Negara: Jalur Gaza

  • Yordania: Ruang Operasi Mesir-Qatar Catat Lebih 900 Pelanggaran Gencatan Senjata Israel di Gaza – Halaman all

    Yordania: Ruang Operasi Mesir-Qatar Catat Lebih 900 Pelanggaran Gencatan Senjata Israel di Gaza – Halaman all

    Yordania: Ruang Operasi Mesir-Qatar Catat Lebih 900 Pelanggaran Gencatan Senjata Israel di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Ayman Safadi mengatakan kalau ruang operasi Mesir-Qatar, mencatat lebih dari 900 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel selama 40 hari terakhir di Jalur Gaza.

    Sebagai mediator perundingan,  ruang operasi Mesir-Qatar dibentuk untuk memantau kepatuhan pihak-pihak berkonflik terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza.

    Israel menyatakan, kembali melaksanakan agresi militer ke Gaza secara bertahap guna menekan Hamas agar menyetujui perpanjangan gencatan senjata Tahap I dengan kerangka pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina.

    Israel tak mau melaksanakan negosiasi Tahap II yang beragenda penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza dan pembukaan blokade bantuan ke wilayah kantung Palestina yang hancur tersebut.

    Israel meruntuhkan gencatan senjata yang terjadi pada 18 Maret 2025 kemarin dengan melakukan bombardemen udara di Gaza.

    Sejak itu, Israel secara rutin melancarkan serangan udara serta bersiap melancarkan operasi militer darat pasukan Israel (IDF) dengan kekuatan besar.

    BOLA API – Bombardemen udara Israel ke wilayah Khan Yunis, Gaza Selatan, Senin (24/3/2025) dini hari. Israel dilaporkan melakukan lebih dari 900 pelanggaran gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Korban Mayoritas Anak-Anak dan Wanita

    Sejumlah warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan wanita, tewas dan puluhan lainnya terluka tadi malam dan Senin dini hari akibat agresi dan pemboman Israel yang terus berlanjut di beberapa wilayah di Jalur Gaza.

    Sumber medis di Jalur Gaza melaporkan kalau enam warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas ketika pesawat Israel mengebom sebuah tenda yang menampung orang-orang terlantar di daerah Qizan Rashwan, selatan Khan Yunis.

    Sejumlah warga Palestina tewas dan lainnya terluka dalam pengeboman yang menargetkan sebuah rumah di daerah Ma’an, sebelah timur Khan Yunis.

    “Sedikitnya enam warga Palestina terluka dalam pengeboman yang menargetkan lebih dari lima kendaraan sipil di berbagai daerah di Khan Yunis. Lainnya terluka ketika pesawat Israel menargetkan tenda-tenda pengungsi di sekitar Menara Taiba, sebelah barat kota,” tulis laporan Khaberni, Senin (24/3/2025).

    Di Jalur Gaza bagian tengah, sedikitnya dua wanita Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka ketika serangan udara Israel menargetkan sebuah gedung apartemen di Kamp 5 di Nuseirat.

    Sedikitnya satu warga Palestina terluka dalam sebuah pengeboman yang menargetkan sebuah bengkel mobil di dekat pintu masuk kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza bagian tengah.

    SITUASI GAZA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan ‘operasi darat terbatas’ di Gaza tengah. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Empat warga Palestina terluka dalam sebuah serangan udara yang menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi di daerah al-Sawarha.

    Di Kota Gaza, seorang gadis terbunuh dan beberapa lainnya terluka di lingkungan Zeitoun ketika pasukan pendudukan menembaki rumah-rumah Palestina di tenggara lingkungan Zeitoun, timur kota.

    “Empat warga Palestina, termasuk wanita, tewas dan beberapa lainnya terluka ketika pesawat tempur Israel mengebom dua rumah yang berdekatan milik keluarga Abu Akar dan al-Saifi di lingkungan Shuja’iyya di sebelah timur Kota Gaza. Pasukan Israel terus menembaki wilayah barat laut Beit Lahia,” kata laporan itu.

    Selasa pagi pekan lalu, pendudukan melanjutkan perang pemusnahan di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian sekitar 600 warga Palestina dan lebih dari 1.000 lainnya terluka hingga Kamis malam, 70 persen di antaranya adalah anak-anak, wanita, dan orang tua.

    Pendudukan telah melakukan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 163.000 orang tewas dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 14.000 orang hilang.

    (oln/khbrn/*)

      
     
     
     

  • Fatah Minta Hamas Mundur, Serahkan Kekuasaan ke Israel Demi Keselamatan Warga Palestina – Halaman all

    Fatah Minta Hamas Mundur, Serahkan Kekuasaan ke Israel Demi Keselamatan Warga Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Partai Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmud Abbas mendesak Hamas untuk segera menyerahkan kekuasaan Jalur Gaza ke Israel.

    Adapun permintaan ini diajukan Fatah dengan dalih melindungi nyawa dan keberadaan warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza.

    “Hamas harus mengundurkan diri dari pemerintahan dan mengakui sepenuhnya bahwa pertempuran di depan akan berujung pada berakhirnya keberadaan warga Palestina,” kata juru bicara Fatah Monther al-Hayek dalam pesan yang dikutip dari New Arab.

    Hamas sendiri hingga kini belum memberikan komentar atas desakan kelompok Fatah.

    Namun lewat cara ini Fatah menegaskan, bahwa penyerahan kekuasaan atas Gaza dapat mengurangi penderitaan warga Palestina yang selama ini telah tertekan akibat serangan Israel yang membabi buta,

    “Hamas harus menunjukkan belas kasihan terhadap Gaza, anak-anak, wanita dan pria,” kata juru bicara Fatah, Monther Al Hayek.

    Hamas Kuasai Gaza Sejak 2007

    Sebagai informasi, Hamas diketahui mulai mengambil alih kekuasaan di Gaza dari Otoritas Palestina yang didominasi Fatah pada 2007.

    Tepatnya saat konflik bersenjata terjadi pada Juni 2007, yang mengakibatkan Hamas mengambil alih Gaza dan mengusir pasukan Fatah dari wilayah tersebut.

    Sejak saat itu, Hamas telah menjadi penguasa de facto di Gaza, sementara Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Fatah tetap menguasai Tepi Barat.

    Pengambilalihan ini juga menyebabkan Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat lainnya.

    Perkembangan Hamas yang kian pesat sayangnya membuat Israel mulai khawatir apabila kelompok tersebut mengancam stabilitas Israel dan menggagalkan potensi perdamaian dengan Palestina.

    Alasan tersebut yang membuat Israel kerap melakukan serangan dengan menargetkan wilayah-wilayah yang dianggap sebagai markas Hamas.

    Israel Ancam Bakal Caplok Lebih Banyak Wilayah Gaza

    Di tengah pertempuran yang kian memanas,  Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengancam akan melanjutkan agresi, menerjunkan pasukan pertahanan (IDF) untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza.

    “Jika Hamas terus menolak membebaskan para sandera, saya telah menginstruksikan IDF untuk merebut wilayah tambahan dan menduduki sebagian wilayah tersebut secara permanen,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir BBC International.

    “Operasi ini dilakukan sambil mengevakuasi penduduk, dan memperluas zona keamanan di sekitar Gaza untuk kepentingan melindungi masyarakat Israel dan tentara IDF, melalui kendali permanen Israel atas wilayah tersebut,” imbuh Katz.

    Ancaman ini diungkap Katz sebagai gertakan atas sikap Hamas yang terus menolak membebaskan 24 dari 59 sandera yang masih hidup.

    Israel dan AS menuduh Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata.

    “Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff,” kata PM Israel, Benjamin Netanyahu

    “Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat.” imbuhnya.

    Namun Hamas berdalih keputusannya untuk menunda pembebasan sandera Israel karena Netanyahu telah gagal mematuhi perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

    Perseteruan ini yang membuat Israel murka hingga kembali memerintahkan pasukannya untuk melanjutkan gempuran dan merebut lebih banyak wilayah Gaza.

    Untuk mempercepat pencaplokan, pekan lalu militer Israel menyebarkan selebaran berisi perintah agar warga sipil Gaza segera mengungsi dan meninggalkan area pertempuran di utara dan selatan wilayah Palestina.

    “Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke tempat perlindungan yang diketahui di bagian barat Kota Gaza dan di Khan Younis,” katanya di akun X miliknya seperti dilansir Anadolu.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Tentara Israel Menahan 13 Warga Palestina Lagi Saat Melakukan Penyerangan di Tepi Barat – Halaman all

    Tentara Israel Menahan 13 Warga Palestina Lagi Saat Melakukan Penyerangan di Tepi Barat – Halaman all

    Setidaknya 13 warga Palestina ditahan dalam serangan militer Israel di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu, Anadolu Agency melaporkan.

    Tayang: Senin, 24 Maret 2025 14:56 WIB

    Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English

    TEPI BARAT – Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English pada Senin (10/2/2025) yang menunjukkan militer Israel memperluas serangannya di Tepi Barat yang diduduki hingga menewaskan dua wanita, salah satunya sedang hamil delapan bulan pada Minggu (9/2/2025). 

    Tentara Israel Menahan 13 Warga Palestina Lagi Saat Melakukan Penyerangan di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM- Setidaknya 13 warga Palestina ditahan dalam serangan militer Israel di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu, Anadolu Agency melaporkan.

    Pasukan Israel menggeledah beberapa rumah di kota Qalqilya dan menangkap lima orang, kantor berita resmi Wafa melaporkan.

    Empat orang lagi ditahan Israel di kota Nablus dan satu di Jenin di wilayah pendudukan, kata Wafa.

    Pasukan Israel juga menahan tiga warga Palestina di kota Silwad di Tepi Barat tengah.

    Penangkapan baru tersebut menambah jumlah warga Palestina yang ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat sejak Oktober 2023 menjadi lebih dari 15.700, termasuk mereka yang dibebaskan setelah ditangkap, menurut data Palestina.

    Angka tersebut tidak termasuk mereka yang ditangkap dari Jalur Gaza yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan.

    Selama beberapa tahun terakhir, militer Israel telah melakukan serangan rutin di Tepi Barat, yang meningkat dengan dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Warga Palestina juga telah diserang dengan kekerasan oleh pemukim ilegal Israel.

    Setidaknya 937 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel di wilayah yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan.

    Pada bulan Juli 2024, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah ilegal dan menuntut evakuasi semua pemukiman yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kepala UNRWA: Penyerangan oleh Israel Membuat Gaza Semakin Dekat dengan Krisis Kelaparan Akut – Halaman all

    Kepala UNRWA: Penyerangan oleh Israel Membuat Gaza Semakin Dekat dengan Krisis Kelaparan Akut – Halaman all

    Kepala UNRWA: Penyerangan oleh Israel Membuat Gaza Semakin Dekat dengan Krisis Kelaparan Akut

    TRIBUNNEWS.COM-  Larangan dari Israel terhadap masuknya pasokan ke Jalur Gaza mendorong daerah kantong itu lebih dekat ke krisis kelaparan akut, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan pada hari Minggu, Anadolu Agency melaporkan.

    “Sudah tiga minggu sejak otoritas Israel melarang masuknya pasokan ke Gaza,” kata Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan.

    “Tidak ada makanan, tidak ada obat-obatan, tidak ada air, tidak ada bahan bakar. Pengepungan ketat berlangsung lebih lama dari yang terjadi pada fase pertama perang.”

    Israel telah melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 4 Maret, menyusul berakhirnya tahap pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas.

    Lazzarini memperingatkan bahwa penduduk Gaza bergantung pada impor melalui Israel untuk kelangsungan hidup mereka.

    “Setiap hari yang berlalu tanpa bantuan yang masuk berarti semakin banyak anak yang tidur dalam keadaan kelaparan, penyakit menyebar, dan kemiskinan semakin parah,” katanya.

    “Setiap hari tanpa makanan, Gaza semakin dekat dengan krisis kelaparan akut,” kata kepala UNRWA.

    “Melarang bantuan adalah hukuman kolektif bagi Gaza: sebagian besar penduduknya adalah anak-anak, wanita, dan pria biasa.”

    Lazzarini menyerukan agar pengepungan Israel dicabut, semua sandera dibebaskan, dan bantuan kemanusiaan serta pasokan komersial diberikan secara “tanpa gangguan dan dalam skala besar.”

    Tentara Israel telah melancarkan operasi udara mendadak di Gaza sejak Selasa, menewaskan lebih dari 700 warga Palestina, melukai lebih dari 1.200 lainnya, dan menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada bulan Januari.

    Lebih dari 50.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 113.000 terluka dalam serangan brutal militer Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

    Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Israel Terus Membual, Warga Palestina yang Tewas Diperkirakan Lebih dari 50.000 Orang

    Israel Terus Membual, Warga Palestina yang Tewas Diperkirakan Lebih dari 50.000 Orang

    PIKIRAN RAKYAT – Sejak serangan Oktober 2023 ke Gaza, Israel telah menewaskan 50.021 warga Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu, 23 Maret 2025 juga mengungkap jumlah korban luka mencapai 113.274 orang.

    Jumlah korban tersebut diperkirakan terus bertambah terlebih saat ini Israel meningkatkan serangannya kembali di Gaza. Seperti serangan Israel ke Khan Younis dan Rafah di selatan Gaza pada Minggu, dilaporkan setidaknya 46 warga Palestina tewas.

    Israel kembali meningkatkan serangan ke Gaza setelah menolak fase kedua gencatan senjata pada pertengahan Maret ini. Padahal, kesepakatan gencatan senjata sudah terjalin Januari lalu antara Israel dan Hamas.

    Pada fase 1 gencatan senjata 19 Januari lalu, baik Hamas maupun Israel sama-sama membebaskan tahanan. Namun, saat gencatan senjata berlangsung, Israel dilaporkan telah membunuh lebih dari 150 warga Palestina di Gaza.

    Jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud yang melaporkan dari Kota Gaza di Gaza utara mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas ini merupakan tonggak sejarah yang sangat suram dan mengerikan.

    “Sebagai catatan, angka 50.000 itu hanya perkiraan konservatif. Mereka hanya orang-orang yang telah terdaftar di fasilitas kesehatan di seluruh Jalur Gaza. Masih banyak lagi yang terkubur tanpa terdaftar atau yang hilang, terjebak di bawah tumpukan puing,” kata Mahmoud.

    “Dari lebih dari 50.000 orang yang terbunuh, 17.000 di antaranya adalah anak-anak. Satu generasi telah musnah. Anak-anak ini akan memengaruhi bagaimana masyarakat mereka akan maju–secara politik, ekonomi, dan intelektual,” tuturnya dilaporkan Al Jazeera.

    Menurut kantor media Gaza, jumlah korban tewas ini belum termasuk 11.000 orang yang dilaporkan hilang dan diduga tewas. Sementara, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Lancet mengatakan efek akumulatif serangan Israel di Gaza bisa jadi jumlah korban tewas sebenarnya dapat mencapai lebih dari 186.000 orang.

    Israel telah berulang kali mendapatkan desakan keras dari dunia internasional untuk menghentikan serangan. Namun, Israel kerap mengatakan bahwa serangan yang dilakukan menargetkan Hamas.

    Pernyataan Israel ini telah dibantah oleh fakta yang terjadi di lapangan. Para analis juga menyebut jumlah warga sipil yang tewas menceritakan kisah berbeda dari apa yang diklaim Israel.

    “Israel telah membuat klaim-klaim tak berdasar semacam ini selama 17 bulan terakhir, yang sama sekali tidak didukung oleh bukti di lapangan,” kata Omar Rahman, seorang peneliti di Middle East Council on Global Affairs, kepada Al Jazeera.

    “Bukti yang ada justru menunjukkan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil menjadi sasaran yang disengaja, yang menjadi penyebab besarnya jumlah kematian anak-anak,” tuturnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemimpin Hamas Ismail Barhoum Tewas Dibom Israel saat Dirawat di Rumah Sakit Nasser – Halaman all

    Pemimpin Hamas Ismail Barhoum Tewas Dibom Israel saat Dirawat di Rumah Sakit Nasser – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan pembunuhan Ismail Barhoum, seorang anggota biro politiknya di Jalur Gaza, menyusul pemboman Israel di satu bagian Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza pada Senin (24/3/2025) dini hari.

    “Martir Ismail Barhoum tewas sebagai akibat dari pembunuhan pengecut Zionis yang menargetkannya dalam sebuah pemboman di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis ketika ia sedang menerima perawatan,” kata Hamas dalam pernyataannya, Senin.

    Hamas mengatakan penargetan anggotanya ketika menerima perawatan medis adalah pelanggaran terhadap kehidupan dan fasilitas kesehatan.

    “Menargetkan Komandan Ismail Barhoum saat ia sedang menerima perawatan di bangsal rumah sakit adalah kejahatan baru yang menambah catatan pelanggaran teroris terhadap kesucian, kehidupan, dan fasilitas kesehatan,” tambahnya.

    “Hal ini menegaskan kembali pengabaiannya terhadap semua norma dan konvensi internasional, dan kebijakannya yang berkelanjutan untuk melakukan pembunuhan sistematis terhadap rakyat kami dan para pemimpin mereka,” lanjutnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Hamas menganggap pengeboman rumah sakit tersebut sebagai eskalasi berbahaya dalam kejahatan perang Zionis terhadap rakyat Palestina dan pelanggaran mencolok terhadap hukum dan norma internasional.

    Gerakan menegaskan kejahatan pendudukan Israel tidak akan menghalangi rakyat Palestina untuk melanjutkan jalan perlawanan dan jihad hingga pembebasan Palestina.

    Sebelumnya, kantor Berita Shehab Palestina melaporkan pendudukan Israel membunuh Ismail Barhoum setelah mengebom ruang operasi di lantai dua Rumah Sakit Nasser, tempat ia itu menerima perawatan setelah mengalami cedera kritis dalam agresi seminggu yang lalu.

    Sementara itu, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengonfirmasi serangan tersebut.

    “IDF baru saja melancarkan serangan terarah terhadap anggota utama Hamas di daerah Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis,” kata Avichay Adraee di platform X, Senin.

    Sebelumnya Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza sejak Selasa (18/3/2025), melanggar perjanjian gencatan senjata yang berlaku mulai 19 Januari 2025.

    Pasukan pendudukan Israel membakar, menghancurkan, dan menyerang 34 rumah sakit, membuat rumah sakit tersebut tidak dapat digunakan lagi.

    Israel Bom Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis

    Sementara itu pada malam yang sama, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan serangan udara Israel menargetkan gedung bedah di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, yang menampung banyak pasien dan yang terluka.

    Koresponden Al Jazeera, Rami Abu Taima, yang menyiarkan langsung pemindahan korban luka akibat pemboman Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, mengabadikan momen pemboman dan terjadinya kebakaran, khususnya di lantai dua rumah sakit.

    Direktur Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, Atef Al-Hout, mengumumkan departemen bedah tidak lagi berfungsi setelah serangan udara Israel yang menargetkannya tadi malam. 

    Ia menekankan departemen bedah pria memiliki 35 tempat tidur, yang hilang dari rumah sakit, memperburuk krisis kesehatan dan kemanusiaan di Jalur Gaza.

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 meningkat menjadi 50.021 orang dan 113.274 orang terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza, seperti diberitakan Al Araby.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Baru Keluar RS, Paus Fransiskus Desak Israel Hentikan Serangan ke Gaza

    Baru Keluar RS, Paus Fransiskus Desak Israel Hentikan Serangan ke Gaza

    Jakarta

    Paus Fransiskus menyerukan Israel untuk segera menghentikan serangan di jalur Gaza. Paus Fransiskus menyebut dirinya sedih dengan serangan yang dilakukan Israel.

    “Saya sedih dengan dimulainya kembali pemboman Israel yang intens di Jalur Gaza, dengan begitu banyak kematian dan cedera,” tulis Paus Fransiskus dalam doa Angelus-nya dilansir AFP, Senin (24/3/2025).

    Paus Fransiskus sendiri baru keluar dari rumah sakit setelah lima minggu dirawat karena pneumonia yang dideritanya. Dia meminta untuk pembebasan sandera dan memulai kembali gencatan senjata yang pasti.

    “Saya meminta agar serangan senjata segera dihentikan dan keberanian untuk melanjutkan dialog sehingga semua sandera dapat dibebaskan dan gencatan senjata yang definitif tercapai,” ujarnya.

    Paus menilai situasi kemanusiaan di jalur Gaza sangat memprihatinkan. Paus Fransiskus menyebut diperlukan komitmen mendesak dari pihak-pihak bertikai dan masyarakat internasional.

    “Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sekali lagi sangat serius dan membutuhkan komitmen mendesak dari pihak-pihak yang berkonflik dan komunitas internasional,” imbuhnya.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Tambah Pasukan Besar-besaran ke Gaza dalam 48 Jam, Pakar: IDF Masih Buta Kemampuan Hamas – Halaman all

    Israel Tambah Pasukan Besar-besaran ke Gaza dalam 48 Jam, Pakar: IDF Masih Buta Kemampuan Hamas – Halaman all

    Israel Tambah Pasukan Besar-besaran ke Gaza dalam 48 Jam, Pakar: IDF Masih Buta Kemampuan Hamas

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel (IDF) mengumumkan akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke Gaza dalam waktu 48 jam untuk memperluas operasi militer baru di wilayah kantung Palestina yang sudah hancur tersebut .

    “IDF mengatakan meskipun tentaranya sudah beroperasi di Gaza, Hamas memiliki kemampuan dan dapat meluncurkan roket ke Israel,” tulis laporan Khaberni, Minggu (23/3/2025) menyiratkan keterkejutan militer zionis akan masih adanya kemampuan perlawanan Palestina.

    Seiring rencana tersebut, media Israel telah meliput meningkatnya rasa frustrasi di antara berbagai kalangan di Israel mengenai kompleksitas konfrontasi dengan Gerakan Perlawanan Hamas. 

    SAYAP MILITER – Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas saat berkumpul dalam parade militer. Seorang analis dan penulis Israel, Gideon Levy meyakini kalau Hamas akan tetap eksis terlepas dari niat Israel melancarkan perang lagi di Gaza dengan kekuatan yang lebih besar dari agresi sebelumnya. (khaberni/tangkap layar)

    Masih Buta Kekuatan Hamas

    Analis dan mantan pejabat keamanan mengakui kalau Israel belum memahami secara utuh kemampuan gerakan tersebut meskipun perang di Jalur Gaza telah berlangsung lebih dari 16 bulan.

    “Hal ini menunjukkan bahwa taruhan bahwa Hamas akan menyerah hanyalah ilusi,” tulis laporan media Israel mengutip pernyataan para analis Israel.

    Alon Ben-David, analis urusan militer untuk Channel 13, mengatakan kalau Israel tengah menuju eskalasi terukur yang intensitasnya akan meningkat secara bertahap, tetapi intelijen Israel tidak melihat tanda-tanda perubahan dalam posisi Hamas, meskipun Menteri Pertahanan Yisrael Katz menyatakan sebaliknya. 

    Ia menambahkan bahwa lembaga keamanan mengakui kalau dampak operasi militer IDF sejauh ini terhadap gerakan tersebut masih terbatas.

    Dalam konteks yang sama, Lior Ackerman, mantan perwira Shin Bet, menegaskan kalau Katz mungkin mempromosikan tuduhan kalau Hamas melemah untuk tujuan partisan.

    “Siapa pun yang memahami doktrin Hamas menyadari bahwa hal itu tidak akan mengibarkan bendera putih dalam kondisi apa pun,” kata Ackerman.

    Sementara itu, presenter media Kan 11 mempertanyakan efektivitas operasi darat dalam membawa Hamas kembali ke meja perundingan.

    Pakar urusan Palestina Ronni Shaked menanggapi dengan tajam, dengan mengatakan, “Kita berbicara tentang memulangkan tentara yang diculik, bukan bernegosiasi dengan Hamas.”

    Ia menambahkan kalau setelah 16 bulan bertempur, Israel belum memahami hakikat gerakan tersebut, karena terus membahas berbagai masalah secara internal tanpa benar-benar memahami realitas konfrontasi tersebut.

    AGRESI GAZA – Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini. (IDF/Ynet)

    Kurangnya Visi Politik

    Mantan kepala Intelijen Militer, Amos Yadlin, menekankan perlunya menetapkan tujuan yang jelas untuk perang, yaitu melenyapkan Hamas dan membebaskan sandera di Gaza. 

    Namun, ia mengakui bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi jangka panjang, bukan solusi langsung.

    Ia mengkritik kurangnya visi politik yang jelas dari para pemimpin Israel untuk periode pascaperang.

    Sementara itu, Dana Weiss, analis politik untuk Channel 12, mengungkapkan kebingungannya atas kurangnya kejelasan mengenai tujuan Israel dalam melanjutkan perang, dengan bertanya, “Apakah kita mencoba melenyapkan Hamas? Atau memaksakan kekuasaan militer? Apa rencana untuk masa depan?”

    Ia menekankan bahwa pertanyaan-pertanyaan ini belum terjawab.

    EVAKUASI – Tangkap layar Khaberni, Kamis (6/2/2025), petugas medis militer Israel mengevakuasi seorang prajurit militer Israel (IDF) yang terluka saat melakukan agresi di Jalur Gaza. Seorang letnan kolonel IDF dilaporkan tewas tertimpa derek di Gaza Utara, Kamis. (khaberni/tangkap layar)

    Harga Mahal yang Harus Ditebus Israel

    Senada dengan itu, Nimrod Sheffer, mantan kepala divisi perencanaan militer Israel, memperingatkan kalau Israel akan kembali ke titik awal setelah seluruh perang ini, tetapi dengan harga yang mahal.

    Harga-harga mahal yang harus dibayar Israel itu antara lain termasuk meningkatnya jumlah korban tewas, meningkatnya penolakan para prajurit cadangan untuk bertugas, dan berkurangnya peluang untuk menyelamatkan tawanan yang ditangkap hidup-hidup.

    Ronen Manelis, mantan juru bicara militer Israel, membenarkan kalau Israel seperti berjudi kalau tekanan militer yang terus berlanjut akan mendorong Hamas untuk membuat konsesi.

    Akan tetapi, ia mengakui bahwa strategi ini belum mencapai keberhasilan apa pun selama 16 bulan terakhir, karena Israel tidak mampu melenyapkan gerakan tersebut atau memaksanya untuk mengubah posisinya.

    Sementara itu, jurnalis Channel 12 Menachem Horowitz menyoroti kemampuan Hamas untuk melancarkan serangan meskipun operasi militer intensif, dan mencatat bahwa tembakan roket dari Gaza dan ancaman Houthi di Laut Merah telah mengirim jutaan warga Israel ke tempat perlindungan, yang mencerminkan kegagalan rencana untuk membongkar kemampuan gerakan tersebut.

     

     

    (oln/khbrn/*)

     
     
     
     

  • Terungkap, Pembangkangan di Militer Israel: IDF Mainkan Taktik ‘Tanah untuk Darah’ Duduki Penuh Gaza – Halaman all

    Terungkap, Pembangkangan di Militer Israel: IDF Mainkan Taktik ‘Tanah untuk Darah’ Duduki Penuh Gaza – Halaman all

    Terungkap, Pembangkangan di Militer Israel: IDF Mainkan Taktik ‘Tanah untuk Darah’ di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Laporan media Israel, Ynet, pada Minggu (23/3/2025) mengungkapkan sejumlah hal di balik keputusan rezim Israel saat ini di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk kembali berperang di Gaza.

    Laporan mengindikasikan, kalau keputusan operasi militer baru pasukan Israel (IDF) di Gaza tidak mendapat dukungan secara luas dari publik Israel.

    Keputusan agresi baru ini, tulis Ynet, bahkan berpotensi menimbulkan  perpecahan yang berbahaya di dalam Israel, terutama karena adanya pembangkangan dari IDF sendiri atas operasi baru di Gaza ini.

    “Peperangan di Gaza kembali terjadi dengan latar belakang perpecahan masyarakat yang berbahaya dan tidak adanya konsensus nasional setelah serangan  7 Oktober. Keputusan agresi baru ini diiringi sejumlah sinyalemen perpecahan yaitu , tanda-tanda pembangkangan dalam IDF, promosi rancangan undang-undang pengecualian untuk orang Yahudi ultra-Ortodoks, upaya perombakan peradilan, dan protes yang terus meningkat terhadap pemerintah masih terus berlanjut. Di dalam Staf Umum IDF yang baru dibentuk, tujuan sebenarnya dari kampanye baru tersebut tetap tidak jelas, meskipun biaya yang harus dikeluarkan sangat besar,” tulis ulasan pembuka di Ynet.

    Ulasan itu menyertakan dua ‘petunjuk halus’ mengenai potensi perpecahan di negara Israel atas rencana agresi IDF di Gaza melalui pernyataan spontan Menteri Pertahanan Israel Katz dan Brigadir Jenderal (purnawirawan) Erez Wiener, yang hingga baru-baru ini menjabat sebagai kepala divisi ofensif di Komando Selatan IDF.

    Disebutkan dalam ualsan, tanpa koordinasi sebelumnya, kedua pria itu mengungkapkan apa yang tampaknya menjadi awal dari agresi baru IDF di Gaza.

    “Kalau tak mau disebut agresi baru, manuver IDF setidaknya bisa disebut sebagai operasi militer-politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam manuver darat selama berbulan-bulan, yang berakhir pada bulan Agustus tahun lalu dengan operasi darat terakhir IDF di Rafah,” kata ulasan tersebut.

    Sementara bibit perpecahan terus berkembang, Kepala Staf IDF Eyal Zamir tetap diam saat gelombang tekanan yang meningkat mengancam akan menelan militer, kata laporan Ynet.

    PIMPIN IDF – Mayor Jenderal (Purn) Eyal Zamir mengambil alih sebagai panglima baru tentara Israel pada hari Rabu (5/3/2025). Dia menggantikan Herzi Halevi , yang memimpin militer selama perang genosida di Jalur Gaza. (Anews/Tangkap Layar)

    Dokumen Rahasia di Tempat Parkir

    Tulisan media Israel itu kemudian mengulas ‘petunjuk halus’ pertama terkait bibit perpecahan di negara Israel.

    Tulisan menggambarkan Brigadir Jenderal (purnawirawan) Erez Wiener mengungkap isi dokumen rahasia yang menyiratkan tujuan agresi IDF ke Gaza kali ini adalah untuk mencaplok dan menduduki Gaza.

    Rencana ini terindikasi dalam unggahan Wiener di media sosial.

    “Dalam sebuah posting Facebook, Wiener menyampaikan versinya tentang insiden dokumen rahasia — sebuah kasus yang diungkap oleh Ynet dan Yedioth Ahronoth — di mana materi sensitif disalahtempatkan di tempat parkir (di kota) Ramat Gan. Eyal Zamir dan kepala baru Komando Selatan, Mayjen Yaniv Assor, mengetahui insiden tersebut melalui media dan langsung memecat Wiener,” kata laporan tersebut.

    Pemecatan Wiener disertai sejumlah alasan, menurut tulisan itu.

    “Di samping tuduhannya yang tidak biasa terhadap sesama perwira IDF—yang ia tuduh berusaha “menyabotase” dirinya karena mereka menentang “sikap ofensifnya”—Wiener mengisyaratkan rencana masa depan IDF (mencaplok dan menduduki) di Gaza,” ulas Ynet.

    “Saya sedih karena setelah satu setengah tahun ‘mendorong kereta ke atas bukit’, tepat saat kita mencapai titik di mana pertempuran akan berbelok ke kanan (yang seharusnya terjadi setahun yang lalu), saya tidak akan lagi berada di belakang kemudi,” tulis Wiener, mengisyaratkan perkembangan rencana IDF yang akan dilakukan (menduduki Gaza). 

    Ia juga mengkritik “kesempatan, tekanan, dan pertimbangan yang hilang yang membentuk jalur peperangan yang dipilih” (mencaplok Gaza).

    Wiener bukanlah perwira senior biasa di Komando Selatan.

    Selama 500 hari perang, termasuk minggu terakhir masa tugasnya, ia bertanggung jawab untuk merencanakan manuver ofensif IDF di Gaza, mengawasi pelaksanaan taktis dan implikasi strategis jangka panjang.

    Ia tidak membantah tuduhan komunikasi tidak sah dengan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich selama perang.

    Smotrich telah berulang kali menganjurkan pembentukan pemerintahan militer Israel di Gaza untuk menggantikan kendali Hamas atas penduduk sipil.
     
    Pimpinan IDF sebelumnya, Herzi Halevi, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menentang rencana tersebut karena biayanya yang tinggi — ribuan tentara Israel akan dibutuhkan untuk mengelola Jalur Gaza, yang akan membuat mereka menghadapi risiko yang signifikan, kehilangan nyawa atau cacat, saat mengelola kehidupan sehari-hari penduduk setempat. 

    “Sebaliknya, mereka merekomendasikan pembentukan otoritas Palestina alternatif untuk memerintah dua juta penduduk Gaza. Entitas ini, meskipun sebagian berafiliasi dengan Otoritas Palestina, akan membutuhkan dukungan Amerika, pengawasan Mesir, dan pendanaan dari negara-negara Teluk seperti Uni Emirat Arab,” kata ulasan tersebut.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Smotrich menolak pendekatan ini, dengan berpegang teguh pada strategi lama mereka untuk memecah belah Hamas dan Otoritas Palestina guna mencegah terbentuknya negara Palestina.

    “Kebijakan ini tetap terlihat dalam tindakan pemerintah, karena Hamas tetap menguasai Gaza setelah satu setengah tahun perang meskipun Israel telah mengerahkan banyak upaya militer dan finansial,” kata laporan tersebut.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    Taktik Tanah untuk Darah

    Indikasi kedua pembangakan atas rencana agresi IDF di Gaza datang dari Menteri Pertahanan Katz.

    Katz mengumumkan kalau ia telah memerintahkan IDF untuk merebut wilayah tambahan di Gaza sambil mengevakuasi penduduk setempat dan memperluas zona keamanan di sekitar komunitas perbatasan Israel. 

    “Selama Hamas terus menolak membebaskan para sandera, Hamas akan kehilangan lebih banyak tanah, yang akan dianeksasi ke Israel,” kata Katz.

    Pernyataan Katz, yang disetujui oleh Netanyahu, merupakan perubahan kebijakan yang dramatis.

    Pernyataan itu menunjukkan kalau kemajuan teritorial IDF baru-baru ini di Gaza tidak semata-mata ditujukan untuk memerangi Hamas, tetapi juga untuk merebut tanah guna ditukar dengan sandera—atau, jika Hamas terus menolak perundingan, untuk mencaplok wilayah tersebut ke Israel secara permanen. 

    “Dengan kata lain: tanah untuk darah,” tulis ulasan tersebut menggambarkan kalau pertukaran dengan Hamas berpotensi berubah dengan variabel sandera Israel ditukar pembebasan wilayah yang dicaplok Israel.

    Israel sejauh ini menghindari mengisyaratkan kemungkinan pemukiman kembali di Gaza untuk mempertahankan legitimasi internasional atas agresi militernya yang berkepanjangan.

    Legitimasi ini semakin terancam karena surat perintah penangkapan internasional terhadap Netanyahu dan Gallant, embargo senjata Eropa, dan potensi tindakan hukum terhadap personel IDF di luar negeri.

    Saat ini, operasi teritorial IDF difokuskan pada pendudukan dan penguasaan wilayah terbatas di Gaza tanpa terlibat dalam pertempuran besar.

    Ini termasuk mengamankan posisi di dekat bekas koridor Netzarim—tempat pasukan IDF mundur dua bulan lalu tetapi kini telah kembali—serta beberapa bagian garis pantai Beit Lahia dan lingkungan Shabura di Rafah.

    Di wilayah-wilayah ini, tidak ada pertempuran, ledakan, atau korban jiwa baru-baru ini. Hamas tampaknya menghemat sumber dayanya, menahan diri dari pembalasan yang signifikan sambil mempertahankan para pejuang dan persenjataannya di tengah penduduk sipil Gaza.

    PASUKAN DIVISI CADANGAN – Para personel pasukan cadangan dari Batalion Beeri militer Israel (IDF). Jelang invasi berikutnya IDF ke Gaza, partisipasi wajib militer di kalangan warga pemukim Israel makin rendah. (kredit foto: tangkap layar JPost/Courtesy Yoaz Hendel)

    Lebih Kejam dari Rencana Jenderal

    Rencana baru IDF (untuk menduduki Gaza) kemungkinan melibatkan pendekatan yang lebih luas daripada “Rencana Jenderal” sebelumnya.

    Pendekatan yang lebih kejam ini sebagaimana dibuktikan oleh serangan baru-baru ini ke Jabaliya oleh Divisi ke-162 IDF sebelum gencatan senjata.

    “Operasi itu melibatkan evakuasi paksa warga sipil dari wilayah yang luas dan pencegahan kepulangan mereka — sebuah taktik yang sekarang dapat ditiru dalam skala yang lebih besar,” tulis ulasan Ynet.

    Sementara itu, IDF belum memberikan penjelasan publik mengenai operasi baru ke Gaza tersebut. 

    Juru bicara militer Brigadir Jenderal Daniel Hagari belum berbicara kepada media untuk mengklarifikasi tujuan operasi tersebut selain pernyataan samar tentang “meningkatkan tekanan pada Hamas,” yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan runtuh sementara puluhan sandera Israel masih ditawan.

    “Karena dukungan publik yang luas terhadap potensi serangan darat IDF ke Gaza — yang diperkirakan akan mengakibatkan ratusan korban dan ribuan orang terluka — terus terkikis, krisis kepercayaan terhadap pemerintah semakin dalam,” tulis bagian penutup ulasan Ynet. 

    Kontroversi atas undang-undang penghindaran wajib militer, bersamaan dengan upaya untuk memecat Direktur Shin Bet Ronen Bar dan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, telah semakin memperlebar ketidakpercayaan publik Israel terhadap pemerintahannya.

    “Dalam suasana yang menegangkan ini, kebungkaman Kepala Staf IDF yang baru, Letnan Jenderal Eyal Zamir, semakin terlihat,” tulis Ynet. 

    “Satu-satunya tindakan pembangkangan yang dilakukan Zamir dalam beberapa hari terakhir adalah menunjukkan dukungan publik kepada rekannya yang tengah berjuang, Ronen Bar. Dalam sebuah langkah yang secara luas ditafsirkan sebagai simbolis, IDF merilis dua foto ke media yang memperlihatkan Zamir dan Bar bersama-sama mengawasi pertempuran baru di Israel selatan,” kata tulisan tersebut.

     

     

    (oln/Ynet/*)

  • Inggris Akui Pesawat Pengintai Shadow R1 Terbang di Sekitaran Gaza, Hamas Dikeroyok Israel Cs – Halaman all

    Inggris Akui Pesawat Pengintai Shadow R1 Terbang di Sekitaran Gaza, Hamas Dikeroyok Israel Cs – Halaman all

    Inggris Akui Pesawat Pengintai Shadow R1 Terbang di Sekitaran Gaza, Hamas Dikeroyok Israel Cs

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi kalau pesawat pengintai Shadow R1 masih melakukan operasi dari Pangakalan Udara Royal Air Forces (RAF) Akrotiri menuju Gaza.

    RAF Akrotiri adalah pangkalan militer Inggris yang terletak di Siprus. Pangkalan ini merupakan markas Unit Dukungan Operasi Siprus (Cyprus Operations Support Unit).  

    Misi tugas Pesawat Shadow R1 itu disebutkan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengamankan pembebasan sandera Israel.

    Pengakuan Inggris ini terjadi saat Israel menyatakan akan mengerahkan lebih banyak pasukan mereka dalam agresi militer kali ini ke Gaza.

    IDF Tambah Pasukan

    Seperti diketahui, Militer Israel (IDF) baru-baru ini memulai kembali operasi militer di Gaza dalam upaya menekan Hamas agar melunakkan posisinya dalam negosiasi perpanjangan tahap pertama perjanjian gencatan senjata penyanderaan. 

    Israel enggan melanjutkan negosiasi ke Tahap II karena mengharuskan mereka menarik pasukan dari Gaza dan membuka blokade bantuan masuk.

    Pada Sabtu malam, sumber pemerintah Israel mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa tekanan militer tidak berhasil ke Hamas. 

    “Israel telah menyerang Gaza selama tujuh hari, tetapi Hamas tidak menunjukkan fleksibilitas, yang menghalangi negosiasi untuk dilanjutkan,” kata sumber itu. 

    Seorang pejabat pemerintah mengatakan kalau militer Israel sengaja menjaga operasinya pada ambang batas yang lebih rendah, untuk menilai respons Hamas.

    Sejauh ini, apa yang diklaim sebagai ‘ambang batas rendah’ serangan sudah membunuh lebih dari 500-an penduduk Gaza selama lima hari terakhir.

    “Namun, mengingat kurangnya respons Hamas, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) kemungkinan akan meningkatkan operasinya dalam beberapa hari mendatang,” kata sumber tersebut.

    “Kami menginginkan kesepakatan untuk pembebasan sandera, jadi untuk saat ini, kami menahan respons di bawah ambang batas tertentu. Namun Hamas memberi isyarat bahwa mereka tidak akan melunak, jadi tidak ada pilihan lain – respons akan meningkat,” kata pejabat itu. 

    Di sisi sebaliknya, Hamas menyatakan terbuka untuk melanjutkan negosiasi sesuai tahapan yang sudah disepakati pada Januari yang menyertakan 3 fase gencatan senjata.

    Fase pertama (tahap pertama), berakhir pada Februari dengan pembebasan puluhan sandera Israel di Gaza dan pembebasan ribuan tahanan Palestina dari penjara Israel.

    Saat memasuki negosiasi fase kedua (Tahap Kedua), Israel justru menginginkan perpanjangan fase pertama sembari menekan Hamas terus membebaskan sandera.

    KEHANCURAN Gaza – Foto aerial kehancuran di sepanjang garis pantai di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. (tangkap layar twitter)

    Misi Pesawat Pengintai Shadow R1 Inggris

    Terkait bantuan Inggris ke Israel, menanggapi pertanyaan parlemen dari Anggota Parlemen Partai Buruh Neil Duncan-Jordan, Menteri Pertahanan Inggris Luke Pollard mengonfirmasi kalau penerbangan tersebut telah terjadi sejak 19 Januari 2025, sebagai bagian dari upaya pengumpulan intelijen Inggris yang lebih luas di kawasan tersebut.

    Pollard menyatakan bahwa “Kementerian Pertahanan Inggris telah melakukan penerbangan pengintaian di atas Mediterania Timur, termasuk operasi di wilayah udara Israel dan Gaza.”

    Ia lebih lanjut menekankan kalau mandat Inggris tetap terbatas pada upaya pembebasan sandera, seraya menambahkan bahwa “untuk menghindari keraguan, mandat kami didefinisikan secara sempit untuk fokus pada pengamanan pembebasan sandera saja; pesawat pengintai tidak bersenjata dan tidak memiliki peran tempur.”

    Penerbangan ini, yang telah diketahui publik selama beberapa waktu, merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Inggris untuk berbagi intelijen dengan mitra regional, termasuk Israel.

    “Meskipun keberadaan mereka bukanlah hal baru, konfirmasi terbaru memperkuat bahwa mereka tetap aktif dan berkelanjutan,” tulis laporan ukdefencejournal.

    Inggris diketahui juga aktif membantu Amerika Serikat (AS) dalam bombardemen di Yaman yang diklaim menyasar kelompok Ansarallah Houthi.

    Houthi menegaskan posisinya untuk mendukung perlawanan Palestina dengan memblokade Laut Merah dan memberikan serangan langsung ke Israel serta kapal-kapal perang AS.

    PESAWAT PENGINTAI – Pesawat pengintai Shadow R1 milik Angkatan Udara Inggris (RAF). Inggris mengakui kalau pesawat ini beroperasi di sekitaran Gaza saat Israel hendak memperluas agresi militer mereka melawan Hamas.

    Profil Shadow R1

    Pesawat Pengintai shadow R1 memainkan peran penting dalam Pasukan ISTAR RAF.

    ISTAR RAF adalah singkatan dari Intelijen, Pengawasan, Akuisisi Target, dan Pengintaian (Intelligence, Surveillance, Target Acquisition, and Reconnaissance) di Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF).

    ISTAR RAF bermarkas di RAF Waddington, Lincolnshire

    Dalam pelaksanaan misinya, pesawat pengintai Shadow R1 menggunakan sensor canggih untuk mengumpulkan intelijen yang penting bagi pasukan darat. 

    Sensor elektro-optik dan elektronik definisi tinggi melengkapi platform lain, meningkatkan analisis intelijen.

    Pesawat ini dilengkapi komunikasi satelit untuk transmisi data waktu nyata dan dilengkapi dengan perangkat bantuan defensif untuk keamanan operasional.

    Dikembangkan dari Beechcraft King Air 350, Shadow R1 awalnya dibeli untuk meningkatkan pengumpulan intelijen di Afghanistan.

    RAF menerima empat pesawat pada tahun 2009 berdasarkan Persyaratan Operasional Mendesak, kemudian bertambah menjadi enam berdasarkan Tinjauan Strategis Pertahanan dan Keamanan 2015.

    Dioperasikan oleh Skuadron 14, armada tersebut kini tengah menjalani peningkatan dan akan bertambah menjadi delapan pesawat berdasarkan Program Peningkatan Shadow Mk2.

     

    (oln/*)