Negara: Jalur Gaza

  • Petempur Al Qassam ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia – Halaman all

    Petempur Al Qassam ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia – Halaman all

    Petempur Hamas ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia

    TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan operasi rumit penyerangan yang menargetkan unit Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di daerah Tel Al-Zaatar, timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

    Pada Jumat, brigade Al-Qassam melaporkan, operasi penyerangan ke IDF itu dinyatakan kompleks karena melibatkan sejumlah metode dalam beberapa fase.

    Fase pertama, seorang anggota Brigade Al-Qassam melakukan aksi bom bunuh diri dengan ‘memeluk’ tentara Israel yang terdiri dari beberapa personel.

    “Al Qassam menyatakan salah satu pejuangnya meledakkan sabuk peledak di antara kelompok lima tentara IDF, yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak,” kata laporan tersebut.

    Setelah insiden ini, Brigade Al Qassam melaksanakan fase kedua serangan dengan menargetkan pasukan evakuasi yang hendak menolong para personel IDF yang tewas dan terluka karena serangan pertama.

    “Al Qassam lebih lanjut menyatakan kalau saat tim penyelamat IDF mendekati lokasi kejadian untuk menyelamatkan rekan mereka, para pejuang mereka berhasil menembak mati dua tentara tambahan sebelum melemparkan beberapa granat rakitan ke arah pasukan yang tersisa,” kata pernyataan itu dilansir RNTV, Jumat (27/12/2024).

    Mayor Komandan Kompi IDF Tewas

    Terkait serangan di Jabalia, Gaza Utara tersebut, dilansir Khaberni, pihak tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Jumat malam kalau satu di antara korban tewas adalah komandan kompi pasukan.

    “Seorang komandan kompi IDF tewas dalam bentrokan di Jabalia, Jalur Gaza utara, IDF menjelaskan kalau personel yang tewas adalah seorang (berpangkat) mayor,” kata laporan Khaberni.

    Tentara IDF mengindikasikan kalau dua tentaranya juga terluka dalam insiden yang sama, salah satunya mengalami luka-luka serius.

    Penembak runduk Brigade Al Qassam menembakkan senapan sniper Ghoul hasil produksi lokal Milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza. (Brigade Al-Qassam/Media militer)

    Perwira IDF Tewas Kena Penembak Jitu di Netzarim

    Sebelumnya, Tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Kamis bahwa seorang perwira juga terbunuh di Jalur Gaza.

    Radio Angkatan Darat Israel, mengutip sumber militer di IDF, mengkonfirmasi pembunuhan seorang perwira berpangkat mayor di Jalur Gaza.

    Sumber tersebut menjelaskan, petugas tersebut tewas terkena peluru penembak jitu hari ini di kawasan Netzarim di Jalur Gaza tengah.

    “Sumber menyebutkan, orang tersebut bernama Amit Levy, ketua tim batalion patroli, dan berusia 35 tahun,” kata laporan itu.

    Sejauh ini, Tentara pendudukan Israel mengakui kalau sebanyak 823 tentaranya telah tewas sejak awal perang pada 7 Oktober 2023.  

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    IDF Didera Burnout

    Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.

    Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.

    Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.

    Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan.

    Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.

    Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.

    Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.

    Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.

    Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. (Khaberni)

    “Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).

    Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.

    Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.

    Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.

    “Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.

    Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.

    “Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.

    Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.

    Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (Khaberni)

    Jumlah tentara Israel yang tewas

    IDF mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang meletus ialah 822 personel.

    Sebanyak 390 di antaranya tewas sejak operasi militer Israel di Gaza. Adapun korban luka mencapai 5.524 tentara.

    Di sisi lain, warga Palestina yang tewas karena serangan Israel kini mencapai lebih dari 45.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

  • Pasukan Israel Bakar RS Kamal Adwan, 50 Orang Tewas, Hamas: Pembantaian Brutal, Dunia Bungkam! – Halaman all

    Pasukan Israel Bakar RS Kamal Adwan, 50 Orang Tewas, Hamas: Pembantaian Brutal, Dunia Bungkam! – Halaman all

    Pasukan Israel Bakar RS Kamal Adwan, 50 Orang Tewas, Hamas: Pembantaian Brutal, Dunia Bungkam!

    TRIBUNNEWS.COM – Penyerbuan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Jumat (27/12/2024) dilaporkan berujung pada pembakaran fasiltas kesehatan tersebut.

    Menurut sumber medis Palestina, dilansir RNTV, penyerbuan pasukan pendudukan Israel ke rumah sakit tersebut dimulai sejak Jumat dini hari.

    “Komunikasi dengan administrasi rumah sakit terputus setelah pasukan IDF mengepung fasilitas tersebut, hanya memberi waktu 15 menit bagi mereka yang ada di dalam untuk mengungsi ke halaman luar,” kata penuturan saksi mata dilansir RNTV.

    Sebuah sumber resmi mengonfirmasi bahwa IDF mengepung Rumah Sakit Kamel Adwan dan memerintahkan direkturnya, Dr. Hussam Abu Safiya, untuk mengumpulkan semua orang di halaman dalam jangka waktu yang sangat singkat sebagai bagian dari persiapan penyerbuan.

    Sumber medis rumah sakit tersebut kemudian mengonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel memang memasuki rumah sakit.

    Laporan menunjukkan bahwa sekitar 350 orang hadir di dalam Rumah Sakit Kamel Adwan, termasuk 75 pasien yang terluka, pendamping mereka, dan sekitar 180 staf medis dan pekerja dari berbagai departemen.

    Serangan udara Israel ke RS Kamal Adwan di Gaza Utara. ABu Obaida, juru bicara Al Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan, nyawa para sandera Israel tergantung pada pergerakan tentara Israel di Gaza Utara. (khaberni/tangkap layar)

    50 Orang Tewas, Termasuk Staf Medis

    Sebelumnya, Dr. Abu Safiya mengumumkan bahwa sekitar 50 orang tewas, termasuk lima staf medis, akibat serangan udara oleh pesawat IOF yang menargetkan gedung yang berdekatan dengan rumah sakit.

    Ia mengonfirmasi bahwa di antara yang meninggal terdapat Dr. Ahmed Samour, seorang dokter anak, dan Israa Abu Zaida, seorang teknisi laboratorium, keduanya tewas saat berupaya pulang ke rumah.

    Selain itu, teknisi Fares Al-Houdali tewas saat mencoba menyelamatkan pasien yang terluka.

    Pasukan Pendudukan Israel (IDF) memamerkan bendera Israel di Jalur Gaza setelah penyerbuan mereka memporak-porandakan wilayah kantung Palestina tersebut.

    Hamas: Pembantaian Brutal

    Pasukan IDF, lagi-lagi mengklaim penyerbuan terhadap fasilitas sipil ini sebagai bentuk serbuan terhadap fasilitas yang digunakan milisi Palestina.

    Mendalilkan kalau para milisi Palestina membaur, IDF beranggapan kalau korban-korban yang tewas dari kalangan sipil adalah collateral damage, korban tambahan yang tidak terhindarkan.

    Adapun pihak Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas menyatakan kalau IDF melakukan kejahatan perang menyusul serangannya ke Rumah Sakit Kamal Adwan dan pembantaian brutal di daerah sekitarnya. 

    Hamas menganggap pendudukan Israel dan, lebih jauh lagi, pemerintah Amerika Serikat (AS), sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan pasien dan staf medis di dalam rumah sakit.

    “Hamas menekankan bahwa kejahatan Israel ini terjadi di tengah latar belakang kebungkaman dunia internasional dan keterlibatan yang nyata dari pemerintah AS,” kata pernyataan tersebut dilansir RNTV.

    Gerakan Hamas juga menyerukan masyarakat internasional dan semua negara serta organisasi terkait untuk segera mengambil tindakan guna memutus siklus kesunyian dan ketidakpedulian terhadap genosida yang tengah berlangsung di Gaza oleh Israel.

    “Lebih jauh, Hamas mendesak penerapan langkah-langkah mendesak untuk menghentikan agresi pendudukan Israel dan meminta pertanggungjawaban pendudukan dan para pemimpinnya atas kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina,” kata pernyataan itu.

    Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. (Kolase Tribunnews.com)

    Yordania Kutuk Serangan Israel ke RS Kamal Adwan

    Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania mengecam keras pembakaran Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara oleh Pasukan Pendudukan Israel.

    Selain membakar rumah sakit tersebut, IDF diketahui juga  dan memaksa pasien dan staf medis untuk mengungsi.

    Yordania menyebut kebrutalan Israel ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan hukum humaniter.

    “Kementerian tersebut menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan perang keji yang ditambahkan pada kejahatan Pendudukan Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza, dengan menganggap Israel bertanggung jawab atas keselamatan warga sipil dan tim medis yang bekerja di rumah sakit tersebut,” tulis laporan RNTV, mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.

    Dalam sebuah pernyataan, juru bicara kementerian, Duta Besar Dr. Sufian al-Qudah, menegaskan kembali penolakan dan kecaman mutlak Yordania atas penargetan sistematis fasilitas dan staf medis oelh Israel.

    Aksi ini merupakan pelanggaran hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Warga Sipil di Masa Perang.

    Juru bicara tersebut juga mengutuk penghancuran serius infrastruktur penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup penduduk di Gaza utara.

    “Duta Besar al-Qudah menyerukan masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menegakkan tanggung jawab hukum dan moralnya dengan menuntut Israel menghentikan agresinya terhadap Gaza, berhenti menargetkan warga sipil, dan mengakhiri bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh serangan tersebut,” kata laporan tersebut.

    Al-Qudah juga mendesak perlindungan yang diperlukan bagi rakyat Palestina, pertanggungjawaban bagi para pelaku kejahatan ini, dan pengamanan fasilitas kemanusiaan dan kesehatan, tempat penampungan, dan infrastruktur penting lainnya dari pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel.

     

    (oln/khbrn/RNTV/*)

     

  • Update Perang Gaza: RS RI Diserang-Israel Ngamuk ke Paus

    Update Perang Gaza: RS RI Diserang-Israel Ngamuk ke Paus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah semakin memanas. Terbaru, Houthi dari Yaman dan Israel saling serang. Berikut update terkait situasi di wilayah Timur Tengah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Jumat (27/12/2024).

    Houthi Yaman Rudal Bandara Tel Aviv Israel

    Kelompok Houthi Yaman menembakkan rudal ke bandara Ben Gurion Israel, Jumat (27/12/2024). Ini terjadi sehari setelah serangan Israel menghantam bandara internasional Sanaa dan target lain di negeri itu, Kamis.

    Pernyataan yang dirilis Houthi mengatakan mereka juga meluncurkan pesawat nirawak ke Tel Aviv dan ke sebuah kapal di Laut Arab. “Agresi Israel hanya akan meningkatkan tekad dan tekad rakyat Yaman yang hebat untuk terus mendukung rakyat Palestina,” ujar kelompok yang dekat dengan Iran tersebut dan dicap pemberontak oleh Barat, dikutip AFP.

    Sayangnya tidak ada rincian terkait hal ini. Belum diketahui bagaimana kerusakan atau adakah korban di Israel.

    Sebelumnya, serangan Israel ke Yaman menewaskan enam orang dan 11 lainnya. Selain Sanaa, kota pelabuhan Hodeida, Salif, dan Ras Kanatib juga dibombardir melalui serangan udara.

    Israel mengatakan menargetkan target militer Houthi. Militer menyinyalir wilayah-wilayah itu menjadi tempat penyelundupan senjata Iran ke Yaman.

    Houthi dan Israek memang telah berulang kali terlibat kekerasan sejak perang Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu. Houthi mengatakan serangan mereka merupakan bentuk solidaritas ke Palestina.

    Sabtu serangan menewaskan satu orang di Israel. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Houthi Yaman akan jadi target operasi baru.

    Israel Bombardir Yaman, Rudal Bandara-Pelabuhan

    Sebelumnya Israel melancarkan serangan udara ke Yaman. Dilaporkan bagaimana serangan tersebut menghantam bandara internasional Sanaa dan target lain, mulai dari fasilitas militer hingga pembangkit listrik, Kamis waktu setempat. Kota Pelabuhan Hodeidah, Salif, dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman juga menjadi target serangan.

    Media kelompok Houthi, yang menguasai Yaman saat ini melaporkan enam tewas karena serangan itu. Sementara 11 orang dilaporkan terluka.

    Mengutip AFP Jumat (27/12/2024), serangan menyusul meningkatnya permusuhan antara Israel dan Houthi. Penguasa Yaman ini merupakan bagian dari aliansi “poros perlawanan” Iran terhadap Israel.

    “Bandara diserang lebih dari enam serangan, dengan serangan juga menargetkan pangkalan udara Al-Dailami yang berdekatan,” kata seorang saksi mata.

    “Serangkaian serangan juga dilakukan terhadap sebuah pembangkit listrik di Hodeida,” kata seorang saksi mata lain dan laporan stasiun TV resmi Al-Masirah milik Houthi.

    “Kejahatan Zionis terhadap seluruh rakyat Yaman,” kata juru bicara Houthi Mohammed Andulsalam.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan jet tempurnya melakukan serangan berdasarkan data intelijen dan mengklaim menarget titik-titik militer rezim Houthi. Israel mengatakan wilayah yang dibombardir digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke wilayah tersebut, termasuk untuk masuknya pejabat senior Iran.

    “Rezim teroris Houthi adalah bagian utama dari poros teror Iran,” klaim Israel.

    Sementara itu mengutip Reuters, setelah serangan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 bahwa Israel baru saja memulai kampanye melawan Houthi.

    “Kami baru saja memulai dengan mereka,” ujarnya.

    Jumlah Korban Tewas di Gaza Meningkat

    Israel telah menewaskan 37 warga Palestina di Gaza dan melukai 98 orang di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.

    Pembunuhan terbaru tersebut telah menambah jumlah korban tewas sejak 7 Oktober tahun lalu menjadi sedikitnya 45.436 orang. Perang Israel di Gaza juga melukai sedikitnya 108.038 orang.

    RS Indonesia Gaza Diserang Israel

    Pada Rabu pekan lalu, Israel kembali melancarkan serangan ke Rumah Sakit (RS) Indonesia, dini hari waktu setempat. Direktur RS Indonesia di Gaza, dr. Marwan Al-Sultan, mengatakan serangan terbaru ini menyebabkan bagian rangka atap dan jendela RS rusak parah.

    “Tolong selamatkan Rumah Sakit Indonesia dan tim medis serta pasien. Lakukan yang terbaik untuk menjaga Rumah Sakit Indonesia tetap hidup,” kata Marwan.

    Serangan terhadap RS Indonesia di Gaza ini sebetulnya sudah berlangsung sejak 14 Desember dini hari lalu. Kala itu, staf lokal RS Indonesia mengatakan tank-tank Israel sudah melakukan pengepungan.

    “Penyerangan dilakukan langsung ke kamar pasien, di mana ada seorang pasien dengan susah payah keluar dari ruangan menuju koridor. Penembakan terus-menerus ini membahayakan pasien yang ada di dalam rumah sakit,” katanya.

    Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melalui Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) pun bereaksi pada serangan baru Israel ke RS Indonesia di Gaza, Palestina. Lembaga itu menyebut aksi Tel Aviv itu merupakan aksi yang keji.

    Dalam sebuah pernyataan yang diterima CNBC Indonesia, Ketua BKSAP Mardani Ali Sera menyebutkan bahwa tudingan Israel bahwa RS Indonesia Gaza menjadi markas pasukan Hamas merupakan sesuatu yang tak dapat dibuktikan kebenarannya.

    “RS Indonesia merupakan sedikit dari rumah sakit di Gaza yang secara parsial masih berfungsi. Tuduhan bahwa di rumah sakit Indonesia itu ada pejuang Hamas yang menyerang Israel adalah kebohongan alias tidak ada bukti,” tegas dia, Kamis (26/12/2024)

    Israel Ngamuk ke Paus, “Seret” Utusan Vatikan

    Pemerintah Israel mengatakan telah melakukan tindakan pemanggilan terhadap Duta Besar (Dubes) Vatikan untuk negara itu, Uskup Agung Adolfo Tito Yllana, Selasa waktu setempat. Hal ini dikarenakan pidato pimpinan tertinggi Vatikan dan Umat Katolik Roma, Paus Fransiskus, yang mengkritik ‘kekejaman’ Israel di Gaza.

    Dalam laporan Russia Today (RT) Kamis (26/12/2024), Uskup Agung Adolfo dipanggil untuk untuk berbicara dengan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Eyal Bar-Tal. Di pertemuan itu, Bar-Tal kemudian menyampaikan bahwa Tel Aviv mengutuk pernyataan Paus Fransiskus.

    “Bar-Tal mengutuk pernyataan yang dibuat oleh Paus, tetapi tidak secara resmi menegur Yllana,” kata laporan sejumlah media Israel yang dikutip RT.

    Sebelumnya, Paus memperbarui seruannya untuk gencatan senjata di Gaza menjelang Natal. Beliau kemudian menyoroti jumlah korban tewas warga sipil akibat serangan udara Israel.

    “Ini kekejaman. Ini bukan perang. Saya ingin mengatakan ini karena menyentuh hati,” katanya, menurut Reuters.

    Bulan lalu, Vatican News mengutip Paus yang menulis dalam bukunya yang akan datang bahwa tuduhan genosida yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap Palestina. Bahkan gereja suci itu mengatakan kekerasan “harus diselidiki dengan saksama”.

    Di sisi lain, Israel telah menepis tuduhan genosida. Mereka seringkali menegaskan bahwa kelompok militan Palestina Hamas, yang diperangi Negeri Yahudi di Gaza, telah menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

    Prediksi Pakar Soal Perang Israel di Gaza Tahun 2025

    Profesor Hubungan Internasional, London School of Economics, Fawaz A. Gerges, mengatakan bahwa konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama ratusan tahun hanya akan berakhir jika Israel mengakhiri pendudukannya atas tanah Palestina. Ini juga bisa selesai jika Israel memberikan hak penentuan nasib sendiri kepada negara-negara tetangganya.

    “Seperti yang telah berulang kali dikatakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, gencatan senjata Israel-Hizbullah dan (kemungkinan) gencatan senjata Israel-Hamas tidak berarti berakhirnya perang Israel,” tuturnya kepada Newsweek, Jumat (27/12/2024).

    Akademisi Universitas Tel Aviv, Eyal Zisser, mengatakan sejauh ini Israel telah mencapai sebagian besar tujuannya dalam perang yang dilancarkan Hamas dan Hizbullah terhadapnya pada awal Oktober 2023. Hamas dikalahkan sebagai kekuatan militer dan pemerintahan di Gaza, Hizbullah mengalami pukulan telak yang membuatnya kehilangan kemampuan untuk menghalangi dan mengancam Israel sementara di Suriah, rezim Bashar al-Assad jatuh dan Iran terdesak, melemah, dan terhalang.

    “Ini adalah keadaan yang menguntungkan untuk mengakhiri perang Israel selama tahun 2025 dan menerjemahkan pencapaian militer menjadi langkah politik dengan negara-negara Arab moderat dan mungkin juga Palestina,” ungkapnya.

    Namun hal berbeda disampaikan Profesor Pemerintahan Universitas Georgetown di Qatar, Mehran Kamrava. Menurutnya, meski Israel sudah mencapai sejumlah tujuannya dalam perang, Negeri Zionis itu belum akan berhenti.

    Menurutnya masih ada peluang terus berlanjut. Apalagi Donald Trump akan memegang kekuasaan di negara sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS).

    “Sekutu terbesar PM Netanyahu, Donald Trump, tidak menyukai perang, perang tidak baik untuk bisnis, sehingga upaya Israel untuk melancarkan perang skala penuh tidak mungkin dilakukan,” ucapnya.

    “Sebaliknya, kita cenderung melihat lebih banyak upaya yang sama terhadap Iran dan musuh-musuh lainnya yang telah berhasil dilakukan Israel,” tambahnya.

    Sementara itu, Profesor Emeritus Hubungan Internasional, St Antony’s College, Universitas Oxford, Avi Shlaim, menganggap secara pasti bahwa Perang Israel di Timur Tengah kemungkinan besar tidak akan berakhir pada tahun 2025 atau dalam waktu dekat.

    Alasan langsungnya adalah bagaimana Netanyahu perlu memperpanjang perang mengerikan di Gaza untuk menghindari pengadilan di negaranya sendiri atas tuduhan korupsi yang dapat dijatuhi hukuman penjara.

    “Alasan yang lebih dalam adalah Israel adalah negara kolonial pemukim yang kecanduan pendudukan, pembersihan etnis, dan perluasan wilayah,” tambah Shlaim.

    “Pemerintah saat ini mengklaim kedaulatan Yahudi atas seluruh Tanah Israel yang mencakup Tepi Barat dan karena itu menghalangi negara Palestina yang merdeka. Ini adalah resep untuk konflik permanen,” tuturnya.

    (pgr/pgr)

  • Pejuang Al-Qassam Pakai Sabuk Berpeledak, Lakukan Serangan Bunuh Diri di Jabalia, Zionis Tewas – Halaman all

    Pejuang Al-Qassam Pakai Sabuk Berpeledak, Lakukan Serangan Bunuh Diri di Jabalia, Zionis Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejuang Brigade Al-Qassam telah melakukan serangan bunuh diri di Jabalia.

    Dalam serangan itu, Al-Qassam menggunakan sabuk berpeledak.

    Dilaporkan seorang pejuang telah berhasil meledakkan dirinya dengan sabuk peledak yang menargetkan lima tentara.

    Akibatnya menewaskan dan melukai para tentara zionis tersebut, menurut sebuah pernyataan di Telegram, mengutip Al Jazeera.

    Sayap bersenjata Hamas mengatakan penembak jitu juga menembak dua tentara Israel lainnya.

    Dilaporkan sebelum diserang Hamas, Israel berniat menyerang kelompok itu dengan sejumlah granat di daerah Tel al-Zaatar di timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

    Konfrontasi Gaza Utara: Perwira Zionis Tewas, 12 Tentara Israel Ditangkap

    Brigade al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), mengumumkan para pejuangnya menangkap pasukan infanteri Israel di Gaza Utara, pada Minggu (22/12/2024).

    Tentara zionis yang ditangkap sebanyak 12 tentara, mereka ditangkap dalam penyergapan kompleks.

    Secara rinci, Brigade al-Quds meledakkan sebuah rumah yang sebelumnya terdapat alat peledak anti-personil.

    Di dalamnya terdapat pasukan Israel telah membarikade dirinya di daerah al-Ezba di sebelah barat Beit Hanoun. 

    Setelah kedatangan pasukan penyelamat Israel ke lokasi penyergapan, sebuah alat peledak Thaqib diledakkan di sebuah tank militer Merkava.

    Sementara itu, pasukan Israel mengakui kematian seorang perwira dan dua tentara dari Brigade Kfir selama konfrontasi di Jalur Gaza utara.

    Media Israel mengungkapkan, petugas yang tewas memegang posisi wakil komandan perusahaan, dikutip Al Mayadeen, Rabu (25/12/2024).

    Laporan menunjukkan, unit militer Israel jatuh ke dalam penyergapan di Beit Hanoun, Gaza utara, di mana sebuah alat peledak meledak di dekat mereka.

    Akibatnya perwira dan dua tentara tewas, dan melukai tentara zionis lain.

    Setelah ledakan awal yang menyebabkan korban, unit Israel kedua tiba di tempat kejadian, untuk mencari alat peledak lain. 

    Namun, tidak ada cedera tambahan yang dilaporkan dalam insiden kedua.

    Radio Angkatan Darat Israel menyatakan, sejak awal operasi militer Divisi 162 di Gaza utara, total 38 tentara Israel dari divisi tersebut telah tewas.

    Dalam pernyataan lain, Brigade Al-Quds mengumumkan para pejuangnya terlibat dalam konfrontasi jarak dekat yang sengit menggunakan senjata jarak menengah dan bahan peledak anti-personil dengan tentara musuh.

    Lokasinya di sebuah rumah di daerah Abdul Daim di sebelah barat Beit Hanoun.

    Sementara itu, Brigade Martir al-Aqsa, sayap militer gerakan Fatah, menargetkan tentara pendudukan dan kendaraan yang ditempatkan di poros Netzarim dekat Istana Keadilan dengan roket jarak pendek 107mm.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Israel Bakar Rumah Sakit Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara, Paksa Staf dan Pasien Keluar – Halaman all

    Israel Bakar Rumah Sakit Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara, Paksa Staf dan Pasien Keluar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel menyerbu rumah sakit terakhir yang beroperasi di bagian paling utara Gaza pada Jumat (27/12/2024).

    Israel memaksa banyak staf dan pasien keluar dari fasilitas tersebut.

    Hal ini sebagaimana disampaikan kementerian kesehatan wilayah tersebut, Jumat.

    Rumah Sakit Kamal Adwan telah diserang beberapa kali selama tiga bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan terhadap pejuang Hamas di lingkungan sekitar.

    Kementerian mengatakan serangan terhadap rumah sakit tersebut sehari sebelumnya menewaskan lima staf medis.

    Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya tengah melancarkan operasi terhadap infrastruktur dan pejuang Hamas di area rumah sakit tersebut, tanpa memberikan rincian.

    Israel mengulangi klaim, pejuang Hamas tengah beroperasi di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan, meskipun tidak memberikan bukti.

    Namun, pejabat rumah sakit membantah tuduhan tersebut.

    Paksa Staf dan Pasien Keluar dari Rumah Sakit

    Kementerian Kesehatan mengatakan pasukan Israel memaksa tenaga medis dan pasien berkumpul di halaman rumah sakit dan melepas pakaian mereka di tengah suhu musim dingin.

    Dikutip dari AP News, mereka dibawa keluar dari rumah sakit, sebagian ke lokasi yang tidak diketahui.

    Sementara, sebagian pasien dikirim ke Rumah Sakit Indonesia di dekatnya, yang berhenti beroperasi setelah serangan Israel awal minggu ini.

    Kementerian tersebut mengatakan, pasukan membakar beberapa bagian Rumah Sakit Kamal Adwan, termasuk laboratorium dan departemen bedah rumah sakit.

    Dikatakan, sebanyak 25 pasien dan 60 petugas kesehatan masih berada di rumah sakit dari 75 pasien dan 180 staf yang berada di sana.

    Keterangan kementerian tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen, dan upaya untuk menghubungi staf rumah sakit tidak berhasil.

    “Kebakaran berkobar di mana-mana di rumah sakit,” kata seorang anggota staf yang tidak disebutkan namanya dalam pesan audio dari rumah sakit yang diunggah di akun media sosial direkturnya, Hossam Abu Safiya.

    Staf tersebut mengatakan beberapa pasien yang dievakuasi telah dilepaskan dari oksigen.

    “Saat ini ada pasien yang bisa meninggal kapan saja,” katanya.

    Militer Israel menyatakan pihaknya telah melakukan upaya untuk mengurangi kerugian bagi warga sipil dan telah “memfasilitasi evakuasi warga sipil, pasien, dan personel medis secara aman sebelum operasi”, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    “Rumah Sakit Kamal Adwan berfungsi sebagai benteng teroris Hamas di Gaza utara, tempat para teroris beroperasi selama perang,” klaim Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir Arab News.

    Kamal Adwan, serta rumah sakit Indonesia dan Al-Awda, telah berulang kali diserang oleh pasukan Israel, yang telah membersihkan tepi utara Jalur Gaza selama berminggu-minggu, kata staf medis Palestina.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Serangan hari Jumat terjadi sehari setelah tentara mengevakuasi Rumah Sakit Indonesia di dekatnya dan terus menekan Rumah Sakit Al-Awda.

    Televisi Al-Aqsa milik Hamas mengatakan, beberapa jam setelah penyerbuan, pasukan Israel membakar rumah sakit tersebut.

    Dalam penggerebekan, pasukan Israel kerap kali melakukan penahanan massal, menelanjangi para pria hingga hanya mengenakan pakaian dalam untuk diinterogasi dalam apa yang dikatakan militer sebagai tindakan keamanan saat mereka mencari pejuang Hamas.

    Sejak Oktober, serangan Israel telah menutup wilayah Gaza utara di Jabaliya, Beit Hanoun, dan Beit Lahiya serta meratakan sebagian besar distrik tersebut.

    Puluhan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi, tetapi ribuan lainnya diyakini masih berada di wilayah tersebut, tempat Kamal Adwan dan dua rumah sakit lainnya berada.

    Kelompok hak asasi manusia Israel, Physicians for Human Rights-Israel, awal minggu ini mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Israel untuk menghentikan serangan militer terhadap Kamal Adwan.

    Kelompok itu memperingatkan, evakuasi paksa rumah sakit akan “menelan ribuan penduduk di Gaza utara.”

    Serangan udara dan serangan udara Israel yang telah berlangsung hampir 15 bulan di Gaza telah menghancurkan sektor kesehatan di wilayah tersebut.

    Setahun yang lalu, Israel melakukan serangkaian penggerebekan di rumah sakit-rumah sakit di Gaza utara, termasuk Kamal Adwan, RS Indonesia, dan RS al-Awda di dekatnya, dengan mengatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit tersebut merupakan markas Hamas, meskipun tidak memberikan banyak bukti.

    Menurut Kementerian Kesehatan, operasi Israel telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 108.000 lainnya.

    Jumlah tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

    Lebih dari 90 persen dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza telah diusir dari rumah mereka, sebagian besar dari mereka kini berlindung di kamp-kamp tenda yang luas dan kumuh di Gaza selatan dan tengah.

    Israel meluncurkan kampanyenya dengan bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya.

    Sekitar 100 warga Israel masih ditawan di Gaza, sekitar sepertiganya diyakini telah tewas.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Israel terus lakukan serangan ke Gaza walau korban tewas telah mencapai 44.875 orang

    Israel terus lakukan serangan ke Gaza walau korban tewas telah mencapai 44.875 orang

    Sabtu, 14 Desember 2024 12:21 WIB

    Warga berkumpul di antara reruntuhan bangunan yang hancur setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi al-Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Jumat (13/12/2024). Sedikitnya 27 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya cedera dalam serangan udara terbaru Israel ke sejumlah rumah hunian di kamp pengungsi al-Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel saat ini telah mencapai 44.875 orang. ANTARA FOTO/XINHUA/Rizek Abdeljawad/Spt.

    Warga berkumpul di antara reruntuhan bangunan yang hancur setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi al-Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Jumat (13/12/2024). Sedikitnya 27 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya cedera dalam serangan udara terbaru Israel ke sejumlah rumah hunian di kamp pengungsi al-Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel saat ini telah mencapai 44.875 orang. ANTARA FOTO/XINHUA/Rizek Abdeljawad/Spt.

    Sejumlah warga menshalatkan korban yang tewas dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Al-Awda, Jalur Gaza bagian tengah, Jumat (13/12/2024). Sedikitnya 27 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya cedera dalam serangan udara terbaru Israel ke sejumlah rumah hunian di kamp pengungsi al-Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel saat ini telah mencapai 44.875 orang. ANTARA FOTO/XINHUA/Rizek Abdeljawad/Spt.

  • Houthi Tembakkan Lagi Rudal Palestina 2 ke Israel, Sasar Bandara Ben Gurion, Jutaan Orang Berlindung – Halaman all

    Houthi Tembakkan Lagi Rudal Palestina 2 ke Israel, Sasar Bandara Ben Gurion, Jutaan Orang Berlindung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah kembali menyerang Israel dengan rudal hipersonik.

    Serangan pada Jumat dini hari, (27/12/2024), itu terjadi sehari setelah Israel membombardir Yaman.

    “Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman menjalankan operasi yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Yaffa menggunakan satu rudal hipersonik berjenis ‘Palestina 2,’” kata juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, dikutip dari kantor berita Saba.

    Saree mengklaim rudal itu sukses menghantam target dan menimbulkan korban jiwa.

    Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku sukses menangkis rudal itu. Sirene peringatan sengaja dibunyikan karena adanya kekhawatiran mengenai jatuhnya pecahan rudal.

    Menurut IDF, tidak ada laporan kerusakan di bandara. Kedatangan pesawat ke Ben Gurion sempat ditunda selama 30 menit.

    Dikabarkan ada 18 warga Israel yang terluka ringan saat berlarian menuju tempat perlindungan. Ada dua orang yang mengalami gangguan kecemasan.

    Melalui akun X miliknya, IDF melaporkan ada jutaan warga Israel yang bersembunyi di shelter saat Houthi menyerang.

    Selain menembakkan rudal, Houthi juga mengaku meluncurkan pesawat tanpa awak atau drone yang turut menargetkan daerah Yaffa.

    Houthi mengatakan serangan Israel sebelumnya ke Yaman hanya akan meningkatkan tekad rakyat Yaman untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

    Serangan itu terjadi ketika Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sedang di Bandara Internasional Sanaa.

    “Ketika kami akan naik pesawat dalam penerbangan kami dari Sanaa, sekitar dua jam lalu, bandara diserang dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka,” kata Ghebreyesus di X.

    Saat itu dia berada Yaman karena sedang dalam misi untuk membebaskan staf PBB yang ditahan dan meninjau situasi kemanusiaan di negara itu.

    Spesifikasi Palestina 2

    Beberapa bulan lalu pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, berujar pihaknya mulai menggunakan rudal Palestina-2 dalam tahap baru operasi untuk mendukung warga Palestina.

    “Dalam tahap operasi militer ini kita akan menjadi lebih efektif demi negara kita, mengingat pengembangan potensi dan produksi rudal Palestina-2 dan kemampuan militer lainnya,” kata al-Houthi hari Kamis, (26/9/2024), dikutip dari Sputnik News.

    Menurut al-Houthi, rudal Palestina-2 adalah pencapaian signifikan.

    “Digunakan dalam operasi militer saat tahap kelima untuk membantu jalur Gaza.”

    Dia menyebut minggu ini angkatan bersenjata Yaman telah melakukan operasi dengan 39 rudal balistik, rudal penjelajah, dan pesawat nirawak.

    “Laut Merah, Laut Arab, dan Teluk Aden menjadi zona terlarang sepenuhnya bagi Israel, Amerika, dan Inggris.”

    Rudal hipersonik Palestina-2 milik Houthi. (Israel Alma)

    Palestina-2 pertama kali dipamerkan Houthi pada hari Senin, (16/9/2024), atau sehari setelah serangan rudal yang menembus wilayah Israel hingga jauh ke dalam.

    Rudal itu diklaim memiliki teknologi canggih untuk menghadapi sistem pertahanan udara Israel.

    Dikutip dari Xinhua, video yang dirilis Houthi beberapa waktu lalu memperlihatkan peluncur rudal itu. Ada tulisan “Palestina-2” dan “Hypersonic” dengan huruf berwarna merah.

    Houthi mengklaim rudal itu memiliki jangkauan jelajah hingga 2.150 km dan ditenagai dengan bahan bakar pada.

    Rudal itu disebut bisa mencapai kecepatan Mach 16 atau 16 kali kecepatan suara. Oleh karena itu, rudal tersebut masuk dalam kategori hipersonik jika kecepatannya sudah terverifikasi.

    Houthi juga mengklaim rudal itu dibekali dengan teknologi siluman dan bisa bermanuver. Bahkan, rudal itu bisa menembus sistem pertahanan udara paling canggih, termasuk Iron Dome milik Israel.

    (Tribunnews/Febri)

  • Pakar Militer Sebut Pasukan Israel di Gaza Kini Punya Masalah Besar yang Bisa Jadi Bencana – Halaman all

    Pakar Militer Sebut Pasukan Israel di Gaza Kini Punya Masalah Besar yang Bisa Jadi Bencana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.

    Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.

    Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.

    Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan.

    Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.

    Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.

    Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.

    Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.

    Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. (Khaberni)

    “Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).

    Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.

    Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.

    Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.

    “Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.

    Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.

    “Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.

    Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.

    Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (Khaberni)

    Jumlah tentara Israel yang tewas

    IDF mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang meletus ialah 822 personel.

    Sebanyak 390 di antaranya tewas sejak operasi militer Israel di Gaza. Adapun korban luka mencapai 5.524 tentara.

    Di sisi lain, warga Palestina yang tewas karena serangan Israel kini mencapai lebih dari 45.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

    (Tribunnews/Febri)

  • Tentara Israel Mundur dari 3 Kota di Lebanon Selatan setelah Negosiasi dengan UNIFIL – Halaman all

    Tentara Israel Mundur dari 3 Kota di Lebanon Selatan setelah Negosiasi dengan UNIFIL – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Lebanon mengumumkan penarikan tentara pendudukan Israel dari tiga kota yang telah ditembusnya pagi ini.

    “Penarikan pasukan Israel yang telah menyusup ke Qantara, Adshit al-Qusayr, dan Wadi al-Hujair di selatan,” bunyi pernyataan tentara Lebanon, Jumat (27/12/2024).

    Penarikan itu setelah serangkaian kontak yang dilakukan oleh komite lima partai untuk mengawasi Israel setelah menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah apda 27 November lalu.

    “Tentara Lebanon bekerja untuk menghilangkan penghalang tanah yang telah didirikan oleh Israel untuk menutup salah satu jalan di Wadi Al-Hujar, dan membuka kembali jalan tersebut,” tambahnya.

    Mereka menekankan tentara Lebanon sedang memantau situasi dengan pasukan UNIFIL dan komite lima partai, seperti diberitakan Lebanese Army.

    Komite beranggotakan lima negara tersebut mencakup perwakilan tentara Lebanon, Israel, dan Pasukan Penjaga Perdamaian Interim PBB (UNIFIL), selain Amerika Serikat dan Prancis, yang merupakan dua negara penengah dalam perjanjian gencatan senjata tersebut.

    Pagi ini, kendaraan pasukan pendudukan Israel maju ke kota Qantara, yang terletak di distrik Marjayoun, dan ke Wadi al-Hujair di Lebanon selatan.

    Segera, tentara Lebanon menutup jalan yang dimulai dari pusatnya di Jembatan Qaqaiyat al-Jisr hingga Wadi al-Hujair.

    Sementara, tank Merkava Israel menjelajahi lembah tersebut bersamaan dengan penyisiran intensif di hutan.

    Kemudian, patroli UNIFIL menuju ke Persimpangan Qantara, di mana terdapat pasukan Israel di daerah tersebut, menurut laporan Badan Nasional.

    Pendudukan Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku.

    Israel masih melakukan pengeboman rumah dan menargetkan warga sipil, yang menyebabkan kematian dan melukai sejumlah warga di Lebanon, seperti diberitakan Al Mayadeen.

    Sebelumnya pada 8 Oktober 2023, Hizbullah memulai serangan terhadap perbatasan Israel di utara sebagai dukungan untuk perlawanan Palestina, Hamas, yang meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa sehari sebelumnya.

    Hizbullah berjanji akan menghentikan serangan terhadap Israel dengan syarat Israel juga menghentikan serangan di Jalur Gaza terlebih dahulu.

    Pertempuran semakin intens hingga Hizbullah kehilangan sejumlah tokoh penting termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah pada 27 September 2024.

    Hizbullah akhirnya menyepakati perjanjian gencatan senjata pada 27 November 2024 setelah Israel memperluas invasi ke Lebanon, menewaskan ratusan orang.

    Sementara Hamas menghormati keputusan Hizbullah dan mengutuk Israel yang masih melancarkan serangan di Jalur Gaza serta melanggar perjanjian gencatan senjata di Lebanon.

    Sejak 8 Oktober 2023, kematian di Lebanon akibat aksi saling serang Hizbullah dan Israel mencapai 3.754 jiwa pada 23 November 2024.

    Sementara itu, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.399 jiwa dan 107.940 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (26/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Bos WHO Lolos dari Maut, Nyaris Kena Serangan Rudal Israel di Bandara Yaman

    Bos WHO Lolos dari Maut, Nyaris Kena Serangan Rudal Israel di Bandara Yaman

    Jakarta

    Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus nyaris terkena serangan bom Israel saat berada di Bandara Yaman. Israel dilaporkan membombardir bandara tersebut dengan drone dan rudal pada Kamis (26/12/2024).

    Dalam pernyataan resminya dikutip dari laman WHO, Tedros mengatakan dia dan beberapa staf hanya berjarak beberapa meter dari hantaman proyektil Israel, namun menekankan kondisinya aman.

    “Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sana’a, sekitar tiga jam yang lalu (sekitar pukul 5 sore waktu setempat), bandara tersebut dibombardir dari udara. Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara tersebut,” tulis Tedros dikutip dari laman WHO, Jumat (27/12).

    Dirinya menambahkan sejumlah fasilitas di bandara rusak akibat terkena serangan Israel. Setidaknya dua orang tewas imbas insiden tersebut.

    “Saya dan rekan-rekan saya di PBB dan WHO selamat,” ungkap Tedros.

    “Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang orang-orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu,” sebutnya.

    Tedros berada di Yaman sebagai bagian dari misi untuk mengupayakan pembebasan staf PBB yang ditahan milisi Houthi dan menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di negara yang masih dilanda perang sipil sejak 2011 lalu itu.

    Pesawat tempur Israel melancarkan gelombang serangan udara baru di Yaman pada Kamis malam di tengah meningkatnya ketegangan regional akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza, menurut laporan media Israel.

    (kna/kna)