Negara: Jalur Gaza

  • Hamas Kecam Keras Trump yang Klaim Warga Akan Senang Tinggalkan Gaza    
        Hamas Kecam Keras Trump yang Klaim Warga Akan Senang Tinggalkan Gaza

    Hamas Kecam Keras Trump yang Klaim Warga Akan Senang Tinggalkan Gaza Hamas Kecam Keras Trump yang Klaim Warga Akan Senang Tinggalkan Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengecam keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengklaim warga Palestina akan “dengan senang hati” meninggalkan Gaza karena mereka tidak memiliki alternatif lainnya.

    Hamas menyebut pernyataan semacam itu sebagai “resep untuk menciptakan kekacauan” di Timur Tengah.

    “Kami menganggapnya sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di kawasan. Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terwujud,” tegas pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam pernyataan seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (5/2/2025).

    “Apa yang diperlukan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi terhadap rakyat kami, bukan pengusiran mereka dari tanah mereka,” ujar Zuhri menegaskan.

    Kritikan terhadap Trump juga disampaikan seorang pejabat senior Hamas lainnya, Izzat al-Rishq, yang menegaskan warga Gaza tidak akan menerima skema apa pun yang bertujuan mengusir mereka dari tanah mereka sendiri.

    “Rakyat kami di Gaza telah menggagalkan rencana pengungsian dan deportasi akibat pengeboman selama lebih dari 15 bulan,” kata al-Rishq dalam pernyataannya.

    “Mereka berakar pada tanah mereka dan tidak akan menerima skema apa pun yang bertujuan untuk mengusir mereka dari Tanah Air mereka,” tegasnya.

    Pernyataan kontroversial Trump itu disampaikan ketika dia berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (4/2) waktu setempat, sebelum bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang berkunjung ke Washington DC untuk membahas isu Timur Tengah, termasuk gencatan senjata Gaza.

    Dalam pernyataannya, Trump mengklaim warga Palestina akan “dengan senang hati meninggalkan Gaza”. Dia juga menyebut warga Gaza tidak memiliki alternatif lain saat ini ketika ditanya wartawan AFP apakah relokasi sama saja dengan menggusur mereka secara paksa.

    “Mereka tidak memiliki alternatif lainnya sekarang,” sebut Trump.

    “Mereka ada di sana karena mereka tidak memiliki alternatif. Apa yang mereka miliki? Saat ini, itu adalah tumpukan puing besar-besaran… Saya rasa mereka akan sangat senang melakukannya. Saya pikir mereka akan dengan senang hati meninggalkan Gaza. Apa itu Gaza?” ucapnya.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya melontarkan gagasan yang menuai kritikan banyak pihak, yakni “membersihkan” Gaza dan mencetuskan warga Palestina di Jalur Gaza untuk direlokasi ke Mesir atau Yordania.

    Baik Kairo maupun Amman telah menolak mentah-mentah gagasan Trump tersebut. Pada Selasa (4/2) kemarin, para pemimpin Mesir dan Yordania menekankan “perlunya berkomitmen pada posisi persatuan Arab” yang akan membantu mencapai perdamaian.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ucapan Kontroversial Trump: Warga Palestina Akan Senang Hati Tinggalkan Gaza    
        Ucapan Kontroversial Trump: Warga Palestina Akan Senang Hati Tinggalkan Gaza

    Ucapan Kontroversial Trump: Warga Palestina Akan Senang Hati Tinggalkan Gaza Ucapan Kontroversial Trump: Warga Palestina Akan Senang Hati Tinggalkan Gaza

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial, dengan mengklaim warga Palestina akan “dengan senang hati” meninggalkan tanah air mereka di Jalur Gaza yang dilanda perang, dan tinggal di tempat lainnya jika diberi pilihan.

    Pernyataan kontroversial ini, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (5/2/2025), disampaikan Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (4/2) waktu setempat, sebelum dia bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

    Trump mengklaim warga Palestina akan “dengan senang hati meninggalkan Gaza”.

    “Saya pikir mereka akan senang,” sebutnya, merujuk pada warga Palestina di Jalur Gaza.

    “Saya tidak tahu bagaimana mereka ingin bertahan. Itu adalah lokasi penghancuran,” ucap Trump, merujuk pada kondisi Jalur Gaza yang dilanda perang antara Israel dan Hamas selama lebih dari 15 bulan terakhir.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya melontarkan gagasan yang menuai kritikan banyak pihak, yakni “membersihkan” Gaza dan mencetuskan warga Palestina di Jalur Gaza untuk direlokasi ke Mesir atau Yordania.

    Baik Kairo maupun Amman telah menolak mentah-mentah gagasan Trump tersebut. Pada Selasa (4/2) kemarin, para pemimpin Mesir dan Yordania menekankan “perlunya berkomitmen pada posisi persatuan Arab” yang akan membantu mencapai perdamaian.

    Namun Trump tampaknya tidak mempedulikan penolakan itu. “Ya, mereka mungkin mengatakan hal itu, tetapi banyak orang yang mengatakan hal itu kepada saya,” ucapnya kepada wartawan di Gedung Putih.

    Warga Gaza sendiri telah mengecam gagasan Trump, dengan beberapa warga Rafah mengatakan kepada AFP bahwa: “Kami tidak akan pergi.”

    Namun lagi-lagi, Trump tidak terpengaruh dengan reaksi penolakan semacam itu.

    “Jika kita dapat menemukan sebidang tanah yang tepat, atau banyak tanah, dan membangun tempat-tempat yang sangat bagus, pasti akan ada banyak uang di area tersebut, saya pikir itu akan jauh lebih baik daripada kembali ke Gaza, yang dilanda banyak kematian selama berpuluh-puluh tahun,” kata Trump.

    Ketika salah satu wartawan menekan Trump soal lokasi yang akan menjadi tempat tinggal baru warga Gaza, Trump menyebut lokasi itu mungkin ada di Yordania, Mesir, atau “tempat-tempat lainnya”.

    “Anda bisa memiliki lebih dari dua tempat,” cetusnya. “Ada orang-orang yang tinggal di tempat yang sangat indah, dan aman dan nyaman. Gaza telah menjadi bencana selama beberapa dekade,” imbuh Trump.

    Trump Sebut Warga Gaza Tak Punya Alternatif Lainnya

    Lebih lanjut, Trump menyebut warga Gaza tidak memiliki alternatif lain saat ini ketika ditanya wartawan AFP apakah langkah seperti itu sama saja dengan menggusur mereka secara paksa.

    “Mereka tidak memiliki alternatif lainnya sekarang,” sebut Trump.

    “Mereka ada di sana karena mereka tidak memiliki alternatif. Apa yang mereka miliki? Saat ini, itu adalah tumpukan puing besar-besaran… Saya rasa mereka akan sangat senang melakukannya. Saya pikir mereka akan dengan senang hati meninggalkan Gaza. Apa itu Gaza?” ucapnya.

    Terlepas dari gagasan kontroversialnya itu, Trump juga mengatakan dirinya “belum tentu” mendukung warga Israel pindah ke area tersebut.

    “Saya hanya mendukung pembersihannya dan melakukan sesuatu dengannya. Namun hal itu telah gagal selama beberapa dekade. Dan seseorang akan duduk di sini dalam 10 tahun atau 20 tahun dari sekarang dan mereka akan menghadapi hal yang sama,” ujar Trump.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Donald Trump Mengatakan AS akan Mengambil Alih Jalur Gaza Saat Menjamu Benjamin Netanyahu – Halaman all

    Donald Trump Mengatakan AS akan Mengambil Alih Jalur Gaza Saat Menjamu Benjamin Netanyahu – Halaman all

    Donald Trump Mengatakan AS akan Mengambil Alih Gaza Saat Menyambut Netanyahu

    TRIBUNNEWS.COM- Presiden Donald Trump mengajukan usulan luar biasa bagi Amerika Serikat untuk “mengambil alih” Jalur Gaza.

    Pernyataan itu diungkapkan Trump saat ia menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk pembicaraan penting mengenai gencatan senjata dengan Hamas.

    Dia juga menegaskan bahwa warga Palestina akan mengungsi ke Mesir dan Yordania.

    Trump juga mengulang seruannya bagi warga Palestina untuk pindah dari wilayah yang dilanda perang ke negara-negara Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania, meskipun Palestina dan kedua negara dengan tegas menolak sarannya.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan menguasainya,” kata Trump dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu.

    Trump mengatakan Amerika Serikat akan membuang semua bom yang belum meledak, “meratakan lokasi”, menyingkirkan bangunan-bangunan yang hancur, dan “menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan tanpa batas bagi penduduk di wilayah tersebut.”

    Tetapi Trump tampaknya mengisyaratkan bahwa bukan warga Palestina yang akan kembali ke sana.

    “Kota ini tidak boleh mengalami proses pembangunan kembali dan pendudukan oleh orang-orang yang sama yang telah berdiri di sana dan memperjuangkannya, tinggal di sana, meninggal di sana, dan menjalani kehidupan yang menyedihkan di sana,” katanya.

    Ia mengatakan dua juta penduduk Gaza sebaiknya “pergi ke negara lain yang berminat dengan hati yang manusiawi”.

    Netanyahu memuji Trump sebagai “sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel.”

    Dia mengatakan rencana presiden AS mengenai Gaza dapat “mengubah sejarah” dan patut “diperhatikan”.

    SUMBER: NEW ARAB

  • Bertemu Netanyahu, Trump: AS Akan Ambil Alih Jalur Gaza

    Bertemu Netanyahu, Trump: AS Akan Ambil Alih Jalur Gaza

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membicarakan terkait gencatan senjata dengan Hamas. Trump menyampaikan usulannya bahwa AS akan mengambil alih jalur Gaza.

    Trump juga menegaskan kembali seruannya bagi warga Palestina untuk pindah dari wilayah yang dilanda perang itu ke negara-negara Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania, meskipun Palestina dan kedua negara itu dengan tegas menolak usulannya.

    “AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan menguasainya,” kata Trump dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu, dilansir AFP, Rabu (5/2/2025).

    Trump mengatakan Amerika Serikat akan menyingkirkan bom yang tidak meledak, ‘meratakan lokasi’ dan menyingkirkan bangunan yang hancur. “Dan menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi penduduk di daerah itu,” imbuhnya.

    Namun Trump tampaknya mengisyaratkan bahwa bukan warga Palestina yang akan kembali ke sana.

    “Tidak seharusnya melalui proses pembangunan kembali dan pendudukan oleh orang-orang yang sama yang benar-benar di sana dan berjuang untuknya serta tinggal di sana dan meninggal di sana dan menjalani kehidupan yang menyedihkan di sana,” katanya.

    Trump mengatakan dua juta penduduk Gaza seharusnya “pergi ke negara-negara lain yang berkepentingan dengan hati yang manusiawi.”

    Sementara itu, Netanyahu memuji Trump sebagai “sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel.”

    Ia mengatakan rencana Presiden AS untuk Gaza dapat “mengubah sejarah” dan layak “diperhatikan.”

    Rencana Trump Ditolak

    Sebelumnya, Mesir dan Yordania dengan tegas menolak usulan Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza.

    Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan para pemimpin dunia harus “menghormati” keinginan warga Palestina.

    Warga Gaza juga mengecam gagasan Trump. “Trump menganggap Gaza adalah tumpukan sampah — sama sekali tidak,” kata Hatem Azzam yang berusia 34 tahun, seorang penduduk kota selatan Rafah.

    Presiden AS mengklaim berjasa mengamankan fase enam minggu pertama gencatan senjata Israel-Hamas setelah lebih dari 15 bulan pertempuran dan pemboman, dan ia diharapkan mendesak Netanyahu untuk beralih ke fase berikutnya yang bertujuan untuk perdamaian yang lebih langgeng.

    (yld/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Episode Gaza Pindah ke Tepi Barat: Tentara Israel Mulai Kerahkan Lapis Baja Eitan, Dua IDF Tewas – Halaman all

    Episode Gaza Pindah ke Tepi Barat: Tentara Israel Mulai Kerahkan Lapis Baja Eitan, Dua IDF Tewas – Halaman all

    Tentara Israel Mulai Kerahkan Lapis Baja Eitan: Dua IDF Tewas, Episode Gaza Pindah ke Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Pendudukan Israel (IDF) mengumumkan pada Senin (3/2/2025) kalau mereka mulai mengerahkan peralatan tempur berjenis ‘berat’ di Tepi Barat.

    Pengerahan alat tempur itu mengindikasikan kalau agresi militer IDF kini beralih dari episode perang di Jalur Gaza yang berakhir dengan kegagalan mencapai target perang ke Tepi Barat.

    “IDF mulai menggunakan armored personnel carrier (pengangkut personel lapis baja) Eitan dalam operasi militer yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki,” menurut Radio Angkatan Darat Israel, dilansir RNTV, Selasa (4/4/2025).

    Militer IDF mengklaim bahwa kendaraan tersebut digunakan untuk “dukungan logistik, evakuasi medis, dan misi lainnya.”

    “Ini menandai perluasan dan eskalasi serangan militer di Tepi Barat utara,” kata laporan tersebut.

    Sementara itu, tentara Israel terus melanjutkan operasi militernya di Jenin, melancarkan serangan udara terhadap kawasan pemukiman dan infrastruktur, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan cedera.

    Pola-pola penghancuran ini juga persis apa yang terjadi di Jalur Gaza selama agresi IDF selama 15 bulan sejak 7 Oktober 2023.

    AGRESI MILITER – Kendaraan militer pasukan Israel (IDF) dalam operasi penyerbuan besar-besaran di Kota Jenin, Tepi Barat, Rabu (21/1/2025). (khaberni/tangkap layar)

    Dua IDF Tewas di Pos Militer Tayasir

    Agresi militer IDF menghasilkan perlawanan sengit dari milisi Palestina di Tepi Barat.

    Persis di Gaza, perlawanan ini juga mengakibatkan tewasnya sejumlah personel IDF.

    Militer Israel mengatakan dua tentaranya tewas dalam penembakan di Tepi Barat

    “Dua tentara tewas dalam penembakan di sebuah pos militer di Tepi Barat yang diduduki pada hari Selasa,” bunyi pernyataan IDF.

    Enam tentara lainnya terluka ringan ketika penembak “menembakkan tembakan ke arah tentara di sebuah pos militer di Tayasir” di Tepi Barat utara, kata pernyataan itu.

    Penembak menyusup ke pos pemeriksaan Taysir, dekat desa Palestina Taysir di provinsi Tubas, tanpa terdeteksi semalam, dan melepaskan tembakan saat fajar.

    Dia dipersenjatai dengan senapan serbu M-16 dan dua magasin, selain mengenakan rompi taktis.

    “Penyerang bisa dinetralisir,” kata IDF.

    PENGEBOMAN – Asap hitam mebumbung dari lokasi pengeboman Israel di Jenin, Tepi Barat, Palestina. Israel memutuskan untuk memperluas agresi militer skala besar mereka ke kota-kota lain di Tepi Barat. (khaberni/tangkap layar)

    Pakai Peledak Rakitan

    Dalam perkembangan situasi, milisi perlawanan Palestina di Tepi Barat terus mempertahankan kota dan rakyatnya melawan agresi Israel.

    Brigade Silat al-Harithiya Jenin, yang beroperasi di bawah Brigade al-Quds, mengumumkan konfrontasi sengit dengan pasukan pendudukan Israel di berbagai sumbu tempur di Silat al-Harithiya, di mana para pejuangnya menghujani pasukan infanteri dan kendaraan militer Israel dengan peluru yang mengenai sasaran secara langsung. 

    Para pejuang Perlawanan juga berhasil meledakkan alat peledak rakitan (IED) Sijjil di dalam kendaraan militer yang sedang dalam perjalanan untuk mendukung pasukan Israel lainnya yang mengepung sebuah rumah, dan berhasil mengenai sasaran secara langsung. 

    Mereka juga menanam beberapa ranjau Sijjil dan KJ37 ​​di rute yang mengarah ke pintu masuk kota, yang dilalui oleh kendaraan Israel.

    Brigade Syuhada al-Aqsa, pada bagiannya, menargetkan IOF dengan rentetan tembakan selama serangan mereka di kota Nablus di Tepi Barat.  

    Brigade tersebut juga mengumumkan bahwa para pejuang mereka menyergap sebuah unit infanteri pendudukan Israel di dalam kamp Fara’a pada hari Minggu, dan berhasil meledakkan alat peledak berkekuatan tinggi, menargetkan unit tersebut sambil melepaskan rentetan tembakan ke arah mereka.

    Hal ini terjadi di tengah serangkaian penggerebekan dan serangan yang dilakukan oleh IOF terhadap sejumlah kota dan kamp di Tepi Barat, termasuk penyerbuan wilayah barat Nablus dari pos pemeriksaan Deir Sharaf, wilayah sekitar Kamp al-Ain di sebelah barat Nablus, dan desa Kafr Malik di timur laut Ramallah.

    Agresi terhadap Tubas Terus Berlanjut

    Sementara itu, pasukan pendudukan Israel melanjutkan agresi militer dan pengepungan terhadap kamp Fara’a dan kota Tammoun, selatan Tubas, untuk hari kedua berturut-turut.  

    Sejak awal penyerbuan, pasukan pendudukan telah menghancurkan jalan dan infrastruktur menuju kamp Fara’a, menutup semua pintu masuknya dengan gundukan tanah, menyerbu rumah-rumah di sekitar kamp, ​​memaksa penduduk untuk mengungsi, dan mengubah tempat tersebut menjadi pos-pos militer.

    Pasukan pendudukan juga menyerbu rumah-rumah di pinggiran kota Tammoun, memaksa penduduk untuk mengungsi dan memberi tahu mereka bahwa mereka tidak diizinkan kembali selama 10 hari. 

    Selain itu, buldoser Israel menghancurkan jaringan pipa air yang menghubungkan Tamoun ke desa Atouf dan memblokir jalan antara kedua daerah tersebut dengan gundukan tanah.  

    Sementara itu, Kamal Bani Odeh, direktur Masyarakat Tahanan di Tubas, melaporkan bahwa pasukan pendudukan menahan 10 warga Palestina dari kamp Tammoun dan Fara’a.

    Ledakan Dahsyat Guncang Kamp Pengungsi Jenin

    Pasukan Israel telah menghancurkan 100 bangunan di Jenin , menurut laporan dari media Israel pada hari Minggu. 

    Penghancuran skala besar tersebut merupakan bagian dari operasi militer yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki, yang telah mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur dan pengungsian massal.

    Laporan-laporan Israel menggambarkan kampanye pembongkaran di Jenin sebagai “yang pertama dari jenisnya”, dengan mencatat bahwa operasi itu dilakukan di bawah arahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Israel Katz.

    Media Palestina melaporkan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) meledakkan beberapa bangunan di kamp pengungsi Jenin pada hari Minggu. 

    Menurut sumber-sumber lokal, sekitar 20 bangunan di bagian timur kamp tersebut dipasangi bahan peledak dan diledakkan secara bersamaan, dengan ledakan keras yang terdengar di seluruh kota dan daerah sekitarnya.

     

    (oln/khbr/almydn/*)

     

  • Tawaran Jepang untuk Warga Gaza yang Sakit dan Terluka

    Tawaran Jepang untuk Warga Gaza yang Sakit dan Terluka

    Jakarta

    Negeri Matahari Terbit menawarkan kebaikan untuk Gaza yang dirundung Zionis. Jepang bersedia mengobati luka dan mencerdaskan generasi Gaza.

    Jalur Gaza kini sedang dalam gencatan senjata yang rapuh setelah puluhan ribu korban jiwa berjatuhan akibat agresi Israel sejak Oktober 2023. Tanah Palestina ini tinggal puing-puing dan debu.

    Warga Gaza mulai kembali ke rumahnya yang sudah hancur, mendapati jejak genosida oleh Israel. Gaza kini lebih mirip seperti kuburan, demikian laporan Al Jazeera. Tetap ada harapan untuk melanjutkan hidup.

    Gencatan senjata tahap pertama telah dimulai 19 Januari. Isinya adalah pembebasan sandera. Ada 33 sandera Israel yang ditahan Hamas yang dibebaskan dan Israel juga harus membebaskan 1.900 tahanan Palestina dari penjara-penjara negaranya Perdana Menteri Benyamin Netanyahu itu.

    Tahap kedua, Hamas sudah siap, yakni membebaskan semua sandera yang tersisa, disusul dengan penghentian peperangan secara permanen.

    Konflik berdarah ini dilaporkan Kementerian Kesehatan Palestina, dilansir Aljazeera, Senin (3/2), telah mengakibatkan lebih dari 61.709 korban tewas di Gaza, termasuk di dalamnya ada 17.492 anak-anak. Sebanyak 14.222 orang masih hilang dan diperkirakan tewas.

    Lebih dari 2 juta orang dipaksa angkat kaki dari tempatnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lewat situs webnya melaporkan ada 500 ribu orang yang mulai kembali ke Gaza setelah jeda perang terjadi. Jepang menawarkan bantuan.

    Halaman selanjutnya, Jepang menawarkan bantuan:

    Jepang Menawarkan Bantuan

    Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 50 pasien Palestina termasuk 30 anak penderita kanker yang semula mengungsi kini telah dalam perjalanan kembali ke Gaza. Total ada 6 ribu pasien siap dievakuasi dari Palestina. Ada 12 ribu orang yang dikategorikan “sangat membutuhkan perawatan”. Siapa yang bisa membantu mereka?

    Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk menawarkan perawatan medis di wilayahnya kepada warga Jalur Gaza yang dalam keadaan sakit atau mengalami luka-luka akibat perang yang terus berkecamuk.

    Tawaran itu, seperti dilansir AFP, Selasa (4/2/2025), disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba saat berbicara dalam sidang parlemen pada Senin (3/2) waktu setempat.

    Kepada parlemen, Ishiba mengatakan pemerintahannya sedang menyusun kebijakan untuk memberikan dukungan di Jepang bagi “mereka yang sakit atau luka-luka di Gaza”.

    Disebutkan juga oleh Ishiba dalam pernyataannya bahwa peluang pendidikan juga dapat ditawarkan kepada orang-orang dari Gaza, yang kini berada di bawah gencatan senjata yang rapuh.

    Skema bantuan Jepang untuk Gaza bakal mirip dengan skema bantuan Jepang untuk Suriah tahun 2017. Saat itu, ada sejumlah warga Suriah yang diberi beasiswa kuliah di Jepang.

    “Kami sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan program serupa di Gaza, dan pemerintah akan berupaya mewujudkan rencana ini,” kata Ishiba.

    Namun jumlah pengungsi perang yang ditampung Jepang pada tahun-tahun kemarin cuma sedikit. Tahun 2023 lalu, Jepang hanya menerima 1.310 pencari suaka — kurang dari 10 persen dari total 13.823 pemohon pada tahun itu.

    Di bawah kerangka yang berbeda, pada akhir tahun lalu, Tokyo menerima total 82 orang sebagai mahasiswa dari Suriah yang diakui sebagai pengungsi oleh badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Skema ini, menurut pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang yang bertanggung jawab atas program tersebut, bertujuan untuk mendidik para pemimpin masa depan Suriah sebagai bagian dari kebijakan bantuan luar negeri jangka panjang Jepang.

    Halaman selanjutnya kabar Hamas berunding dengan Indonesia yang bersedia tampung eks tahanan Israel, benarkah?

    Kata Hamas

    Warga Gaza yang kembali ke tanah airnya yang hancur lebur. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

    Arab News memberitakan 15 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel akan ditampung di Pakistan. Kabarnya, ada pula Indonesia yang bersedia menampung. Benarkah?

    Dr. Khaled Qaddoumi, juru bicara Hamas, mengatakan kepada Arab News bahwa Israel sejauh ini telah membebaskan hampir 180 warga Palestina dan beberapa dari mereka telah pergi ke Mesir untuk menetap di sana. Sementara beberapa negara muslim, termasuk Mesir, Turki, Aljazair, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia, telah menyatakan kesediaan mereka menampung para tahanan ini.

    “Kami telah secara resmi menerima konfirmasi bahwa Pakistan telah setuju untuk menerima 15 tahanan. Atas hal ini, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Pakistan, rakyat Pakistan, dan lembaga Pakistan,” kata Dr Qaddoumi dilansir Arab News.

    Menanggapi pemberitaan tersebut, Juru Bicara Kemenlu Roy Soemirat menyebut tak ada pembicaraan mengenai masalah tahanan Palestina.

    “Terkait pertanyaan yang disampaikan mengenai pemberitaan pembicaraan dengan Hamas untuk menampung para tahanan, dapat disampaikan hal hal sebagai berikut. Hingga saat ini, tidak ada komunikasi resmi melalui jalur diplomatik antara Indonesia dan pihak terkait mengenai isu tersebut,” kata Roy saat dihubungi.

    Selain itu, Roy menyebut pemerintah Indonesia hanya berkomunikasi dengan Palestine National Authority. Namun, Roy tak menyampaikan komunikasi apa saja yang telah dilakukan Indonesia dengan otoritas Negara Palestina tersebut.

    Dilansir AFP, Senin (3/2) kemarin, Turki siap menampung sejumlah tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel. Niat baik ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan saat melakukan kunjungan ke Qatar pada Minggu (2/2) waktu setempat.

    “Presiden kami (Recep Tayyip Erdogan) telah menyatakan bahwa kami siap untuk menampung sejumlah warga Palestina yang telah dibebaskan… demi mendukung perjanjian tersebut,” ucap Fidan saat berbicara dalam konferensi pers di Doha.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Lebih dari 90 Persen Sekolah di Gaza Hancur, Pakar PBB: Skolatisida Terhadap Sistem Pendidikan

    Lebih dari 90 Persen Sekolah di Gaza Hancur, Pakar PBB: Skolatisida Terhadap Sistem Pendidikan

    JAKARTA – Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak atas Pendidikan melaporkan, lebih dari 90 persen sekolah di Gaza telah hancur total atau sebagian, sehingga tidak dapat beroperasi.

    Ia menyatakan, sekolah-sekolah di wilayah kantong Palestina tersebut berulang kali diserang, bahkan setelah diubah menjadi tempat penampungan bagi warga sipil.

    Dalam pernyataan Hari Senin, Shaheed menekankan, pemulihan sistem pendidikan Gaza terutama bergantung pada diakhirinya perang dan pendudukan Israel.

    Ia menggunakan istilah “skolastisida” untuk menggambarkan penghancuran yang disengaja dan total terhadap sistem pendidikan di Gaza selama perang Israel. Istilah ini, jelasnya, mengacu pada penghancuran sistematis infrastruktur dan lembaga pendidikan, seperti dikutip WAFA 4 Februari.

    Sementara semester kedua tahun ajaran dimulai di wilayah Palestina pada Hari Minggu, pendidikan di Gaza tetap terhenti total sejak Israel melancarkan perang pada tanggal 7 Oktober 2023.

    Operasi militer Israel di Jalur Gaza. (Sumber: IDF)

    Genosida Israel telah menghancurkan sebagian besar sekolah di Gaza, termasuk lembaga yang dikelola pemerintah dan yang dioperasikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

    Di sisi lain, sekolah-sekolah yang tersisa telah diubah menjadi tempat penampungan bagi ribuan keluarga yang mengungsi, sehingga hampir mustahil untuk melanjutkan pendidikan.

    Shaheed juga menunjukkan penghancuran semua universitas di Gaza, pemboman 13 perpustakaan dan pemusnahan total arsip pusat yang berisi 150 tahun catatan sejarah Gaza.

    “Pendidikan bukan hanya tentang memperoleh keterampilan; tetapi juga tentang mengembangkan pemahaman diri, identitas kolektif, persatuan sosial, dan bergerak maju bersama,” katanya.

    “Inilah yang sengaja dihancurkan di Gaza. Guru dan siswa telah mengalami trauma yang luar biasa selama serangan Israel,” tegasnya.

    Penyerahan bantuan dari UNRWA untuk warga Gaza. (Sumber: UNRWA)

    Untuk mengatasi krisis tersebut, Shaheed menyerukan program beasiswa berskala besar bagi mahasiswa Palestina dan menekankan perlunya memanfaatkan pengetahuan dan keahlian warga Palestina yang berpendidikan tinggi di diaspora.

    “Rakyat Palestina telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa,” jelasnya.

    “Bahkan jika butuh satu atau dua generasi, mereka akan pulih, tetapi hanya jika mereka diizinkan hidup dalam damai dan membangun kembali kehidupan mereka dengan cara mereka sendiri,” tandasnya.

    Ia menambahkan, 10 anak di Gaza kehilangan anggota tubuh setiap hari selama perang, dengan amputasi yang sering dilakukan tanpa anestesi.

    “Lebih dari satu juta anak dan semua pendidik akan membutuhkan konseling psikologis dan sosial yang mendesak,” pungkasnya.

    Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 250 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.

    Kemarin, sumber-sumber medis di Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik tersebut di Gaza telah mencapai 47.518 orang, sementara jumlah korban luka-luka mencapai 111.612 orang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.

    Pada 15 Januari, kesepakatan gencatan senjata bertahap Hamas-Israel diumumkan di Doha, usai mediasi berbulan-bulan oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat.

    Itu mulai berlaku pada 19 Januari setelah sempat tertunda selama beberapa jam. Kesepakatan itu diikuti dengan pertukaran sandera dengan tahanan secara bertahap kedua belah pihak.

  • Trump-Netanyahu Akan Bertemu di Gedung Putih, Timur Tengah Jadi Fokus    
        Trump-Netanyahu Akan Bertemu di Gedung Putih, Timur Tengah Jadi Fokus

    Trump-Netanyahu Akan Bertemu di Gedung Putih, Timur Tengah Jadi Fokus Trump-Netanyahu Akan Bertemu di Gedung Putih, Timur Tengah Jadi Fokus

    Washington DC

    Ketika Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (4/2) waktu setempat, dia diperkirakan akan berusaha memperbaiki hubungan yang renggang dengan Gedung Putih di bawah mantan Presiden Joe Biden.

    Netanyahu akan menjadi pemimpin asing pertama yang dijamu Trump di Gedung Putih sejak dia dilantik pada 20 Januari lalu.

    Dalam pertemuan itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Selasa (4/2/2025), keduanya diperkirakan akan membahas masa depan gencatan senjata Gaza dan upaya untuk mengakhiri perang Gaza, juga cara-cara untuk melawan Iran.

    Namun di sisi lain, Netanyahu juga bisa mendapat tekanan dari Trump yang sangat pro-Israel, yang kebijakannya untuk Timur Tengah mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan Netanyahu.

    Pertemuan keduanya digelar bertepatan dengan dilanjutkannya perundingan tidak langsung pada pekan ini antara Israel dan Hamas untuk membahas tahap kedua gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza.

    Trump dan Netanyahu diperkirakan akan mengadakan konferensi pers bersama.

    Sebelum pertemuan itu digelar, Trump mengatakan kepada wartawan pada Minggu (2/2) bahwa diskusi dengan Israel dan negara-negara lainnya di Timur Tengah “sedang berkembang”. Namun dia tidak memberikan rinciannya.

    Kawasan Timur Tengah berada pada titik kritis, dengan rapuhnya gencatan senjata Gaza, dan situasi serupa di Lebanon ketika gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah hampir berakhir dalam beberapa pekan mendatang.

    Kekhawatiran mengenai ambisi nuklir Iran tetap ada, meskipun negara tersebut dinilai melemah.

    Pada masa jabatan pertamanya, Trump memberikan serangkaian keberhasilan kepada Netanyahu, termasuk pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan penandatanganan Perjanjian Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab.

    Trump tetap menjadi pendukung kuat Israel, dan menuai pujian karena membantu mewujudkan kesepakatan gencatan senjata antara Tel Aviv dan Hamas di Gaza bahkan sebelum dia kembali menjabat. Trump juga bersikeras mengatakan ingin mengakhiri perang di Timur Tengah.

    Tidak hanya itu, Trump juga mengharapkan untuk memperbarui upaya menuju normalisasi bersejarah antara Israel dan Arab Saudi. Hal ini menciptakan ketidakpastian mengenai seberapa besar kelonggaran yang akan diberikan Trump kepada Netanyahu.

    Selain bertemu Trump, Netanyahu juga bertemu jajaran pejabat senior pemerintahan Trump dan para pemimpin Kongres AS.

    Dia juga diperkirakan akan mencari jaminan untuk kelanjutan pasokan senjata AS ke Israel. Dalam beberapa setelah kembali ke Gedung Putih, Trump menyetujui pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Tel Aviv, yang sebelumnya diblokir oleh pemerintahan Biden.

    Netanyahu, sebelum terbang ke AS, sempat mengatakan bahwa dirinya berharap pembicaraannya dengan Trump akan membantu menata kembali peta kawasan Timur Tengah.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Tembak Mati Pria Bersenjata yang Lukai 2 Tentaranya di Tepi Barat    
        Israel Tembak Mati Pria Bersenjata yang Lukai 2 Tentaranya di Tepi Barat

    Israel Tembak Mati Pria Bersenjata yang Lukai 2 Tentaranya di Tepi Barat Israel Tembak Mati Pria Bersenjata yang Lukai 2 Tentaranya di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Militer Israel mengatakan pasukannya telah membunuh seorang pria bersenjata yang melepas tembakan ke sebuah pos militer di Tepi Barat. Tembakan pria bersenjata itu melukai dua tentara Israel yang ada di pos militer tersebut.

    “Seorang teroris menembaki tentara-tentara di sebuah pos militer di Tarasir. Para tentara itu terlibat baku tembak dengan teroris tersebut dan membunuhnya,” kata militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (4/2/2025).

    Dinas urusan darurat Israel, secara terpisah, melaporkan enam orang dirawat di lokasi kejadian dan dievakuasi ke rumah sakit untuk perawatan medis lebih lanjut.

    Laporan radio militer Israel menyebut dua tentara Israel yang mengalami luka-luka kini dalam kondisi kritis.

    Penembakan ini terjadi saat pasukan Israel sedang melancarkan apa yang disebut Tel Aviv sebagai “operasi untuk menggagalkan terorisme” di wilayah utara Tepi Barat, terutama di area Jenin yang sejak lama disebut sebagai sarang militansi.

    Militer Israel, dalam pernyataan pada Minggu (2/2) waktu setempat, mengklaim pasukannya telah membunuh lebih dari 50 “teroris” dalam operasi militer yang dimulai sejak 21 Januari lalu, dan dalam rentetan serangan udara pada minggu sebelumnya.

    Sementara Kementerian Kesehatan Palestina dalam pernyataannya menyebut pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 70 orang di wilayah Tepi Barat sejak awal tahun ini.

    Lihat Video ‘Menag: Selama Ada Israel, Timteng Sulit Lahirkan Peradaban Islam Baru’:

    Operasi militer Israel di Tepi Barat itu dilaporkan melibatkan aksi tentara Tel Aviv meratakan bangunan di area kamp pengungsi yang berdekatan dengan Jenin.

    Rentetan operasi militer Israel itu menuai kecaman keras dari Otoritas Palestina, yang menyebutnya sebagai “pembersihan etnis”.

    Aksi kekerasan meningkat di Tepi Barat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, yang dipicu oleh serangan mematikan Hamas terhadap Israel.

    Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan Israel atau pemukim Yahudi radikal telah menewaskan sedikitnya 884 warga Palestina di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

    Selama periode yang sama, menurut data resmi otoritas Tel Aviv, sedikitnya 30 warga Israel tewas akibat rentetan serangan yang didalangi warga Palestina atau dalam operasi militer di wilayah Tepi Barat.

    Lihat Video ‘Menag: Selama Ada Israel, Timteng Sulit Lahirkan Peradaban Islam Baru’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jepang Tawarkan Perawatan Medis untuk Warga Gaza yang Sakit-Terluka    
        Jepang Tawarkan Perawatan Medis untuk Warga Gaza yang Sakit-Terluka

    Jepang Tawarkan Perawatan Medis untuk Warga Gaza yang Sakit-Terluka Jepang Tawarkan Perawatan Medis untuk Warga Gaza yang Sakit-Terluka

    Tokyo

    Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk menawarkan perawatan medis di wilayahnya kepada warga Jalur Gaza yang dalam keadaan sakit atau mengalami luka-luka akibat perang yang terus berkecamuk.

    Tawaran itu, seperti dilansir AFP, Selasa (4/2/2025), disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba saat berbicara dalam sidang parlemen pada Senin (3/2) waktu setempat.

    Kepada parlemen, Ishiba mengatakan pemerintahannya sedang menyusun kebijakan untuk memberikan dukungan di Jepang bagi “mereka yang sakit atau luka-luka di Gaza”. Diketahui bahwa Gaza dilanda perang antara Hamas dan Israel sejak Oktober 2023 lalu, yang memicu kehancuran dan banyak korban jiwa.

    Disebutkan juga oleh Ishiba dalam pernyataannya bahwa peluang pendidikan juga dapat ditawarkan kepada orang-orang dari Gaza, yang kini berada di bawah gencatan senjata yang rapuh.

    Pernyataan Ishiba itu disampaikan menanggapi pertanyaan salah satu anggota parlemen Jepang, yang bertanya apakah skema penerimaan pengungsi Suriah sebagai mahasiswa pada tahun 2017 lalu bisa digunakan sebagai referensi untuk membantu warga Gaza.

    “Kami sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan program serupa di Gaza, dan pemerintah akan berupaya mewujudkan rencana ini,” kata Ishiba.

    Langkah-langkah yang dibahas dalam parlemen itu berbeda dengan kebijakan utama untuk suaka di Jepang, yang telah sejak lama dikritik karena rendahnya jumlah permohonan suaka yang dikabulkan oleh Tokyo.

    Tahun 2023 lalu, Jepang hanya menerima 1.310 pencari suaka — kurang dari 10 persen dari total 13.823 pemohon pada tahun itu.

    Lihat juga Video ‘Hamas Siap Berunding soal Gencatan Senjata Tahap kedua’:

    Di bawah kerangka yang berbeda, pada akhir tahun lalu, Tokyo menerima total 82 orang sebagai mahasiswa dari Suriah yang diakui sebagai pengungsi oleh badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Skema ini, menurut pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang yang bertanggung jawab atas program tersebut, bertujuan untuk mendidik para pemimpin masa depan Suriah sebagai bagian dari kebijakan bantuan luar negeri jangka panjang Jepang.

    Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, mengatakan bahwa 50 pasien Palestina, termasuk 30 anak penderita kanker, dan pendamping mereka telah melewati perlintasan perbatasan Rafah, yang telah dibuka kembali, ke wilayah Mesir pada Sabtu (1/2) sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

    Direktur rumah sakit di Gaza mengatakan bahwa 6.000 pasien siap dievakuasi dari wilayah Palestina, dan lebih dari 12.000 orang lainnya “sangat membutuhkan perawatan”.

    Lihat juga Video ‘Hamas Siap Berunding soal Gencatan Senjata Tahap kedua’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu