Negara: Jalur Gaza

  • 9 Update Timur Tengah: Arab Kompak Lawan Trump-Bomber Nuklir Wara-wiri

    9 Update Timur Tengah: Arab Kompak Lawan Trump-Bomber Nuklir Wara-wiri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan terbaru terus muncul dalam perang antara Israel dan milisi Hamas di wilayah Gaza, Palestina. Kondisi geopolitik semakin panas setelah Presiden AS Donald Trump mengambil langkah untuk mencaplok Gaza dan mengusir seluruh warga wilayah itu dari Tanah Airnya.

    Berikut perkembangan terbaru konflik tersebut dikutip dari berbagai sumber, Jumat (21/2/2025):

    1. Raja Salman Kumpulkan Negara Arab Lawan Trump

    Sejumlah pemimpin negara Arab berkumpul di Arab Saudi. Mereka berkumpul untuk untuk menyusun rencana pemulihan Gaza yang bertujuan untuk melawan usulan Presiden Donald Trump agar Amerika Serikat (AS) mengendalikan wilayah tersebut dan mengusir penduduknya.

    Mengutip AFP, negara-negara yang bertemu di Arab Saudi adalah enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk bersama dengan Mesir dan Yordania. Dalam sebuah catatan pertemuan, isu membangun kembali Gaza akan menjadi isu utama, setelah Trump mengutip rekonstruksi sebagai pembenaran untuk merelokasi penduduknya.

    Sumber Saudi mengatakan pembicaraan akan membahas ‘versi rencana Mesir’. Namun mantan diplomat Mesir Mohamed Hegazy menguraikan sebuah rencana dalam tiga fase teknis selama periode tiga hingga lima tahun.

    “Tahap pertama, yang berlangsung selama enam bulan, akan difokuskan pada pemulihan awal dan pemindahan puing-puing,” katanya.

    Yang kedua akan memerlukan konferensi internasional untuk memberikan rincian rekonstruksi. Tahapan ini akan fokus pada pembangunan kembali infrastruktur utilitas.

    “Dan yang terakhir akan memerlukan perencanaan kota, rekonstruksi perumahan, penyediaan layanan dan pembentukan jalur politik untuk melaksanakan solusi dua negara,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Hegazy juga rencana tersebut akan terdiri dari para ahli yang akan secara politik dan hukum berada di bawah Otoritas Palestina. Hamas juga disebutnya akan diharuskan mundur dari panggung politik dalam periode mendatang.

    “Rencana tersebut juga berupaya untuk mengatasi masalah rumit pengawasan pasca perang untuk Gaza, yang telah dikuasai Hamas sejak 2007 dengan pemerintahan Palestina yang tidak berpihak pada faksi mana pun,” ujarnya.

    Meski begitu, hasil pertemuan di Riyadh ini tidak akan diputuskan segera. Nantinya, apa yang diputuskan dalam forum ini akan muncul dalam agenda pertemuan puncak darurat Liga Arab yang akan diadakan di Mesir pada tanggal 4 Maret.

    Seorang diplomat Arab yang paham dengan urusan Teluk mengatakan kepada AFP bahwa tantangan terbesar yang dihadapi rencana Mesir adalah bagaimana membiayainya. Apalagi, kerusakan infrastruktur di Gaza telah mencapai lebih dari 70%.

    Sebelumnya, Trump telah menegaskan kembali pernyataannya untuk mencaplok Gaza dan membuatnya menjadi Riviera Timur Tengah, namun dengan mengusir warga wilayah pesisir Palestina itu. Senin pekan lalu, ia mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk “membeli dan memiliki” Gaza serta meningkatkan tekanan pada Yordania dan Mesir yang menentang rencana itu, termasuk dengan ancaman sanksi keuangan.

    2. Netanyahu Hajar Tepi Barat 

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan operasi intensif militer di Tepi Barat yang diduduki, Jumat. Hal ini dilakukannya setelah tiga bus meledak di Israel Tengah pekan ini.

    Mengutip AFP, Kantor Netanyahu mengatakan di media sosial pada Jumat pagi bahwa ia telah menyelesaikan penilaian keamanan dengan pejabat tinggi. Netanyahu kemudian memerintahkan operasi kontra terorisme baru serta meningkatkan keamanan di kota-kota Israel.

    “PM telah memerintahkan IDF (militer) untuk melakukan operasi intensif terhadap pusat-pusat terorisme di Yudea dan Samaria,” kata kantor Netanyahu di X, menggunakan istilah alkitabiah untuk Tepi Barat.

    “PM juga memerintahkan Polisi Israel dan ISA (badan keamanan internal) untuk meningkatkan aktivitas pencegahan terhadap serangan tambahan di kota-kota Israel,” tambahnya.

    Perintah ini dikeluarkan Netanyahu setelah tiga perangkat meledak di bus-bus di kota Bat Yam pada Kamis malam. Sejauh ini, masih ada dua bom yang dalam proses penjinakan oleh tim penjinak bom, dengan dilaporkan tidak ada korban atas kejadian itu

    Pasukan keamanan dan unit penjinak bom terlihat oleh seorang jurnalis AFP saat mereka memeriksa sisa-sisa bus yang hancur. Media Israel mengatakan bahwa pengemudi bus di seluruh negeri telah diminta untuk berhenti dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari alat peledak tambahan.

    “Unit penjinak bom polisi sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan,” timpal Kepolisian Israel.

    Menteri Pertahanan Israel Katz menduga bom itu dilakukan kelompok-kelompok ‘teroris Palestina’. Ia pun memerintahkan peningkatan operasi untuk menggagalkan terorisme di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat, khususnya Tulkarem.

    Militer telah melakukan penggerebekan hampir setiap hari di kota-kota dan kamp-kamp Tepi Barat selama beberapa minggu ini yang menargetkan militan Palestina. Banyak warga sipil Palestina juga tewas dalam penggerebekan tersebut, sementara pasukan keamanan Israel telah menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur.

    Kekerasan di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak 1967, telah meningkat sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Setidaknya 897 warga Palestina termasuk militan telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

    Di sisi lain, setidaknya 32 warga Israel, termasuk beberapa tentara, tewas dalam serangan atau konfrontasi Palestina selama operasi Israel di Tepi Barat selama periode yang sama, menurut angka resmi Israel.

    3. Bomber AS Terbang ke Timur Tengah

    Militer AS telah melaksanakan Misi Gugus Tugas Pengebom kedua di Timur Tengah untuk kedua kalinya dalam 48 jam. Hal ini disampaikan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis..

    Dalam informasi yang dibagikan CENTCOM dan dikutip Al Arabiya, dua pesawat pengebom B-52 terbang dari RAF Fairford, Inggris. Pesawat itu terbang melintasi Eropa dan enam negara mitra di Timur Tengah, yang meliputi pengisian bahan bakar udara dan misi pelatihan di lapangan tembak.

    Satu negara mitra, yang tidak disebutkan namanya, menyediakan pengawalan pesawat tempur bagi para pengebom selama misi tersebut.

    “Misi tersebut adalah untuk menunjukkan kemampuan proyeksi kekuatan dan integrasi negara mitra di kawasan tersebut,” kata CENTCOM.

    Misi serupa dengan juga dilakukan Selasa lalu. Dua pesawat pengebom B-52 dari pangkalan Inggris yang sama membawa mereka melintasi sembilan negara di wilayah tanggung jawab CENTCOM.

    Misi tersebut meliputi pengisian bahan bakar udara dan pengiriman amunisi aktif, dengan F-15 Amerika dan pesawat tempur dari empat negara mitra mengawal para pengebom tersebut.

    Penerbangan ini sendiri dilakukan saat sejumlah negara Timur Tengah berkumpul di Arab Saudi untuk melawan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mencaplok wilayah Gaza, Palestina. Diketahui, wilayah itu telah hancur karena perang antara Israel dengan milisi penguasa wilayah itu, Hamas.

    Sejauh ini, sejumlah negara Arab seperti Mesir dan Yordania telah menolak rencana itu. Hal ini disebabkan niatan Trump yang juga ingin menggeser warga Gaza dari tanah airnya untuk memuluskan pencaplokan itu.

    4. Hamas Umumkan Nama Tawanan Israel yang Akan Dibebaskan

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, telah menamai tawanan Israel yang akan dibebaskan pada hari Sabtu dengan imbalan tawanan Palestina. Nama-nama itu adalah Eliya Cohen, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, Tal Shoham, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed.

    5. Komite Penyelamatan Internasional (IRC) 

    IRC telah merilis pernyataan yang menyebutkan sedikitnya 224 anak Palestina telah tewas di Tepi Barat yang diduduki sejak Januari 2023, yang merupakan setengah dari semua kematian anak di Tepi Barat sejak pencatatan PBB dimulai pada tahun 2005.

    “Lonjakan kekerasan ini menyebabkan trauma yang mendalam dan mencegah IRC dan mitra untuk menanggapi dan memenuhi kebutuhan yang meningkat di Jenin, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak,” kata pernyataan itu.

    Di Jenin, IRC mengatakan telah “berusaha untuk mendukung anak-anak yang terkena dampak krisis dengan mengadaptasi ruang kelas dan membekali para pendidik untuk mengatasi trauma” dalam kemitraan dengan organisasi Palestina Pusat Kreativitas Guru (TCC).

    “Operasi militer yang sedang berlangsung, termasuk serangan udara, telah membuat hampir mustahil untuk memberikan layanan vital ini dengan aman,” tambahnya..

    6. Presiden Israel Serang Hamas

    Presiden Israel Isaac Herzog menuduh Hamas melakukan tindakan kejam. Ini setelah militer mengklaim bahwa kelompok itu kemarin menyerahkan jenazah seorang wanita tak dikenal, bukan seorang tawanan.

    “Jenazah Ariel dan Kfir, yang begitu murni dan tak berdosa, telah diidentifikasi, sementara ibu mereka tercinta, Shiri, masih ditawan,” kata Herzog dalam sebuah pernyataan, merujuk pada dua anak yang jenazahnya dikembalikan kemarin.

    “Ini adalah pelanggaran yang mengejutkan dan mengerikan terhadap perjanjian gencatan senjata, tindakan kejam lainnya oleh teroris Hamas, yang terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap kemanusiaan.”

    7. Hamas Beri Pesan ke Liga Arab

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, buka suara untuk membalas pernyataan asisten sekretaris jenderal Liga Arab, Hossam Zaki. Ia sebelumnya menyatakan bahwa pelepasan kekuasaan Hamas di Gaza akan mewakili kepentingan rakyat Palestina.

    “Pendekatan politik dan administratif untuk mengelola Jalur Gaza selama berbagai dialog, khususnya dengan saudara-saudara kami di Mesir, termasuk menyetujui pembentukan pemerintahan konsensus nasional,” kata Hamas.

    “Kami menegaskan bahwa Hamas akan terus menempatkan kepentingan tertinggi rakyat Palestina di jantung semua keputusannya terkait situasi di Jalur Gaza setelah perang, dalam kerangka konsensus nasional, dan jauh dari campur tangan apa pun oleh pendudukan atau Amerika Serikat,” bunyi pernyataan itu.

    “Kami juga menyerukan kepada Liga Arab untuk mendukung posisi ini dan tidak mengizinkan pengesahan proyek apa pun yang akan mengancam sistem keamanan nasional Arab,” tambah Hamas.

    8. Menteri Israel Ngegas Hancurkan Hamas

    Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan negaranya tidak boleh tinggal diam atas ‘pelanggaran berat’ yang dilakukan oleh Hamas. Pernyataan itu muncul setelah Israel mengklaim bahwa salah satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas kemarin adalah seorang wanita tak dikenal dan bukan jenazah tawanan seperti yang dijanjikan oleh kelompok tersebut.

    “Pelanggaran berat oleh Hamas dan penyiksaan yang terus berlanjut tidak dapat dihadapi dengan diam. Begitu pula dengan pengetahuan pasti bahwa mereka secara brutal membunuh Ariel dan Kfir yang masih muda saat ditawan,” tuturnya, merujuk pada dua anak yang jenazahnya dikembalikan kemarin.

    “Satu-satunya solusi adalah penghancuran Hamas dan itu tidak boleh ditunda,” tambahnya.

    9. Analis Israel: Tel Aviv dalam Bahaya

    Analis politik Israel Akiva Eldar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan hari Kamis terhadap bus-bus Tel Aviv telah melumpuhkan transportasi umum di daerah tersebut pada hari yang sibuk menjelang akhir pekan.

    “Banyak tentara yang pulang ke rumah untuk menghabiskan akhir pekan dan suasana menjadi tegang,” kata Eldar.

    “Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan para tawanan. Kami mendengar berbagai rumor tentang rencana Presiden Trump terkait Gaza, relokasi orang-orang, dan adanya eskalasi di Tepi Barat dan sekarang yang kami lihat adalah bahwa Tel Aviv tidak aman,” ujarnya.

    (sef/sef)

  • Jawab Tuduhan Israel Soal Pemalsuan Jenazah Sandera Shiri Bibas, Hamas: Jasad Hancur dan Tercampur – Halaman all

    Jawab Tuduhan Israel Soal Pemalsuan Jenazah Sandera Shiri Bibas, Hamas: Jasad Hancur dan Tercampur – Halaman all

    Jawab Tuduhan Israel Soal Palsukan Jenazah Sandera, Hamas: Jasad Sudah Hancur dan Tercampur

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menanggapi tuduhan Israel mengenai pemalsuan jenazah Shiri Bibas dalam prosesi penyerahan jasad sandera di Khan Younis, Gaza Selatan, Kamis (20/2/2025).

    Israel menyatakan, satu dari empat jenazah yang dikembalikan Hamas dalam prosesi itu bukan lah sandera Israel seperti yang dijanjikan dalam kesepakatan, Shiri Bibas.

    Menjawab tuduhan itu, pejabat Hamas Ismail al-Thawabteh, Jumat (21/2/2025) menyatakan kalau jasad Bibas, “sudah hancur berkeping-keping setelah bercampur dengan sisa-sisa jasad manusia lainnya di bawah reruntuhan lokasi yang sengaja dibombardir oleh pesawat pendudukan,”.

    Laporan RNTV mengulas, alasan yang dilontarkan Hamas mengindikasikan kalau serangan udara Israel adalah penyebab hilangnya sebagian besar dari jasad tersebut.

    Dia menambahkan, “Netanyahu sendiri yang mengeluarkan perintah untuk melakukan pengeboman langsung dan tanpa ampun, dan ia bertanggung jawab penuh atas pembunuhan terhadap dirinya dan anak-anaknya dengan cara yang mengerikan.”

    PETI HITAM – Tangkap layar khaberni, Jumat (21/2/2025) yang menunjukkan para petempur Hamas mengangkat peti hitam berisi jenazah sandera Israel yang tewas dalam penahanan. Jasad ini dikembalikan ke Israel dalam prosesi yang dilakukan di Khan Younis, Gaza Selatan, Kamis (21/2).

    Netanyahu: Pelanggaran Perjanjian, Hamas Bakal Bayar Mahal

    Sebagai tanggapan atas jawaban Hamas, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam dan mengancam kalau Hamas akan membayar ‘harga mahal’ atas ini.

    Netanyahu menuduh Hamas mengembalikan jenazah seorang wanita tak dikenal dan bukannya jenazah Shiri Bibas, ibu dua anak laki-laki yang jasadnya diidentifikasi pada Kamis malam .

    “Beberapa jam setelah otoritas Israel mengonfirmasi identitas Oded Lifshitz dan saudara laki-lakinya Ariel dan Kfir Bibas , Netanyahu menuduh Hamas memindahkan jenazah seorang wanita Gaza, bukan jenazah Shiri. Ia tidak mengomentari nasib wanita itu,” kata laporan YNet .

    “Negara Israel menundukkan kepala dalam duka cita atas dua anak kecil, bayi tak berdosa, saudara laki-laki—Ariel dan Kfir Bibas—dan atas Oded Lifshitz, salah satu pendiri Kibbutz Nir Oz,” kata Netanyahu.

    “Ketiganya dibunuh secara brutal di penangkaran Hamas selama minggu-minggu pertama perang. Kekejaman Hamas tidak mengenal batas,” kata Netanyahu.

    Netanyahu menuduh Hamas bertindak dengan “sinisme yang tak terbayangkan” dengan tidak mengembalikan Shiri Bibas bersama putra-putranya.

    “Sebaliknya, mereka menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti mati,” katanya.

    PEMBEBASAN SANDERA – Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa salah satu peti mati dari empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Kamis. (Telegram Brigade Al-Qassam)

    Netanyahu berjanji akan bekerja “dengan tegas” untuk membawa pulang Shiri, “bersama dengan semua sandera kami—baik yang masih hidup maupun yang sudah tewas.”

    Pernyataannya disampaikan sehari sebelum enam sandera Israel diperkirakan akan dibebaskan dalam putaran baru pertukaran sandera-tahanan, pada Sabtu (22/2/2025).

    Para sandera Israel tersebut termasuk Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, bersama dengan empat sandera yang diklasifikasikan sebagai sakit atau terluka—Omer Wenkert, Eliya Cohen, Tal Shoham, dan Omer Shem Tov.

    Netanyahu memperingatkan bahwa Israel akan membuat Hamas “membayar harga penuh” atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran perjanjian.

    “Kenangan suci Oded Lifshitz dan Ariel serta Kfir Bibas akan selalu diabadikan di hati bangsa ini,” katanya. “Semoga Tuhan membalaskan darah mereka. Dan kami akan mengingat mereka.”

    Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa identifikasi Kfir dan Ariel Bibas dilakukan dengan cepat dan meyakinkan.

    “Kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa mereka dibunuh dengan cara yang brutal, sebuah fakta yang didukung oleh intelijen,” kata IDF.

    Para pejabat menekankan bahwa Israel akan memastikan dunia tahu bahwa “bayi dan anak itu dibunuh berdasarkan informasi intelijen yang kuat, bukan hanya pemeriksaan forensik.

    Ynet menyatakan dan pembunuhan keluarga Bibas terjadi pada bulan November 2023.

     

    (oln/rntv/ynet/*)
     

  • Israel Marah karena 1 Jenazah Bukan Sandera, Hamas Bilang Gini

    Israel Marah karena 1 Jenazah Bukan Sandera, Hamas Bilang Gini

    Gaza City

    Kelompok Hamas menanggapi kemarahan Israel yang menuduh kelompok itu melanggar kesepakatan gencatan senjata Gaza, setelah satu dari empat jenazah yang diserahkan pada Kamis (20/2) ternyata bukan sandera Israel.

    Militer Israel sebelumnya mengumumkan bahwa dua jenazah yang diserahkan Hamas telah diidentifikasi sebagai dua balita Israel, Kfir Bibas dan Ariel Bibas, yang diculik Hamas dalam serangan pada 7 Oktober 2023. Satu jenazah lainnya diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz yang berusia 83 tahun ketika diculik oleh Hamas.

    Namun satu jenazah lainnya, yang seharusnya merupakan Shiri Bibas, ibunda dari kedua balita itu, didapati tidak cocok dengan DNA Shiri atau pun DNA sandera wanita lainnya. Hingga kini, satu jenazah itu masih belum teridentifikasi.

    Hamas dalam penjelasannya, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Jumat (21/2/2025), menyebut jenazah yang seharusnya Shiri Bibas telah tercampur dengan potongan tubuh jenazah lainnya dari reruntuhan setelah serangan udara Tel Aviv menghantam tempat dia ditahan di Jalur Gaza.

    Salah satu pejabat Hamas, Ismail al-Thawabteh, mengklaim bahwa jenazah Shiri “menjadi beberapa bagian setelah tampaknya tercampur dengan mayat-mayat lainnya di bawah reruntuhan”.

    Pernyataan Hamas ini menegaskan kembali bahwa Israel berada di balik kematian Shiri saat ditahan di Jalur Gaza.

    Kelompok Hamas mengumumkan pada November 2023 bahwa Shiri dan kedua anaknya tewas akibat serangan udara Israel yang melanda Jalur Gaza. Namun kematian mereka tidak pernah dikonfirmasi oleh otoritas Israel.

    Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya saat mengonfirmasi identitas jenazah sandera itu, menyebut mereka “dibunuh secara brutal dalam penyanderaan Hamas”. Netanyahu juga menegaskan bahwa Hamas akan membayar harga karena tidak menyerahkan jenazah Shiri.

    “Kita akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama dengan semua sandera kita — baik yang hidup maupun yang sudah meninggal — dan memastikan Hamas akan membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan keji ini,” tegas Netanyahu dalam pernyataan video terbaru.

    Netanyahu bahkan menuduh Hamas “memasukkan jenazah seorang wanita Gaza ke dalam peti mati” yang seharusnya menjadi tempat jenazah Shiri.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Baru Palestina, Netanyahu Umumkan Operasi Militer Baru Israel

    Perang Baru Palestina, Netanyahu Umumkan Operasi Militer Baru Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan operasi intensif militer di Tepi Barat yang diduduki, Jumat (21/2/2025). Hal ini dilakukannya setelah tiga bus meledak di Israel Tengah pekan ini.

    Mengutip AFP, kantor Netanyahu mengatakan di media sosial pada Jumat pagi bahwa ia telah menyelesaikan penilaian keamanan dengan pejabat tinggi. Netanyahu kemudian memerintahkan operasi kontra terorisme baru serta meningkatkan keamanan di kota-kota Israel.

    “PM telah memerintahkan IDF (militer) untuk melakukan operasi intensif terhadap pusat-pusat terorisme di Yudea dan Samaria,” kata kantor Netanyahu di X, menggunakan istilah alkitabiah untuk Tepi Barat.

    “PM juga memerintahkan Polisi Israel dan ISA (badan keamanan internal) untuk meningkatkan aktivitas pencegahan terhadap serangan tambahan di kota-kota Israel,” tambahnya.

    Perintah ini dikeluarkan Netanyahu setelah tiga perangkat meledak di bus-bus di kota Bat Yam pada Kamis malam. Sejauh ini, masih ada dua bom yang dalam proses penjinakan oleh tim penjinak bom, dengan dilaporkan tidak ada korban atas kejadian itu

    Pasukan keamanan dan unit penjinak bom terlihat oleh seorang jurnalis AFP saat mereka memeriksa sisa-sisa bus yang hancur. Media Israel mengatakan bahwa pengemudi bus di seluruh negeri telah diminta untuk berhenti dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari alat peledak tambahan.

    “Unit penjinak bom polisi sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan,” timpal Kepolisian Israel.

    Menteri Pertahanan Israel Katz menduga bom itu dilakukan kelompok-kelompok ‘teroris Palestina’. Ia pun memerintahkan peningkatan operasi untuk menggagalkan terorisme di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat, khususnya Tulkarem.

    Militer telah melakukan penggerebekan hampir setiap hari di kota-kota dan kamp-kamp Tepi Barat selama beberapa minggu ini yang menargetkan militan Palestina. Banyak warga sipil Palestina juga tewas dalam penggerebekan tersebut, sementara pasukan keamanan Israel telah menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur.

    Kekerasan di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak 1967, telah meningkat sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Setidaknya 897 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

    Di sisi lain, setidaknya 32 warga Israel termasuk beberapa tentara, tewas dalam serangan atau konfrontasi Palestina selama operasi Israel di Tepi Barat selama periode yang sama. Di wilayah Gaza, saat Israel melancarkan perangnya melawan Hamas, lebih dari 48.000 warga Palestina tewas.

    (sef/sef)

  • Netanyahu Tuduh Hamas Langgar Perjanjian: Israel Belum Menerima Jenazah Shiri Bibas – Halaman all

    Netanyahu Tuduh Hamas Langgar Perjanjian: Israel Belum Menerima Jenazah Shiri Bibas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) akan membayar harga karena melanggar perjanjian dengan tidak mengembalikan jenazah Shiri Bibas.

    Pada Kamis (20/2/2025), Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel yaitu Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83) kepada Palang Merah Internasional (ICRC) untuk dibawa ke Israel.

    Netanyahu mengatakan jenazah yang dikembalikan itu adalah jenazah seorang wanita dari Jalur Gaza, bukan jenazah Shiri Bibas.

    Ia menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata karena dituduh tidak mengembalikan jenazah Shiri Bibas.

    “Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa Shiri Bibas pulang bersama semua sandera kami, baik yang hidup maupun yang mati, dan memastikan bahwa Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini,” kata Netanyahu, Kamis.

    Ia bersumpah tidak akan membiarkan operasi Hamas pada 7 Oktober 2023 terulang kali.

    “Peti mati keempat orang yang kita cintai memaksa kita lebih dari sebelumnya untuk berjanji dan bersumpah bahwa apa yang terjadi pada 7 Oktober tidak akan terjadi lagi,” tambahnya.

    PEMBEBASAN SANDERA – Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Quds (sayap militer gerakan Jihad Islam) pada Jumat (21/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) membawa peti mati dengan gambar sandera Israel, Shiri Bibas. Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), kepada Palang Merah Internasional (ICRC) dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Khan Yunis, Jalur Gaza pada Kamis (20/2/2025). (Telegram Brigade Al-Quds)

    IDF: Itu Bukan Jenazah Shiri Bibas

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan pada Jumat (21/2/2025) bahwa hasil otopsi menunjukkan jenazah yang diserahkan oleh Hamas bukan milik Shiri Bibas, ibu dari dua anak Israel yang jenazahnya diserahkan kemarin.

    “Tiga jenazah lainnya yang diserahkan telah diidentifikasi sebagai putranya, Ariel dan Kfir, yang berusia lima dan dua tahun, dan Oded Lifshitz,” kata IDF.

    “Namun jenazah keempat bukanlah Shiri atau sandera lainnya,” lanjutnya.

    Sebelumnya, Hamas mengatakan Shiri Bibas dan kedua anaknya tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza pada November tahun 2023 yang juga membunuh anggota Hamas yang menjaga mereka.

    Ayah dari kedua anak tersebut, Yarden Bibas, yang juga ditahan Hamas dari Kibbutz Nir Oz, dibebaskan pada pertukaran tahanan gelombang ke-4 pada 1 Februari 2025.

    Sejak dimulai gencatan senjata Israel dan Hamas pada 19 Januari 2025, Hamas telah membebaskan 19 tahanan Israel yang masih hidup dan empat jenazah sandera.

    Hamas akan membebaskan enam sandera Israel yang masih hidup pada Sabtu (22/2/2025), sementara penyerahan empat jenazah lainnya belum dijadwalkan.

    Enam sandera Israel yang akan dibebaskan besok yaitu Eliya Cohen, Omer Shem Tov, Omer Wenkert, Tal Shoham, Hisham Al-Sayed dan Avera Mengistu, menurut laporan NBC News.

    Sebagai imbalan, Israel diperkirakan akan membebaskan ratusan tahanan Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Netanyahu Ancam Hamas karena Tak Serahkan 1 Jenazah Sandera Israel

    Netanyahu Ancam Hamas karena Tak Serahkan 1 Jenazah Sandera Israel

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bertekad untuk membuat Hamas membayar karena tidak menyerahkan satu jenazah sandera Israel. Hal ini disampaikan setelah Tel Aviv menyebut satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas di Gaza pada Kamis (20/2) bukanlah sandera Israel.

    Militer Israel sebelumnya, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Jumat (21/2/2025), mengumumkan bahwa dua jenazah telah diidentifikasi sebagai dua balita Israel, Kfir Bibas dan Ariel Bibas, yang diculik Hamas dalam serangan pada 7 Oktober 2023.

    Satu jenazah lainnya, yang seharusnya merupakan Shiri Bibas, ibunda dari kedua balita itu, didapati tidak cocok dengan DNA sandera mana pun. Hingga kini, satu jenazah itu masih belum teridentifikasi. Satu jenazah lainnya diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz yang berusia 83 tahun ketika diculik oleh Hamas.

    “Kita akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama dengan semua sandera kita — baik yang hidup maupun yang sudah meninggal — dan memastikan Hamas akan membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan keji ini,” tegas Netanyahu dalam pernyataan video terbaru.

    Netanyahu mengonfirmasi bahwa tiga jenazah lainnya yang diserahkan Hamas adalah benar jenazah Kfir, Ariel dan Oded.

    “Ketiganya dibunuh secara brutal dalam penyanderaan Hamas pada minggu-minggu pertama perang. Semoga Tuhan membalas darah mereka — dan kita juga akan membalasnya,” ujarnya.

    Dalam pernyataannya, Netanyahu kemudian menuduh Hamas bertindak “dengan cara yang sangat sinis” dengan menempatkan jenazah seorang wanita Gaza di dalam peti mati yang seharusnya menjadi tempat jenazah Shiri dibaringkan.

    Shiri dan kedua anaknya merupakan bagian dari keluarga Bibas yang menjadi simbol krisis sandera yang melanda Israel sejak perang Gaza berkecamuk. Shiri dan kedua putranya, Ariel yang berusia empat tahun dan Kfir yang baru berusia sembilan bulan, diculik dari rumah mereka di dekat perbatasan Gaza.

    Yarden Bibas, suami Shiri dan ayah dari kedua balita itu, diculik secara terpisah pada 7 Oktober 2023 dan dibebaskan dalam keadaan hidup dari Gaza pada 1 Februari lalu.

    “Kekejaman monster Hamas tidak mengenal batas. Mereka tidak hanya menculik ayahnya, Yarden Bibas, ibu muda, Shiri, dan kedua bayi kecil mereka,” ucap Netanyahu dalam pernyataannya.

    “Namun dengan cara yang sangat sinis, mereka tidak mengembalikan Shiri bersama anak-anaknya yang masih kecil, para malaikat kecil, dan mereka memasukkan jenazah seorang wanita Gaza ke dalam peti mati,” kecamnya.

    Hamas mengumumkan pada November 2023 bahwa Shiri dan kedua anaknya tewas akibat serangan udara Israel yang melanda Jalur Gaza. Namun kematian mereka tidak pernah dikonfirmasi oleh otoritas Israel.

    Sejauh ini, Hamas belum memberikan tanggapan terhadap tuduhan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Argentina Umumkan 2 Hari Berkabung Nasional untuk Ariel dan Kfir Bibas, Mendiang Sandera Anak-anak – Halaman all

    Argentina Umumkan 2 Hari Berkabung Nasional untuk Ariel dan Kfir Bibas, Mendiang Sandera Anak-anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Argentina, Javier Milei, mengumumkan dua hari berkabung nasional untuk mengenang Ariel dan Kfir Bibas.

    Keduanya merupakan anak-anak yang memegang kewarganegaraan Argentina.

    Hamas mengatakan Ariel dan Kfir Bibas, beserta dua sandera lainnya, yakni ibu mereka, Shiri Bibas dan satu pria lainnya, tewas dalam pemboman Israel yang membabi buta selama perang genosida Israel di Gaza, mengutip Palestine Chronicle.

    “Shiri pernah bertugas di Komando Selatan Angkatan Darat Israel dan bekerja di Unit 8200, divisi intelijen elektronik elit Israel,” kata komandan Brigade Mujahidin, sayap militer Gerakan Mujahidin, saat upacara serah terima keempat sandera yang tewas.

    “Setelah dia ditangkap, kami menitipkan anak-anak Shiri bersamanya karena rasa iba, memberi mereka tempat berlindung yang aman dan nyaman, dan memperlakukan mereka secara manusiawi sebagaimana yang diperintahkan agama Islam,” katanya.

    “Namun, karena pengeboman yang brutal dan membabi buta oleh tentara Israel, mereka tewas bersama para penculiknya,” imbuhnya.

    Sebagai bentuk penghormatan, Milei mengumumkan dua hari berkabung nasional, Times of Israel melaporkan.

    Ia juga mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga Bibas, khususnya kepada Yarden Bibas, ayah dari kedua anak tersebut, yang baru saja dibebaskan setelah disandera selama 484 hari.  

    Kota Buenos Aires turut menghormati keluarga Bibas.

    Gambar mereka ditampilkan monumen Obelisk, menerangi bangunan publik dengan lampu oranye, warna rambut anak-anak tersebut.  

    Sabrina Ajmechet, Presiden Komisi Hak Asasi Manusia Argentina, juga mengungkapkan kesedihannya atas kematian Kfir dan Ariel Bibas.  

    Ia menyuarakan harapan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

    Penculikan Keluarga Bibas

    Keluarga Bibas memiliki kewarganegaraan Israel-Argentina/Peru, NBC melaporkan.  

    Mereka diculik oleh militan Palestina dari rumah mereka di kibbutz Nir Oz dan disandera di Jalur Gaza saat perang 7 Oktober meletus, New York Magazine melaporkan.  

    Dikutip dari Times of Israel, keluarga Bibas terdiri dari Yarden (34 tahun), istrinya Shiri (32 tahun), dua anak mereka, Ariel (4 tahun) dan Kfir (9 bulan).  

    Dilansir The Independent News, Kfir merupakan sandera termuda yang diculik dalam serangan tersebut.  

    Pada akhir tahun 2023, Hamas mengklaim Shiri, Ariel, dan Kfir terbunuh selama pemboman Israel di Gaza.  

    Israel tidak mengonfirmasi kematian mereka, tetapi menyatakan kekhawatiran atas keadaan mereka.  

    Sebagai bagian dari gencatan senjata dan pertukaran tahanan, Yarden dibebaskan hidup-hidup pada 1 Februari 2025.

    Pada 18 Februari 2025, Hamas mengumumkan mereka akan menyerahkan jenazah Shiri, Ariel, dan Kfir.

    Pada 20 Februari, Israel mengonfirmasi jenazah Ariel dan Kfir telah diserahkan.

    Akan tetapi Israel mengklaim bahwa jenazah yang ditandai sebagai Shiri ternyata seorang wanita yang tidak dikenal.  

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Jasad yang Diserahkan Hamas Bukan Sandera, Israel Marah!

    Jasad yang Diserahkan Hamas Bukan Sandera, Israel Marah!

    Tel Aviv

    Israel marah kepada kelompok Hamas karena satu dari empat jenazah yang diserahkan di Jalur Gaza, pada Kamis (20/2) waktu setempat, bukanlah sandera. Tel Aviv menyebut pemeriksaan forensik terhadap satu jenazah itu tidak cocok dengan sandera Israel dan hingga kini tidak bisa diidentifikasi.

    Militer Israel, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/2/2025), menuduh Hamas telah melanggar kesepakatan gencatan senjata Gaza yang sudah rapuh, yang berlaku sejak 19 Januari lalu dan melibatkan pertukaran sandera-tahanan.

    Hamas, dengan difasilitasi Palang Merah Internasional, menyerahkan empat peti mati yang diyakini berisi para sandera Israel yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza. Hamas menyebut keempat sandera itu tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada November 2023 lalu, tak lama usai mereka diculik.

    Ini menjadi momen pertama kali Hamas menyerahkan sandera dalam kondisi tidak bernyawa kepada Israel sejak gencatan senjata berlaku.

    Militer Israel mengumumkan bahwa dua jenazah di antaranya telah diidentifikasi sebagai dua balita Israel, Kfir Bibas dan Ariel Bibas. Satu jenazah lainnya, yang seharusnya merupakan Shiri Bibas, ibunda dari kedua balita itu, didapati tidak cocok dengan DNA sandera mana pun.

    Hingga kini, satu jenazah itu masih belum teridentifikasi.

    Kfir berusia sembilan bulan dan Ariel berusia empat tahun ketika mereka diculik bersama ibunda mereka dalam serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Satu jenazah lainnya, menurut pernyataan pihak keluarga sandera, diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz yang berusia 83 tahun ketika diculik oleh Hamas.

    “Ini merupakan pelanggaran paling parah yang dilakukan oleh organisasi teroris Hamas, yang berdasarkan perjanjian diwajibkan menyerahkan empat sandera yang meninggal,” tegas militer Israel dalam pernyataannya, yang menuntut pemulangan semua sandera, termasuk Shiri.

    Sejauh ini belum ada tanggapan dari Hamas atas komplain Israel ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesawat Pengebom AS Kembali Lintasi Timur Tengah, Ada Apa?

    Pesawat Pengebom AS Kembali Lintasi Timur Tengah, Ada Apa?

    Washington DC

    Militer Amerika Serikat (AS) kembali mengerahkan pesawat pengebom B-52 untuk mengudara melintasi kawasan Timur Tengah. Ini merupakan penerbangan kedua dalam waktu 48 jam atau dua hari terakhir di kawasan tersebut.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (21/2/2025), menyatakan pihaknya telah menjalankan Misi Satuan Tugas Pengebom kedua di kawasan Timur Tengah untuk kedua kalinya dalam 48 jam terakhir.

    Dua pesawat pengebom B-52 yang berangkat dari dari RAF Fairford di Inggris, mengudara melintasi kawasan Eropa dan enam negara mitra AS di Timur Tengah, termasuk melakukan misi pengisian bahan bakar di udara dan pelatihan jarak jauh.

    Salah satu negara mitra AS di Timur Tengah, yang tidak disebut lebih lanjut nama negaranya, bahkan memberikan pengawalan jet tempur untuk pesawat pengebom itu selama misi berlangsung.

    CENTCOM dalam pernyataannya menyebut misi ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan proyeksi kekuatan dan integrasi negara-negara mitra di kawasan Timur Tengah.

    Misi serupa dengan melibatkan pesawat pengebom B-52 dilakukan pada Selasa (18/2) waktu setempat, di mana sejumlah pesawat pengebom itu terbang melintasi sembilan negara di kawasan Timur Tengah, yang menjadi wilayah tanggung jawab CENTCOM.

    Misi itu juga mencakup pengisian bahan bakar di udara dan menjatuhkan amunisi aktif, dengan didampingi oleh sejumlah jet tempur lainnya seperti beberapa jet tempur F-15 milik AS dan jet-jet tempur dari empat negara mitra AS.

    Lihat juga Video ‘Sebuah Pesawat di Kanada Terbalik Saat Mendarat, 8 Orang Terluka’:

    CENTCOM menyebut misi semacam itu merupakan unjuk kekuatan dan untuk merespons aktor negara atau non-negara mana pun yang berupaya memperluas atau meningkatkan konflik di wilayah komando CENTCOM.

    Aksi pamer kekuatan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menyesuaikan aset militer AS di Timur Tengah, terutama karena kapal induk AS dirotasi masuk dan keluar dari wilayah itu. Diketahui bahwa kapal induk AS, USS Harry S Truman, ditarik dari Timur Tengah usai dikerahkan selama dua bulan.

    Sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, AS mempertahankan kehadiran militer yang meningkat secara signifikan di kawasan tersebut, meskipun USS Harry S Truman telah meninggalkan kawasan itu awal bulan ini dan saat ini tidak ada kapal induk AS di kawasan Timur Tengah.

    Aset-aset militer AS, khususnya di Laut Merah, menjadi sangat penting dalam menggagalkan serangan Houthi yang didukung Iran, yang menargetkan kapal militer dan komersial yang melintas, juga menyerang target di wilayah Israel, sekutu dekat AS.

    Lihat juga Video ‘Sebuah Pesawat di Kanada Terbalik Saat Mendarat, 8 Orang Terluka’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 5 Populer Internasional: Penyerahan Pertama Jenazah Sandera – Dokter Gaza Muncul di Video Israel – Halaman all

    5 Populer Internasional: Penyerahan Pertama Jenazah Sandera – Dokter Gaza Muncul di Video Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berita populer internasional dimulai dari pesan menyakitkan dari Hamas ke PM Isarel, Benjamin Netanyahu saat penyerahan pertama jenazah sandera Israel.

    Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump memangkas dana untuk pasukan keamanan PA sebagai bagian dari pembekuan bantuan asing.

    Di Iran, IRGC membongkar jaringan mata-mata AS dan Israel di wilayah utara negara tersebut.

    Selengkapnya, berikut berita populer Tribunnews di kanal Internasional.

    1. Pesan Menyakitkan dari Hamas ke Netanyahu Saat Penyerahan Gelombang Pertama Jenazah Sandera Israel

    Adegan serah terima jenazah tawanan Israel, di Khan Younis, Gaza Selatan, Kamis (20/2/2025), sarat dengan pesan-pesan yang ingin disampaikan kelompok perlawanan Palestina, Hamas buat pendudukan Israel.

    Khaberni, mengabarkan, pesan-pesan itu menjadi hal ‘menyakitkan’ bagi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, karena sebagian besar mengingatkan pada kerugian yang diderita Israel selama perang di Jalur Gaza.

    Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Hamas, menyerahkan gelombang pertama jenazah sandera yang diserahkan sebagai bagian dari fase pertama perjanjian gencatan senjata.

    Hamas menyerahkan jenazah 4 tahanan Israel, termasuk seorang ibu dan dua anaknya dari keluarga Bibas.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Dokter Gaza, Hussam Abu Safiya Muncul dalam Video Israel, Tangan Diborgol dan Tampak Lemas

    Direktur rumah sakit Kamal Adwan di Gaza Utara, Dr Hussam Abu Safiya untuk pertama kalinya muncul dalam kondisi memprihatinkan sejak ditangkap Israel pada Desember 2024.

    Dalam sebuah video yang dirilis media Israel pada Rabu (19/2/2025) malam, Abu Safiya terlihat dengan tangan dan kaki diborgol.

    Tidak hanya itu, ia juga tampak kelelahan dan lemas saat dikawal oleh penjaga penjara, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Sebagai salah satu dokter paling terkemuka di Gaza utara, Abu Safiya dikenal karena kegigihannya dalam menyelamatkan nyawa warga Palestina yang terluka di tengah pemboman Israel.

    Namun, pada 28 Desember 2024, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa ia telah ditangkap oleh tentara Israel dari dalam rumah sakit tempatnya bekerja.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Donald Trump Memangkas Dana untuk Pasukan Keamanan PA Sebagai Bagian dari Pembekuan Bantuan Asing

    Gedung Putih telah menangguhkan semua pendanaan untuk pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) sebagai bagian dari pembekuan bantuan asing yang lebih luas, Washington Post melaporkan pada 18 Februari.

    Otoritas Palestina berusaha membuktikan kegunaannya bagi Israel untuk mendapatkan peran dalam pemerintahan Gaza.

    “AS dianggap sebagai donor besar bagi proyek-proyek PA,” termasuk pelatihan keamanan dan pemberdayaan, Brigadir Jenderal Anwar Rajab, juru bicara pasukan keamanan Palestina, mengatakan kepada Washington Post.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Garda Revolusi Iran Membongkar Jaringan Mata-mata Amerika Serikat-Israel di Wilayah Utara Iran

    Iran mengumumkan pada 19 Februari bahwa mereka telah membongkar jaringan intelijen yang diduga terkait dengan AS dan Israel di wilayah utara negara itu.

    Jaringan tersebut “beroperasi dengan kedok organisasi amal dan budaya untuk mengumpulkan intelijen,” kata Siavash Moslemi, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di provinsi Mazandaran.

    Jaringan tersebut memasuki Iran “dengan kedok perusahaan dagang, serta pusat budaya dan amal,” dan “berusaha mengumpulkan informasi dan membangun jaringan pengaruh,” Moslemi menuturkan kepada pusat media IRGC.

    Moslemi menambahkan bahwa dinas intelijen AS dan Israel “berusaha menyusup” ke Iran dan melakukan operasi mata-mata “dengan kedok warga negara asing dan pengungsi.”

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. Prajurit IDF Sandera Israel yang Dibebaskan: Hamas Beri Kami Buku Doa Yahudi untuk Paskah

    Agam Berger, seorang wanita tentara Israel yang menjadi sandera Hamas dan baru-baru ini dibebaskan dari Jalur Gaza mengungkapkan hal menarik seputar perlakuan yang dia terima dari anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, semasa dalam penahanan di Gaza.

    Dia menuturkan, personel Al Qassam, memberinya dan rekan-rekannya sebuah “buku doa” selama penahanan mereka.

    Buku ini, kata dia, memungkinkan mereka (para sandera Israel) untuk melakukan ritual keagamaan dan merayakan Paskah.

    Hal itu disampaikan dalam pernyataan Agam yang dilaporkan oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada Rabu (19/2/2025) malam.

    Seperti diketahui, Agam Berger dibebaskan sekitar dua minggu lalu dalam putaran ketiga pertukaran sandera-tahanan antara Israel dan Hamas dalam kerangka gencatan senjata tahap pertama.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)