Negara: Jalur Gaza

  • Jet Tempur Israel Serang Lagi Gaza, IDF Sebut Pejuang Palestina Lagi Tanam Bahan Peledak – Halaman all

    Jet Tempur Israel Serang Lagi Gaza, IDF Sebut Pejuang Palestina Lagi Tanam Bahan Peledak – Halaman all

    Jet Tempur Israel Serang Gaza, IDF Sebut Pejuang Palestina Tengah Tanam Bahan Peledak

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel, Senin (17/3/2025) menyatakan kalau mereka melancarkan serangan udara di Gaza tengah dan selatan dengan klaim kalau serangan itu menargetkan para pejuang Palestina yang berusaha menanam bahan peledak di dekat pasukan Israel yang ditempatkan di wilayah tersebut.

    Menurut klaim IDF, satu serangan menghantam tiga pejuang Palestina di Gaza tengah saat mereka sedang menanam bahan peledak.

    “Adapun serangan lainnya dari Israel menargetkan beberapa pejuang di Rafah, di Gaza selatan,” kata pernyataan IDF dilansir RNTV, Senin.

    Militer Israel telah melancarkan serangan hampir setiap hari di Gaza, meskipun gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari sebagian besar masih berlaku, dengan Israel dan Hamas menahan diri untuk tidak kembali berperang habis-habisan.

    Pada hari Sabtu, serangan di kota Beit Lahia di Gaza utara menewaskan sembilan orang, termasuk empat wartawan Palestina, kata badan pertahanan sipil wilayah itu, dalam serangan paling mematikan di satu lokasi sejak 19 Januari.

    Hamas mengutuk serangan hari Sabtu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata”.

    Militer Israel mengklaim serangan tersebut mengenai “sel teroris”, dan menambahkan bahwa para pejuang Palestina mengoperasikan pesawat tanpa awak yang dimaksudkan untuk melakukan “serangan” terhadap pasukannya.

    JALUR GAZA – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 7 Maret 2025 memperlihatkan situasi di Beit Lahia, Gaza. Israel merampungkan persiapan untuk memindahkan warga Gaza. (Wafa)

    Situasi Gaza Seperti Kiamat Dunia

    Organisasi-organisasi kemanusiaan yang beroperasi di wilayah Palestina meningkatkan kewaspadaan atas blokade dan pembatasan baru yang diberlakukan Israel yang mereka khawatirkan akan membuat pekerjaan mereka “hampir mustahil.”

    Seorang pejabat senior dari sebuah LSM internasional, yang berbicara secara anonim kepada AFP, menggambarkan situasi di Gaza sejak dimulainya agresi sebagai kemunduran yang cepat.

    “Kami telah meluncur menuruni lereng yang curam, dan sekarang kami telah mencapai titik terendah. LSM memahami bahwa situasi ini tidak dapat diterima.”

    Pejabat itu meminta identitasnya dirahasiakan karena potensi dampak buruk terhadap operasi organisasi mereka di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang diblokade.

    “Kemampuan untuk memberikan bantuan dengan tetap menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan di Gaza, dikombinasikan dengan pembatasan akses di Tepi Barat, membuat kita merasa seperti sedang menyaksikan kiamat dunia,” tambahnya.

    “Ini seperti mencoba memadamkan bom nuklir dengan alat pemadam api.”

    BLOKIR BANTUAN – Truk pengangkut bantuan melewati Rafah di Jalur Gaza selatan. Pada Minggu (2/3/2025), Israel menyatakan memblokir semua bantuan masuk ke Gaza untuk menekan Hamas menyetujui usulan gencatan senjata sementara yang diajukan Amerika Serikat. (tangkap layar/Hussam al-Masri/Reuters)

    Perluasan Kendali Israel atas Distribusi Bantuan

    Menurut LSM, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) Israel, sebuah unit dalam Kementerian Pertahanan yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina, memperkenalkan sebuah rencana pada akhir Februari untuk merestrukturisasi distribusi bantuan kemanusiaan.

    Langkah-langkah baru tersebut dilaporkan meningkatkan kontrol “Israel” atas operasi bantuan, termasuk pendirian pusat-pusat logistik yang terkait dengan militer dan pemeriksaan tambahan terhadap pekerja bantuan dan penerima bantuan.

    Seorang pekerja dari sebuah LSM medis memperingatkan bahwa pembatasan tersebut akan membuat operasi “hampir mustahil secara logistik,” mempertanyakan apakah mereka sekarang harus mengungkapkan rincian tentang pasien individu dan obat-obatan mereka.

    Israel mengklaim kebijakan baru tersebut bertujuan untuk mencegah penjarahan dan penyitaan bantuan oleh kelompok bersenjata.

    Namun, LSM berpendapat bahwa insiden semacam itu sangat minim dan solusi sebenarnya adalah meningkatkan pasokan bantuan—sesuatu yang telah diblokir Israel sejak 2 Maret.

    Seorang pejabat LSM Eropa mengkritik asumsi “Israel”, dengan menyatakan, “Klaim bahwa Hamas sedang membangun kembali kemampuannya melalui bantuan kemanusiaan sama sekali tidak benar. Bantuan tidak menyediakan roket atau senjata.” Ia menambahkan, “”Israel” hanya menginginkan lebih banyak kendali atas wilayah ini.”

    COGAT belum menentukan kapan aturan baru tersebut akan berlaku dan belum menanggapi permintaan komentar.

    Namun, arahan pemerintah yang mulai berlaku pada bulan Maret telah memperkenalkan proses pendaftaran yang lebih ketat bagi LSM yang menyediakan layanan bagi warga Palestina.

    Arahan tersebut mengharuskan pembagian data yang luas tentang karyawan dan memberikan Israel hak untuk menolak anggota staf yang dianggapnya berusaha “mendelegitimasi” Israel.

    Sejak 7 Oktober, LSM melaporkan bahwa tidak ada izin kerja yang dikeluarkan untuk staf asing mereka.

    Meningkatnya Risiko Bagi Relawan Bantuan

    LSM yang beroperasi di wilayah Palestina menghadapi tantangan yang semakin meningkat setiap harinya.

    Setidaknya 387 pekerja bantuan telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober, menurut perkiraan PBB terkini, dan beberapa di antaranya meninggal saat bertugas.

    Dalam pernyataan kepada AFP, Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA—badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang baru-baru ini dilarang oleh Israel—mengatakan, “Ada perdebatan yang sedang berlangsung di antara organisasi-organisasi kemanusiaan tentang seberapa jauh kita dapat melangkah sambil tetap setia pada prinsip-prinsip kita tentang kemandirian dan nondiskriminasi. Ini adalah diskusi yang kritis.”

    Amjad Al-Shawa, kepala Jaringan LSM Palestina, menekankan perlunya sikap bersatu melawan pembatasan baru tersebut, yang ia lihat sebagai upaya untuk melindungi “Israel” dari akuntabilitas.

    Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bantuan kemanusiaan, Al-Shawa menggambarkan situasi tersebut sebagai “ancaman eksistensial” terhadap sektor tersebut, dan menekankan, “Nyawa menjadi taruhannya.”

    Pimpinan sebuah LSM internasional memperingatkan, “Garis merah telah dilewati.”

    Namun, pihak lain lebih berhati-hati dalam penilaian mereka. Seorang pekerja bantuan medis mencatat, “Jika kami melawan, kami akan dituduh anti-Semitisme,” seraya menambahkan bahwa “sikap berprinsip tidak dapat bertahan terhadap kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar.”

     

    (oln/rntv/*)

  • AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat dan Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan sejumlah negara yang bisa menjadi tujuan migrasi warga Palestina dari Jalur Gaza.

    Selain Somalia dan Sudan, baru-baru ini Suriah disebut menjadi salah satu kandidat tujuan warga Gaza.

    Seorang narasumber CBS News mengatakan AS di bawah Presiden Donald Trump sudah berusaha menghubungi pemerintahan baru di Suriah melalui pihak ketiga.

    Adapun narasumber lainnya menyatakan pemerintah Suriah memang sudah dihubungi. Namun, belum jelas apakah sudah ada tanggapan dari Suriah.

    Seorang pejabat senior Suriah berkata pihaknya belum mengetahui adanya upaya AS dan Israel untuk menghubungi pemerintah Suriah untuk keperluan pemindahan warga Gaza.

    Saat ini pemerintahan baru Suriah dapat dikatakan baru seumur jagung. Pemerintahan itu didirikan setelah rezim Presiden Bashar al-Assad ditumbangkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Suriah kini dipimpin oleh Presiden Ahmed Al-Sharaa yang juga dikenal sebagai Abu Muhammad al-Julani.

    AHMED AL-SHARAA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera pada Senin (10/3/2025) memperlihatkan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera)

    Pemindahan warga Gaza

    Ide pemindahan warga Gaza itu sudah disampaikan berulang kali oleh Trump sebagai bagian dari upaya membangun kembali Gaza dan mengakhiri perang Israel-Hamas.

    Trump juga sempat mengusulkan agar AS mengusai Gaza dengan cara membelinya.

    Ide Trump itu mendapat penolakan keras dari berbagai pihak, terutama Hamas dan negara-negara Arab.

    Sebaliknya, para pejabat sayap kanan Israel menyambut baik ide itu dan meminta warga Palestina untuk menyetujuinya.

    Namun, beberapa waktu lalu sikap Trump tampak melunak. Dia mengatakan tidak siapa pun yang akan mengusir warga Palestina di Gaza.

    Sudan dan Somalia dipertimbangkan

    Dua negara di Afrika, yakni Sudan dan Somalia, turut dipertimbangkan menjadi tujuan perpindahan warga Gaza.

    Dua narasumber diplomatik CBS mengatakan pejabat AS dan Israel disebut sudah berkomunikasi dengan kedua negara itu.

    Namun, Duta Besar Somalia untuk AS, Dahir Hassan, mengklaim baik AS maupun Israel belum menghubungi Somalia untuk membahas rencana pemindahan warga Gaza.

    “Penyebaran informasi yang tidak terverifikasi semacam itu berisiko memicu propaganda rekrutmen untuk kelompok ekstremis seperti ISIS dan Al-Shabaab, berpotensi memperbesar tantangan keamanan di kawasan ini,” kata Hassan.

    Saat ini Somalia tidak dalam situasi baik. Di negara itu terdapat kelompok Al Shabaab yang terus melakukan pemberontakan. 

    Sementara itu, Sudan masih dilanda perang saudara dan bencana kelaparan.

    Ada puluhan ribu pengungsi Sudan yang berusaha mencari suaka di Israel dalam dua dasawarsa terakhir. Namun, mereka ditahan di tempat penahanan atau dibiarkan saja tanpa status formal.

    Israel rampungkan persiapan pemindahan warga Gaza

    Israel dilaporkan sudah merampungkan persiapan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza.

    Menurut pemberitaan media Israel Hayom, sudah ada negara-negara yang bersedia menerima warga Gaza.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Menteri Pertahanan Israel Katz sudah menetapkan mekanisme yang memungkinkan 2.500 warga Gaza pergi dari Gaza setiap hari.

    Adapun saat ini ada lebih dari dua juta warga Palestina yang menetap di Gaza.

    Menurut narasumber yang didapatkan media Israel itu, ada satu negara yang sudah tertarik menerima pekerja bangunan dari Gaza. Meski demikian, adanya kontroversi membuat perkembangan hal itu mandek.

    Pemindahan warga Gaza bisa dilakukan melalui jalur laut, yakni melalui Pelabuhan Ashdod di Israel.

    Sementara itu, pemindahan lewat udara bisa dilakukan melalui Pelabuhan Ramon di Eilat.

    Rute udara ini disebut sudah dioperasikan selama beberapa bulan untuk mengangkut korban luka. Sudah ada sekitar 1.500 warga Palestina yang keluar dari Gaza untuk pergi ke negara lain.

    Adapun jalur lainnya ialah melalui perlintasan Rafah. Dilaporkan sudah ada sekitar 35.000 warga Gaza yang pergi ke Mesir pada awal perang Gaza. Beberapa di antara mereka pergi lagi dari Mesir ke negara lain.

    Media itu mengklaim Israel tertarik untuk mengizinkan sebanyak mungkin warga Palestina untuk meninggalkan Gaza.

    (*)

  • Beri Banyak Bantuan, Orang Terkaya RI Dapat Penghargaan dari Palestina

    Beri Banyak Bantuan, Orang Terkaya RI Dapat Penghargaan dari Palestina

    Jakarta

    Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir, sudah lama dikenal sebagai sosok filantropis. Bahkan, gelar Dato Sri-nya didapat dari Sultan Pahang, Malaysia, berkat kontribusinya terhadap masyarakat Malaysia. Lewat Tahir Foundation, dukungan bagi kemanusiaan tidak lupa Dato Sri Tahir kirimkan ke seluruh penjuru dunia.

    Tidak terkecuali saat terjadi krisis kemanusiaan di Palestina, Dato Sri Tahir turut memberikan bantuan. Pada Oktober 2023 ia memberikan donasi sebesar US$ 500.000 atau sekitar Rp7,5 miliar untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza yang menjadi korban perang. Sumbangan tersebut diserahkan secara resmi melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.

    Atas berbagai kontribusi kemanusiaan yang diberikan, Tahir mendapat penghargaan Star of Merit:Order of The State of Palestine dari Presiden Palestina hari ini. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Penasihat Khusus Presiden Palestina Mahmoud Al Habbash beserta Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair S.M Alshun di hotel Shangri-La, Jakarta.

    “Terima kasih banyak atas penghargaan yang diberikan. Saya berharap ini bisa jadi salah satu cara mempererat hubungan Indonesia dengan Palestina. Saya juga berencana berkunjung ke Palestina pada akhir April tahun ini,” kata Tahir dalam keterangan resminya, Senin (17/3/2025).

    Dato Sri Tahir Menerima Penghargaan dari Palestina Foto: Dok. Mayapada

    Perlu diketahui, Star of Merit adalah penghargaan tingkat khusus yang diberikan oleh Presiden Palestina kepada pejabat setingkat menteri, duta besar, utusan, gubernur, hingga anggota parlemen negara sahabat yang dinilai berjasa untuk negara Palestina.

    Selain Dato Sri tahir, ada beberapa tokoh nasional yang pernah mendapat penghargaan Star of Merit dari pemerintah Palestina seperti Retno Marsudi hingga Hasan Kleib.

    Retno Marsudi mendapat penghargaan tersebut pada Agustus 2024 lalu. Kala itu ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di era pemerintahan Joko Widodo. Retno Marsudi dianggap memiliki peran besar mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam mewujudkan kedaulatan dan kemerdekaan. Ia juga dianggap berjasa besar dalam mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Palestina.

    (fdl/fdl)

  • Hal-Hal yang Bikin Kepala Shin Bet Israel Berani Lawan Pencopotan Netanyahu – Halaman all

    Hal-Hal yang Bikin Kepala Shin Bet Israel Berani Lawan Pencopotan Netanyahu – Halaman all

    Hal-Hal yang Bikin Kepala Shin Bet Israel Berani Lawan Pencopotan Netanyahu

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Shin Bet Ronen Bar telah menolak rencana Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu untuk mencopotnya dari jabatannya.

    Bar menyatakan kalau pemecatannya tidak terkait dengan peristiwa 7 Oktober, serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas yang mengekspos total kelemahan keamanan Israel baik secara intelijen maupun kemampuan militer.

    Dia juga bermaksud tetap menjabat karena tantangan keamanan yang sedang berlangsung, sebuah pembangkangan terang-terangan dalam rezim pemerintahan Israel saat ini.

    “Tanggung jawab nasional saya mengharuskan saya untuk tetap menjabat pada periode mendatang, mengingat potensi eskalasi keamanan dan meningkatnya ketegangan,” kata Bar dalam sebuah pernyataan menyusul pengumuman Netanyahu dilansir RNTV, Senin (17/3/2025).

    Ia menekankan kalau ia masih memiliki kewajiban penting, termasuk upaya untuk mengamankan pemulangan sandera Israel yang ditahan di Gaza.

    Selain itu dia juga merasa masih punya wewenang mengawasi investigasi sensitif, dan mempersiapkan kandidat yang memenuhi syarat untuk akhirnya menggantikannya.

    Bar juga menuduh Netanyahu mengutamakan kepentingan pribadi daripada kebutuhan keamanan negara.

    “Harapan perdana menteri akan kesetiaan pribadi dengan mengorbankan kepentingan publik sama sekali tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum Shin Bet,” katanya.

    Keputusan Netanyahu untuk mencopot Bar menyusul meningkatnya ketegangan antara keduanya.

    Penyebab perselisihan ini adalah:

    Kegagalan intelijen menjelang peristiwa 7 Oktober
    Negosiasi pertukaran sandera dan tahanan dengan Hamas
    Penyelidikan yang sedang berlangsung terkait dugaan hubungan antara para pembantu Netanyahu dan Qatar.

    Penolakan Bar terhadap langkah Netanyahu menambah gejolak politik yang meningkat di Israel, di mana perdana menteri telah mengganti pejabat keamanan utama, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan kepala militer Herzi Halevi.

    Dampak dari peristiwa 7 Oktober terus memicu perpecahan politik, dengan para kritikus menuduh Netanyahu mengesampingkan mereka yang menantangnya sambil menghindari akuntabilitas atas kelalaian keamanan.

    Adapun Ketua Partai Demokrat Israel, Yair Golan jadi sosok yang mengecam pemecatan ini, Golan dengan tegas mengecam langkah pemecatan Bar.

    “Pemecatan kepala Shin Bet merupakan upaya putus asa oleh seorang terdakwa pidana untuk menyingkirkan seseorang yang setia kepada Israel dan yang sedang menyelidiki Netanyahu dan lingkaran dekatnya atas pelanggaran serius dan gelap serta tidak bersedia menutupinya,” kata Golan.

    Kecaman serupa juga dilontarkan pemimpin oposisi Yair Lapid, ia menyebut rencana Netanyahu sebagai tindakan memalukan.

    TOLAK DIPECAT – Kepala Shin Bet, Ronen Bar yang berkonflik dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ada tudingan Netanyahu memecat Ronen Bar karena kepentingan kasus penyidikan yang akan dilaksanakan Shin Bet terkait Netanyahu dalam kasus korupsi.

    Perang Dingin Netanyahu VS Bos Shin Bet

    Mengutip Al Jazeera, perseteruan antara Netanyahu dengan Bar sebenarnya terjadi jauh sebelum serangan Hamas dimulai.

    Akan tetapi pasca perang Hamas dan Israel pecah, hubungan Netanyahu dengan Bar menjadi semakin tegang.

    Perselisihan yang kian memanas membuat Netanyahu dan Direktur Shin Bet Ronen Bar terlibat pertengkaran di muka umum tentang reformasi badan tersebut.

    Netanyahu menuduh Shin Bet sebagai tokoh yang gagal mencegah serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina.

    Tak hanya itu Netanyahu menuding Bar melakukan “pemerasan” dan “ancaman” terkait reformasi yang diusulkan.

    Tudingan ini keluar dari mulut Netanyahu setelah pada Kamis, pendahulu Bar, Nadav Argaman, memanas-manasi situasi dalam wawancara dengan Channel 12, stasiun televisi swasta Israel.

    “Saya menjaga kerahasiaan semua yang terjadi antara saya dan perdana menteri. Jelas saya memiliki banyak informasi yang bisa saya gunakan, tetapi saya tidak melakukannya,” kata Argaman dalam wawancara itu seperti dikutip AFP.

    “Namun, jika saya menyimpulkan bahwa perdana menteri bertindak bertentangan dengan hukum, saya tidak punya pilihan-saya akan mengungkap semua yang saya ketahui demi menjaga pentingnya hubungan antara kepala Shin Bet dan perdana menteri,” paparnya.

    Merespons pernyataan Argaman, Netanyahu pun mencuitkan pembelaan melalui platform media sosial X.

    Ia menuduh Argaman melakukan pemerasan langsung di siaran langsung terhadap seorang perdana menteri yang sedang menjabat. Adapun tudingan yang dimaksud adalah Direktur Shin Bet Ronen Bar.

    Serangkaian konflik ini yang mendorong Netanyahu untuk mengupayakan pemecatan Bar, dengan dalih masalah kepercayaan.

     

    (oln/rntv/*)

  • Anggota DPR Israel: Hamas & Jihad Islam Pulihkan Militernya, Kini Punya Lebih dari 30 Ribu Pejuang – Halaman all

    Anggota DPR Israel: Hamas & Jihad Islam Pulihkan Militernya, Kini Punya Lebih dari 30 Ribu Pejuang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah anggota Knesset (DPR Israel) mengklaim Hamas telah berhasil memulihkan kekuatan militernya di Jalur Gaza.

    Mereka meminta digelarnya rapat darurat guna membahas kegagalan Israel mencapai tujuan perang di Gaza dan bahaya yang mengancam keamanan dan kepentingan negara itu.

    Gadi Eisenkot, salah satu anggota Knesset, bersama dengan anggota dewan dari kubu oposisi telah mengajukan petisi mengenai rapat itu. Petisi itu ditandatangani oleh Gadi Eisenkot, Ram Ben Barak, Meir Cohen, Elazar Stern, Moshe Tor Paz, Sharon Nir, dan Merv Michaeli.

    “Dalam beberapa hari terakhir, kita sudah diberi tahu bahwa kekuatan militer Hamas dan Jihad Islam sudah pulih, misalnya Hamas memiliki lebih dari 25.000 pejuang bersenjata dan Jihad Islam lebih dari 5.000,” kata mereka dikuti dari laporan media Israel Walla hari Minggu, (16/3/2025).

    Mereka mengklaim dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Israel tidak memenuhi kewajibannya.

    “Karena panglima tertinggi IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tidak mempercepat dicapainya perang tujuan perang, yakni mengembalikan sanera dan menghancurkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas.”

    Di samping itu, para anggota Knesset mengklaim Netanyahu dan menteri-menterinya melakukan tindakan yang melanggar keputusan kabinet perang guna “mencapai tujuan pengembalian sandera” dan memberlakukan wajib militer untuk para Yahudi ultra-Ortodoks.

    Dalam beberapa minggu belakang, upaya Israel untuk membebaskan sandera di Gaza memang mandek.

    Israel menolak mengadakan pembicaraan mengenai gencatan tahap kedua dengan Hamas. Padahal, jika tahap kedua terwujud, semua sandera akan dikembalikan dan sebagai gantinya, Israel harus menarik pasukan dari Gaza.

    BRIGADE HAMAS – Para petempur gerakan Hamas yang tergabung dalam Brigade Al Qassam saat parade bersenjata di Gaza beberapa waktu lalu. Hamas menyatakan akan menyerahkan 4 jenazah sandera Israel pada Kamis (20/2/2025) dan membebaskan 6 sandera hidup Israel pada Sabtu (22/2/2025) dalam fase pertama kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan dengan Israel. (RNTV)

    Dikutip dari The Cradle, Sabtu kemarin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah memerintahkan juru rundingnya agar meneruskan negosiasi sesuai dengan usul dari utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Witkoff mengusulkan agar sebelas sandera yang masih di Gaza segera dipulangkan, lalu setengah dari jasad para sandera yang meninggal juga dikembalikan.

    Adapun beberapa waktu lalu Hamas mengaku siap menerima usul dari utusan AS, Adam Boehler, yang meminta dikembalikannya sandera berkewarganegaraan Israel-AS. Para sandera akan ditukar dengan warga Palestina yang kini ditahan Israel.

    Namun, sesudah Boehler menggelar pembicaraan langsung dengan pejabat Hamas, Israel marah-marah. Tak hanya itu, Presiden AS Donald Trump mencopot Boehler dari jabatannya.

    Hamas menginginkan perang diakhiri secara permanen, penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza, pembukaan perlintasan demi penyaluran bantuan, dan pembebasan warga Palestina yang ditahan.

    Di sisi lain, Israel memilih untuk memperpanjang gencatan tahap pertama hingga pertengahan April mendatang. Israel juga meminta transisi apa pun ke tahap dua harus menyertakan “demiliterisasi total” di Gaza.

    Intelijen berkata serupa

    Awal bulan ini media Israel juga mulai mengabarkan bahwa Hamas bersiap melanjutkan pertempuran melawan Israel di Jalur Gaza.

    Berdasarkan pernyataan seorang perwira intelijen, Channel 13 mengatakan Hamas sukses merekrut ribuan pejuang baru.

    “Diperkirakan Hamas memiliki sekitar 30.000 pejuang sebelum perang, dan situasi kini menjadi mirip [dengan sebelumnya],” kata Channel 13 dikutip dari Sky News Arabia.

    Laporan menunjukkan Hamas kini memanfaatkan masa gencatan senjata untuk menanam bom di berbagai area di Gaza. IDF disebut mampu memantau hal itu lewat operasi intelijen.

    Netanyahu sudah mengancam akan melanjutkan perang di Gaza jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel lainnya. Menurut Netanyahu, Hamas akan membayar “harga yang tak terbayangkan”.

    Israel saat ini sudah menghentikan aliran bantuan ke Gaza. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan penghentian itu hanyalah tahap pertama.

    Tahap selanjutnya adalah menghentikan aliran listrik dan air. Lalu, Israel akan melancarkan serangan besar untuk menduduki Gaza.

    (*)

  • AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    Saksikan Keteguhan Iman Warga Gaza, Seorang Perawat Amerika Masuk Islam Setelah Mengunjungi Gaza – Halaman all

    Perawat Amerika Willie Masai, yang menjadi relawan di rumah sakit Gaza selama agresi Israel, mengumumkan bahwa ia masuk Islam tak lama setelah ke Gaza

    Tayang: Senin, 17 Maret 2025 17:26 WIB

    Tangkap layar YouTube Al Jazeera English

    WARGA GAZA BUKBER. – Foto merupakan tangkap layar dari YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Minggu (2/3/2025), menunjukkan momen warga Gaza berbuka puasa di tengah reruntuhan. 

    Saksikan Ketabahan Warga Gaza, Perawat Amerika Masuk Islam Setelah Mengunjungi Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Perawat Amerika Willie Masai, yang menjadi relawan di rumah sakit Gaza selama agresi Israel, mengumumkan bahwa ia masuk Islam tak lama setelah kunjungannya ke daerah kantong Palestina tersebut.

    Masai mengatakan dalam sebuah podcast bahwa ia “belajar di sebuah lembaga keagamaan dan ingin menjadi seorang pendeta”.

    Namun, setiap kali ia pergi ke Gaza, ia menyaksikan iman orang-orang Palestina, dan akan bertanya pada dirinya sendiri tentang kehidupan dan tentang Tuhan orang-orang Palestina.

    “Bayangkan seorang ayah atau ibu menggendong kedua anaknya di dalam kantong plastik setelah Israel mengebom anak tersebut, dan mereka masih berkata, ‘Alhamdulillah!’ Itulah iman,” imbuhnya.

    Ia menggambarkan hal ini sebagai sebuah keyakinan yang “tidak dapat dibom oleh Israel.”

    Masai adalah salah satu dari lima relawan medis Amerika yang memasuki Jalur Gaza dalam misi medis, di mana ia bertugas di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan dan di Rumah Sakit Indonesia di utara.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Semakin Lama Penghentian Bantuan ke Gaza, Semakin Buruk Konsekuensinya

    Semakin Lama Penghentian Bantuan ke Gaza, Semakin Buruk Konsekuensinya

    PIKIRAN RAKYAT – Israel terus melakukan blokade di perbatasan-perbatasan Jalur Gaza. Ulah Israel ini menyebabkan terputusnya akses bantuan yang seharusnya didapatkan warga di Jalur Gaza.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menyalakan peringatan soal memburuknya situasi di Jalur Gaza. Penyeberangan kargo yang membawa bantuan tak bisa melintas.

    “Rekan-rekan kemanusiaan kami di lapangan memperingatkan bahwa penutupan terus-menerus penyeberangan Gaza untuk masuknya kargo berdampak serius pada kemampuan PBB dan mitranya untuk menyediakan dukungan penting bagi orang-orang yang membutuhkan,” kata juru bicara Stephane Dujarric dalam konferensi pers.

    Hal yang dikhawatirkan dari blokade perbatasan Gaza ini adalah akan membuat situasi di wilayah tersebut semakin memburuk.

    “Semakin lama penghentian bantuan ke Jalur Gaza berlanjut, semakin buruk konsekuensinya di lapangan,” ujarnya.

    Organisasi-organisasi yang mengirimkan bantuan terpaksa memangkas jatah makanan untuk memprioritaskan bantuan bagi sebanyak mungkin orang yang rentan.

    “Situasi ketahanan pangan dapat memburuk secara drastis kecuali aliran bantuan ke Gaza dilanjutkan,” ujarnya.

    Dujarric mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengemukakan kekhawatiran tentang risiko di Gaza.

    “WHO memperingatkan bahwa risiko kesehatan masyarakat tetap sangat tinggi, termasuk penyakit menular, akibat kepadatan penduduk dan sanitasi yang buruk,” katanya.

    Sementara itu, ia melaporkan bahwa PBB sedang menilai kebutuhan tempat berlindung di daerah paling rentan di seluruh Gaza.

    Sementara, mengenai operasi militer yang dilakukan Israel di Tepi Barat, Dujarric menyebut hal itu telah membawa dampak kerusakan yang mengkhawatirkan.

    “Telah menyebabkan kerusakan pada fasilitas kesehatan, 20 di antaranya tidak berfungsi, dan infrastruktur penting lainnya, yang menyebabkan kontaminasi air dengan limbah dan kekurangan air di beberapa daerah,” tuturnya dilaporkan Anadolu Agency.

    “Karena ketidakamanan dan kerusakan, pusat kesehatan UNRWA (Badan Pengungsi Palestina PBB) di kamp pengungsi Jenin, Tulkarm dan Nur Shams tetap ditutup sejak awal tahun ini,” katanya.

    Ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki, di mana sedikitnya 935 warga Palestina tewas dan hampir 7.000 terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.

    Mahkamah Internasional menyatakan pada bulan Juli bahwa pendudukan lama Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal, mendesak evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kapal Induk AS Diserang Rudal Houthi Yaman, 18 Rudal Balistik dan Jelajah Dikerahkan – Halaman all

    Kapal Induk AS Diserang Rudal Houthi Yaman, 18 Rudal Balistik dan Jelajah Dikerahkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Yaman merespons serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada Minggu (16/3/2025).

    Sebanyak 47 serangan udara AS telah menghantam beberapa provinsi di Yaman dalam beberapa jam terakhir.

    Dalam sebuah laporan menyebutkan, serangan udara AS telah menargetkan beberapa wilayah di provinsi Sanaa, Saada, al-Bayda, Hajjah, Dhamar, Marib, dan al-Jawf.

    Dikutip Al Mayadeen, Juru Bicara Houthi, Yahya Saree mengatakan, serangan udara AS telah mengakibatkan banyak korban, dengan puluhan orang tewas dan terluka.

    Sebagai bentuk balasan, Houthi menyerang Kapal Induk USS Harry S. Truman dan kapal perang pendampingnya di Laut Merah.

    Serangan itu melibatkan 18 rudal balistik dan jelajah, beserta pesawat tanpa awak.

    Sementara itu, menurut seorang pejabat AS mengatakan, Houthi memang menembakkan pesawat nirawak dalam serangan yang menargetkan USS Harry S. Truman.

    Dikutip dari The Times of Israel, 10 serangan tersebut dicegat oleh jet tempur Angkatan Udara AS dan satu dicegat oleh jet tempur Angkatan Laut F/A-18.

    Rudal itu jatuh ke air jauh dari kapal, dan tidak ada yang mendekati kapal induk atau kapal perang dalam kelompok penyerangnya.

    Washington telah berjanji untuk terus menyerang Yaman sampai pemberontak berhenti menyerang pengiriman barang di Laut Merah, sementara Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa ia akan menggunakan “kekuatan mematikan yang luar biasa”.

    Pada malam antara Sabtu dan Minggu, sebuah rudal diluncurkan  dari Yaman dan mendarat di Mesir. IDF mengatakan sedang menyelidiki apakah rudal itu ditujukan ke Israel.

    Angkatan Udara Israel telah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan rudal dan pesawat tak berawak Houthi terhadap negara tersebut.

    Pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi menyerukan warga Yaman untuk berbaris pada hari Senin dalam menentang AS.

    Menanggapi eskalasi terbaru di sepanjang rute perdagangan maritim, PBB telah mendesak kedua belah pihak untuk “menghentikan semua aktivitas militer”.

    Houthi yang didukung Iran telah menyerang Israel dan pengiriman Laut Merah selama perang Gaza, dengan mengklaim bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

    Sebelum penargetan kelompok kapal induk AS akhir pekan ini, Houthi belum pernah mengklaim serangan di Laut Merah dan Teluk Aden sejak 19 Januari, ketika gencatan senjata dimulai di Jalur Gaza.

    Kelompok itu mengatakan pihaknya meluncurkan kembali serangannya atas penghentian bantuan kemanusiaan Israel ke Gaza, dan akan “beralih ke opsi eskalasi tambahan” jika “agresi Amerika terhadap negara kami berlanjut”.

    (*)

  • Soal Houthi, Iran Ingatkan AS Tak Berhak Dikte Kebijakan Luar Negeri!

    Soal Houthi, Iran Ingatkan AS Tak Berhak Dikte Kebijakan Luar Negeri!

    Teheran

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menegaskan Amerika Serikat (AS) tidak memiliki wewenang untuk mendikte kebijakan luar negeri negaranya, setelah Presiden Donald Trump mendesak Teheran untuk menghentikan dukungan terhadap kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman.

    “Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki wewenang, atau urusan, mendikte kebijakan luar negeri Iran,” tegas Araghchi dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (17/3/2025).

    Araghchi, dalam pernyataannya, menyebut masa ketika Washington dalam mendikte kebijakan luar negeri Teheran telah berakhir tahun 1979 silam, ketika Revolusi Islam Iran menggulingkan shah yang didukung Barat.

    Lebih lanjut, Araghchi balik mendesak AS untuk menghentikan “pembunuhan orang-orang Yaman”.

    Araghchi merujuk pada serangan udara AS baru-baru ini yang menargetkan Houthi di Yaman. Otoritas kesehatan Yaman, yang dikuasai Houthi, melaporkan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak-anak, tewas akibat serangan udara AS di wilayah Yaman.

    Ini menjadi operasi militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari lalu.

    Trump dalam pernyataannya pada Sabtu (15/3) mengatakan AS telah melancarkan “tindakan militer yang tegas dan kuat” untuk mengakhiri ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah oleh Houthi. Trump juga menuntut agar dukungan Iran terhadap Houthi “harus segera diakhiri”.

    Seorang pejabat Washington, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi militer itu mungkin berlanjut selama berminggu-minggu.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, dalam pernyataan terpisah, “mengutuk keras serangan udara brutal oleh AS” dan menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB”.

    Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama lebih dari satu dekade terakhir, merupakan bagian dari “poros perlawanan” yang pro-Iran dan melawan Israel serta AS. Houthi menyerang Israel dan jalur pelayaran internasional Laut Merah sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Sementara itu, kepala Garda Revolusi Iran Hossein Salami menegaskan: “Iran tidak akan mengobarkan perang, tetapi jika ada yang mengancam, Iran akan memberikan tanggapan yang tepat, tegas dan konklusif.”

    Dia menyebut Houthi sebagai “perwakilan rakyat Yaman” dan menyatakan bahwa kelompok itu membuat “keputusan strategis dan operasional” secara independen.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS Bersumpah Serang Terus Houthi hingga Serangan ke Kapal-kapal Disetop

    AS Bersumpah Serang Terus Houthi hingga Serangan ke Kapal-kapal Disetop

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) bersumpah akan terus menyerang Houthi yang bermarkas di Yaman, hingga kelompok yang didukung Iran itu menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya.

    Penegasan itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (17/3/2025), setelah Houthi mengisyaratkan akan meningkatkan serangan sebagai respons atas serangan mematikan AS baru-baru ini.

    Serangan udara AS yang menargetkan Houthi dilaporkan menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak-anak, di wilayah Yaman. Ini menjadi operasi militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari lalu.

    Seorang pejabat Washington, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi militer itu mungkin berlanjut selama berminggu-minggu.

    “Begitu Houthi mengatakan ‘kami akan berhenti menembaki kapal-kapal Anda, kami akan berhenti menembaki drone-drone Anda’, operasi (militer) ini akan berakhir. Tetapi sampai saat itu tiba, operasi ini tidak akan pernah berhenti,” tegas Hegseth saat berbicara dalam program Fox News “Sunday Morning Futures”.

    “Ini tentang menghentikan penembakan terhadap aset-aset … di jalur perairan yang penting itu, untuk membuka kembali kebebasan navigasi, yang merupakan kepentingan nasional inti dari Amerika Serikat, dan Iran telah terlalu lama mendukung Houthi. Mereka sebaiknya mundur,” ujarnya.

    Dalam tanggapannya, biro politik Houthi menggambarkan serangan AS sebagai “kejahatan perang” dan mengatakan bahwa pasukan Houthi siap untuk “menghadapi eskalasi dengan eskalasi”.

    Juru bicara Houthi mengatakan pada Minggu (16/3) waktu setempat, tanpa memberikan bukti, bahwa kelompok mereka menargetkan kapal induk AS USS Harry S Truman dan kapal perang AS lainnya di Laut Merah dengan sejumlah rudal balistik dan drone untuk merespons serangan Washington.

    Namun klaim Houthi itu dibantah oleh seorang pejabat pertahanan AS, yang tidak bersedia disebut namanya saat berbicara kepada Reuters. Pejabat AS itu mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya serangan Houthi terhadap USS Harry S Truman.

    Serangan udara AS terhadap Houthi di Yaman itu dilancarkan setelah pekan lalu, kelompok itu mengumumkan akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel yang melintasi Laut Merah, jika Tel Aviv tidak mencabut blokade bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Laporan warga Sanaa, ibu kota Yaman, menyebut serangan udara AS menghantam area yang dikenal sebagai tempat tinggal beberapa anggota pimpinan Houthi. Serangan-serangan udara lainnya menargetkan posisi-posisi militer Houthi di kota Taiz dan pembangkit listrik di kota Dahyan, yang memicu pemadaman listrik.

    Dahyan merupakan kota yang menjadi tempat pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, yang misterius sering melakukan pertemuan dengan para pendukungnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu