Negara: Jalur Gaza

  • Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu, Gelar Gencatan Senjata di Gaza Akhir Pekan Ini – Halaman all

    Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu, Gelar Gencatan Senjata di Gaza Akhir Pekan Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kabinet keamanan Israel sepakat menyetujui rencana PM Benjamin Netanyahu untuk menggelar gencatan senjata dengan milisi Hamas Palestina.

    Keputusan ini disahkan setelah semua anggota kabinet Israel menggelar pertemuan penting pada Jumat (17/1/2025) waktu setempat.

    Dalam pertemuan itu anggota kabinet sepakat menggelar gencatan senjata dengan mempertimbangkan aspek diplomatik, keamanan dan kemanusiaan, guna mendukung pencapaian tujuan perang.

    “Setelah memeriksa semua aspek politik, keamanan, dan kemanusiaan, dan memahami bahwa kesepakatan yang diusulkan mendukung tercapainya tujuan perang, kabinet keamanan merekomendasikan pemerintah menyetujui kesepakatan gencatan senjata,” kata juru bicara kantor PM Israel dikutip dari NPR.

    Sejauh ini Kantor perdana menteri tidak mengungkapkan siapa yang memilih untuk mendukung langkah tersebut.

    Akan tetapi sebelas anggota kabinet keamanan dilaporkan telah  menyetujui gencatan senjata dengan Hamas.

    Presiden Israel, Isaac Herzog, menyebut perjanjian itu sebagai “langkah yang tepat” dan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melanjutkannya.

    Sementara itu  Partai Zionisme Religius Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung kesepakatan tersebut.

    Hal serupa juga dilakukan oleh Partai Otzma Yehudit dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir keduanya

    Kendati masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani oleh kabinet, namun para pejabat mengatakan pada hari Jumat bahwa gencatan senjata dan pembebasan akan dimulai pada Ahad sesuai rencana.

    Kapan Gencatan Senjata Israel di Gelar

    Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari mendatang.

    Waktu gencatan senjata ini digelar beda sehari dengan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

    Menurut informasi yang beredar gencatan senjata ini akan terbagi dalam tiga fase, di mana setiap fase berlangsung selama 42 hari. Berikut poin – point setiap fase gencatan senjata .

    Fase Pertama 

    Hamas membebaskan 33 sandera termasuk warga sipil dan tentara perempuan, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun.
    Israel membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara perempuan.
    Penghentian pertempuran, pasukan Israel bergerak keluar dari daerah berpendudukan ke pinggiran Jalur Gaza.
    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah, lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza.
    Pada tahap pertama, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke sisa-sisa rumah mereka saat bantuan masuk.

    Fase Kedua

    Deklarasi “Ketenangan berkelanjutan”. Pengumuman kembalinya ketenangan yang berkelanjutan atau penghentian operasi militer dan permusuhan.
    Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Fase Ketiga

    Jenazah sandera Israel yang telah meninggal ditukar dengan jenazah pejuang Palestina yang telah meninggal.
    Pelaksana rencana rekonstruksi di Gaza yang akan dilakukan di bawah pengawasan internasional
    Penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Analisis: Israel Frustasi Tak Bisa Menang di Gaza – Halaman all

    Analisis: Israel Frustasi Tak Bisa Menang di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel frustrasi karena ketidakmampuannya mengamankan kemenangan di Gaza.

    Hal tersebut menurut Analisis Menachem Klein, dosen senior di Universitas Bar-Ilan di Israel.

    Dirinya mengatakan bahwa pemerintah Israel dan militernya masih mengharapkan kemenangan di Gaza

    Namun mereka tidak dapat mencapainya.

    “Israel terutama tentara dan pemerintah sedang mencari kemenangan. Dan mereka tidak dapat mencapainya,” kata Klein,mengutip Al Jazeera, Jumat (17/1/2025).

    Dirinya menyebut terdapat kesenjangan besar antara tujuan perang yang diajukan dan dipertahankan Israel selama perang, dan kesepakatan yang dicapai dengan Hamas.

    “Israel tidak memenangkan perang dan sedang berusaha untuk menemukan beberapa pencapaian, tentu saja selama risalah, hari-hari terakhir putaran perang ini. Itu saja. Israel frustrasi,” katanya.

    Klein menceritakan bagaimana aktivis sayap kanan menggantungkan spanduk di Yerusalem dan menyatakan ‘ini bukanlah kemenangan’.

    Pesan tersebut diberikan kepada Netanyahu dan deklarasinya selama 15 bulan terakhir perang di Gaza.

    “Kami tidak akan berhenti sampai kemenangan,” bunyi pesan lainnya.

    Gencatan Senjata

    Di sisi lain Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pengembalian sandera telah tercapai, Jumat, (17/1/2025).

    Sebelumnya, kantor Netanyahu sempat berujar ada kendala pada menit-menit terakhir dalam perjanjian gencatan senjata.

    Dikutip dari kantor berita Associated Press, Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Akan diadakan pemungutan suara untuk menyetujui gencatan senjata.

    Times of Israel melaporkan pihak yang menolak akan diberi kesempatan 1 x 24 jam untuk mengajukan petisi ke Mahkamah Agung.

    Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir menjadi salah satu pihak yang bersikeras menolak gencatan senjata. Dia bahkan mengancam akan mengundurkan diri jika kabinet menyetujui gencatan senjata.

    Meski demikian, menurut The New York Times, ancaman Ben Gvir itu tidak akan bisa membatalkan gencatan senjata. Netanyahu masih akan didukung mayoritas anggota parlemen (62 kursi).

    Israel sempat menunda kesepakatan itu dan menyebut adanya perselisihan dengan Hamas pada menit-menit terakhir.

    Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan satuan tugas khusus untuk menerima kembalinya para sandera dari Gaza. Keluarga sandera juga telah diberi tahu bahwa kesepakatan itu telah tercapai.

    Di Israel, perdana menteri sayap kanan itu telah didesak untuk menyepakati gencatan senjata guna mengembalikan para sandera.

    Sementara itu, kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa tim negosiasi Israel dan Hamas di Kota Doha, Qatar, telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Febri)

  • Sambut Baik Gencatan Senjata di Gaza, Sekjen PKS Dorong Kemerdekaan Palestina Segera Terwujud – Halaman all

    Sambut Baik Gencatan Senjata di Gaza, Sekjen PKS Dorong Kemerdekaan Palestina Segera Terwujud – Halaman all

    Sekretaris Jenderal DPP PKS, Habib Aboebakar menyambut baik gencatan senjata antara Hamas Palestina dan Israel.

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 17:39 WIB

    HandOut/ist

    Sekretaris Jenderal DPP PKS, Habib Aboebakar. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal DPP PKS, Habib Aboebakar menyambut baik gencatan senjata antara Hamas Palestina dan Israel di Jalur Gaza. 

    Gencatan senjata tersebut disepakati setelah lebih dari 460 hari konflik yang menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina.  

    “Gencatan senjata adalah langkah awal yang positif, tetapi tidak cukup untuk menyelesaikan konflik yang kompleks ini. Kita harap ada solusi permanen berupa kemerdekaan untuk bangsa Palestina,” kata Habib Aboe kepada wartawan Jumat (17/1/2025). 

    Aboe Bakar berharap kesempatan ini dimanfaatkan secara maksimal.  

    Menurutnya, gencatan senjata ini diharapkan dapat membuka jalan bagi rekonstruksi serta pemulihan di Gaza.  

    “Namun, tantangan dalam pelaksanaan perjanjian ini tetap ada, termasuk memastikan kepatuhan atas komitmen bersama,” ujarnya. 

    Lebih lanjut Aboe Bakar menyerukan keterlibatan komunitas internasional dalam issue Palestina ini. 

    “Komunitas internasional memiliki peran penting dalam memantau dan mendukung implementasi gencatan senjata ini. Tentunya hal tersebut untuk memastikan perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut,” ujar Anggota Komisi III DPR ini.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Gencatan Senjata di Gaza Buah Kesabaran Rakyat Palestina, Waspadai Israel Ingkar Janji – Halaman all

    Gencatan Senjata di Gaza Buah Kesabaran Rakyat Palestina, Waspadai Israel Ingkar Janji – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel telah terjadi.

    Gencatan senjata antara Hamas dan Israel akan mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025).

    Kesepakatan gencatan senjata itu sebelumnya telah dikonfirmasi pejabat Israel, Hamas, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar.

    Organisasi Free Palestine Network (FPN) menyambut gembira kabar gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

    Menurut Sekjen FPN, Furqan AMC gencatan senjata ini adalah kemenangan rakyat Palestina.

    “Gencatan senjata ini adalah buah kesabaran revolusioner rakyat dan pejuang Palestina yang pantang menyerah melawan penjajah zionis Israel,” ungkap Furqan, Jumat (17/1/2025) kepada Tribunnews.

    “Praktik genosida dan bumi hangus penjajah zionis Israel tidak bisa mematahkan tekad dan perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka,” tegas Furqan.

    Lebih lanjut, Furqan menyebut sesumbar Netanyahu yang ingin menghancurkan perlawanan Palestina telah gagal total.

    Bahkan, dukungan rakyat Palestina bagi para pejuang mereka semakin kuat meskipun mereka menanggung derita oleh serangan Israel.

    “Meskipun didukung penuh Amerika dan sekutu-sekutunya, penjajah zionis Israel tidak berhasil mencapai tujuan perangnya.”

    “Zionis Israel menyerah menghadapi kesabaran dan kegigihan perjuangan rakyat Palestina,” jelas Furqan.

    Waspadai Israel Ingkar Janji

    Sementara itu Ketua Dewan Pakar FPN, Dina Yulianti mengatakan daya tawar Palestina yang tinggi di perundingan juga didukung oleh serangan dan dukungan yang konsisten dari front perlawanan di Yaman, Lebanon, Irak, dan Iran.

    Selain tentunya juga dukungan solidaritas publik seluruh dunia.

    Meski begitu, pakar Asia Barat/Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran ini mengingatkan agar dunia tetap memberi perhatian karena Israel belum bisa dipercaya sepenuhnya.

    Hal itu karena jejak rekamnya yang sering melanggar gencatan senjata dan mengabaikan hukum internasional.

    “Belum 24 jam setelah pengumuman gencatan senjata, Israel kembali mengebom rakyat Gaza.”

    “Ketika di Lebanon Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah 27 November 2024 lalu, lebih 500 kali Israel melanggar gencatan senjata dengan tetap membom desa-desa dan kota di Lebanon selatan,” jelas Dina.

    Serangan Israel Pasca-Pengumuman Gencatan Senjata

    Sementara itu tim medis di Gaza melaporkan bahwa 30 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.

    Serangan ini terjadi hanya dalam beberapa jam setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

    Pasukan Israel menyerang beberapa wilayah seperti di utara Jalur Gaza, Sheikh Radwan dan Kamp Bureij.

    Al Jazeera melakporkan terjadi serangan di sebuah rumah dekat Gedung Serikat Insinyur di utara Jalur Gaza pada Rabu (15/1/2025) malam, waktu setempat.

    Serangan tersebut menewaskan 18 warga Gaza.

    Kemudian serangan juga terjadi di Sheikh Radwan.

    Badan Pertahanan Sipil Palestina melaporkan telah menemukan 12 jenazah di lingkungan tersebut.

    Serangan juga terjadi di Gaza tengah, tepatnya di Kamp Bureij.

    Lima orang tewas akibat serangan drone Israel yang menargetkan sekelompok orang di daerah Karaj.

    Jumlah korban tewas terus meningkat sejak fajar pada hari Rabu, di tengah kegelisahan warga Palestina yang kembali berlindung di tenda-tenda setelah sebelumnya sempat merayakan berita kesepakatan gencatan senjata.

    Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan dari Deir el-Balah, Gaza tengah, bahwa suasana perayaan yang sempat terjadi berubah menjadi kekhawatiran mendalam.

    “Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan – sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan,” katanya.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Farrah Putri)

  • Gencatan Senjata Hamas dan Israel, Tengok Dampak Perang ke Ekonomi Gaza – Page 3

    Gencatan Senjata Hamas dan Israel, Tengok Dampak Perang ke Ekonomi Gaza – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina yang mencakup pembebasan sandera. Kesepakatan ini menyusun gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan dalam konferensi pers di Doha bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari mendatang.

    Jika berhasil, gencatan senjata akan menghentikan pertempuran yang telah merusak sebagian besar wilayah Jalur Gaza yang sangat padat penduduk dan memaksa sebagian besar penduduk asli wilayah kantong ini, yang sebelumnya berjumlah 2,3 juta orang, untuk mengungsi.

    Kesepakatan gencatan senjata juga dapat mengurangi ketegangan di sejumlah negara Timur Tengah, di mana perang telah memicu konflik di Tepi Barat yang diduduki Israel, di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak, serta meningkatkan kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan Iran.

    Konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah terus memberikan dampak berat pada perekonomian Palestina, mendorong negara tersebut ke dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Bank Dunia menyoroti banyaknya korban jiwa, pengungsian yang meluas yang mempengaruhi sekitar 1,9 juta orang, dan kerusakan besar-besaran pada infrastruktur di Gaza.

    “Kemerosotan ekonomi yang dipicu oleh konflik tersebut tidak tertandingi baru-baru ini. PDB riil telah anjlok, dengan Tepi Barat mengalami kontraksi 23 persen pada paruh pertama 2024, dan Gaza mengalami penurunan 86 persen pada periode yang sama,” ungkap Bank Dunia, dikutip dari laman resmi PBB, Jumat (17/1/2025).

    Untuk tahun 2024, Bank Dunia memperkirakan penurunan PDB riil hingga 26 persen di wilayah Palestina.

    Semua sektor telah terkena dampak yang parah, dengan konstruksi, manufaktur, jasa, dan perdagangan mengalami penurunan yang paling signifikan.

    “Konflik tersebut juga telah mengganggu pasar tenaga kerja, yang menyebabkan lonjakan pengangguran, khususnya di Gaza, di mana lebih dari 4 dari 5 orang saat ini mengalami pengangguran,” Bank Dunia mencatat.

     

     

  • BREAKING NEWS: PM Israel Netanyahu Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    BREAKING NEWS: PM Israel Netanyahu Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    Benjamin Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Lalu, pemerintah Israel akan menyepakati gencatan senjata.

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 09:50 WIB |
    Diperbarui: Jumat, 17 Januari 2025 09:50 WIB

    khaberni/HO

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu 

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pengembalian sandera telah tercapai, Jumat, (17/1/2025).

    Sebelumnya, kantor Netanyahu sempat berujar ada kendala pada menit-menit terakhir dalam perjanjian gencatan senjata.

    Dikutip dari kantor berita Associated Press, Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Lalu, pemerintah Israel akan menyepakati gencatan senjata.

    Israel sempat menunda kesepakatan itu dan menyebut adanya perselisihan dengan Hamas pada menit-menit terakhir.

    Berikut isi kesepakatan gencatan senjata.

    Tahap Pertama

    Durasinya adalah 42 hari
    Hamas-Israel menghentikan sementara operasi militer, Israel menarik pasukan ke arah timur dan menjauh dari daerah berpenduduk ke daerah di sepanjang perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk Wadi Gaza, 700 meter sebelum perbatasan, berdasarkan peta pra-7 Oktober 2023
    Israel menghentikan sementara aktivitas udara untuk keperluan militer dan pengintaian di Jalur Gaza selama 10 jam per hari, dan 12 jam pada hari-hari pembebasan tahanan
    Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan sekitar 1.000 tahanan setelah 7 Oktober 2023.

    Pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggalnya dan penarikan pasukan Israel dari Wadi Gaza

    Setelah pembebasan 7 tahanan Israel, pasukan Israel akan mundur seluruhnya pada hari ke-7, mulai dari Jalan Al-Rashid di timur ke Jalan Salah Al-Din, dan membongkar semua situs militer di area ini. Proses pemulangan pengungsi dimulai, Israel menjamin kebebasan bergerak warga di seluruh sektor, serta masuknya bantuan kemanusiaan melalui Jalan Al-Rashid sejak hari ke-1 tanpa hambatan
    Pada hari ke-22, pasukan Israel mundur dari pusat Jalur Gaza, terutama dari Poros Netzarim dan Bundaran Kuwait, ke daerah yang dekat dengan perbatasan, dan instalasi militer dibongkar seluruhnya. Para pengungsi terus kembali ke tempat tinggal mereka, dan diberi kebebasan bergerak di seluruh wilayah Jalur Gaza
    Pada hari ke-7, penyeberangan Rafah dibuka dan bantuan kemanusiaan, bahan bantuan, dan bahan bakar dalam jumlah yang cukup masuk melalui 600 truk setiap hari, 50 di antaranya mengangkut bahan bakar, dan 300 truk menuju ke utara Jalur Gaza

    Pertukaran tahanan

    Hamas membebaskan 33 tahanan Israel (hidup atau mati), termasuk perempuan sipil, tentara, anak-anak di bawah usia 19 tahun, orang lanjut usia (di atas 50 tahun), serta warga sipil yang terluka dan sakit. Untuk setiap tahanan Israel, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina dari penjara dan pusat penahanan Israel
    Sebagai imbalan atas pembebasan 30 tahanan Palestina yang lanjut usia dan sakit dari penjara pendudukan, Hamas akan membebaskan semua tahanan Israel yang masih hidup, termasuk warga sipil lanjut usia, yang sakit dan terluka.
    Israel membebaskan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan dan dibebaskan oleh Hamas.

    Jadwal pertukaran tahanan tahap 1

    Pada hari ke-1, Hamas membebaskan 3 tahanan sipil Israel, dan pada hari ke-7 membebaskan 4 tahanan lainnya. Hamas membebaskan 3 tahanan Israel setiap 7 hari dan membebaskan semua tahanan yang masih hidup, sebelum mengembalikan jenazah.
    Pada hari ke-42, Israel membebaskan 47 tahanan Palestina yang dipenjarakan kembali setelah pembebasan mereka pada tahun 2011.
    Jika jumlah tahanan Israel yang masih hidup yang dibebaskan tidak mencapai 33, jumlah sisa tahanan tubuh akan selesai. Sebagai imbalannya, pada hari ke-42, Israel membebaskan semua perempuan dan anak-anak yang ditangkap dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.
    Proses pertukaran terkait dengan sejauh mana kepatuhan terhadap ketentuan perjanjian, termasuk penghentian operasi militer di kedua sisi, penarikan pasukan pendudukan, kembalinya pengungsi, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

    Israel dilarang menangkap kembali tahanan Palestina yang dibebaskan dengan tuduhan yang sama seperti saat mereka ditangkap sebelumnya, dan mereka tidak akan ditangkap kembali untuk menjalani sisa hukumannya.
    Tahanan Palestina tidak akan diminta menandatangani dokumen apa pun sebagai syarat pembebasan mereka.
    Kriteria yang ditetapkan untuk pertukaran tahanan dan narapidana pada tahap pertama tidak akan digunakan sebagai dasar pertukaran pada perjanjian tahap kedua.
    Perundingan tidak langsung antara kedua belah pihak mengenai syarat-syarat pelaksanaan perjanjian tahap kedua dimulai selambat-lambatnya pada hari ke-16 sejak berlakunya perjanjian, dan kesepakatan harus dicapai sebelum hari ke-35 perjanjian tahap pertama.

    Tahap Kedua

    Durasinya adalah 42 hari
    Ketenangan berkelanjutan, Hamas-Israel menghentikan secara permanen operasi militer dan aktivitas permusuhan, dan dimulainya kembali pertukaran tahanan antara kedua belah pihak, termasuk semua pria Israel yang masih hidup dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang disepakati.
    Pasukan Israel akan mundur sepenuhnya dari Jalur Gaza.

    Tahap Ketiga

    Durasinya adalah 42 hari
    Pertukaran jenazah dan sisa-sisa orang mati yang ditemukan oleh kedua belah pihak setelah mencapai dan mengidentifikasi mereka.
    Implementasi rencana rekonstruksi Jalur Gaza dalam jangka waktu 3-5 tahun dimulai, termasuk perumahan, bangunan sipil, dan infrastruktur, selain kompensasi bagi semua yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi yang mensponsori perjanjian tersebut.
    Membuka seluruh perlintasan dan memberikan kebebasan pergerakan orang dan barang.

    PBB, badan-badannya, dan organisasi internasional lainnya melanjutkan pekerjaan mereka dalam menyediakan layanan kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Proses implementasi perjanjian tersebut akan diawasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

    (Tribunnews.com/Febri/Yunita/)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Israel Tunda Rapat Kabinet, Ingin Ratifikasi Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza dengan Hamas

    Israel Tunda Rapat Kabinet, Ingin Ratifikasi Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza dengan Hamas

    JAKARTA – Israel menunda mengadakan rapat kabinet pada Kamis untuk meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas.

    Pejabat senior Hamas Izzat el-Reshiq mengatakan kelompoknya tetap berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata, yang disepakati sehari sebelumnya, yang dijadwalkan berlaku mulai Minggu, 19 Januari, untuk mengakhiri pertumpahan darah selama 15 bulan.

    Utusan Presiden Joe Biden Brett McGurk dan utusan Presiden terpilih Donald J. Trump Steve Witkoff berada di Doha bersama mediator Mesir dan Qatar berupaya menyelesaikan perselisihan terakhir yang tersisa, kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

    Perselisihan tersebut melibatkan identitas beberapa tahanan yang diminta Hamas untuk dibebaskan dan diperkirakan akan segera diselesaikan, kata pejabat AS tersebut.

    Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan kepada wartawan perunding Israel berada di Doha untuk mencapai solusi.

    Perjanjian gencatan senjata yang rumit muncul pada Rabu, 15 Januari setelah mediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat untuk menghentikan perang yang telah menghancurkan wilayah pesisir dan mengobarkan gejolak Timur Tengah.

    Kesepakatan itu menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza, tempat puluhan ribu orang terbunuh.

    Sandera yang ditahan oleh kelompok militan Hamas, yang menguasai daerah tersebut akan dibebaskan dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

    Kesepakatan itu juga membuka jalan bagi peningkatan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, di mana sebagian besar penduduknya terpaksa mengungsi dan menghadapi kekurangan pangan akut, demikian peringatan para pakar keamanan pangan pada akhir tahun lalu.

    Deretan truk bantuan berbaris di kota perbatasan Mesir, El-Arish, menunggu untuk menyeberang ke Gaza, setelah perbatasan dibuka kembali.

    Penerimaan Israel terhadap perjanjian tersebut tidak akan resmi sampai disetujui oleh kabinet keamanan dan pemerintah negara tersebut, dan pemungutan suara dijadwalkan Kamis.

    Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda pertemuan tersebut, menuduh Hamas membuat tuntutan pada menit-menit terakhir dan membatalkan perjanjian.

    “Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen perjanjian tersebut,” kata pernyataan dari kantor Netanyahu dilansir Reuters.

    Kelompok garis keras di pemerintahan Netanyahu masih berharap untuk menghentikan kesepakatan tersebut, meskipun mayoritas menteri diperkirakan akan mendukungnya.

  • Israel Serang Gaza Usai Kesepakatan Gencatan Senjata, 82 Orang Tewas

    Israel Serang Gaza Usai Kesepakatan Gencatan Senjata, 82 Orang Tewas

    Jakarta

    Serangan pasukan Israel menewaskan sedikitnya 82 orang di Gaza. Serangan tetap terjadi beberapa jam sejak Hamas dan Israel mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (17/1/2024), satu serangan terhadap sebuah rumah di dekat Gedung Serikat Insinyur di Kota Gaza, di utara Jalur Gaza, pada Rabu (15/1) malam menewaskan sedikitnya 18 orang.

    Pertahanan Sipil Palestina juga mengatakan telah mengambil jenazah 12 orang dari lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza. Di Gaza tengah, lima orang tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan sekelompok orang di daerah Karaj di kamp Bureij.

    Jumlah korban tewas, yang dihitung sejak Rabu (15/1) pagi, terus meningkat ketika warga Palestina kembali berlindung di tenda-tenda mereka setelah merayakan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Hamas pada Rabu malam.

    “Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan, sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan,” kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.

    Namun, gencatan senjata akan dimulai pada Minggu (19/1) dan warga di Gaza khawatir hal yang lebih buruk akan terjadi sebelum pengeboman Israel berhenti, kata Mahmoud.

    Anas al-Sharif dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, serangan Israel di sana telah “memadamkan” kegembiraan yang dirasakan warga saat pengumuman awal gencatan senjata.

    “Beberapa jam yang lalu, ada suasana kegembiraan dan kelegaan di antara warga di sini saat pengumuman gencatan senjata dibuat dari Doha, yang menyatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam beberapa hari mendatang,” kata al-Sharif.

    Baik Israel maupun Hamas secara terbuka mengakui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan telah dicapai, meskipun Israel mengatakan beberapa rincian akhir masih harus dibahas sebelum kesepakatan tersebut disetujui.

    Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan tim negosiasi Israel di Doha pada Kamis (16/1) dini hari, yang memberinya penjelasan singkat tentang ketidaksepakatan dengan Hamas terkait tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan sebagai ganti tawanan selama fase pertama kesepakatan.

    Hingga 1 Januari 2025, setidaknya ada 10.221 tahanan Palestina di penjara Israel, tidak termasuk sejumlah warga Palestina yang diambil dari Gaza dan ditahan oleh militer, termasuk Dr. Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang dihancurkan oleh pasukan Israel.

    Izzat al-Risheq, anggota biro politik Hamas, sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata memenuhi semua persyaratan kelompok Palestina termasuk penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pengembalian orang-orang yang mengungsi ke rumah mereka, dan penghentian permanen perang di daerah kantong tersebut.

    (rfs/zap)

  • Warga Israel Sorak Gembira, Rayakan Gencatan Senjata Gaza yang Bakal Dimulai 19 Januari – Halaman all

    Warga Israel Sorak Gembira, Rayakan Gencatan Senjata Gaza yang Bakal Dimulai 19 Januari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah melewati proses negosiasi yang panjang, Hamas dan Israel akhirnya menyepakati usulan gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari 2025.

    Hal ini diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, selaku mediator gencatan senjata Gaza, pada Kamis (16/1/2025).

    Dalam pengumuman yang dikutip Al Jazeera, Perdana Menteri Qatar menjelaskan Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang di Gaza.

    Tak hanya itu, keduanya juga sepakat melakukan pertukaran tawanan, dengan Hamas melepaskan tawanan Israel.

    Sementara, Israel bersedia mengembalikan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Menyambut kabar baik ini, sejumlah keluarga para sandera Israel tampak riang dan lega setelah mendengar kabar gencatan senjata.

    Penampakan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv, di mana sejumlah keluarga sandera tampak bersorak merayakan kesepakatan gencatan senjata ini.

    Mereka mengatakan gencatan senjata ini merupakan “langkah maju” yang bisa membawa para sandera kembali ke rumah.

    “Saya perlu menciptakan kata baru untuk menggambarkannya – saat kegembiraan dan kekhawatiran bertemu,” kata Efrat Machikawa, keluarga korban sandera Israel.

    Meski telah ada kesepakatan, yang seharusnya membebaskan semua sandera yang ditahan Hamas, namun keluarga sandera tetap bersikap hati-hati.

    “Optimisme yang terkendali” adalah kata-kata yang digunakan Ibu Machikawa untuk menjelaskan perasaannya setelah mendengar berita tersebut.

    Dia menggambarkan negosiasi itu sebagai “rollercoaster”.

    “Kami hampir tidak bisa bernapas,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia tidak tahu kapan pamannya akan dibebaskan.

    Menurut data BBC International, 94 dari 251 sandera yang disandera pada 7 Oktober 2023 masih ditahan di Gaza.

    Sebanyak 60 orang diduga masih hidup sementara  34 tewas.

    Sekitar 109 sandera telah dibebaskan melalui negosiasi, baik atas dasar kemanusiaan atau selama gencatan senjata sementara pada November 2023.

    Sementara, delapan sandera telah diselamatkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    Warga Gaza Sambut Gencatan Senjata

    Tak hanya warga Israel, masyarakat Gaza juga menyambut hangat kesepakatan gencatan senjata yang baru saja disepakati Israel dan Hamas.

    Sejumlah orang terlihat keluar ke jalan, bersorak gembira, dan berpelukan, menanti dimulainya gencatan senjata.

    Sementara, segerombolan warga Gaza lainnya terlihat berkumpul dan bernyanyi bersama.

    Beberapa orang tampak menabuh drum dan mengibarkan bendera Palestina.

    “Saya tidak percaya bahwa mimpi buruk lebih dari setahun ini akhirnya akan segera berakhir.”

    “Kami kehilangan begitu banyak nyawa, kami telah kehilangan segalanya,” kata warga Gaza City yang mengungsi di Kamp Nuseirat, Randa Sameeh.

    Sementara itu, di luar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, ratusan warga Palestina berkumpul untuk bernyanyi. Mereka juga mengibarkan bendera Palestina.

    Isi Gencatan Senjata

    Waktu gencatan senjata ini digelar beda sehari dengan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

    Menurut informasi yang beredar, gencatan senjata ini akan terbagi dalam tiga fase, di mana setiap fase berlangsung selama 42 hari. Berikut poin-poin setiap fase gencatan senjata .

    Fase Pertama Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Hamas membebaskan 33 sandera termasuk warga sipil dan tentara perempuan, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun.
    Israel membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara perempuan.
    Penghentian pertempuran, pasukan Israel bergerak keluar dari daerah berpendudukan ke pinggiran Jalur Gaza.
    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah, lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza.
    Pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke sisa-sisa rumah mereka saat bantuan masuk.

    Fase Kedua

    Deklarasi “Ketenangan berkelanjutan”. Pengumuman kembalinya ketenangan yang berkelanjutan atau penghentian operasi militer dan permusuhan.
    Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Fase Ketiga

    Jenazah sandera Israel yang telah meninggal ditukar dengan jenazah pejuang Palestina yang telah meninggal.
    Pelaksana rencana rekonstruksi di Gaza yang akan dilakukan di bawah pengawasan internasional.
    Penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Menteri Israel Ancam Keluar Kabinet Jika Gencatan Senjata Disetujui

    Menteri Israel Ancam Keluar Kabinet Jika Gencatan Senjata Disetujui

    Jakarta

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, yang berhaluan sayap kanan mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan partainya akan keluar kabinet jika gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera disetujui. Namun, mereka tidak akan meninggalkan koalisi yang berkuasa di negara itu.

    “Jika perjanjian yang tidak bertanggung jawab ini disetujui dan dilaksanakan, partai Jewish Power tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan dan akan meninggalkannya,” katanya pada konferensi pers sambil tetap membuka kemungkinan untuk balik arah jika gencatan senjata gagal seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2024).

    “Jika perang melawan Hamas berlanjut, dengan intensitas, untuk mencapai tujuan perang yang belum tercapai, kami akan kembali ke pemerintahan.”

    Ben Gvir duduk di kabinet Israel bersama dua anggota parlemen Jewish Power lainnya, dan menyumbangkan enam anggota, termasuk dirinya sendiri, ke koalisi Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang terdiri dari 68 anggota parlemen di Knesset. Tetapi ketika ia mengancam akan keluar dari kabinet, ia mengatakan partainya “tidak akan menggulingkan Netanyahu”.

    Ben Gvir juga meminta Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, yang memimpin partai Zionisme Religius, untuk mengundurkan diri. Smotrich sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata itu “berbahaya” bagi keamanan Israel.

    Menyusul pernyataan Ben Gvir, partai Likud milik Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Siapa pun yang membubarkan pemerintahan sayap kanan akan selamanya dipermalukan.”

    Baik Ben Gvir maupun Smotrich telah berulang kali menyerukan agar perang Gaza dilanjutkan, dan yang pertama bahkan mengatakan bahwa ia berulang kali menghalangi upaya sebelumnya untuk mencapai gencatan senjata.

    Kesepakatan yang disetujui pada Rabu (17/1) dan dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat pada awalnya mengatur pembebasan 33 sandera yang diculik selama serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    “Hanya dengan begitu Hamas akan membebaskan sandera kami tanpa membahayakan keamanan Israel.”

    Israel saat ini sedang menghadapi kasus di Mahkamah Internasional, yang diajukan oleh Afrika Selatan, yang menuduhnya melakukan “genosida” di Jalur Gaza. Israel dengan keras membantah tuduhan tersebut.

    Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah menunjuk pernyataan serupa oleh tokoh-tokoh seperti mantan menteri pertahanan Yoav Gallant, yang dirinya sendiri dicari oleh Mahkamah Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang, sebagai bukti potensial adanya niat genosida.

    (rfs/rfs)