Negara: Jalur Gaza

  • Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

    Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya akan mempertimbangkan untuk mengizinkan Israel melanjutkan kembali operasi militer di Jalur Gaza, jika kelompok Hamas gagal menerapkan ketentuan yang diatur dalam kesepakatan gencatan senjata.

    Hal tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency dan Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan Trump dalam wawancara via telepon dengan media terkemuka AS, CNN, pada Rabu (15/10) waktu setempat.

    Ketika ditanya oleh CNN soal apa yang akan terjadi jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menjawab: “Saya akan memikirkannya.”

    Kemudian dia menambahkan: “Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakan demikian. Jika Israel bisa masuk dan menghajar mereka habis-habisan, mereka akan melakukannya.”

    Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dirinya “harus menahan mereka”, merujuk pada militer Israel dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    “Saya sudah bersitegang dengan Bibi,” ucapnya, menggunakan nama panggilan akrab untuk Netanyahu.

    Dalam apa yang digambarkan oleh CNN sebagai wawancara singkat via telepon, Trump dikutip mengatakan: “Apa yang terjadi dengan Hamas — itu akan segera diselesaikan.”

    Lebih lanjut, Trump menegaskan bahwa pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup merupakan hal “yang paling penting”, namun Hamas sekarang harus memenuhi komitmennya untuk menyerahkan jenazah-jenazah para sandera yang tewas di Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka.

    Jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump sebelumnya menegaskan: “Kita yang akan melucuti senjata mereka.”

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak Jumat (10/10) lalu, Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang diyakini masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

    Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Senin (13/10) waktu setempat. Sebagai imbalan, Israel membebaskan sebanyak 1.968 tahanan Palestina dari penjara-penjara mereka pada hari yang sama.

    Namun dari 28 jenazah sandera yang masih ada di Jalur Gaza, Hamas sejauh ini baru menyerahkan sembilan jenazah sandera kepada Israel, melalui ICRC. Satu jenazah di antaranya yang diserahkan Hamas telah dipastikan oleh Tel Aviv, bukanlah jenazah sandera.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengancam akan melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza, jika Hamas tidak menghormati kesepakatan gencatan senjata. Ancaman ini dilontarkan setelah Hamas menyerahkan dua jenazah sandera lainnya pada Rabu (15/10) tengah malam.

    “Jika Hamas menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut, Israel, berkoordinasi dengan Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran dan bertindak untuk mewujudkan kekalahan total Hamas, mengubah realitas di Gaza, dan mencapai semua tujuan perang,” tegas Katz dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Washington DC

    Jenderal militer top Amerika Serikat (AS), Laksamana Brad Cooper, menyerukan kelompok Hamas untuk “sepenuhnya” mundur dari Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka “tanpa penundaan”. Cooper juga menyerukan Hamas untuk berhenti menembaki warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

    Seruan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan oleh Cooper, yang secara resmi menjabat sebagai Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), setelah militan Hamas dilaporkan mengeksekusi mati beberapa warga Palestina di Jalur Gaza, yang dituduh sebagai “penjahat” dan membantu militer Israel.

    Laporan itu menyebut para petempur Hamas terlibat bentrokan dengan klan Dughmush, rivalnya di Jalur Gaza, hingga mengakibatkan puluhan kematian. Bentrokan berdarah ini terjadi saat gencatan senjata Gaza berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    “Kami sangat mendesak Hamas untuk segera menghentikan kekerasan dan penembakan terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah di Gaza,” kata Cooper dalam pernyataannya pada Rabu (15/10).

    “Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk perdamaian. Hamas harus memanfaatkannya dengan sepenuhnya mundur, mematuhi rencana perdamaian 20 poin Presiden (Donald) Trump, dan melucuti senjata tanpa penundaan,” tegas Cooper.

    Dia menambahkan bahwa kekhawatiran AS telah disampaikan kepada para mediator, “yang setuju untuk bekerja sama dengan kami guna menegakkan perdamaian dan melindungi warga sipil Gaza yang tidak bersalah”.

    “Kami tetap sangat optimistis terhadap masa depan perdamaian di kawasan ini,” ucap Cooper.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya menyatakan keyakinan jika Hamas akan melucuti persenjataan mereka, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Namun jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menegaskan: “Jika mereka tidak melucuti senjata, kita yang akan melucuti senjata mereka.”

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (14/10), Trump mengatakan dirinya telah menyampaikan pesan tersebut kepada Hamas, “melalui orang-orang saya, di tingkat tertinggi”.

    “Mereka tahu saya tidak main-main,” ucap Trump merujuk pada Hamas. “Itu akan terjadi dengan cepat, dan mungkin dengan kekerasan,” imbuhnya.

    Hamas sejauh ini menolak untuk melucuti senjata mereka, meskipun hal tersebut menjadi bagian penting dari tahap selanjutnya dari rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Trump untuk gencatan senjata dan perjanjian damai jangka panjang di Timur Tengah.

    Trump, selama berkunjung ke Israel dan Mesir pada awal pekan ini, bersikeras menyatakan bahwa perang antara Israel dan Hamas “telah berakhir”, dan bahwa kesepakatan damai yang dia mediasi akan mampu bertahan.

    Namun para pakar, dan bahkan beberapa sekutu Trump, merasa kurang yakin, dengan menekankan pada berbagai hambatan yang masih ada untuk memastikan perdamaian abadi di kawasan tersebut. Rencana perdamaian Trump itu mengharuskan Hamas untuk menonaktifkan persenjataannya, dan belum jelas apakah kelompok tersebut akan berubah sikap.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Video: Bantuan ke Gaza Tetap Mengalir Meski Ada Pembatasan

    Video: Bantuan ke Gaza Tetap Mengalir Meski Ada Pembatasan

    Jakarta, CNBC Indonesia –Israel memutuskan hanya mengizinkan separuh dari jumlah truk bantuan yang telah disepakati masuk ke jalur Gaza mulai Rabu (15/10), menurut dokumen yang diperoleh reuters dan dikonfirmasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Rabu (15/10/2025).

  • Terulang Lagi Israel Lepas Tembakan saat Gencatan Gaza

    Terulang Lagi Israel Lepas Tembakan saat Gencatan Gaza

    Jakarta

    Gencatan senjata di Gaza telah berlangsung selama lima hari. Namun, militer Israel masih melepaskan tembakan hingga menewaskan sejumlah orang di Gaza.

    Militer Israel mengatakan pasukannya melepas tembakan, pada Selasa (14/10) waktu setempat saat gencatan senjata berlangsung, terhadap sejumlah orang di Jalur Gaza bagian utara, yang diklaim bergerak mendekati pasukannya. Militer Israel menyebut orang-orang itu sebagai “tersangka” yang memberikan ancaman.

    Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya enam warga Palestina tewas akibat tembakan pasukan Israel tersebut.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/10/2025), militer Israel mengatakan bahwa orang-orang itu telah melanggar batas wilayah untuk penarikan awal pasukan Israel, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang disetujui pekan lalu.

    Menurut militer Israel, aksi yang dilakukan sejumlah orang itu merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan tersebut.

    Dalih Militer Israel

    Militer Israel berdalih bahwa tembakan dilepaskan untuk meredakan ancaman yang ditimbulkan oleh orang-orang tersebut yang mendekati pasukan mereka di wilayah Jalur Gaza bagian utara.

    Otoritas kesehatan lokal Gaza melaporkan bahwa militer Israel telah menewaskan sedikitnya enam warga Palestina dalam dua insiden terpisah di wilayah Jalur Gaza pada Selasa (14/10) waktu setempat.

    Lebih lanjut disebutkan otoritas kesehatan Gaza bahwa pasukan Israel, dengan menggunakan sejumlah drone, menewaskan sedikitnya lima orang saat mereka memeriksa rumah-rumah di pinggiran timur Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza.

    Serangan udara Israel lainnya, sebut otoritas kesehatan Gaza, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai satu orang lainnya di dekat area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Kelompok Hamas menuduh Israel telah melanggar gencatan senjata yang berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya menembaki orang-orang yang melintasi garis gencatan senjata dan mendekati pasukannya setelah mengabaikan seruan untuk mundur.

    Ancang-ancang Gencatan Senjata Tahap Kedua

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Hamas untuk membebaskan jenazah para sandera yang masih ditawan di Gaza. Trump mengatakan sudah waktunya untuk beralih ke fase berikutnya untuk perdamaian di Gaza, Palestina.

    “Semua dua puluh sandera telah kembali dan rasanya sebaik yang diharapkan. Beban berat telah terangkat, tetapi pekerjaan BELUM SELESAI,” kata Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya, seperti dilansir AFP, Rabu (15/10/2025).

    “Yang tewas belum dikembalikan, seperti yang dijanjikan. Fase Kedua dimulai SEKARANG JUGA!!!”

    Unggahan Trump muncul hanya beberapa jam setelah ia kembali dari perjalanan singkat ke Israel dan Mesir.

    Sementara itu, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kelompok itu akan menyerahkan empat hingga enam jenazah sandera pada Selasa malam, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza yang disepakati dengan Israel.

    “Kami memberi tahu para mediator bahwa kami akan menyerahkan empat hingga enam jenazah tawanan Israel malam ini,” kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang membahas masalah tersebut.

    Sumber lain yang dekat dengan tim negosiasi Hamas mengonfirmasi perkembangan tersebut.

    Pemimpin AS tersebut telah mengumumkan “fajar bersejarah Timur Tengah yang baru” selama kunjungannya. Trump dan para pemimpin regional menandatangani deklarasi yang dimaksudkan untuk memperkuat gencatan senjata di Gaza.

    Berdasarkan kesepakatan tersebut, 20 sandera hidup yang tersisa yang ditawan selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel dibebaskan tak lama sebelum Trump tiba di Israel.

    Hamas telah mengembalikan empat jenazah pada hari Senin. Kelompok bersenjata Palestina tersebut masih menahan jenazah 24 sandera, yang diperkirakan akan dikembalikan berdasarkan ketentuan perjanjian gencatan senjata.

    Sebuah rumah sakit di Gaza mengatakan telah menerima jenazah 45 warga Palestina yang telah diserahkan kembali oleh Israel, juga sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Tonton juga video “Israel Bebaskan 1.800 Tahanan Palestina Usai Kesepakatan Gencatan Senjata” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

  • Bantuan Masuk ke Gaza Setelah Pengembalian Jenazah Sandera

    Bantuan Masuk ke Gaza Setelah Pengembalian Jenazah Sandera

    Jakarta

    Israel akan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah pada Rabu (15/10). Sebelumnya Israel mengancam akan menutup akses bantuan masuk, jika Hamas tidak mempercepat pengembalian jenazah sandera, demikian laporan lembaga penyiaran publik Israel, Kan, pada Rabu pagi.

    Keputusan ini diambil setelah Hamas menyerahkan empat jenazah sandera tambahan pada Selasa (14/10) malam, sehingga total delapan dari 28 jenazah yang masih berada di Gaza sekarang telah dikembalikan. Pasukan Pertahanan Israel ( IDF ) mengonfirmasi bahwa empat jenazah sandera yang diserahkan Hamas pada Selasa telah tiba di Israel.

    Kan melaporkan bahwa “sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan dikirim pada hari Rabu ke Jalur Gaza oleh PBB, lembaga internasional yang disetujui, sektor swasta, dan donor negara-negara.” Namun, lembaga penerbit itu tidak menyebutkan sumber informasinya .

    Senada dengan informasi tersebut, COGAT , lembaga militer Israel yang mengawasi penyaluran bantuan ke Gaza, mengatakan bahwa mereka mengira 600 truk bantuan akan masuk setiap hari selama masa gencatan senjata

    Organisasi kesejahteraan telah memperingatkan bahwa warga Gaza saat ini berada dalam kondisi kelaparan atau hampir kelaparan akibat perang di wilayah ini. dan bantuan yang masuk sangat minim dalam beberapa bulan terakhir.

    Israel membatalkan sanksi terhadap Gaza setelah lebih banyak jenazah dikembalikan

    Pemerintah Israel telah membatalkan sejumlah langkah yang sebelumnya diumumkan untuk menekan Hamas , agar mempercepat pengembalian jenazah sandera. Sebelumnya, Hamas telah menyerahkan delapan peti jenazah sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Dalam kesepakatan tersebut, Hamas setuju untuk mengembalikan total 28 jenazah sandera.

    Palang Merah pada Selasa (14/10) mengatakan bahwa proses pengembalian jenazah bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Hamas menyebut bahwa mereka membutuhkan waktu untuk menemukan jenazah karena kerusakan parah yang menimpa Jalur Gaza.

    “Empat peti jenazah sandera…telah melintasi perbatasan dan tiba di wilayah Israel beberapa waktu lalu,” kata militer Israel dalam pernyataannya.

    Jenazah-jenazah tersebut kini sedang menjalani proses identifikasi forensik.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Prita Kusumaputri

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Israel Bebaskan 1.800 Tahanan Palestina Usai Kesepakatan Gencatan Senjata” di sini:

    (ita/ita)

  • Israel Bilang Hamas Serahkan Jasad yang Bukan Sandera

    Israel Bilang Hamas Serahkan Jasad yang Bukan Sandera

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan bahwa salah satu jenazah yang diserahkan Hamas sebagai bagian dari pertukaran tahanan Palestina, ternyata bukanlah sandera.

    Setelah tes forensik semalaman terhadap empat jenazah yang dikembalikan pada hari Selasa (14/10) waktu setempat, militer Israel mengatakan bahwa petugas medis menyimpulkan bahwa salah satu jenazah “tidak cocok dengan salah satu sandera”.

    “Hamas diharuskan melakukan semua upaya yang diperlukan untuk memulangkan para sandera yang telah meninggal,” kata militer Israel mengingatkan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/10/2025).

    Sejak Senin (13/10) lalu, berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kelompok Hamas telah menyerahkan kembali 20 sandera Israel yang masih hidup dan delapan jenazah. Kedelapan jenazah itu terdiri dari satu warga Nepal, enam warga Israel, dan satu jenazah yang kini tidak teridentifikasi.

    Secara terpisah, sebuah rumah sakit di Gaza mengatakan telah menerima jenazah 45 warga Palestina yang diserahkan kembali oleh Israel.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang berlaku sejak Jumat (10/10), Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang diyakini masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

    Tonton juga video “Israel Bebaskan 1.800 Tahanan Palestina Usai Kesepakatan Gencatan Senjata” di sini:

    (ita/ita)

  • Terulang Lagi Israel Lepas Tembakan saat Gencatan Gaza

    Bahaya Bom yang Belum Meledak Intai Warga Gaza

    Gaza City

    Bom-bom yang belum meledak di Jalur Gaza dinilai menimbulkan risiko “sangat besar” bagi para pengungsi Palestina, yang kembali ke rumah-rumah mereka selama gencatan senjata berlangsung.

    Organisasi non-pemerintah, Handicap International, seperti dilansir AFP, Rabu (15/10/2025), menyerukan masuknya peralatan yang dibutuhkan untuk operasi penjinakan bom dan ranjau, setelah gencatan senjata Gaza berlaku sejak 10 Oktober lalu.

    “Risikonya sangat besar — diperkirakan 70.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan di Gaza (sejak awal perang pada Oktober 2023),” kata direktur Handicap International, Anne-Claire Yaeesh, dalam pernyataannya.

    Handicap International merupakan organisasi non-pemerintah atau NGO yang memiliki spesialisasi dalam pembersihan ranjau dan bantuan bagi korban ranjau antipersonel.

    Senjata yang belum meledak, mulai dari bom atau granat yang belum meledak hingga peluru biasa, telah menjadi pemandangan umum di Jalur Gaza selama dua tahun perang berkecamuk.

    “Lapisan-lapisan puing dan tingkat akumulasinya sangat tinggi,” sebut Yaeesh.

    Dia memperingatkan bahwa risiko tersebut diperburuk oleh kondisi lingkungan yang “sangat kompleks”, karena terbatasnya ruang di area perkotaan yang padat penduduk.

    Pada Januari lalu, Badan Aksi Ranjau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNMAS memperkirakan bahwa sekitar “5 persen hingga 10 persen” amunisi yang ditembakkan ke Gaza tidak meledak.

    Sejak itu, pertempuran terus berlanjut, dengan militer Israel secara khusus melancarkan operasi skala besar pada pertengahan September di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Gencatan senjata terbaru, yang ketiga sejak dimulainya perang tahun 2023, telah mulai berlaku pada Jumat (10/10) di Jalur Gaza.

    UNMAS, saat dihubungi AFP, mengatakan bahwa adanya pembatasan selama dua tahun terakhir membuat timnya “tidak dapat melakukan operasi survei sekala besar di Gaza”. Oleh karena itu, UNMAS mengakui pihaknya tidak memiliki “gambaran komprehensif tentang ancaman (alat peledak) di Jalur Gaza”.

    Namun, UNMAS tetap menekankan bahwa sejak gencatan senjata dimulai, permintaan untuk keahlian teknis “telah melonjak”, dan badan tersebut telah diminta untuk “berbagai misi kemanusiaan termasuk ke area-area yang sebelumnya tidak dapat diakses”.

    Dalam beberapa hari mendatang, ujar UNMAS, “sebagian besar upaya akan difokuskan untuk memastikan keamanan operasi pengelolaan puing” dan pembersihan puing-puing, terutama di sepanjang jalan yang digunakan oleh ribuan pengungsi kembali ke rumah.

    UNMAS menambahkan bahwa pihaknya belum mendapatkan izin dari otoritas Israel untuk membawa peralatan yang diperlukan guna menghancurkan persenjataan yang belum meledak. UNMAS menyebut ada tiga kendaraan lapis baja “di perbatasan yang menunggu untuk memasuki Gaza, yang akan memungkinkan operasi yang lebih aman dan berskala lebih besar”.

    Tonton juga video “Israel Bebaskan 1.800 Tahanan Palestina Usai Kesepakatan Gencatan Senjata” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Lepas Tembakan Saat Gencatan Senjata Gaza, 6 Orang Tewas

    Israel Lepas Tembakan Saat Gencatan Senjata Gaza, 6 Orang Tewas

    Gaza City

    Militer Israel mengatakan pasukannya melepas tembakan, pada Selasa (14/10) waktu setempat saat gencatan senjata berlangsung, terhadap sejumlah orang di Jalur Gaza bagian utara, yang diklaim bergerak mendekati pasukannya. Militer Israel menyebut orang-orang itu sebagai “tersangka” yang memberikan ancaman.

    Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya enam warga Palestina tewas akibat tembakan pasukan Israel tersebut.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/10/2025), militer Israel mengatakan bahwa orang-orang itu telah melanggar batas wilayah untuk penarikan awal pasukan Israel, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang disetujui pekan lalu.

    Menurut militer Israel, aksi yang dilakukan sejumlah orang itu merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan tersebut.

    Militer Israel berdalih bahwa tembakan dilepaskan untuk meredakan ancaman yang ditimbulkan oleh orang-orang tersebut yang mendekati pasukan mereka di wilayah Jalur Gaza bagian utara.

    Otoritas kesehatan lokal Gaza melaporkan bahwa militer Israel telah menewaskan sedikitnya enam warga Palestina dalam dua insiden terpisah di wilayah Jalur Gaza pada Selasa (14/10) waktu setempat.

    Lebih lanjut disebutkan otoritas kesehatan Gaza bahwa pasukan Israel, dengan menggunakan sejumlah drone, menewaskan sedikitnya lima orang saat mereka memeriksa rumah-rumah di pinggiran timur Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza.

    Serangan udara Israel lainnya, sebut otoritas kesehatan Gaza, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai satu orang lainnya di dekat area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Kelompok Hamas menuduh Israel telah melanggar gencatan senjata yang berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya menembaki orang-orang yang melintasi garis gencatan senjata dan mendekati pasukannya setelah mengabaikan seruan untuk mundur.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamas Serahkan Jasad Sandera Usai Israel Ancam Pangkas Bantuan

    Hamas Serahkan Jasad Sandera Usai Israel Ancam Pangkas Bantuan

    Gaza City

    Kelompok Hamas menyerahkan lebih banyak jenazah sandera yang tewas di Jalur Gaza, setelah Israel mengancam akan mengurangi bantuan kemanusiaan yang masuk saat gencatan senjata berlangsung. Sebanyak delapan jenazah telah diserahkan Hamas, dengan empat jenazah lainnya akan diserahkan berikutnya.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang berlaku sejak Jumat (10/10), Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang diyakini masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

    Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Senin (13/10) waktu setempat. Sebagai imbalan, Israel membebaskan sebanyak 1.968 tahanan dan narapidana Palestina dari penjara-penjara mereka pada hari yang sama.

    Namun dari 28 jenazah sandera yang masih ada di Jalur Gaza, seperti dilansir Reuters dan Al Jazeera, Rabu (15/10/2025), Hamas sejauh ini baru menyerahkan delapan peti mati berisi jenazah sandera kepada Israel, melalui ICRC.

    Sekitar 20 jenazah sandera lainnya — dengan satu jenazah tidak diketahui keberadaannya — masih berada di wilayah Jalur Gaza.

    Pada Selasa (14/10) waktu setempat, militer Israel mengatakan pihaknya telah menerima empat peti mati dari ICRC di salah satu titik pertemuan di Jalur Gaza bagian utara. Peti-peti mati itu, dengan dikawal pasukan Israel, dibawa melintasi perbatasan masuk ke wilayah Israel sebelum tengah malam.

    Dituturkan oleh militer Israel bahwa jenazah para sandera itu akan menjalani proses identifikasi forensik.

    Israel kemudian memberitahu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mereka hanya akan mengizinkan separuh dari jumlah bantuan yang disetujui dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Para pejabat Tel Aviv mengatakan pihaknya memutuskan untuk membatasi bantuan kemanusiaan dan menunda rencana pembukaan perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir, karena Hamas melanggar kesepakatan dengan tidak menyerahkan jenazah para sandera yang tewas saat ditahan di wilayah tersebut.

    Beberapa jam kemudian, menurut seorang pejabat yang terlibat operasi tersebut, Hamas memberitahu para mediator bahwa mereka akan menyerahkan empat jenazah sandera lainnya kepada Israel mulai pukul 19.00 GMT.

    Hamas, dalam pernyataan terbaru, mengonfirmasi bahwa penyerahan jenazah para sandera lainnya sedang berlangsung.

    Dikatakan juga oleh Hamas bahwa mencari dan mengevakuasi jenazah sandera terbukti sulit karena skala kerusakan yang disebabkan oleh serangan Israel di Jalur Gaza.

    Belum diketahui jelas apakah penyerahan lebih banyak jenazah sandera ini dianggap cukup oleh Israel untuk memulihkan pengiriman bantuan secara penuh ke Jalur Gaza. Sebelumnya disepakati sebanyak 600 truk bantuan akan memasuki Jalur Gaza setiap harinya selama gencatan senjata berlangsung.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Prabowo dan babak baru perdamaian Gaza

    Prabowo dan babak baru perdamaian Gaza

    KTT Perdamaian Gaza di Mesir menjadi babak baru dari upaya panjang dunia mencari jalan damai di Timur Tengah. Bagi Indonesia, perjuangan belum selesai, tanpa sikap aktif global mengawal jalannya perdamaian

    Jakarta (ANTARA) – Pada Minggu (12/10) yang tenang di Jakarta, tiba-tiba Presiden RI Prabowo Subianto menerima undangan mendadak dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang memintanya untuk segera terbang ke Mesir, malam itu juga.

    Gedung Putih menyebut kehadiran Indonesia diperlukan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian yang digelar di International Congress Centre, Sharm El-Sheikh, Republik Arab Mesir bersama puluhan tokoh penting dunia.

    Tanpa jeda waktu panjang, Presiden Prabowo segera menggelar rapat persiapan keberangkatan di kediamannya di Kertanagara, Jakarta. Pertemuan sekitar tiga jam itu, diikuti jajaran inti pemerintahan, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, hingga Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

    Menurut Mensesneg, undangan dadakan yang hanya berselang sehari ini, bukan sekadar panggilan diplomatik biasa, melainkan undangan khusus sebagai pengakuan atas peran Indonesia merumuskan solusi perdamaian, terutama terkait konflik di Jalur Gaza.

    Presiden Prabowo memang dikenal lantang menyuarakan perdamaian global, seperti yang pernah disampaikan pada Sidang Ke-80 PBB di New York, AS, pada akhir September 2025, tentang solusi dua negara.

    Lewat solusi ini, Indonesia berharap Palestina-Israel bisa hidup berdampingan dengan damai sebagai dua negara yang merdeka dan saling menghormati hak-haknya.

    Dari Markas Besar PBB, Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, termasuk pengerahan 20.000 tambahan pasukan untuk misi perdamaian di Gaza maupun di negara lain, seperti Ukraina, Sudan, dan Libya.

    Keinginan kuat Indonesia itu dilatari keprihatinan atas penderitaan dan ketidakadilan perang yang dialami umat manusia, termasuk serangan genosida yang hari ini masih menjadi ancaman di berbagai belahan dunia.

    Presiden mengajak para pemimpin dunia untuk bersatu, menciptakan perdamaian, menegakkan keadilan, serta menjaga kebebasan bagi seluruh umat manusia.

    Berangkat dari niat yang sama, 20 pemimpin dunia pun berkumpul di KTT Sharm El-Sheikh atas inisiasi Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bersama Presiden AS Donald Trump.

    Mereka, antara lain Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Kuwait Ahmad Al Abdullah Al Sabah, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

    Selain itu, turut hadir Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Wakil Presiden Uni Emirat Arab Mansour bin Zayed Al Nahyan, serta Menteri Luar Negeri Oman Badr Al Busaidi.

    Kehadiran para pemimpin tersebut juga didampingi sejumlah tokoh organisasi internasional, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.

    Secara khusus, Trump pun memuji langkah diplomasi Indonesia untuk meredakan perang di Jalur Gaza. “Also with us, President Prabowo, very incredible man, President of Indonesia. Great Job!,” kata Trump kepada Presiden Prabowo.

    Langkah awal

    KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh mengawali era baru stabilitas regional. Dalam pernyataan resminya, KTT ini bertujuan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas situasi di Timur Tengah.

    Pertemuan para pemimpin dunia ini disebut-sebut dilaksanakan sejalan dengan visi Presiden AS Trump untuk mencapai perdamaian di kawasan itu dan upayanya yang gigih untuk mengakhiri konflik di seluruh dunia.

    KTT ini menjadi puncak dari upaya diplomatik yang bergerak dinamis, terutama setelah pengumuman penting dari Presiden AS Donald Trump bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui pelaksanaan fase pertama dari rencana 20 poin perdamaian yang ia susun pada 29 September.

    Isinya, dalam waktu 72 jam setelah Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata, seluruh sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia, wajib dikembalikan.

    Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, setelah para sandera dibebaskan, Israel akan melepaskan 250 tahanan dengan hukuman seumur hidup, serta 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023, termasuk perempuan dan anak-anak.

    Selain itu, untuk setiap jasad sandera Israel yang dikembalikan, pihak Israel berkomitmen menyerahkan 15 jenazah warga Gaza kepada pihak berwenang Palestina.

    Hal yang lainnya, termasuk penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh Jalur Gaza, terhitung berlaku efektif mulai Jumat (10/10), pukul 12.00 waktu setempat, diiringi gencetan senjata yang ditandai dengan perlucutan senjata penuh (demiliterisasi) Hamas.

    Tahap lanjutan dari rencana perdamaian tersebut mengatur beberapa langkah penting, termasuk pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza, tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan baru yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, hingga rehabilitasi infrastruktur di Palestina.

    Agenda penandatanganan dokumen perdamaian pada Senin (13/10), dilakukan oleh Trump, El-Sisi, Recep Tayyip Erdogan, dan Syekh Tamim bin Hamad Al Thani. Terlihat para pemimpin negara lainnya, termasuk Presiden Prabowo yang duduk berdampingan dengan Macron, ikut menjadi saksi dalam prosesi penandatanganan tersebut.

    Kawal perdamaian

    Pada Selasa (14/10) sore, Pesawat Kepresidenan-1 mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dari tangga pesawat, Presiden Prabowo turun membawa kesan dari hasil diplomasi Sharm El-Sheikh.

    Di hadapan jurnalis yang menunggu sejak siang, ia tak berbicara panjang. “Puluhan tahun saya membela Palestina, sejak saya masih muda,” demikian petikan pernyataan singkat Presiden.

    Bagi Kepala Negara, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina bukan sekadar sikap diplomatik. Ia menyebutnya sebagai tekad moral bangsa Indonesia yang berakar dari amanat konstitusi untuk perdamaian abadi dunia.

    Kata-kata itu seakan mengingatkan kembali posisi Indonesia yang sejak 15 November 1988 menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Palestina, tak lama setelah Yasser Arafat membacakan deklarasinya di Aljir.

    Di bawah kepemimpinannya, dukungan itu terus dijaga, bahkan diwujudkan dalam bentuk nyata. Pemerintah Indonesia, kata Presiden, telah menyalurkan ribuan ton beras untuk membantu rakyat Palestina yang dilanda krisis kemanusiaan.

    KTT Perdamaian Gaza di Mesir menjadi babak baru dari upaya panjang dunia mencari jalan damai di Timur Tengah. Bagi Indonesia, perjuangan belum selesai, tanpa sikap aktif global mengawal jalannya perdamaian.

    Kini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, suara itu kembali menggema di panggung dunia, membawa pesan yang sama sejak Republik ini berdiri, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan dua negara atas kedaulatan Palestina-Israel kian nyata.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.