Negara: Jalur Gaza

  • PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all

    PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  PBNU melalui NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina.

    Bekerja sama dengan Gazze Destek Derneği (GDD) atau Asosiasi Dukungan Gaza, NU Care-Lazisnu PBNU kali ini mendistribusikan bantuan paket sayuran kepada 250 keluarga di kamp pengungsian Abu Jumaizah, Deir Al-Balah, Gaza.

    Direktur Eksekutif NU Care-Lazisnu PBNU, Qohari Cholil menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bantuan kemanusiaan berkelanjutan setelah sebelumnya pihaknya bersama GDD menyalurkan bantuan makanan hangat, piama dan hygiene kit untuk keluarga di Gaza.

    “Bantuan paket sayuran ini sangat diperlukan untuk saudara-saudata kita di Gaza, terutama dalam memenuhi kebutuhan serat yang penting untuk menjaga kesehatan. Bantuan ini juga merupakan bagian dari rangkaian bantuan yang telah diberikan sebelumnya, seperti makanan hangat, piama, dan kebutuhan hygiene kit untuk perempuan dan anak-anak di Gaza,” jelas Qohari, Rabu (8/01/2025).

    Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina.

    “Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, bantuan ini menegaskan kepedulian kita semua terhadap saudara di Palestina. Dan kami juga berterima kasih kepada mitra kami GDD, sehingga bantuan kemanusiaan ini bisa sampai untuk rakyat Palestina. Kerja sama ini harapannya dapat terus memberikan dampak positif bagi rakyat Palestina dan meringankan beban kehidupan mereka,” ucapnya.

    Sementara itu, Manajer Operasional GDD Yaseen Al Sayyid mengungkapkan bantuan tersebut disalurkan untuk merespons situasi sulit di Jalur Gaza yang terus menghadapi genosida Israel.

    “Inisiatif bantuan bersama NU Care-Lazisnu  ini kami lakukan sebagai respons atas situasi dan kondisi yang sulit, kurangnya keamanan dan terbatasnya akses dalam melaksanakan bantuan di Gaza. Tantangan lainnya yang kami hadapi yaitu validitas sayuran yang terbatas juga membutuhkan proses distribusi yang cepat dan tepat sasaran,” ungkap Yaseen dalam laporannya pada Jumat (3/01/2025).

    Situasi di Gaza yang serba sulit, lanjutnya, mengharuskan Tim GDD bergerak cepat agar manfaat bantuan dapat diterima secepat mungkin oleh keluarga di Gaza.

    Adapun bantuan paket sayuran diterima 250 keluarga yang rata-rata terdiri dari tujuh anggota keluarga. Paket sayuran segar berisi kentang, bawang bombay, terong, mentimun, paprika, tomat, dan lemon.

    “Sayuran merupakan kebutuhan utama selain karbohidrat dan protein, sehingga distribusi ini kami prioritaskan untuk menjaga kesehatan para pengungsi,” jelas Yaseen.

     

  • Populer Internasional: Ultimatum Brigade Al-Qassam kepada PA – Iran Pasang Sistem Pertahanan Baru – Halaman all

    Populer Internasional: Ultimatum Brigade Al-Qassam kepada PA – Iran Pasang Sistem Pertahanan Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Kelompok Brigade Al-Qassam dan Al-Aqsa mengeluarkan ultimatum kepada Otoritas Palestina (PA) atas tindakan yang mereka sebut “sistematis” di Kamp Jenin, Tepi Barat.

    Sementara itu, Tel Aviv merilis peta Israel Raya yang meliputi Palestina hingga Suriah.

    Di sisi lain, Iran baru saja menempatkan sistem pertahanan udara baru dan akan menggelar latihan perang skala besar.

    Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Ultimatum Brigade Al-Qassam dan Al-Aqsa di Jenin ke Otoritas Palestina: Kesabaran Kami Sudah Habis!
    lihat foto
    Tentara Israel memeriksa dokumen warga Palestina yang mendekati pintu masuk kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 13 Desember 2023, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan gerakan militan Hamas di Gaza.

    Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dan Brigade Al-Aqsa, dari kelompok Fatah, mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi ultimatum terhadap pihak Otoritas Palestina (PA).

    Mereka mengutuk tindakan yang mereka sebut “sistematis” oleh Otoritas Palestina di kamp Jenin, Tepi Barat.

    Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa mengatakan kalau pihak PA “melanggar garis merah dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah dengan sengaja dan sistematis,”.

    Faksi-faksi milisi Perlawanan Palestina itu juga menuduh PA melakukan pengepungan yang mencekik di kamp tersebut dengan mencegah akses terhadap air, listrik, dan pendidikan bagi penduduk.

    Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap situasi di kamp tersebut.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah

    Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk keras apa yang dipublikasikan oleh akun resmi Pemerintah Israel di platform media sosial.

    Publikasi akun Israel itu berupa peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, termasuk bagian dari wilayah pendudukan Palestina, Kerajaan Hashemite Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Peta itu disebut-sebut sebagai wilayah Israel Raya, wacana dan tujuan yang perlahan namun pasti dilaksanakan Israel lewat berbagai gejolak yang terjadi di kawasan tersebut.

    Rilis peta ini bersamaan dengan pernyataan rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari kelompok ultranasionalis ekstremis Yahudi yang menyerukan aneksasi Tepi Barat dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Iran Pasang Sistem Pertahanan Udara Baru di Lokasi Sensitif, Akan Gelar Latihan Perang Skala Besar

    Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia, markas besar Pertahanan Udara Iran, menyatakan bahwa serangkaian sistem pertahanan udara baru dan rahasia telah dipasang di dekat lokasi-lokasi sensitif di negara itu.

    Menurut laporan Tasnim News Agency, Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh mengumumkan pada Senin (6/1/2025) bahwa pasukan pertahanan udara dari Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) akan menggelar latihan perang skala besar gabungan dalam beberapa hari mendatang.

    Rahimzadeh menyebut bahwa peralatan baru tersebut akan digunakan dalam latihan mendatang.

    Pasukan yang berpartisipasi dalam latihan ini akan mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari selama setahun terakhir.

    Latihan tersebut dirancang dengan mempertimbangkan pergerakan musuh dan kebutuhan pertahanan udara Iran.

    Dalam pidatonya pada tahun 2018 lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut pangkalan pertahanan udara sebagai bagian yang sangat penting dari Angkatan Bersenjata yang berada di garis depan dalam menghadapi musuh-musuh Iran.

    Khamenei juga menekankan pentingnya mempercepat peningkatan kemampuan pangkalan serta personel Angkatan Udara.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Yaman Bongkar Jaringan Spionase Inggris-Arab Saudi, Israel Sulit Dapat Data Intelijen soal Houthi

    Dinas Keamanan Yaman di Sanaa (ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi) mengklaim berhasil menggagalkan aksi spionase oleh Inggris dan Arab Saudi.

    Dalam pernyataan hari Senin, (6/1/2024), dinas itu mengatakan aksi spionase tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data intelijen tentang fasilitas militer dan pemimpin Yaman.

    Menurut dinas itu, tiga “trio jahat” yang terdiri atas Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel gagal mencegah operasi militer Yaman untuk membantu Gaza.

    Oleh karena itu, badan intelijen Israel, AS, Inggris, dan lainnya mulai berupaya membuat “bank target” atau daftar target.

    “Intelijen Inggris yang bekerja sama dan berkoordinasi dengan intelijen Saudi ingin menarik, merekrut, dan melatih unsur spionase dengan tujuan menjalankan aktivitas intelijen yang menargetkan kekuatan strategis negara ini,” kata dinas itu dikutip dari The Cradle.

    Orang-orang yang direkrut akan ditugasi memantau dan mengumpulkan data intelijen tentang fasilitas yang dimiliki satuan drone dan rudal tentara Yaman dan fasilitas militer lainnya.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Bantuan AS Masih Kurang, Israel Produksi Bom Berat Secara Lokal: Elbit Systems Dapat Rp 4,4 Triliun – Halaman all

    Bantuan AS Masih Kurang, Israel Produksi Bom Berat Secara Lokal: Elbit Systems Dapat Rp 4,4 Triliun – Halaman all

    Israel Ogah Minta Tolong Terus ke AS, Elbit Systems Dapat Rp 4,4 T Produksi Bom Berat

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Israel pada Selasa (7/1/2025) dilaporkan menandatangani dua kesepakatan besar dengan Elbit Systems bernilai ratusan juta dolar AS.

    Sebagai informasi, Elbit Systems adalah perusahaan teknologi militer dan kontraktor pertahanan internasional yang berpusat di Israel.

    Pemerintah Israel, memberi Elbit Systems kontrak kerja untuk memasok militer Israel (IDF) dengan ribuan bom berat dan membangun fasilitas baru untuk memproduksi bahan mentah menjadi persenjataan.

    Kementerian Pertahanan Israel mengatakan kesepakatan tersebut diperkirakan bernilai NIS 1 miliar ($275 juta atau setara Rp 4,4 triliun).

    Kementerian Pertahanan Israel mengatakan perjanjian tersebut “sangat penting untuk meningkatkan ketahanan operasional IDF dan kemampuan membangun kekuatan,”.

    Selain itu, Kementerian Pertahanan Israel juga menyatakan kalau kesepakatan dengan Elbit System merupakan “pelajaran utama yang dipelajari dari perang tersebut.”

    Berdasarkan perjanjian pertama, Elbit akan memasok ribuan amunisi udara berat yang digunakan oleh Angkatan Udara Israel.

    Pemandangan menunjukkan kendaraan udara tak berawak ‘Elbit Hermes 900’ di Pangkalan Angkatan Udara Palmachim Israel, (5 Juli 2023). (JACK GUEZ/AFP) (AFP/JACK GUEZ)

    Kurangi Ketergantungan ke AS

    Hal ini tampaknya akan mengurangi kebutuhan Israel untuk bergantung pada Amerika Serikat, yang pada akhir musim semi menahan pengiriman bom berat.

    Sejak awal perang, IAF telah meluncurkan lebih dari 83.000 amunisi dalam serangan udara, menurut militer.

    Berdasarkan perjanjian kedua, Elbit akan mendirikan “pabrik bahan baku nasional untuk memproduksi bahan baku yang sebagian besar bersumber dari luar negeri sebelum perang.”

    “Fasilitas baru ini akan dilengkapi dengan lini produksi canggih untuk bahan-bahan berenergi yang digunakan oleh industri pertahanan Israel,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa proyek ini diharapkan dapat “memperkuat kemandirian manufaktur dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.”

    Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran. (khaberni)

    Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Eyal Zamir mengatakan kesepakatan tersebut “meletakkan fondasi bagi perluasan kemandirian manufaktur di dua area penting bagi keberlanjutan operasional IDF: produksi dalam negeri amunisi udara berat dan pembangunan pabrik bahan baku nasional.”

    “Kedua perjanjian ini akan memastikan kemampuan kedaulatan dalam memproduksi bom dan amunisi dari semua jenis,” katanya dalam pernyataan yang diberikan oleh kementerian.

    “Kami memulai langkah bersejarah ini sebelum perang, tetapi mempercepatnya selama perang. Berdasarkan kedua perjanjian tersebut, kemampuan awal akan segera diperluas secara bertahap hingga kita mencapai kemerdekaan penuh di kedua bidang,” kata Zamir.

    “Ini adalah pelajaran utama dari perang yang akan memungkinkan IDF untuk terus beroperasi dengan kuat di semua medan perang,” tambahnya.

    Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada bulan Agustus bahwa AS telah mengirim  lebih dari 50.000 ton persenjataan dan peralatan militer ke Israel sejak perang dimulai.

    Sebuah Tank Merkava Pasukan Israel (IDF) yang hancur di pagar perbatasan Jalur Gaza dalam momen serangan Banjir Al Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023. (sky/AP/tangkaplayar)

    Hadapi Perang Tujuh Front 

    Agresi terhadap Israel di seluruh Timur Tengah, yang digambarkan sebagai perang tujuh front, dimulai dengan serangan oleh gerakan pembebasan Palestina, Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel.

    Akumulasi kegeraman atas aksi penindasan pendudukan Israel di wilayah Palestina membuat ribuan petempur faksi perlawanan Palestina menyerbu Israel dari Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

    Di Gaza, pertempuran sengit di utara terus berlanjut, dengan Hamas masih menunjukkan pihaknya masih mampu menembakkan roket ke Israel setelah hampir 15 bulan perang.

    Di Lebanon, gencatan senjata yang rumit berlaku saat pasukan Israel terus mengungkap infrastruktur Hizbullah di selatan negara itu.

    Sementara itu, selama sebulan terakhir, rudal balistik Houthi dari Yaman telah berulang kali mengirim jutaan warga Israel ke tempat perlindungan bom di tengah malam.

     

    (oln/Toi/*)

  • Tentara Zionis Tewas Kena Rudal Anti-tank di Gaza, Perwira dan Tentara dari Brigade Nahal – Halaman all

    Tentara Zionis Tewas Kena Rudal Anti-tank di Gaza, Perwira dan Tentara dari Brigade Nahal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara zionis Israel kembali menjadi korban tewas di Gaza usai bertempur melawan pejuang Palestina.

    Tentara Israel mengakui kematian tiga tentara.

    Kelompok-kelompok perlawanan Palestina terus mengklaim kerugian besar Israel dalam operasi yang sedang berlangsung di Gaza.

    Pasukan pendudukan Israel mengkonfirmasi kematian seorang perwira dan dua tentara.

    Serta dua pasukan lainnya mengalami cedera selama bentrokan dengan pasukan perlawanan Palestina di Jalur Gaza.

    Seorang juru bicara militer Israel mengumumkan Senin malam (6/1/2025) bahwa perwira dan tentara tewas, dan dua lainnya terluka parah, dalam pertempuran di Gaza utara.

    Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa perwira dan tentara, keduanya dari Brigade Nahal, tewas oleh rudal anti-tank di daerah Beit Hanoun di Gaza utara.

    Dewan Regional Benjamin sebelumnya juga mengumumkan kematian tentara Israel lainnya.

    Korban merupakan seorang penduduk pemukiman Alei, selama pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza, mengutip Channel 12 Israel.

    Saluran lebih lanjut mencatat bahwa pemukiman Alei, yang terletak di Tepi Barat tengah, telah kehilangan 10 penduduknya sejak dimulainya perang Israel di Gaza.

    Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah total tentara Israel yang tewas telah mencapai 826.

    Ditambah dengan ribuan lainnya menderita cedera fisik dan psikologis.

    Namun, kelompok-kelompok perlawanan Palestina mengklaim tentara Israel menyembunyikan kerugian sebenarnya karena kekhawatiran akan reaksi publik.

    Di sisi lain Perlawanan Gaza sering mendokumentasikan operasinya, menunjukkan tank-tank Israel dihancurkan dan tentara yang ditargetkan oleh penembak jitu dan alat peledak.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pasca-Perang di Gaza dengan AS dan Israel – Halaman all

    UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pasca-Perang di Gaza dengan AS dan Israel – Halaman all

    UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pascaperang di Gaza dengan AS dan Israel
     

    TRIBUNNEWS.COM – Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah berdiskusi dengan Israel dan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan sementara Gaza pascaperang.

    Rencana ‘cawe-cawe’ UEA di Gaza itu disebutkan akan berlangsung hingga Otoritas Palestina (PA) yang direformasi mampu mengambil alih, tulis laporan Reuters menurut orang-orang yang mengetahui pembicaraan tersebut, Selasa (7/1/2025).

    “Diskusi di balik layar, tersebut mencakup kemungkinan UEA dan Amerika Serikat (AS), bersama dengan negara-negara lain, untuk sementara waktu mengawasi tata kelola, keamanan, dan rekonstruksi Gaza setelah militer Israel mundur dan sampai pemerintahan Palestina (PA) mampu mengambil alih,” tulis laporan berlabel eksklusif Reuters.

    Sebagai latar belakang, UEA merupakan mitra keamanan dekat AS. Selain itu, tidak seperti kebanyakan pemerintah Arab, Abu Dhabi memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. 

    Faktor kedekatan ini memberi negara Teluk itu pengaruh terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Setelah lebih dari setahun berperang, Israel tetap enggan menguraikan visinya sendiri untuk Gaza dan masyarakat internasional telah berjuang untuk merumuskan rencana yang layak,” kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena percakapan tersebut bersifat pribadi, lansir Reuters.

    Laporan, rencana ikut campurnya UEA di pemerintahan Gaza pasca-Gaza masih kurang rinci dan belum dituangkan dalam rencana tertulis formal, maupun diadopsi oleh pemerintah mana pun.

    “Dalam pembicaraan di balik layar, Abu Dhabi menganjurkan Otoritas Palestina (PA) yang direformasi untuk memerintah Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur di bawah negara Palestina yang merdeka,” kata sumber tersebut – sesuatu yang ditentang secara terbuka oleh Israel.

    “UEA tidak akan berpartisipasi dalam rencana apa pun yang gagal mencakup reformasi signifikan Otoritas Palestina, pemberdayaannya, dan pembentukan peta jalan yang kredibel menuju negara Palestina,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, menanggapi pertanyaan tentang diskusi tersebut.

    “Elemen-elemen ini – yang saat ini masih kurang – sangat penting bagi keberhasilan rencana pasca-Gaza,” tambahnya menyoroti kalau PA dinilai tidak mewakili entitas Palestina sepenuhnya.

    Personel keamanan Otoritas Palestina. Dalam beberapa pekan belakangan, Otoritas Palestina terlibat bentrokan bersenjata dengan sejumlah milisi perlawanan Palestina seperti Brigade Al-Quds di Jenin dan Brigade Martir Al-Aqsa. (khaberni/tangkap layar)

    PA Kurang Berpengaruh

    PA didirikan tiga dekade lalu berdasarkan Perjanjian Oslo 1993-1995, yang ditandatangani oleh Israel dan Palestina, dan diberi kewenangan terbatas atas Tepi Barat dan Gaza.

    PA masih menjalankan sebagian pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel, tetapi diusir dari Gaza pada tahun 2007 oleh Hamas setelah perang saudara singkat.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters bahwa telah ada pembicaraan dengan beberapa mitra, termasuk UEA, mengenai opsi untuk pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi, dan bahwa berbagai rancangan proposal, rencana, dan ide telah diajukan oleh para mitra.

    “Ini merupakan diskusi yang terus berlanjut, sembari kami mencari cara terbaik untuk maju,” kata juru bicara tersebut, menolak berkomentar lebih jauh mengenai “percakapan diplomatik pribadi”.
     
    Kantor Perdana Menteri Israel menolak berkomentar mengenai lapoaran ini. Otoritas Palestina tidak menanggapi pertanyaan Reuters.

    Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)

    Usulkan Penggunaan Pasukan Militer Swasta

    Selain mereformasi PA, empat diplomat dan pejabat Barat mengatakan kalau pejabat UEA telah mengusulkan penggunaan kontraktor militer swasta sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian pascaperang di Gaza.

    Sumber-sumber lain mengonfirmasi kalau mereka diberi pengarahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai usulan pascaperang Emirat, yang mencakup kemungkinan penggunaan pasukan semacam itu.

    Para diplomat dan pejabat Barat mengatakan setiap pengerahan kontraktor semacam itu akan memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat.

    Kontraktor militer swasta, yang dipekerjakan oleh Amerika Serikat dan pemerintah lain, punya citra negatif dengan seabrek catatan dan rekam jejak penyiksaan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penggunaan kekuatan berlebihan, di antara tuduhan lainnya, termasuk di Irak dan Afghanistan.

    Pejabat UEA tidak menanggapi pertanyaan tentang penggunaan kontraktor militer.

    Dua siluet bocah Palestina menyaksikan kehancuran Jalur Gaza karena pemboman Israel. (anews/tangkap layar)

    Rekonstruksi Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

    Membangun kembali Gaza, termasuk lembaga-lembaga politiknya, diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya puluhan miliar dolar.

    Selain itu, rekonstruksi Gaza memerlukan dukungan internasional yang besar, setelah 15 bulan operasi militer Israel menghancurkan tiap sendi kehidupan wilayah tersebut.

    Meski UEA telah mengkritik perilaku militer Israel dan Netanyahu sendiri, Israel tetap masih menginginkan negara kaya minyak itu terlibat di Gaza pascaperang, menurut dua mantan pejabat Israel, yang menolak disebutkan namanya.

    Seperti Israel, negara Teluk itu menentang Hamas, kelompok pembebasan Palestina yang dilabeli AS sebagai ‘grup teror.

    Hamas, sebagai respons aksi represif dan penindasan Israel selama bertahun-tahun, memimpin serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang.

    “Abu Dhabi memandang Hamas dan kelompok Islamis lainnya sebagai kekuatan yang mengganggu stabilitas,” kata ulasan Reuters. 

    Pejabat UEA juga telah menyatakan kekhawatiran secara terbuka atas dampak perang terhadap stabilitas di Timur Tengah dan terhadap upaya menuju integrasi regional dan pembangunan ekonomi yang lebih besar.

    Hamas: Gaza Harus Bebas dari Intervensi Asing Pasca-Perang

    Ketika ditanya apakah Hamas mengetahui proposal yang dibahas oleh UEA, Basem Naim, salah satu pejabat senior organisasi tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa setelah perang, Gaza harus menjadi “wilayah Palestina yang khas” dan tanpa “intervensi asing”.

    Washington bersama mediator Mesir dan Qatar, tengah mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

    Adapun Israel dan Hamas saling menyalahkan pada akhir Desember atas keterlambatan dalam mencapai gencatan senjata – yang menurut kedua belah pihak tampaknya sudah dekat bulan lalu.

    Pada Senin (6/1/2025), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington ingin melihat kesepakatan gencatan senjata diselesaikan dalam dua minggu ke depan.

    Ketika ditanya tentang masa depan Gaza, Brian Hughes, juru bicara tim transisi Donald Trump, mengatakan presiden terpilih AS – yang akan dilantik pada tanggal 20 Januari – akan bekerja sama erat dengan mitra Arab dan Israel “untuk memastikan bahwa Gaza suatu hari nanti dapat makmur”.

    Seorang perwira Otoritas Palestina memegang senjatanya saat pasukan keamanan melancarkan serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, 16 Desember 2024. (tangkap layar aljazeera/Majdi Mohammed/AP)

    Reformasi Otoritas Palestina

    UEA mengatakan mereka hanya akan mengirim pasukan ke misi multinasional pasca perang atas undangan Otoritas Palestina dan dengan keterlibatan AS.

    Namun, Netanyahu mengatakan dia menentang Otoritas Palestina dalam bentuknya saat ini yang memerintah Gaza, dengan mengutip keluhannya yang sudah lama mengenai silabus sekolah PA, yang menurutnya memicu kebencian terhadap Israel, dan kebijakannya memberikan gaji kepada keluarga warga Palestina yang dipenjara di Israel.

    UEA telah meminta perdana menteri baru untuk memimpin Otoritas Palestina, yang sering dikritik oleh pejabat Emirat sebagai lembaga yang korup dan tidak kompeten selama pembicaraan tertutup, kata para diplomat dan pejabat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, yang menjabat pada bulan Maret, telah berjanji untuk melaksanakan reformasi di dalam Otoritas Palestina yang keuangannya telah kacau selama bertahun-tahun karena negara-negara donor telah memotong pendanaan hingga korupsi dan pemborosan ditangani.

    Para pejabat Emirat telah menyebut mantan Perdana Menteri Salam Fayyad, seorang mantan pejabat Bank Dunia berpendidikan AS, sebagai tipe orang yang dapat dipercaya untuk memimpin Otoritas Palestina yang dirombak, menurut para diplomat dan pejabat.

    Fayyad menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2007 hingga mengundurkan diri pada tahun 2013 setelah berselisih dengan Presiden Mahmoud Abbas, yang masih menjabat.

    “Reuters tidak dapat menghubungi Fayyad untuk dimintai komentar,” bunyi disclaimer laporan tersebut.

     

    (oln/rtrs/*)

  • Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Mengamuk, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, hingga Suriah

     
    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk keras apa yang dipublikasikan oleh akun resmi Pemerintah Israel di platform media sosial.

    Publikasi akun Israel itu berupa peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, termasuk bagian dari wilayah pendudukan Palestina, Kerajaan Hashemite Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Peta itu disbeut-sebut sebagai wilayah Israel Raya, wacana dan tujuan yang perlahan namun pasti dilaksanakan Israel lewat berbagai gejolak yang terjadi di kawasan tersebut.

    Rilis peta ini bersamaan dengan pernyataan rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari kelompok ultranasionalis ekstremis Yahudi yang menyerukan aneksasi Tepi Barat dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza.

    Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Duta Besar Dr Sufyan Al-Qudah menyatakan penolakan mutlak pihak Kerajaan Yordania terhadap kebijakan-kebijakan dan pernyataan-pernyataan Israel yang menghasut dan bertujuan untuk menyangkal hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat seperti pada perjanjian tanggal 4 Juni 1967, dengan Yerusalem yang diduduki sebagai ibu kotanya.

    “Dijelaskan, para pejabat Yordania menekankan kalau tuduhan dan ilusi yang diadopsi dan dipromosikan oleh para ekstremis di pemerintahan Israel, yang mendorong berlanjutnya siklus kekerasan dan konflik, merupakan pelanggaran mencolok terhadap norma dan hukum internasional, sehingga memerlukan posisi internasional yang jelas untuk mengutuk dan memperingatkan mereka. dampak buruknya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan,” tulis pernyataan Yordania dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025). 

    Emblem Seragam Tentara IDF

    Kontroversi soal ‘Israel Raya’ bukan kali ini saja menjadi sorotan di media sosial.

    Beberapa waktu lalu, seorang tentara Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dilaporkan difoto mengenakan seragam beremblem di lengan yang menggambarkan peta “Israel Raya” selama operasi militer mereka di Gaza.

    Peta tersebut, yang terlihat jelas di lengan prajurit tersebut, tidak hanya mencakup Israel tetapi juga wilayah yang luas dari negara-negara tetangga, termasuk Yordania, Palestina, Lebanon, sebagian Suriah, Irak, Arab Saudi, dan Mesir.

    Gambar tentara dengan tambalan kontroversial tersebut muncul di media sosial, dan dengan cepat memicu badai reaksi.

    Emblem seragam tentara IDF yang menggambarkan peta Israel Raya yang mencakup teritorial negara tetangga mereka mulai dari Yordania, Arab Saudi, hingga Mesir. (RN)

    Senada Lebensraum Nazi Jerman

    RNTV melaporkan kalau para kritikus berpendapat kalau peta tersebut mencerminkan agenda ekspansionis yang mengingatkan pada ambisi kekaisaran dalam sejarah, sehingga membandingkannya dengan konsep “Lebensraum” atau ruang hidup yang diusung Nazi Jerman.

    Konsep “Israel Raya” berakar pada penafsiran tertentu terhadap ideologi Zionis, yang menyatakan kalau tanah perjanjian terbentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak.

    Penafsiran ini telah menjadi bahan perdebatan sejak berdirinya Negara Pendudukan Israel.

    Oleh para pendukungnya, konsep ini dipandang sebagai pemenuhan nubuatan agama.

    Sedangkan dan para kritikus dan penentang konsep tersebut mengutuknya sebagai pembenaran untuk perluasan wilayah dengan mengorbankan kedaulatan negara-negara tetangga.

    Penulis Israel, Avi Lipkin memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi. (tangkap layar twitter)

    Perbatasan Israel Meluas Jadi Sebuah Gurun Besar

    Pada Januari 2024 silam, sebuah klip video yang beredar di media sosial dilaporkan menunjukkan pernyataan penulis Israel, Avi Lipkin yang memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi.

    Penulis zionis itu menggambarkannya sebagai “Gurun Besar” yang membentang dari Mediterania hingga Efrat.

    Video Klip yang menggambarkan wilayah yang dicita-citakan Zionis bertajuk “Israel Raya” itu telah memicu kemarahan publik secara luas.

    “Dan siapa yang ada di seberang Sungai Eufrat?” tanya Lipkin dalam video tersebut.

    “Kurdi. Dan Kurdi adalah teman. Jadi, kita punya Mediterania di belakang kita dan Kurdi di depan kita… Lebanon, yang benar-benar membutuhkan payung perlindungan Israel, dan kemudian kita akan mengambil alih, saya yakin kita akan mengambil Mekkah, Madinah, dan Gunung Sinai, dan sucikan tempat-tempat itu,” kata Avi Lipkin.

    Video klip itu langsung menjadi perbincangan dan memancing kemarahan publik luas.

    Salah satu komentar di X (dulu twitter), menyebut kalau ‘Israel Raya’ memang telah menjadi tujuan politik Zionisme sejak awal.

    “Setelah Gaza dan Hizbullah, tidak akan sulit bagi Israel. Arab Saudi, Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania tidak akan menimbulkan kesulitan karena Israel dapat dengan mudah menggulingkan rezim di negara-negara tersebut, dan menguasai tanah mereka akan mudah setelah menyebarkan budaya normalisasi dan penerimaan terhadap Israel. Tidak ada yang akan melawan Israel seperti Gaza dan Hizbullah yang menolaknya,” tulis komentar lain di X seperti dilansir Memo dikutip Kamis (11/1/2024).

    Istilah “Israel Raya” mengacu pada perluasan wilayah dan kedaulatan Israel untuk mencakup apa yang oleh banyak orang Israel digambarkan sebagai tanah bersejarah mereka dalam kitab suci mereka.

    Bagi mereka, ini termasuk wilayah Palestina yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki, serta wilayah yang digambarkan oleh Lipkin.

    Rencana Zionis untuk Timur Tengah, kata jurnalis Israel Oded Yinon, didasarkan pada visi pendiri Zionisme yang atheis, Theodor Herzl, yaitu Israel akan mencaplok sebagian besar wilayah Lebanon, Suriah, Yordania, Irak, Mesir, dan Arab Saudi.

    “Israel akan membentuk sejumlah negara proksi untuk memastikan dominasinya di kawasan,” tulis ulasan tersebut.

    (oln/khbrn/rntv/memo/*)

     

  • Badan PBB Tuduh Israel Tembaki Konvoi Bantuan Kemanusiaan Gaza

    Badan PBB Tuduh Israel Tembaki Konvoi Bantuan Kemanusiaan Gaza

    Gaza City

    Program Pangan Dunia (WFP), yang merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menuduh militer Israel menembaki salah satu konvoi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza yang diselimuti perang selama setahun terakhir.

    Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun WFP menyebut sedikitnya 16 peluru mengenai beberapa kendaraannya yang memiliki logo WFP dengan jelas. Disebutkan oleh WFP bahwa tidak ada stafnya yang mengalami luka-luka akibat penembakan itu.

    WFP dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (7/1/2025), mengecam keras insiden yang disebutnya “mengerikan” dan “tidak bisa diterima” tersebut.

    WFP juga kembali menyerukan agar “semua pihak menghormati hukum kemanusiaan internasional, melindungi nyawa warga sipil, dan mengizinkan perlintasan bantuan kemanusiaan yang aman”.

    “Konvoi WFP, yang ditandai dengan jelas, ditembaki oleh pasukan Israel di dekat pos pemeriksaan Wadi Gaza, sehingga sangat membahayakan nyawa staf kami dan membuat kendaraan tidak bisa bergerak,” sebut WFP dalam pernyataannya.

    “Konvoi tersebut, yang terdiri atas tiga kendaraan yang mengangkut delapan anggota staf, mengalami serangan musuh meskipun telah mendapatkan semua izin yang diperlukan dari otoritas Israel. Setidaknya 16 peluru menghantam kendaraan itu,” kata WFP.

    “Syukurlah, tidak ada anggota staf yang mengalami luka-luka dalam peristiwa mengerikan ini,” imbuh pernyataan WFP tersebut.

    Lihat Video: Truk Bantuan Memasuki Gaza Malam Hari

  • Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    Desakan Sekjen WHO ke Israel: Diminta Bebaskan Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak Israel untuk membebaskan direktur rumah sakit utama di Gaza utara, Dr Hussam Abu Safia.

    Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi rumah sakit terakhir yang beroperasi di bagian paling utara Gaza.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Dr Hussam Abu Safiya ditangkap pada Jumat (27/12/2024) bersama puluhan staf lainnya dan dibawa ke pusat interogasi.

    Mengenai penangkapan itu, Sekjen WHO lantas memberi desakan kepada Israel untuk membebaskan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

    “Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara tetap tidak beroperasi dan kami belum menerima kabar terbaru tentang keselamatan dan kesejahteraan direkturnya, Dr Hussam Abu Safia, sejak penahanannya pada 27 Desember,” ungkapnya, Senin (6/1/2025), dikutip dari Al Jazeera.

    “Kami terus mendesak Israel untuk membebaskannya. Kami ulangi: serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan harus dihentikan.”

    “Warga di Gaza membutuhkan akses ke perawatan kesehatan,” tegas Tedros, mengulangi seruannya untuk gencatan senjata.

    Penangkapan Direktur RS Kamal Adwan

    Tentara Israel menahan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya.

    Militer Israel menuduh militan Hamas menggunakan fasilitas itu dan mengatakan lebih dari 240 orang ditahan.

    Pasukan Israel menyerbu rumah sakit dan memaksa banyak staf dan pasien keluar serta menyuruh mereka menanggalkan pakaian di cuaca musim dingin.

    Militer Israel juga telah mengonfirmasi bahwa mereka menahan direktur rumah sakit untuk diinterogasi dan menyebutnya sebagai tersangka anggota Hamas tanpa memberikan bukti apa pun.

    Diberitakan AP News, militer Israel mengatakan bahwa mereka mengepung rumah sakit tersebut dan pasukan khusus masuk serta menemukan senjata di area tersebut.

    Militer Israel mengatakan bahwa militan menembaki pasukannya dan mereka “dilenyapkan.”

    Seorang juru bicara militer Israel, Letkol. Nadav Shoshani, kemudian menegaskan kepada wartawan bahwa sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah anggota Hamas.

    Sementara itu, militer Israel membantah telah memasuki atau membakar kompleks rumah sakit, tetapi mengakui telah memerintahkan orang-orang keluar.

    Militer mengulangi klaim bahwa militan Hamas beroperasi di dalam Kamal Adwan, yang dibantah oleh pejabat rumah sakit.

    Sebelumnya, rumah sakit tersebut telah diserang beberapa kali selama tiga bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan di wilayah Gaza utara, yang sebagian besar terisolasi terhadap pejuang Hamas yang katanya telah berkumpul kembali.

    Sebanyak 350 pasien beserta tenaga medis telah dievakuasi dari Kamal Adwan dalam beberapa minggu terakhir.

    Kemudian, sebanyak 95 pasien, perawat, dan tenaga medis lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia selama operasi tersebut.

    Para korban dirawat di dalam rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, setelah serangan Israel di sekitar kompleks medis tersebut pada tanggal 6 Desember 2024, saat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina berlanjut. (AFP)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza, menewaskan sebanyak enam warga Palestina dalam dua serangan terpisah di Kota Gaza utara.

    Sementara itu, bayi Palestina kedelapan meninggal karena hipotermia di Jalur Gaza, tempat keluarga-keluarga menghadapi musim dingin yang keras karena Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk selimut dan tenda.

    Pengeboman Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan sedikitnya enam orang tewas di Kota Gaza utara, menurut media Palestina.

    Para korban termasuk wanita dan anak-anak.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Hamas telah memberikan daftar 34 tawanan yang disetujui untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata potensial setelah kantor Netanyahu menolak menerima persetujuan tersebut.

    Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan seorang pejabat Hamas mengatakan daftar tersebut mencakup wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.

    Namun, ia mengatakan kelompok itu butuh waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal.

    Relief International, sebuah kelompok kemanusiaan, mengecam serangan berkelanjutan Israel terhadap Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, dan mengatakan staf di sana yang ketakutan menunggu izin untuk mengevakuasi pasien dengan aman ke Kota Gaza.

    Media Lebanon melaporkan bahwa pasukan Israel mengebom kota Taybeh di distrik Marjayoun, yang melanggar gencatan senjata yang disepakati dengan Hizbullah pada bulan November.

    Perang Israel  di Gaza  telah menewaskan sebanyak 45.805 warga Palestina dan melukai 109.064 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Mesir Bantah Mau Serbu Yaman, Houthi Siapkan Kejuatan Buat Israel – Halaman all

    Mesir Bantah Mau Serbu Yaman, Houthi Siapkan Kejuatan Buat Israel – Halaman all

    Mesir Bantah Mau Serbu Yaman, Houthi Siapkan Kejuatan Buat Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Sumber resmi Mesir kemarin membantah laporan media Israel bahwa Kairo tengah bersiap untuk melakukan intervensi militer di Yaman. 

    Sumber tersebut mengonfirmasi kepada Cairo News bahwa laporan tersebut dan informasi menyesatkan yang dikandungnya sama sekali tidak berdasar.

    “Mesir tengah bersiap untuk menyerang Houthi setelah mengalami kerugian ekonomi yang signifikan akibat meningkatnya ancaman terhadap Terusan Suez, yang merupakan jalur vital bagi perdagangan global,” klaim laporan tersebut.

    “[Mesir] telah menunjukkan keinginan yang semakin meningkat untuk memainkan peran aktif dalam konflik Yaman, dengan pesawat yang siap melakukan operasi udara yang menargetkan Houthi.”

    Sejak akhir November 2023, perusahaan pelayaran global telah mengubah arah mereka untuk menghindari Laut Merah, setelah Houthi menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melewati jalur air tersebut, “sebagai respons terhadap perang Israel yang sedang berlangsung melawan Jalur Gaza.”

    Pemimpin Houthi, Abdul-Malik Al-Houthi, sebelumnya mengatakan bahwa, “Tentara Mesir merasa terancam oleh apa yang terjadi pada tentara Suriah.”

    Ia menambahkan bahwa Kairo khawatir musuh-musuhnya mungkin dapat “menciptakan kekacauan besar untuk menghancurkan semua kemampuan militer Mesir,” menurut TV Al-Masirah.

    Penurunan Pendapatan Terusan Suez

    IRNA mengutip laporan media Yaman pada Rabu (1/1/2025), melansir kalau indikasi Mesir segera mengyerang Houthi itu dinyatakan Yehoshua Meir Lichter, seorang peneliti Israel dan anggota Pusat Dayan di Universitas Tel Aviv, dalam sebuah unggahan di platform X (dulu twitter).

    Lichter mengatakan, ada “informasi rahasia” tentang intervensi yang segera dilakukan Mesir, didukung oleh Israel, untuk menghalangi aksi blokade jalur pelayaran Laut Merah oleh Houthi.

    Intervensi ini, dinyatakan untuk menghentikan penurunan pendapatan Terusan Suez bagi Mesir.

    “Angkatan Udara Mesir sedang merencanakan tindakan ofensif terhadap Houthi, yang telah menyebabkan kerugian signifikan bagi Mesir,” tambah Lichter.

    Pendapatan Mesir dari Terusan Suez turun 40 persen setelah pemberontak Houthi yang didukung Iran melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah. (Anadolu Agency)

    Pakar Geopolitik: Mesir Punya Hak Menyerang

    Terkait kabar ini, Mohamed Mahmoud Mehran, pakar hukum internasional, menekankan kalau Mesir memiliki hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna melindungi keamanan nasionalnya.

    Mehran menjelaskan kalau ancaman terhadap navigasi maritim dan jalur pelayaran merupakan ancaman langsung terhadap keamanan Mesir.

    Ia mencatat bahwa hukum internasional, termasuk Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, memberikan hak kepada sebuah negara untuk membela diri atas kepentingannya. 

    Ia juga menyoroti bahwa Konvensi Hukum Laut 1982 menegaskan hak negara untuk melindungi rute maritim dan menekankan bahwa setiap tindakan potensial Mesir harus proporsional dengan skala ancaman dan sejalan dengan prinsip-prinsip hukum internasional.

    Ia memperingatkan, pelanggaran berkelanjutan Israel di kawasan tersebut merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya ketegangan regional.

    “Masyarakat internasional harus bertindak untuk memastikan penghormatan terhadap hukum internasional dan stabilitas regional,” katanya.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Siapkan Kejutan Buat Israel

    Adapun kelompok Houthi atau Ansrallah di Yaman mengaku sedang menyiapkan “kejutan” untuk Israel.

    Awalnya seorang pejabat senior Houthi mengatakan Yaman tak akan berhenti membela warga Palestina di Jalur Gaza. Caranya ialah dengan cara terus menyerang Israel.

    Menurut pejabat itu, peningkatan teknologi Yaman tak hanya perihal senjata stratregis, tetapi juga intelijen dan rencana Yaman untuk mencegah agenda musuh.

    Dia menyebut operasi militer terbaru Yaman di laut dan serangan ke wilayah Israel dilakukan dengan beberapa taktik militer.

    Kata pejabat itu, beberapa rudal Houthi mampu menjangkau Tel Aviv, ibu kota Israel, tanpa bisa ditangkis sistem pertahanan. Rudal-rudal itu termasuk rudal balistik hipersonik dan rudal balistik Zulfiqar.

    Lalu, dia menyebut tentara Yaman sedang menyiapkan “kejutan” untuk Israel.

    “Yaman memiliki banyak sekali pilihan dalam hal militer. Amerika dan Inggris gagal memecahkan kode teknis Yaman,” kata pejabat itu dikutip dari Al Mayadeen.

    Sistem pertahanan udara Arrow Israel mencegat rudal yang ditembakkan kelompok Houthi Yaman. Untuk ketiga kali dalam sepekan, Houthi menyerang Israel tengah dengan Tel Aviv sebagai sasarannya, Selasa (24/12/2024). (khaberni/tangkap layar)

    Dia mengklaim pihaknya memiliknya senjata canggih dan akurat yang dirancang untuk mengalahkan dan menembus semua sistem pertahanan udara.

    Tentara Yaman, kata dia, kini memberlakukan “keadilan” dalam dunia militer. Serangan terhadap pembangkit listrik Yaman akan dibalas dengan serangan terhadap pembangkit listrik musuh, begitu pula dengan serangan terhadap bandara.

    Kemudian, pejabat itu mengatakan Houthi kini memantau ketat semua pergerakan yang mencurigakan.

    Dia menyinggung serangan terhadap Hodeidah dan Sanaa oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada hari Selasa, (31/12/2024). Menurutnya, serangan musuh-musuh Houthi itu tak akan mengubah sikap Yaman.

    Serangan tersebut menargetkan Taman 21 September yang berada di barat laut Sanaa. Tempat itu sebelumnya menjadi markas Divisi Lapis Baja Pertama.

    Pejabat itu mengatakan AS dan Inggris trut menargetkan kompleks yang berisi kantor-kantor Kementerian Pertahanan dan administrasi militer di area Bab al-Yaman, Sanaa bagian tengah.

    Lalu, ada pula serangan terhadap Kompleks Industri Militer 22 Mei di kawasan al-Nahda, barat laut Sanaa.

    Juru bicara Houthi, Mohammad Abdelsalam, menyebut serangan terhadap Yaman merupakan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan suatu negara yang merdeka. Serangan itu dilakukan sebagai dukungan kepada Israel.

    “Yaman akan terus membela diri untuk melawan setiap agresi dan tetap teguh mendukung Gaza,” kata Abdelsalam.

    Pemukim Israel jadi “zombie”

    Media Israel Yedioth Ahronoth menyebut serangan Houthi telah membuat warga Israel menjadi semacam “zombie” atau mayat hidup.

    Hal itu karena dalam sepekan kemarin warga Israel harus bangun sebanyak empat kali karena mendengar sirine yang memperingatkan adanya serangan Houthi.

    Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merampungkan penyelidikannya tentang serangan rudal Houthi ke Tel Aviv. Sirene peringatan tidak langsung berbunyi setelah ada serangan.

    Israel mengaku sudah mendapat pelajaran dari insiden itu dan bersiap untuk menghadapi eskalasi selanjutnya.

    Teknologi Houthi lebih canggih dari perkiraan

    Seorang pejabat Israel mengakui bahwa teknologi yang dimiliki Houthi lebih canggih daripada yang diperkirakan banyak orang.

    Oleh karena itu, upaya Israel untuk melawan kelompok dari Yaman itu barangkali akan lebih sulit.

    Kepada media terkenal asal Amerika Serikat, The New York Times, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan Houthi tak seharusnya diremehkan.

    Menurutnya, berkat bantuan Iran, Houthi mampu mengambil “langkah praktis” dalam mengejar tujuannya, yakni menghancurkan Israel.

    Sementara itu, Yoel Guzansky, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Israel, menyebut Houthi hendak melancarkan perang atrisi melawan Israel.

    “Houthi menginginkan perang atrisi melawan Israel dengan terus menembak sehingga mereka bisa berkata, ‘Kami adalah perlawanan nyata,’” kata Guzansky.

    Dia berujar sebagian rencana Houthi didasarkan pada ekonomi sederhana.

    Rudal dan pesawat nirawak atau drone yang diluncurkan Houthi mungkin hanya berbiaya beberapa ribu dolar. Namun, biaya yang dikeluarkan Israel untuk menangkisnya mencapai puluhan ribu dolar.

    Sejarawan militer Danny Orbach di Universitas Ibrani mengungkapkan tantangan lain yang harus dihadapi Israel.

    Tantangan itu ialah jarak yang begitu jauh. Houthi berada di Yaman yang berjarak lebih dari seribu mil dari Israel.

    Jarak jauh itu juga disinggung oleh Amatzia Baram, seorang guru besar sejarah Timur Tengah dan Direktur Pusat Kajian Irak di Universitas Haifa.

    “Jaraknya sangat jauh, hampir 2.000 km. Ini bukan Tartus, Latakia, atau Beirut, ini dunia yang sepenuhnya berbeda,” kata Baram saat diwawancarai Maariv.

    Menurutnya, Israel butuh lima jam penerbangan pulang pergi untuk menyerang Houthi.

    “Houthi mengetahui ini, mereka punya rudal. Rudal mereka bisa menjangkau kita. Kita tak punya rudal yang cocok untuk tugas ini. Kita hanya punya angkatan udara.”

    “Dengan sebuah rudal, kalian menekan tombol, mengirimnya, dan pergi tidur. Rudal akan membereskan yang lainnya. Angkatan udara tidak bekerja seperti itu. Hampir tiga jam untuk berangkat, tiga jam kembali.”

     

    (oln/irna/*)

  • Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza – Halaman all

    Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza – Halaman all

    Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota tingkat tinggi gerakan Ansarullah (Houthi) Yaman menyarankan para pemukim ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki untuk meninggalkan wilayah tersebut dan kembali ke tempat asal mereka kalau mau aman.

    Hal itu lantaran, kelompok Yaman tidak akan menghentikan operasi balasan ke wilayah pendudukan Israel.

    Hizam al-Assad, anggota Biro Politik Ansarullah, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah posting di X pada Senin.

    “Siapa pun yang ingin tidur dengan nyaman harus pergi ke Siprus atau negaranya sendiri,” katanya.

    Pejabat itu menegaskan, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi Houthi akan mempertahankan serangan pro-Palestina selama rezim Israel terus melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.

    Houthi, kata dia, juga akan terus menyerang jika Israel tidak menghentikan serangan yang telah dilancarkannya terhadap Yaman untuk mencoba menghentikan operasi negara Jazirah Arab itu.

    “Kami tidak akan meninggalkan Gaza sendirian,” katanya.

    Pejabat Houthi itu menggarisbawahi kalau Israel akan terus menghadapi serangan militer mendadak dari pihak pasukan Yaman selama rezim tersebut mempertahankan pendekatan agresifnya terhadap negaranya.

    Kelompok Ansarallah Houthi Yaman mengklaim rudal hipersonik Palestine 2 yang mereka luncurkan ke Israel menghantam pangkalan udara Nevatim, Negev, wilayah pendudukan Israel pada Sabtu (29/12/2024). (Anews/File)

    “Operasi militer kami akan terus menargetkan jantung wilayah pendudukan,” ujarnya.

    “Kejutan-kejutan ini akan berlangsung hingga rezim menghentikan agresi dan pengepungannya terhadap Gaza,” Assad mencatat, mengacu pada blokade yang dilakukan Tel Aviv terhadap wilayah pesisir itu.

    Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel pada Oktober 2023 untuk mendukung Jalur Gaza dan Lebanon, yang masing-masing berada di bawah perang genosida dan peningkatan serangan mematikan oleh rezim Israel.

    Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.

    Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Rudal Hipersonik Hantam Pembangkit Listrik Haifa

    Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi gerakan Ansarallah (Houthi) Yaman, Yahya Saree, mengumumkan, pasukan rudal YAF melakukan operasi militer yang menargetkan pembangkit listrik Orot Rabin Israel di wilayah selatan Haifa yang diduduki Israel.

    Operasi tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal balistik hipersonik Palestine-2 dan berhasil mencapai tujuannya, kata Brigadir Jenderal Yahya Saree mengumumkan pada Minggu (5/1/2025), Al Mayadeen melaporkan.

    Angkatan Bersenjata Yaman mengklaim menembakkan rudal ke arah bagian utara wilayah Palestina yang diduduki Israel di mana rudal itu mengenai sasaran yang dituju secara akurat.

    Kantor Media Pemerintah negara itu mengumumkan pelaksanaan operasi serangan ini pada Minggu pagi.

    Laporan media tersebut juga menegaskan kalau rudal Houthi itu melewati semua sistem pertahanan udara (sistem intersepsi rudal) Israel.

    “Meskipun rezim pendudukan Israel mengklaim telah mencegat rudal Yaman di luar langit Palestina yang diduduki, proyektil tersebut terbang melewati semua sistem rudal rezim Zionis,” kantor tersebut mencatat, menurut Press TV.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Sirene Meraung di Berbagai Kota Israel

    Sebelumnya, militer Israel mengklaim telah mengenai rudal tersebut sebelum memasuki wilayah udara wilayah pendudukan.

    Namun, diakui bahwa serangan Houthi itu memicu suara alarm di wilayah Talmei Elazar.

    Pemukim Yahudi di bagian tengah wilayah Palestina yang diduduki Israel juga melaporkan mendengar ledakan, kata militer Israel (IDF), mengklaim bahwa ledakan itu terjadi sebagai akibat dari intersepsi.

    Alarm juga berbunyi di kota suci al-Quds yang diduduki (Yerusalem) serta kota Tel Mond dan pemukiman ilegal Rishon Lezion, Kfar Saba, Ganei Tikva, Petah Tikva, Hod Hasharon, Kokhav Yair, Lod, Tayibe, dan pemukiman ilegal Sal’it di Tepi Barat yang diduduki, katanya.

    Pada Sabtu, pasukan Yaman menembakkan rudal balistik hipersonik dan pesawat tak berawak ke arah kota Yaffa dekat Tel Aviv, dan juga menyerang target yang dituju secara akurat.

    Gambar yang dilansir IRNA, mengabarkan kalau satu rudal yang ditembakkan Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi Houthi, menyasar pangkalan militer Israel (IDF) di Ramallah, Jumat (3/1/2025). (Irna/Tangkap Layar)

    YAF dan Houthi menggambarkan operasi tersebut sebagai perwujudan dari “kemenangan bagi rakyat Palestina dan para Mujahidin mereka, dan sebagai respons terhadap pembantaian terhadap rakyat kami di Gaza, dan sebagai bagian dari fase kelima dari tahapan-tahapan pendukung dalam pertempuran Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci (Perjuangan) dan sebagai balasan atas agresi terhadap negara kami.”

    Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel Oktober lalu untuk mendukung Jalur Gaza dan Lebanon, yang masing-masing telah menjadi sasaran perang genosida dan peningkatan serangan mematikan oleh rezim Israel.

    Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.

    Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.

    Mereka telah bersumpah untuk meneruskan operasi mereka selama rezim tersebut melanjutkan agresinya dan pengepungan yang dilancarkannya terhadap Gaza.

    Media Yaman melaporkan serangan udara baru oleh AS dan Inggris di negara tersebut. Saluran TV Al Masirah Yaman mengatakan pada Minggu (5/1/2025) pagi bahwa serangan udara terbaru menargetkan provinsi utara Sa’ada, Yaman Utara. (mna/tangkap layar)

    AS dan Inggris Kembali Lancarkan Serangan udara di Yaman Utara

    Pada laporan lain, media Yaman melaporkan serangan udara baru oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris di negara Arab tersebut.

    Saluran TV Al Masirah Yaman mengatakan pada Minggu (5/1/2025) pagi bahwa serangan udara terbaru menargetkan provinsi utara Sa’ada.

    Dikatakan bahwa jet tempur AS dan Inggris mengebom provinsi tersebut tiga kali, tanpa memberikan rincian tentang kemungkinan korban atau kerusakan.

    Kedua negara Barat tersebut telah mengebom berbagai wilayah di Yaman, terutama kota pelabuhan utama di bagian barat, Hodeidah, sejak pertengahan Januari 2024.

    AS mengklaim bahwa serangan udara tersebut bertujuan untuk melindungi pelayaran internasional pasca operasi Yaman terhadap kapal-kapal yang menuju Israel.

    Yaman memulai operasi tersebut pada 19 November 2024, dalam upaya untuk menekan rezim Israel agar mengakhiri perangnya di Gaza.

    Yaman telah berjanji akan melanjutkan operasi pro-Gaza meskipun ada agresi udara AS-Inggris yang menurut Sana’a ditujukan untuk mendukung rezim Israel. 

     

    (oln/MNA/*)