Negara: Italia

  • Daftar iPhone, iPad, dan Mac yang Bisa Pakai Apple Intelligence – Page 3

    Daftar iPhone, iPad, dan Mac yang Bisa Pakai Apple Intelligence – Page 3

    Untuk diketahui, Fitur kecerdasan buatan inovatif yang diperkenalkan Apple, Apple Intelligence, bersama seri iPhone 16 pada bulan September lalu jadi game changer bagi pengguna Apple.

    Pada awal saat diperkenalkan, fitur Apple Intelligence ini tersedia hanya di beberapa negara tertentu. Meliputi Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Irlandia, Selandia Baru hingga Afrika Selatan.

    Sayangnya, keterbatasan dukungan bahasa yakni hanya bahasa Inggris membatasi aksesibilitasnya bagi pengguna yang lebih luas.

    Kini, Apple pun mengonfirmasi adanya pembaruan atau update bahasa yang didukung Apple Intelligence dan akan menambahkan lebih banyak bahasa ke daftar tersebut.

    Mengutip Gizchina, Selasa (4/2/2025), selama rapat pendapatan Apple Q4 2024, CEO Apple Tim Cook mengungkapkan berita menarik ini untuk pengguna global. Apple Intelligence akan segera mendukung lebih dari enam bahasa baru dengan update yang dijadwalkan untuk rilis April mendatang.

    Menurut Tim Cook, perluasan bahasa ini bertujuan untuk membuat fitur kecerdasan buatan ini lebih inklusif dan dapat diakses oleh wilayah yang tidak berbahasa Inggris.

    “Pada bulan April, kami akan menghadirkan Apple Intelligence dalam lebih banyak bahasa, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Portugis, Spanyol, Jepang, Korea, dan Mandarin sederhana. Bahasa Inggris juga akan dilokalkan ke Singapura dan India,” kata Tim Cook.

  • Perusahaan AS Dikenakan Pajak Digital Negara Lain, Trump Siapkan Tarif Balasan

    Perusahaan AS Dikenakan Pajak Digital Negara Lain, Trump Siapkan Tarif Balasan

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani sebuah memorandum yang secara resmi mempertimbangkan pengenaan tarif untuk melawan pajak layanan digital atau digital service tax yang dikenakan beberapa negara terhadap raksasa teknologi AS. 

    Memo tersebut meminta Kantor Perwakilan Dagang AS atau US Trade Representative (USTR) untuk mengusulkan tindakan pembalasan, termasuk tarif, terhadap negara-negara yang mengenakan pajak digital atau digital services tax (DST) pada perusahaan teknologi AS seperti Alphabet Inc. dan Meta Platforms Inc.

    Gedung Putih berusaha untuk menghalangi pemerintah asing mengumpulkan pendapatan pajak dari perusahaan teknologi AS yang beroperasi di luar negeri, menurut lembar fakta tentang rencana kebijakan tersebut.

    “Apa yang mereka lakukan terhadap kita di negara lain sangat buruk dalam hal digital. Jadi, kami akan mengumumkannya,” kata Trump kepada wartawan dikutip dari Bloomberg, Sabtu (22/2/2025).

    Pemerintahan Trump juga akan meninjau apakah ada praktik di Uni Eropa atau Inggris yang memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan AS untuk mengembangkan produk yang melemahkan kebebasan berpendapat. Baik Trump maupun Wakil Presiden JD Vance mengkritik sekutu-sekutu Eropa atas peraturan yang mereka anggap menekan suara-suara konservatif.

    Memo tersebut tidak menetapkan batas waktu pemberlakuan tarif terhadap negara-negara yang telah menyetujui pajak layanan digital.

    Langkah ini mengatasi masalah yang telah lama menjadi kekhawatiran Trump, sejak pertama kali menjabat di Gedung Putih. Pada 2019, USTR memulai penyelidikan terpisah terhadap sistem perpajakan di Prancis, Italia, Spanyol, India, dan negara-negara lain. 

    AS pada saat itu menyimpulkan bahwa pajak tersebut bersifat diskriminatif dan sangat merugikan perusahaan-perusahaan Amerika.

    Beberapa negara telah menarik rencana pajak layanan digital mereka dan malah bergabung dalam perundingan global mengenai pajak minimum bagi perusahaan teknologi, tetapi perundingan tersebut berulang kali terhenti.

    Menurut Asosiasi Industri Komputer dan Komunikasi, sekitar 30 negara telah mengadopsi atau mengusulkan DST dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mitra dagang utama AS lainnya seperti Inggris dan Kanada. Pajak Kanada mulai berlaku pada 2024.

    Tindakan Trump ini dilakukan menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Prancis telah menerapkan pajak digital yang merugikan perusahaan-perusahaan multinasional teknologi besar AS, dan Menteri Keuangannya mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka bermaksud untuk tetap menerapkannya.

    Prancis adalah salah satu negara pertama yang menerapkan pajak layanan digital. Kedua belah pihak merundingkan gencatan senjata, yang mana Perancis akan menarik pajak tersebut setelah aturan global mengenai perpajakan perusahaan multinasional digital mulai berlaku. Namun, negosiasi tersebut tidak pernah selesai.

    Pembalasan AS atas pajak digital mengancam akan merusak hubungan yang sudah tegang dengan Prancis dan negara-negara Eropa lainnya yang sudah berselisih dengan Washington atas dorongan Trump untuk menegosiasikan penghentian perang di Ukraina secara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

  • Biarpun Miskin, Kota ini ‘Ogah’ Tunduk pada Partai Ekstremis Kanan – Halaman all

    Biarpun Miskin, Kota ini ‘Ogah’ Tunduk pada Partai Ekstremis Kanan – Halaman all

    Gelsenkirchen, di wilayah Ruhr, Jerman bagian barat, adalah kota termiskin di negara ini. Sampah berserakan di jalan-jalan dan taman, dan apartemen kosong dan terbengkalai sering terlihat.

    Di kota ini, satu dari empat orang yang bekerja hidup masih perlu tunjangan kesejahteraan sosial. Pendapatan tahunan rata-rata penduduk di sini adalah yang terendah di seluruh Jerman, bahkan tidak mencapai €18.000 dan tingkat penganggurannya adalah yang tertinggi di seluruh negeri, yakni lebih dari 14%.

    Menjadi wali kota Gelsenkirchen mungkin merupakan pekerjaan tersulit di negara ini. Karin Welge-lah orangnya, dia bilang: “Gelsenkirchen memiliki sejarah yang tidak seperti kota Jerman lainnya. Kota ini menjadi kaya dan makmur dengan sangat cepat. Dan kemudian terjadi keruntuhan struktural yang sangat brutal,” demikian ia berkisah kepada DW.

    “Sebelum tahun 1960, ada sekitar 400.000 orang yang tinggal di sini. Selama perubahan struktural, jumlah ini turun drastis menjadi 258.000 pada saat krisis keuangan. Setengah dari pekerjaan yang membayar iuran asuransi sosial hilang,” lanjutnya.

    Selama era “keajaiban ekonomi” di bekas Jerman Barat dari tahun 1950-an hingga 1970-an, kota ini berkembang pesat. Kota ini menarik “pekerja tamu” dari Polandia, Italia, dan Turki dan bahkan bangkit menjadi kota penghasil batu bara terpenting di Eropa.

    Pada tahun 2008, tambang Westerholt mengakhiri operasinya sebagai tambang terakhir di Gelsenkirchen. Namun, selama setengah abad sebelumnya, kota ini terus mengalami kemunduran.

    Perubahan struktural meski pundi-pundi kosong

    Batu bara adalah bagian dari sejarah; industri jasa dan pendidikan adalah masa depan. Namun, Gelsenkirchen berada dalam situasi yang sama seperti banyak kota Jerman lainnya: Kota itu tidak punya ”cuan”.

    Pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) menetapkan berapa banyak pengeluaran yang boleh dilakukan Kota Gelsenkirchen. Dan, menurut Welge, inilah yang mereka dengar: “Anda tidak diizinkan untuk mempekerjakan lebih banyak orang dalam administrasi, dan Anda tidak diizinkan untuk berinvestasi lebih banyak.”

    “Meskipun investasi sangat dibutuhkan di tempat-tempat yang keadaannya rapuh. Kami belum membangun sekolah di sini sejak tahun 1970-an,” ujar Welge.

    AfD meraup untung dari berbagai masalah kota

    Selain itu, perluasan Uni Eropa tahun 2007 menyebabkan banyaknya orang-orang yang tidak berpendidikan dari Bulgaria dan Rumania datang ke kota tersebut, yang sejauh ini sebagian besar gagal untuk terintegrasi dengan baik.

    Dan hal itu memiliki konsekuensi politik. Wilayah Ruhr secara tradisional merupakan basis bagi Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri-tengah, partainya Kanselir Olaf Scholz, yang juga merupakan partai di mana Karin Welge bernaung. Namun, masa ketika SPD biasa memperoleh 60% suara dalam pemilihan umum telah berlalu.

    Sebaliknya, partai populis sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) telah memperoleh keuntungan selama bertahun-tahun belakangan. Sejak tahun 2017, ketidakpercayaan dan islamofobia mengalami peningkatan dramatis dalam apa yang dulunya merupakan wadah peleburan budaya Jerman.

    “Reputasi Gelsenkirchen selama bertahun-tahun sebagai wadah peleburan budaya yang sukses, dengan kisah imigrasi yang bagus untuk diceritakan telah dengan cepat berubah menjadi sebaliknya. Dan itu membuka jalan bagi kekuatan radikal,” kata Welge.

    Proyek Nordsternpark: Melawan tren

    Jika ada satu orang yang mewakili dan memahami sejarah Gelsenkirchen dengan segala suka dukanya, maka orang itu adalah Reinhold Adam. Pria berusia 79 tahun itu bekerja keras di tambang saat remaja, mengikuti magang pertambangan, dan kemudian bekerja sebagai teknisi listrik di tambang Nordstern.

    Dan ke lokasi tambang inilah ia melakukan tur berpemandu hari ini. Kisah-kisahnya tentang para penambang dan persahabatan mereka sering membuat pengunjung meneteskan air mata, beberapa di antaranya datang dari tempat yang jauh seperti Kanada, Jepang, dan Australia.

    Setelah tambang ditutup pada tahun 1993, sebuah taman lanskap dibangun di lokasi industri seluas 100 hektare yang dikunjungi setiap tahun oleh 200.000 orang. Di antara fitur-fiturnya adalah area panjat tebing, amfiteater, dan menara berkelok-kelok dengan platform pengamatan setinggi 83 meter. Pengunjung yang menikmati pemandangan panorama selalu kagum dengan betapa hijaunya Gelsenkirchen, papar Adam dengan bangga.

    Namun, terlepas dari berbagai upaya untuk membuat kehidupan di Gelsenkirchen benar-benar menarik, AfD meraup 21,7% suara pada pemilu Parlemen Eropa tahun 2024 dan hanya terpaut 1.600 suara dari peringkat pertama.

    Adam tidak dapat memahami bagaimana ini bisa terjadi. “Solidaritas selalu menjadi kekuatan orang-orang di daerah Ruhr; sebenarnya itu sangat penting di antara para penambang,” katanya. “Namun sayangnya hal itu telah hilang. Dulu orang-orang mencari solusi; kini, hal pertama yang mereka khawatirkan adalah mencari seseorang untuk disalahkan.”

    Namun menurutnya: “Kita tidak dapat selalu meminta bantuan kota dan negara, kita harus mengambil tindakan sendiri.”

    Trendi dan multikultural: Kreativquartier Bochumer Strasse

    Bochumer Strasse di distrik Ückendorf adalah satu tempat di mana banyak orang beraksi dalam beberapa tahun terakhir. Di sini, bangunan-bangunan yang bobrok dan hancur di daerah terlarang telah diubah menjadi “Modell und Kreativquartier” (Kawasan Model dan Kreatif) dengan kafe, galeri, dan gereja yang telah diubah menjadi lokasi acara.

    Banyak orang telah melakukan kerja sukarela di sini. Masyarakat Merenovasi Kota (SEG) Gelsenkirchen dan Negara Bagian NRW telah mensubsidi proyek-proyek dan membeli properti, untuk membantu menghidupkan kembali distrik tersebut.

    Salah satu relawannya adalah Kirsten Lipka. Sejak keadaan mencapai titik terendah pada tahun 2016, keadaan telah membaik di distrik tersebut, ujarnya. “Saat ini, bahkan mahasiswa dari Köln pindah ke sini karena mereka tidak mampu untuk tinggal di sana,” kata Lipka. “Bahkan, orang-orang yang kembali dari Berlin berkata, ‘kami tidak begitu suka di sana lagi. Ückendorf masih ‘polos’.”

    Frank Eckardt, yang lahir di Gelsenkirchen dan kini mengajar sebagai peneliti perkotaan di Bauhaus-Universität di Weimar, menganggap Ückendorf sebagai anugerah. “Selama beberapa dekade, ada perasaan sangat pasrah di sini,” katanya kepada DW. “Anda merasa tidak ada yang dilakukan, kami bangkrut. Dari sudut pandang psikologis, sangat penting bagi orang-orang untuk sekarang memiliki tempat di sini di mana Anda melihat sesuatu sedang terjadi. Namun, kami belum mencapai titik di mana orang-orang berkata: ‘Mengapa saya harus meninggalkan Gelsenkirchen, ini kota keren.’”

    Artikel ini aslinya ditulis dalam bahasa Jerman.

  • Batal Pakai Ducati GP25, Ini Motor yang Akan Dipakai Diggia di MotoGP 2025

    Batal Pakai Ducati GP25, Ini Motor yang Akan Dipakai Diggia di MotoGP 2025

    Jakarta

    Tim pabrikan Ducati batal menggunakan motor terbaru Desmosedici GP25 untuk mengarungi MotoGP 2025. Ducati telah memutuskan menggunakan racikan mesin tahun lalu alias GP24. Motor itu akan digunakan kembali oleh pebalap tim pabrikan Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia dan Marc Marquez. Selain itu, pebalap tim satelit Pertamina VR46, Fabio Di Giannantonio, yang semula dijanjikan menggunakan Desmosedici GP25, mau tidak mau juga harus kembali menggunakan motor tahun lalu.

    Direktur VR46 Alesio ‘Uccio’ Salucci mengatakan, Fabio Di Giannantonio alias Diggia akan menggunakan motor yang sesuai karakter balapnya. Maka itu, Diggia akan memakai motor bekas Francesco ‘Pecco’ Bagnaia.

    Fabio Di Giannantonio Foto: Getty Images/Mark Wieland

    “Kami telah melanjutkan pekerjaan dan telah meminta motor Pecco untuk pengujian pertama. Paket yang di sana seperti pilihan Pecco. Itu gaya mengemudi yang kami sukai, yang serupa. Diggia akan tiba dalam kondisi–yang sayangnya, saya tidak ingin menyebutnya kondisi yang biasa–tetapi ia akan tiba dalam kondisi yang mengharuskannya untuk mencoba mengikuti ujian pada akhir pekan,” ungkap Uccio dikutip dari Motosan.

    Sebelumnya Diggia absen pada sebagian besar tes pramusim MotoGP 2025 karena pebalap Italia itu mengalami cedera. Diggia pun tak memiliki banyak kesempatan mencoba performa motor Ducati Desmosedici GP25.

    Di sisi lain, keputusan prinsipal Ducati untuk beralih dari GP25 ke GP24 untuk tiga pebalapnya, bisa sangat menguntungkan Diggia. Sebab motor itu sudah digunakannya tahun lalu, jadi Diggia bakal bisa lebih beradaptasi. Uccio pun berharap Diggia bisa menemukan kembali performa terbaiknya.

    “Karena ia adalah pebalap lokal (asli Italia) dan ia punya keinginan kuat untuk maju. Sayangnya Diggia hanya membalap satu hari dari lima hari yang diikuti pebalap lain, jadi ia memang sedikit kehilangan ritme,” bilang Uccio.

    (lua/dry)

  • Kondisi Paus Fransiskus Berangsur Stabil, Bisa Bangun dari Tempat Tidur Lalu Sarapan Sambil Duduk – Halaman all

    Kondisi Paus Fransiskus Berangsur Stabil, Bisa Bangun dari Tempat Tidur Lalu Sarapan Sambil Duduk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kondisi Paus Fransiskus berangsur stabil.

    Saat ini pemimpin gereja Katolik itu dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma, setelah mengalami bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia ganda, VOA melaporkan.

    Pada Kamis (20/2/2025) pagi, Vatikan mengonfirmasi Paus Fransiskus bisa “menghabiskan malam dengan tenang” dan setelah bangun dari tempat tidurnya, ia sarapan di kursi berlengan.

    Kondisi klinisnya dinyatakan stabil oleh juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, yang juga menyatakan bahwa Paus bernapas sendiri dan jantungnya stabil.

    Pada hari yang sama, Bruni menginformasikan Paus menderita pneumonia fokal, yang berarti infeksi terbatas pada area tertentu di paru-parunya.

    Dikutip dari Sky News, tes darah menunjukkan sedikit perbaikan, terutama pada indeks peradangan, meskipun para dokter masih memantau efek dari terapi yang diberikan.

    Paus Fransiskus saat ini mengonsumsi kombinasi antibiotik dan kortison untuk mengobati infeksi tersebut.

    Perawatan Paus mendapat perhatian dari banyak tokoh penting, termasuk Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, yang mengunjungi Paus pada Rabu (19/2/2025) malam.

    Meloni melaporkan selama kunjungan, mereka bercanda seperti biasa, menandakan bahwa Paus masih memiliki selera humor meski dalam kondisi kesehatan yang cukup serius.

    Uskup Agung Giuseppe Satriano dari Bari, Italia, mengaku yakin Paus Fransiskus akan pulih karena “karakter kuatnya sebagai seorang pejuang”.

    Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, memiliki riwayat penyakit pernapasan dan pernah kehilangan sebagian paru-parunya akibat radang selaput dada saat muda.

    Meskipun pernah mengalami pneumonia akut pada 2023, Paus Fransiskus selalu menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi masalah kesehatan.

    Dalam memoarnya, ia bahkan mengungkapkan menulis surat pengunduran diri jika suatu saat nanti kondisinya tidak memungkinkan untuk menjalankan tugasnya sebagai Paus.

    Meski dalam perawatan, ia tetap melanjutkan tugas kepausannya.

    Kardinal Jean-Marc Aveline dari Marseille menanggapi pertanyaan terkait kemungkinan pengunduran diri Paus Fransiskus.

    Ia mengatakan bahwa “semuanya mungkin,” mengingat kondisi kesehatannya.

    Infeksi Polimikroba

    Dikutip dari NBC, Paus Fransiskus mengalami infeksi polimikroba, yang merupakan gabungan dari beberapa virus, bakteri, jamur, dan parasit yang menyerang saluran pernapasan

    Penyakit ini menyebabkan pneumonia di kedua paru-parunya, yang memperburuk kondisi Paus Fransiskus.

    Selain itu, Paus juga didiagnosis dengan bronkitis asma, yang membutuhkan pengobatan dengan kortikosteroid dan antibiotik.

    Meskipun penyakit ini cukup kompleks, hasil tes darah menunjukkan sedikit perbaikan pada penanda inflamasi, yang menjadi tanda bahwa pengobatan Paus mulai memberikan hasil positif.

    Paus juga sudah bisa bernapas tanpa bantuan ventilator dan dapat duduk di kursi berlengan di kamar rumah sakit.

    Kondisi Kesehatan Paus yang Rentan

    Paus Fransiskus berusia 88 tahun, memiliki riwayat masalah kesehatan, terutama terkait dengan saluran pernapasan.

    Di masa mudanya, ia pernah menderita radang selaput dada yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru.

    Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, seperti yang sedang ia alami saat ini.

    Paus juga sering menggunakan kursi roda akibat nyeri punggung dan lutut.

    Baru-baru ini sempat menjalani operasi untuk masalah hernia.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Paus Fransiskus Dijenguk PM Italia di RS, Sarapan Pagi hingga Terima Telepon

    Paus Fransiskus Dijenguk PM Italia di RS, Sarapan Pagi hingga Terima Telepon

    JAKARTA – Paus Fransiskus, yang menghabiskan hari ketujuh di rumah sakit saat ia berjuang melawan pneumonia.

    Paus bangun dari tempat tidurnya dan sarapan pada Kamis pagi, kata Vatikan.

    Paus berusia 88 tahun itu menjalani perawatan di rumah sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari.

    Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan Paus tidur nyenyak dan sarapan sambil duduk di kursi berlengan.

    Kondisi Paus stabil dan menunjukkan “sedikit perbaikan” dalam hasil tes darahnya baru-baru ini, kata Vatikan dilansir Reuters, Kamis, 20 Februari.

    Paus Fransiskus menderita pneumonia ganda, infeksi serius yang dapat meradang dan melukai kedua paru-paru serta membuat sulit bernapas.

    Dua uskup senior Katolik menyatakan harapannya untuk kesembuhan Paus.

    “Saya pikir ada harapan, dan dia akan berhasil melewatinya, terima kasih Tuhan,” kata Kardinal Spanyol Juan Jose Omella. Uskup Agung Italia Giuseppe Satriano menyebut Paus sebagai “pejuang” dan mengatakan, “Dia akan memenangkan pertempuran ini.”

    Vatikan mengatakan sebelumnya Paus menderita infeksi polimikroba, yang terjadi ketika dua atau lebih mikroorganisme terlibat.

    Paus Fransiskus akan dirawat di rumah sakit selama diperlukan untuk mengatasi “situasi klinis yang kompleks”.

    Paus dapat beraktivitas di sekitar kamar rumah sakitnya, menerima beberapa panggilan telepon dan terus mengerjakan beberapa dokumen.

    Gelombang pesan dukungan terhadap Paus Fransiskus datang dari seluruh dunia, lapor media resmi Vatikan.

    Adele Cucinotta, warga Roma, berada di luar rumah sakit Gemelli pada hari Kamis dan mengatakan dia bersyukur mendengar kondisinya membaik.

    “Saya sangat senang dia sedikit lebih baik,” katanya.

    Paus Fransiskus menerima kunjungan pada Rabu dari Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, pengunjung VIP pertamanya yang diketahui di rumah sakit.

    Paus bercanda dengan Meloni tentang beberapa orang yang bertaruh pada kematiannya, surat kabar Italia Corriere della Sera melaporkan pada Kamis.

    “Dia tidak kehilangan selera humornya,” kata Meloni.

    Penyakit terbaru Paus ini merupakan penyakit terbaru dalam sejarah panjang masalah kesehatan yang dideritanya selama bertahun-tahun.

  • Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga ‘Serangan Teror’

    Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga ‘Serangan Teror’

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dari beberapa belahan dunia selama 24 jam terakhir.

    Berita utama dalam edisi Jumat, 21 Februari 2025 kami hadirkan dari Israel.

    Serangkaian ledakan bus di Israel

    Serangkaian ledakan bus di Israel dilaporkan kepolisian Israel, Kamis kemarin, yang mereka sebut sebagai “dugaan serangan teror.”

    “Banyak laporan diterima tentang ledakan yang melibatkan beberapa bus di lokasi berbeda di Bat Yam,” katanya.

    Sejauh ini belum ada laporan korban yang meninggal maupun cedera.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi insiden ledakan di wilayah Tel Aviv dalam sebuah pernyataan dan akan segera mengadakan penilaian situasi keamanan.

    Paus dalam keadaan ‘sadar’

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan Paus Fransiskus “sadar dan tanggap” ketika dia mengunjunginya di rumah sakit di Roma.

    “Kami bercanda seperti biasa. Dia tidak kehilangan selera humornya,” bunyi pernyataannya.

    Paus berusia 88 tahun itu dirawat karena komplikasi pneumonia ganda dan infeksi bronchitis.

    Vatikan mengatakan secara umum kondisi Paus tetap stabil dengan “sedikit perbaikan” dalam tes darahnya.

    Mereka juga tidak memberikan informasi apa pun tentang berapa lama Paus akan dirawat di rumah sakit.

    Mantan kepala sepak bola dinyatakan bersalah

    Pengadilan Tinggi Spanyol menyatakan mantan kepala sepak bola Spanyol Luis Rubiales bersalah karena mencium bibir striker Jenni Hermoso tanpa izin.

    Rubiales, 47 tahun, dituduh melakukan pelecehan seksual dan pemaksaan atas tuduhan mencoba menekan Hermoso untuk menyatakan ciuman itu atas dasar suka sama suka.

    Pengadilan memerintahkannya untuk membayar denda senilai lebih dari 10.000 euro ($16.300), tetapi membebaskannya dari tuduhan pemaksaan.

    “Hakim memahami, mengingat dampak serangan berupa ciuman … ia tidak perlu direhabilitasi khusus untuk kejahatannya, kami menjatuhkan hukuman uang, yang tidak seberat hukuman kurungan,” bunyi putusan tersebut.

    Loyalis Trump menjadi direktur FBI

    Senat Amerika Serikat memberikan suara untuk mengonfirmasi Kash Patel sebagai direktur FBI.

    Pemungutan suara dilakukan di tengah keraguan dari Demokrat tentang kualifikasinya.

    Muncul juga kekhawatiran ia akan menaati perintah Presiden Donald Trump untuk mengejar musuh-musuh presiden dari Partai Republik.

    “Saya tidak dapat membayangkan pilihan yang lebih buruk,” ujar Senator Demokrat Dick Durbin dari Illinois.

    Sebagai loyalis Presiden Trump yang sudah mengkritik keras badan tersebut, Kash akan mewarisi FBI yang dilanda kekacauan karena Departemen Kehakiman selama sebulan terakhir telah memaksa keluar sekelompok pejabat senior biro tersebut.

    Lihat Video ‘ 3 Bom Meledak di Bus yang Terparkir di Israel’:

  • Yamaha Bikin Ducati Kaget, Bisa Cepat Bangkit

    Yamaha Bikin Ducati Kaget, Bisa Cepat Bangkit

    Jakarta

    Ducati sudah dibikin ketar-ketir oleh Yamaha pada tes pramusim MotoGP 2025. Penyebabnya, pebalap Yamaha Fabio Quartararo konsisten masuk tiga besar pebalap tercepat pada tes pramusim MotoGP 2025 yang digelar di Sirkuit Sepang, Malaysia, 5-7 Februari lalu.

    Performa positif tersebut pun mengejutkan bos Ducati, Davide Tardozzi. Kata Tardozzi, hasil yang didapatkan Yamaha di tes Sepang terlalu cepat. Dirinya tak menyangka jika Yamaha bisa melakukannya.

    “Saya tahu mereka (Yamaha) akan mengalami kemajuan – tapi saya tidak tahu akan secepat itu,” ungkap Tardozzi kepada MotoGP.com setelah tes Sepang minggu kemarin.

    Tardozzi menduga, hasil yang didapatkan Yamaha saat ini tidak lepas dari campur tangan mantan insinyur Ducati, Massimo Bartolini, yang membelot ke pabrikan garpu tala sejak musim lalu.

    “Saya mengenal Massimo Bartolini dengan sangat baik, saya benar-benar yakin bahwa dia mampu membawa mereka (Yamaha) melangkah maju. Sekarang saya tahu mereka (Yamaha) banyak mendengarkannya dan saya pikir mereka punya pebalap hebat seperti Fabio (Quartararo), jadi saat ini dia adalah lawan kami,” ungkap Tardozzi.

    Berkebalikan dengan performa Yamaha di tes pramusim MotoGP 2025 di Sepang, Ducati belum bisa menampilkan performa terbaiknya. Bahkan disebut-sebut performa motor tahun lalu (Desmosedici GP24) lebih baik dari performa motor musim ini (Ducati Desmosedici GP25).

    “GP24 adalah mesin yang fantastis dan bekerja dengan sangat baik,” kata pebalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia kepada MotoGP.com. “Tapi sudah satu musim kami pakai mesin itu. GP25, mesinnya, terlihat fantastis, penyaluran tenaganya fantastis, tapi masih ada yang kurang,” tambah Bagnaia.

    Bagnaia pun diketahui memilih mesin GP24 setelah pengujian di Buriram. Rider Italia itu bakal menggunakan GP24 untuk dua musim ke depan.

    (lua/dry)

  • ‘Pintu Kematian’ NATO Terbuka Gegara Trump, Warga Eropa Teriak

    ‘Pintu Kematian’ NATO Terbuka Gegara Trump, Warga Eropa Teriak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengecilkan pengaruhnya dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membuat warga di negara anggota aliansi itu resah. Keresahan dirasakan warga di negara NATO yang berbatasan dengan Rusia, yang bersitegang dengan aliansi itu setelah Moskow menyerang Ukraina.

    Mengutip Reuters, langkah-langkah Trump terhadap Ukraina, Rusia, dan pertahanan Eropa dalam beberapa hari terakhir telah menjungkirbalikkan keyakinan lama bahwa Washington akan bertindak sebagai penjamin keamanan benua itu. Dan, dengan Trump yang tampaknya menyalahkan Kyiv karena memulai konflik dan pada saat yang sama mencairkan hubungan dengan Moskow, beberapa warga Polandia misalnya, khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan merasa berani untuk menyerang lebih banyak negara termasuk sejumlah negara NATO yang berbatasan dengannya.

    “Kebijakan luar negeri AS sangat menakutkan saya. Saya merasakan stabilitas ini, dan setelah Polandia bergabung dengan NATO, setelah bergabung dengan Uni Eropa, saya pikir kita memiliki momen perdamaian ini, tetapi ternyata itu hanya sesaat,” kata seorang warga Polandia bernama Katarzyna Paprota, Kamis (20/2/2025).

    Pensiunan Latvia bernama Silvija Spriedniece, 84 tahun, juga khawatir tentang kemungkinan agresi Rusia. Menurutnya, dengan kebijakan Trump yang sedikit melepaskan tangannya untuk Eropa, Putin dapat menjelma menjadi agresor.

    “Saya bukan politisi, tetapi saya mengerti bahwa Trump ini bukan pertanda baik bagi kita. Putin sudah menjadi agresor seperti Stalin, Hitler, dan yang lainnya. Kita tidak bisa mengharapkan sesuatu yang baik di sana,” tandasnya.

    Sejumlah pemimpin Eropa pun telah berupaya memadamkan kekhawatiran publik ini. Para pemimpin Benua Biru seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer, PM Italia Giorgia Meloni, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte telah menggelar pertemuan di Paris Senin lalu terkait hal ini.

    Setelah pertemuan di Paris, PM Inggris Starmer mengatakan harus ada komitmen keamanan AS bagi negara-negara Eropa untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian pascaperang ke Ukraina, meskipun ia mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan berapa banyak pasukan Inggris yang bersedia ia kerahkan.

    “Eropa harus memainkan perannya, dan saya siap mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan Inggris di lapangan bersama negara-negara lain jika ada perjanjian perdamaian yang langgeng, tetapi harus ada jaminan AS, karena jaminan keamanan AS adalah satu-satunya cara untuk secara efektif mencegah Rusia menyerang Ukraina lagi,” ungkap Starmer kepada wartawan.

    Namun, imbauan Eropa ini masih memicu ketakutan besar pada warga kawasan tersebut, dengan Washington masih belum memberikan tanggapan yang rinci soal pernyataan Starmer. Pensiunan Imants Robeznieks, 73 tahun, mengatakan bahwa ia berharap Eropa dapat memberikan tanggapan dan konkret dalam menangani ancaman yang datang dari Moskow.

    “Saya merasa terganggu bahwa Putin dan Trump, atau sebaliknya, benar-benar akur. Semoga sekarang Paris akan memikirkan sesuatu, Eropa akan memikirkan sesuatu… kalau tidak, semuanya akan menjadi buruk,” tuturnya.

    (sef/sef)

  • Cerita di Balik Teknik Panenka Zidane di Final Piala Dunia 2006

    Cerita di Balik Teknik Panenka Zidane di Final Piala Dunia 2006

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pada menit ketujuh final Piala Dunia 2006 di Olympiastadion Berlin menyajikan momen yang mengubah dinamika sepakbola modern. Zinedine Zidane, mega bintang timnas Prancis, mengeksekusi tendangan penalti dengan teknik Panenka yang beresiko tinggi di hadapan kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon.

    Keputusan menggunakan teknik panenka di partai final Piala Dunia bukanlah tindakan impulsif. Hal ini merupakan hasil analisis yang dilakukan ZIdane terhadap karakteristik lawannya.

    Mengutip dari berbagai sumber, Buffon, yang telah menghadapi Zidane berkali-kali di Serie A, memiliki data lengkap tentang kecenderungan Zidane dalam mengeksekusi penalti. Selama ini, Zidane dikenal selalu mengarahkan tendangan penaltinya ke sisi kanan penjaga gawang.

    Pemahaman ini justru menjadi katalis bagi Zidane untuk mengubah strateginya. Dalam tekanan pertandingan terpenting sepanjang sejarah sepakbola, pemain Prancis tersebut memilih untuk mengecoh Buffon, selaku kiper timnas Italia saat itu.

    Zidane mengecohnya dengan tendangan halus ke tengah gawang. Sementara kiper Italia tersebut telah bergerak ke sisi kanan.

    Eksekusi penalti tersebut memberikan keunggulan sementara bagi Prancis. Marco Materazzi kemudian menyamakan kedudukan pada menit ke-19.

    Pertandingan berlanjut hingga babak perpanjangan waktu dan berakhir dengan kemenangan Italia melalui adu penalti. Meski Prancis gagal mengangkat trofi, keputusan Zidane menggunakan teknik Panenka menunjukkan keberaniannya dalam pengambilan keputusan di lapangan.

    Teknik ini bukan sekadar keberanian. Akan tetapi, hal ini merupakan manifestasi dari analisis taktik yang terhadap perilaku lawan.

    Sayangnya pertandingan tersebut lebih dikenal dengan insiden tandukan Zidane kepada Materazzi yang berujung kartu merah. Insiden tandukan Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi terjadi pada menit ke-110 babak kedua perpanjangan waktu.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun