Negara: Israel

  • Hizbullah Desak Paus Leo Tolak Agresi Israel terhadap Lebanon

    Hizbullah Desak Paus Leo Tolak Agresi Israel terhadap Lebanon

    Jakarta

    Kelompok militan Hizbullah mendesak Paus Leo XIV untuk menolak “ketidakadilan dan agresi” Israel terhadap Lebanon. Hal ini disampaikan Hizbullah dalam dalam sebuah pesan kepada Paus yang akan tiba di Beirut, Lebanon akhir pekan ini.

    Gencatan senjata setahun yang lalu seharusnya mengakhiri konflik antara Hizbullah dan Israel. Namun, Israel terus melakukan serangan rutin di Lebanon dan berdalih bahwa serangan tersebut menargetkan operasi dan lokasi Hizbullah. Israel juga mempertahankan keberadaan pasukannya di lima lokasi di Lebanon selatan yang dianggap strategis.

    Di bawah tekanan Amerika Serikat dan kekhawatiran akan meluasnya serangan Israel, pemerintah Lebanon telah berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah. Langkah ini ditolak keras oleh kelompok Hizbullah.

    “Kami di Hizbullah memanfaatkan kesempatan kunjungan Anda yang penuh berkah ke negara kami, Lebanon, untuk menegaskan kembali komitmen kami terhadap koeksistensi,” demikian bunyi pesan Hizbullah kepada Paus Leo, yang dipublikasikan di kanal media sosial kelompok tersebut pada hari Sabtu (29/11).

    Namun, pesan tersebut juga menegaskan komitmen kelompok tersebut untuk “berdiri bersama tentara dan rakyat kami untuk menghadapi segala agresi dan pendudukan atas tanah dan negara kami”. Hizbullah menambahkan bahwa apa yang “dilakukan Israel di Lebanon adalah agresi berkelanjutan yang tidak dapat diterima”.

    “Kami mengandalkan sikap Yang Mulia dalam menolak ketidakadilan dan agresi yang dialami bangsa Lebanon kami di tangan penjajah Zionis dan para pendukung mereka,” imbuh pernyataan Hizbullah tersebut, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025).

    Sebelumnya, dalam pidatonya pada hari Jumat (28/11), pemimpin Hizbullah Naim Qassem menyambut baik kunjungan Paus Leo ke Lebanon. Ia menegaskan bahwa kelompoknya telah menghormati gencatan senjata November 2024 dan menyerukan diakhirinya serangan Israel yang terus-menerus terhadap Lebanon.

    Setelah mengunjungi Turki, Paus Leo dijadwalkan tiba di Lebanon pada hari Minggu (30/11) untuk perjalanan tiga hari yang mencakup misa terbuka di tepi laut Beirut, yang diperkirakan akan menarik kedatangan sekitar 120.000 orang, serta pertemuan antaragama di pusat ibu kota Lebanon itu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Hizbullah Ancam Balas Kematian Komandan Militer yang Dibunuh Israel

    Hizbullah Ancam Balas Kematian Komandan Militer yang Dibunuh Israel

    Jakarta

    Pemimpin Hizbullah menegaskan kelompoknya berhak untuk membalas pembunuhan komandan militernya oleh Israel dalam serangan di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon pekan lalu.

    Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat (28/11) waktu setempat, pemimpin Hizbullah, Naim Qassem menyebut pembunuhan Haytham Ali Tabtabai sebagai “agresi terang-terangan dan kejahatan keji”. Dia menambahkan bahwa kelompoknya “berhak untuk merespons, dan kami akan menentukan waktunya.”

    Qassem menegaskan bahwa kelompok yang didukung Iran tersebut telah menghormati gencatan senjata November 2024 yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama lebih dari setahun dengan Israel. Dia pun menyerukan diakhirinya serangan Israel yang terus-menerus terhadap Lebanon.

    Dilansir kantor berita AFP dan Al-Arabiya, Sabtu (29/11/2025), Qassem mengatakan bahwa Tabtabai sedang dalam pertemuan dengan empat ajudannya “untuk mempersiapkan tindakan selanjutnya” ketika ia diserang Israel.

    Ia adalah komandan Hizbullah paling senior yang dibunuh oleh Israel sejak gencatan senjata dengan Israel.

    Pembunuhannya terjadi seiring Israel mengintensifkan serangan terhadap Lebanon, bersumpah tidak akan membiarkan Hizbullah mempersenjatai diri kembali.

    Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) telah menyerukan “balas dendam” atas pembunuhan Tabtabai.

    Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya, memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “respons yang menghancurkan” pada waktu yang mereka tentukan.

    Kecaman IRGC ini disampaikan setelah Kementerian Luar Negeri Iran juga menyampaikan kecaman terhadap serangan mematikan Israel tersebut. Teheran menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata November 2024 dan pelanggaran brutal terhadap kedaulatan nasional Lebanon”.

    Israel telah berulang kali melancarkan serangan di wilayah Lebanon sejak gencatan senjata dimulai, dengan dalih serangan-serangan itu menargetkan para petempur dan infrastruktur militer Hizbullah.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Israel Klaim Temukan 9 Jasad Pasukan Hamas di Terowongan Gaza

    Israel Klaim Temukan 9 Jasad Pasukan Hamas di Terowongan Gaza

    Gaza

    Tentara Israel mengklaim menemukan 9 jasad militan Hamas dalam terowongan di Gaza, Palestina. Diketahui, saat ini pasukan Israel berupaya membongkar jaringan terowongan di Jalur Gaza bagian selatan.

    “(Tentara Israel) menemukan sembilan teroris tambahan yang telah dieliminasi di infrastruktur teror bawah tanah,” pernyataan militer Israel dilansir AFP, Sabtu (29/11/2025).

    “Sejauh ini, lebih dari 30 teroris yang berusaha melarikan diri dari infrastruktur teror bawah tanah di Rafah timur telah dieliminasi,” kata militer Israel.

    Beberapa sumber mengatakan kepada AFP bahwa negosiasi sedang berlangsung mengenai nasib puluhan pejuang Hamas yang bersembunyi di terowongan Gaza selatan. Wilayah itu di bawah kendali militer Israel.

    Pada Rabu (26/11), Hamas meminta negara-negara penengah untuk menekan Israel agar mengizinkan jalur yang aman. Ini pertama kalinya Hamas secara terbuka mengakui situasi tersebut.

    Gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober. Berdasarkan ketentuannya, tentara Israel harus mundur ke belakang ‘Garis Kuning’ di Jalur Gaza, sebuah batas yang ditandai di permukaannya dengan blok beton kuning.

    (isa/isa)

  • Pasukan Israel Serbu Desa Suriah, 10 Orang Tewas

    Pasukan Israel Serbu Desa Suriah, 10 Orang Tewas

    Damaskus

    Pasukan Israel menyerbu sebuah desa di wilayah Suriah bagian selatan, dalam operasi yang diklaim bertujuan menangkap anggota kelompok militan Jamaah Islamiyah asal Lebanon. Sedikitnya 10 orang tewas akibat penyerbuan pasukan Israel tersebut.

    Militer Israel melaporkan enam tentaranya mengalami luka-luka dalam operasi di area tersebut.

    Televisi pemerintah Suriah, seperti dilansir AFP, Jumat (28/11/2025), melaporkan korban tewas dalam serangan militer Israel terhadap desa bernama Beit Jin itu mencakup wanita dan anak-anak.

    “Jumlah korban tewas akibat agresi Israel… telah bertambah menjadi 10 orang, termasuk sejumlah wanita dan anak-anak, sedangkan yang lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan,” demikian dilaporkan televisi pemerintah Suriah.

    Disebutkan juga bahwa puluhan keluarga telah meninggalkan desa Beit Jin untuk mencari tempat aman di area-area sekitarnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut operasi semalam di Suriah bertujuan untuk menangkap sejumlah tersangka dari kelompok Jamaah Islamiyah.

    “Para tersangka beroperasi di area Beit Jin di selatan Suriah dan melancarkan serangan-serangan teror terhadap warga-warga sipil Israel,” demikian pernyataan militer Israel.

    Militer Israel mengatakan bahwa setidaknya enam tentaranya terluka dalam operasi tersebut, dengan tiga tentara di antaranya mengalami luka parah.

    Dalam pernyataan terpisah, seorang pejabat lokal Abdul Rahman Al-Hamrawi mengatakan kepada AFP bahwa Israel menyerbu desa di barat daya Damaskus, yang terletak di kaki Gunung Hermon, hingga memicu bentrokan.

    “Tentara pendudukan Israel menyerbu Beit Jin untuk menangkap tiga pemuda dari desa tersebut, yang memicu bentrokan dengan penduduk yang mencoba melawan penyerbuan Israel,” sebutnya.

    “Setelah bentrokan tersebut, pasukan pendudukan Israel menembaki area tersebut dengan artileri dan drone,” ujar Al-Hamrawi.

    Setelah lengsernya rezim Bashar al-Assad di Suriah pada Desember 2024, dan kedatangan pemimpin Islamis baru di Damaskus, Israel melancarkan ratusan serangan di wilayah Suriah.

    Tel Aviv dengan cepat mengirimkan pasukan ke zona penyangga yang menjadi area patroli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang memisahkan pasukan Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan sejak tahun 1974 silam.

    Tonton juga video “Bentrok! Tentara Israel Adu Jotos-Lempar Kursi di Pangkalan Militer”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamas Minta Israel Izinkan Anggotanya Keluar dari Terowongan Gaza

    Hamas Minta Israel Izinkan Anggotanya Keluar dari Terowongan Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas menyerukan kepada negara-negara mediator untuk menekan Israel agar mengizinkan akses aman bagi puluhan anggotanya yang bersembunyi di dalam terowongan bawah tanah di Jalur Gaza bagian selatan, yang kini dikuasai pasukan Israel.

    Permintaan tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (28/11/2025), muncul setelah militer Israel mengatakan pasukannya telah menewaskan lebih dari 20 anggota Hamas dalam sepekan terakhir. Para anggota Hamas yang tewas itu, menurut Israel, “berusaha melarikan diri dari infrastruktur bawah tanah di area tersebut”.

    Militer Israel juga mengatakan bahwa pasukannya menangkap delapan anggota Hamas lainnya di area yang sama.

    “Kami menganggap (Israel) sepenuhnya bertanggung jawab atas nyawa para petempur kami dan menyerukan kepada para mediator kami untuk segera mengambil tindakan untuk menekan (Israel) agar mengizinkan putra-putra kami pulang,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Rabu (26/11).

    Ini merupakan pertama kalinya Hamas secara terbuka mengakui bahwa para petempurnya terjebak di dalam terowongan Gaza, sejak gencatan senjata berlangsung.

    Media Israel melaporkan bahwa selama berminggu-minggu, antara 100-200 militan Hamas terjebak dalam jaringan terowongan di bawah kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, yang kini berada di bawah kendali militer Tel Aviv.

    Berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan mulai berlaku pada 10 Oktober lalu, pasukan militer Israel harus menarik diri dari area-area pesisir di daerah kantong Palestina tersebut, hingga ke apa yang disebut sebagai “garis kuning” yang menandai area yang dikuasai pasukan Tel Aviv.

    Awal bulan ini, utusan khusus AS Steve Witkoff menyinggung soal “200 petempur yang terjebak di Rafah” saat berbicara dalam konferensi bisnis di Miami. Witkoff menyebut penyerahan diri mereka, yang mencakup penyerahan senjata, dapat menjadi “ujian” bagi kedua belah pihak dalam gencatan senjata, Israel dan Hamas.

    Namun, Israel tampaknya tidak bersedia untuk berkompromi terkait pembebasan para petempur Hamas itu dengan aman dari terowongan Gaza.

    Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan kepada AFP pada awal bulan bahwa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu “tidak mengizinkan perjalanan aman bagi 200 teroris Hamas”.

    Ditegaskan juga bahwa Netanyahu “tetap teguh pada pendiriannya untuk membongkar kemampuan militer Hamas dan melakukan demiliterisasi Jalur Gaza”.

    Dalam pernyataan pada Rabu (26/11), Hamas menuduh Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata melalui “pengejaran, likuidasi, dan penangkapan para petempur perlawanan yang terkepung di terowongan Rafah”.

    Tonton juga video “Hamas Tolak Pengerahan Pasukan Internasional di Gaza”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Keji! Tentara Israel Bunuh 2 Pria Palestina yang Menyerahkan Diri

    Keji! Tentara Israel Bunuh 2 Pria Palestina yang Menyerahkan Diri

    Tepi Barat

    Tentara Israel menembak mati dua pria Palestina dalam operasi penyerbuan di Tepi Barat pada Kamis (27/11) waktu setempat. Tembakan mematikan itu tetap dilepaskan oleh tentara Israel, meskipun kedua pria Palestina itu dalam posisi menyerahkan diri dan tidak bersenjata.

    Militer Israel, dalam tanggapannya, mengumumkan penyelidikan akan dilakukan terhadap penembakan fatal tersebut.

    Rekaman video yang ditayangkan televisi lokal Palestina, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/11/2025), menunjukkan kedua pria tersebut tampak keluar dari sebuah gedung yang dikepung oleh pasukan Israel yang bersenjata di area Jenin, Tepi Barat bagian utara.

    Menurut rekaman video itu, kedua pria itu mengangkat baju mereka dan berbaring di atas tanah sebagai tanda menyerahkan diri. Pasukan Israel kemudian tampak mengarahkan pria-pria itu untuk kembali masuk ke dalam gedung, sebelum melepaskan tembakan dari jarak dekat.

    Seorang jurnalis Reuters yang berada di sekitar lokasi kejadian, menuturkan dirinya melihat kedua pria itu meninggalkan gedung, tampak menyerahkan diri, dan kemudian, setelah mendengar suara tembakan, melihat pasukan Israel berdiri di dekat sesosok tubuh yang tampak tak bernyawa.

    Kementerian Kesehatan Palestina, dalam pernyataannya, menyebutkan bahwa kedua pria itu tewas dalam penembakan yang didalangi tentara Israel. Keduanya diidentifikasi sebagai Montasir Abdullah (26) dan Yusuf Asasa (37).

    Militer Israel kemudian merilis pernyataan bersama dengan kepolisian yang isinya mengumumkan bahwa mereka telah memulai penyelidikan setelah pasukan Tel Aviv menembaki tersangka-tersangka yang keluar dari sebuah gedung dalam operasi di Tepi Barat.

    Pernyataan itu tidak memberikan alasan apa pun soal mengapa pasukan Israel melepaskan tembakan, juga tidak menyebutkan bawa kedua pria Palestina itu telah berbaring di atas tanah sebelum diarahkan untuk kembali ke dalam gedung dan akhirnya ditembak.

    Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub, menuduh pasukan Israel melakukan “eksekusi mati berdarah dingin” terhadap dua pemuda yang, menurutnya, tidak bersenjata dan telah menyerahkan diri.

    Dia mengatakan bahwa tentara Israel yang melepas tembakan harus bertanggung jawab, tetapi juga menyatakan keraguan jika otoritas Tel Aviv akan melakukan penyelidikan secara sungguh-sungguh.

    Militer dan kepolisian Israel, dalam pernyataan bersama, menyebut pasukannya melaksanakan operasi di area Jenin untuk menangkap individu-individu yang sedang diburu terkait “aktivitas teror, termasuk melemparkan peledak dan menembaki pasukan keamanan”.

    Disebutkan pernyataan militer dan kepolisian Israel itu bahwa dua pria yang ditembak berafiliasi dengan “jaringan teror di area Jenin”.

    Kelompok Hamas, yang sedang gencatan senjata dengan Israel, mengecam pembunuhan dua pria tersebut sebagai “eksekusi mati lapangan”. Namun Hamas tidak mengklaim keduanya sebagai anggota kelompok mereka.

    Tonton juga video “Bentrok! Tentara Israel Adu Jotos-Lempar Kursi di Pangkalan Militer”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Cerita Warga Rumahnya Terendam Banjir di Kawasan Atlas Padang Sumbar: Air Terus Naik

    Cerita Warga Rumahnya Terendam Banjir di Kawasan Atlas Padang Sumbar: Air Terus Naik

    Liputan6.com, Jakarta – Ratusan rumah warga terendam banjir di kawasan Atlas, Ulak Karang Utara, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Akibatnya, puluhan warga terpaksa harus mengungsi dari tempat tinggal masing-masing, meskipun sebagian warga memilih bertahan di dalam rumah.

    “Air mulai masuk ke dalam rumah saya sekitar pukul 00.10 malam, dan debitnya terus meningkat hingga pukul 02.00 WIB,” ujar warga Jalan Atlas bernama Padrial di Padang, melansir Antara, Jumat (28/11/2025).

    Ia mengatakan kondisi genangan air di dalam rumahnya terus naik hingga mencapai ketinggian sekitar lima puluh centimeter.

    Akibatnya, laki-laki berusia 53 tahun itu terpaksa harus mengungsi bersama istri dan anaknya menuju Masjid Taufiq, yang tidak jauh dari kediamannya.

    “Terpaksa harus mengungsi ke Masjid ini karena khawatir air akan terus naik sehingga bisa mengancam keselamatan saya dan keluarga,” jelasnya.

    Hingga pukul 03.00 WIB, Padrial masih bertahan di Masjid Taufiq bersama dengan puluhan warga lainnya yang ikut mengungsi sambil menunggu air surut.

    Warga lainnya yakni Sugeng, juga turut mengungsi bersama isteri dan kedua anaknya di Masjid Taufiq.

    Ia menceritakan bencana alam yang terjadi pada tahun ini tergolong parah, sebab selama dua puluh tahun terakhir rumahnya tidak pernah terkena banjir.

    “Sejak dua puluh tahun rumah saya tidak pernah digenangi banjir, baru kali ini yang sampai masuk ke rumah meskipun tidak tinggi,” cerita Sugeng.

    Warga lainnya di tempat pengungsian Gusnita (45) berharap ada bantuan di tempat pengungsian, seperti selimut, pakaian, minuman, dan makanan.

    Pengungsi di Masjid itu tampak didominasi oleh anak-anak, dan perempuan, serta beberapa orang lanjut usia.

    “Tadi saat mengungsi tidak ada barang yang bisa diselamatkan sehingga terendam oleh banjir, semoga nanti ada bantuan yang datang,” tutup Sugeng.

     

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (15/6) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Amukan Angin Kencang, Terobos Banjir demi Acara Pernikahan, Dua Wanita Kejar Pelaku Asusila, Serangan Balasan Iran ke Israel, Kebakaran Tempat Usaha.

  • Petinggi Perusahaan Konstruksi Ditangkap Terkait Kebakaran Hong Kong

    Petinggi Perusahaan Konstruksi Ditangkap Terkait Kebakaran Hong Kong

    Anda sedang membaca rangkuman Dunia Hari Ini edisi Jumat, 28 November 2025.

    Dalam laporan ini, kami merangkum kejadian dunia selama 24 jam terakhir, dan mengawalinya dari Hong Kong.

    Petinggi perusahaan konstruksi Hong Kong ditangkap

    Polisi Hong Kong menangkap sejumlah petinggi sebuah perusahaan konstruksi atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran terburuk di Hong Kong, yang menewaskan 83 orang dan puluhan lainnya dinyatakan hilang.

    Pada Jumat dini hari, petugas pemadam kebakaran sebagian besar sudah berhasil mengendalikan api yang berkobar selama lebih dari 24 jam, yang menghanguskan kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik utara Tai Po.

    Sementara itu, Kemenlu RI mengonfirmasi dua warga Indonesia meninggal dunia yang melanda kompleks perumahan Wang Fuk Court.

    “Hingga saat ini ada dua WNI dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka,” ujar Kemlu dalam keterangan tertulis, Kamis kemarin.

    Bencana alam di Thailand dan Indonesia

    Tim SAR di Thailand menyiapkan drone dan helikopter untuk mengirimkan bantuan pasokan bagi warga yang terdampar di atap rumah, Kamis kemarin.

    Pemerintah Thailand mengatakan korban tewas sudah mencapai lebih dari 50 orang dalam banjir parah akibat hujan deras selama seminggu yang terjadi di sembilan provinsi.

    Sementara di Sumatra, tim SAR berjuang keras untuk menjangkau masyarakat yang terisolasi akibat tanah longsor dan banjir di tiga provinsi.

    Siklon tropis memicu banjir dan tanah longsor, dengan setidaknya 100 orang hilang dan pemadaman listrik serta infrastruktur yang rusak menghambat upaya penyelamatan.

    Video warga Palestina dieksekusi pasukan Israel

    Sebuah video beredar menampilkan dua warga Palestina “dieksekusi” oleh pasukan Israel di Tepi Barat.

    Militer Israel mengatakan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut.

    Dalam videonya, kendaraan Israel terlihat membawa pasukan dengan senapan dan mengepung sebuah gedung, sementara sebuah mesin menerobos gerbang.

    Warga Palestina kemudian keluar dari gedung dengan tangan terangkat ke udara sebagai tanda menyerah, sebelum tergeletak di tanah dan ditendang oleh salah satu tentara Israel, sebelum kemudian ditembak.

    Undang-undang perlindungan perempuan di Italia

    Parlemen Italia menyetujui undang-undang yang menjadikan pembunuhan terhadap perempuan sebagai kejahatan, yang pelakunya bisa dikenakan hukuman penjara seumur hidup.

    Undang-undang yang didukung oleh kabinet konservatif Perdana Menteri Giorgia Meloni ini muncul sebagai tanggapan atas serangkaian pembunuhan dan kekerasan lain yang menargetkan perempuan di Italia.

    Undang-undang tersebut mencakup penindakan lebih tegas terhadap kejahatan berbasis gender, termasuk penguntitan, dan pornografi balas dendam.

    “Kami telah menggandakan dana untuk pusat dan tempat penampungan anti-kekerasan, mempromosikan hotline darurat, dan menerapkan kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadaran yang inovatif,” demikian pernyataan PM Giorgia.

  • Mobil Paus Fransiskus Diubah Jadi Klinik Keliling untuk Rawat Anak Gaza

    Mobil Paus Fransiskus Diubah Jadi Klinik Keliling untuk Rawat Anak Gaza

    Jakarta

    Sebuah popemobile atau mobil khusus yang digunakan mendiang Paus Fransiskus diubah menjadi klinik kesehatan keliling di Gaza, Palestina. Klinik ini akan merawat anak-anak di Gaza, Palestina.

    Dilansir Reuters, Kamis (27/11/2025), mobil ini pernah dipakai Paus Fransiskus saat berkunjung ke Betlehem, Tepi Barat lebih dari satu dekade lalu. Adapun ide ini telah disetujui Paus Fransiskus sebelum wafat pada April 2025 lalu.

    Mobil ini dipercayakan kepada organisasi Katolik Caritas, yang mengawasi proyek konversi kendaraan yang diresmikan pada hari Selasa (25/11).

    “Kami senang bahwa kami memiliki kontribusi serius terhadap layanan kesehatan anak-anak di Gaza,” ujar Sekretaris Jenderal Caritas, Alistair Dutton, dalam konferensi pers di Betlehem.

    “Kendaraan ini menjadi bukti bahwa dunia tidak melupakan anak-anak Gaza,” kata Kardinal Anders Arborelius dari Stockholm.

    Sekretaris Jenderal Caritas Swedia, Peter Brune, mengatakan bahwa klinik keliling tersebut mampu merawat sekitar 200 anak per hari.

    Namun, belum jelas kapan kendaraan tersebut beroperasi di Gaza. Sebab, meskipun gencatan senjata masih berlaku, serangan udara Israel masih sering terjadi.

    (rdp/imk)

  • Penasihat Khamenei Bikin Marah Lebanon Gegara Komentar Begini

    Penasihat Khamenei Bikin Marah Lebanon Gegara Komentar Begini

    Beirut

    Seorang pejabat Iran memancing kemarahan Lebanon dengan komentarnya yang menyebut keberadaan Hizbullah, yang didukung Teheran, jauh lebih penting daripada roti dan air bagi Lebanon. Otoritas Beirut mengecam komentar itu dan memperingatkan Iran untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka.

    Komentar yang memicu reaksi keras Lebanon itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (27/11/2025), dilontarkan oleh Ali Akbar Velayati yang merupakan penasihat senior untuk pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Dalam wawancara dengan kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan pemerintah Iran, Velayati mengatakan bahwa mengingat keinginan Israel “untuk membunuh dan menjarah wilayah-wilayah lainnya saat ini, keberadaan Hizbullah lebih penting daripada roti dan air bagi Lebanon”.

    Velayati, dalam wawancara yang diterbitkan pada Rabu (26/11), mengatakan bahwa “pelanggaran berulang-ulang terhadap gencatan senjata dan serangan-serangan terhadap Lebanon” oleh Israel telah menunjukkan “apa konsekuensi perlucutan senjata Hizbullah” bagi Lebanon.

    Iran menentang keras rencana pemerintah Lebanon untuk melucuti persenjataan Hizbullah. Otoritas Beirut mengecam Teheran melakukan “campur tangan secara terangan-terangan dan tidak dapat diterima”.

    Pada Agustus lalu, Velayati menyebut usulan perlucutan senjata Hizbullah sebagai bentuk penyerahan diri kepada “kehendak Amerika Serikat dan Israel”.

    Reaksi keras diberikan oleh Lebanon terhadap komentar terbaru Velayati tersebut. Menteri Luar Negeri (Menlu) Lebanon, Youssef Raggi, memperingatkan Teheran untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Beirut.

    “Saya sungguh ingin mempercayai pernyataan Anda bahwa Iran tidak mencampuri urusan dalam negeri Lebanon, sampai penasihat pemimpin tertinggi Anda muncul untuk memberitahu kami tentang apa yang penting di Lebanon dan memperingatkan kami tentang konsekuensi perlucutan senjata Hizbullah,” kata Raggi dalam pernyataan yang ditujukan untuk Menlu Iran Abbas Araghchi.

    “Izinkan saya mengklarifikasi hal berikut: yang lebih penting bagi kami daripada air dan roti adalah kedaulatan kami, kebebasan kami, dan independensi pengambilan keputusan internal kami, bebas dari slogan-slogan ideologis dan agenda regional transnasional yang telah menghancurkan negara kami dan terus menyeret kami ke dalam kehancuran,” tegasnya.

    Dalam pernyataan terpisah, politisi Kristen terkemuka di Lebanon, Samir Geagea, mengatakan Iran tidak berhak mencampuri urusan Lebanon.

    “Tuan Khamenei dan penasihatnya yang terhormat, jika Anda berdua peduli dengan urusan rakyat Iran dan penderitaan mereka, itu akan lebih baik bagi kita semuanya,” ucapnya.

    “Lebanon adalah negara merdeka dengan konstitusinya sendiri, diperintah oleh otoritas Lebanon yang dipilih secara demokratis dan populer, dan Anda tidak berjak mencampuri urusannya,” tegas Geagea dalam pernyataan via media sosial X.

    Kelompok Hizbullah telah melemah secara signifikan akibat konfrontasi terbarunya dengan Israel dan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, sekutu utama Iran dan Hizbullah. Dengan pengaruhnya yang semakin terkikis, pemerintah baru Lebanon bergerak untuk semakin membatasi kelompok tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)