Negara: Italia

  • Sisa Sirkuit Misano, Penentu Veda Ega Pratama ke Moto3

    Sisa Sirkuit Misano, Penentu Veda Ega Pratama ke Moto3

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Nama pembalap muda Veda Ega Pratama tinggal selangkah lagi menorehkan sejarah di panggung internasional.

    Untuk balapan musim ini, Veda mencatat dua kemenangan beruntun di Sirkuit Mugello, Italia, serta dua kali podium runner-up di Red Bull Ring, Austria.

    Hingga menjelang seri terakhir di Sirkuit Misano, ia mengoleksi 2 kemenangan, 4 podium, dan total 170 poin.

    Dengan dua kemenangan tersebut, ia berada di posisi kedua klasemen, bersaing ketat memperebutkan gelar juara yang akan menentukan arah kariernya.

    Jika berhasil menjuarai Rookies Cup, Veda akan meraih “golden ticket” untuk berlaga di Moto3 musim 2026.

    Ini sekaligus menjadi kesempatan bagus Veda untuk menuju jenjang lebih tinggi, yakni Moto2 hingga MotoGP, kasta tertinggi dunia balap motor.

    Perjalanan Veda Ega Pratama bukan hanya kisah tentang podium dan trofi.

    Kini tersisa seri pamungkas di Misano yang bakal menentukan nasib untuk Veda.

    Ia berpeluang akan mencatat sejarah sebagai pembalap Indonesia pertama yang menjuarai Rookies Cup dan membuka jalan ke Moto3 2026.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Mandalika Lanjut, Brasil Jadi Tuan Rumah Baru

    Mandalika Lanjut, Brasil Jadi Tuan Rumah Baru

    Jakarta

    Kalender sementara MotoGP 2026 resmi dirilis Dorna. Dari 22 seri yang dijadwalkan, Indonesia kembali menggelar MotoGP di Sirkuit Mandalika. Sementara itu, Brasil muncul sebagai tuan rumah baru.

    Balapan perdana musim depan akan dimulai di Thailand, tepatnya di Sirkuit Buriram pada 27 Februari – 1 Maret 2026. Setelah itu, MotoGP akan langsung menuju Brasil pada 20-22 Maret. Negeri Samba itu akan memakai Sirkuit Ayrton Senna yang baru direnovasi. Sirkuit ini pernah menggelar MotoGP pada musim 1987 sampai 1989.

    “Kami sangat menantikan untuk kembali ke Brasil. Kami memiliki basis penggemar yang baik yang kami tahu sangat gembira dengan berita ini. Perjanjian baru ini juga bakal menawarkan peluang fantastis untuk berekspansi di pasar utama bagi olahraga ini dan pabrikan kami,” kata CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta.

    Masuknya Brasil menambah variasi kalender yang kini tersebar di lima benua. Selain itu, seri klasik tetap dipertahankan, mulai dari Jerez, Mugello, Assen, hingga Silverstone. MotoGP Hungaria di Balaton Park dan Ceko di Brno juga kembali mengisi jadwal setelah sempat vakum lama.

    Kabar baik untuk pecinta balap di Tanah Air, Sirkuit Mandalika di Lombok tetap menjadi salah satu tuan rumah. Balapan akan digelar pada 9-11 Oktober 2026, masuk dalam rangkaian Asia Tenggara bersama Australia dan Malaysia. Kehadiran Mandalika menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar penting MotoGP.

    Jadwal MotoGP 2026

    1. Thailand (Buriram) 27 Februari – 1 Maret
    2. Brasil (Ayrton Senna) 20 Maret – 22 Maret
    3. Amerika Serikat (COTA) 27 Maret – 29 Maret
    4. Qatar (Lusail) 10 April – 12 April
    5. Spanyol (Jerez) 24 April – 26 April
    6. Prancis (Le Mans) 8 Mei – 10 Mei
    7. Spanyol (Catalunya) 15 Mei – 17 Mei
    8. Italia (Mugello) 29 Mei – 31 Mei
    9. Hungaria (Balaton Park) 5 Juni – 7 Juni
    10. Ceko (Brno) 19 Juni – 21 Juni
    11. Belanda (Assen) 26 Juni – 28 Juni
    12. Jerman (Sachsenring) 10 Juli – 12 Juli
    13. Inggris (Silverstone) 7 Agustus – 9 Agustus
    14. Spanyol (Aragon) 28 Agustus – 30 Agustus
    15. San Marino (Misano) 11 September – 13 September
    16. Austria (Red Bull Ring) 18 September – 20 September
    17. Jepang (Motegi) 2 Oktober – 4 Oktober
    18. Indonesia (Mandalika) 9 Oktober – 11 Oktober
    19. Australia (Phillip Island) 23 Oktober – 25 Oktober
    20. Malaysia (Sepang) 30 Oktober – 1 November
    21. Portugal (Portimao) 13 November – 15 November
    22. Spanyol (Valencia) 20 November – 22 November

    (lua/rgr)

  • Performa Bagnaia Melempem, Marquez Bilang Begini

    Performa Bagnaia Melempem, Marquez Bilang Begini

    Jakarta

    Meski sama-sama menunggangi Ducati Desmosedici GP25, performa Francesco Bagnaia melempem ketimbang rekan setimnya. Ini kata Marquez soal situasi Bagnaia.

    Dalam beberapa seri terakhir, performa Francesco Bagnaia terus melorot. Situasinya berbeda dengan rekan setimnya Marc Marquez yang menyuguhkan performa jempolan. Bahkan Marquez mencatatkan enam kemenangan secara berturut-turut di balapan utama.

    Posisi Marquez di klasemen sementara pun tak tergoyahkan. Dia berada di puncak klasemen dengan torehan 418 poin atau unggul 197 poin dari Francesco Bagnaia yang bertengger di posisi ketiga.

    “Saat Anda punya kecepatan, strateginya akan berhasil tapi kalau tidak, ya strategi tak berhasil. Benar bahwa kami melihat setelan dasar yang bisa berhasil. Itu berhasil di Sachsenring, Brno, dan di sini (Austria), tiga trek yang berbeda dengan setelan yang sama. Ini membuat saya tenang, tapi jelas benar kalau mesinnya bagus, semua jadi lebih mudah,” ucap Marquez dikutip Motosan.

    Ya setelan motor yang tepat itu bikin Marquez jadi percaya diri. Sebaliknya, Bagnaia justru tampak terpuruk. Dia pun turut mengomentari soal situasi Bagnaia. The Baby Aliens mengamini rekan setimnya itu memang mengalami masalah. Namun Ducati pasti tak tinggal diam dan bakal segera memberi bantuan.

    “Dia sangat kuat akhir pekan ini (di Austria), tapi saya tidak tahu apa yang terjadi di balapan. Dia punya talenta, kami mengendarai Panigale dan dia sangat kuat di Balaton. Dia punya talenta, pasti akan menemukan rasa itu lagi, Ducati juga akan membantunya karena dia juga mengerahkan segalanya di boks. Dia adalah juara dunia dua kali, kami harap Pecco makin kuat akhir tahun ini,” lanjut dia.

    Di sisi lain, Bagnaia mengungkap dia sudah habis kesabaran menanti penjelasan Ducati. Rider jebolan VR46 mengaku tidak mengerti apa yang dialami pada motornya. Dia juga membandingkan kecepatannya dengan Marc Marquez dan Marco Bezzecchi di lap pembuka. Di putaran awal, Bagnaia sempat bertarung sengit untuk memperebutkan posisi terdepan. Namun posisinya terus melorot hingga akhirnya finis kedelapan. Bagnaia mengaku telah mengerahkan segalanya untuk bisa tampil sempurna. Nyatanya meski sudah habis-habisan, rider Italia itu menorehkan hasil yang berbeda dengan Marquez dengan motor serupa.

    “Tidak ada (penjelasan dari Ducati) saat ini. Saya menunggu,” beber Bagnaia.

    (dry/din)

  • Bos Ducati Maklumi Bagnaia Hilang Kesabaran

    Bos Ducati Maklumi Bagnaia Hilang Kesabaran

    Jakarta

    Francesco Bagnaia sudah habis kesabaran, motor Ducati tunggangannya terlihat melempem. Hasilnya berbanding terbalik dengan rekan setimnya, Marc Marquez.

    Jangankan menang, Bagnaia tidak bisa finis lima besar pada MotoGP Austria 2025. Hasil terbaik Bagnaia finis di urutan kedelapan pada balapan utama, sementara itu dia tidak bisa menyelesaikan balapan saat sprint race. Berbeda dengan Marquez yang menyapu bersih kemenangan.

    “Saya tidak tahu mengapa semuanya tidak berjalan dengan baik bagi saya,” kata Bagnaia dikutip dari Motorsport.

    “Marco Bezzecchi dan Marc Marquez melakukan segalanya lebih baik dari saya. Saya tidak mengerti mengapa saya tertinggal 12 detik di sirkuit di mana saya selalu membuat perbedaan,” kata dia.

    Tahun lalu, Bagnaia berjaya memenangi balapan utama dan sprint race di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Bagnaia pun heran atas hasil kemarin. Itulah mengapa perasaan Bagnaia meledak, pernyataannya lebih keras terhadap Ducati.

    “Saya selalu fokus, saya tidak pernah kehilangan akal sehat. Tapi hari ini saya tidak bisa berakselerasi, saya disalip semua orang saat keluar dari tikungan. Saya harap Ducati menjelaskannya kepada saya, karena saya kehabisan kesabaran,” tambah Bagnaia.

    General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna memahami perasaan Bagnaia.

    “Saya pikir itu cukup normal ketika Anda mengharapkan dan mengetahui bahwa Anda dapat mencapai hasil yang lebih penting. Ketika dia tidak berhasil, dia jelas kecewa dan, sayangnya, begitulah adanya. Tugas kami adalah mencoba membantu Anda dan kami mencoba melakukannya dengan cara terbaik. Kita harus membantunya menang bersama lagi dan kita akan melakukannya; kita tidak boleh menyerah dan kita akan mencoba untuk mencapai tujuan itu,” kata Gigi Dall’Igna kepada Sky Sports Italia.

    Dia memastikan ada faktor psikologis yang akhirnya menghancurkan juara dunia MotoGP itu.

    “Ketika kombinasi faktor gagal, kita memasuki lingkaran negatif, tetapi kita harus saling membantu dan mempertahankan sikap positif,” kata Gigi.

    Manajer Tim Ducati, Davide Tardozzi, masih percaya potensi Bagnaia. Orang Italia itu meyakinkan bahwa di tim merah mereka tidak akan pernah menyerah dengan orang yang telah menjadi pemimpin proyek dalam beberapa tahun terakhir.

    “Kami terus percaya, kami tidak akan menyerah. Saya sudah mengatakannya sejak awal tahun. Kami percaya bahwa Pecco adalah juara sepanjang masa; kami perlu menemukan keseimbangan yang tepat untuk memberinya sepeda yang membawanya ke podium. Di sini tidak ada yang meragukan kualitas dan potensi Francesco Bagnaia, karena dia pantas memenangkan dua kejuaraan dunia MotoGP,” kata Tardozzi.

    (riar/rgr)

  • Sisa Sirkuit Misano, Penentu Veda Ega Pratama ke Moto3

    Tertinggal 21 Poin dari Pemuncak Klasemen, Bagaimana Peluang Veda Ega Pratama jadi Juara Dunia Rookies Cup 2025?

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Nama pembalap muda asal Indonesia, Veda Ega Pratama masih bersaing ketat untuk bisa menjadi juara Rookies Cup 2025.

    Usai race yang berlangsung di Austria, perebutan juara untuk ajang Rookies Cup 2025 semakin memanas.

    Veda Ega Pratama, masih memiliki peluang besar untuk meraih gelar juara meski saat ini berada di posisi kedua klasemen sementara.

    Veda yang duduk di posisi kedua klasemen saat ini mengoleksi 170 poin, tertinggal 21 poin dari Brian Uriarte yang kokoh di puncak dengan 191 poin.

    Peluang untuk mengejar masih terbuka lebar sebab ajang Rookies Cup 2025 masih menyisakan dua race lagi.

    Masih ada dua race tersisa di Sirkuit Misano World Circuit Marco Simoncelli, Italia, pada 13–14 September 2025.

    Untuk dua balapan yang tersisa itu, pembalap asal Indonesia maksimal bisa meraih 50 poin dengan catatan finish pertama di dua race tersebut.

    Musim ini, Veda menunjukkan konsistensi yang impresif, terutama di seri Austria ketika ia meraih dua kali podium kedua.

    Konsistensi ini menjadi modal berharga untuk menghadapi seri final yang akan sangat menentukan.

    Performa di dua race terakhir ini yang akan menentukan siapa yang bakal keluar sebagai juara dunia Red Bull Rookies Cup 2025.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Begini Awal Mula Rossi-Marquez Musuhan, Bukan di Sepang 2015

    Begini Awal Mula Rossi-Marquez Musuhan, Bukan di Sepang 2015

    Jakarta

    Ada satu momen unik saat MotoGP Austria 2025, pekan lalu. Ketika itu, kamera TV menangkap detik-detik Marc Marquez dan Valentino Rossi saling berpapasan di area paddock. Namun, keduanya sama-sama cuek dan tak bertegur sapa.

    Kondisi itu makin menguatkan dugaan publik soal hubungan Marquez-Rossi yang belum juga membaik. Padahal, Rossi sudah pensiun atau gantung helm empat tahun lalu.

    Meski rivalitas Marquez dan Rossi sudah mahsyur di penjuru dunia, namun belum banyak yang tahu akar permusuhan keduanya. Selain itu, tak sedikit yang menduga-duga, keduanya mulai berjarak sejak MotoGP Malaysia di musim 2015.

    Rossi-Marquez saling papasan Foto: X MotoGP

    Menariknya, perseteruan The Doctor dan The Baby Alien sudah dimulai sebelum itu. Setidaknya, hal tersebut yang disampaikan Rossi pada siniar yang tayang di akun YouTube Mig Babol, tahun lalu. Bagaimana kisah lengkapnya?

    Awal Mula Rivalitas Rossi Vs Marquez

    Pada siniar tersebut, Rossi bercerita, hubungannya dengan Marquez sudah retak sejak MotoGP Argentina 2015. Ketika itu, mantan pebalap asal Italia tersebut berpeluang menggenapi gelar juaranya menjadi 10.

    “Tibalah pada tahun 2015, saya dalam kondisi baik dan saya tahu bahwa rival terberat saya untuk memenangi kejuaraan adalah Marquez dan Lorenzo juga. Pada balapan pertama di Qatar, Marquez langsung melaju kencang di tikungan pertama, lalu saya berkata ‘baiklah, kami melakukannya dengan baik’,” ujar Rossi, dikutip Selasa (19/8).

    “Balapan berjalan dengan baik dan saya menang di Qatar. Kemudian di Argentina berlawanan dengan Marquez lagi, di sinilah perseteruan kami dimulai, semuanya dimulai dari Argentina,” lanjutnya.

    Valentino Rossi. Foto: Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Rossi kemudian bercerita awal mula konflik pecah. Ketika di Argentina, Rossi ada di belakang Marquez namun catatan waktunya lebih cepat. Dengan demikian Rossi berhasil mendekati Marquez dan berhasil menyalipnya. Setelah menyalip, Rossi mengira pertarungan di balapan itu sudah berakhir.

    “Kami tiba di tikungan kanan, saya sudah berada di depan. Dia berada di belakang, dan bukannya mengikuti di belakang dia justru menyenggol saya. Dia melakukan itu dengan tujuan untuk membuat saya jatuh karena dia tidak ingin kalah. Saya mengikuti garis saya tapi kami malah bersenggolan. Tapi jika dia melakukan itu ke saya, maka saya harus membalasnya hingga dia terjatuh. Setelah itu, dia masih terus berpura-pura akrab, bergaul dengan saya semacam itu, lah,” tuturnya.

    Rupanya aksi salip menyalip antara keduanya masih terus berlanjut di Assen. Baik Rossi dan Marquez saling menempel satu sama lain. Namun, di tikungan akhir Sirkuit Assen, Marquez ‘mendorong’ Rossi hingga ke luar lintasan.

    “Saya merasa dia datang ke arah saya dan saya tidak punya banyak pilihan, saya tetap melaju. Saya memotong ‘S’ (tikungan di sirkuit Assen) dan menang. Di parc ferme dia mendatangi saya dan berkata ‘mudah untuk menang seperti ini’. Tapi apa yang Anda inginkan dari saya?” ungkapnya.

    “Setelah itu kami pergi menemuinya dan saya berkata kepadanya, ‘menurut Anda apa yang harus saya lakukan?’ Setelah itu saya mendengar tim berkeliaran di sekitar paddock, terutama Alzamora dan mengatakan ‘oke, kita tidak bisa bersaing untuk kejuaraan dunia lagi, tapi dia juga tidak bisa menang’. Rumor itu menyebar di Spanyol, dan beberapa teman saya dari Spanyol datang dan mengatakan untuk berhati-hati dan selalu waspada,” lanjutnya.

    Hingga akhirnya tiba seri Sepang yang membuat hubungan keduanya kian memanas. Insiden di Sepang mungkin menjadi momen yang tak akan dilupakan penggemar balap motor sedunia. Ketika itu, Rossi diduga menendang Marquez hingga membuatnya dijatuhi sanksi start terbelakang di seri pamungkas.

    “Di Malaysia, dia menyakiti saya dan mengganggu saya sepanjang balapan. Setelah itu di sisi kanan saya semakin dekat dengannya karena ia benar-benar ingin bertahan bertarung dengan saya. Dia mencoba membuat saya terjatuh dalam tiga atau empat lap,” urainya.

    “Saya mendekatinya dan melihat wajahnya seolah-olah mengatakan ‘cukup, cukup, apa yang kamu lakukan?’ dan setelah itu kami bersenggolan. Dalam hal ini saya memiliki banyak keraguan tentang kontak antara kami berdua, karena dia tidak pernah jatuh tapi pada saat itu, saya tidak ingin menjatuhkannya tetapi dia jatuh, dan hal itu membuat saya kehilangan gelar juara dunia,” kata Rossi menambahkan.

    Pada akhirnya, Rossi harus terima dinyatakan bersalah. Dia juga harus rela kehilangan gelar juara dunianya. Kisah tersebut sudah berlalu 10 tahun, namun kenangannya tetap membekas hingga hari ini.

    “Reaksi pertama saya adalah melihat ke arah Marquez dan Marquez melihat ke arah Alzamora dan menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Rasanya dia seperti mengatakan ‘kita berhasil’,” kata Rossi.

    (sfn/din)

  • Horor Boeing 757 Mendarat Darurat Usai Mesin Terbakar di Udara

    Horor Boeing 757 Mendarat Darurat Usai Mesin Terbakar di Udara

    Berlin

    Sebuah pesawat penumpang jenis Boeing 757 yang dioperasikan maskapai Jerman, Condor Airlines, melakukan pendaratan darurat di Italia setelah salah sat mesinnya terbakar di udara. Tidak ada korban luka dalam insiden ini.

    Pesawat dengan nomor penerbangan DE3665 yang membawa 281 penumpang dan awak ini sedang mengudara ke Dusseldorf, Jerman, ketika mesin bagian kanannya terbakar beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Ioannis Kapodistrias di, Corfu, Yunani, pada Sabtu (16/8) malam.

    Beberapa penumpang, dari total 273 penumpang di pesawat itu, seperti dilansir Metro.co.uk dan The Economic Times, Selasa (19/8/2025), melihat kobaran api pada salah satu mesin pesawat saat penerbangan masih berlangsung. Semburan api itu keluar dari sayap kanan pesawat.

    “Tiba-tiba, listrik padam selama beberapa detik, dan kami menyadari bahwa kami tidak lagi menaiki ketinggian,” tutur salah satu penumpang, yang tidak disebutkan namanya, saat berbicara kepada media Jerman, Bild.

    “Itu adalah pengalaman yang sangat mengerikan. Saya sudah mengirim pesan perpisahan karena saya pikir, ‘Semuanya sudah berakhir’,” ucap penumpang lainnya yang tidak menyebut namanya.

    Sejumlah video yang belum diverifikasi dan beredar di TikTok menunjukkan sayap pesawat menyala dengan kobaran berwarna oranye.

    Awak kabin menyadari bahwa aliran udara turbin kanan terganggu pada ketinggian 36.000 kaki, atau setara 10.972 meter, sehingga pilot mematikan salah satu mesin.

    Menurut layanan pelacakan penerbangan FlightRadar24, pesawat itu berbelok ke Brindisi, Italia bagian selatan, untuk melakukan pendaratan darurat setelah mengudara selama 40 menit.

    Pihak maskapai Condor Airlines mengatakan tidak ada penumpang dan awak di dalam pesawat yang berada “dalam bahaya”. Sebanyak 273 penumpang dan delapan awak diinapkan ke hotel setempat atau menghabiskan malam di terminal bandara sebelum menaiki penerbangan alternatif ke Jerman keesokan harinya.

    Penyebab kobaran api pada salah satu mesin itu, menurut juru bicara Condor Airlines, merupakan reaksi kimia yang terjadi di dalam ruang pembakaran.

    “Penyebabnya adalah indikasi parameter di luar rentang normal yang disebabkan oleh gangguan pasokan aliran udara ke mesin,” jelasnya.

    “Karena gangguan tersebut, diputuskan untuk mengalihkan penerbangan ke Brindisi. Pesawat mendarat sekitar pukul 20.15 waktu setempat di Bandara Brindisi, dan semua penumpang turun dari pesawat secara normal.” imbuh juru bicara maskapai Condor Airlines.

    “Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, tetapi keselamatan penumpang dan pegawai kami selalu menjadi prioritas utama kami,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Konvoi Supercar Berujung Petaka, Lamborghini Ringsek di Tol Kunciran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Agustus 2025

    Konvoi Supercar Berujung Petaka, Lamborghini Ringsek di Tol Kunciran Megapolitan 19 Agustus 2025

    Konvoi Supercar Berujung Petaka, Lamborghini Ringsek di Tol Kunciran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah mobil Lamborghini mengalami kecelakaan di ruas Tol Kunciran, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Tangerang Kota, Minggu (17/8/2025).
    Berdasarkan unggahan akun Instagram @ciledug24jam, mobil
    sport
    asal Italia tersebut kecelakaan saat sedang melaju dalam konvoi bersama sejumlah kendaraan
    supercar
    lainnya.
    “Konvoi
    supercar
    kecelakaan di Tol Kunciran,” demikian keterangan dalam unggahan tersebut, dikutip
    Kompas.com
    , Senin (18/8/2025).
    Dalam rekaman video, terlihat beberapa
    supercar
    berhenti di lajur kanan tol. Sejumlah orang tampak membantu mengatur lalu lintas agar kendaraan lain tetap dapat melintas.
    Lamborghini berwarna putih yang kecelakaan itu pun mengalami kerusakan parah di bagian belakang. Mobil tersebut berhenti dalam posisi miring, menghadap pembatas jalan tol.
    Kepala Induk Polisi Jalan Raya (PJR) BSD Korlantas Polri AKP Giyarto mengatakan, peristiwa itu terjadi di KM 15.200 menuju Serpong pada pukul 10.15 WIB.
    Insiden bermula saat pengemudi Lamborghini berinisial ES (37) melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Benda menuju Serpong.
    Setiba di tempat kejadian perkara (TKP), kondisi ruas jalan sedikit menikung. Sedangkan sopir disebut tidak bisa mengendalikan kendaraan.
    “Karena jalannya menikung, agak menikung, terkena
    guardrail
    bahu jalan sehingga sulit dikendalikan,” kata Giyarto dikutip Senin (18/8/2025).
    “Tol situ kan sepi, cenderung sepi. Ya namanya tol baru, belum ada lubang-lubang, mungkin mengebut, enggak bisa mengendalikan,” tambah dia.
    Saat kehilangan kendali, mobil Lamborghini menabrak
    guardrail
    di sisi kiri. Pengemudi kemudian membanting setir ke arah kanan hingga akhirnya menabrak pembatas jalan.
    “Untungnya, tidak ada kendaraan lain dari belakang karena situasi jalan saat itu cukup sepi,” ujarnya.
    Dalam insiden tersebut, tidak ada korban jiwa.
    Atas perbuatannya, ES mendapatkan sanksi administrasi berupa kewajiban membayar ganti rugi atas kerusakan fasilitas terhadap pengelola tol.
    “Sanksi membayar sarana jalan yang rusak ke pengelola tol, akan dihitung oleh pengelola tol,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani. 
    Ojo menjelaskan, sanksi berupa tilang akan diterapkan kepada ES jika tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM).
    Hanya saja, hal tersebut harus melalui proses klarifikasi terlebih dahulu.
    “Besok Selasa (atau) Rabu akan dipanggil klarifikasi oleh (unit) Laka Tangerang Kota,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Marco Bezzecchi Ungkap Penyebab Kegagalan Menangi MotoGP Austria

    Marco Bezzecchi Ungkap Penyebab Kegagalan Menangi MotoGP Austria

    JAKARTA – Pebalap Aprilia Marco Bezzecchi mengakui mengalami “masalah kecil” pada motor RS-GP miliknya saat dia finis pada posisi ketiga MotoGP Austria 2025 di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Minggu.

    Bezzecchi memimpin 19 lap pertama balapan di depan Marquez, tetapi turun ke posisi kedua, lalu ketiga setelah gagal bersaing dengan Marquez dan Aldeguer.

    “Harus saya akui, bertarung dengan mereka selalu menyenangkan,” kata Bezzecchi,  peraih pole position, seperti dikutip Crash pada Senin.

    “Sayangnya, di tengah balapan saya mengalami masalah kecil dengan motor dan saya harus sedikit mengurangi kecepatan,” tambah dia.

    Pebalap Italia itu dikalahkan Marquez pada lap ke-20 setelah satu lap sebelumnya memberikan perlawanan.

    Empat lap berikutnya, Bezzecchi kembali kehilangan posisi setelah kembali disalip rider Ducati, kali ini Aldeguer dari Gresini.

    “Sejujurnya, itu bukan masalah besar, tetapi saya kehilangan sedikit konsentrasi segera setelah kejadian itu,” kata Bezzecchi.

    “Saya membuat kesalahan kecil, saya melakukan satu tikungan dengan satu gigi (terlalu tinggi), dan saya langsung kehilangan beberapa persepuluh detik,” tambah dia.

    “Saya mencoba untuk kembali tenang, tetapi ketika Marc ada di belakang, sulit untuk tetap rileks,” lanjut dia.

    Podium kedua di Red Bull Ring membuat Bezzecchi tetap urutan keempat klasemen dengan 178 poin. Seri ke-14 MotoGP musim ini akan berlanjut akhir pekan ini di Sirkuit Balaton Park, Hungaria.

  • Bagnaia Tunggu Penjelasan Ducati soal Motornya, Kesabaran Sudah Mulai Habis

    Bagnaia Tunggu Penjelasan Ducati soal Motornya, Kesabaran Sudah Mulai Habis

    Jakarta

    Francesco Bagnaia tak memahami apa yang menjadi masalah utama pada motornya hingga tercecer di luar lima besar. Dia pun masih menanti penjelasan dari Ducati.

    Francesco Bagnaia harus puas hanya bisa finis di posisi kedelapan pada balapan utama MotoGP Austria. Sebelumnya di gelaran Sprint Race, Bagnaia justru gagal menuntaskan balapan karena ada masalah pada motornya. Hasil ini justru berbeda dengan rekan setimnya Marc Marquez yang justru kembali berjaya di Sprint Race dan balapan utama.

    Rider jebolan VR46 mengaku tidak mengerti apa yang dialami pada motornya. Dia juga membandingkan kecepatannya dengan Marc Marquez dan Marco Bezzecchi di lap pembuka. Di putaran awal, Bagnaia sempat bertarung sengit untuk memperebutkan posisi terdepan. Namun posisinya terus melorot hingga akhirnya finis kedelapan.

    “Saya melihat di awal, Bez dan Marc melakukan segalanya lebih baik dari saya, pengereman, masuk dan keluar tikungan. Saya tahu mereka pebalap kuat tapi fakta bahwa selisih waktu 12 detik di lintasan tempat saya selalu membuat perbedaan itu adalah hal yang tak bisa dimengerti dan saya tidak akan berhenti,” aku Bagnaia dilansir Motosan.

    Bagnaia mengaku telah mengerahkan segalanya untuk bisa tampil sempurna. Nyatanya meski sudah habis-habisan, rider Italia itu menorehkan hasil yang berbeda dengan Marquez dengan motor serupa.

    “Saya bertarung dan habis-habisan, tapi hari ini saya finis kedelapan, 12 detik di belakang. Pemenangnya melakukan hal yang sama dengan saya tahun lalu, jadi potensinya ada. Hanya kami tidak tahu mengapa hal ini tidak berhasil kami lakukan, saya tidak tahu. Saya merasa sangat sulit untuk mengejar yang lain,” tutur dia lagi.

    Ketika ditanya apakah kesabarannya sudah habis, Bagnaia mengamini. Dia menanti Ducati memberi penjelasan tentang kondisi motornya itu.

    “Tidak ada (penjelasan dari Ducati) saat ini. Saya menunggu,” pungkasnya.

    (dry/din)