Negara: Jalur Gaza

  • Trump Ultimatum Hamas, Desak Bebaskan Sandera Atau Timur Tengah Bakal Berubah Jadi Neraka – Halaman all

    Trump Ultimatum Hamas, Desak Bebaskan Sandera Atau Timur Tengah Bakal Berubah Jadi Neraka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden terpilih AS ke-47 Donald Trump memperingatkan bahwa “neraka akan pecah”  di Timur Tengah.

    Dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Florida,  Trump menegaskan apabila Hamas tidak segera membebaskan sandera sebelum 20 Januari, saat ia akan dilantik sebagai Presiden Baru AS maka Timur Tengah akan berubah menjadi neraka.

    “Neraka akan pecah. Jika para sandera itu tidak kembali, saya tidak ingin merusak negosiasi Anda,” kata Trump mengutip CNBC International.

    “Jika kesepakatan ini tidak dilakukan dan mereka tidak kembali pada saat saya menjabat, semua neraka akan pecah di Timur Tengah,” imbuh Trump

    Ancaman ini dilontarkan Trump menanggapi pertanyaan tentang status negosiasi dengan Hamas mengenai pembebasan sandera Amerika oleh mereka.

    Trump tidak menyebutkan tindakan apa yang akan diambilnya jika para sandera tidak dibebaskan.

    Sementara itu ketika diminta menjelaskan maksudnya pada konferensi pers, Trump menolak.

    “Apakah saya harus menjelaskannya kepada Anda? Semua akan kacau jika para sandera itu tidak kembali,” Tegas Trump. 

    “Mereka (Hamas-red) seharusnya memulangkan para sandera sejak lama mereka seharusnya tidak pernah menculik para sandera. Seharusnya tidak pernah ada serangan 7 Oktober. Orang-orang melupakan hal itu, tapi memang ada dan banyak orang dibunuh,” tambahnya.

    Beberapa pengamat kemudian menafsirkan pernyataan Trump sebagai ancaman kemungkinan intervensi militer AS di Gaza.

    Sebagai informasi, hampir 100 sandera diyakini masih ditawan di Gaza, dengan beberapa di antaranya diduga telah meninggal.

    Sebelumnya Trump telah menugaskan Steven Charles Witkoff yang merupakan utusan khusus untuk Timur Tengah untuk bertandang ke Kawasan tersebut.

    Adapun kunjungan itu digelar Witkoff bersama Qatar dan Mesir guna mewujudkan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas.

    Hamas Sepakat Lepaskan 34 Sandera

    Merespon ancaman Trump, kelompok Hamas sepakat untuk membebaskan 34 sandera dalam tahap pertama.

    Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat Hamas, pada Minggu, 5 Januari 2025.

    Sejauh ini belum terungkap nama-nama sandera yang akan dibebaskan Hamas di tahap pertama.

    Namun dalam pertukaran awal sandera yang akan dikembalikan mencakup seluruh perempuan, anak-anak, lansia, dan para sandera yang sakit, yang masih ditahan di Gaza.

    Sebagai imbalannya, Hamas meminta Israel membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Perjanjian tersebut juga menetapkan pembentukan gencatan senjata permanen , penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan rehabilitasi menyeluruh di Jalur Gaza.

    Tak hanya itu dalam perjanjian tersebut Hamas juga meminta Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza segera .

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Populer Internasional: Nasib Fasilitas Militer Hizbullah – 2 Mayat Ditemukan di Ruang Roda Pesawat – Halaman all

    Populer Internasional: Nasib Fasilitas Militer Hizbullah – 2 Mayat Ditemukan di Ruang Roda Pesawat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Di tengah perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, sejumlah fasilitas militer milik Hizbullah termasuk terowongan dan senjatanya, terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

    Sementara itu, pakar militer menyebut drone milik IDF yang berhasil dikendalikan Hamas, mampu membutakan pasukan Israel.

    Di Florida Amerika Serikat, dua mayat ditemukan di ruang roda pesawat maskapai JetBlue Airlines.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Terowongan, Senjata, dan Fasilitas Militer Hizbullah Terancam Jatuh ke Tangan Tentara Lebanon

    Foto di dalam terowongan yang diklaim oleh Israel sebagai akses bagi unit Radwan Hizbullah di Lebanon selatan. IDF mengunggah sejumlah video dan foto yang memperlihatkan kompleks terowongan bawah tanah, melalui akun juru bicara IDF berbahasa Arab, Avichay Adraee, di media sosial X pada Senin (14/10/2024). (X/@AvichayAdraee)

    Senjata, fasilitas militer, dan terowongan milik Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

    Hal itu berkaitan dengan perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

    Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, mengatakan tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan.

    “Pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan akan dilakukan dan Israel akan mundur ke Garis Biru ketika masa gencatan senjata berakhir tanggal 27 Januari,” kata Hochstein saat rapat di Lebanon, dikutip dari Maariv yang mengutip Al Awsat, pekan ini.

    “Makna perjanjian ini ialah bahwa satu-satunya entitas yang memiliki senjata di Lebanon adalah negara dan akan melarang partai dan milisi di Lebanon memiliki senjata.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel, IDF Gagal di Gaza Utara

    Pakar militer dari Lebanon, Brigadir Jenderal Elias Hanna menjelaskan situasi taktis perkembangan pertempuran yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

    Dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025), Elias Hanna mengatakan kalau drone Quadcopter yang dikendalikan oleh faksi milisi pembebasan Palestina di Jalur Gaza efektif mengurangi kemampuan Israel untuk mengumpulkan informasi.

    Itu artinya, kekuatan faksi perlawanan masih aktif meski Israel telah melakukan agresi dan penghancuran ugal-ugalan selama 15 bulan peperangan.

    “Pemboman yang terus berlanjut terhadap poros Netzarim menegaskan bahwa perlawanan masih ada.

    Hanna menambahkan – dalam analisis situasi militer di Jalur Gaza – bahwa demonstrasi aksi perlawanan tersebut, yang fotonya dipublikasikan oleh Brigade Al-Qassam pada Selasa, menunjukkan kalau pasukan Israel berupaya mengumpulkan informasi sebelum memasuki rumah.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Mirnograd Dapat Limpahan Pasukan Rusia Dari Kurakhovo, Benteng Terakhir Donetsk Makin Genting

    Situasi di barat daya Donetsk yang menjadi pusat kekuatan wilayah Donbass, Ukraina timur kini semakin genting.

    Militer Rusia melimpahkan pasukannya yang sebelumnya merebut Kota Kurakhovo ke permukiman Mirnograd di distrik Pokrovsky.

    Mirnograd hanya beberapa kilometer sebelah timur Kota Pokrovsk yang selama ini menjadi pusat logistik dan militer Ukraina di wilayah Donetsk.

    Saluran telegram militer Ukraina, Deep State menginformasikan, kota Kurakhovo bisa dibilang sepenuhnya dikuasai oleh Rusia.

    Wilayah pembangkit listrik termal yang menjadi benteng terakhir Ukraina di kota industri tersebut hampir seluruhnya dikuasai pasukan Kremlin.

    Informasi publik Ukraina tersebut mengatakan, sejak 6 Januari 2025 lalu masih ada pergerakan pasukan Ukraina, namun hal ini tidak lagi memengaruhi kendali atas kota.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. 2 Mayat Ditemukan di Ruang Roda Pesawat JetBlue, Diduga Penumpang Gelap

    Kasus penemuan mayat di ruang roda pesawat maskapai JetBlue Airlines kembali terjadi.

    Kali ini, dua mayat ditemukan di ruang roda pendaratan pesawat JetBlue di Bandara Florida, Amerika Serikat. 

    “Mayat-mayat itu ditemukan di area ruang roda di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood,” kata pihak maskapai JetBlue, Senin (6/1/2025), dikutip dari The Associated Press. 

    Kasus serupa terjadi Desember 2024 lalu.

    Mayat-mayat itu ditemukan ketika maskapai JetBlue melakukan inspeksi perawatan rutin pasca-penerbangan.

    Pesawat tersebut tiba di Fort Lauderdale tak lama setelah pukul 11 malam dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York.

    “Saat ini, identitas individu dan informasi seputar bagaimana mereka mengakses pesawat masih dalam penyelidikan,” kata pernyataan JetBlue.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Drone hingga Rudal Jelajah Houthi Incar Kapal Induk AS di Laut Merah

    Drone hingga Rudal Jelajah Houthi Incar Kapal Induk AS di Laut Merah

    Jakarta

    Situasi di Laut Merah makin panas usai kelompok Houthi mengincar kapal induk Amerika Serikat (AS). Houthi melancarkan serangan drone hingga rudal jelajah ke kapal militer AS itu.

    Dilansir Middle East Monitor dan kantor berita Anadolu Agency, Rabu (8/1/2025), juru bicara sayap militer Houthi Yahya Saree dalam pernyataannya mengklaim kelompoknya telah menyerang kapal induk AS, USS Harry Truman, di Laut Merah. Dua rudal jelajah ditembakkan ke target.

    “Pasukan kami melancarkan operasi khusus yang menargetkan kapal induk AS USS Harry Truman dengan dua rudal jelajah dan empat drone di Laut Merah bagian utara, saat pasukan Amerika sedang bersiap untuk melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap negara kami,” sebut Saree dalam pernyataan video.

    Dia menyebut serangan Houthi itu telah “menggagalkan serangan Amerika”.

    Tahun lalu pada 31 Desember, Houthi mengklaim telah menargetkan USS Harry Truman dengan sejumlah drone dan rudal jelajah. Mereka juga menuduh kapal induk AS itu sedang mempersiapkan serangan udara terhadap Yaman.

    Dalam pernyataan terbarunya, Saree mengatakan Houthi telah melancarkan rentetan serangan terhadap target-target Israel dalam empat operasi militer dengan menggunakan rudal dan drone tempur.

    “Operasi pertama pada siang hari menargetkan situs militer Israel di Jaffa (sebutan untuk Tel Aviv-red) yang diduduki dengan dua drone, sedangkan operasi kedua menghantam target penting di Ashkelon yang diduduki dengan sebuah drone,” sebut Saree dalam pernyataannya.

    Targetkan Situs Militer Isral

    Foto: AFP/CHRISTINA SEARS

    Saree menambahkan bahwa operasi ketiga menargetkan situs militer Israel di Jaffa atau Tel Aviv dengan sebuah drone. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal operasi keempat Houthi.

    “Semua operasi berhasil mencapai tujuannya,” klaim Saree dalam pernyataannya.

    Saree dalam pernyataannya tidak menjelaskan lebih spesifik soal target-target Israel yang diserang Houthi. Namun dia menekankan kembali komitmen Houthi dalam mendukung perlawanan Palestina, terutama dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza.

    “Operasi kami untuk mendukung Gaza akan terus berlanjut sampai agresi berakhir dan pengepungan dicabut,” tegasnya.

    AS dan Israel belum menanggapi klaim-klaim yang disampaikan Houthi tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat – Halaman all

    Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat – Halaman all

    Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Saluran media Israel, Channel 14 mengatakan, kalau pemerintah rezim Israel telah menyiapkan skenario jika kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, tercapai.

    Laporan itu menyebut, skenario yang disiapkan Israel adalah mengalihkan perang dari Gaza ke Tepi Barat sebagai kompensasi dari pembebasan banyak tahanan Palestina yang terjadi sebagai bagian kesepakatan dengan Hamas di Gaza.

    Artinya, jika Israel bersepakat dengan Hamas, Israel akan melepaskan ratusan warga Palestina yang mereka tahan.

    Sebagai gantinya, Israel akan menggencarkan operasi militer di Tepi Barat untuk bisa ‘mengembalikan’ angka tahanan Palestina yang berkurang tersebut. 

    “Kesepakatan dengan Hamas akan mengalihkan keputusan (Israel) untuk berperang dari Gaza ke Tepi Barat. Harga dari pembebasan ratusan tahanan Palestina dapat menyebabkan lebih banyak operasi militer (di Tepi Barat),” kata laporan itu, dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025).

    Seorang warga Israel berjalan di depan foto-foto warga Israel yang ditahan gerakan Hamas di Jalur Gaza dalam serangan banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.

    Israel Ungkap Rincian Draft Perundingan Pembebasan Tahanan di Gaza

    Adapun Tentara Israel mengungkap dokumen yang menjadi dasar perundingan tidak langsung dengan gerakan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, yang fokus pada pembebasan tahanan Israel di Jalur Gaza dan tahanan Palestina.

    Dokumen tersebut diterbitkan pada Selasa malam oleh Perusahaan Penyiaran Israel (KAN), dan mencakup rincian penting tentang ketentuan perjanjian potensial.

    Tujuan Perjanjian:

    Dokumen tersebut menetapkan kalau tujuan utama dari perjanjian tersebut adalah untuk membebaskan semua tahanan Israel, baik warga sipil atau tentara, hidup atau mati, yang pernah ditahan oleh Hamas.

    Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Perjanjian tersebut juga menetapkan pembentukan gencatan senjata permanen yang mengarah pada gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan rehabilitasi menyeluruh di Jalur Gaza.

    Pasukan infanteri Israel menyusuri kontur berbukit di perbatasan Lebanon dalam invasi darat melawan milisi Hizbullah. (tangkap layar Amir Levy/Getty Images)

    Detail Perjanjian:

    – Penarikan pasukan Israel dari Gaza:

    Pasukan Israel akan ditarik dari Jalur Gaza tengah, termasuk wilayah yang terletak di Koridor Netzarim, dengan pembongkaran titik-titik militer Israel yang ada di wilayah tersebut.

    – Masuknya bantuan kemanusiaan:

    Perjanjian tersebut menetapkan bagaimana mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza segera setelah berlakunya perjanjian tersebut.

    Israel akan mulai memfasilitasi masuknya makanan, air, dan peralatan medis ke Gaza melalui penyeberangan Erez.

    – Pembebasan tahanan:

    Pada tahap pertama perjanjian, tahanan Israel yang masih hidup akan dibebaskan, dengan fokus pada perempuan terlebih dahulu.

    Tiga wanita akan dibebaskan pada hari pertama, empat wanita pada hari ketujuh, dan tiga wanita setiap tujuh hari berturut-turut. Tahanan lainnya juga akan dibebaskan secara bertahap.

    – Daftar tahanan:

    Hamas harus menyerahkan daftar tahanan yang akan dibebaskan pada perjanjian tahap pertama pada hari ketujuh.

    Dokumen tersebut merinci bahwa ada permintaan dari Israel untuk membebaskan sejumlah tahanan Palestina di penjara Israel untuk jangka waktu lama.

    Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)

    – Menyediakan kondisi perdamaian di Gaza:

    Perjanjian tersebut mencakup beberapa fase, termasuk rekonstruksi Gaza, di mana operasi akan dimulai untuk menghilangkan puing-puing, membangun kembali infrastruktur, dan menyediakan tempat berlindung bagi penduduk yang terkena dampak perang akan diperkenalkan untuk membantu melindungi keluarga yang kehilangan rumah mereka.

    Tuntutan tambahan Israel:

    Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa Israel menuntut pemindahan setidaknya 50 pemimpin senior militer Hamas ke luar negeri atau ke Gaza sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran.

    Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Hamas dalam mengancam keamanan Israel di masa depan.

    Perjanjian tahap kedua:

    Fase kedua dari perjanjian tersebut mencakup penghentian permanen operasi militer oleh semua pihak, termasuk penghentian serangan atau aktivitas ofensif apa pun yang dilakukan Hamas atau pihak lain mana pun. Perjanjian tersebut juga menetapkan penerapan “tenang” total di kawasan, yang berarti komitmen setiap orang untuk menghentikan eskalasi militer.

    Posisi pihak yang Berkepentingan:

    Mengenai perundingan yang sedang berlangsung, para pejabat Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan arahannya untuk melanjutkan perundingan.

    Sementara Hamas mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka serius dalam upaya mencapai kesepakatan, sambil menekankan perlunya memastikan “perlindungan rakyat Palestina terhadap Israel, mengingat kondisi yang mereka alami saat ini di Gaza.” 

    Hamas menekankan bahwa perundingan ini bertujuan untuk menghentikan agresi dan mengakhiri pengepungan.

    Harapan untuk menstabilkan gencatan senjata:

    Sejalan dengan perundingan tersebut, ada optimisme di pihak Israel kalau mencapai kesepakatan komprehensif dapat menghasilkan stabilisasi gencatan senjata untuk jangka waktu yang lama.

    Di pihak lain, Palestina berharap bahwa kesepakatan tersebut akan mengarah pada pencabutan pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza dan mencapai hasil yang lebih besar berupa stabilitas di kawasan.

    Tahap selanjutnya:

    Ketika negosiasi berlanjut, rincian lebih lanjut mengenai pembebasan tahanan, gencatan senjata, dan rekonstruksi Gaza diharapkan akan disepakati.

    Pada saat yang sama, Israel terus memantau langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai implementasi penuh perjanjian tersebut, dengan terus melakukan koordinasi antara pihak-pihak terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
     

  • Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel, IDF Gagal di Gaza Utara – Halaman all

    Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel, IDF Gagal di Gaza Utara – Halaman all

    Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel
     

    TRIBUNNEWS.COM – Pakar militer dari Lebanon, Brigadir Jenderal Elias Hanna menjelaskan situasi taktis perkembangan pertempuran yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

    Dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025), Elias Hanna mengatakan kalau drone Quadcopter yang dikendalikan oleh faksi milisi pembebasan Palestina di Jalur Gaza efektif mengurangi kemampuan Israel untuk mengumpulkan informasi.

    Itu artinya, kekuatan faksi perlawanan masih aktif meski Israel telah melakukan agresi dan penghancuran ugal-ugalan selama 15 bulan peperangan.

    “Pemboman yang terus berlanjut terhadap poros Netzarim menegaskan bahwa perlawanan masih ada.

    Hanna menambahkan – dalam analisis situasi militer di Jalur Gaza – bahwa demonstrasi aksi perlawanan tersebut, yang fotonya dipublikasikan oleh Brigade Al-Qassam pada  Selasa, menunjukkan kalau pasukan Israel berupaya mengumpulkan informasi sebelum memasuki rumah.

    Lazimnya, prosedur militer Israel (IDF) dapat mengarah pada operasi pembunuhan terhadap siapapun di dalam rumah, tak peduli kalau mereka hanya warga sipil.

    Terkait itu, Al-Qassam – sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) – menerbitkan gambar sejumlah pawai Quad Capter Israel hasil rampasan.

    Qassam mengklaim, berhasil merebut drone-drone milik IDF ini di sejumlah wilayah timur Rafah di Jalur Gaza selatan.

    Seorang petempur Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, menunjukkan tiga drone Israel yang mereka rebut. Tiga unit drone Israel itu dilumpuhkan saat drone-drone itu berpawai menjalankan misi intelijen di lingkungan Al-Geneina, sebelah timur kota Rafah, Gaza Selatan, Jumat (13/12/2024). (khaberni/HO)

    “Drone ini beroperasi di ketinggian rendah untuk melakukan beberapa tugas, yang memudahkan proses pengendaliannya,” menurut Hanna.

    Ketinggian rendah drone, tambahnya, juga menunjukkan sulitnya Qassam menggunakan kembali drone ini secara militer karena alasan teknis.

    Namun mengendalikan sejumlah besar pawai ini – menurut pendapat pakar militer – membuat Israel mengalami kebutaan intelijen, yang membuat pasukannya rentan untuk menyasar perlawanan yang ada di sana dan pandai mengeksploitasinya.

    “Mengendalikan (mengoperasikan) pawai drone ini membantu mengamankan gerakan perlawanan dan membuat operasinya lebih rahasia,” kata Hanna.

    Sebagai informasi, Hanna menjelaskan, cara ini merupakan adopsi dari prosedur tentara pendudukan Israel dalam beroperasi di Gaza.

    IDF lazimnya menggunakan pawai dan anjing polisi untuk mengumpulkan informasi sebelum memasuki suatu tempat untuk mengurangi korban jiwa.

    Namun kendali kelompok perlawanan terhadap sejumlah besar demonstrasi menegaskan bahwa teknologi tidak dapat sepenuhnya diandalkan, menurut Hanna.

    Serangan roket dari wilayah Gaza ke wilayah pendudukan Israel di Yerusalem. (khaberni/tangkap layar)

    Saya Berperang, Maka Saya Ada

    Mengenai pemboman yang terus dilakukan oleh faksi perlawanan Palestina terhadap pasukan pendudukan yang ada di poros Netzarim, Hanna menyatakan bahwa ini adalah jenis tekanan yang bertepatan dengan negosiasi gencatan senjata.

    Pengeboman itu juga merupakan konfirmasi atas kemenangan tekanan dari perlawanan.

    Sebelumnya hari ini, Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – menyiarkan adegan para pejuangnya, bekerja sama dengan Brigade Martir Al-Aqsa, mengebom posisi pasukan pendudukan Israel di poros “Netzarim” dan Situs militer Israel, Malka dengan 107 rudal dan mortir.

    Hanna mengatakan, pengeboman ini bertujuan untuk menyampaikan pesan yang berbunyi: “Saya berperang, maka saya ada.”

    Secara sederhana, pesan itu dapat diartikan kalau perlawanan menyampaikan pesan ke Israel bersikukuh mempertahankan syarat yang mereka ajukan maka peperangan terus berlanjut dan keamanan yang diidam-idamkan Israel tidak akan pernah terwujud.

    Hanna menekankan bahwa roket dan peluru yang digunakan dalam operasi ini ringan dan mudah dibawa serta dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

    Hanna menunjukkan bahwa kehadiran 4 brigade di wilayah yang tidak melebihi 15 kilometer di Jalur Gaza utara “membuat kelompok sasaran perlawanan menjadi sangat besar.”

    Hal ini, kata dia, terutama mengingat ketidakmampuan tentara pendudukan untuk mengerahkan artileri di wilayah yang hancur total untuk mengamankan kemajuan pasukan di sana.”

    Pemandangan umum menunjukkan bangunan yang hancur di Gaza Utara, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, 11 November 2024. (tangkap layar/REUTERS/Amir Cohen)

    IDF Cenderung Gagal di Gaza Utara

    Dia menunjukkan bahwa melakukan operasi melawan pasukan pendudukan, yang telah berperang selama tiga bulan di Jalur Gaza utara, berarti kegagalan kekuatan besar ini dalam menghilangkan perlawanan yang bertempur dalam kelompok kecil yang tidak lebih dari tiga orang.

    Jalur Gaza bagian utara menyaksikan banyak operasi kualitatif yang dilakukan oleh perlawanan terhadap pasukan pendudukan selama beberapa minggu terakhir, meskipun terjadi invasi besar-besaran, yang oleh banyak organisasi digambarkan sebagai proses genosida yang sistematis.

    Selama periode baru-baru ini, kelompok perlawanan menerbitkan klip video sejumlah operasi penembak jitu dan penyergapan yang menargetkan kendaraan dan tentara serta menyebabkan banyak kematian dan cedera.

    Selama sebulan terakhir, pejuang perlawanan melakukan operasi untuk melenyapkan tentara Israel dengan senjata putih dari jarak nol, sebuah perkembangan yang pertama sejak dimulainya perang 15 bulan lalu.

    Kemarin, Senin, tentara Israel mengumumkan bahwa seorang perwira dan seorang tentara tewas dan dua lainnya terluka parah.

    Pada hari Selasa juga diumumkan bahwa seorang tentara dari Brigade Nahal tewas dalam operasi militer di Jalur Gaza utara.

     

    (oln/khbrn/*)
     

  • Jika Hamas Belum Bebaskan Sandera Tanggal 20 Januari, Trump: Neraka Akan Berkobar di Timur Tengah – Halaman all

    Jika Hamas Belum Bebaskan Sandera Tanggal 20 Januari, Trump: Neraka Akan Berkobar di Timur Tengah – Halaman all

    TRIBUNENNEWS.COM – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengancam Hamas yang masih menyandera sejumlah warga Israel di Jalur Gaza.

    Trump mengatakan neraka bisa berkobar di Timur Tengah jika Hamas tak segera melepaskan sandera.

    “Jika mereka (para sandera) tidak kembali saat saya sudah menjabat (sebagai Presiden), semua neraka akan berkobar di Timur Tengah,” ujar Trump kepada wartawan di Mar-a-Lago hari Selasa, (7/1/2024), dikutip dari Al Awsat.

    “Dan itu tak akan bagis bagi Hamas, dan tegasnya itu tidak akan bagus bagi semua orang. Semua neraka akan berkobar. Saya tak perlu berkata-kata lagi, tetapi begitulah.”

    Dia tidak menyampaikan apa yang bakal dilakukannya jika sandera belum kembali saat dia menjabat.

    Trump sendiri akan kembali berkantor di Gedung Putih mulai tanggal 20 Januari nanti atau kurang dari dua minggu lagi.

    “Mereka (Hamas) seharusnya tak pernah mengambil mereka (sandera),” ucap Trump.

    “Seharusnya tidak ada serangan tanggal 7 Oktober. Orang-orang melupakan itu. Tetapi ada, dan banyak orang yang tewas.”

    Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump (The Guardian)

    Politikus kontroversial itu lalu mengundang Steve Witkoff untuk berbicara kepada wartawan. Witkoff ditunjuk sebagai utusan Trump untuk Timur Tengah.

    “Jadi, saya pikir kita membuat banyak kemajuan, dan saya tak ingin berkata terlalu banyak karena saya kira mereka menjalankan kerja mereka dengan sangat baik di Doha,” kata Witkoff.

    Witkoff baru saja tiba dari Doha, Qatar. Di sana delegasi Israel dan Hamas bergenosiasi tentang gencatan senjata.

    Dia mengklaim red lines atau batas-batas toleransi yang ditetapkan Trump telah mendorong adanya negosiasi di Doha.

    Witkoff menyebut Trump telah memberinya banyak kewenangan untuk berbicara atas nama dirinya.

    “Saya pikir mereka (para pemimpin Hamas) mendengarnya dengan keras dan jelas,” katanya.

    Sementara itu, mengenai negosiasi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan menghentikan perang di Gaza hingga Hamas dihancurkan dan semua sandera dipulangkan.

    Di sisi lain, Hamas mengaku hanya akan membebaskan sandera yang tersisa jika Israel sepakat mengakhiri perang dan menarik semua pasukannya dari Gaza.

    “Pengalaman berunding dengan Israel telah membuktikan bahwa satu-satunya solusi untuk mewujudkan hak-hak rakyat kami ialah dengan melawan musuh dan memaksanya mundur,” kata Osama Hamdan, salah satu pemimpin senior Hamas.

    Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (khaberni)

    Dalam konferensi pers di Aljazair hari Selasa, Hamas mengklaim Israel harus disalahkan karena merusak segala upaya untuk mencapai kesepakatan.

    “Sikap jelas kami dalam negosiasi ini adalah gencatan senjata, penarikan mundur Israel, pertukaran tahanan, dan pembangunan kembali Gaza tanpa syarat-syarat dari Israel,” ujarnya.

    Hamdan turut mengomentari ancaman dari Trump. “Saya pikir Presiden AS itu harus lebih banyak membuat pernyataan yang terkontrol dan diplomatis.”

    Adapun Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Israel Gila Gamliel pada hari yang sama menyebut Israel tak akan menarik diri dari Gaza hingga semua sandera dibebaskan.

    Selama berbulan-bulan Mesir dan Qatar telah menjadi juru penengah dalam perundungan antara Israel dan Hamas.

    Sementara itu, pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden telah melakukan upaya terakhir untuk mewujudkan gencatan senjata sebelum Biden lengser.

    Kabinet Netanyahu dituding ingin bunuh sandera

    Beberapa hari lalu seorang warga Israel yang disandera Hamas di Gaza mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintahan Netanyahu.

    Keluh kesahnya itu disampaikan lewat video yang diunggah sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, hari Sabtu, (4/1/2025).

    Dalam pernyataannya selama 3,5 menit, sandera berama Liri Albag itu mengklaim kabinet Netanyahu ingin membunuh para sandera.

    “Kalian ingin membunuh kami?” tanya Elbag dikutip dari IRNA.

    Albag berusia 19 tahun. Sebelumnya, dia menjadi tentara perempuan yang bertugas memantau perbatasan Israel-Gaza.

    Dia mengkritik pemerintah Israel. Menurutnya, pembebasan sandera di Gaza bukanlah prioritas kabinet maupun militer Israel.

    Albag juga khawatir dunia mulai melupakan para sandera. Kata dia, keberlangsungan hidup sandera tergantung pada penarikan pasukan Israel dan upaya IDF untuk menjangkau sandera.

    “Jika orang-orang terkasih kalian disandera, akankah perang masih berlanjut?” tanya Albag.

    Perempuan itu meragukan komitmen Israel untuk mengakhiri perang di Gaza yang sudah berlangsung lebih dari setahun.

    Kemudian, dia menyampaikan pesan kepada Menteri Pertahanan Israel.

    “Lihatlah mata ayah saya dan beri tahu dia dan ibu saya bahwa mereka tak akan pernah memeluk anak perempuan mereka lagi,” katanya.

    “Anda tidak punya keberanian untuk melakukan itu. Saya sadar bahwa kami hanya pion dalam permainan Anda.”

    Di samping itu, dia berpesan kepada orang-orang yang berada di dalam kabinet Netanyahu.

    “Kalian tidak akan menyelamatkan kami melalui operasi militer, kalian tahu tak akan bisa.”

    “Ini pencarian yang menjengkelkan, dan kami dibombardir setiap hari. Bagaimana bisa seseorang tinggal di suatu tempat yang kalian bombardir, tanpa tempat berlindung?”

    (Tribunnews.com/Febri)

  • Pilu 22 Orang Tewas Digempur Israel di Gaza

    Pilu 22 Orang Tewas Digempur Israel di Gaza

    Gaza City

    Sedikitnya 22 orang tewas akibat rentetan serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza sepanjang Rabu (8/1) waktu setempat. Militer Tel Aviv terus menggempur Jalur Gaza saat Amerika Serikat (AS), sekutunya, meningkatkan upaya untuk mengatasi masalah antara Israel dan Hamas demi mencapai gencatan senjata.

    Laporan petugas medis Palestina, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (8/1/2024), menyebut salah satu serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 10 orang di sebuah gedung bertingkat di area Sheikh Radwan di Gaza City.

    Serangan lainnya dilaporkan menewaskan lima orang di area pinggiran Zeitoun.

    Sedangkan di kota Deir Al-Balah yang ada di Jalur Gaza bagian tengah, yang menjadi tempat ratusan ribu pengungsi Palestina berlindung, sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan udara Israel lainnya.

    Kemudian di Jabalia, yang menjadi area operasi militer Israel selama lebih dari tiga minggu, serangan udara lainnya menewaskan empat orang.

    Rentetan serangan mematikan Israel juga menghujani Jalur Gaza sehari sebelumnya, atau sepanjang Selasa (7/1) waktu setempat, dengan para petugas medis setempat melaporkan sedikitnya 24 warga Palestina tewas.

    Dua serangan udara Israel di antaranya menghantam tenda-tenda di area Mawasi, sebelah barat Khan Younis, hingga menewaskan 18 orang. Para korban tewas termasuk sejumlah wanita dan anak-anak.

    Lihat juga video: Israel Tembaki Konvoi Bantuan di Gaza, WFP Meradang

  • Media Israel: Warga Israel Kaget Negaranya Harus Andalkan Senjata Asing, IDF Takut Kehabisan Bom – Halaman all

    Media Israel: Warga Israel Kaget Negaranya Harus Andalkan Senjata Asing, IDF Takut Kehabisan Bom – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Media terkenal Israel, The Jerusalem Post, mengatakan negaranya terlalu bergantung pada senjata buatan luar negeri.

    Media itu menyebut warga Israel dikagetkan oleh banyak hal sejak perang di Jalur Gaza meletus sekitar setahun lalu.

    Warga Israel kaget menghadapi ancaman kelompok Houthi yang berada di tempat berjarak 2.000 km dari Israel.

    Lalu, mereka kaget karena Israel bergantung kepada pihak luar/asing, terutama Amerika Serikat (AS), dalam hal persenjataan dasar seperti senapan, peluru artileri, dan bom.

    “Israel membutuhkan AS untuk mendapatkan senjata utama seperti jet tempur, pesawat pengisi bahan bakar, dan helikopter pengangkut beban berat,” kata media itu.

    “Tetapi untuk bom dan mortir? Tidakkah itu kembali ke masa lalu ketika sebelum negara Israel ada dan periode awal negara ketika Zionis pedagang senjata berkelana di dunia untuk mencari senapan mesin, mortir, dan pesawat yang dimodifikasi untuk dibawa kembali ke Israel?”

    Media itu mempertanyakan apakah Israel yang dikenal sebagai eksportir senjata canggih kini malah kembali ke masa lalu.

    Pasukan Israel (IDF) melakukan evakuasi terhadap rekan tentara mereka yang terluka dan tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza menggunakan helikopter. (Khaberni)

    IDF takut kehabisan bom

    Media itu menyebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) takut kehabisan bom di Gaza.

    Peristiwa tanggal 1 Maret 2024 menjadi buktinya. Saat itu ada tiga tentara Israel yang tewas dan belasan terluka karena ledakan di rumah yang dipasangi jebakan di Khan Yunis.

    “Dalam debat setelah peristiwa itu mengenai alasan IDF mengirim pasukan untuk menghancurkan gedung, bukannya menghancurkannya dari udara, satu alasan yang diajukan adalah karena IDF menyimpan jenis bom yang akan dibutuhkan untuk meratakan bangunan itu untuk operasi lain,” ujar media itu.

    “Dengan kata lain, Israel takut kehabisan bom, dan IDF secara berhati-hati memantau persediaan senjatanya agar bisa menghadapi perang panjang di banyak front.

    Bahaya yang muncul akibat ketergantungan Israel pada senjata AS menjadi makin terlihat pada bulan November 2024.

    Saat itu Senator AS bernama Bernie Sanders mendukung tiga rancangan undang-undang (RUU) yang akan melarang penjualan senjata ke Israel.

    Salah satu senjata yang dilarang itu adalah perangkat pemandu bom yang akan mengubah “bom bodoh” atau bom tanpa sistem pemandu menjadi bom akurat dengan sistem pemandu. Senjata lainnya adalah tank dan peluru mortir.

    Israel beruntung karena RUU itu tidak disahkan. Meski demikian, sepertiga senator Partai Demokrat telah mendukung RUU itu. Oleh karena itu, Israel khawatir kelak akan ada RUU serupa.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    Media itu kemudian mengapresiasi dua kontrak senilai 1 miliar shekel dengan Elbit Systems, perusahaan produksi senjata Israel.

    Salah satu kontrak akan menyediakan ribuan bom berat untuk IDF. Kontrak lainnya akan memungkinkan pembangunan fasilitas untuk memproduksi material yang penting untuk pembuatan bom pada roket dan rudal.

    “Kami meyakini segala yang meningkatkan kemandirian dalam hal persenjataan harus dipuji,” kata The Jerusalem Post.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Eyal Zamir menyebut kedua kontrak itu akan memastikan adanya kemampuan untuk memproduksi bom dan amunisi segala jenis.

    “[Tujuannya] mencapai kemandirian penuh dalam kedua bidang itu,” kata Zamir.

    “Ini pelajaran penting dari perang yang akan memungkinkan IDF melanjutkan operasinya dengan kuat di semua medan tempur.”

    The Jerusalem Post mengklaim perang di Gaza telah memicu sorotan terhadap ketergantungan Israel pada persenjataan yang berasal dari luar negeri, terutama AS.

    (Tribunnews.com/Febri)

  • Bebaskan Sandera atau Timur Tengah Kacau!

    Bebaskan Sandera atau Timur Tengah Kacau!

    Florida

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman untuk kelompok Hamas yang masih menahan para sandera di Jalur Gaza. Trump memperingatkan kekacauan akan terjadi di Timur Tengah jika Hamas tidak membebaskan para sandera, hingga pelantikannya pada 20 Januari mendatang.

    “Ini tidak akan baik bagi Hamas dan sejujurnya, tidak akan baik bagi siapa pun. Segala kekacauan akan terjadi. Saya tidak perlu mengutarakannya lagi, tapi itulah yang terjadi,” ujar Trump saat berbicara dalam konferensi pers terbaru di Mar-a-Lago di Florida, AS, seperti dilansir CNN dan NDTV, Rabu (8/1/2025).

    “Mereka (Hamas-red) seharusnya memulangkan para sandera sejak lama — mereka seharusnya tidak pernah menculik para sandera. Seharusnya tidak pernah ada serangan 7 Oktober. Orang-orang melupakan hal itu, tapi memang ada dan banyak orang dibunuh,” ucapnya.

    Konferensi pers tersebut membahas banyak isu, termasuk isu luar negeri, dengan ancaman terbaru untuk Hamas itu dilontarkan Trump ketika ditanya wartawan soal status perundingan dengan Hamas mengenai pembebasan para sandera Amerika.

    Lebih lanjut, Trump menyebut banyak sandera di Jalur Gaza yang sudah tidak bernyawa akibat perang. Dia menuturkan bahwa dirinya menerima permohonan dari para orang tua, baik dari AS, Israel maupun negara lainnya, agar dirinya membantu pemulangan jenazah anak-anak mereka yang menjadi sandera.

    “Saya katakan ini, saya tidak ingin mengganggu negosiasi. Jika kesepakatan tidak tercapai sebelum saya menjabat, yang sekarang tinggal dua minggu lagi, maka segala kekacauan akan terjadi di Timur Tengah,” cetus Trump dalam pernyataannya.

  • PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all

    PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  PBNU melalui NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina.

    Bekerja sama dengan Gazze Destek Derneği (GDD) atau Asosiasi Dukungan Gaza, NU Care-Lazisnu PBNU kali ini mendistribusikan bantuan paket sayuran kepada 250 keluarga di kamp pengungsian Abu Jumaizah, Deir Al-Balah, Gaza.

    Direktur Eksekutif NU Care-Lazisnu PBNU, Qohari Cholil menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bantuan kemanusiaan berkelanjutan setelah sebelumnya pihaknya bersama GDD menyalurkan bantuan makanan hangat, piama dan hygiene kit untuk keluarga di Gaza.

    “Bantuan paket sayuran ini sangat diperlukan untuk saudara-saudata kita di Gaza, terutama dalam memenuhi kebutuhan serat yang penting untuk menjaga kesehatan. Bantuan ini juga merupakan bagian dari rangkaian bantuan yang telah diberikan sebelumnya, seperti makanan hangat, piama, dan kebutuhan hygiene kit untuk perempuan dan anak-anak di Gaza,” jelas Qohari, Rabu (8/01/2025).

    Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina.

    “Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, bantuan ini menegaskan kepedulian kita semua terhadap saudara di Palestina. Dan kami juga berterima kasih kepada mitra kami GDD, sehingga bantuan kemanusiaan ini bisa sampai untuk rakyat Palestina. Kerja sama ini harapannya dapat terus memberikan dampak positif bagi rakyat Palestina dan meringankan beban kehidupan mereka,” ucapnya.

    Sementara itu, Manajer Operasional GDD Yaseen Al Sayyid mengungkapkan bantuan tersebut disalurkan untuk merespons situasi sulit di Jalur Gaza yang terus menghadapi genosida Israel.

    “Inisiatif bantuan bersama NU Care-Lazisnu  ini kami lakukan sebagai respons atas situasi dan kondisi yang sulit, kurangnya keamanan dan terbatasnya akses dalam melaksanakan bantuan di Gaza. Tantangan lainnya yang kami hadapi yaitu validitas sayuran yang terbatas juga membutuhkan proses distribusi yang cepat dan tepat sasaran,” ungkap Yaseen dalam laporannya pada Jumat (3/01/2025).

    Situasi di Gaza yang serba sulit, lanjutnya, mengharuskan Tim GDD bergerak cepat agar manfaat bantuan dapat diterima secepat mungkin oleh keluarga di Gaza.

    Adapun bantuan paket sayuran diterima 250 keluarga yang rata-rata terdiri dari tujuh anggota keluarga. Paket sayuran segar berisi kentang, bawang bombay, terong, mentimun, paprika, tomat, dan lemon.

    “Sayuran merupakan kebutuhan utama selain karbohidrat dan protein, sehingga distribusi ini kami prioritaskan untuk menjaga kesehatan para pengungsi,” jelas Yaseen.