Negara: Jalur Gaza

  • Ribuan Warga Palestina Bersorak Sambut Tahanan Gaza yang Dibebaskan Israel

    Ribuan Warga Palestina Bersorak Sambut Tahanan Gaza yang Dibebaskan Israel

    Jakarta

    Beberapa bus membawa tahanan Gaza, Palestina, yang dibebaskan Israel tiba di Khan Younis. Warga Gaza bersorak sorai menyambut kedatangan mereka.

    Dilansir kantor berita AFP dan Al Jazeera, Senin (13/10/2025), para tahanan itu dibebaskan setelah Hamas menyerahkan sandera ke Israel. Jurnalis AFP melaporkan para tahanan Gaza sudah tiba di Kota Khan Younis.

    Ribuan warga berkumpul untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan. Warga bersorak sorai dan membentangkan bendera Palestina dan Hamas.

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pihaknya mulai memberikan perawatan dan pemeriksaan medis kepada para tahanan yang dibebaskan. Prosedur medis, katanya, dilakukan sesuai peraturan yang dibuat Kementerian Kesehatan Gaza.

    “Prosedur medis sedang dilakukan sesuai dengan pengaturan yang dibuat oleh Kementerian untuk menyediakan perawatan yang tepat bagi mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Ribuan warga Palestina juga berkumpul di Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan berdasarkan gencatan senjata yang ditengahi antara Hamas dan Israel.

    Tim medis bersiaga di rumah sakit untuk memeriksa mereka yang dibebaskan setelah apa yang digambarkan para pejabat sebagai bertahun-tahun menjalani kondisi yang keras dan merendahkan martabat di penjara Israel.

    Keluarga lain di seluruh Jalur Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka masih belum memiliki informasi tentang kerabat yang masih hilang.

    Tonton juga video “Hamas Bebaskan 13 Sandera Terakhir yang Masih Hidup” di sini:

    (whn/dek)

  • Dari Israel, Trump Bertolak ke Mesir untuk Pimpin KTT Perdamaian Gaza

    Dari Israel, Trump Bertolak ke Mesir untuk Pimpin KTT Perdamaian Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertolak ke Mesir dari Israel. Trump akan memimpin KTT perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir.

    Dilansir kantor berita Al Jazeera, Senin (13/10/2025), pesawat kepresidenan AS Air Force One yang membawa Trump bertolak ke Mesir dari Tel Aviv. Diketahui, Trump telah menyampaikan pidato di Tel Aviv setelah Hamas membebaskan sandera.

    Trump kini menuju ke Sharm El-Sheikh untuk menghadiri KTT perdamaian Gaza. Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi akan memimpin KTT.

    Pertemuan untuk mengakhiri perang di Gaza, Palestina, itu akan dihadiri para pemimpin dunia dan juga Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres. KTT perdamaian Gaza digelar di kota resor Laut Merah. Rencananya 20 pemimpin negara akan hadir.

    “Pertemuan ini akan bertujuan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan mengawali era baru keamanan regional,” demikian pernyataan kantor Presiden El-Sisi.

    Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa sebuah dokumen untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza diperkirakan akan ditandatangani selama pertemuan bersejarah tersebut.

    (whn/rfs)

  • Anggota Parlemen Israel Interupsi Pidato Trump, Desak Akui Palestina

    Anggota Parlemen Israel Interupsi Pidato Trump, Desak Akui Palestina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pidato di hadapan anggota parlemen Israel, Knesset. Namun, sebelum memulai pidato, tiba-tiba ada seorang anggota parlemen Israel menginterupsi.

    Dilansir kantor berita Al Jazeera, Senin (13/10/2025), anggota parlemen Israel itu menginterupsi pidato Trump untuk mendesak pengakuan Palestina. Anggota parlemen Israel yang menginterupsi itu diketahui bernama Ayman Odeh.

    Sebelumnya, Odeh mengunggah di akun X-nya: “Kemunafikan di pleno ini sungguh tak tertahankan. Menobatkan Netanyahu melalui sanjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, melalui kelompok yang terorganisir, tidak membebaskannya dan pemerintahannya dari kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza, maupun dari tanggung jawab atas darah ratusan ribu korban Palestina dan ribuan korban Israel,” tulisnya.

    Kata Odeh, karena gencatan senjata di Gaza dirinya mau hadir saat pidato Trump di Israel. Dia menyebut perdamaian dan keamanan akan terwujud hanya dengan mengakui negara Palestina.

    “Tetapi hanya karena gencatan senjata dan kesepakatan keseluruhan, saya ada di sini,” tulisnya.

    Seperti diketahui, Donald Trump tiba di Israel pada Senin (13/10) waktu setempat, bertepatan ketika kelompok Hamas mulai membebaskan sandera Israel di Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan Trump.

    Pesawat kepresidenan AS Air Force One yang membawa Trump, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion pada Senin (13/10) waktu setempat.

    Putri Trump, Ivanka, juga tampak hadir mendampingi ayahnya.

    Sesaat sebelum mendarat di Tel Aviv, Air Force One mengudara di atas Alun-alun Sandera Tel Aviv, yang menjadi tempat puluhan ribu orang berkumpul menanti pembebasan para sandera.

    Kedatangan Trump itu terjadi tepat setelah tujuh sandera dalam kelompok pertama tiba di Israel setelah dibebaskan Hamas di Jalur Gaza, dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

    Kunjungan Trump ke Israel yang akan berlangsung singkat ini menjadi bentuk pesan dukungan untuk Tel Aviv, sekutu dekat Washington. Trump berpidato di hadapan parlemen Israel, Knesset dan diperkirakan akan bertemu dengan keluarga para sandera.

    Setelah itu, Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi akan memimpin KTT perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir.

    (whn/rfs)

  • Trump Bilang Hamas Dapat Izin untuk Operasi Keamanan Internal di Gaza

    Trump Bilang Hamas Dapat Izin untuk Operasi Keamanan Internal di Gaza

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa kelompok Hamas telah mendapatkan lampu hijau untuk melancarkan operasi keamanan internal di Jalur Gaza, saat gencatan senjata berlangsung beberapa hari terakhir.

    Trump, seperti dilansir Reuters, Senin (13/10/2025), mengatakan bahwa Hamas ingin “menghentikan masalah” sehingga mereka mendapatkan “persetujuan untuk periode waktu tertentu”.

    Hamas harus melucuti persenjataan dan mengakhiri kekuasaan mereka atas Jalur Gaza, berdasarkan rencana perdamaian usulan Trump untuk mengakhiri perang di daerah kantong Palestina tersebut.

    Kelompok itu telah mengerahkan pasukan keamanan internal di beberapa wilayah Jalur Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan pada Jumat (10/10) lalu, dengan mengatakan bahwa langkah itu bertujuan untuk menghentikan tindak pelanggaran hukum dan penjarahan, serta mencegah kekosongan keamanan.

    Saat ditanya wartawan di pesawat kepresidenan AS, Air Force One, dalam penerbangan ke Israel soal laporan yang menyebut Hamas melembagakan kelompok mereka sebagai pasukan kepolisian dan menembaki rival mereka di Jalur Gaza, Trump mengisyaratkan bahwa langkah itu telah mendapatkan persetujuan.

    “Mereka memang ingin menghentikan masalah, dan mereka telah terbuka tentang hal tersebut, dan kami memberikan mereka persetujuan untuk periode waktu tertentu,” kata Trump menjawab pertanyaan wartawan.

    “Hampir 2 juta orang kembali ke gedung-gedung yang telah dihancurkan, dan banyak hal buruk bisa terjadi. Jadi kita menginginkan semuanya — kita menginginkan semuanya aman. Saya pikir semuanya akan baik-baik saya. Siapa yang tahu pasti,” ujarnya.

    Sebagian besar wilayah Jalur Gaza telah berubah menjadi tanah kosong akibat perang antara Israel dan Hamas selama dua tahun terakhir.

    Pasukan keamanan Hamas dilaporkan terlibat bentrokan dengan para anggota sebuah klan di Gaza City selama dua hari terakhir.

    Kementerian Dalam Negeri Hamas merilis pertanyaan, pada Minggu (12/10) waktu setempat, yang menawarkan pengampunan kepada orang-orang, yang disebut bergabung dengan geng-geng terlarang, yang bertanggung jawab atas pencurian bantuan kemanusiaan dan penjarahan, dengan syarat mereka tidak terlibat dalam pertumpahan darah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran Diundang ke KTT Gaza di Mesir, Tapi Tak Akan Datang

    Iran Diundang ke KTT Gaza di Mesir, Tapi Tak Akan Datang

    Teheran

    Pemerintah Iran mengatakan tidak akan mengirimkan perwakilan untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) perdamaian Gaza yang digelar di Mesir, meskipun Teheran mendapatkan undangan langsung dari Kairo.

    Otoritas Iran, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), menegaskan bahwa baik Presiden Masoud Pezeshkian atau Menteri Luar Negeri (Menlu) Abbas Araghchi tidak akan hadir untuk memenuhi undangan KTT tersebut.

    Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa Mesir telah mengundang Iran pada Minggu (12/10) malam untuk hadir dalam pertemuan yang akan diselenggarakan di resor Sharm el-Sheikh di tepi Laut Merah pada Senin (13/10) waktu setempat.

    KTT itu akan dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Araghchi, dalam pernyataan pada Senin (13/10) pagi, mengumumkan bahwa Iran tidak akan hadir dalam KTT di Mesir tersebut meskipun mendapatkan undangan langsung dari Kairo.

    “Baik Presiden Pezeshkian maupun saya tidak dapat berinteraksi dengan rekan-rekan yang telah menyerang rakyat Iran dan terus mengancam, serta memberikan sanksi kepada kami,” tegas Araghchi dalam pernyataannya, merujuk pada AS.

    Washington memang sempat bergabung dengan Israel dalam serangan yang menargetkan fasilitas nuklir Iran saat perang antara Teheran dan Tel Aviv berlangsung selama 12 hari pada pertengahan Juni lalu.

    Ditambahkan Araghchi bahwa Iran tetap mendukung inisiatif apa pun “untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza” dan untuk membela hak Palestina dalam menentukan nasib mereka sendiri.

    Iran tidak mengakui Israel secara resmi dan telah menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai pilar kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979 yang menggulingkan shah Iran yang didukung AS.

    Sementara itu, Al-Sisi sebelumnya menjelaskan bahwa pertemuan di Sharm el-Sheikh itu bertujuan untuk “mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Timur Tengah, dan mengawali fase baru untuk keamanan dan stabilitas regional”.

    Secara garis besar, pertemuan itu akan mengkonsolidasikan gencatan senjata Gaza dan menguraikan kerangka kerja politik pascaperang.

    Para pemimpin lebih dari 20 negara diperkirakan akan hadir, namun baik Israel maupun Hamas tidak akan berpartisipasi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamas Serahkan 13 Sandera Lagi, Total 20 Sandera Dibebaskan

    Hamas Serahkan 13 Sandera Lagi, Total 20 Sandera Dibebaskan

    Gaza City

    Kelompok Hamas menyerahkan 13 sandera lainnya dalam kelompok kedua di Jalur Gaza pada Senin (13/10) waktu setempat, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Ini berarti total 20 sandera yang masih hidup telah diserahkan oleh Hamas kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

    Laporan televisi publik Israel, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), menyebut Hamas telah membebaskan sandera-sandera yang masih hidup itu dalam dua kelompok, yang diserahkan kepada perwakilan ICRC di Jalur Gaza yang kemudian membawa mereka ke wilayah Israel.

    Kelompok pertama yang terdiri atas tujuh sandera diserahkan lebih awal pada Senin (13/10) pagi waktu setempat. Kelompok kedua yang terdiri atas 13 sandera lainnya diserahkan kemudian, pada hari yang sama, kepada perwakilan ICRC di wilayah Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Pembebasan para sandera ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang disetujui Israel dan Hamas, dengan didorong oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyusun rencana perdamaian 20 poin untuk mengakhiri perang Gaza.

    Jenazah sebagian dari 28 sandera yang tewas, dan dua orang lainnya yang nasibnya belum diketahui, juga akan diserahkan pada Senin (13/10).

    Sebagai imbalan pembebasan sandera oleh Hamas, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina dan para narapidana yang ditahan di penjara-penjara mereka. Sebagian besar tahanan Palestina itu merupakan warga Gaza yang ditahan sejak awal perang berkecamuk.

    Pembebasan para sandera itu disambut sorakan dan tangisan ratusan orang yang berkumpul di Alun-alun Sandera Tel Aviv.

    “Kami telah menunggu 738 hari untuk mengatakan ini: Selamat datang kembali,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel via media sosial X.

    Kementerian Luar Negeri Israel baru merilis nama tujuh sandera yang dibebaskan Hamas, yakni Guy Gilboa Dalal, Eitan Mor, Matan Angrest, Alon Ohel, Gali, Ziv Berman and Omri Miran. Nama 13 sandera lainnya belum diumumkan oleh Tel Aviv.

    Kendaraan ICRC membawa para sandera yang diserahkan Hamas pada Senin (13/10) setelah ditahan di Gaza selama dua tahun terakhir Foto: Reuters

    Sementara itu, di Jalur Gaza, belasan pria bersenjata yang memakai penutup wajah dan berpakaian hitam, yang tampaknya anggota sayap bersenjata Hamas, tiba di Rumah Sakit Nasser di mana panggung dan kursi telah disiapkan untuk menyambut para tahanan Palestina yang akan kembali.

    Juru bicara Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Shosh Bedrosian, sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa Israel akan mulai membebaskan tahanan Palestina setelah mendapat konfirmasi soal semua sandera yang ditahan di Gaza telah tiba dengan selamat di negara tersebut.

    “Tahanan-tahanan Palestina akan dibebaskan setelah Israel mendapat konfirmasi bahwa semua sandera kami yang akan dibebaskan besok telah melintasi perbatasan perbatasan menuju Israel,” kata Bedrosian pada Minggu (12/10).

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamas Bebaskan 7 Sandera, Gaza Masuki Gencatan Senjata

    Hamas Bebaskan 7 Sandera, Gaza Masuki Gencatan Senjata

    Jakarta

    Hamas membebaskan tujuh sandera ke dalam pengawasan Palang Merah pada Senin (13/10), menandai langkah pertama dalam pelaksanaan gencatan senjata bersejarah setelah dua tahun konflik berdarah antara Israel dan kelompok militan Palestina tersebut di Jalur Gaza yang porak poranda.

    Militer Israel mengonfirmasi bahwa Komite Internasional Palang Merah (ICRC) kini telah membawa tujuh sandera pertama yang dibebaskan Hamas. Para sandera itu akan diserahkan kepada militer Israel untuk kemudian dipindahkan ke pangkalan militer Re’im, yang terletak di luar Jalur Gaza. Di sana, mereka akan dipertemukan kembali dengan keluarga, menjalani pemeriksaan medis, dan diterbangkan ke rumah sakit jika diperlukan perawatan lebih lanjut.

    Menurut otoritas Israel, pembebasan sisa sandera berlangsung sekitar pukul 10.00 waktu setempat (13.00 WIB).

    Peristiwa ini terjadi setelah Hamas merilis daftar 20 sandera yang masih hidup dan akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Namun, laporan juga menyebutkan bahwa jenazah hingga 28 sandera lain yang diyakini telah tewas di Gaza tidak akan dikembalikan bersamaan dengan para sandera yang masih hidup. Hamas juga merilis daftar sekitar 1.900 tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan para sandera tersebut.

    Tangis haru dan luka lama keluarga sandera di Israel

    Di tengah kabar pembebasan, suasana haru dan ketegangan menyelimuti keluarga para sandera di Israel. Banyak di antara mereka mengatakan sulit mempercayai bahwa para sandera benar-benar selamat sampai mereka menyeberang ke wilayah Israel.

    “Saya tidak bisa mempercayai Hamas akan membawa mereka semua dalam keadaan hidup,” kata Gil Dickmann, yang sepupunya, Carmel Gat, tewas dalam tawanan setelah diculik dalam serangan Hamas ke kibbutz Be’eri pada 7 Oktober 2023.

    Sebuah video yang dibagikan oleh media Israel juga memperlihatkan momen menyentuh ketika Einav Zangauker, ibu dari sandera yang baru dibebaskan Matan Zangauker, berbicara dengan putranya melalui sambungan telepon. Dalam rekaman tersebut, Einav tampak duduk di dalam mobil bersama pengawalan militer Israel, suaranya bergetar menahan tangis.

    “Matan, kamu pulang! Perang sudah berakhir! Ibu mencintaimu, aku menunggumu,” katanya penuh haru. “Syukurlah, perang ini sudah berakhir!”

    Einav Zangauker dikenal sebagai salah satu figur paling vokal dalam perjuangan publik selama dua tahun terakhir untuk mendesak pemerintah Israel memulangkan para sandera. Belum diketahui secara pasti bagaimana sambungan telepon antara ibu dan anak itu bisa difasilitasi.

    Berita tentang pembebasan tujuh sandera pertama itu disambut dengan sorak-sorai di Israel. Puluhan ribu orang menyaksikan pemindahan sandera melalui layar publik di seluruh negeri, dengan acara besar digelar di Hostages Square, Tel Aviv. Ketujuh sandera itu dilaporkan dibebaskan di Kota Gaza di bagian utara Jalur Gaza.

    AS dorong rencana pascaperang

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di kawasan Timur Tengah bersama sejumlah pemimpin dunia untuk membahas rencana pascaperang dan implementasi kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan AS.

    Gelombang besar bantuan kemanusiaan juga diperkirakan akan segera mengalir ke Gaza, wilayah yang kini dilanda kelaparan dan kehancuran parah akibat perang. Ratusan ribu warga kehilangan tempat tinggal dan menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit.

    Dalam waktu bersamaan, 1.966 tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada Senin sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Hamas telah naik ke dalam bus dari sejumlah penjara Israel, menurut seorang pejabat yang terlibat dalam operasi tersebut kepada kantor berita Reuters.

    Dari jumlah itu, 1.716 orang berasal dari Gaza dan akan dibebaskan di Rumah Sakit Nasser di wilayah selatan Jalur Gaza. Sementara 250 tahanan Palestina lainnya, yang sebelumnya menjalani hukuman seumur hidup di Israel, diperkirakan akan dibebaskan ke Tepi Barat, Yerusalem, atau negara ketiga di luar kawasan tersebut, kata pejabat itu.

    Meski masa depan Hamas dan Gaza masih menjadi tanda tanya besar, pembebasan sandera dan tahanan ini menjadi simbol harapan baru bagi perdamaian. Kesepakatan ini disebut-sebut sebagai langkah awal menuju rekonsiliasi yang lebih luas serta pembukaan kembali arus bantuan kemanusiaan yang selama ini terhambat di wilayah yang telah lama terperangkap dalam konflik.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Hamas Bebaskan Sandera, Trump Tiba di Israel

    Hamas Bebaskan Sandera, Trump Tiba di Israel

    Tel Aviv

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendarat di Israel pada Senin (13/10) waktu setempat, bertepatan ketika kelompok Hamas mulai membebaskan sandera Israel di Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan Trump.

    Pesawat kepresidenan AS Air Force One yang membawa Trump, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion pada Senin (13/10) waktu setempat.

    Saat menuruni Air Force One, Trump disambut langsung oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog. Trump didampingi oleh Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan menantunya, Jared Kushner, yang turut berperan dalam merundingkan gencatan senjata Gaza.

    Putri Trump, Ivanka, juga tampak hadir mendampingi ayahnya.

    Sesaat sebelum mendarat di Tel Aviv, Air Force One mengudara di atas Alun-alun Sandera Tel Aviv, yang menjadi tempat puluhan ribu orang berkumpul menanti pembebasan para sandera.

    Kedatangan Trump itu terjadi tepat setelah tujuh sandera dalam kelompok pertama tiba di Israel setelah dibebaskan Hamas di Jalur Gaza, dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

    Kunjungan Trump ke Israel yang akan berlangsung singkat ini menjadi bentuk pesan dukungan untuk Tel Aviv, sekutu dekat Washington. Trump dijadwalkan akan berpidato di hadapan parlemen Israel, Knesset, pada Senin (13/10), dan diperkirakan akan bertemu dengan keluarga para sandera.

    Presiden Herzog sebelumnya mengumumkan bahwa dirinya akan memberikan penghargaan sipil tertinggi kepada Trump, atas perannya mengamankan pembebasan sandera dan membantu mengakhiri perang Gaza. Pemberian penghargaan ini akan dilakukan kemungkinan pada akhir tahun ini.

    Dalam penerbangan dari Washington DC ke Israel pada Minggu (12/10) waktu setempat, Trump mengatakan kepada para wartawan di dalam Air Force One bahwa: “Perang telah berakhir.”

    Dari Israel, Trump selanjutnya akan bertolak ke Mesir untuk memimpin pertemuan puncak atau KTT perdamaian Gaza, yang digelar di Sharm el-Sheikh, bersama Presiden Abdel Fattah al-Sisi.

    Hamas Serahkan 7 Sandera Difasilitasi Palang Merah Internasional

    Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menerima tujuh sandera yang dibebaskan Hamas — dari total 20 sandera yang diyakini masih hidup di Jalur Gaza. Penyerahan ketujuh sandera itu dibantu oleh ICRC yang membawa para sandera dari Jalur Gaza menuju ke wilayah Israel.

    “Kami telah menunggu 738 hari untuk mengatakan ini: Selamat datang kembali,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel via media sosial X.

    Ketujuh sandera yang dibebaskan Hamas itu diidentifikasi sebagai Guy Gilboa Dalal, Eitan Mor, Matan Angrest, Alon Ohel, Gali, Ziv Berman and Omri Miran.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Disambut Tangisan Warga Israel, Hamas Serahkan 7 Sandera

    Disambut Tangisan Warga Israel, Hamas Serahkan 7 Sandera

    Tel Aviv

    Ratusan orang yang berkumpul di Alun-alun Sandera Tel Aviv, Israel, pada Senin (13/10), meluap dengan kegembiraan, air mata, dan nyanyian saat kelompok Hamas diberitakan telah menyerahkan tujuh sandera dalam kelompok pertama yang dibebaskan, setelah dua tahun disandera di Jalur Gaza.

    Kebanyakan warga datang sejak matahari terbit, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025), membawa foto para sandera, dan mengibarkan bendera Israel yang dipasangi pita kuning, simbol gerakan yang menyerukan pembebasan para sandera.

    Noga, yang mengenakan lencana bertuliskan “Hari Terakhir”, membagikan rasa sakit dan kegembiraan yang dirasakannya dengan AFP.

    “Saya terbelah antara emosi dan kesedihan bagi mereka yang belum akan kembali,” ucapnya.

    Hamas dan para militan sekutunya menawan 251 sandera di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang. Kebanyakan dari mereka dibebaskan dalam gencatan senjata sebelumnya, namun 47 sandera lainnya masih ditahan di Gaza, dengan hanya 20 orang diyakini masih hidup.

    Sejak saat itu, Noga mengenakan lencana kecil setiap hari, menghitung hari-hari penahanan para sandera yang belum bebas.

    Selama dua tahun terakhir, orang-orang menggelar unjuk rasa dan pertemuan rutin di alun-alun Tel Aviv, yang kemudian dikenal sebagai Alun-alun Sandera. Selama berbulan-bulan, alun-alun tersebut menjadi pusat kampanye untuk pembebasan para sandera.

    Ketika kabar meluas bahwa sebanyak tujuh sandera dalam kelompok pertama telah dibebaskan oleh Hamas di Jalur Gaza, alun-alun itu dipenuhi sorak-sorai dan nyanyian kegembiraan.

    Forum Keluarga Sandera dan Hilang, organisasi utama yang mewakili keluarga para sandera, telah mengajak orang-orang berkumpul di area tersebut.

    “Perjuangan kita belum berakhir. Perjuangan ini tidak akan berakhir sampai sandera terakhir ditemukan dan dikembalikan untuk dimakamkan dengan layak. Ini adalah kewajiban moral kita. Hanya dengan begitulah bangsa Israel akan utuh,” demikian pernyataan forum tersebut.

    Pemulangan para sandera Israel ini menandai langkah pertama dalam kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyusun rencana perdamaian 20 poin untuk mengakhiri perang berkelanjutan di Jalur Gaza.

    Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina dari penjaranya. Sebagian besar tahanan Palestina itu merupakan warga Gaza yang ditahan sejak awal perang berkecamuk.

    Tel Aviv: Tahanan Palestina Dibebaskan Setelah Sandera Tiba di Israel

    Juru bicara Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Shosh Bedrosian, mengatakan kepada wartawan bahwa Israel akan mulai membebaskan tahanan Palestina setelah mendapat konfirmasi soal semua sandera yang ditahan di Gaza telah tiba di negara tersebut.

    “Tahanan-tahanan Palestina akan dibebaskan setelah Israel mendapat konfirmasi bahwa semua sandera kami yang akan dibebaskan besok telah melintasi perbatasan perbatasan menuju Israel,” kata Bedrosian dalam pernyataan pada Minggu (12/10).

    Simak juga Video: Pertukaran Sandera Hamas-Israel Dimulai

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Akan Beri Penghargaan Sipil Tertinggi untuk Trump

    Israel Akan Beri Penghargaan Sipil Tertinggi untuk Trump

    Tel Aviv

    Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada Senin (13/10) bahwa dirinya akan memberikan penghargaan sipil tertinggi kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Penghargaan itu diberikan atas peran Trump dalam mengamankan pembebasan sandera Israel dari Jalur Gaza dan membantu mengakhiri perang.

    “Melalui upayanya yang tak kenal lelah, Presiden Trump tidak hanya membantu memulangkan orang-orang tercinta kita, tetapi juga telah meletakkan fondasi bagi era baru di Timur Tengah yang dibangun di atas keamanan, kerja sama, dan harapan sejati untuk masa depan yang damai,” kata Herzog dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Israel, seperti dilansir AFP, Senin (13/10/2025).

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menganugerahkan Medali Kehormatan Presiden Israel kepadanya,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Herzog mengatakan penghargaan tersebut akan diberikan dalam “beberapa bulan mendatang”, dan bahwa dirinya akan memberitahu Trump tentang keputusannya ketika presiden AS itu mengunjungi Israel pada Senin (13/10) waktu setempat.

    Dalam kunjungan singkatnya ke Israel, Trump akan bertemu dengan keluarga para sandera dan berpidato di hadapan parlemen Israel.

    Penghargaan Presiden Israel, menurut kantor kepresidenan Tel Aviv, diberikan kepada individu yang dianggap telah memberikan kontribusi luar biasa bagi negara Israel atau bagi kemanusiaan.

    Israel sebelumnya telah memberikan penghargaan sipil tertinggi itu kepada mantan Presiden AS Barack Obama pada tahun 2013 lalu.

    Israel dan Hamas akan melakukan pertukaran sandera-tahanan pada Senin (13/10) waktu setempat, sebagai bagian dari tahap pertama rencana perdamaian Gaza yang diusulkan Trump.

    Trump mengumumkan pada Rabu (8/10) waktu AS pekan lalu bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang disusunnya untuk mewujudkan gencatan senjata Gaza.

    Tahap pertama rencana perdamaian itu mencakup pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza, dengan imbalan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh wilayah Jalur Gaza. Tahap pertama mulai berlaku pada Jumat (10/10) siang waktu setempat.

    Tahap kedua dari rencana perdamaian itu menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab serta Muslim, serta perlucutan senjata Hamas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)