Negara: Jalur Gaza

  • Aniaya Tahanan Palestina, Tentara Israel Dibui 7 Bulan    
        Aniaya Tahanan Palestina, Tentara Israel Dibui 7 Bulan

    Aniaya Tahanan Palestina, Tentara Israel Dibui 7 Bulan Aniaya Tahanan Palestina, Tentara Israel Dibui 7 Bulan

    Tel Aviv

    Pengadilan militer Israel menjatuhkan vonis tujuh bulan penjara terhadap seorang tentara yang mengakui telah “menganiaya secara kejam” sejumlah tahanan Palestina di fasilitas penahanan di dekat perbatasan Jalur Gaza.

    “Terdakwa dinyatakan bersalah atas beberapa insiden di mana dia meninju para tahanan dengan tinjunya dan menggunakan senjatanya saat mereka diborgol dan ditutup matanya,” demikian pernyataan militer Israel, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (7/2/2025).

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal identitas tentara Israel yang dijatuhi hukuman bui tersebut.

    Namun disebutkan bahwa aksi penganiayaan itu terjadi di fasilitas penahanan di Sde Teiman.

    “Tindakan ini dilakukan di hadapan tentara-tentara lainnya, beberapa di antaranya meminta terdakwa untuk berhenti, dan bahkan didokumentasikan melalui ponsel terdakwa,” imbuh militer Israel dalam pernyataannya.

    Pengadilan militer Israel menetapkan bahwa “sejumlah tentara yang memakai penutup wajah turut berpartisipasi dalam penganiayaan tersebut”, namun identitas mereka masih belum diketahui.

    Pusat penahanan yang terletak di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza itu dibangun pada awal masa perang antara Tel Aviv dan Hamas, yang dipicu oleh serangan mematikan kelompok militan itu terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Pusat penahanan itu secara khusus digunakan oleh Israel untuk menahan para tahanan dari wilayah Palestina selama perang Gaza berkecamuk.

    “Pengadilan memutuskan bahwa tindakan terdakwa sangat berat dan diperburuk oleh keadaan — mengeksploitasi kewenangannya terhadap tahanan yang diikat dan ditutup matanya selama jangka waktu lebih dari tiga bulan,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • HNW dukung komunitas Internasional kolaborasi gagalkan manuver Trump

    HNW dukung komunitas Internasional kolaborasi gagalkan manuver Trump

    “Dunia internasional sudah menyatakan kritik terbuka dan penolakan keras. Maka agar berhasil, mereka perlu berkolaborasi agar dapat lebih efektif menggagalkan manuver Trump yang didukung Israel itu,”

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendukung seluruh komunitas Internasional berkolaborasi untuk menggagalkan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merelokasi warga Palestina ke luar Jalur Gaza dan mengambil alih Jalur Gaza yang berlawanan dengan hukum internasional.

    “Dunia internasional sudah menyatakan kritik terbuka dan penolakan keras. Maka agar berhasil, mereka perlu berkolaborasi agar dapat lebih efektif menggagalkan manuver Trump yang didukung Israel itu,” kata HNW, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    HNW menilai hal itu juga bentuk nyata dari pembersihan etnis (ethnic cleansing) serta menjadi model ‘penjajahan’ baru, di samping pengalihan isu kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap Palestina saat gencatan senjata diberlakukan.

    “Itu adalah rencana yang sangat tidak masuk nalar pikiran orang yang akalnya sehat, dan tidak layak disampaikan oleh pemimpin suatu negara besar seperti Amerika Serikat. Rencana Trump itu termasuk ke dalam kategori pembersihan etnis, kejahatan internasional, dan penjajahan model baru yang tidak bisa diterima oleh masyarakat yang beradab,” ujarnya.

    Dia mengatakan bahwa dunia internasional tegas menolak rencana Trump tersebut, tak terkecuali Mesir dan Yordania yang dibidik Trump sebagai lokasi warga Gaza setelah diusir dari Palestina.

    “Presiden otoritas Palestina Mahmud Abbas yang sering memusuhi pejuang Gaza juga menolak usulan Trump itu. Bahkan, Arab Saudi yang sering difitnah Trump, juga keras menolak ide relokasi warga Gaza keluar Palestina dan menegaskan dukungannya terhadap Palestina merdeka,” tuturnya.

    Selain itu, lanjut dia, negara-negara yang tergabung sebagai anggota Liga Arab maupun Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga negara-negar di benua Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa maupun non Uni Eropa juga menolak langkah Trump tersebut.

    “Belahan dunia lain, seperti di Amerika Selatan sejumlah negara seperti Brasil, Kolombia dan Kuba juga bersikap sama; menolak konspirasi Trump, dan yang tak kalah penting adalah semua anggota tetap Dewan Keamanan PBB di luar Amerika Serikat, seperti Inggris, Perancis, Rusia dan China juga secara terbuka menyatakan penolakan,” paparnya.

    Dia lantas mengamini penolakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres terhadap rencana Trump tersebut dan pelapor Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina Francesca Albanese.

    Untuk itu, HNW pun mengapresiasi sikap tegas Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang mengeluarkan pernyataan terbuka menolak rencana Trump tersebut, serta memastikan tetap berlakunya hak untuk menentukan nasib sendiri (right to self determination) warga Palestina terhadap wilayahnya.

    Dia juga sependapat dengan sikap Kemlu RI yang menilai bahwa akar penyebab konflik ialah pendudukan Israel yang ilegal dan berkepanjangan di wilayah Palestina sehingga apabila AS menghendaki perdamaian tercipta di Gaza hal tersebut yang harusnya dibenahi, bukan justru ingin menguasai Gaza dan mengusir warganya keluar dari tanahnya sendiri.

    “Karena manuver itu jelas membantu Israel meluaskan pendudukannya, padahal pendudukan Israel atas Palestina adalah illegal sebagaimana advisory opinion dari Mahkamah Internasional (International Court of Justice) yang diakomodasi PBB menjadi Resolusi Majelis Umum PBB,” katanya.

    Dia berharap sikap Kemlu RI dapat berhasil diwujudkan sehingga penting bagi Indonesia memaksimalkan momentum tersebut dengan lebih efektif berkolaborasi dengan negara-negara yang sudah menyatakan menolak ambisi Trump untuk menguasai Gaza dan mengusir warganya.

    Menurut dia, kolaborasi bisa dilakukan baik dengan negara-negara yang tergabung di OKI, Liga Arab, maupun PBB.

    “Maka penting bagi Indonesia untuk mengusulkan segera diselenggarakannya sidang darurat, selain untuk bersama-sama menggagalkan rencana itu, juga untuk mengawal semua ketentuan pelaksanaan gencatan senjata, dan menghukum Israel karena terbukti tidak melaksanakan secara benar semua butir dan tahapan gencatan senjata dengan Hamas,” ujarnya.

    HNW juga menyatakan bahwa sikap Trump yang terus berpihak pada Israel yang telah melanggar berbagai resolusi PBB itu dapat menjadi momentum untuk mereformasi sistem yang berlaku di PBB agar bisa lebih adil dan beradab, salah satunya terkait sistem veto yang ada di Dewan Keamanan PBB yang kerap digunakan AS untuk melindungi Israel.

    “Trump juga telah menyatakan akan keluar dari WHO dan Dewan HAM PBB, atau Trump seharusnya tidak perlu tanggung-tanggung, sekalian saja keluar dari Dewan Keamanan PBB atau bersama Israel keluar dari keanggotaan di PBB,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Trump: Israel Akan Serahkan Gaza ke AS Usai Perang Berakhir    
        Trump: Israel Akan Serahkan Gaza ke AS Usai Perang Berakhir

    Trump: Israel Akan Serahkan Gaza ke AS Usai Perang Berakhir Trump: Israel Akan Serahkan Gaza ke AS Usai Perang Berakhir

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Israel akan menyerahkan Jalur Gaza kepada AS setelah perang melawan Hamas berakhir. Hal ini diucapkan Trump setelah secara mengejutkan mencetuskan bahwa AS akan mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza, setelah merelokasi warganya ke negara lain.

    “Jalur Gaza akan diserahkan kepada Amerika Serikat oleh Israel pada akhir pertempuran,” cetus Trump dalam pernyataan terbarunya via media sosial Truth Social, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (7/2/2025).

    Trump, dalam pernyataannya, juga menegaskan bahwa tentara AS tidak akan diperlukan di Jalur Gaza. Penegasan ini mengklarifikasi pernyataan sebelumnya ketika dia menolak untuk mengesampingkan pengerahan pasukan militer AS ke Jalur Gaza.

    “Tentara AS tidak akan diperlukan! Stabilitas di kawasan akan berkuasa!!!” tulis Trump dalam pernyataannya pada Kamis (6/2) waktu setempat.

    Lebih lanjut, Trump mengatakan bahwa warga Palestina “seharusnya sudah dimukimkan kembali di komunitas-komunitas yang jatuh lebih aman dan indah, dengan rumah-rumah baru dan modern, di kawasan tersebut”.

    Pernyataan terbaru Trump ini disampaikan setelah pada awal pekan ini, sang Presiden AS mengejutkan dunia dengan mencetuskan bahwa “AS akan mengambil alih Jalur Gaza”.

    “Kami juga akan melakukan pekerjaan terhadapnya. Kami akan memilikinya,” ucap Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Selasa (4/2) waktu setempat.

    Dia hanya memberikan sedikit rincian soal bagaimana AS akan memindahkan lebih dari 2 juta warga Gaza atau bagaimana AS akan mengendalikan wilayah yang dilanda perang tersebut.

    Gagasan kontroversial Trump itu menuai kritikan dan penolakan dunia, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan soal “pembersihan etnis” di wilayah Palestina.

    Tak lama usai pernyataan Trump itu, Gedung Putih tampak berupaya meredakan kehebohan dan penolakan global yang muncul.

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menarik kembali pernyataan Trump soal warga Gaza akan direlokasi secara permanen. Dia mengatakan bahwa warga Gaza harus “direlokasi sementara” untuk proses pembangunan kembali. Leavitt juga menegaskan tidak ada komitmen pengerahan tentara AS ke Jalur Gaza.

    Pernyataan serupa juga disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio yang menyebut gagasan Trump untuk mengambil alih Gaza “bukan dimaksudkan sebagai rencana jahat”. Dia juga mengatakan bahwa warga Gaza hanya akan direlokasi untuk “sementara” selama rekonstruksi berlangsung.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Akan Berhenti Jika Pemimpin Hamas pergi dari Gaza

    Perang Akan Berhenti Jika Pemimpin Hamas pergi dari Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Benjamin Netanyahu selaku pemimpin Israel mengatakan bahwa ia bersedia mengakhiri perang di Gaza jika Pemimpin Hamas meninggalkan wilayah itu dan mengasingkan diri ke negara ketiga.

    Ucapan tersebut ia katakan saat pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump di Washington pada Rabu, 5 Februari 2025.

    Netanyahu menyebutkan pengasingan terhadap pemimpin kelompok perlawanan Palestina itu akan menjadi salah satu rencana perdamaian di Gaza yang disampaikannya kepada Trump.

    Selain itu, ia juga mengatakan keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata tahap pertama d Gaza untuk membebaskan banyak sandera.

    Perpanjangan tersebut untuk membuka jalan bagi pembebasan dua atau tiga warga Israel yang disandera oleh Hamas.

    Lalu, jika perpanjangan itu disetujui dalam negosiasi di tahap kedua, Netanyahu akan menawarkan pembebasan sejumlah warga palestina yang masih ditahan oleh Israel termasuk tahanan senior.

    Pejabat AS pun mengatakan sebagai imbalan dari tawaran itu, netanyahu akan meminta Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa dan pemimpin kelompok itu mengasingkan diri.

    Diketahui, Gencatan senjata tahap pertama di Gaza telah berlaku mulai dari 19 Januari dan menurut kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina.

    Lalu, kesepakatan itu didukung oleh Qatar, Mesir, dan AS yang telah mendirikan pusat Koordinasi di Kairo.

    Kemudian, pada Selasa, Hamas mengumumkan dimulainya negosiasi untuk gencatan senjata untuk tahap kedua.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan tidak menjamin gencatan senjata di Jalur Gaza bisa bertahan.

    “Saya telah melihat orang-orang dianiaya. Tidak seorangpun pernah melihat hal seperti itu. Tidak, saya tidak memiliki jaminan bahwa perdamaian akan terwujud,” ucapnya.

    Media Israel mengatakan bahwa Netanyahu batal mengirimkan tim perundingan ke Qatar untuk membahas fase kedua perjanjian gencatans enjata Gaza pada Senin sampai akhirnya dirinya bertemu dengan Trump.

    Tahap pertama perjanjian yang sedang berlangsung adalah mencakup gencatan senjata selama enam pekan, dimana para tahanan dibebaskan oleh israel dan Hamas.

    Berdasarkan ketentuan, gencatan senjata tahap pertama bisa diperpanjang selama para kedua pihak melanjutkan negosiasi untuk mendapatkan tahap kedua dari kesepakatan tersebut.

    Ketentuan tersebut mencakup pembebasan sandera lebih lanjut termasuk tentara Israel laki-laki. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Analis: Rupiah masih rentan melemah terhadap dolar AS untuk saat ini

    Analis: Rupiah masih rentan melemah terhadap dolar AS untuk saat ini

    Jakarta (ANTARA) – Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan nilai tukar (kurs) rupiah masih rentan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) untuk saat ini.

    “Kebijakan kenaikan Tarif Trump dikhawatirkan akan memicu kenaikan inflasi di AS, sehingga The Fed (Federal Reserve) akan membatasi pemangkasan suku bunga acuannya,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Seperti diketahui, Trump melakukan penundaan rencana kebijakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Meskipun begitu, kebijakan tersebut tetap akan berlaku karena penundaan hanya berlangsung selama 30 hari.

    Di sisi lain, Trump bakal memberlakukan tarif kepada EU karena blok negara-negara Eropa itu dianggap olehnya “telah memperlakukan kami (AS) dengan sangat buruk”. Hal ini disebabkan EU memberikan pajak yang dinilai banyak menghabiskan uang AS dan defisit perdagangan sangat besar dengan blok tersebut.

    AS juga telah menerapkan bea masuk 10 persen untuk semua barang dari Tiongkok.

    Kebijakan kontroversial lain Trump ialah terkait rencana mengambil alih Jalur Gaza dan Terusan Panama hingga menutup United States Agency for International Development (USAID) dianggap bakal memicu konflik ekonomi AS dengan negara lainnya.

    “(Ini) bisa memicu goncangan ke perekonomian global (dan) menambah ketidakpastian, (sehingga) akan mendorong pelaku pasar mencari aset aman seperti dolar AS dan emas,” kata Aris.

    Untuk hari ini, rupiah berpotensi melemah ke arah Rp16.400 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp16.280 per dolar AS.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan hari Jumat di Jakarta menguat hingga 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.334 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.341 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Trump Jatuhkan Sanksi ke Mahkamah Pidana Internasional Gara-Gara Selidiki Netanyahu

    Trump Jatuhkan Sanksi ke Mahkamah Pidana Internasional Gara-Gara Selidiki Netanyahu

    GELORA.CO – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi terhadap Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Kamis (6/2/2025) karena menyelidiki sejumlah individu di AS dan Israel.

    Sanksi yang dijatuhkan AS mencakup pemblokiran properti dan aset ICC, serta penangguhan izin masuk bagi pejabat, staf, dan petugas ICC, serta anggota keluarga dekat mereka, menurut perintah tersebut.

    “ICC tidak memiliki yurisdiksi atas Amerika Serikat atau Israel, karena kedua negara itu bukan pihak dalam Statuta Roma atau anggota ICC,” kata Trump dalam perintah itu dikutip dari Anadolu.

    Menurut dia, AS dan Israel tidak pernah mengakui yurisdiksi ICC dan keduanya adalah negara “demokrasi berkembang dengan militer yang mematuhi hukum perang secara ketat”.

    Dia juga mengatakan bahwa tindakan ICC menjadi “preseden yang berbahaya” karena membuat sejumlah individu di kedua negara itu berisiko mengalami “pelecehan, penyalahgunaan, dan kemungkinan penangkapan”.

    Perintah eksekutif itu ditandatangani Trump di tengah kunjungan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu, salah satu individu yang menjadi target perintah penangkapan ICC karena melancarkan perang genosida di Jalur Gaza, Palestina.

    Sebelumnya, ketika menggelar jumpa pers bersama Netanyahu di Washington, Trump mengatakan bahwa AS akan “mengambil alih” Jalur Gaza yang luluh lantak akibat agresi Israel.

  • Tolak Relokasi, Warga Gaza Bertahan: Trump Gila Ya?

    Tolak Relokasi, Warga Gaza Bertahan: Trump Gila Ya?

    Gaza

    Warga Palestina di Jalur Gaza memilih bertahan di tanah airnya meskipun hujan badai terjadi. Selain hujan badai betulan, ada pula ‘badai politik’ dari arah Amerika Serikat (AS) yang sampai ke wilayah pinggiran laut Mediterania ini, yakni berupa rencana Presiden AS Donald Trump merelokasi warga Gaza.

    “Dia gila ya?” kata warga Gaza bernama Abdel Ghani, dilansir Reuters, Jumat (7/2/2025).

    Abdel Ghani adalah ayah empat anak yang hidup bersama keluarganya di reruntuhan Gaza. Rumahnya hancur oleh serangan Israel. Apapun yang terjadi, dia bertahan. Angin kencang menghempas terpal plastik yang melindungi jendela dan lubang rumahnya. Air hujan masuk ke rumah.

    “Kita tidak akan menjual tanah kami untuk Anda, pengembang real estate. Kami ini lapar, tidak punya rumah, dan putus asa, tapi kita bukan pihak yang akan bekerja sama dengan Anda. Jika dia (Trump) ingin membantu, biarkan dia datang dan membangun kembali untuk kami di sini,” kata Abdel Ghani.

    3 Februari 2025, warga Gaza menghangatkan diri di tenda. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

    Saat ini, warga Gaza telah kembali dari pengungsian. Gencatan senjata sejak 19 Januari membuat mereka menyambangi kembali lingkungannya yang hancur oleh agresi Zionis. Di bulan pertama 2025 ini, kebetulan cuaca sedang hujan angin.

    “Cuaca pun tampaknya tidak berpihak pada kita, tetapi baik cuaca, Trump, maupun Israel tidak akan mengusir kita dari tanah kita,” kata Abdel Ghani.

    Donald Trump berniat mengambil alih kawasan ini. Niatan Trump malah membuat warga Gaza lebih bertekad untuk bertahan.

    “Meskipun kita sedang mengalami tragedi, meskipun hujan dan cuaca sangat buruk, orang-orang tetap hidup tanpa atap,” kata Qassem Abu Hassoun, yang berdiri di tengah hujan dan dikelilingi oleh rumah-rumah yang hancur dan jalan-jalan yang rusak di Rafah di Jalur Gaza selatan.

    “Orang-orang bergantung pada negara mereka, tanah mereka. Orang-orang bergantung bahkan pada sebutir pasir dari negara mereka,” katanya kepada Reuters.

    Warga Gaza pulang ke rumah, Jan. 27, 2025. (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

    Pengusiran warga Palestina merupakan salah satu isu paling sensitif di Timur Tengah. Pengusiran paksa atau paksaan terhadap penduduk di bawah pendudukan militer merupakan kejahatan perang, yang dilarang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.

    Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel bernama Israel Katz memerintahkan tentara-tentaranya untuk mulai meninggalkan dari Gaza. Tentara Israel diarahkan keluar dari Gaza lewat darat maupun lewat laut.

    (dnu/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Setelah Trump Datanglah Banjir, Warga Gaza Tak akan Pernah Pergi

    Setelah Trump Datanglah Banjir, Warga Gaza Tak akan Pernah Pergi

    JAKARTA – Setelah Trump datanglah banjir. Angin kencang dan hujan deras melanda Jalur Gaza pada Kamis dini hari.

    Badai musim dingin membanjiri tenda-tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi dan merobek terpal plastik yang menutup rumah-rumah.

    Namun warga mengatakan pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai rencana merebut wilayah tersebut dan mengusir mereka hanya membuat mereka semakin bertekad untuk tetap tinggal di sana.

    “Meskipun tragedi yang kita alami, meskipun hujan dan cuaca sangat buruk, orang-orang tetap tinggal di bawah atap,” kata Qassem Abu Hassoun, berdiri di tengah hujan dikelilingi oleh rumah-rumah yang hancur dan jalan rusak di Rafah di Jalur Gaza selatan dilansir Reuters, Kamis, 6 Februari.

    Keluarganya telah kembali ke rumah mereka yang hancur segera setelah gencatan senjata diumumkan pada 19 Januari setelah menghabiskan berbulan-bulan berlindung di utara. Mereka tidak punya rencana untuk pergi lagi.

    “Orang-orang bergantung pada negara mereka, tanah mereka. Orang-orang bergantung bahkan pada sebutir pasir negara mereka,” katanya.

    Pada malam setelah sebagian besar warga Gaza mengetahui pengumuman mengejutkan Trump, badai tersebut membuat banyak keluarga tidak bisa tidur dan menghancurkan tenda-tenda darurat yang terbuat dari plastik dan kain. Warga mengumpulkan air dalam pot plastik kecil.

    Pagi harinya, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz memerintahkan tentara menyiapkan rencana untuk mengizinkan “keberangkatan sukarela” warga dari Gaza.

    “Tampaknya cuaca tidak mendukung kami, namun baik cuaca, Trump maupun Israel tidak akan mengusir kami dari tanah kami,” kata Abdel Ghani, ayah empat anak yang tinggal bersama keluarganya di reruntuhan rumah mereka di Kota Gaza yang dihancurkan oleh Israel.

    Angin menerbangkan lembaran plastik yang mereka gunakan untuk menutupi pecahan jendela dan lubang di dinding. Air hujan telah mengalir ke dalam. Namun, mereka tidak menuju ke mana-mana, katanya kepada Reuters melalui pesan teks.

    “Apakah dia gila?” katanya tentang Trump.

    “Kami tidak akan menjual tanah kami untuk Anda, pengembang real estate. Kami lapar, tunawisma, dan putus asa, tetapi kami bukan kolaborator. Jika dia ingin membantu, biarkan dia datang dan membangun kembali untuk kami di sini.”

    Di Israel, Channel 12 melaporkan rencana Katz akan mencakup opsi keluar melalui penyeberangan darat, serta pengaturan khusus untuk keberangkatan melalui laut dan udara.

    Pengungsian warga Palestina adalah salah satu isu paling sensitif di Timur Tengah.

    Pengungsian penduduk secara paksa atau terpaksa di bawah pendudukan militer adalah kejahatan perang, yang dilarang berdasarkan Konvensi Jenewa tahun 1949.

    Pejabat Hamas Basem Naim mengatakan kepada Reuters pernyataan Katz tidak mengejutkan dan dimaksudkan untuk menutupi kegagalan Israel mencapai tujuannya dalam perang di Gaza.

    Israel mengatakan pihaknya bertujuan untuk membasmi Hamas, kelompok militan yang memicu perang dengan serangan mematikan pada 7 Oktober 2023.

    Namun sejak gencatan senjata dimulai tiga minggu lalu, pejuang Hamas telah memulihkan kendali mereka atas daerah kantong tersebut.

    Sementara itu, ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi di Gaza telah kembali ke rumah mereka, khususnya di bagian utara wilayah yang hampir seluruhnya hancur.

    Naim mengatakan ini adalah bukti keterikatan mendalam warga Palestina terhadap tanah airnya.

    “Jika klaim mereka tulus, mereka harus mencabut blokade yang mencekik di Gaza, membuka penyeberangan, dan mereka akan terkejut saat mengetahui bahwa jumlah orang yang kembali ke Gaza akan melebihi jumlah mereka yang keluar, meskipun terjadi kerusakan besar,” kata Naim.

  • 5 Populer Internasional: Serangan Israel di Tepi Barat – Kecelakaan Helikopter di Malaysia – Halaman all

    5 Populer Internasional: Serangan Israel di Tepi Barat – Kecelakaan Helikopter di Malaysia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Kondisi di Tepi Barat memanas, pasukan Israel menghancurkan pintu masjid, 30 warga Palestina juga ditangkap.

    Di Bentong, Pahang, Malaysia, sebuah helikopter mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan darurat.

    Selengkapnya, berikut 5 berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Tepi Barat Membara, Israel Hancurkan Pintu Masjid, Tangkap 30 Warga hingga Berlakukan Jam Malam

    Serangan tentara Israel di Tepi Barat utara yang diduduki telah memasuki hari ke-16 pada Rabu (5/2/2025).

    Dalam 24 jam terakhir, Israel telah menahan 30 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk seorang anak dan mantan tahanan.

    Pada hari yang sama, tentara Israel telah meledakkan pintu masuk sebuah masjid dan memberlakukan jam malam di Kota Tammun, Tepi Barat.

    Hal tersebut dikonfirmasi seorang aktivis di Tepi Barat bernama Ayman Gharib.

    Gharib menjelaskan bahwa tentara Israel menyerbu Masjid Hudhayfah ibn al-Yaman di Tammun, kemudian meledakkan pintu masjid tersebut.

    Tidak hanya itu, Gharib menceritakan bahwa tentara Israel juga memberlakukan jam malam bagi warga mulai dari Rabu, pagi waktu setempat.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Menhan Israel Perintahkan IDF Siapkan Rencana Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

    Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk menyiapkan rencana yang memungkinkan warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza “secara sukarela”.

    Perintah itu disampaikan Katz pada hari Kamis, (6/5/2025) atau dua hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan rencana pemindahan warga Gaza.

    “Saya menyambut baik rencana berani Presiden Trump itu, yang memungkinkan banyak penduduk Gaza untuk meninggalkan tempat itu dan pergi ke berbagai tempat di seluruh dunia,” katanya dikutip dari media Israel Yedioth Ahronoth.

    “Saya telah memerintahkan IDF untuk menyiapkan rencana yang akan memungkinkan setiap penduduk Gaza yang tertarik pindah untuk pergi ke tempat mana pun di dunia ini yang bersedia menerima mereka.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Kecelakaan Helikopter di Bentong Pahang Malaysia, Seorang WNI Dilaporkan Meninggal Dunia

    Sebuah helikopter jenis Bell 206 Long Ranger mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan darurat di Bentong, Pahang, Malaysia, Kamis (6/2/2025) sekira pukul 10.30 waktu setempat.

    Media lokal setempat melaporkan, insiden ini mengakibatkan seorang warga negara Indonesia, Pinsan Rizky, berusia 44 tahun, kru heli, meninggal dunia setelah terkena baling-baling helikopter.

    Sementara pilot yang disebut bernama Kustiyadi, dilaporkan selamat dalam kecelakaan tersebut.

    Penjelasan polisi dan petugas penyelamat

    Mengutip pernyataan Kepala Polisi Daerah Bentong, Superitendan Zaiham Mohd Kahar, kecelakaan terjadi di dekat Kolam Air Panas, Jalan Lama Kuala Lumpur-Bentong.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Hamas-Rusia Makin Mesra: Pertemuan Bahas Gencatan Senjata, Bantuan hingga Pelanggaran Israel

    Hamas dan Rusia makin menunjukkan kemesraan terlebih di tengah konflik yang berlangsung dengan Israel.

    Hubungan baik tersebut ditampakkan terutama saat Delegasi Hamas bertemu dengan pejabat Rusia di Moskow untuk membahas gencatan senjata Gaza, bantuan kemanusiaan, dan pelanggaran Israel yang sedang berlangsung.

    Delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Mousa Abu Marzouk, telah bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov di Moskow untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza dan persiapan untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata dengan Israel, Senin (4/2/2025).

    Mengutip pernyataan Hamas, menyebutkan bahwa kedua pihak juga membahas mengenai isu-isu seperti pelanggaran yang terus dilakukan oleh pasukan Israel.

    Termasuk penundaan dalam penerapan protokol kemanusiaan. 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. Raja Yordania Tolak Rencana Penggusuran Warga Palestina dan Pencaplokan Tepi Barat oleh Israel

    Raja Yordania Abdullah II menolak rencana Amerika untuk mengambil alih Gaza dan melakukan pembersihan etnis terhadap penduduknya di tengah rencana untuk memindahkan mereka ke Yordania dan Mesir.

    Raja Yordania Abdullah II menegaskan kembali penolakan tegasnya terhadap perluasan permukiman Israel dan segala upaya untuk mencaplok tanah atau mengusir warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat selama panggilan telepon dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pada hari Rabu.

    Kedua pemimpin membahas perkembangan terkini di Gaza , Tepi Barat, dan Suriah, dengan Raja Abdullah menekankan perlunya persatuan Palestina dan mengintensifkan upaya Arab dan internasional untuk mempertahankan gencatan senjata di Gaza dan meningkatkan upaya bantuan kemanusiaan di daerah kantong yang terkepung tersebut.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Kementerian Luar Negeri RI Siap Fasilitasi Lembaga Filantropi yang Memiliki Program Membangun  Gaza – Halaman all

    Kementerian Luar Negeri RI Siap Fasilitasi Lembaga Filantropi yang Memiliki Program Membangun  Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Anis Matta memberikan dukungan kepada lembaga filantropi asal Indonesia yang memiliki program membangun Kota Gaza yang luluh lantak karena perang.

    Wamenlu menilai program membantu masyarakat ini sejalan dengan semangat solidaritas kemanusiaan dan peran aktif Indonesia dalam mendukung perdamaian serta rehabilitasi kawasan konflik.

    “Inisiatif seperti Kampung Indonesia di Gaza jadi wujud nyata kepedulian bangsa Indonesia terhadap perjuangan kemanusiaan di Palestina,” kata Anis Matta saat menerima audiensi perwakilan lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) di Jakarta, Kamis (6/2/2025).

    Diketahui program Bangun Gaza Kembali yang digagas INH bertujuan untuk membantu rekonstruksi Gaza yang terdampak konflik berkepanjangan. 

    Rencana pembangunan Kampung Indonesia ini mencakup penyediaan infrastruktur dasar, fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Gaza.

    Kementerian Luar Negeri, kata Anis Matta siap memfasilitasi berbagai kelompok dan NGO kemanusiaan untuk bersama-sama mendukung program ini.

    Muhammad Hadyan Abshar Manager Program INH mengatakan, apa yang disampaikan Wamenlu RI memotivasi lembaga filantropi untuk terus bersama-sama membantu masyarakat di Jalur Gaza.

    “Kami berharap sinergi ini dapat memperkuat langkah-langkah kami dalam membantu saudara-saudara kita di Gaza dan memberikan dampak nyata bagi kehidupan mereka,” ungkapnya.

    Hadiyan menambahkan, Kampung Indonesia di Gaza juga menjadi pusat kegiatan para relawan NGO atau organisasi nirlaba di Gaza.                                                                                       

    INH kata Hadyan, terus berkomitmen dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap masyrakat Palestina, tercatat sejak agresi dan genosida Israel di Jalur Gaza bantuan kemanusiaan yang di himpun lembaga tersebut telah mencatat lebih dari Rp60 Milyar bantuan yang tersalurkan ke wilayah Gaza.

    Umumnya bantuan tersebut merupakan kebutuhan dasar hidup seperti air, makanan, pakaian dan obat-obatan. (Eko Sutriyanto)