Sikap yang  diambil oleh Barnea ini bertentangan dengan pendapat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.

    Kabarnya Netanyahu dan Katz  lebih memilih untuk terus melancarkan serangan terhadap Houthi daripada terhadap Iran.

    Menurut surat kabar Haaretz, Barnea mengajukan opsi tersebut selama serangkaian diskusi mengenai kurangnya hasil dari tiga putaran serangan sebelumnya di Yaman.

    Laporan tersebut menyatakan bahwa Mossad yakin akan lebih efektif untuk menyerang Iran, yang mendanai dan mempersenjatai kelompok Syiah.

    “Kita harus melawan Iran secara langsung,” katanya kepada pejabat keamanan, menurut Channel 13.

    “Jika kita hanya menyerang Houthi, belum tentu kita akan mampu menghentikan mereka.”

    Tidak ada konfirmasi atau tanggapan langsung terhadap laporan tersebut, yang mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui diskusi tersebut.

    Netanyahu, menurut Channel 13, tidak setuju dengan penilaian Barnea.

    Dan dia  sebaliknya memutuskan bahwa Iran adalah “masalah yang berbeda, yang akan ditangani pada waktu yang tepat.”

    Perkiraan Netanyahu diamini oleh sejumlah anggota senior lembaga keamanan, Channel 13 melaporkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Serangan Houthi

    Selama 10 hari terakhir, Houthi telah meluncurkan lima rudal balistik dan sedikitnya lima pesawat tak berawak ke Israel.

    Kelompok itu menyebut sebagai dukungan untuk Gaza yang diserang Israel.

    Netanyahu bersumpah bahwa Houthi akan mengalami nasib yang sama seperti musuh-musuh Israel lainnya di wilayah tersebut.

    “Hari ini kita menyalakan lilin pertama Hanukkah untuk memperingati kemenangan kaum Makabe pada masa itu dan kemenangan kaum Makabe saat ini,” katanya.

    “Seperti yang kita lakukan dulu, kita menyerang para penindas dan mereka yang mengira akan memutuskan tali kehidupan kita di sini, dan ini akan berlaku untuk semua orang.”

    “Kelompok Houthi juga akan belajar apa yang dipelajari Hamas, Hizbullah, rezim Assad, dan kelompok lainnya. Meskipun butuh waktu, pelajaran ini akan dipelajari di seluruh Timur Tengah,” janjinya.

    Israel Tingkatkan Serangan

    Kepala Angkatan Udara Israel, Mayjen Tomer Bar, juga mengisyaratkan peningkatan tindakan terhadap Houthi dalam waktu dekat.

    Ia mengatakan pada hari Rabu bahwa Angkatan Udara akan “bertindak tegas di mana pun kami diminta.”

    “Kami telah menyerang Houthi di Yaman tiga kali. Kami akan terus meningkatkan kecepatan dan intensitas serangan jika diperlukan,” katanya saat upacara wisuda pilot.

    Sementara semakin banyak pejabat tampaknya bersiap untuk memberikan pukulan telak terhadap kelompok yang didukung Iran.

    Situs berita Ynet melaporkan pada hari Rabu bahwa ada sedikit harapan di Yerusalem bahwa serangan semacam itu akan menghentikan serangan rudal dan pesawat tak berawak yang ditujukan ke Israel.

    Israel telah melancarkan tiga putaran serangan terhadap Houthi dan telah bersumpah untuk terus menggempur mereka, tanpa hasil yang signifikan.

    Para analis mengatakan jarak Israel dari Yaman menimbulkan tantangan operasional yang dapat diatasi dengan dukungan dari AS atau kekuatan Barat lainnya.

    Para pejabat Israel telah membahas rencana untuk meningkatkan serangan dengan mitra mereka dari AS, yang menurut laporan turut serta.

     

  • Media AS: Aturan Main di Gaza Berubah, Tiap Tentara Israel Dibolehkan Bunuh 20 Warga Sipil Palestina – Halaman all

    Media AS: Aturan Main di Gaza Berubah, Tiap Tentara Israel Dibolehkan Bunuh 20 Warga Sipil Palestina – Halaman all

    Investigasi Media AS: Aturan Main di Gaza Berubah, Tiap Tentara Israel Dibolehkan Bunuh 20 Warga Sipil 

    TRIBUNNEWS.COM – Investigasi komprehensif yang dilakukan media Amerika Serikat (AS) New York Times dan dilaporkan oleh surat kabar Ibrani, Maariv mengungkapkan perubahan perintah dan komando di militer Israel (IDF) yang terjadi setelah serangan Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam. 

    Instruksi baru bagi personel IDF ini disebutkan ‘mengubah aturan main’ di Gaza.

    Maariv, mengutip laporan Times tersebut, melaporkan kalau tepat pada pukul satu siang tanggal 7 Oktober 2023, pimpinan senior militer Israel mengeluarkan perintah baru.

    Perintah baru ini mengizinkan perwira IDF tingkat menengah memiliki wewenang -belum pernah terjadi sebelumnya- untuk mengizinkan serangan yang dapat mengakibatkan kematian warga sipil menjadi 20 orang.

    Sebagai catatan, aturan baru ini menaikkan tingkat toleransi pembunuhan warga sipil secara drastis.

    Sebelumnya, batas maksimum ‘collateral damage’ berupa kematian warga sipil Palestina yang diperbolehkan dalam operasi adalah 5 warga sipil.

    “Artinya, mereka yang dianggap sebagai anggota milisi dan pejuang perlawanan Palestina bisa menjadi target serangan sah bahkan ketika para terduga ini sedang berada di rumah bersama keluarga mereka,” kata laporan tersebut dikutip Khaberni, Kamis (26/12/2024).

    Metode ini menjelaskan mengapa Tentara Israel membunuh banyak warga sipil Palestina dalam setiap serangan mereka.

    IDF mengklaim, setiap serangan yang menyasar fasilitas sipil, baik sekolah, rumah sakit, atau bahkan tenda-tenda pengungsian, menyasar anggota milisi Palestina yang mereka sebut membaur dengan warga sipil.

    Metode ini dianggap PBB dan dunia internasional sebagai aksi genosida dan pembersihan etnis dan menuntut Israel dengan tuduhan kejahatan perang.

    Namun Israel bergeming dan tetap melanjutkan pembantaian mereka dengan dalil kalau warga sipil Palestina yang terkena serangan mereka sekadar collateral damage, korban tambahan yang tidak terhindarkan.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    Sasar Pemuda di Bawah Batas Usia Dewasa

    Menurut laporan investigas media AS tersebut, tentara pendudukan Israel juga secara signifikan memperluas cakupan sasaran para pemuda di bawah umur.

    “IDF mengizinkan serangan terhadap aktivis muda Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ). Pada minggu-minggu pertama perang, Angkatan Udara Israel khususnya, menggunakan bom berat dengan berat 450 dan 900 kg, yang mencakup sekitar 90 persen amunisi,” kata tulisan khaberni mengutip New York Times.

    Pejabat senior di angkatan bersenjata Israel menjelaskan, perubahan aturan tersebut dilakukan dengan latar belakang perasaan akan adanya bahaya yang muncul setelah serangan tanggal 7 Oktober, dan ketakutan akan munculnya front lain di utara. 

    Menurut mereka, instruksi baru itu dilakukan karena perang yang terjadi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak seperti konflik-konflik sebelumnya.

    “Menurut investigasi, pada bulan November 2023, dengan latar belakang meningkatnya kritik internasional, tentara Israel mulai memperketat peraturannya lagi. Ada perubahan perintah ,di antaranya, jumlah warga sipil yang dapat terkena ‘colleteral damage’ saat serangan menurun menjadi 10 orang,” tulis Khaberni. 

    “Namun, aturan-aturan ini juga masih lebih keras dibandingkan dengan periode sebelum perang,” tambah laporan itu.

    Para korban dirawat di dalam rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, setelah serangan Israel di sekitar kompleks medis tersebut pada tanggal 6 Desember 2024, saat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina berlanjut. (Photo by AFP) (AFP/-)

    Korban Meninggal Tembus 45.361 Jiwa

    Adapun serangan Israel terhadap Gaza, per Kamis telah memasuki hari ke-447, dengan pasukan IDF terus melakukan pemboman hebat di berbagai wilayah Jalur Gaza yang terkepung.

    Serangan agresi ini mengakibatkan puluhan korban sipil.

    Sumber-sumber Palestina melaporkan Kamis pagi kalau pesawat tempur ‘Israel’ secara langsung menargetkan kendaraan yang membawa wartawan di luar gerbang selatan Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah.

    Pusat Informasi Palestina mengonfirmasi bahwa lima wartawan tewas dalam serangan terhadap kendaraan di dekat Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat.

    Koresponden RNTV, mengidentifikasi jurnalis yang terbunuh itu sebagai Faisal Abu Al-Qumsan, Fadi Hassouna, Ayman Al-Jadi, Ibrahim Al-Sheikh, dan Ali Mohammad Al-Da’a.

    Secara terpisah, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan melaporkan bahwa pasukan Israel meledakkan sekitar 10 perangkat robotik di dekat rumah sakit, menyebabkan kerusakan parah pada pintu, penghalang internal, dan jendela.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa pasukan Israel melakukan tiga pembantaian dalam 24 jam terakhir, yang mengakibatkan sedikitnya 23 kematian dan 39 luka-luka.

    Kementerian tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa total korban tewas akibat serangan ‘Israel’ di Gaza sejak Oktober 2023 telah meningkat menjadi 45.361, dengan 107.803 orang terluka.

    Bayi-bayi di Rumah Sakit Al-Helal Al-Emirati di Rafah. (November, 2023).

    Tiga Bayi Meninggal Kedinginan

    Terkait agresi Israel, media Palestina melaporkan bahwa 3 bayi baru lahir tewas di Jalur Gaza, selama 48 jam terakhir, karena suhu dingin di tenda pengungsi dan ketidakmampuan keluarga mereka untuk menemukan alat penghangat.

    “Hari ini, Kamis, bayi Sila Mahmoud Al-Fasih menjadi syahid setelah ia membeku karena kedinginan tenda di Mawasi Khan Yunis, Gaza Selatan” tulis laporan RNTV.

    Ibu anak tersebut berkata: “Sila meninggal karena kedinginan. Saya sedang menghangatkan dan memeluknya. Namun kami tidak memiliki pakaian tambahan untuk menghangatkan gadis ini.”

    Video yang beredar menunjukkan bahwa wajah anak tersebut membiru.

    Dalam empat puluh delapan jam terakhir, Dr. Ahmed Al-Farra, kepala Departemen Pediatri dan Obstetri di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, melaporkan kematian Sila dan setidaknya dua anak lainnya, salah satunya berusia 3 hari dan yang lainnya berumur satu bulan, karena suhu rendah dan ketidakmampuan mencapai tempat berlindung yang hangat.

    Wilayah pesisir Al-Mawasi, sebelah barat Rafah, yang sebelumnya diklasifikasikan oleh entitas tersebut sebagai “wilayah kemanusiaan”, berulang kali menjadi sasaran serangan Zionis.

    Ribuan warga Palestina mengungsi ke sana untuk mencari perlindungan, dan telah tinggal selama berbulan-bulan di tenda-tenda yang terbuat dari kain dan nilon.

    Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan pada hari Rabu bahwa jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 45.361 dan jumlah korban luka menjadi 107.803 sejak 7 Oktober 2023.

     

    (oln/khbrn/RNTV/*)

     

     

  • Sedang Sibuk Gebuk Israel, Houthi Justru Diserang Pasukan Pemerintah Yaman, 10 Orang Tewas – Halaman all

    Sedang Sibuk Gebuk Israel, Houthi Justru Diserang Pasukan Pemerintah Yaman, 10 Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional dilaporkan menyerang kelompok Houthi di beberapa wilayah di negara itu pada hari Rabu, (25/12/2024).

    Serangan tersebut dikabarkan menewaskan sekitar sepuluh anggota Houthi.

    Pasukan Yaman didukung oleh negara-negara Barat dan sejumlah negara di sekitar Teluk Persia, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

    Media yang disokong Houthi menyebut Arab Saudi telah menembaki sebagian wilayah di Provinsi Sa’ada, Yaman Selatan.

    Namun, media Israel i24 News mengatakan serangan itu besar kemungkinan dilakukan kelompok yang didukung Arab Saudi, bukan Saudi sendiri.

    Sementara itu, Houthi memberikan peringatan kepada Arab Saudi dan sekutunya di Yaman.

    “Kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutu mereka di Yaman, kami tidak berniat meninggalkan front internal dan regional hanya karena kami sedang berkonflik dengan entitas Zionis,” kata seorang pejabat Houthi.

    “Tak akan meninggalkan bermacam front internal hanya karena kami sibuk berperang demi mendukung rakyat Palestina dan Hamas.”

    Houthi juga terus mengancam akan menyerang Israel hingga negara Zionis itu menghentikan serangan di Gaza.

    Kelompok itu juga mengaku telah membongkar adanya konspirasi oleh agen intelijen Israel (Mossad) dan agen intelijen Amerika Serikat (CIA).

    Yahya Saree, juru bicara militer Houthi berpidato selama unjuk rasa di Sanaa pada Jumat (20/12/2024). Ribuan rakyat Yaman berkumpul dalam unjuk rasa mingguan untuk menentang agresi Israel di Jalur Gaza. (Al Mayadeen)

    Bentrokan di Provinsi Taiz

    Pada hari yang sama media Turki Anadolu Agency melaporkan telah terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah Yaman dan Houthi di Provinsi Taiz, Yaman barat daya.

    Pernyataan dari militer pemerintah Yaman menyebutkan bahwa ada delapan pemberontak Houthi yang tewas dan 15 lainnya terluka saat Houthi menyerang pasukan pemerintah di Taiz bagian barat laut.

    Tidak ada informasi tentang jumlah korban jiwa atau korban luka dari pihak pemerintah.

    Bentrokan terbaru ini diklaim sebagai bentrokan tersengit dalam dua tahun terakhir antara Houthi dan pemerintah Yaman yang diakusi internasional.

    Bentrokan juga dilaporkan terjadi Taiz bagian timur, tetapi tidak ada rincian tentang jumlah korban.

    Menurut narasumber pasukan pemerintah, pihaknya melancarkan serangan balik terhadap Houthi di Taiz timur. Serangan itu dilakukan setelah Houthi berupaya mendekati posisi pemerintah di sana.

    Perang saudara di Yaman

    Yaman didera oleh perang saudara yang berlangsung dari tahun 2014 hingga kini.

    Saat ini wilayah Yaman dikuasai oleh tiga faksi utama, yakni pemerintah yang diakui secara internasional, kelompok Houthi, Dewan Transisional Selatan (STC).

    Pemerintah Yaman menguasai sekitar 55 persen wilayah Yaman, Houthi sekitar 25 persen, dan STC sekitar 20 persen.

    Meski hanya menguasai seperempat wilayah Yaman, Houthi mengontrol wilayah-wilayah penting yang menjadi pusat penduduk di bagian utara. Di sana ada setengah dari seluruh penduduk Yaman.

    Lembaga-lembaga penting juga berada di wialayah yang dikuasai Houthi, kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan perusahaan internet dan telekomunikasi.

    Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi menguasai ladang minyak dan gas di Provinsi Marib dan Hadramaut, sedangkan STC yang didukung Uni Emirat Arab menguasai Kota Aden yang menjadi pusat ekonomi di selatan.

    Kondisi dalam negeri di Yaman relatif tenang sejak dimulainya gencatan senjata antara pasukan pemerintah Yaman dan Houthi pada bulan April 2022.

    (Tribunnews/Febri)

  • Rudal Israel Hantam Truk TV Palestina di Gaza, 5 Orang Tewas

    Rudal Israel Hantam Truk TV Palestina di Gaza, 5 Orang Tewas

    Gaza City

    Serangan rudal Israel menghantam sebuah truk siaran milik televisi Palestina, Al-Quds Today, yang berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam di Jalur Gaza. Sedikitnya lima orang, yang semuanya staf televisi itu, tewas dalam serangan tersebut.

    Keterangan pihak Al-Quds Today, seperti dilansir AFP, Kamis (26/12/2024), menyebut serangan rudal Israel menghantam truk siaran mereka yang sedang diparkir di area kamp Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah pada Kamis (26/12) waktu setempat.

    Pihak Al-Quds Today mengidentifikasi kelima staf yang tewas sebagai Faisal Abu Al-Qumsan, Ayman Al-Jadi, Ibrahim Al-Sheikh Khalil, Fadi Hassouna dan Mohammed Al-Lada’a.

    Disebutkan lebih lanjut oleh televisi Palestina tersebut bahwa para staf itu terbunuh “saat sedang menjalankan tugas jurnalistik dan kemanusiaan mereka”.

    “Kami menegaskan komitmen kami untuk melanjutkan pesan perlawanan kami di media,” tegas Al-Quds Today dalam pernyataannya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyatakan pasukannya telah melancarkan “serangan presisi terhadap sebuah kendaraan yang berisi sel teroris Jihad Islam di dalam area Nuseirat” pada dini hari.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

  • Houthi Klaim Sukses Gempur Israel Pakai Rudal Hipersonik

    Houthi Klaim Sukses Gempur Israel Pakai Rudal Hipersonik

    Sanaa

    Kelompok pemberontak Houthi, yang bermarkas di Yaman, mengklaim pasukannya sukses menembakkan rudal balistik hipersonik ke wilayah Israel bagian tengah. Tel Aviv sebelumnya mengklaim telah menembak jatuh rudal yang diluncurkan dari Yaman.

    Houthi dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (26/12/2024), menyebut serangan rudal yang diluncurkan pasukannya ditargetkan terhadap area Tel Aviv pada Rabu (25/12) waktu setempat. Houthi mengklaim ada satu rudal balistik dan dua drone yang diluncurkan ke wilayah Israel.

    Disebutkan Houthi bahwa pasukan drone mereka melancarkan dua operasi militer menargetkan pusat komersial di Tel Aviv dan kota Ashkelon di selatan Israel.

    “Angkatan Bersenjata Yaman menargetkan target militer musuh Israel di area pendudukan Yaffa (sebutan untuk Tel Aviv) dengan menggunakan rudal balistik hipersonik tipe Palestine 2,” sebut sayap militer Houthi dalam pernyataannya.

    “Operasi tersebut telah berhasil mencapai tujuannya,” klaim Houthi dalam pernyataannya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut rudal dari Yaman itu telah ditembak jatuh sebelum memasuki wilayahnya. Sedangkan salah satu drone, sebut militer Tel Aviv, “terjatuh di area terbuka” setelah sirene peringatan serangan udara berbunyi di wilayah Israel bagian selatan, dekat Jalur Gaza.

    Tidak ada laporan korban luka akibat rentetan serangan Houthi di wilayah Israel.

  • Gencatan Senjata Gaza Tertunda, Hamas-Israel Saling Menyalahkan

    Gencatan Senjata Gaza Tertunda, Hamas-Israel Saling Menyalahkan

    Gaza City

    Kelompok Hamas dan Israel saling menyalahkan dan saling melempar tudingan atas kembali tertundanya kesepakatan gencatan senjata untuk Jalur Gaza. Hal ini terjadi setelah kedua pihak sama-sama melaporkan adanya kemajuan dari perundingan dalam beberapa hari terakhir.

    Pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS), telah berlangsung di Doha dalam beberapa hari terakhir. Berlanjutnya pembicaraan ini menghidupkan kembali harapan akan kesepakatan gencatan senjata yang sulit untuk diwujudkan di Jalur Gaza.

    Namun ternyata kesepakatan kembali gagal dicapai, dengan Hamas, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (26/12/2024), menyebut Israel menetapkan persyaratan baru yang menunda kesepakatan.

    Sedangkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menuduh kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu telah mengingkari pemahaman yang telah dicapai sebelumnya.

    “Perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan terus berlanjut di Doha, di bawah mediasi Qatar dan Mesir dengan cara yang serius… tapi pendudukan telah menetapkan persyaratan baru terkait penarikan pasukan, gencatan senjata, para tahanan dan pemulangan para pengungsi, yang telah menunda pencapaian kesepakatan yang ada,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Hamas tidak menyebutkan lebih lanjut soal persyaratan baru dari Israel tersebut. Namun, Hamas mengklaim pihaknya menunjukkan fleksibilitas, dan bahwa perundingan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir bergerak ke arah yang serius.

    Israel belum memberikan pernyataan publik mengenai persyaratan baru dalam upaya menjamin pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.

  • Hamas Tuding Syarat Baru Israel Tunda Gencatan Senjata di Gaza

    Hamas Tuding Syarat Baru Israel Tunda Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Hamas menuding Israel membuat syarat baru yang menunda gencatan senjata terkait serangan di Jalur Gaza. Namun, Hamas tidak merinci syarat yang diberlakukan oleh Israel.

    Sementara itu, Israel tak mengeluarkan pernyataan resmi apapun terkait hal tersebut.

    “Negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan terus berlanjut di Doha di bawah mediasi Qatar dan Mesir dengan cara yang serius… tetapi pendudukan telah menetapkan syarat baru mengenai penarikan (pasukan), gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan orang-orang terlantar, yang telah menunda tercapainya kesepakatan,” kata Hamas dalam pernyatan mereka, dilansir AFP, Kamis (26/12).

    Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), telah berlangsung di Doha dalam beberapa hari terakhir.

    Negosiasi menghidupkan kembali harapan untuk kesepakatan gencatan senjata, tetapi ternyata sulit dicapai.

    Pada Senin (23/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada parlemen bahwa ada “beberapa kemajuan” dalam negosiasi dengan Hamas. Lalu, pada Selasa (24/12), perwakilan Israel diklaim telah kembali dari Qatar setelah “negosiasi yang signifikan”.

    Minggu lalu, Hamas dan dua kelompok militan Palestina lainnya, Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa kesepakatan gencatan senjata lebih dekat dari sebelumnya asalkan Israel tidak memberlakukan persyaratan baru.

    Upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera telah berulang kali gagal karena berbagai hambatan.

    Meskipun telah melakukan banyak perundingan tidak langsung, Israel dan Hamas hanya menyetujui satu gencatan senjata, yang berlangsung selama seminggu yaitu pada akhir tahun 2023.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]