Negara: Jalur Gaza

  • PM Benjamin Netanyahu Resmi Lantik Eyal Zamir Sebagai Kepala Staf Militer Israel – Halaman all

    PM Benjamin Netanyahu Resmi Lantik Eyal Zamir Sebagai Kepala Staf Militer Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, resmi menunjuk Mayor Jenderal Purn Eyal Zamir sebagai Kepala Staf Militer yang baru, menggantikan Letnan Jenderal Herzi Halevi yang mengundurkan diri pada 21 Januari 2025.

    Penunjukan ini diumumkan oleh kantor Netanyahu melalui sebuah pernyataan.

    Eyal Zamir, yang berusia 59 tahun, adalah perwira tinggi dengan pengalaman lebih dari tiga dekade di militer Israel.

    Sebelum penunjukannya, ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Kementerian Keamanan Israel sejak tahun 2023.

    Zamir sebelumnya juga menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Militer hingga tahun 2021 dan dikenal karena perannya dalam mengawasi operasi militer yang berfokus pada penghentian terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan wilayah Israel.

    Herzi Halevi mengundurkan diri setelah mengakui tanggung jawab atas kegagalan militer dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.

    Keputusan ini memicu perubahan signifikan dalam jajaran kepemimpinan militer Israel, termasuk pengunduran diri Mayor Jenderal Yaron Finkelman yang menjabat sebagai Kepala Komando Selatan.

    Reaksi Terhadap Penunjukan Zamir

    Penunjukan Eyal Zamir disambut baik oleh berbagai kalangan politik dan militer di Israel.

    Pemimpin Oposisi Yair Lapid menilai Zamir sebagai sosok yang tepat untuk jabatan tersebut, menggarisbawahi pengalaman dan kepemimpinannya.

    Yair Golan, Ketua Partai Demokrat, juga memuji Zamir sebagai perwira berbakat yang diharapkan dapat memimpin upaya membangun kembali militer Israel dan melindunginya dari intervensi politik yang berbahaya.

    Sementara itu, Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, MK Yuli Edelstein, menyatakan bahwa Zamir menjabat pada masa yang menegangkan dan memiliki tugas bersejarah untuk membentuk masa depan militer Israel.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Netanyahu Tunjuk Eks Jenderal Eyal Zamir Jadi Kepala Staf Militer Baru Israel, Gantikan Herzi Halevi – Halaman all

    Netanyahu Tunjuk Eks Jenderal Eyal Zamir Jadi Kepala Staf Militer Baru Israel, Gantikan Herzi Halevi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan penunjukan Mayor Jenderal (Purn.) Eyal Zamir sebagai kepala staf militer Israel yang baru pada Sabtu (1/2/2025).

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz telah sepakat malam ini mengenai pengangkatan Mayor Jenderal (Purn.) Eyal Zamir sebagai kepala staf militer Israel berikutnya,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, dikutip dari Al Mayadeen.

    Pengangkatan ini terjadi setelah pengunduran diri Letnan Jenderal Herzi Halevi pada 21 Januari 2025.

    Zamir, yang berusia 59 tahun, merupakan pensiunan perwira tinggi dengan pengalaman lebih dari tiga dekade di militer Israel. 

    Sebelum penunjukannya, Zamir menjabat sebagai Direktur Jenderal Kementerian Keamanan Israel sejak 2023. 

    Ia menggantikan Halevi yang mengundurkan diri setelah mengakui tanggung jawab atas kegagalan militer tersebut.

    Zamir sebelumnya memegang posisi Wakil Kepala Staf Militer hingga 2021.

    Ia juga menjabat sebagai Komandan Komando Selatan Angkatan Darat, yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap Gaza. 

    Zamir dikenal karena mengawasi operasi militer yang berfokus pada penghentian terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan wilayah Israel.

    Reaksi Pejabat Israel Terhadap Pengangkatan Zamir

    Penunjukan Eyal Zamir mendapat sambutan dari berbagai kalangan politik dan militer Israel.

    Pemimpin Oposisi Yair Lapid menyatakan bahwa Zamir adalah “orang yang tepat untuk jabatan tersebut,” menggarisbawahi pengalaman dan kepemimpinannya dalam dunia militer. 

    Yair Golan, ketua Partai Demokrat, juga memuji Zamir sebagai “perwira berbakat” yang akan memimpin upaya membangun kembali militer Israel dan melindunginya dari intervensi politik yang berbahaya.

    Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, MK Yuli Edelstein menyebut Zamir menjabat pada “masa yang menegangkan dan menentukan,” dengan tugas bersejarah untuk membentuk masa depan militer Israel. 

    Sebagai informasi, ditunjukka Zamir sebagai kepala staf militer Israel yang baru adalah menggantikan tugas Halevi sebelumnya.

    Keputusan Halevi yang mengundurkan diri pada Januari 2025 memicu serangkaian perubahan besar dalam jajaran kepemimpinan militer Israel. 

    Halevi mengundurkan diri setelah mengakui kegagalan dalam menghadapi Operasi Banjir Al-Aqsa.

    Tak lama setelah Halevi, Mayor Jenderal Yaron Finkelman, yang menjabat sebagai kepala Komando Selatan selama perang, juga mengundurkan diri dengan alasan terkait kekurangan sumber daya militer pada tahun 2023.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Netanyahu Tunjuk Mayor Jenderal Eyal Zamir Jadi Kepala Staf Militer Israel

    Netanyahu Tunjuk Mayor Jenderal Eyal Zamir Jadi Kepala Staf Militer Israel

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menunjuk Mayor Jenderal Eyal Zamir sebagai panglima militer baru Israel. Penunjukan Zamir dilakukan setelah komandan tertinggi sebelumnya, Letnan Jenderal Herzi Halevi mengundurkan diri pada bulan lalu.

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz malam ini telah menyetujui penunjukan Mayor Jenderal Eyal Zamir sebagai Kepala Staf IDF (militer Israel) berikutnya,” tulis keterangan kantor PM Israel dilansir AFP, Minggu (2/2/2025).

    Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF) atau militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan mencegah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang berkepanjangan di Jalur Gaza.

    Dalam surat pengunduran dirinya yang dirilis militer Israel, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (22/1/2025), Halevi mengatakan dirinya mundur dari jabatannya “karena mengakui tanggung jawab atas kegagalan (militer) pada 7 Oktober”.

    Halevi mengatakan dirinya pergi saat militer Israel mencapai “keberhasilan yang signifikan”, meskipun dirinya juga mengatakan bahwa “tidak semua” tujuan perang Israel telah tercapai.

    “Tujuan perang belum semuanya tercapai. Militer akan terus berjuang untuk menghancurkan Hamas dan kemampuan memerintahnya, memastikan kembalinya para sandera,” ucapnya.

    Dia menambahkan satu tujuan perang yang belum tercapai, yaitu memungkinkan warga Israel yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan militan untuk kembali ke rumah-rumah mereka.

    Mayor Jenderal Yaron Finkelman selaku Kepala Komando Militer Israel Zona Selatan, yang bertanggung jawab atas Gaza, juga mengundurkan diri.

    Pengunduran diri keduanya terjadi beberapa hari setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai pada Minggu (19/1) yang mengakhiri pertempuran sengit selama 15 bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Halevi, dalam pernyataannya, meminta untuk meninggalkan jabatannya secara resmi pada 6 Maret mendatang.

    “Sampai saat itu tiba, saya akan menyelesaikan penyelidikan mengenai peristiwa 7 Oktober dan memperkuat kesiapan (militer),” ujarnya.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Donald Trump Telepon Presiden Mesir, Tak Menyinggung Soal Pemindahan Warga Gaza, Ini yang Dibahas – Halaman all

    Donald Trump Telepon Presiden Mesir, Tak Menyinggung Soal Pemindahan Warga Gaza, Ini yang Dibahas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS, Donald Trump menelepon Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, Sabtu (1/2/2025).

    Dalam sambungan telepon itu, baik Donald Trump maupun Abdel Fattah al-Sisi tidak membahas soal pemindahan warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

    Kantor Kepresidenan Mesir mengatakan, Trump dan al-Sisi melakukan dialog positif tentang pentingnya penerapan penuh fase pertama dan kedua gencatan senjata antara Hamas dengan Israel.

    Dikutip dari Reuters, keduanya juga menakankan perlunya meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Sebelumnya, Trump ngotot ingin memindahkan warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania.

    Keinginan Trump ini langsung mendapatkan kritikan dari para kritikus, dengan menyebut sarannya sama saja dengan pembersihan etnis.

    Al-Sisi juga langsung menolak usulan Trump dan menyebutnya sebagai “tindakan ketidakadilan”.

    Penolakan Presiden Mesir itu langsung mendapatkan respons dari Trump.

    Trump mengatakan, Mesir dan Yordania tak akan menolak dengan alasan AS telah melakukan banyak hal untuk kedua negara tersebut.

    “Mereka akan melakukannya,” kata Trump.

    Para menteri luar negeri Arab yang bertemu di Kairo pada hari Sabtu juga menolak pemindahan warga Palestina dari tanah mereka.

    Mereka mengatakan tindakan seperti itu akan mengancam stabilitas regional, menyebarkan konflik dan merusak prospek perdamaian.

    Dalam panggilan telepon, Sisi dan Trump juga menyatakan keinginan mereka untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, kata pernyataan kepresidenan Mesir.

    Sisi mengundang Trump untuk mengunjungi Mesir sesegera mungkin guna membahas masalah-masalah di Timur Tengah.

    Kedua presiden juga membahas perlunya memperkuat hubungan ekonomi dan investasi mereka, katanya.

    Pembebasan Sandera

    Sementara itu, Hamas telah melakukan pembebasan sandera ketiga pada Sabtu (1/2/2025).

    Kali ini, Hamas telah membebaskan tiga sandera, satu warga negara Amerika-Israel, sementara dua lainnya merupakan warga negara Israel.

    Seorang warga negara ganda Amerika-Israel, Keith Siegel dibebaskan oleh Hamas di Kota Gaza.

    Sementara dua warga Israel, Yarden Bibas dan Ofer Calderon dibebaskan di kota selatan Khan Younis.

    Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, ketiga sandera yang dibebaskan Hamas akan dipertemukan kembali dengan anggota keluarga.

    Kedua serah terima tersebut dilakukan dengan cepat tanpa kekacauan seperti yang terjadi pada pertukaran tahanan ketiga sebelumnya.

    Israel juga ikut membebaskan 183 tahanan Palestina setelah tiga sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

    Menurut otoritas Palestina, 18 tahanan menjalani hukuman seumur hidup.

    Lebih dari 100 orang berasal dari Jalur Gaza, ditangkap setelah 7 Oktober 2023, dan ditahan tanpa diadili.

    Tiga puluh tahanan, termasuk tiga orang yang menjalani hukuman seumur hidup, dibebaskan untuk masing-masing sandera Keith Siegel dan Ofer Kalderon, dan 12 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup dibebaskan untuk Yarden Bibas.

    Dikutip dari The Times of Israel, Israel telah setuju untuk membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Gaza selama masa pelaksanaan perjanjian.

    Pada hari Sabtu, Israel membebaskan 111 tahanan yang ditahan oleh pasukan di Jalur Gaza tetapi tidak terlibat dalam serangan 7 Oktober.

    Dari total 183 orang yang dibebaskan, 150 orang dipulangkan atau dideportasi ke Jalur Gaza, 32 orang dibebaskan ke Tepi Barat, dan satu orang dikirim ke Mesir.

    Tahanan yang dikirim ke Tepi Barat dibebaskan dari Penjara Ofer dekat Ramallah, kata Dinas Penjara Israel (IPS).

    Sementara tahanan lainnya dibebaskan dari Penjara Ktzi’ot di Israel selatan dan dibawa ke Penyeberangan Kerem Shalom ke Gaza, dekat perbatasan Mesir.

    “Pasukan Dinas Penjara bertindak untuk membebaskan teroris sesuai dengan kesepakatan diplomatik untuk memulangkan para sandera, dengan koordinasi penuh dengan semua badan keamanan,” kata IPS dalam sebuah pernyataan. (*)

  • Hamas Kembali Bebaskan Sandera, Keith Siegel jadi Warga Negara AS Pertama yang Dibebaskan – Halaman all

    Hamas Kembali Bebaskan Sandera, Keith Siegel jadi Warga Negara AS Pertama yang Dibebaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang warga negara ganda Amerika-Israel, Keith Siegel dan dua sandera lainnya dibebaskan oleh Hamas dalam pertukaran ketiga dengan Israel, Sabtu (1/2/2025).

    Keith Siegel dibebaskan oleh Hamas di Kota Gaza, sekitar dua jam setelah warga Israel, Yarden Bibas dan Ofer Calderon dibebaskan di kota selatan Khan Younis.

    Saat dibebaskan, Keith Siegel tampak tersenyum sambil melambaikan tangan saat militan Hamas berisap menyerahkannya kepada staf Palang Merah Internasional.

    Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, ketiga sandera yang dibebaskan Hamas akan dipertemukan kembali dengan anggota keluarga.

    Kedua serah terima tersebut dilakukan dengan cepat tanpa kekacauan seperti yang terjadi pada pertukaran tahanan ketiga sebelumnya.

    Dikutip dari CBS News, Keith Siegel merupakan warga negara Amerika pertama yang dibebaskan oleh Hamas.

    Ia merupakan salah satu dari tujuh warga negara Amerika yang disandera di Gaza.

    Diyakini bahwa setidaknya dua dari enam sandera Amerika yang masih ditawan di Gaza masih hidup.

    Sementara empat warga Amerika lainnya diyakini telah tewas dalam penahanan.

    Istri Siegel, Aviva, juga disandera oleh militan Hamas pada 7 Oktober, tetapi dibebaskan dalam pertukaran sandera dan tahanan sebelumnya pada November 2023.

    Berbicara kepada CBS News sekitar setahun setelah pembebasannya, Aviva Siegel mengatakan ada saat-saat ketika militan Hamas memaksa dia dan suaminya melalui terowongan di bawah Jalur Gaza yang membuat mereka merasa “yakin kami akan mati”.

    79 Sandera Israel Masih Ditahan

    Hamas saat ini masih menyandera 79 warga Israel di Gaza setelah pembebasan tiga tawanan pada hari Sabtu.

    Harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa 20 sandera diperkirakan akan dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang sedang berlangsung.

    “Hamas masih menahan 79 sandera, dan 20 dari mereka akan dibebaskan dalam beberapa hari mendatang sebagai bagian dari fase pertama perjanjian,” tulis surat kabar itu.

    Sementara itu, Almog Boker, seorang koresponden untuk Channel 12 Israel, melaporkan bahwa pada akhir fase pertama ini, Hamas masih akan menyandera 59 orang, termasuk 36 orang yang diduga tewas.

    Pada 19 Januari, perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku, awalnya berlangsung selama 42 hari.

    Israel Bebaskan 183 Warga Palestina

    Sementara di sisi lain, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina setelah tiga sandera Israel yang disandera Hamas.

    Menurut otoritas Palestina, 18 tahanan menjalani hukuman seumur hidup.

    Lebih dari 100 orang berasal dari Jalur Gaza, ditangkap setelah 7 Oktober 2023, dan ditahan tanpa diadili.

    Tiga puluh tahanan, termasuk tiga orang yang menjalani hukuman seumur hidup, dibebaskan untuk masing-masing sandera Keith Siegel dan Ofer Kalderon, dan 12 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup dibebaskan untuk Yarden Bibas.

    Dikutip dari The Times of Israel, Israel telah setuju untuk membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Gaza selama masa pelaksanaan perjanjian.

    Pada hari Sabtu, Israel membebaskan 111 tahanan yang ditahan oleh pasukan di Jalur Gaza tetapi tidak terlibat dalam serangan 7 Oktober.

    Dari total 183 orang yang dibebaskan, 150 orang dipulangkan atau dideportasi ke Jalur Gaza, 32 orang dibebaskan ke Tepi Barat, dan satu orang dikirim ke Mesir.

    Tahanan yang dikirim ke Tepi Barat dibebaskan dari Penjara Ofer dekat Ramallah, kata Dinas Penjara Israel (IPS).

    Sementara tahanan lainnya dibebaskan dari Penjara Ktzi’ot di Israel selatan dan dibawa ke Penyeberangan Kerem Shalom ke Gaza, dekat perbatasan Mesir.

    “Pasukan Dinas Penjara bertindak untuk membebaskan teroris sesuai dengan kesepakatan diplomatik untuk memulangkan para sandera, dengan koordinasi penuh dengan semua badan keamanan,” kata IPS dalam sebuah pernyataan. (*)

  • Masih Tergantung Israel, Yordania-Mesir Hadapi Bahaya Besar Berani Tolak AS untuk Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Masih Tergantung Israel, Yordania-Mesir Hadapi Bahaya Besar Berani Tolak AS untuk Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Masih Tergantung Israel, Yordania-Mesir Hadapi Bahaya Besar Berani Tolak AS untuk Tampung Warga Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Yordania dan Mesir dikhawatirkan akan menghadapi bahaya besar atas penolakan mereka terhadap seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meminta mereka menampung warga Palestina di Jalur Gaza.

    Trump belakangan mengindikasikan akan melakukan upaya ‘paksa’ terhadap Yordania dan Mesir agar mau menerima dan menampung warga Gaza yang terusir agresi militer Israel tersebut.

    Pakar ekonomi Yordania, Amer Al-Shoubaki, dilansir Khaberni, Sabtu (1/2/2025) mengindikasikan bahaya besar bagi Yordania dan Mesir tersebut merujuk pada ketergantungan keduanya terhadap Israel atas kebutuhan dasar seperti air dan pasokan energi lain.

    Al-Shoubaki mengatakan dalam analisis ekonominya, mengatakan AS dan entitas Zionis akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Yordania dan Mesir karena penolakan mereka untuk menampung pengungsi Gaza.

    “Opsi yang dimiliki Trump tidak hanya “menghentikan bantuan,” tetapi mungkin merupakan bagian dari rencana untuk memaksakan sanksi ekonomi (terhadap Mesir dan Yordania),” kata dia.

    Bentuk pemaksaan berupa sanksi ekonomi yang membayangi Yordania dan Mesir, kata dia bisa berwujud antara lain:

    Israel memutus pasokan gas ke Yordania dan Mesir, yang dapat menimbulkan risiko pemadaman listrik.  
    Israel telah berhenti memompa air ke Yordania. Ini menjadi bahay besar, terlebih karena musim hujan yang lemah diperkirakan akan menempatkan negara itu dalam kesulitan yang nyata pada musim panas mendatang.  
    AS akan menghentikan program-program Dana Moneter Internasional yang mengganggu alat-alat penyesuaian keuangan dan melemahkan kemampuan Yordania dan Mesir dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi. 
    Menurunkan peringkat kredit Yordania-Mesir, yang berdampak pada meningkatnya biaya pinjaman ke tingkat yang sangat tinggi dan membebani anggaran kedua negara tersebut.  
    Menetapkan sanksi ekonomi bertahap yang membatasi sumber daya vital Yordania dan Mesir yang berdampak pada terganggunya sektor strategis, khususnya di perdagangan internasional.  
    Menekan mitra Yordania dan Mesir di Kawasan Teluk, Eropa, dan Jepang untuk menghentikan dukungan finansial atau investasi apa pun, yang akan mengisolasi kedua negara dari sumber pendanaan eksternal.  
    Menghambat akses Yordania dan Mesir ke pasar keuangan internasional, yang membuat kedua negara ini tidak dapat membiayai defisit dan memperdalam krisis.  

    Ancaman Stabilitas Politik dan Keamanan

    Al-Shoubaki melanjutkan, risiko yang lebih buruk dari sanksi ekonomi adalah “upaya AS dan Israel untuk mengacaukan stabilitas politik dan keamanan” Yordania dan Mesir demi memaksakan kehendak mereka agar kedua negara ini mau menerima relokasi paksa warga Gaza.  

    “Tujuan tekanan-tekanan ini jelas, yaitu memaksa kita untuk menerima pengusiran orang-orang Palestina dengan mencekik perekonomian kita dan membatasi pilihan-pilihan kita,” kata dia dilansir Khaberni.

    Al-Shoubaki menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk membentuk “sel krisis kedaulatan bersama” guna menghadapi tekanan Amerika dan Israel yang mengancam akan mengubah penolakan negara tersebut terhadap pemindahan warga Palestina menjadi mimpi buruk ekonomi dan politik.

    “Haruskah kita menunggu hingga ancaman itu menjadi kenyataan?” Atau haruskah kita bergerak sekarang dengan rencana proaktif yang menjaga stabilitas ekonomi dan politik kita serta melindungi kedaulatan dan tujuan kita?” kata Al-Shoubaki bertanya untuk mendorong pemerintah kerajaan Yordania agar lebih aktif bertindak atas situasi ancaman ini.

    KEMBALI PULANG – Antrean dan tumpukan kendaraan saat ratusan ribu warga Gaza yang kembali pulang setelah terusir dan mengungsi karena agresi militer Israel. Puluhan ribu warga Gaza ini kembali ke rumah-rumah mereka ke wilayah Gaza Utara, Senin (27/1/2025). (RNTV/TangkapLayar)

    Usulkan Referendum Nasional

    Seruan AS soal relokasi warga Gaza ini secara nyata menimbulkan gejolak di dalam negeri Yordania.

    Mantan anggota parlemen Yordania, Tariq Khoury mengusulkan kepada pemerintah Yordania untuk mengakhiri kontroversi seputar wacana pemindahan penduduk Gaza ke Yordania, dengan menggunakan keinginan rakyat melalui referendum nasional yang jelas dan eksplisit.

    Khoury melanjutkan dalam pernyataan Sabtu, bahwa tindakan ini akan menjadi pesan yang kuat kepada seluruh dunia dan kepada semua orang yang menargetkan Yordania.

    “Pesan jelasnya adalah, bahwa keputusan rakyat Yordania merupakan faktor penentu dalam masalah-masalah yang menentukan di tanah air,” kata dia dilansir Khaberni.

    Ia menambahkan bahwa referendum akan mengakhiri semua upaya keraguan dan interpretasi.

    “Refrendum juga akan menegaskan bahwa posisi rakyat sepenuhnya konsisten dengan konstanta nasional yang telah dideklarasikan oleh kepemimpinan Yordania sejak lama,” katanya.

    Khoury menekankan bahwa posisi Yordania bukanlah subjek perdebatan atau kompromi, melainkan komitmen nasional negara yang tegas yang disetujui oleh warga Yordania, para pemimpin dan rakyatnya.

     

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

     
     

  • Momen Pembebasan Erbil Yehud oleh Pasukan Al-Qassam – Halaman all

    Momen Pembebasan Erbil Yehud oleh Pasukan Al-Qassam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Erbil Yehud, seorang tawanan Israel, menjadi sorotan setelah dibebaskan oleh pasukan Hamas dalam pertukaran tahanan sebagai bagian dari gencatan senjata Israel-Palestina.

    Yehud ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, saat serangan yang dilancarkan oleh kelompok tersebut.

    Ia diculik dari rumahnya di Nir Oz, sebuah desa di Israel selatan yang berdekatan dengan perbatasan Jalur Gaza.

    Saat diculik, Yehud berusia 28 tahun dan baru saja kembali dari tur di Amerika Selatan bersama pasangannya, Ariel Cunio, yang juga diculik oleh Hamas.

    Identitas dan Kehidupan Erbil Yehud

    Menurut informasi dari Hostages and Missing Families Forum, sebuah organisasi yang mengadvokasi pembebasan para sandera, Erbil Yehud memiliki akar yang dalam di komunitas Nir Oz sebagai anggota generasi ketiga yang tinggal di wilayah tersebut.

    Ia pernah bekerja di sistem pendidikan masyarakat dan menjadi pemandu di GrooveTech, sebuah pusat pembelajaran inovatif di Israel selatan yang fokus pada eksplorasi ruang angkasa dan teknologi.

    Momen Pembebasan

    Momen pembebasan Erbil Yehud menarik perhatian publik saat ia terlihat dalam unggahan Instagram oleh Hatem H Rawagh, seorang jurnalis asal Palestina, pada Kamis, 30 Januari 2025.

    Dalam video tersebut, Yehud terlihat berada di dalam mobil saat akan dibebaskan.

    Beberapa pejuang Palestina, termasuk Pasukan Al-Qassam, mengerumuni mobil untuk memberikan pengamanan ketat.

    Saat akan keluar dari mobil, Yehud terlihat menyodorkan tangannya kepada pasukan Al-Qassam, seolah meminta untuk digandeng.

    Pasukan Al-Qassam kemudian menggenggam tangan Yehud dan menuntunnya keluar dari kendaraan. “Perlawanan Palestina membebaskan tahanan Israel, Erbil Yehud, di selatan Jalur Gaza,” tulis Hatem H Rawagh dalam unggahannya.

    Pertukaran Tahanan

    Sebelumnya, Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, menerbitkan gambar yang menunjukkan Erbil Yehud dan tahanan lainnya, Gadi Mozes, sebelum mereka diserahkan kepada pihak Israel.

    Video tersebut memperlihatkan momen emosional ketika Yehud dan Mozes saling bertemu dan berpelukan hangat, sementara para pejuang brigade menjaga mereka.

    Kedua tahanan tersebut dijadwalkan untuk dibebaskan dalam pertukaran tahanan gelombang ketiga antara kelompok perlawanan dan Israel.

    Sejumlah besar pejuang perlawanan dikerahkan di wilayah Jalur Gaza untuk menyaksikan penyerahan tahanan, sementara ribuan pengungsi berkumpul di Razan Square di pusat kamp Jabalia untuk menyaksikan momen bersejarah ini.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Israel Serbu Beitunia, Hamas Kutuk Penyiksaan Tahanan Palestina: Ke Luar Penjara, Masuk Rumah Sakit – Halaman all

    Israel Serbu Beitunia, Hamas Kutuk Penyiksaan Tahanan Palestina: Ke Luar Penjara, Masuk Rumah Sakit – Halaman all

    Israel Serbu Beitunia, Hamas Kutuk Penyiksaan yang Bikin Tahanan Palestina dari ke Luar Penjara Masuk Rumah Sakit 

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pendudukan Israel dilaporkan membebaskan kelompok tahanan Palestina dalam putaran keempat pertukaran sandera dan tahanan Hamas-Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, Sabtu (2/1/2025).

    Sebagai gambaran konteks diksi yang digunakan dalam pertukaran ini, sandera Israel adalah warga negara Israel yang ditangkap gerakan Palestina dalam serangan tertentu, termasuk Operasi Banjir Al-Aqsa, 7 Oktober 2023.

    Adapun penggunaan kata Tahanan Palestina merujuk pada warga negara Palestina yang ditangkapi Pasukan Israel di berbagai lokasi di wilayah komunitas Palestina baik di Jalur Gaza dan Tepi Barat atas tuduhan atau bahkan tanpa tuduhan dan peradilan yang adil dan jelas.

    Kelompok tahanan Palestina ini dilaporkan mencapai 183 orang.

    Para tahanan yang dibebaskan Israel itu kemudian ditransfer menggunakan bus ke sejumlah wilayah komunitas Palestina, baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat.

    Bus berisi tahanan Palestina yang dibebaskan dari Penjara Ofer, Tepi Barat, tiba di Beitunia, sebelah barat Ramallah, Tepi Barat, tempat lebih dari 30 tahanan Palestina itu tiba.

    Bus Palang Merah Internasional dilaporkan juga tiba di Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, Gaza, membawa sejumlah tahanan yang dibebaskan sebagai bagian dari gelombang keempat kesepakatan pertukaran.

    Hanya, laporan Khaberni mengindikasikan, sejumlah tahanan Palestina yang baru dibebaskan Israel ini segera mendapatkan perawatan medis karena kondisi kesehatan mereka yang buruk.

    Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas merespons kondisi ini dengan mengeluarkan kutukan dan kecaman atas aksi penyiksaan Israel terhadap para warga Palestina di penjara.

    “Pembebasan tawanan kami dari penjara pendudukan ke rumah sakit akibat penyiksaan, menegaskan betapa buruknya apa yang mereka alami di penjara Israel,” kata pernyataan Hamas dilansir Khaberni, Sabtu.

    Hamas menyatakan, “Pelanggaran yang mengerikan dan terus terjadi terhadap tahanan Palestina merupakan kejahatan perang yang memerlukan intervensi internasional untuk menghentikannya dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya.”

    Gerakan itu pun menyatakan tekad perjuangannya untuk terus melawan pendudukan Israel demi cita-cita sebuah bangsa Palestina yang merdeka dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya.

    “Kami meneruskan perjalanan penuh berkah dari kekuatan perlawanan untuk mencapai cita-cita rakyat kami yakni kebebasan, penentuan nasib sendiri dan menyapu bersih pendudukan,” kata pernyataan itu.

    “Kami berjanji untuk memenuhi tugas kami terhadap para tawanan di penjara pendudukan dengan memutuskan rantai mereka (membebaskan) dan mengembalikan mereka ke pelukan rakyat mereka,” tulis pernyataan Hamas.

    Perbedaan Moral

    Pada putaran pertama pertukaran sandera 19 Januari lalu, Hamas juga mengatakan foto-foto penyerahan tiga tahanan wanita Israel dalam keadaan sehat adalah wujud perlakuan Hamas kepada mereka.

    “Sementara mereka (tahanan Israel) dalam keadaan sehat fisik dan psikologis, tahanan laki-laki dan perempuan kami (Palestina) menunjukkan tanda-tanda kelalaian dan kelelahan,” kata Hamas dalam pernyataannya, Senin (20/1/2025).

    “Ini mewujudkan perbedaan besar antara nilai dan moral perlawanan dan barbarisme pendudukan Israel,” lanjutnya.

    Sebelumnya, pada putaran pertama pertukaran, Hamas menukar tiga tahanan wanita Israel dengan 90 tahanan Palestina pada Minggu (19/1/2025).

    Hamas menyerahkan Romi Gonen, Emily Damari, dan Doron Steinbrecher kepada Palang Merah Internasional (ICRC) di Lapangan Saraya di jantung Kota Gaza pada hari Minggu sebelum dibawa ke Israel.

    Kolase foto tahanan Israel (kiri) dan tahanan Palestina (kanan). Hamas mengatakan kondisi tahanan yang dibebaskan adalah wujud perbedaan moral perlawanan Palestina dan Israel selama menahan mereka. (X)

    Israel Serbu Beitunia

    Adapun dalam pembebasan kelompok Tahanan Palestina Sabtu ini, Tentara pendudukan Israel dilaporkan menyerbu kota Beitunia untuk mencegah penerimaan dan mencegah wartawan meliput pembebasan para tahanan tersebut.

    “Pasukan pendudukan Israel menembakkan bom suara ke warga di kota Beitunia, bertepatan dengan keberangkatan bus yang membawa para tahanan yang dibebaskan dalam gelombang keempat perjanjian gencatan senjata,” tulis Khaberni, Sabtu.

    Klub Tahanan Palestina, mengumumkan daftar nama kelompok tahanan keempat yang dijadwalkan dibebaskan hari ini, berjumlah 183 tahanan.

    Di antara tahanan Palestina, akan ada 18 orang dengan hukuman seumur hidup, 54 orang dengan hukuman tinggi dan seumur hidup, dan 111 orang dari Jalur Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober.

    Seperti diketahui pembebasan ratusan tahanan Palestina ini sebagai imbalan pembebasan tiga warga Israel yang dipertukarkan pada Sabtu yaitu Yarden Bibas, Keith Seigal, yang memegang kewarganegaraan ganda AS-Israel, dan Ofer Calderon, yang memegang kewarganegaraan ganda Prancis-Israel.

    Berikut Daftar Lengkap Warga Palestina yang dibebaskan Israel, Sabtu:

    Riyadh Suleiman Zahdi Marshood

    Abdul Basit Rabhi Mustafa Shawabka

    Ibrahim Abdel Moneim Ibrahim Abu Aram

    Khaled Mohammed Abdullah Nawara

    Osama Muhammad Musa Abu Al-Asal

    Salim Saleh Farid Awad

    Osama Muhammad Ismail Jabry

    Saed Adel Mohammed Issa

    Shadi Naji Bakr Halas

    Bashar Hussein Fares Shawahneh

    Ayman Othman Mustafa Jaim/ Dimensi

    Ashraf Issa Jadallah Abu Surur/Dimensi

    Sami Mahmoud Theeb Sobh

    Munir Syahadat Mohammed Abu Rabie

    Ahmed Abdel Qader Ibrahim Aslim/Dimensi

    Raed Alian Abdul Shafei / Dimensi

    Nassar Suleiman Nassar Abu Nasir

    Abdel Fattah Riad Abdel Fattah Zamel

    Saber Omar Hassan Abu Sari

    Hossam Zahdi Daoud Shaheen

    Tawfiq Ahmed Tawfiq Rabaya

    Hassan Farouk Lautan Darah

    Saeed Abdul Rahman Jabr Saleh

    Jamal Muhammad Muslim Abu Hadaf

    Nizar Aziz Suleiman Zidane

    Mohamed Zakaria Mahmoud Qasqas

    Hatem Mahmoud Musa Gamal

    Ibrahim Mahmoud Dheeb Dar Naji

    Raed Farid Hamdan Eid Ahmed

    Mohamed Farouk Shaaban Mortaja

    Sadqi Hamid Shaker Al-Zaro

    Shadi Ibrahim Qasim Amouri/Dimensi

    Ahmed Nayef Attia Turkman / Dimensi

    Mahmoud Hassan Suleiman Abu Dreie/Dimensi

    Imad Abdul Khaleq Mahmoud Abu Ramouz

    Wael Muhammad Ali Samara

    Hussam Asaad Mohammed Ghazi Attar

    Sameer Hamdan Mohammed Lahham

    Ramzi Abdul Rahman Jabr Saleh

    Samih Maher Salama Haddad

    Yasser Muhammad Ali Abu Hamad

    Khaled Abdul Rahim Hassan Barham

    Tamer Kamal Salem Tarsha

    Farih Salman Abdullah Tiha / Dimensi

    Ali Shukry Sharif Nazal

    Magdy Riad Mohammed Yassin

    Ahmad Juma Muhammad Sufi

    Shadi Fouad Attia Quran

    Jihad Salah Suleiman Abu Zaher

    Nahed Abdul Qader Abdul Hafeez Hamid

    Ahmad Muhammad Obaid Abu Jalal

    Abdul Rahman Mustafa Hassan Muqaddamah

    Zakaria Ali Abdullah Samiri

    Salah Asaad Fahmy Abu Salah

    Ghassan Saeed Fahmy Abu Salah

    Fahmy Asaad Fahmy Abu Salah

    Pembelaan Naif Ahmed Abu Athrah

    Nasrallah Mahmoud Mansour Muammar

    Muhammad Khalil Muhammad Halabi

    Ahmed Magdy Mohamed Obaid

    Ali Muhammad Mahmud Hassan

    Imran Hashim Ahmed Al-Khatib

    Atta Muhammad Atta Abdul Ghani

    Ali Hassan Hussein Al-Barghouti

    Amer Abdul Hadi Masoud Salman

    Basil Imad Sobhi, Sersan

    Muhammad Mahmoud Saleh Al-Qudomi

    Mahmoud Ismail Ahmed Qudomi

    Ayman Ibrahim Farhan Al-Awawdeh

    Muhammad Yazan Nizar Hafzi Samaro

    Muhammad Jamal Mahmoud Dahnoon

    Murad Farid Saleh Hamidan

    Daftar tahanan yang dibebaskan dari Jalur Gaza meliputi:

    Insinyur Hussein Suleiman Abu Madi

    Hussein Mahmoud Abdel Fattah dibatasi

    Muhammad Khaled Abdul Rahman Arafat

    Mohamed Fakhry Mohamed Aqraa

    Jihad Issa Ibrahim Hijazi

    Ramzi Mohammed Hamdan Al-Najjar

    Hamza Mohammed Abdullah Qari

    Jabr Khaled Ahmed Sharihi

    Sami Khamis Ahmed Hoso

    Ezz El Din Khaled Abdul Aziz El Sakka

    Karam Salem Ahmed Abu Abed

    Mahmoud Akram Dahman Abu Sultan

    Faris Kamel Mohammed Ghaben

    Hani Rabie Ali Madhoun

    Hatem Muhammad Musa Shabir

    Osama Fathy Khalil Labad

    Nama resmi: Suleiman Najjar

    Awad Hussein Abdullah Haji Ahmed

    Ramzi Abdul Aziz Ali Abdo

    Nabil Muhammad Aqil Abu Saif

    Kamel Muhammad Kamel Qadih

    Abdullah Hassan Sayed Abu Draz

    Samir Lotfi Abdel Aati Ghabri

    Ramadhan Mahmoud Ramadhan Shabat

    Hamed Magdy Ahmed Abu Sahlol

    Usia Jaber Jaber Qudaih

    Mamdouh Fayek Suleiman Abu Alian

    Ahmed Mohammed Khalil Abu Pembenci

    Wael Hassan Mohammed Naggar

    Muhammad Abdul Karim Abdul Dawas

    Ahmed Shawky Mohamed Junaid

    Abdul Hakim Ayman Anwar Al Shafi

    Abdullah Ahmed Diab Abu Al-Nada

    Ahmed Abdul Nasser Mohamed Ragab

    India Saeed Mohammed Amur

    Muhammad Nabil Abd Rabbo Muqdad

    Muhammad Rafiq Adel Ajur

    Momen Mohammed Asaad Badi

    Baraa Adnan Hussein itu normal

    Ahmed Wael Khamis Dabbash

    Muhammad Nasser Muhammad Kaskin

    Muhammad Majed Rizk Abu Regala

    Amjad Wafiq Mohammed Abu Matar

    Muhammad Hassan Khalil Daghma

    Tawfiq Mahmoud Mohamed Hegazy

    Youssef Omar Khalil Sharaf

    Ibrahim Asaad Mahmoud Hatib

    Walid Jihad Atta Jabin

    Moamen Walid Kamel Samara

    Youssef Ammar Youssef Abu Labdeh

    Abdul Aziz Abdul Rahman Abu Alyan yang cantik

    Bakr Ibrahim Mahmoud Ikan Bream

    Muhammad Sufyan Tawfiq Abu Teir

    Muhammad Hussein Rabie Barash

    Muhammad Mahmoud Ali Abu Asi

    Samir Muhammad Awad Abu Awad

    Yasser Ayesh Ahmed Abu Jafan

    Abdul Moneim Ibrahim Saber Zein

    Mahmoud Mutawa Hassan Sobh

    Muhammad Badr Ibrahim Shaheer

    Imad Mahmoud Ahmed Adjam

    Deep Radwan Saadou Abu Al-Hayr

    Khalil Muhammad Khalil Abu Nasser

    Muhammad Riad Khalil Qurairah

    Riyadh Nasser Zaki Dahnoon

    Marwan Ahmed Mohammed Abu Naji

    Muhammad Hassan Ahmed Hamdona

    Talal Ali Hassan Abu Riya

    Zidane Shaaban Nasr Al Banna

    Ashraf Muqbil Abdullah Radie

    Ramzi Abdullah Mohammed Al Khalidi

    Ahmed Hamdan Saqr Abu Ras

    Nahed Ahmed Mohammed Marouf

    Amer Kamal Mahmoud Shehada

    Mahmoud Rateb Saleh Dery

    Yasser Omar Ahmed Nassar

    Mohamed Saber Ahmed Sahar

    Ibrahim Ahmed Mohammed Arqan

    Jumat Abdullah Rabah Warsh Agha

    Ibrahim Mahmoud Hussein Abbas

    Muhammad Ahmad Ibrahim Daud

    Abdul Rahman Ismail Mahmoud Basyouni

    Hussein Mohammed Suleiman Abu Deeb

    Moatasem Jamal Youssef dan Safi

    Wahid Ahmed Awda Aqlan

    Jum’at Nidal Ibrahim Ameesh

    Moein Jabr Mohammed Noufal

    Shadi Ismail Salman Abu Sabt

    Bilal Shawqi Jum’at Abu Deeb

    Si tampan Nasr Salem Abu Sahlol

    Mahmoud Zaki Hashem Sharaf

    Syekh Adham Syekh Mishta

    Raafat Naeem Mohammed Siam

    Ramez Ashour Ahmed Abu Ghaben

    Adel Mohammed Ahmed Abu Ridha

    Ala Adel Ibrahim Matar

    Sabry Saeed Sabry Bashir

    Bassam Musa Mohammed Abu Taima

    Muhammad Said Muhammad Ahmad

    Rami Zaher Matar Abu Labdeh

    Sohaib Essam El-Din Muzaffar Doleh

    Antar Naeem Antar Agha

    Mustafa Mahmoud Mustafa Khatib

    Mahmoud Ahmed Hamed Haitham

    Sami Omar Younis Abu Al Nour

    Mahmoud Farah Ragab Suleiman

    Muhammad Nabil Ibrahim Bas

    Raja Abdul Nasser Mohammed Halabi

    Mimpiku adalah Hamdy Mimpiku adalah Khalaf

    Abdul Latif Hani Hilal Helles

    Muhammad Abdullah Muhammad Akkad

     

    (oln/khbrn/Anews/*)

     
     

  • ICRC: Kenetralan dan Tantangan dalam Konflik Israel-Palestina – Halaman all

    ICRC: Kenetralan dan Tantangan dalam Konflik Israel-Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menghadapi kritik terkait perannya dalam membantu sandera di Gaza dan tahanan Palestina di Israel.

    Dalam sebuah pernyataan langka, Palang Merah membela diri dengan menjelaskan batasan-batasan yang ada dalam operasi mereka.

    Palang Merah menegaskan pentingnya kenetralan mereka di tengah eskalasi kekerasan di Israel dan wilayah Palestina.

    Mereka menyatakan bahwa situasi ini telah memicu penyebaran informasi yang salah tentang ICRC dan pekerjaannya dalam konflik saat ini.

    Dalam beberapa hari terakhir, kendaraan ICRC telah memfasilitasi pemindahan warga Palestina dari tahanan Israel dan sandera yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Namun, pemindahan sandera pada 30 Januari 2025 menuai kritik.

    Pejuang bertopeng dari Hamas dan Jihad Islam terlihat membawa senjata otomatis untuk mengendalikan kerumunan.

    “Memastikan keselamatan dan keamanan operasi serah terima adalah tanggung jawab para pihak dalam perjanjian,” kata Gerald Steinberg, presiden LSM Monitor, dalam majalah online Quillette.

    Ia menambahkan bahwa campur tangan personel keamanan bersenjata dapat membahayakan keselamatan staf ICRC dan para sandera.

    Kerja Sama dengan Otoritas Israel

    ICRC juga menyatakan bahwa mereka tidak memberikan izin bagi orang-orang yang membawa bendera Hamas untuk naik ke bus selama pembebasan tahanan Palestina.

    “Kami juga tidak memiliki kapasitas untuk mencegah orang-orang melakukan hal itu,” tegas mereka.

    Organisasi kemanusiaan ini mengungkapkan bahwa mereka telah aktif bekerja sama dengan otoritas Israel untuk memulai kembali kunjungan dan kontak keluarga bagi para tahanan.

    Namun, mereka menghadapi tantangan dalam mengevakuasi rumah sakit di utara Gaza akibat situasi keamanan yang sulit dan jalan yang diblokir.

    Kritik dari Pejabat Israel

    Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Eli Cohen, mengkritik Palang Merah, menyatakan bahwa organisasi tersebut tidak berhak untuk eksis jika tidak mengunjungi para sandera di Gaza.

    Namun, ICRC menegaskan bahwa mereka bergantung pada niat baik dari semua pihak yang terlibat.

    “Sejak hari pertama, kami telah menyerukan pembebasan segera semua sandera dan akses kepada mereka,” kata pihak ICRC.

    Sejarah Kritik terhadap ICRC

    Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025, ICRC telah mengerahkan lebih banyak personel, termasuk dokter, untuk membantu situasi kemanusiaan di Gaza.

    Kritik terhadap ICRC bukanlah hal baru. Pada tahun 1968, mantan presiden ICRC, Leopold Boissier, mencatat bahwa kritik paling sering ditujukan kepada organisasi tersebut adalah sikap diamnya terhadap berbagai kegiatan.

    Hampir 60 tahun kemudian, ICRC kembali menghadapi tuduhan serupa, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina dan perang antara Israel dan Hamas.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hamas Kembali Bebaskan Sandera, Keith Siegel jadi Warga Negara AS Pertama yang Dibebaskan – Halaman all

    Intelijen Israel Salah, Komandan Hamas Haitham al-Hawajri Tidak Tewas, Ia Terlihat di Gaza Hari Ini – Halaman all

    Komandan Hamas Haitham al-Hawajri terlihat di acara pembebasan tahanan, meski IDF klaim sudah membunuhnya pada Desember tahun 2023.

    Tayang: Sabtu, 1 Februari 2025 20:43 WIB

    Tangkapan Layar Siaran YouTube AP News

    SANDERA ISRAEL DIBEBASKAN – Foto tangkapan layar ini diambil pada Sabtu (1/2/2025) dari siaran langsung di channel YouTube AP News pada hari yang sama, menunjukkan sandera Israel, Keith Siegel, mengenakan topi dan berdiri dengan didampingi anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) selama pertukaran tahanan ke-4 pada Sabtu (1/2/2025) sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza. Tiga sandera Israel; Ofer Calderon, Yarden Bibas, dan Keith Siegel, dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina. Pada momen itu, komandan Hamas yang diklaim tewas, Haitham al-Hawajri, terlihat di acara tersebut. 

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui bahwa mereka gagal membunuh Haitham al-Hawajri, Komandan Batalyon Shati Hamas, dalam serangan yang dilakukan pada Desember 2023.

    Pernyataan ini disampaikan setelah media Palestina melaporkan bahwa Hawajri hadir dalam acara pembebasan tahanan Israel, Keith Siegel, yang diserahkan kepada Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza hari ini, Sabtu (1/2/2025).

    Haitham al-Hawajri terlihat menghadiri momen pembebasan tahanan Israel, yang dilaporkan oleh koresponden Radio Tentara Israel.

    IDF sebelumnya mengeklaim bahwa mereka telah menargetkan Hawajri pada 3 Desember 2023 dengan tingkat probabilitas tinggi bahwa ia telah tewas dalam serangan tersebut.

    Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, IDF menyatakan bahwa informasi intelijen yang menjadi dasar serangan itu tidak akurat.

    “Setelah pemeriksaan lebih lanjut, kami menemukan bahwa Haitham al-Hawajri tidak terbunuh dalam serangan ini,” ungkap IDF dalam pernyataannya, Sabtu.

    Pengakuan ini merupakan yang ketiga kalinya bagi IDF yang menyatakan bahwa mereka gagal membunuh anggota Hamas.

    Sebelumnya, IDF juga mengonfirmasi bahwa mereka tidak berhasil membunuh Komandan Batalyon Beit Hanoun, Hussein Fayyad Abu Hamzah, setelah ia muncul dalam video berpidato di antara warga Palestina di Jalur Gaza.

    “Informasi intelijen kami tentang pembunuhan komandan batalion Beit Hanoun tidak akurat,” demikian laporan dari surat kabar The Times of Israel pada 22 Januari 2025.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini