Negara: Israel

  • AS Ngaku Tak Ada Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    AS Ngaku Tak Ada Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk menarik pasukannya dari Irak. Hal ini disampaikan meskipun pemerintah Irak telah mengumumkan bahwa mereka akan memulai proses penarikan pasukan AS setelah militer AS menewaskan seorang komandan milisi Irak yang didukung Iran, pekan lalu.

    “Saya tidak mengetahui adanya rencana apa pun [untuk menarik diri dari Irak],” kata Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS atau Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Senin (8/1) waktu setempat. Berbicara kepada wartawan di Pentagon, Ryder menambahkan: “Kami tetap fokus pada misi mengalahkan ISIS.”

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), saat ini, sebanyak 2.500 tentara Amerika di Irak berada di sana sebagai bagian dari peran pengawasan dan bantuan atas undangan pemerintah Irak.

    Namun, tekanan semakin meningkat agar pasukan AS mundur setelah kekalahan ISIS diumumkan dalam beberapa tahun terakhir. Kemudian setelah serangan pekan lalu terhadap komandan milisi Irak Mushtaq Jawad Kasim al-Jawari, seruan tersebut semakin meningkat dari dalam Irak.

    Namun, Ryder mengatakan bahwa Pentagon tidak mengetahui adanya pemberitahuan apa pun kepada Departemen Pertahanan tentang rencana mengusir pasukan AS dari negara tersebut.

    Al-Jawari, pejabat milisi Irak, diyakini memainkan peran penting dalam serangan terhadap pasukan Amerika di Irak selama beberapa bulan terakhir.

    Para pejabat militer AS telah memberi Baghdad waktu untuk mengendalikan serangan-serangan milisi yang didukung Iran. Beberapa hari sebelum Natal, jenderal militer AS untuk Timur Tengah mengadakan pembicaraan dengan Ketua Kepala Staf Gabungan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk membahas kemungkinan tanggapan, demikian dilaporkan Al Arabiya.

    Setelah beberapa minggu melakukan serangan, Presiden AS Joe Biden hanya memerintahkan serangan balasan di Suriah, yang digambarkan oleh para analis dan mantan pejabat sebagai serangan simbolis meskipun beberapa serangan terhadap pasukan AS dilakukan di Irak.

    Pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 120 kali serangan sejak Oktober 2023 lalu, setelah serangan Hamas terhadap Israel.

    Namun, AS menghindari memberikan serangan balasan di Irak karena sentimen masyarakat Irak yang sudah frustrasi terhadap Washington. Militer AS kemudian hanya menargetkan milisi yang didukung Iran di Irak dan membunuh beberapa petempur dalam lebih dari satu kali serangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

    Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

    Jakarta

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza. Sebanyak 23.084 warga Palestina telah tewas dan 58.926 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (8/1) waktu setempat.

    Sekitar 249 warga Palestina tewas dan 510 lainnya luka-luka dalam 24 jam sebelumnya, tambah kementerian itu, seperti dilaporkan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024).

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu lalu, bahwa pasukan Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza untuk melawan Hamas sampai semua tujuan tercapai. Demikian menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    Pada hari Minggu lalu, tentara Israel melancarkan serangan udara intensif di Khan Younis dan daerah-daerah lain di Gaza selatan. Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 82 orang, menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA.

    Pada hari Sabtu lalu, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalanan Tel Aviv, mendesak pemerintah Israel untuk segera mencapai kesepakatan dengan Hamas mengenai pembebasan orang-orang yang disandera. Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Netanyahu, pembubaran parlemen, dan pemilihan umum dini.

    Sejak konflik terbaru Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 85 persen populasi di Jalur Gaza telah menjadi pengungsi, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Suriah, Tokoh Sentral Serangan Roket Hamas Tewas

    Israel Serang Suriah, Tokoh Sentral Serangan Roket Hamas Tewas

    Damaskus

    Militer Israel mengklaim serangannya di wilayah Suriah telah menewaskan seorang “tokoh sentral” yang bertanggung jawab atas serangan roket Hamas terhadap negara Yahudi tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), militer Israel dalam pernyataannya pada Senin (8/1) waktu setempat mengklaim Hassan Akasha telah “disingkirkan” di Beit Jinn, sebuah wilayah di bawah kendali pemerintah Suriah yang terletak dekat Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi oleh Israel.

    “Dia merupakan tokoh sentral yang bertanggung jawab atas roket-roket yang ditembakkan oleh Hamas dari wilayah Suriah ke Israel dalam beberapa pekan terakhir,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    “Sejak awal perang, Akasha mengarahkan sel teroris Hamas yang menembakkan roket dari Suriah menuju ke wilayah Israel,” tuduh militer Israel.

    Pembunuhan di Suriah oleh Israel itu terjadi saat ketegangan regional meningkat akibat perang antara Israel dan Hamas yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Perang itu pecah sejak 7 Oktober tahun lalu ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang yang kebanyakan warga sipil.

    Rentetan serangan dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan itu, dengan laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 23.084 orang tewas akibat rentetan serangan militer Tel Aviv. Sebagian besar korban tewas di Jalur Gaza merupakan perempuan dan anak-anak.

    Lihat Video: Nakes dan Pasien Kini Terpaksa Tinggalkan RS Al-Aqsa Gaza

    Israel tergolong jarang mengomentari soal serangannya di wilayah Suriah. Namun Tel Aviv berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad, memperluas kehadirannya di negara tetangganya itu.

    “Kami tidak akan membiarkan terorisme memasuki wilayah Suriah dan meminta pertanggungjawaban Suriah atas semua aktivitas yang berasal dari wilayahnya,” demikian pernyataan militer Israel.

    Belum ada komentar dari Hamas soal serangan Israel di Suriah tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas! Serangan Israel Tewaskan Komandan Hizbullah di Lebanon

    Panas! Serangan Israel Tewaskan Komandan Hizbullah di Lebanon

    Beirut

    Serangan militer Israel dilaporkan menewaskan seorang komandan senior pada pasukan elite Hizbullah, Pasukan Radwan, di wilayah Lebanon bagian selatan. Serangan ini menjadi serangan yang mengenai target paling terkemuka dalam jajaran Hizbullah sepanjang maraknya serangan lintas perbatasan dengan Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa 99/1/2024), komandan senior pasukan elite Hizbullah yang tewas itu diidentifikasi sebagai Wissam al-Tawil yang menjabat wakil kepala unit elite Pasukan Radwan.

    Diungkapkan oleh tiga sumber keamanan Lebanon bahwa Al-Tawil dan seorang petempur Hizbullah lainnya tewas pada Senin (8/1) waktu setempat, ketika mobil mereka tumpangi dihantam serangan di desa Majdal Selm, yang berjarak 6 kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel.

    Belum ada komentar langsung dari Israel soal serangan tersebut.

    Menurut seorang sumber lainnya di Lebanon, Al-Tawil merupakan salah satu komandan Hizbullah yang paling senior yang tewas dalam aksi saling serang lintas perbatasan antara kelompok militan itu dengan Israel.

    Kelompok Hizbullah menyebarkan foto-foto Al-Tawil bersama para pemimpin Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan seorang komandan militer Hibzullah bernama Imad Mughniyeh yang tewas di Suriah tahun 2008 lalu.

    Sebuah foto lainnya menunjukkan Al-Tawil duduk di sebelah mendiang Qassem Soleimani, jenderal terkemuka Iran yang pernah memimpin Pasukan Quds, sayap bersenjata Garda Revolusi Iran di luar negeri. Soleimani tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak tahun 2020 lalu.

    Perbatasan Lebanon dan Israel marak dilanda serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 130 petempur Hizbullah, termasuk sejumlah anggota Pasukan Radwan, tewas dalam rentetan serangan lintas perbatasan tersebut.

    Salah satunya yang tewas adalah Abbas Raad yang merupakan putra salah satu politisi terkemuka Hizbullah. Dia dilaporkan tewas dalam serangan Israel pada November tahun lalu.

    Hizbullah mengatakan operasinya di perbatasan bertujuan mendukung warga Palestina yang dilanda perang di Jalur Gaza. Perselisihan antara Hizbullah dan Israel sebagian besar hanya terjadi di area-area dekat perbatasan.

    Namun pekan lalu, ketegangan meningkat saat serangan yang diyakini didalangi Israel menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri di pinggiran Beirut bagian selatan — wilayah yang menjadi markas kuat Hizbullah. Tel Aviv tidak menyangkal dan tidak membenarkan pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu.

    Pada Sabtu (6/1) lalu, Hizbullah mengklaim telah meluncurkan 62 roket ke arah pos pengamatan utama Israel sebagai “respons awal” terhadap pembunuhan Al-Aruri. Sementara Nasrallah, dalam pidatonya, memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan perang skala penuh terhadap Lebanon.

    “Siapa pun yang berpikir untuk berperang melawan kami, singkatnya, dia akan menyesalinya,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menhan Israel Bilang Palestina Akan Tetap Kuasai Gaza

    Menhan Israel Bilang Palestina Akan Tetap Kuasai Gaza

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Kamis (04/01) mengatakan, Palestina akan sepenuhnya memegang kendali di Gaza, setelah perang Israel melawan Hamas berakhir.

    “Hamas tidak akan memerintah Gaza dan Israel tidak akan menjalankan urusan sipil atas Gaza,” kata Gallant, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters dan media lainnya.

    “Penduduk Gaza adalah orang Palestina, oleh karena itu, badan-badan Palestina akan bertanggung jawab sepenuhnya, dengan syarat tidak ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel,” tegasnya.

    Gallant menambahkan bahwa Israel akan tetap memiliki hak untuk beroperasi secara militer di Gaza.

    Sementara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kini sering menahan diri untuk tidak memberikan gambaran garis besar yang jelas mengenai Gaza pascaperang. Netanyahu sebelumnya mengatakan, Hamas tidak akan memerintah Gaza, begitu pula Fatah, yang saat ini menguasai Tepi Barat.

    Selain itu, negara-negara Arab dan Muslim juga enggan untuk mengambil kendali politik atas Gaza setelah terjadinya perang yang masih terus berlangsung.

    PBB ‘terganggu’ rencana Israel ungsikan warga Gaza

    Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Türk mengatakan, dirinya “sangat terganggu dengan pernyataan pejabat tinggi Israel,” terkait rencana pemindahan warga sipil dari Jalur Gaza ke negara ketiga.

    Türk menekankan; “hukum internasional melarang pemindahan paksa orang-orang yang dilindungi di dalam wilayah yang diduduki atau terdeportasi dari wilayah yang diduduki.”

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir pada hari Senin (01/01) menyerukan “solusi untuk mendukung emigrasi bagi warga Gaza.”

    Komentar Ben-Gvir yang memicu kontroversi itu, dilontarkan setelah sebelumnya Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, juga mendesak dikembalikannya para pemukim Yahudi ke Gaza pascaperang.

    Walau begitu, pemerintah Israel belum secara resmi mengajukan rencana untuk mengusir warga Gaza atau mengembalikan pemukim Yahudi kembali ke wilayah konflik, sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober 2023.

    Blinken mulai upaya diplomasi baru di Timur Tengah

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken memulai kunjungan ke Timur Tengah pada hari Kamis (04/01), untuk mengintensifkan upaya diplomatik, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas akan menjadi ancaman konflik regional yang lebih luas.

    Selain melakukan kunjungan ke Israel dan wilayah Tepi Barat yang diduduki, Blinken juga akan mengunjungi Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Turki, hingga Yunani dalam satu minggu ke depan, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller.

    “Tidak ada satu pihakpun, baik itu Israel, kawasan ini, maupun dunia, yang menghendaki konflik ini menyebar hingga ke luar Gaza,” kata Miller.

    Blinken telah melakukan beberapa kali perjalanan ke wilayah konflik tersebut, sejak serangan teror Hamas ke wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    “Kami tidak memperkirakan setiap pembicaraan dalam perjalanan ini akan berlangsung mudah,” ujar Miller. Dia menambahkan, “jelas ada isu-isu sulit yang dihadapi kawasan ini dan pilihan-pilihan sulit yang menanti.”

    Miller juga mengatakan bahwa Blinken akan fokus pada perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, mendesak Israel untuk meminimalisir korban warga sipil Palestina, pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, dan pentingnya perencanaan bagi urusan sipil Gaza pascaperang.

    kp/ha/as (Reuters, AFP, dpa, AP)

    Lihat Video ‘Penampakan Dampak Serangan Israel di Pemukiman Warga di Rafah Gaza’

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menhan Israel Sebut Palestina Bertanggung Jawab Atas Gaza Usai Perang

    Menhan Israel Sebut Palestina Bertanggung Jawab Atas Gaza Usai Perang

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengungkapkan rencana masa depan Jalur Gaza setelah perang melawan Hamas berakhir. Gallant mengatakan bahwa Hamas tidak akan berkuasa lagi dan Palestina akan bertanggung jawab atas Jalur Gaza, tanpa kehadiran sipil Israel di daerah kantong Palestina itu.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (5/1/2024), rencana masa depan Jalur Gaza yang diusulkan Gallant pada Kamis (4/1) waktu setempat itu mencetuskan agar Palestina bertanggung jawab dalam menjalankan urusan sipil di wilayah tersebut setelah perang melawan Hamas berakhir.

    Gallant menegaskan bahwa Hamas tidak akan lagi menguasai daerah kantor Palestina itu, dan Israel juga tidak akan memerintah warga sipil di Jalur Gaza.

    “Warga Palestinalah yang tinggal di Jalur Gaza, itulah sebabnya para pemain Palestina akan bertanggung jawab atas hal itu, dengan syarat mereka tidak memusuhi Israel dan tidak akan melakukan tindakan melawan Israel,” cetus Gallant dalam percakapan dengan koresponden militer seperti dikutip media lokal Israel, Haaretz.

    “Hamas tidak akan memerintah Gaza, Israel tidak akan memerintah warga sipil di Gaza,” imbuhnya.

    Menhan Israel itu menyatakan bahwa kekuatan multi-nasional, termasuk negara-negara Arab, harus memimpin upaya pembangunan kembali Jalur Gaza, yang mengalami kehancuran akibat rentetan pengeboman Israel selama beberapa bulan terakhir.

    Dalam usulannya, Gallant menambahkan bahwa tidak akan ada “kehadiran sipil” Israel di Jalur Gaza usai perang berakhir. Hal ini bertentangan dengan seruan sejumlah menteri Israel, dan banyak tentara Israel, yang menginginkan agar para pemukim Yahudi kembali menempati Jalur Gaza.

    Namun demikian, Gallant juga mengusulkan agar militer Israel tetap memiliki “kebebasan aksi operasional di Jalur Gaza” demi memastikan tidak ada ancaman terhadap negara Yahudi tersebut. Dia juga mencetuskan agar Israel “melakukan pemeriksaan barang-barang yang memasuki Jalur Gaza”.

    Usulan itu, menurut Al Jazeera, secara efektif akan menempatkan Jalur Gaza di bawah kendali militer Israel.

    Usulan-usulan Gallant itu dimuat dalam dokumen berjudul “visi tahap 3” untuk perang di Jalur Gaza. Menurut laporan The Times of Israel, usulan itu dipresentasikan dalam diskusi dalam kabinet perang terbatas dan kabinet keamanan Israel yang lebih luas pada Kamis (4/1) malam.

    Usulan itu disebut hanyalah gagasan Gallant dan bukan kebijakan resmi pemerintah Israel. Namun, usulan Gallant itu menandai pertama kalinya seorang pejabat senior Israel menyusun blueprint secara detail untuk Jalur Gaza pascaperang.

    Usulan Menhan Gallant Dikritik Keras Menteri Kontroversial Israel

    Meskipun usulan Gallant itu sepaham dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, namun penekanan soal kendali sipil Palestina atas Jalur Gaza tanpa adanya kehadiran sipil Israel di sana memicu kemarahan mitra koalisi garis keras dalam pemerintahan Netanyahu.

    Menteri Keuangan (Menkeu) Bezalel Smotrich dengan tegas menolak usulan Gallant itu dan menyebutnya sama saja sebagai pengulangan situasi di Jalur Gaza sebelum 7 Oktober 2023, saat Hamas menyerang Israel secara mengejutkan hingga menewaskan 12.000 orang dan memicu perang berkepanjangan.

    Dia menganjurkan kembali apa yang disebutnya sebagai “migrasi sukarela” — yang dianggap sebagai pemindahan paksa oleh banyak warga Palestina dan kelompok-kelompok HAM internasional, dan pembaruan permukiman Yahudi di Jalur Gaza, yang dianggap ilegal oleh dunia internasional.

    “Solusi untuk Gaza memerlukan pemikiran out-of-the-box dan konsepsi yang berubah,” sebut Smotrich, seperti dilansir The Times of Israel.

    Awal pekan ini, Smotrich menuai kontroversi karena mengatakan bahwa kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza akan membantu Israel mengendalikan wilayah tersebut secara militer, dan mencetuskan agar warga Palestina yang berada di wilayah kantong itu harus didorong untuk pindah ke negara lain.

    “Jika kita bertindak dengan cara yang benar secara strategis dan mendorong emigrasi, jika ada 100.000 atau 200.000 orang Arab di Gaza dan bukan dua juta, keseluruhan wacana setelah perang akan sangat berbeda,” katanya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ribuan Warga Menghadiri Pemakaman Wakil Pemimpin Hamas

    Ribuan Warga Menghadiri Pemakaman Wakil Pemimpin Hamas

    Anda kembali membaca laporan Dunia Hari Ini, edisi Jumat 5 Januari 2024.

    Berita-berita utama selama 24 jam terakhir sudah kami rangkum dan kita awali dari Lebanon.

    Pemakaman wakil pemimpin Hamas

    Ribuan orang menghadiri pemakaman wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri di Beirut yang tewas dalam serangan Israel di Lebanon.

    Mereka berkumpul di sebuah masjid untuk membacakan doa sebelum berbaris ke kamp pengungsi Shatila, tempat tiga korban tewas dimakamkan.

    Tiga peti, yakni jenazah Saleh, jenazah Azzam al-Aqraa dari sayap militer Hamas Ezzedine al-Qassam, dan Mohammad al-Rais, dibungkus dengan bendera Palestina dan Hamas.

    Sebuah senapan mesin diletakkan di atas setiap peti mati dan tembakan keras terdengar saat prosesi pemakaman berjalan menuju pemakaman.

    Penembakan di sekolah Amerika Serikat

    Polisi melaporkan seorang siswa dan lima lainnya terluka akibat penembakan di sebuah sekolah di Perry, Iowa, Amerika Serikat.

    Penembakan terjadi kemarin, saat para siswa bersiap memulai pelajaran.

    Tersangka yang berumur 17 tahun ditemukan tewas karena menembak dirinya sendiri.

    Tiga korban dibawa ke rumah sakit terdekat, sementara korban lainnya diangkut ke rumah sakit yang berbeda.

    ISIS mengklaim penyerangan di Iran

    Lewat media sosial, ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom bunuh diri di sebuah acara peringatan wafatnya Jenderal Iran Qassem Soleimani.

    Kejadian ini menewaskan sedikitnya 84 orang dan 284 lainnya luka parah.

    Kelompok ISIS mengklaim nama kedua penyerang tersebut adalah Omar al-Mowahed dan Seif-Allah al-Mujahed.

    Namun, cabang kelompok ISIS mana yang melakukan serangan ini belum teridentifikasi.

    Belasan ribu tahanan Myanmar diampuni

    Untuk memperingati 76 tahun kemerdekaan Myanmar, pemerintah militer Myanmar memberikan pengampunan terhadap hampir 10.000 tahanan.

    Namun jumlah tersebut tampaknya hanya mencakup sebagian kecil dari ribuan tahanan politik yang dipenjara karena menentang pemerintahan militer.

    Dalam laporan televisi yang dikelola oleh pemerintah, ketua dewan militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, memberikan pengampunan kepada 9.652 tahanan.

    Pembebasan tahanan dimulai pada hari Kamis dan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari.

    Awan panas Gunung Merapi

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan keberadaan awan panas yang tersembur sejauh 1.800 meter di Gunung Merapi yang mengarah ke barat daya Kali Bebeng.

    Menurut kepala PVMBG Hendra Gunawan, awan panas tersebut terjadi pada18.18 WIB dengan amplitudo maksimum 19 milimeter dan berdurasi 155,56 detik.

    “Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” bunyi pernyataan Hendra.

    Sejak 2020, Gunung Merapi menempati status kebencanaan level III atau siaga karena aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.

  • Menhan Israel Ungkap Pergeseran Strategi Perang di Gaza, Seperti Apa?

    Menhan Israel Ungkap Pergeseran Strategi Perang di Gaza, Seperti Apa?

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengungkap pergeseran strategi untuk fase selanjutnya dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Seperti apa rencana Israel selanjutnya itu?

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (5/1/2024), Gallant menyatakan bahwa militer Israel akan mengerahkan pendekatan baru yang lebih tepat sasaran di bagian utara Jalur Gaza dan terus memburu para pemimpin Hamas di bagian selatan daerah kantong Palestina tersebut.

    Hal tersebut disampaikan Gallant ketika Israel menarik sebagian pasukannya dari Jalur Gaza untuk memungkinkan ribuan tentara cadangan kembali ke pekerjaan mereka usai meningkatnya tekanan internasional untuk beralih kepada operasi tempur yang tidak terlalu intens.

    “Di wilayah utara Jalur Gaza, kami akan melakukan transisi ke pendekatan tempur baru sesuai dengan pencapaian militer di lapangan,” ungkap Gallant dalam pernyataan yang dirilis kantor Menhan Israel pada Kamis (4/1) waktu setempat.

    Pernyataan itu menguraikan prinsip-prinsip panduan yang merefleksikan visi Gallant untuk fase perang selanjutnya.

    Disebutkan Gallant bahwa operasi yang dilakukan militer Israel akan mencakup penggerebekan, penghancuran terowongan, serangan udara dan darat, serta operasi pasukan khusus.

    Di wilayah selatan Jalur Gaza yang ditinggali sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza dengan kebanyakan di tenda dan tempat penampungan sementara, sebut Gallant, operasi militer akan terus berupaya memusnahkan para pemimpin Hamas dan menyelamatkan sandera-sandera Israel yang masih ditahan.

    Setelah perang berakhir nantinya, Gallant menyatakan Hamas tidak akan lagi menguasai Jalur Gaza dan Israel akan mempertahankan kebebasan aksi operasionalnya. Namun dia juga menyebut tidak akan ada kehadiran warga sipil Israel dan lembaga Palestina yang bertanggung jawab atas Jalur Gaza.

    “Penduduk Gaza adalah warga Palestina, oleh karena itu, lembaga-lembaga Palestina akan bertanggung jawab, dengan syarat tidak akan ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel,” cetus Gallant dalam pernyataannya.

    Israel melancarkan rentetan pengeboman terhadap Jalur Gaza setelah serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut dan sekitar 240 orang disandera Hamas.

    Sementara itu, rentetan serangan Israel dilaporkan menewaskan lebih dari 22.000 orang di Jalur Gaza, dengan kehancuran menyelimuti wilayah tersebut. Kebanyakan korban tewas di Gaza dilaporkan sebagai perempuan dan anak-anak.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menteri Israel Serukan Pemindahan Warga Gaza, Arab Saudi Bilang Gini

    Menteri Israel Serukan Pemindahan Warga Gaza, Arab Saudi Bilang Gini

    Jakarta

    Pemerintah Arab Saudi mengecam pernyataan yang dibuat oleh para menteri Israel yang menyerukan kembalinya para pemukim Yahudi ke Gaza dan pemindahan warga Gaza. Saudi menekankan bahwa tindakan harus diambil terhadap pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel.

    Kerajaan Arab Saudi menyatakan “kecaman dan penolakan tegas terhadap pernyataan ekstremis oleh dua menteri di pemerintahan pendudukan Israel, yang menyerukan pemindahan penduduk Gaza, pendudukan kembali Jalur Gaza dan pembangunan permukiman,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir media Al Arabiya, Jumat (5/1/2024).

    Kerajaan Saudi meminta masyarakat internasional untuk bertindak dalam menghadapi “kegigihan” pemerintah Israel dalam melanggar hukum internasional melalui pernyataan dan tindakannya.

    Awal pekan ini, dua Menteri Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir membuat pernyataan yang menganjurkan permukiman kembali warga Palestina di luar Gaza.

    Smotrich, seorang menteri sayap kanan Israel, mengatakan bahwa kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza akan membantu Israel mengendalikan wilayah tersebut secara militer.

    Menteri Keuangan Israel juga mengatakan bahwa warga Palestina yang berada di wilayah kantong tersebut harus didorong untuk pindah ke negara lain.

    “Jika kita bertindak dengan cara yang benar secara strategis dan mendorong emigrasi, jika ada 100.000 atau 200.000 orang Arab di Gaza dan bukan dua juta, keseluruhan wacana setelah perang akan sangat berbeda,” katanya.

    Komentar Smotrich disusul dengan pernyataan serupa dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

    Meskipun pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum mengumumkan rencana apa pun mengenai masa depan sekitar 2,4 juta warga Palestina di wilayah tersebut, Ben Gvir mengatakan “kita harus mempromosikan solusi untuk mendorong emigrasi penduduk Gaza.”

    Pemerintah AS juga mengecam pernyataan menteri-menteri Israel tersebut.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengecam para menteri tersebut dengan mengatakan bahwa “retorika ini menghasut dan tidak bertanggung jawab.”

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militer AS Serang Irak, Pejabat Milisi Pro-Iran Tewas

    Militer AS Serang Irak, Pejabat Milisi Pro-Iran Tewas

    Baghdad

    Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan pasukannya mendalangi serangan yang menewaskan seorang pejabat milisi terkemuka Irak, yang didukung Iran. Pejabat yang tewas diyakini terlibat dalam rentetan serangan terhadap para personel militer AS di wilayah Irak beberapa waktu terakhir.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (5/1/2024), seorang pejabat pertahanan AS yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa Washington telah menargetkan pejabat yang didukung Iran di Baghdad, yang diyakini berperan penting dalam rentetan serangan terhadap pasukan AS di wilayah Irak beberapa bulan terakhir.

    “Pasukan AS mengambil tindakan yang diperlukan dan proporsional terhadap Mushtaq Jawad Kazim al-Jawari (alias Abu-Taqwa), yang merupakan pemimpin Harakat-al-Nujaba,” ungkap pejabat pertahanan AS tersebut kepada Al Arabiya.

    “Abu-Taqwa secara aktif terlibat dalam perencanaan dan melancarkan serangan terhadap para personel Amerika,” sebutnya.

    Pejabat pertahanan AS menyebut serangan itu sebagai serangan membela diri. Disebutkan juga bahwa seorang anggota Harakat-al-Nujaba lainnya tewas dalam serangan tersebut, namun identitasnya tidak diungkap ke publik.

    Ditegaskan oleh pejabat pertahanan AS itu bahwa tidak ada warga sipil yang menjadi korban dan tidak ada infrastruktur atau fasilitas sipil yang terkena dampak serangan tersebut.

    “Amerika Serikat terus mengambil tindakan untuk melindungi pasukan kami di Irak dan Suriah dengan mengatasi ancaman-ancaman yang mereka hadapi,” tegas seorang pejabat AS lainnya kepada Al Arabiya.

    Saksikan juga ‘Momen Ribuan Orang Antarkan Jenazah Wakil Pemimpin Hamas ke Pemakaman’:

    Data militer AS menyebut pasukannya yang ditempatkan di wilayah Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 100 serangan sejak 17 Oktober, menyusul serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza hingga saat ini.

    Washington awalnya menghindari untuk merespons serangan-serangan di Irak karena sentimen masyarakat Baghdad yang merasa frustrasi dengan keberadaan pasukan AS. Namun AS kemudian menargetkan milisi-milisi pro-Iran yang ada di Irak dalam rentetan serangan, yang menewaskan sejumlah anggota milisi itu.

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin sebelumnya menegaskan bahwa AS memiliki hak untuk membela diri terhadap pihak-pihak yang menyerang pasukannya. Austin juga menuding milisi Kataeb Hezbollah dan Harakat al-Nujaba yang didukung Iran ada di balik sebagian besar serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini