Negara: Jalur Gaza

  • Massa Pro-Palestina Demo di London, Tolak Rencana Trump Ambil Alih Gaza

    Massa Pro-Palestina Demo di London, Tolak Rencana Trump Ambil Alih Gaza

    Jakarta

    Ribuan demonstran pro-Palestina melakukan long-march dari pusat kota London, Inggris, menuju kedutaan besar Amerika Serikat (AS). Mereka memprotes usulan Presiden AS Donald Trump agar AS mengambil alih Gaza.

    Dilansir AFP, Sabtu (15/2/2025), sambil mengibarkan bendera Palestina dan spanduk bertuliskan ‘Jangan sentuh Gaza’ ribuan orang berjalan dari Whitehall di Westminster menyeberangi Sungai Thames menuju kedutaan besar di Nine Elms.

    Awal bulan ini, Trump mengejutkan dunia ketika ia menyarankan AS dapat membangun kembali Jalur Gaza yang dilanda perang menjadi ‘Riviera Timur Tengah’.

    Usulan Trump tersebut merelokasi warga Palestina di tempat lain, tanpa rencana bagi mereka untuk kembali ke Gaza. Para pemimpin negara Barat dan dunia Arab lainnya telah mengecam keras gagasan tersebut.

    Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan, ‘Berdiri melawan Trump’ dan ‘Tuan Trump, Kanada bukanlah negara bagian Anda yang ke-51. Gaza bukanlah negara bagian Anda yang ke-52’.

    Salah satu pendemo menilai rencana Trump itu tidak bermoral. Dia menyebut usulan Trump tak masuk akal.

    “Saya pikir itu sama sekali tidak bermoral dan ilegal dan juga tidak praktis dan tidak masuk akal,” kata Stephen Kapos, penyintas Holocaust berusia 87 tahun kepada AFP.

    “Anda tidak bisa memindahkan dua juta orang, terutama karena negara-negara tetangga sudah mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima mereka, bukan karena kebaikan hati mereka, tetapi karena itu akan mengganggu stabilitas negara-negara tersebut,” imbuhnya.

    Kapos berharap rencana Trump itu tidak akan terjadi. Sebab, menurutnya rencana itu akan menimbulkan banyak kerusakan.

    “Jadi itu tidak akan terjadi, tetapi itu akan menimbulkan banyak kerusakan hanya dengan menyatakan itu sebagai tujuan akhir,” tambahnya.

    Long-march yang diselenggarakan oleh Palestine Solidarity Campaign (PSC), adalah protes pro-Palestina besar ke-24 di ibu kota Inggris sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel.

    Kehadiran polisi dalam jumlah besar dikerahkan saat petugas menjauhkan pengunjuk rasa dari pawai tandingan yang disebut ‘Hentikan Kebencian’, di mana para peserta melambaikan bendera Israel.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hijaunya Israel-Suramnya Gaza, Saat Helikopter Black Hawk Yordania Bolak-balik di Langit Palestina – Halaman all

    Hijaunya Israel-Suramnya Gaza, Saat Helikopter Black Hawk Yordania Bolak-balik di Langit Palestina – Halaman all

    Hijaunya Israel dan Suramnya Gaza, Saat Helikopter Black Hawk Yordania Bolak-balik di Langit Palestina

     

    TRIBUNNEWS.COM – Agresi militer Israel selama 15 bulan sejak 7 Oktober 2023 benar-benar menghancurkan Jalur Gaza, wilayah kantung Palestina yang diblokade militer Israel (IDF) selama bertahun-tahun.

    Pemandangan kehancuran Gaza itu kontras dengan wilayah pendudukan Israel yang tampak hijau dan asri.

    Dipisahkan oleh buffer zone, zona penyangga berpagar pembatas, suramnya Gaza itu dideskripsikan secara umum dalam laporan NPR.org, non-goverment organitation (NGO) independen yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

    Reporter NPR menangkap pemandangan kontras itu saat ikut serta dalam misi Angkatan Udara (AU) Yordania mengirimkan bantuan ke Gaza lewat jalur udara.

    Menggunakan helikopter Black Hawk AU Yordania, negara kerajaan Hashemite (Wangsa Hasyimiyah) itu menyatakan berusaha membangun ‘jembatan udara’, sebuah metode pengiriman bantuan via udara dengan keterlibatan pihak internasional.

    KIRIM BANTUAN – Personel Skuadron ke-8 Angkatan Udara Kerajaan Yordania menurunkan bantuan kemanusiaan di sebuah helipad di Gaza.

    16 Penerbangan Sehari

    Laporan NPR menyatakan, dalam pengiriman bantuannya ke Gaza, Yordania mengalami kesulitan jika harus menggunakan jalur darat.

    “Hanya dalam waktu lima menit di darat, awak angkatan udara Yordania bergegas menurunkan kardus dari belakang helikopter Black Hawk di landasan. Di kejauhan, melewati pagar kawat, terlihat puing-puing: bangunan yang roboh dan rangka beton apartemen bertingkat tinggi yang rusak,” tulis deskripsi laporan tersebut menggambarkan durasi waktu pendaratan dan bongkar bantuan oleh personel AU Yordania..

    Angkatan Udara Kerajaan Yordania memulai operasi bantuan baru ke Gaza segera setelah gencatan senjata dimulai bulan lalu antara Israel dan Hamas.

    Angkatan udara tersebut telah menguji coba 16 penerbangan helikopter sehari di dalam zona penyangga yang dideklarasikan sendiri oleh Israel.

    Artinya, sebanyak itu pula helikopter Black Hawk AU Yordania melintas di langit Palestina.

    “Pengiriman bantuan ke Gaza melalui darat masih menghadapi kendala yang cukup besar setelah lebih dari setahun perang,” kata laporan tersebut.

    Komandan misi, Kolonel Naji Azzam Bani Nasr mengatakan operasi Yordania, yang diikuti kru NPR pekan lalu, ditujukan untuk mengirimkan obat-obatan penting ke rumah sakit Gaza.

    “Anestesi, obat-obatan untuk penyakit kronis — itulah hal-hal yang tidak tersedia di rumah sakit Gaza dan mereka sangat membutuhkannya,” katanya di landasan pacu pangkalan udara Raja Abdullah II di Yordania.

    Bani Nasr mengatakan hingga 9 Februari, angkatan udara telah mengirimkan hampir 100 ton bantuan selama operasi tersebut.

    KIRIM BANTUAN – Skuadron ke-8 Angkatan Udara Kerajaan Yordania dalam perjalanan menuju Gaza pada 9 Februari. Mereka dalam misi mengirim bantuan ke Gaza lewat udara.

       
    Yordania mengoperasikan dua rumah sakit lapangan di Gaza, satu didirikan pada tahun 2009 dan yang kedua mulai beroperasi setelah dimulainya perang Gaza pada bulan Oktober 2023.

    “Saat mendarat di Gaza selatan selama pengangkutan udara pertama Yordania hari itu, lapangan pendaratan beton di dalam zona penyangga yang dideklarasikan sendiri oleh Israel itu kosong. Di balik pagar, tiga truk sedang menunggu untuk dimuat. Saat setiap penerbangan menurunkan muatan, satu lagi siap mendarat,” tulis deskripsi laporan.

    Pemandangan Gaza dari helikopter Black Hawk AU Yordania setelah 15 bulan agresi Israel.

    Israel yang Hijau, Gaza yang Suram

    NPR menyatakan, krunya tidak diizinkan mengambil foto dari lokasi kerusakan — larangan yang diberlakukan oleh Israel, kata pejabat militer Yordania.

    Namun, kata laporan itu, tingkat kerusakan Gaza sangat terlihat jelas dari udara.

    Pemandangan kerusakan Gaza, sangat berbeda dengan apa yang terlihat di wilayah pendudukan Israel.

    “Di atas Israel, hamparan ladang pertanian hijau cerah dan masyarakat dengan kolam renang menghiasi pemandangan. Dari udara, warna biru pucat Laut Mediterania adalah satu-satunya titik warna yang melintasi Gaza, di mana bangunan beton yang hancur dan rusak tampak seperti palet abu-abu yang suram,” tulis penggambaran pemandangan yang kontras oleh NPR.

    KONTRAS – Pagar yang menandai zona penyangga yang dideklarasikan sendiri oleh Israel dengan Gaza terlihat dari helikopter Black Hawk. Kekontrasan terlihat, Sebelah kiri merupakan sisi Gaza, sedangkan sisi kanan merupakan wilayah pendudukan Israel.

    Sebagai informasi, perjalanan yang diikuti NPR hari itu merupakan kesempatan langka bagi jurnalis asing di wilayah Palestina yang hancur.

    “Jurnalis Palestina yang berbasis di Gaza telah meliput perang tersebut sejak awal, dengan 82 jurnalis tewas pada tahun 2024 oleh militer Israel, menurut Komite Perlindungan Jurnalis,” kata laporan tersebut.

    Namun, Israel melarang jurnalis asing dari Gaza.

    Penerbangan dua jam yang diikuti NPR itu bergerak di sepanjang Laut Mati yang memisahkan Israel dari Yordania, melewati Israel dan mendarat di Gaza selatan, dekat kota al-Qarara.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari dua pertiga bangunan di Gaza telah rusak atau hancur sejak perang dimulai dan 90 persen penduduk mengungsi.

    Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari mengharuskan Israel untuk menambah jumlah truk bantuan melintasi perbatasan daratnya dengan Gaza, tetapi kelompok-kelompok bantuan mengatakan banyak pasokan medis dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan masih terbatas.

    “Kami mulai menggunakan jalur darat bila memungkinkan, tetapi terkadang diperlukan beberapa komoditas seperti obat-obatan, sejumlah peralatan, dan sejumlah bahan makanan bernilai tinggi untuk anak-anak agar kami dapat sampai ke Gaza dengan cepat,” kata Hussein Shibli, direktur Organisasi Amal Hashemite Yordania, yang mengatur pengiriman bantuan bersama militer.

    Ketidakpastian Jalur Udara

    Yordania, bersama dengan negara-negara lain, sebelumnya telah menjatuhkan palet bantuan dengan parasut dari pesawat kargo di atas Gaza.

    Namun, pengiriman bantuan tersebut bergantung pada cuaca, dengan beberapa di antaranya mendarat di laut.

    Setidaknya 20 orang tenggelam saat mencoba mengambil bantuan atau tewas ketika palet mendarat di atas mereka, menurut otoritas kesehatan Gaza.

    Sulit pula untuk memastikan distribusi kepada mereka yang paling membutuhkan bantuan dengan pengiriman melalui udara secara teratur.

    Yordania adalah mitra keamanan utama AS. Banyak pilot Black Hawk Yordania yang ikut dalam misi bantuan dilatih di AS

    Setiap Black Hawk dapat mengangkut satu ton kargo — jauh lebih sedikit dari sekitar 20 ton yang dapat diangkut truk — dan biaya pengiriman bantuan melalui udara jauh lebih mahal.

    Pengiriman melalui udara, seperti bantuan yang dikirim melalui truk, masih harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari otoritas Israel.

    Shibli mengatakan Yordania sedang mempertimbangkan apakah akan melanjutkan jalur udara untuk melengkapi pengiriman melalui darat.

    Pihak berwenang Yordania mengatakan penerbangan hari Minggu ini akan menjadi yang terakhir dalam program uji coba, dan belum jelas kapan akan dilanjutkan.

     

    (oln/npr/*)

  • Inflasi di Israel Melonjak ke Level Tertinggi Akibat Perang Gaza, Siap-siap Angka Kemiskinan Naik – Halaman all

    Inflasi di Israel Melonjak ke Level Tertinggi Akibat Perang Gaza, Siap-siap Angka Kemiskinan Naik – Halaman all

    para pengamat menghubungkan kenaikan inflasi yang berkelanjutan dengan perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza dan biaya serta ongkos besar

    Tayang: Sabtu, 15 Februari 2025 22:09 WIB

    khaberni/tangkap layar

    SIAP MASUK GAZA – Foto file yang diambil dari Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan tank-tank pasukan Israel bersiap memasuki Gaza pada Oktober 2023 setelah Operasi Banjir Al-Aqsa terjadi. Israel bersiap memasuki Gaza lagi pada pertengahan Februari 2025 seiring mandeknya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas. 

    Inflasi di Israel Melonjak ke Level Tertinggi Akibat Perang Gaza, Siap-siap Angka Kemiskinan Naik

     

    TRIBUNNEWS.COM – Biro Statistik Pusat Israel, Jumat (14/2/2025) menyatakan kalau tingkat inflasi negara pendudukan tersebut naik lebih dari yang diprediksi pada Januari 2025 menjadi 3,8 persen.

    Angka ini disebutkan menjadi level tertinggi dalam lebih dari setahun.

    “Situasi ini kemungkinan mencegah para pembuat kebijakan keuangan Israel untuk segera memangkas suku bunga,” kata ulasan Khaberni, dikutip Sabtu (15/2/2025).

    Laporan juga menyatakan kalau para pengamat menghubungkan kenaikan inflasi yang berkelanjutan dengan perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza dan biaya serta ongkos yang ditimbulkannya.

    “Tingkat inflasi tahunan pada bulan Januari tersebut adalah yang tertinggi sejak September 2023, naik dari 3,2 persen pada bulan Desember,” tambah laporan tersebut.

    Reuters melansir, angka tersebut melampaui ekspektasi sebesar 3,7?lam jajak pendapat yang dilakukan.

    Namun bergitu, angka ini tetap berada di atas kisaran target tahunan pemerintah Israel sebesar 1% hingga 3%.

    SEPI – Tangkap layar video situasi di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, wilayah pendudukan Israel tampak sepi penumpang. Sebagian besar maskapai internasional membatalkan penerbangan dari dan ke Israel karena misteriusnya waktu pembalasan Iran. (khaberni)

    Penyebab Inflasi Israel

    Pejabat pemerintah Israel menghubungkan kenaikan inflasi dengan masalah terkait kekurangan pasokan barang akibat perang yang dilancarkan Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

    Dalam praktiknya, peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling menonjol:

    Kenaikan pajak, karena pemerintah telah menyetujui kenaikan pajak yang memengaruhi harga barang dan jasa.
    Harga buah-buahan, makanan, dan perumahan mengalami kenaikan. Kategori-kategori ini mengalami kenaikan harga yang signifikan selama periode tersebut.
    Indeks harga konsumen naik lebih dari yang diharapkan, meningkat 0,6% pada bulan Januari dari Desember, karena naiknya harga buah-buahan, makanan, dan perumahan. Jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 0,5%.

    BERDEMO – Ratusan orang berdemo menuntut pemerintah Israel membebaskan keluarga dan kerabat mereka yang disandera Hamas di Gaza. Aksi demo ini digelar di Hostage Square di Tel Aviv untuk merayakan ulang tahun sandera Tamir Nimrodi, yang ditahan oleh teroris Hamas di Gaza. 15 November 2024. (Avshalom Sassoni/Flash90)

    Dampak Inflasi di Israel

    Meningkatnya inflasi di Israel memiliki implikasi ekonomi yang penting, terutama:

    Daya beli menurun dan biaya hidup meningkat. Meningkatnya harga, terutama untuk perumahan, makanan, dan jasa, menyebabkan berkurangnya pendapatan warga negara, yang meningkatkan tekanan pada keluarga berpenghasilan rendah dan dapat meningkatkan angka kemiskinan.
    Tekanan pada Bank Israel untuk menaikkan suku bunga guna mengekang inflasi, membuat pinjaman (perumahan, komersial, dan konsumen) lebih mahal. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat investasi dan pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor teknologi dan real estate.
    Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan nilai shekel turun terhadap mata uang lain, sehingga meningkatkan biaya barang impor.
    Investor asing mungkin kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi Israel, yang menyebabkan perlambatan arus masuk FDI. Akibatnya, perusahaan lokal mungkin kesulitan menarik modal, sehingga memengaruhi pertumbuhan sektor penting seperti teknologi tinggi.
     

    (oln/khbrn/reuters/*)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas? – Halaman all

    Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas? – Halaman all

    Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas?

     

    TRIBUNNEWS.COM – Ketiga sandera Israel yang baru saja dibebaskan Hamas pada putaran ke-6 pertukaran sandera dan tahanan, di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/2/2025) mengirim pesan ke pada pemerintah Israel.

    Ketiganya, Sagui Dekel-Chen, Yair Horn, dan Sasha Trubunov—telah meminta pemerintah Israel untuk mengambil tindakan segera guna memastikan kelanjutan kesepakatan pertukaran tawanan dan pembebasan semua tawanan yang tersisa.

    “Sagui Dekel-Chen mendesak pemerintah untuk melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kesepakatan tersebut,” kata laporan RNTV, Sabtu.

    Laporan The New York Times melansir, Sagui, yang dibawa ke panggung prosesi pembebasan sebelum dibebaskan, juga menyiratkan kegembiraannya melihat sinar matahari lagi.

    Pernyataan Sagui Dekel-Chen ini ditafsirkan sebagai isyarat kalau selama ini dia ditahan di dalam terowongan Hamas.

    “Saya akhirnya keluar di bawah sinar matahari, menuju cahaya,” kata Sagui Dekel-Chen.

    NYTimes mengulas, belum jelas apakah Sagui berbicara secara metaforis atau harfiah soal ‘sinar matahari’ dan ‘cahaya’ tersebut.

    “Banyak sandera telah ditahan untuk waktu yang lama di jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata laporan tersebut.

    Sementara itu, lansiran RNTV menyebut, sandera Yair Horn memberi pesan yang menekankan perlunya membawa semua tawanan pulang, dengan menyatakan bahwa “tidak ada waktu lagi yang tersisa.”

    Adapun, Sasha Trubunov mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan mereka yang masih ditawan.

    PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL – Tangkapan layar Telegram Quds News Network pada Sabtu (15/2/2025) menunjukkan pejuang Hamas membebaskan tiga sandera Israel. Setelah Hamas membebaskan tiga sandera, kini gantian Israel membebaskan 369 tahanan Palestina. (Telegram Quds News Network)

    Sempat Memancing Sebelum Bebas

    Soal nama terakhir yang disebutkan di atas, Alexandre Sasha Trubunov, mengejutkan publik setelah munculnya video yang memperlihatkan dirinya sedang berjalan-jalan dan memancing di pantai Gaza.

    Sandera berkebangsaan Israel-Rusia berusia 29 tahun, tampak sangat rileks dalam video tersebut.

    Times of Israel menyebut video itu dirilis oleh kelompok Jihad Islam Palestina pada hari Jumat, 14 Februari 2025.

    Dalam video yang beredar, Trubunov terlihat menulis pesan yang diduga berisi ucapan terima kasih kepada pihak yang menyandera dirinya.

    Keluarganya meminta media Israel untuk tidak mempublikasikan video tersebut, yang mereka anggap sebagai alat propaganda oleh kelompok perlawanan Palestina.

    Trubunov hari ini dibebaskan oleh Hamas bersamaan dengan dua sandera lainnya, Sagui Dekel Chen dan Iair Horn, sebagai bagian dari pertukaran sandera dalam gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

    Latar Belakang Trubunov

    Trubunov, yang berkebangsaan Israel dan Rusia, diculik bersama anggota keluarganya oleh kelompok perlawanan Palestina saat Operasi Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    Ayahnya, Vitaly Trubunov, dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.

    Sebelumnya, tiga wanita dalam keluarganya telah dibebaskan pada November 2023 sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    Menurut keluarganya, Trubunov bekerja sebagai insinyur di divisi cloud Amazon. Mereka pindah dari Uni Soviet ke Israel 25 tahun lalu.

    Rusia telah berulang kali mendesak pembebasan Trubunov, termasuk saat gencatan senjata diumumkan pada Januari lalu.

    Harapan Keluarga

    Ibunya, Yelena, menyatakan harapannya untuk berkumpul kembali dengan putranya.

    Dalam video yang diunggah ke media sosial, ia meminta agar semua orang menyalakan lilin Shabbat dengan kegembiraan dan berdoa agar semua sandera segera pulang ke rumah.

    Forum Keluarga Sandera juga menyambut baik kabar pembebasan ketiga sandera, yang akan ditukar dengan 369 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Hingga saat ini, 21 sandera dan 730 tahanan Palestina telah dibebaskan selama gencatan senjata terbaru.

    Gencatan Senjata dan Ancaman

    Gencatan senjata saat ini memasuki tahap kedua yang dijadwalkan pada 1 Maret mendatang, meskipun rincian lebih lanjut masih dalam perundingan.

    Sebelumnya, Hamas mengeklaim bahwa Israel telah melanggar kesepakatan gencatan. Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera selanjutnya.

    Israel, di sisi lain, mengancam akan melanjutkan perang di Gaza jika sandera tidak dibebaskan sesuai dengan kesepakatan, tetapi tidak memberikan komentar atas tuduhan Hamas.

    Hamas juga dilaporkan sedang melakukan pembicaraan di Kairo dengan pejabat Mesir dan Perdana Menteri Qatar untuk membahas pengiriman bantuan ke Gaza.

    Pertukaran tiga warga Israel dengan 369 warga Palestina meredakan kekhawatiran bahwa perjanjian gencatan senjata dapat runtuh sebelum akhir tahap pertama.

    Ketiga sandera Israel itu dibawa ke panggung dengan militan Hamas Palestina yang bersenjatakan senapan otomatis berdiri di setiap sisi mereka di Khan Younis, Gaza.

    Di panggung serah terima, para sandera diminta memberikan pernyataan singkat dalam bahasa Ibrani dan para militan memberikan salah satu dari mereka, Iair Horn, sebuah jam pasir dan foto sandera Israel lainnya yang masih berada di Gaza dan ibunya, yang bertuliskan “waktu hampir habis (bagi para sandera yang masih berada di Gaza)”.

    “Sekarang, kami bisa bernapas sedikit. Iair kami telah pulang setelah selamat dari neraka di Gaza.”

    “Sekarang, kami harus membawa Eitan kembali agar keluarga kami benar-benar bisa bernapas,” kata keluarga Horn, dikutip dari Al Arabiya.

    Tak lama kemudian, bus pertama yang membawa tahanan dan tahanan Palestina yang dibebaskan berangkat dari penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Bus itu tiba di Ramallah dengan kerumunan yang bersorak-sorai, beberapa melambaikan bendera Palestina.

    Sementara di Lapangan Sandera di Tel Aviv, orang-orang bersorak dan menangis ketika mereka mendengar Palang Merah Internasional sedang dalam perjalanan untuk menyerahkan ketiga sandera kepada pasukan militer Israel di Jalur Gaza.

    Mereka tampak lega melihat bahwa ketiganya dalam kondisi fisik yang tampaknya lebih baik daripada tiga lainnya yang dibebaskan minggu lalu yang tampak kurus kering dan lemah.

    Penduduk komunitas kibbutz Israel di dekat perbatasan Gaza berbaris di jalan sambil bersorak dan melambaikan bendera Israel ketika kendaraan yang membawa para sandera keluar dari Gaza lewat.

    Netanyahu Sambut Ketiga Sandera

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa persiapan tengah dilakukan untuk menyambut ketiga sandera yang dibebaskan oleh Hamas.

    Netanyahu menyambut pulang ketiga pria yang telah menghabiskan hampir 500 hari sebagai tawanan setelah diculik dari Israel selatan. 

    “Kami menyambut mereka dengan hangat,” kata Netanyahu, dikutip dari The Jerusalem Post.

    “Kami telah mempersiapkan kepulangan mereka, dan bersama keluarga mereka, kami akan membantu rehabilitasi mereka setelah masa penahanan yang panjang dan menyiksa,” lanjutnya.

    Netanyahu juga mencatat bahwa Hamas mengancam tidak akan membebaskan ketiga orang tersebut – menuduh Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata. 

    “Minggu ini, Hamas kembali berupaya melanggar perjanjian dan menciptakan krisis palsu dengan klaim palsu,” tulis Netanyahu.

    “Kami bekerja sama sepenuhnya dengan Amerika Serikat untuk membebaskan semua sandera kami – yang masih hidup maupun yang sudah meninggal – sesegera mungkin; dan bersiap dengan intensitas penuh untuk apa yang akan terjadi selanjutnya, dalam segala hal,” pungkas Netanyahu.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menambahkan bahwa “IDF sepenuhnya siap menghadapi skenario apa pun dan upaya apa pun oleh organisasi teroris Hamas untuk melanggar perjanjian dan mencegah pembebasan para sandera”.

     

    (oln/rntv/nyt/tribunnews/*)

     

  • Tiga Tahanan Israel Dibebaskan Hamas, Begini Kondisinya

    Tiga Tahanan Israel Dibebaskan Hamas, Begini Kondisinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tiga orang sandera asal Israel, Iair Horn, Sagui Dekel-Chen, dan Sasha (Alexander) Troufanov telah dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025). Pembebasan ini terjadi setelah para mediator dari Mesir dan Qatar membantu melepas kebuntuan yang dapat mengancam gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

    Dilansir dari Reuters, ketiga sandera Israel ini digiring ke sebuah panggung, sementara para militan bersenjatakan senapan otomatis berdiri di sisi mereka di Khan Younis. Ketiga sandera dikembalikan dengan imbalan 369 tahanan dan narapidana Palestina. Pertukaran sandera ini dapat meredakan kekhawatiran bahwa perjanjian tersebut dapat runtuh sebelum gencatan senjata Palestina-Israel selama 42 hari berakhir.

    Ketiga sandera tersebut berada dalam kondisi yang tampaknya lebih baik dibandingkan tiga sandera lainnya yang dibebaskan minggu lalu yang terlihat kurus dan lemah.

    Sebagaimana diketahui, Dekel-Chen, seorang warga AS-Israel, kemudian Troufanov, seorang warga Israel berkebangsaan Rusia, dan Horn diculik dan ditangkap di Kibbutz Nir Oz pada 7 Oktober 2023. Kibbutz Nir Oz merupakan salah satu komunitas di sekitar Jalur Gaza yang diserbu oleh kelompok bersenjata Hamas.

    Menurut sumber Hamas, sejumlah pejuang Hamas di lokasi tersebut membawa senapan yang disita dari militer Israel selama serangan 7 Oktober 2023. Troufanov diculik bersama ibu, nenek, dan pacarnya. Mereka semuanya dibebaskan dalam gencatan senjata singkat pada November 2023. Ayah Troufanov terbunuh dalam serangan di Nir Oz.

    Nasib gencatan senjata juga dibayangi oleh seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar warga Palestina dipindahkan secara permanen dari Gaza dengan tujuan agar daerah kantong tersebut diserahkan kepada AS untuk dibangun kembali. Namun, seruan tersebut tentu ditolak keras oleh kelompok-kelompok Palestina, negara-negara Arab, dan sekutu-sekutu Barat.

    Hamas pun setuju bulan lalu untuk menyerahkan 33 sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak dan orang-orang yang sakit, terluka dan lanjut usia, sebagai imbalan atas ratusan tahanan dan narapidana Palestina, selama gencatan senjata selama enam minggu di mana pasukan Israel akan menarik diri dari beberapa posisinya di Gaza.

    Gencatan senjata ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi negosiasi tahap kedua untuk mengembalikan para sandera yang tersisa dan menyelesaikan penarikan pasukan Israel sebelum perang berakhir dan pembangunan kembali Gaza. Saat ini sebagian besar Gaza berada dalam kehancuran, di mana masyarakat di sana menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan listrik.

    (hsy/hsy)

  • Sandera Sudah Dibebaskan Hamas, Kini Israel Bersiap Bebaskan 369 Tahanan Palestina – Halaman all

    Sandera Sudah Dibebaskan Hamas, Kini Israel Bersiap Bebaskan 369 Tahanan Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas berhasil membebaskan tiga sandera Israel, yakni Iair Horn, Sagui Dekel-Chen, dan Sasha (Alexander) Troufanov pada Sabtu (15/2/2025).

    Kini, gantian Israel yang akan membebaskan 369 tahanan Palestina sebagai gantinya.

    Pertukaran tiga warga Israel dengan 369 warga Palestina meredakan kekhawatiran bahwa perjanjian gencatan senjata dapat runtuh sebelum akhir tahap pertama.

    Ketiga sandera Israel itu dibawa ke panggung dengan militan Hamas Palestina yang bersenjatakan senapan otomatis berdiri di setiap sisi mereka di Khan Younis, Gaza.

    Di panggung serah terima, para sandera diminta memberikan pernyataan singkat dalam bahasa Ibrani dan para militan memberikan salah satu dari mereka, Iair Horn, sebuah jam pasir dan foto sandera Israel lainnya yang masih berada di Gaza dan ibunya, yang bertuliskan “waktu hampir habis (bagi para sandera yang masih berada di Gaza)”.

    “Sekarang, kami bisa bernapas sedikit. Iair kami telah pulang setelah selamat dari neraka di Gaza.”

    “Sekarang, kami harus membawa Eitan kembali agar keluarga kami benar-benar bisa bernapas,” kata keluarga Horn, dikutip dari Al Arabiya.

    Tak lama kemudian, bus pertama yang membawa tahanan dan tahanan Palestina yang dibebaskan berangkat dari penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Bus itu tiba di Ramallah dengan kerumunan yang bersorak-sorai, beberapa melambaikan bendera Palestina.

    Sementara di Lapangan Sandera di Tel Aviv, orang-orang bersorak dan menangis ketika mereka mendengar Palang Merah Internasional sedang dalam perjalanan untuk menyerahkan ketiga sandera kepada pasukan militer Israel di Jalur Gaza.

    Mereka tampak lega melihat bahwa ketiganya dalam kondisi fisik yang tampaknya lebih baik daripada tiga lainnya yang dibebaskan minggu lalu yang tampak kurus kering dan lemah.

    Penduduk komunitas kibbutz Israel di dekat perbatasan Gaza berbaris di jalan sambil bersorak dan melambaikan bendera Israel ketika kendaraan yang membawa para sandera keluar dari Gaza lewat.

    Netanyahu Sambut Ketiga Sandera

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa persiapan tengah dilakukan untuk menyambut ketiga sandera yang dibebaskan oleh Hamas.

    Netanyahu menyambut pulang ketiga pria yang telah menghabiskan hampir 500 hari sebagai tawanan setelah diculik dari Israel selatan. 

    “Kami menyambut mereka dengan hangat,” kata Netanyahu, dikutip dari The Jerusalem Post.

    “Kami telah mempersiapkan kepulangan mereka, dan bersama keluarga mereka, kami akan membantu rehabilitasi mereka setelah masa penahanan yang panjang dan menyiksa,” lanjutnya.

    Netanyahu juga mencatat bahwa Hamas mengancam tidak akan membebaskan ketiga orang tersebut – menuduh Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata. 

    “Minggu ini, Hamas kembali berupaya melanggar perjanjian dan menciptakan krisis palsu dengan klaim palsu,” tulis Netanyahu.

    “Kami bekerja sama sepenuhnya dengan Amerika Serikat untuk membebaskan semua sandera kami – yang masih hidup maupun yang sudah meninggal – sesegera mungkin; dan bersiap dengan intensitas penuh untuk apa yang akan terjadi selanjutnya, dalam segala hal,” pungkas Netanyahu.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menambahkan bahwa “IDF sepenuhnya siap menghadapi skenario apa pun dan upaya apa pun oleh organisasi teroris Hamas untuk melanggar perjanjian dan mencegah pembebasan para sandera”. (*)

  • Hamas Bebaskan Tiga Sandera Israel, Kantor Netanyahu Justru Puji Trump – Halaman all

    Hamas Bebaskan Tiga Sandera Israel, Kantor Netanyahu Justru Puji Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejuang Hamas membebaskan tiga sandera Israel di Jalur Gaza selatan pada hari ini, Sabtu (15/2/2025).

    Ketiga sandera tersebut adalah Iair Horn (46), Sagui Dekel Chen (36), dan Alexander Sasha Troufanov (29), yang diketahui memiliki kewarganegaraan ganda.

    Horn diculik bersama saudaranya Eitan, yang masih ditahan.

    Pembebasan ini dilakukan dengan imbalan lebih dari 300 tahanan Palestina yang saat ini ditahan di penjara Israel.

    Seperti pada pertukaran sebelumnya, area di sekitar lokasi pembebasan dihiasi dengan bendera Palestina dan spanduk faksi militan, meskipun terdapat puing-puing bangunan yang rusak parah di sekitarnya.

    Respons Pemerintah Israel

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Ibrani yang menyambut baik kembalinya ketiga sandera tersebut.

    Dalam pernyataannya, Kantor Netanyahu memuji Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyatakan bahwa pemerintah Israel terus bekerja sama dengan AS untuk menjamin pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza.

    Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Hamas berusaha melanggar perjanjian yang ada dengan menciptakan krisis palsu.

    “Pembebasan sandera terus berlanjut berkat pasukan Israel di dalam dan sekitar Jalur Gaza serta pernyataan tegas dari Presiden AS Donald Trump,” kata kantor Netanyahu, sebagaimana dikutip dari BBC.

    Ancaman Gencatan Senjata

    Gencatan senjata yang dimulai hampir empat minggu lalu kini terancam akibat ketegangan yang meningkat.

    Usulan kontroversial Trump untuk memindahkan lebih dari 2 juta warga Palestina dari Gaza ke tempat lain di wilayah tersebut telah menimbulkan keraguan mengenai masa depan gencatan senjata.

    Meskipun demikian, Hamas menyatakan akan terus melanjutkan pembebasan sandera setelah melakukan pembicaraan dengan pejabat Mesir dan Qatar.

    Kelompok ini menegaskan bahwa para mediator telah berjanji untuk menghapus semua rintangan agar Israel mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

    Statistik Pembebasan

    Pembebasan hari ini merupakan pertukaran keenam sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari 2025.

    Hingga saat ini, 21 sandera dan lebih dari 730 tahanan Palestina telah dibebaskan selama fase pertama gencatan senjata.

    Seperti pada pertukaran sebelumnya, para pejuang Hamas yang bertopeng dan bersenjata berbaris di dekat panggung yang dihiasi bendera Palestina, sementara musik menggelegar dari pengeras suara menyambut kedatangan para sandera.

    Setelah itu, mereka akan diserahkan kepada Palang Merah untuk diangkut ke pasukan Israel.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hamas Bebaskan 3 Sandera Israel Hari Ini, Kantor Netanyahu Langsung Beri Pujian pada Trump, Kenapa? – Halaman all

    Hamas Bebaskan 3 Sandera Israel Hari Ini, Kantor Netanyahu Langsung Beri Pujian pada Trump, Kenapa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para pejuang Hamas berkumpul di Jalur Gaza selatan untuk membebaskan tiga sandera Israel pada hari ini, Sabtu (15/2/2025).

    Ketiganya adalah Iair Horn (46), Sagui Dekel Chen (36), dan Alexander (Sasha) Troufanov (29).

    Diberitakan Arab News, ketiganya memiliki kewarganegaraan ganda.

    Horn diculik bersama saudaranya, Eitan, yang masih ditawan.

    Hamas membebaskan sandera Israel dengan imbalan lebih dari 300 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Seperti pertukaran sebelumnya, panggung didirikan dan area itu dihiasi dengan bendera Palestina dan spanduk faksi militan.

    Di dekatnya terdapat puing-puing bangunan bertingkat yang rusak parah.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah merilis pernyataan dalam bahasa Ibrani yang menyambut baik kembalinya ketiga sandera.

    Mengenai pembebasan sandera Israel, Kantor Netanyahu justru memuji Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

    Dikatakannya Pemerintah Israel terus bekerja sama dengan AS untuk menjamin pembebasan mereka yang masih ditahan di Gaza.

    Pernyataan itu juga menegaskan kembali klaim bahwa Hamas “berusaha melanggar perjanjian” minggu ini, dengan mengatakan kelompok itu menyebabkan “krisis palsu dengan klaim palsu”.

    “Pembebasan sandera terus berlanjut berkat pasukan Israel di dalam dan sekitar Jalur Gaza dan pernyataan yang jelas dan tegas dari Presiden AS Donald Trump,” kata Kantor Netanyahu, Sabtu, dikutip dari BBC.

    Diakhiri dengan pernyataan bahwa Israel bekerja sama dengan AS dengan tujuan mengeluarkan semua sandera dari Gaza secepat mungkin.

    Diketahui, gencatan senjata yang dimulai hampir empat minggu lalu telah terancam dalam beberapa hari terakhir oleh pertikaian tegang yang mengancam akan memperbarui pertempuran.

    Usulan kontroversial Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan lebih dari 2 juta warga Palestina dari Gaza dan menempatkan mereka di tempat lain di wilayah tersebut telah menimbulkan lebih banyak keraguan tentang masa depan gencatan senjata.

    Namun, Hamas mengatakan bahwa mereka akan terus maju dengan pembebasan lebih banyak sandera setelah pembicaraan dengan pejabat Mesir dan Qatar.

    Kelompok itu mengatakan para mediator telah berjanji untuk “menghapus semua rintangan” untuk memastikan Israel akan mengizinkan lebih banyak tenda, pasokan medis, dan kebutuhan pokok lainnya ke Gaza.

    Ini akan menjadi pertukaran keenam sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025.

    Sejauh ini, 21 sandera dan lebih dari 730 tahanan Palestina telah dibebaskan selama fase pertama gencatan senjata.

    Seperti pertukaran sebelumnya, puluhan pejuang Hamas yang bertopeng dan bersenjata berbaris di dekat panggung yang dihiasi bendera Palestina dan spanduk faksi militan, sementara musik menggelegar dari pengeras suara.

    Para militan diperkirakan akan mengarak para sandera di hadapan orang banyak dan kamera ke atas panggung, yang telah didirikan di dekat gedung bertingkat yang rusak parah, sebelum menyerahkan mereka kepada Palang Merah.

    Organisasi kemanusiaan tersebut kemudian akan mengangkut mereka ke pasukan Israel.

    PESAN PERLAWANAN – Pesan-pesan yang dipajang Gerakan Hamas di panggung lokasi pembebasan sandera Israel di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/3/2025). Pesan Hamas menampilkan beberapa pesan dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab pada hari Sabtu saat pembebasan para sandera Israel. (tangkap layar khaberni)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dilansir Al Jazeera, tahanan Palestina dibebaskan setelah pembebasan tiga tawanan Israel di Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Tawanan Yair Horn, Alexander Trufanov dan Sagui Dekel-Chen telah memasuki Israel setelah dibebaskan di Gaza.

    Proses pembebasan 369 tahanan Palestina dari penjara Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Gaza juga sedang berlangsung.

    Hamas mengatakan pihaknya memperkirakan negosiasi tidak langsung dengan Israel akan dimulai minggu depan pada fase kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Hamas kembali menolak rencana pembersihan etnis Presiden AS Donald Trump untuk Gaza, dan mengatakan penyerahan itu merupakan “prestasi” bagi pejuang perlawanan Palestina.

    Serangan militer besar-besaran Israel di Tepi Barat yang diduduki terus berlanjut, dengan tentara Israel membunuh seorang pria Palestina berusia 19 tahun di kamp pengungsi Askar, timur Nablus.

    Kantor Media Pemerintah telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sebanyak 61.709 orang, dengan mengatakan  ribuan orang  yang hilang di bawah reruntuhan kini diduga tewas.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Ratusan Tahanan Palestina Tiba di Tepi Barat Usai Hamas Bebaskan 3 Sandera    
        Ratusan Tahanan Palestina Tiba di Tepi Barat Usai Hamas Bebaskan 3 Sandera

    Ratusan Tahanan Palestina Tiba di Tepi Barat Usai Hamas Bebaskan 3 Sandera Ratusan Tahanan Palestina Tiba di Tepi Barat Usai Hamas Bebaskan 3 Sandera

    Ramallah

    Bus-bus yang membawa ratusan tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel tiba di area Ramallah, Tepi Barat, pada Sabtu (15/2) waktu setempat. Pembebasan tahanan Palestina ini dilakukan tak lama setelah kelompok Hamas membebaskan tiga sandera Israel di Jalur Gaza.

    Kedatangan bus-bus yang mengangkut tahanan Palestina itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/2/2025), disambut kerumunan orang yang bersorak di kota Ramallah.

    Dengan mengenakan keffiyeh, para tahanan Palestina yang dibebaskan itu diangkat ke bahu kerumunan orang dan memeluk para kerabat mereka, sebelum menuju ke area pemeriksaan kesehatan singkat.

    Laporan jurnalis AFP sebelumnya menyebut sejumlah bus yang membawa ratusan tahanan Palestina, yang dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza, meninggalkan penjara Israel yang ada di area gurun Negev dan bergerak ke wilayah Jalur Gaza.

    Tak lama kemudian, juga menurut laporan jurnalis AFP, bus yang mengangkut tahanan Palestina lainnya meninggalkan penjara Ofer dan bergerak ke Ramallah di Tepi Barat.

    Otoritas Israel tidak menyebutkan secara detail jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai pertukaran dengan pembebasan tiga sandera Israel oleh Hamas.

    Namun kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina sebelumnya menyebut 369 tahanan Palestina akan dibebaskan Tel Aviv sebagai imbalan atas pembebasan tiga sandera Israel. Sekitar 24 tahanan di antaranya, sebut Klub Tahanan Palestina, akan dideportasi ke negara lain usai dibebaskan oleh Israel.

    Mayoritas dari tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel itu, atau sekitar 333 tahanan, menurut Klub Tahanan Palestina, merupakan “tahanan dari Jalur Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober” — ketika Hamas menyerang Israel yang memicu perang Gaza.

    Hamas Bebaskan 3 Sandera Israel, 2 di Antaranya Keturunan AS-Rusia

    Pembebasan tahanan Palestina itu terjadi setelah Hamas membebaskan tiga sandera Israel di Jalur Gaza. Ketiga sandera itu diserahkan oleh para petempur Hamas kepada tim Palang Merah Internasional di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Ketiga sandera yang dibebaskan oleh Hamas itu terdiri atas Sagui Dekel-Chen yang berkewarganegaraan Israel-Amerika, kemudian Sasha Trupanov yang berkewarganegaraan Israel-Rusia, dan Yair Horn yang berkewarganegaraan Israel-Argentina.

    Ini menjadi pertukaran sandera-tahanan keenam yang dilakukan oleh Hamas dan Israel di bawah perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 19 Januari lalu. Pertukaran ini sempat diwarnai hambatan ketika Hamas dan Israel saling menuding adanya pelanggaran perjanjian.

    Dalam pernyataan yang dirilis tak lama usai pembebasan dilakukan di Jalur Gaza, militer Israel mengatakan ketiga sandera telah tiba di wilayah Israel dengan dikawal pasukan militer mereka.

    “Beberapa waktu yang lalu, dengan didampingi pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan ISA (keamanan dalam negeri), para sandera telah melintasi perbatasan kembali ke dalam wilayah Israe

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesan-pesan Perlawanan Hamas ke Israel dan Donald Trump di Spanduk Panggung Pembebasan Sandera – Halaman all

    Pesan-pesan Perlawanan Hamas ke Israel dan Donald Trump di Spanduk Panggung Pembebasan Sandera – Halaman all

    Hamas Kirim Pesan Perlawanan ke Israel dan Donald Trump di Spanduk Panggung Pembebasan Sandera

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan pembebasan Palestina, Hamas, kembali menjadikan prosesi pembebasan sandera Israel sebagai media penyampaian pesan perlawanan terhadap negara pendudukan.

    Hamas, yang kerap menyampaikan pesan secara simbolik -termasuk soal pemilihan lokasi pembebasan sandera- kali mengirimkan pesan terbuka saat membebaskan 3 sandera Israel di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/3/2025).

    Diketahui, ketiga sandera Israel yang telah dibebaskan Hamas itu termasuk warga Amerika Serikat (AS)-Israel, Sagui Dekel-Chen, warga Rusia-Israel Alexandre Sasha Troufanov, dan Yair Horn.

    Berlatar belakang area yang cenderung rata tahan dan kehancuran bangunan, Hamas mendirikan panggung kecil berhias Bendera Palestina dan panji-panji gerakan tersebut.

    Khan Yunis adalah satu di antara lokasi bombardemen buta gila-gilaan pasukan Israel selama 15 bulan agresi di Jalur Gaza. 

    Di lokasi serah terima, Hamas juga memajang spanduk bertuliskan pesan-pesan perlawanan, kali ini bukan cuma ke Israel, namun juga ke Presiden AS, Donald Trump.

    Laporan media lokal melansir, pesan-pesan itu antara lain adalah “Tidak ada migrasi kecuali ke Al-Quds,”.

    Al-Quds dalam tulisan itu merujuk pada Yerusalem, kota yang ditetapkan milisi perjuangan Palestina sebagai ibu kota jika kelak negara itu secara resmi berdiri.

    PESAN PERLAWANAN – Pesan-pesan yang dipajang Gerakan Hamas di panggung lokasi pembebasan sandera Israel di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/3/2025). Pesan Hamas menampilkan beberapa pesan dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab pada hari Sabtu saat pembebasan para sandera Israel.

    Pesan itu juga sebagai respons  atas seruan Presiden AS Donald Trump seputar pengusiran warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.

    Trump berdalih, warga Gaza harus direlokasi -secara paksa- ke wilayah dan negara lain agar daerah kantung Palestina itu bisa dibangun.

    Spanduk lainnya yang dipajang Hamas bertuliskan “Wahai Al-Quds, bersaksilah: Kami adalah tentaramu!”.

    Sejumlah ulasan menulis, pesan ini merujuk pada komitmen milisi pembebasan Palestina itu untuk tetap menjaga Masjid Al-Aqsa dari penistaan yang kerap dilakukan pemukim Yahudi Israel.

    Satu tulisan lain di panggung pembebasan sandera Israel di Khan Yunis adalah ‘We Crossed Over Swiftly’, secara lengkap pesan itu ditulis dalam sejumlah bahasa, termasuk dalam bahasa Ibrani yang berarti “Kami menyeberang [dengan cepat] seperti seberkas sinar matahari.”

    Pesan ini merujuk pada serangan lintas batas Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023 di mana Hamas melakukan serangan terkoordinasi ke wilayah pendudukan Israel.

    Sejumlah tafsiran lain menyebut, “We crossed over swiftly” juga merujuk pada penarikan mundur Pasukan Israel dari Koridor Netzarim, yang bagi militer Israel (IDF) dianggap sebagai kemunduran fatal dari kerja keras mereka selama 15 bulan agresi.

    KORIDOR NETZARIM – Situasi di pangkalan operasi IDF di Koridor Netzarim, Gaza tengah, 26 Desember 2024. Seorang kontraktor Kementerian Pertahanan Israel tewas ditembak tentara Israel saat akan bekerja di Koridor Netzarim hari Selasa, (28/1/2025). (The Times of Israel/Emanuel Fabian)

    Kehilangan Titik Strategis

    Soal Koridor Netzarim, Noam Amir, analis urusan militer untuk Channel 14 Israel, mengatakan kalau penarikan pasukan IDF dari poros Netzarim berarti bahwa Hamas akan sekali lagi mengendalikan Jalur Gaza utara.

    Hal itu juga berarti kalau Tel Aviv akan ‘kehilangan pencapaian’ perang genosida yang mereka lancarkan selama 15 bulan di Gaza, untuk selamanya.

    Amir mengatakan bahwa poros ini sebenarnya merupakan “zona penyangga antara utara dan selatan Jalur Gaza, dan merupakan titik strategis yang sangat penting dalam perang” melawan faksi-faksi milisi perlawanan Palestina di Gaza.

    Ia mengatakan kalau menyerahkan poros tersebut kepada Hamas akan memberikan kebebasan bergerak bagi elemen-elemen gerakan perlawanan tersebut di Jalur Gaza utara.

    “Menarik diri dari poros Netzarim berarti “mengembalikan kendali Gaza kepada Hamas,” kata Naom dikutip dari Khaberni, Sabtu.

    Ia menegaskan kalau penarikan mundur pasukan IDF dari Poros Netzarim ini berarti “kekalahan terakhir dari pencapaian perang dalam membersihkan Jalur Gaza utara,”.

    “Penarikan mundur pasukan IDF memungkinkan Hamas kembali bebas bergerak dengan cara apa pun yang dipilihnya,” menurut analis tersebut.

    LARAS TANK MERKAVA – Foto tangkap layar Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan pasukan Israel (IDF) menjejerkan posisi laras meriam tank Merkava dalam agresi militer di Gaza. Pasukan Israel dijegal krisis keuangan saat mereka berniat melanjutkan perang di Gaza karena potensi berakhirnya gencatan senjata dengan Hamas. (khaberni/tangkap layar)

    Langkah IDF Setelah Mundur dari Netzarim: Pengepungan

    Menurut analis Israel ini, tentara IDF akan mengepung Jalur Gaza setelah mundur dari Netzarim.

    Pengepungan dilakukan dari titik angkatan laut Tel al-Sultan di perbatasan Mesir ke penyeberangan Rafah, dan dari penyeberangan Rafah di sepanjang perimeter wilayah yang berdekatan dengan Gaza ke titik angkatan laut kedua dekat Ashkelon.

    Naom menambahkan bahwa “angkatan laut Israel juga akan memberikan semacam blokade laut.”

    Pada Minggu pekan lalu, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan kalau tentara IDF telah sepenuhnya ditarik dari poros Netzarim pada Sabtu/Minggu malam sebagai bagian dari pelaksanaan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

    Saluran swasta Israel 13 mengatakan bahwa setelah penarikan diri dari Netzarim, tentara Israel akan tetap berada di Koridor Philadelphia (diharapkan akan ditarik dari sana pada hari ke-50 perjanjian) di perbatasan antara Gaza dan Mesir dan zona penyangga (dibuat di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza) hingga akhir tahap pertama kesepakatan.

    Pada tanggal 25 Januari, pendudukan menghentikan penarikan pasukan dari poros Netzarim setelah perlawanan Palestina tidak membebaskan tahanan Arbel Yehud karena “kesulitan teknis di Gaza,” dalam krisis yang akhirnya terselesaikan dan dia dibebaskan pada tanggal 30 bulan yang sama.

    Pada tanggal 27 Januari, proses pengembalian warga Palestina ke Jalur Gaza utara dimulai dengan berjalan kaki melalui jalan pantai dan dengan kendaraan di Jalan Salah al-Din, sementara tiga perusahaan keamanan Amerika dan Mesir mengambil alih proses penggeledahan kendaraan yang kembali, menurut media Israel.

    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak perang genosida Israel dimulai, pada Senin 27 Januari 2025. (tangkap layar/Presstv)

    Perjanjian gencatan senjata di Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan antara perlawanan Palestina dan pendudukan Israel mulai berlaku pada 19 Januari, dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

    Perjanjian itu terdiri dari 3 tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan dimulai untuk memulai tahap kedua dan ketiga, yang mengarah pada berakhirnya perang genosida.

    Dengan dukungan Amerika, pasukan pendudukan melakukan genosida di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan 19 Januari 2025, menyebabkan lebih dari 158.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka – kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita – dan lebih dari 14.000 orang hilang.

     

    (oln/et/khbrn/*)