Negara: Israel

  • Hamas Akui Petinggi Brigade Al Qassam Tewas Kena Bom Israel di Lebanon

    Hamas Akui Petinggi Brigade Al Qassam Tewas Kena Bom Israel di Lebanon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas Palestina mengumumkan salah satu pemimpin sekaligus pendiri sayap bersenjata milisi tersebut, Saleh Mohammed Suleiman Al Arouri, tewas dalam serangan udara Israel di selatan Beirut, Lebanon, Selasa (2/1).

    Media Hamas, Al Aqsa TV, melaporkan pria yang kerap dipanggil Saleh Al Arouri itu tewas imbas serangan drone Israel di Beirut.

    “Wakil Kepala Biro Hamas Saleh Al Arouri syahid dalam serangan udara Zionis yang berbahaya di Beirut,” bunyi laporan Al Aqsa TV.

    Al Arouri merupakan politikus terkenal Palestina. Israel menganggap Arouri sebagai salah satu pejabat Hamas yang mendirikan sayap bersenjata Brigade Al Qassam, termasuk yang bermarkas di Beirut.

    Dilansir CNN, dua pemimpin sayap militer Hamas lainnya yakni Samir Findi Abu Amer dan Azzam Al Aqraa Abu Ammar juga ikut tewas dalam serangan udara Israel tersebut.

    Merespons serangan ini, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menegaskan milisinya itu “tidak akan pernah terkalahkan.”

    Haniyeh juga menyalahkan Israel atas kematian para petinggi Hamas tersebut.

    “Sebuah gerakan yang para pemimpin dan pendirinya mati syahid demi martabat rakyat dan bangsa kita tidak akan pernah bisa dikalahkan,” ucap Haniyeh dalam pidatonya di televisi Hamas seperti dikutip AFP.

    Tak hanya Hamas, sekutunya di Yaman, Houthi turut mengutuk serangan Israel di Beirut tersebut. Houthi menyebut serangan Israel ke Beirut itu sebagai “kejahatan pengecut.”

    Serangan udara Israel ke Beirut ini berlangsung kala perang dengan milisi Hamas di Jalur Gaza Palestina masih berlangsung bahkan disebut menuju fase baru.

    Sejak 7 Oktober lalu, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina dengan dalih memberangus milisi Hamas telah menewaskan lebih dari 22.185 warga sipil per Selasa, menurut Al Jazeera.

    Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 57 ribu warga juga terluka akibat agresi brutal Israel selama hampir dua bulan ini.

    Sementara itu, milisi Hizbullah yang menguasai selatan Lebanon juga ikut-ikutan membantu Hamas menyerang Israel.

    Sejak perang Hamas vs Israel berkecamuk 7 Oktober lalu, Hizbullah terus ikut melancarkan serangan udara ke negara Zionis tersebut.

    Puluhan milisinya juga tewas imbas serangan balasan dari Israel.

    Serangan ke Beirut ini merupakan yang pertama dilancarkan Israel ke wilayah yang bukan dikuasai Hizbullah. Sejumlah pihak khawatir serangan ke Beirut ini bakal memperkeruh dan memperluas perang Israel dengan Hamas.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Israel Serang Markas Palang Merah Palestina di Khan Younis Gaza

    VIDEO: Israel Serang Markas Palang Merah Palestina di Khan Younis Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel menyerang markas besar Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Khan Younis pada Selasa (2/1).

    Paramedis dan tim penyelamat berusaha mengevakuasi korban dari serangan mematikan tersebut.

    Kemenkes Gaza mengatakan 207 orang telah terbunuh dalam 24 jam terakhir.

    Total korban tewas akibat agresi brutal Israel ke Palestina selama tiga bulan terakhir telah lebih dari 22 ribu.

    Militer Israel sendiri menegaskan bahwa perang melawan Hamas di Gaza akan terus berlangsung selama berbulan-bulan.

  • Hizbullah Bunuh Tentara Israel Usai Wakil Pemimpin Hamas Tewas di Beirut

    Hizbullah Bunuh Tentara Israel Usai Wakil Pemimpin Hamas Tewas di Beirut

    Beirut

    Kelompok Hizbullah, sekutu Hamas, memberikan reaksi keras atas kematian wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri akibat serangan drone Israel di Beirut, Lebanon, pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.

    Hizbullah mengumumkan telah membunuh sejumlah tentara Israel di perbatasan Lebanon, usai menegaskan bahwa serangan Israel yang menewaskan Aruri itu tidak akan luput dari hukuman. Demikian seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (3/1/2024).

    Hizbullah, yang didukung Iran dan bermarkas di Lebanon ini, menyebut serangan Israel yang “berbahaya” itu merupakan serangan terhadap Lebanon dan kedaulatannya.

    “Kejahatan ini tidak akan pernah dibiarkan tanpa respons dan hukuman,” tegas Hizbullah dalam pernyataannya.

    “Perlawanan kami… telah menentukan pemicunya dan… para petempur kami berada dalam tingkat kesiapan dan kesiapsiagaan tertinggi,” sebut pernyataan Hizbullah itu.

    Dalam pernyataan lanjutan pada Selasa (2/1) malam, Hizbullah mengklaim kelompoknya telah menargetkan, membunuh dan melukai sejumlah tentara Israel di perbatasan dengan Lebanon.

    Israel belum menanggapi klaim Hizbullah soal pembunuhan sejumlah tentara di perbatasan Israel-Lebanon.

    Diketahui bahwa perbatasan Israel dan Lebanon marak dilanda serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada awal Oktober lalu.

    Aruri bertemu dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Hassan Nasrallah usai serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, untuk membahas langkah selanjutnya yang harus diambil oleh kelompok tersebut pada “tahap sensitif” ini.

    Nasrallah, dalam pernyataan sebelumnya, pernah memperingatkan bahwa serangan menargetkan setiap warga Lebanon atau warga negara asing di dalam wilayah Lebanon akan memicu “reaksi keras” dan hal itu tidak akan ditoleransi.

    Haniyeh Tegaskan Hamas Tak Akan Bisa Dikalahkan Usai Kematian Wakilnya

    Kematian Aruri awalnya dilaporkan oleh sejumlah pejabat keamanan Lebanon yang menyebut wakil pemimpin biro politik Hamas itu tewas dalam serangan drone Israel di area pinggiran selatan Beirut, yang juga diketahui menjadi markas kuat Hizbullah — kelompok yang didukung Iran dan sekutu Hamas.

    Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan bahwa serangan Israel terhadap sebuah kantor yang digunakan Hamas di Lebanon telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 11 orang lainnya pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.

    Laporan NNA menyebut bahwa tiga drone yang membawa muatan peledak menghantam sebuah apartemen yang menjadi tempat Aruri menggelar pertemuan dengan para pejabat lainnya.

    Hamas TV mengonfirmasi kematian Aruri di Lebanon dalam salah satu laporannya. Sementara kelompok Hamas, dalam pernyataan lanjutan, mengonfirmasi bahwa dua pejabat dari Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, yang mengawal Aruri juga ikut tewas.

    Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam reaksinya menegaskan bahwa Hamas “tidak akan pernah bisa dikalahkan” setelah kematian Aruri.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wakilnya Tewas di Beirut Akibat Serangan Israel, Ini Respons Pemimpin Hamas

    Wakilnya Tewas di Beirut Akibat Serangan Israel, Ini Respons Pemimpin Hamas

    Doha

    Hamas mengakui wakil pemimpin kelompoknya, Saleh al-Aruri, tewas akibat serangan drone Israel di wilayah Lebanon. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menegaskan kematian Aruri tidak akan membuat kelompok militan yang dipimpinnya menjadi mudah untuk dikalahkan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (3/1/2024), Haniyeh yang memimpin kantor biro politik Hamas di Qatar, menyampaikan komentarnya via pidato televisi yang disiarkan televisi afiliasi Hamas pada Selasa (2/1) waktu setempat. Aruri merupakan wakil Haniyeh dalam biro politik Hamas.

    Ditegaskan Haniyeh dalam pernyataannya bahwa Hamas “tidak akan pernah bisa dikalahkan” setelah kematian Aruri di Lebanon.

    “Pergerakan yang para pemimpin dan pendirinya mati syahid demi martabat rakyat dan bangsa kita, tidak akan pernah bisa dikalahkan,” tegasnya.

    Kematian Aruri awalnya dilaporkan oleh sejumlah pejabat keamanan Lebanon yang menyebut wakil pemimpin biro politik Hamas itu tewas dalam serangan drone Israel di area pinggiran selatan Beirut, yang juga diketahui menjadi markas kuat Hizbullah — kelompok yang didukung Iran dan sekutu Hamas.

    Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan bahwa serangan Israel terhadap sebuah kantor yang digunakan Hamas di Lebanon telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 11 orang lainnya pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.

    Laporan NNA menyebut bahwa tiga drone yang membawa muatan peledak menghantam sebuah apartemen yang menjadi tempat Aruri menggelar pertemuan dengan para pejabat lainnya.

    Lihat Video: Reaksi PBB Atas Tewasnya Wakil Pemimpin Hamas: Sangat Mengkhawatirkan

    Tidak ada klaim tanggung jawab resmi dari Israel atas serangan tersebut. Namun seorang anggota parlemen Israel, Danny Danon, yang juga mantan Duta Besar Israel untuk PBB menyampaikan ucapan selamat kepada Mossad, Shin Bet dan militer Israel atas operasi mereka.

    Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, tidak secara langsung mengomentari pembunuhan Aruri, namun menyatakan bahwa militernya “sangat siap dalam menghadapi risiko apa pun” usai peristiwa di Lebanon.

    Israel sebelumnya mengumumkan rentetan pembunuhan para komandan dan tokoh Hamas di Jalur Gaza selama perang berkecamuk. Aruri menjadi tokoh paling terkemuka yang terbunuh sejak perang melawan Hamas dimulai awal Oktober lalu, dan kematiannya terjadi dalam serangan pertama di ibu kota Lebanon.

    Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Najib Mikati mengecam serangan di ibu kota Lebanon itu sebagai “kejahatan baru Israel” yang disebutnya bertujuan membawa Beirut ke fase konfrontasi baru. Lebanon menegaskan akan mengadukan serangan Israel itu ke forum PBB.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mahkamah Agung Israel Tolak Komponen Kunci Reformasi Netanyahu

    Mahkamah Agung Israel Tolak Komponen Kunci Reformasi Netanyahu

    Tel Aviv

    Mahkamah Agung Israel pada hari Senin (01/01) membatalkan komponen kunci dari perombakan peradilan dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang memicu perdebatan panas.

    Dalam keputusan dengan mayoritas suara tipis, delapan menolak dan tujuh setuju, pengadilan tertinggi akhirnya membatalkan undang-undang yang disahkan pada bulan Juli 2013, yang mencegah para hakim membatalkan keputusan pemerintah yang mereka anggap “tidak masuk akal.”

    Para penentang berpendapat, upaya Netanyahu untuk menghapus standar kelayakan itu akan membuka pintu bagi korupsi dan keputusan aparat tinggi pemerintahan yang perlu dipertanyakan.

    Keputusan hari Senin (01/01) itu menetapkan, amandemen konstitusi itu telah mencabut peluang pengadilan untuk mengambil tindakan terhadap keputusan-keputusan yang “tidak pantas” oleh pemerintah, perdana menteri atau bahkan menteri-menteri secara individual.

    Putusan tersebut menyatakan bahwa amandemen itu dapat “menyebabkan kerusakan serius dan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada karakteristik inti Negara Israel sebagai negara demokratis.”

    Kritikus pemerintah memuji keputusan tersebut

    Pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan di media sosial bahwa “Mahkamah Agung dengan setia memenuhi perannya dalam melindungi warga Israel, dan kami memberikan dukungan penuh.”

    Lapid mengatakan, keputusan tersebut “menutup tahun penuh dengan perselisihan yang telah mencabik-cabik kami dari dalam dan menyebabkan bencana terburuk dalam sejarah negara kami.”

    “Hanya pemerintah yang tidak masuk akal, yang bertindak tidak masuk akal, yang membuat langkah tidak masuk akal, yang menghapuskan standar kelayakan,” ungkap Eliad Shraga, ketua kelompok tersebut.

    Perpecahan di Israel

    Keputusan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan pukulan telak bagi pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Negara Israel kini bisa menghadapi krisis nasional, jika kabinet menolak untuk menerima keputusan tersebut.

    Amandemen konstitusi yang pertama kali dirilis setahun yang lalu itu, telah menghadapi tentangan keras di parlemen. Setelah negosiasi untuk berkompromi gagal, para penentang Netanyahu melancarkan protes besar-besaran di jalanan yang berlangsung selama berbulan-bulan, di mana ratusan ribu orang berunjuk rasa menentang rencana perubahan konstitusi tersebut.

    Para kritikus mengatakan, amandemen Netanyahu itu merupakan ancaman bagi demokrasi, sementara pemerintah berargumen bahwa pihaknya hanya ingin mengembalikan keseimbangan pada pengadilan yang terlalu berkuasa.

    Kontroversi yang telah berlangsung lama ini kemudian tersingkirkan setelah militan Hamas melancarkan serangan mematikan ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober lalu. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara barat.

    Menteri Kehakiman Yariv Levin, yang dianggap sebagai kekuatan pendorong di balik reformasi tersebut, telah meminta pengadilan untuk menunda keputusan hingga perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung berakhir.

    Levin mengecam keputusan pada hari Senin (01/01) tersebut, dengan mengatakan, hal itu menunjukkan “kebalikan dari semangat persatuan yang dibutuhkan saat ini untuk keberhasilan tentara kita di garis terdepan.”

    Namun Levin tidak menjelaskan lebih lanjut apakah pemerintah akan mencoba menghidupkan kembali amandemen tersebut meskipun sudah ada keputusan pengadilan tertinggi, tapi dia menegaskan keputusan itu “tidak akan mematahkan semangat kami.”

    kp/as (Reuters, dpa, AFP)

    Lihat juga Video: Wakil Pemimpin Hamas Tewas, Israel Antisipasi Aksi Balas Dendam?

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Makin Semena-mena, Serukan Warga Mulai Tempati Gaza Palestina

    Israel Makin Semena-mena, Serukan Warga Mulai Tempati Gaza Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua menteri senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan pembangunan pendudukan di Jalur Gaza Palestina.

    Selain meminta warga Israel menempati Jalur Gaza, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga mendorong warga Palestina di wilayah itu ber-emigrasi secara sukarela.

    Berbicara di rapat parlemen Israel (Knesset) pada Senin (1/1), Ben Gvir dan Smotrich memaparkan migrasi warga Palestina merupakan solusi konflik yang berkepanjangan ini.

    Kedua menteri juga menilai pemindahan warga Palestina secara sepihak ini merupakan jaminan keamanan dan stabilitas yang diperlukan oleh warga Israel terutama di wilayah selatan dekat perbatasan Jalur Gaza.

    Menurut Ben Gvir dan Smotrich, agresi Israel ke Jalur Gaza saat ini memberikan peluang bagi Tel Aviv untuk “mengusir” warga Palestina dari Gaza.

    “Perang memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi mendorong migrasi penduduk Gaza,” kata Ben Gvir kepada wartawan dan anggota partai sayap kanan Otzma Yehudit.

    Ben Gvir juga menyebut kebijakan ini sebagai “solusi yang benar, adil, bermoral dan manusiawi.”

    “Kami tidak bisa menarik diri dari wilayah mana pun di Jalur Gaza. Saya tidak hanya tidak mengesampingkan permukiman Yahudi di sana, saya yakin itu juga merupakan hal yang penting,” ujarnya menambahkan.

    Sementara itu, Smotrich menganggap “solusi yang tepat terhadap konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung adalah “mendorong migrasi sukarela penduduk Gaza.

    “Solusi yang tepat terhadap konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung adalah “mendorong migrasi sukarela penduduk Gaza ke negara-negara yang setuju menerima para pengungsi,” kata Smotrich kepada anggota partai Zionisme Religius-nya.

    Ia bahkan memprediksi “Israel akan secara permanen mengontrol Jalur Gaza, termasuk melalui pendirian permukiman.

    Smotrich menegaskan kembali bahwa Tel Aviv tidak bisa membiarkan Gaza tetap menjadi “rumah kaca bagi 2 juta orang yang ingin menghancurkan Negara Israel”

    “Selama saya menjadi menteri keuangan, tidak ada satu syikal pun yang akan diberikan kepada teroris Nazi di Gaza,” ujar Smotrich seperti dikutip Times of Israel.

    Merespons hal itu, kelompok Hamas yang saat ini masih menguasai Jalur Gaza menilai keinginan Israel untuk mengusir warga Palestina di wilayah itu hanya lah “lamunan dan mimpi yang tidak akan terwujud.”

    “Rencana tersebut tidak akan pernah terwujud karena menghadapi ketabahan dan perlawanan yang berani dari rakyat Palestina,” bunyi pernyataan Hamas seperti dikutip Anadolu.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Eks PM Malaysia Mahathir Samakan Israel dengan Nazi Bantai Palestina

    Eks PM Malaysia Mahathir Samakan Israel dengan Nazi Bantai Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyamakan Israel dengan Nazi Jerman pada Perang Dunia II karena melakukan genosida atau pembantaian terhadap warga Palestina.

    Kegeraman Mahathir atas agresi Israel diungkapkan melalui akun media sosial X.

    Ia menyebut dalam akun X bahwa Nazi mencoba menyingkirkan orang-orang Yahudi dan nyaris sukses.

    “Tapi sekarang orang-orang Yahudi yang telah diselamatkan berencana menyingkirkan dunia orang-orang Palestina, bukan hanya Hamas. Itu lah kenapa mereka membunuh orang-orang Palestina di Tepi Barat dan Lebanon,” demikian cuitan Mahathir di akun X.

    “Itu tidak manusiawi. Tapi bagi orang-orang Israel gagasan genosida Nazi adalah cara untuk menghilangkan ancaman Palestina di masa mendatang. Dunia akan menyaksikan siaran perdana genosida di TV,” katanya lagi.

    [Gambas:Twitter]

    Mahathir kemudian mengungkapkan roket-roket dan bom Israel telah memenuhi Gaza dan korban tewas terus bertambah setiap hari. Ia juga mengatakan Israel bahkan secara keji mengebom kamp pengungsian dan zona aman bagi warga Palestina.

    “1,6 juta warga Gaza harus dibunuh. Ini pekerjaan besar tapi masih mampu dilakukan Israel. Jika Nazi bisa membunuh enam juta orang Yahudi, tentu saja Israel bisa melakukannya lebih baik,” kata Mahathir.

    “Korban-korban Nazi akan menerima solusi, dunia tanpa orang-orang Palestina. Nazi gagal hanya karena negara-negara sekutu dan Rusia mengalahkan Jerman,” tulisnya lagi.

    Ia melanjutkan,”Kini sekutu Barat mendukung Israel melakukan genosida terhadap orang Palestina. Mereka menciptakan monster. Sekarang monster itu harus didukung mereka. Secara logis dan moral benar.”

    (tim/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Rekaman Tentara Israel Rundung Pegawai Pom Bensin Palestina

    VIDEO: Rekaman Tentara Israel Rundung Pegawai Pom Bensin Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rekaman CCTV menunjukkan tentara Israel merundung seorang pegawai Palestina di pom bensin dekat Hebron, Tepi barat pada Sabtu (30/12).

    Tentara Israel terlihat menodongkan senjata ke pegawai bernama Ahmed Abuarkoub tersebut.

    Sebelum pergi, tentara tersebut juga menendang kepala dan menginjak badan Ahmed.

    Ahmed mengatakan bahwa perundungan ini sering terjadi karena lokasi SPBU yang dekat dengan menara pengawas militer.

  • Israel Tarik Sebagian Pasukan dari Gaza, Siap-siap Fase Baru Agresi

    Israel Tarik Sebagian Pasukan dari Gaza, Siap-siap Fase Baru Agresi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel menarik sebagian pasukannya dari Jalur Gaza Palestina untuk mempersiapkan fase baru agresi ke wilayah itu.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperkirakan agresi brutalnya ke Gaza masih akan berlangsung selama 2024.

    Melalui pernyataan, juru bicara IDF Daniel Hagari menuturkan penarikan personel dilakukan demi mempersiapkan pasukan menghadapi fase baru agresi karena “perang membutuhkan pertempuran yang berkepanjangan.”

    IDF memaparkan Brigade ke-551 dan ke-14 yang terdiri dari pasukan cadangan akan dipulangkan dan kembali ke kehidupan sipil mereka pekan ini.

    Sementara itu, Brigade ke-828 yang melatih komandan pasukan, Brigade ke-261 yang melatih perwira militer, dan Brigade ke-460 yang melatih korps lapis baja juga akan kembali ke Israel untuk melakukan pelatihan.

    “Kembalinya pasukan cadangan bertujuan memastikan perencanaan dan persiapan untuk kelanjutan (agresi) pada 2024 sebagai pemahaman bahwa kita akan diminta untuk melakukan tugas tambahan dan peperangan sepanjang tahun ini,” ujar Hagari seperti dikutip CNN pada Selasa (2/1).

    Selain itu, penarikan pasukan ini juga disebut-sebut sebagai upaya Israel meringankan beban ekonomi negara soal biaya perang dan menghemat tenaga pasukan militer untuk fase agresi baru nanti.

    Israel ngotot terus melancarkan agresi brutalnya ke Jalur Gaza bahkan Tepi Barat Palestina yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu.

    Per Selasa, sebanyak 21.978 warga Palestina tewas dan 57.697 orang lainnya terluka imbas agresi Israel sejak Oktober lalu.

    Jumlah korban tewas ini hampir 1 persen populasi warga di Gaza sebelum agresi Israel terjadi.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Sengsara Warga Gaza Akibat Serangan Israel: Hidup Macam Apa Ini?

    Sengsara Warga Gaza Akibat Serangan Israel: Hidup Macam Apa Ini?

    Gaza

    Warga Palestina mengungsi ke selatan Gaza ketika Israel melancarkan serangan darat. Kondisi kehidupan mereka pun begitu mengenaskan.

    Dilansir CNN, Senin (1/1/2024), warga di Gaza harus hidup di tempat yang begitu sempit sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menyebabkan 20 ribu lebih orang tewas. Warga juga harus menghadapi tingginya harga makanan, kelaparan hingga sanitasi buruk.

    “Cara saya bertahan hidup adalah dengan mengemis ke sana kemari dan meminta bantuan kepada siapa pun,” kata Abu Misbah yang merupakan pekerja bangunan berusia 51 tahun lewat sambungan telepon dengan CNN.

    Dia sedang mengungsi di Rafah dan berusaha menghidupi sebuah keluarga beranggotakan 10 orang. Abu Misbah mengatakan harga sayur-mayur dan buah-buahan tidak terjangkau.

    “Kami belum pernah mengalami situasi ini sebelumnya, kami adalah keluarga kelas menengah,” katanya.

    Dia mengatakan dulu kurma bisa didapatkan secara gratis di mana-mana. Kini, Abu Misbah bahkan tak sanggup membeli kurma.

    “Sekarang sejak perang kami membeli kurma yang biasa kami temukan di mana-mana secara gratis. Kami menginginkan solusi atas penderitaan kami yang menyedihkan ini,” ucapnya.

    Israel menutup perbatasannya dengan Gaza dan melancarkan pengeboman intensif sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, yang diikuti dengan invasi darat yang berkelanjutan. Pertempuran tersebut telah memicu krisis kemanusiaan di seluruh wilayah Palestina hingga memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

    Pekan ini, Israel memperluas operasinya lebih jauh ke wilayah selatan Khan Younis, dan memperingatkan warga di sana untuk meninggalkan wilayah tersebut. Namun, PBB mengatakan warga Gaza tidak punya tempat yang aman untuk dituju.

    Warga lain yang mengungsi, Mahmoud Harara (47), bercerita dirinya dulu mencari nafkah dengan menjual hasil bumi dari gerobak. Kini, pria asal Al-Shujaiya itu juga harus mengungsi di Rafah dan tinggal bersama delapan anggota keluarganya di jalanan, termasuk lima anak usia sekolah.

    “Rumah saya hancur dan dua putra saya terluka akibat pemogokan di rumah kami,” katanya.

    Seperti ribuan orang lainnya, keluarga tersebut tinggal di tenda darurat yang terbuat dari nilon dan berkeliaran di jalanan untuk mencari makanan. Mereka meninggalkan rumah tanpa membawa barang apa pun dan tidak mempunyai kasur untuk tenda.

    Harara mengatakan keluarganya tidak menerima bantuan. Dia bertanya-tanya hidup macam apa yang dijalaninya saat ini.

    “Harga makanan di luar imajinasi. Anak Anda meminta sepotong roti dari Anda dan Anda tidak dapat menyediakannya untuk mereka. Kehidupan macam apa ini?” ucapnya.

    Harara juga mengatakan dia berjalan tiga kilometer ke rumah sakit untuk bisa menggunakan toilet. Kurangnya sanitasi bagi para pengungsi yang kini tinggal di wilayah selatan Gaza telah menyebabkan penyebaran penyakit menular dan penyakit pernapasan.

    Umm Omar (50), yang juga mengungsi di Rafah, bercerita dirinya harus tinggal di tenda bersama keluarganya. Selama gencatan senjata, mereka sempat kembali ke rumah dan menemukan semua jendela dan panel surya rusak serta dapurnya hancur.

    “Kami berjumlah sembilan orang di tenda berukuran dua kali satu meter. Kami sendiri yang membeli tenda kemah ini, tidak ada yang membantu kami atau menyediakannya,” ucap Umm Omar.

    Omar mengatakan masyarakat bertahan hidup dengan makanan kaleng dan memperkirakan bahwa sebagian besar makanan setidaknya empat kali lebih mahal dibandingkan sebelum perang. Dia mengatakan obat-obatan juga sulit ditemukan.

    “Hidup ini sulit dan memalukan. Kata memalukan bahkan tidak bisa menggambarkannya,” katanya.

    Akses air minum juga sangat sulit dan anak-anaknya kedinginan di malam hari. Dia mengatakan tak satu pun dari keluarga itu yang bisa mandi selama beberapa minggu.

    Dalam beberapa hari terakhir, kerumunan warga sipil yang sangat membutuhkan makanan terlihat mengelilingi truk bantuan yang masuk ke Gaza. PBB telah memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza selatan semakin memburuk dan memperingatkan bahwa jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut ‘masih sangat tidak memadai’.

    UNICEF menyebut anak-anak di Gaza menghadapi risiko tinggi kekurangan gizi parah dan kematian akibat kelaparan terus meningkat. Organisasi bantuan anak-anak tersebut memperkirakan bahwa dalam beberapa minggu mendatang ‘setidaknya 10.000 anak di bawah lima tahun akan menderita malnutrisi yang paling mengancam jiwa’.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu