Negara: Israel

  • Ahli Kembangkan Susu Sintetis, Diklaim Punya Rasa Mirip Susu Sapi

    Ahli Kembangkan Susu Sintetis, Diklaim Punya Rasa Mirip Susu Sapi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Industri susu global kemungkinan akan kedatangan pesaing baru, yakni susu sintetis yang dikembangkan para ilmuwan.

    Susu sintetis nantinya tidak membutuhkan sapi atau hewan lain. Produk ini dapat memiliki komposisi biokimia yang sama seperti susu hewan, tetapi tumbuh menggunakan teknik bioteknologi baru yang dikenal sebagai “fermentasi presisi” yang mampu menghasilkan biomassa yang dikembangkan dari sel.

    Saat ini diketahui lebih dari 80 persen populasi dunia secara teratur mengonsumsi produk susu.

    Bersamaan dengan tingkat konsumsi yang tinggi tersebut, mulai muncul seruan mengganti pangan berbasis hewani ke bentuk produksi pangan yang lebih berkelanjutan.

    Susu sintetis hadir dengan berbagai kelebihan, di antaranya adalah berkurangnya kekhawatiran seperti emisi metana atau kesejahteraan hewan, seperti dikutip Science Alert.

    Meski demikian, susu sintetis harus mengatasi banyak tantangan untuk menjadi alternatif yang baik, berkelanjutan, serta layak untuk menggantikan susu hewani.

    Di sisi lain, susu sintentis diklaim punya rasa, tampilan, dan tekstur yang sama dengan susu sapi. Selain itu, susu sitentis juga sudah ada di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australia. 

    Di Australia, perusahaan rintisan (start-up), Eden Brew telah mengembangkan susu sintetis di Werribee, Victoria. Perusahaan tersebut menargetkan konsumen yang khawatir dengan perubahan iklim dan gas metan yang dihasilkan dari sapi harian.

    Organisasi Riset Industri dan Sains Persemakmuran (CSIRO) milik pemerintah Australia dilaporkan berada di balik produk Eden Brew itu. Proses pembuatan susu sintetis itu dimulai dengan ragi dan menggunakan apa yang disebut dengan ‘fermentasi presisi’ untuk menghasilkan protein yang ditemukan di susu sapi.

    Cara kerja Fermentasi Presisi

    Proses fermentasi tradisional bergantung pada sel mikroba seperti ragi dan jamur, serta kondisi anaerobik atau bebas oksigen untuk mengubah bahan menjadi produk akhir dengan tekstur atau sifat rasa yang unik seperti yoghurt, roti, keju, tempe, dan minuman beralkohol.

    Sementara itu fermentasi biomassa memanfaatkan kualitas nutrisi miselium jamur, dan serat seperti benang bercabang yang biasanya membentuk bagian vegetatif jamur.

    Miselium dibudidayakan dalam tangki besar, dengan gula dan nutrisi lain yang ditambahkan untuk memicu pertumbuhan. Miselium dipanen, kemudian dipotong dan diberi bumbu untuk menghasilkan produk protein alternatif atau mikoprotein.

    Dilansir dari CSIRO, miselia jamur menawarkan protein tingkat tinggi serta serat, vitamin, mineral, dan dapat digunakan secara langsung sebagai bahan, tanpa perlu mengekstrak dan memurnikan protein.

    Salah satu contoh yang pernah dikembangkan metode ini adalah mikoprotein yang berasal dari jamur fusarium venenatum yang dirintis pada akhir 1960-an dan telah dijual dengan merek QuornTM sejak 1985.

    Sejak itu, perusahaan rintisan mikoprotein lainnya bermunculan di seluruh dunia, seperti Fable Foods (Australia) , Meati, Prime Roots and Nature’s Fynd (AS), Mushlabs (Jerman), dan Kinoko-Tech (Israel).

    Salah satu produk yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut adalah protein yang berasal dari flavolapis galur fusarium yang berbeda, yang ditemukan dari mata air panas Taman Nasional Yellowstone dan dikembangkan oleh Nature’s Fynd FyTM. Produk seperti protein FyTM dapat berfungsi sebagai bahan untuk makanan bebas susu atau bebas daging.

    (lom/lth)

  • Donald Trump Ancam Hamas dan Rakyat Gaza: Ini Peringatan Terakhir!

    Donald Trump Ancam Hamas dan Rakyat Gaza: Ini Peringatan Terakhir!

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah penderitaan yang dirasakan meski sedang gencatan senjata, rakyat Gaza, Palestina kini menghadapi ancaman dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Tak hanya mengancam rakyat Gaza, Trump juga mengancam kelompok pejuang Palestina, Hamas. Dia mengancam akan ada ‘nasib buruk’ bagi rakyat Gaza dan Hamas jika semua tawanan Israel tidak dibebaskan.

    “Ini peringatan terakhir Anda! Bagi para pemimpin, sekaranglah saatnya meninggalkan Gaza, selagi Anda masih punya kesempatan,” kata Trump.

    Trump juga mengiming-imingi rakyat Gaza dengan masa depan yang indah. Hanya, Trump tidak menjelaskan bagaimana dan seperti apa masa depan indah yang dijanjikan olehnya.

    “Juga, kepada Rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda menyandera mereka. Jika Anda melakukannya, Anda MATI! Buatlah keputusan yang CERDAS,” ujarnya sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.

    Ancaman serta peringatan yang dilontarkan Trump ini muncul beberapa jam setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Washington sedang terlibat dalam pembicaraan dengan Hamas.

    Sebelumnya, Trump mengatakan akan melakukan pemindahan paksa penduduk Gaza dan nantinya wilayah yang ditinggalkan akan menjadi milik AS. Selain itu, rakyat Palestina tidak akan bisa kembali ke wilayah tersebut.

    “‘Shalom Hamas’ berarti Halo dan Selamat Tinggal – Anda dapat memilih. Bebaskan semua Sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang Anda bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi Anda,” tutur Trump.

    “Hanya orang sakit dan bejat yang menyimpan mayat, dan kalian sakit dan bejat! Aku akan mengirim Israel semua yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan selamat jika kalian tidak melakukan apa yang aku katakan,” ucapnya.

    Ancaman Trump di Masa Lalu

    Ini bukan kali pertama Trump mengeluarkan ancaman serupa. Sebelumnya, Hamas juga telah bersikeras bahwa tawanan akan dibebaskan ketika hal tersebut masuk dalam perjanjian gencatan senjata.

    Soal ancaman Trump, Hamas pada Kamis, 6 Maret 2025 mengatakan hal ini telah membuat Israel mengabaikan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari 2025. Israel terus melakukan pelanggaran perjanjian.

    “Ancaman-ancaman ini memperumit masalah terkait perjanjian gencatan senjata dan mendorong pendudukan untuk menghindari pelaksanaan ketentuan-ketentuannya,” kata juru bicara Hamas, Hazem Qasim dalam sebuah pernyataan.

    Hamas juga mendesak Amerika Serikat untuk menekan Israel agar memasuki fase kedua gencatan senjata. Hal ini lantaran Israel menolak untuk maju ke fase kedua gencatan senjata meski fase pertama sudah berakhir minggu lalu.

    Saat ini, Israel juga telah menutup Gaza, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan apa pun, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Hal ini telah memicu protes dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara di seluruh dunia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pasokan Listrik ke Jalur Gaza Diputus Total, Organisasi Israel Mengecam

    Pasokan Listrik ke Jalur Gaza Diputus Total, Organisasi Israel Mengecam

    PIKIRAN RAKYAT – Kendati tengah dalam situasi gencatan senjata, Israel tak henti membuat rakyat Palestina terutama di Gaza menderita. Terkini, Israel mengeluarkan keputusan untuk menghentikan total pasokan listrik di Jalur Gaza.

    Menteri Energi Israel, Eli Cohen, menginstruksikan penangguhan penjualan listrik ke Gaza, yang akan menyebabkan penghentian langsung aliran listrik ke wilayah tersebut.

    Tindakan ini menunjukkan bahwa Israel benar-benar akan meningkatkan tindakan meski dalam situasi gencatan. Israel sebelumnya dilaporkan akan mengganggu pasokan listrik dan air, melakukan serangan udara.

    Tak sampai di situ, dalam laporan tersebut juga menyatakan tidak menutup kemungkinan Israel bakal kembali menduduki Gaza. 

    Soal keputusan Israel, organisasi nirlaba asal Israel yang melindungi kebebasan bergerak warga Palestina, terutama warga Gaza yaitu Gisha menyuarakan kecaman atas tindakan Israel.

    Direktur eksekutif Gisha, Tania Hary, menyatakan tindakan Israel yang memutus pasokan listrik bisa berdampak pada pabrik desalinasi di Deir el-Balah. Pasalnya, pabrik tersebut telah menyediakan 18.000 meter kubik air per hari

    “Tetapi sekarang harus bergantung pada generator, artinya hanya dapat memproses sekitar 2.500 meter kubik per hari, kira-kira jumlah yang sama dengan kolam renang Olimpiade,” katanya dilaporkan Al Jazeera.

    Tak hanya soal diputusnya pasokan listrik, Hary juga menyoroti kebijakan Israel yang membatasi masuknya bantuan bahan bakar. Hal ini akan semakin mempersulit warga Gaza dalam mendapatkan akses air.

    “Memutus pasokan listrik yang digunakan untuk keperluan sipil seperti desalinasi air bukanlah ‘menggunakan alat yang kita miliki’ seperti yang dikatakan Menteri Cohen, itu adalah kejahatan yang dilakukan Israel,” ujarnya.

    Jumlah korban terus bertambah

    Sejak dimulainya genosida Israel pada Oktober 2023, jumlah korban tewas di jalur Gaza terus bertambah. Israel tak menghentikan serangannya meski situasi tengah gencatan senjata.

    Otoritas setempat melaporkan jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 48.458 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

    Sementara, jumlah korban luka juga meningkat menjadi 111.897, dan ribuan orang masih terjebak di bawah reruntuhan sementara upaya penyelamatan terus menghadapi kendala signifikan.

    Tim medis telah memperingatkan bahwa banyak korban masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh atau di jalan. Namun, petugas tanggap darurat kesulitan menjangkau mereka karena kurangnya peralatan penting untuk membersihkan puing-puing dan melakukan operasi penyelamatan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News