Negara: Israel

  • Militer Israel Gempur Kamp Jenin di Tepi Barat, 3 Orang Tewas

    Militer Israel Gempur Kamp Jenin di Tepi Barat, 3 Orang Tewas

    Tepi Barat

    Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Jenin di wilayah Tepi Barat bagian utara pada Rabu (27/3) waktu setempat. Sedikitnya tiga warga Palestina tewas dalam serangan tersebut.

    Seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Rabu (27/3/2024), Kementerian Kesehatan Palestina dalam pernyataannya menyebut tiga warga Palestina menjadi martir dan empat orang lainnya mengalami luka-luka akibat “agresi pendudukan (Israel) di Jenin”.

    Sejumlah saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa serangan drone bersenjata dari militer Israel menghantam area Al-Damj di kompleks kamp pengungsi Jenin.

    Disebutkan juga bahwa pasukan Israel, yang dikawal oleh buldoser, menyerbu Jenin dan kota-kota di sekitarnya seperti Qabatiya dan Burqin.

    Pasukan Israel itu melakukan penghancuran terhadap infrastruktur yang ada di wilayah tersebut.

    Menurut saksi mata, yang dikutip Anadolu, pasukan Israel juga menangkap setidaknya tiga warga Palestina dari Jenin, sebelum mundur dari area tersebut setelah operasi militer berlangsung selama 9 jam di sana.

    Bentrokan juga dilaporkan terjadi antara tentara Israel dan sekelompok warga Palestina di Qabatiya, yang membuat tiga warga Palestina mengalami luka-luka.

    Kematian-kematian itu menambah jumlah warga Palestina yang tewas dalam rentetan tindak kekerasan yang semakin meningkat di wilayah Tepi Barat, sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Dalam lima bulan terakhir, dilaporkan sedikitnya 453 warga Palestina tewas, baik dibunuh oleh tentara Israel maupun oleh pemukim Yahudi, di wilayah Tepi Barat dan lebih dari 4.600 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas! Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Israel, 1 Orang Tewas

    Panas! Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Israel, 1 Orang Tewas

    Tel Aviv

    Kelompok Hizbullah menembakkan puluhan roket ke wilayah Israel, dekat perbatasan Lebanon, untuk membalas serangan udara yang menewaskan sedikitnya tujuh orang. Serangan roket Hizbullah itu dilaporkan menghantam zona industri Israel hingga menewaskan sedikitnya satu orang.

    Seperti dilansir Al Arabiya dan The Times of Israel, Rabu (27/3/2024), Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon mengatakan pasukannya meluncurkan puluhan roket ke wilayah Kiryat Shmona, sebuah kota di perbatasan Israel dan Lebanon.

    Serangan roket itu dimaksudkan untuk merespons serangan udara Israel yang menghantam desa Hebbariyeh di Lebanon bagian selatan pada Rabu (27/3) dini hari. Menurut dua sumber keamanan setempat, serangan Israel itu menewaskan sedikitnya tujuh orang di desa tersebut.

    Laporan media The Times of Israel menyebut sedikitnya ada 30 proyektil yang ditembakkan secara salvo oleh Hizbullah terhadap area Kiryat Shmona di Israel.

    Serangan roket Hizbullah itu, menurut layanan ambulans Israel Magen David Adom, menghantam sebuah gedung industri dan menewaskan seorang pria.

    Magen David Adom melaporkan bahwa pria berusia 25 tahun itu tidak memiliki tanda-tanda vital ketika dievakuasi dari reruntuhan gedung yang hancur usai dihantam serangan roket. Paramedis menyatakan pria itu tewas di lokasi kejadian.

    Seorang pria lainnya, berusia 30-an tahun, berhasil diselamatkan tanpa cedera dari gedung yang rusak akibat serangan itu.

    Serangan lintas perbatasan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah marak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Aksi saling serang di perbatasan Israel-Lebanon beberapa waktu terakhir bahkan tercatat sebagai yang terburuk sejak terjadinya Perang Lebanon tahun 2006 lalu.

    Sehari sebelum Hizbullah melancarkan serangan roket untuk membalas Israel pada Rabu (27/3) waktu setempat, militer Tel Aviv melancarkan serangan udara terhadap kota Ras Baalbek dan Hermel di Lebanon bagian timur.

    Hizbullah melaporkan tiga anggotanya tewas dalam serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza

    Israel Serang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman berita-berita utama dari berbagai penjuru dunia.

    Edisi Senin, 25 Maret 2024, kami awali dari perkembangan terkini dari perang di Gaza.

    Dua rumah sakit di Gaza diserang

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Gaza, Al-Amal dan Nasser, menembaki tim medis, serta terpaksa mengevakuasi para pasien dan pengungsi yang berlindung di rumah sakit, menurut Red Crescent di Palestina.

    Militer Israel mengatakan rumah sakit di Jalur Gaza sering digunakan sebagai markas Hamas yang menyimpan pangkalan dan senjata, yang tentunya dibantah oleh pihak Hamas.

    Red Crescent Palestina mengatakan salah satu stafnya tewas ketika tank Israel tiba-tiba masuk ke kawasan rumah sakit Al-Amal dan Nasser di selatan Khan Younis, di tengah penembakan, hingga akhirnya melakukan operasi buldorser besar-besaran.

    “Semua tim kami berada dalam bahaya ekstrem saat ini dan tidak bisa bergerak sama sekali,” demikian pernyataan Red Crescent Australia.

    Empat orang ditahan terkait konser mematikan

    Minggu kemarin, Rusia mengibarkan bendera setengah tiang, sekaligus ditetapkan sebagai hari berkabung setelah 137 orang tewas dalam serangan di sebuah konser di Crocus City Mall, Jumat lalu.

    Pengadilan distrik Basmanny Moskow telah mendakwa empat tersangka yang dianggap melakukan tindakan terorisme dalam konser tersebut, dengan nama-nama yang diumumkan dalam saluran Telegram: Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Rachabalizoda, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov.

    Sejumlah media di Rusia menyebutkan mereka adalah warga negara Tajikistan yang tinggal di Rusia, yang saat ini dalam tahanan sebelum disidang 22 Mei mendatang.

    Tiga dari empat orang tersebut mengaku bersalah atas semua dakwaan dan para tersangka dan kemungkinan akan mendapat hukuman penjara seumur hidup.

    Tiga mayat pengungsi Rohingya di Aceh

    Mayat tiga pengungsi Rohingya ditemukan di laut, ketika pihak berwenang mengakhiri pencarian korban selamat dari sebuah kapal yang terbalik dekat provinsi Aceh.

    Lebih dari 70 orang Rohingya “diduga tewas atau hilang”, yang jika dikonfirmasi akan menjadi korban jiwa terbesar dalam insiden serupa sepanjang tahun ini, menurut badan pengungsi PBB UNHCR.

    Sebanyak 75 orang diselamatkan dari kapal, hari Kamis, membawa 44 pria, 22 perempuan dan sembilan anak-anak, setelah mereka terjebak di lambung kapal yang terbalik sepanjang malam.

    Faisal Rahman, staf UNHCR di Aceh, mengatakan beberapa korban selamat membantu mengidentifikasi jenazah.

    “Kami sudah melakukan verifikasi saat membawa salah satu pengungsi untuk mengidentifikasi dan memverifikasi jika mereka sama-sama di kapal,” ujarnya.

    Unjuk rasa menuntut upaya perbaikan iklim

    Ribuan orang melakukan protes dalam kondisi udara dingin dan beku di Ladakh, yang terletak antara India, Pakistan dan China.

    Mereka menuntut diambilnya tindakan segera untuk mengatasi iklim, serta kekuasaan otonomi yang lebih besar atas penggunaan lahan di Ladakh dari pemerintah India.

    Para pengunjuk rasa melakukan “puasa iklim” sambil berdiam diri di luar dalam kondisi beku selama lebih dari dua minggu.

    Lihat Video ‘Serangan Israel di Deir al-Balah Gaza Tewaskan 10 Orang’:

  • Korban Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel Bertambah Jadi 32.226 Orang

    Korban Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel Bertambah Jadi 32.226 Orang

    Jakarta

    Korban tewas akibat serangan Israel di Palestina terus bertambah. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 32.226 orang telah tewas selama lebih dari lima bulan perang Israel dan Hamas.

    Dilansir AFP dan Al Arabiya, Minggu (24/3/2024), berdasarkan pernyataan Kementerian Kesehatan, jumlah korban tersebut mencakup sedikitnya 84 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Selain itu 74.518 orang terluka di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

    Di tengah banyaknya korban yang berjatuhan di jalur Gaza, Israel masih enggan menghentikan serangan. Israel bahkan menyiapkan serangan ke wilayah Rafah, Palestina.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (22/3) telah menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di Tel Aviv, Israel. Netanyahu mengatakan pihaknya akan tetap melakukan serangan ke daerah Rafah.

    “Kami tidak punya cara untuk mengalahkan Hamas tanpa masuk ke Rafah dan melenyapkan batalion yang tersisa di sana,” kata Netanyahu dilansir AFP, Jumat (22/3).

    Netanyahu mengatakan rencana tersebut juga telah disampaikan kepada Blinken dalam pertemuan di Israel hari ini. Dia menyebut Israel akan tetap menyerang Rafah meski tanpa dukungan Amerika Serikat sebagai sekutu.

    “Saya mengatakan kepadanya (Blinken) bahwa saya berharap bisa melakukan itu dengan dukungan Amerika Serikat, tapi jika perlu, kami akan melakukannya sendirian,” ujar Netanyahu.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Giliran Veto Rusia-China Sebab AS yang Usul Gencatan di Gaza

    Giliran Veto Rusia-China Sebab AS yang Usul Gencatan di Gaza

    Jakarta

    Rusia dan China menggunakan hak veto terkait rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang disponsori Amerika Serikat (AS) mengenai gencatan senjata di Gaza, Palestina. Alasannya, karena AS dinilai memberikan ‘tontonan munafik’ terkait gencatan senjata.

    DK PBB menggelar rapat pada Jumat (22/3) lalu membahas resolusi gencatan senjata di Gaza yang diusulkan Amerika Serikat (AS). 11 dari 15 anggota DK PBB menyetujui resolusi.

    Namun, veto dari Rusia dan China menghentikan pengesahan resolusi tersebut.

    “Mayoritas anggota dewan mendukung resolusi ini, namun sayangnya Rusia dan Tiongkok memutuskan untuk menggunakan hak vetonya,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield kepada Dewan Keamanan dilansir Reuters, Sabtu (23/3/2024).

    Amerika Sebut Rusia-China Sinis

    Terkait penggunaan hak veto itu, Amerika menilai Rusia dan China menggunakan hak vetonya karena alasan sinis. Linda mengatakan Rusia dan China menentang resolusi tersebut karena itu diajukan oleh Amerika Serikat.

    Amerika juga menyindir sikap pasif Rusia dan China selama perang berkecamuk di Gaza.

    “Terlepas dari semua retorika yang berapi-api, kita semua tahu bahwa Rusia dan Tiongkok tidak melakukan apa pun secara diplomatis untuk memajukan perdamaian abadi atau memberikan kontribusi yang berarti terhadap upaya tanggap kemanusiaan,” kata Linda Thomas kepada dewan setelah pemungutan suara.

    Alasan Rusia Veto

    Rusia pun buka suara melalui Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia. Nebenzia mengatakan keputusan itu diambil usai Rusia menilai resolusi yang diajukan Amerika berbau politis.

    Menurut Nebenzia, AS tidak melakukan apa pun untuk mengendalikan Israel. Dia mengejek Washington karena berbicara tentang gencatan senjata setelah “Gaza hampir terhapus dari muka bumi.”

    “Kita telah menyaksikan tontonan munafik yang khas,” cetusnya.

    “Produk Amerika ini sangat dipolitisasi, dengan satu-satunya tujuan untuk mempermainkan para pemilih dan memberikan mereka umpan dalam bentuk semacam penyebutan gencatan senjata di Gaza,” imbuh Nebenzia.

    Resolusi tersebut, katanya, akan “menjamin impunitas Israel, yang kejahatannya bahkan tidak dibahas dalam rancangan tersebut.”

    Rusia menilai resolusi gencatan senjata di Gaza yang diajukan Amerika hanya akan membuka jalan bagi Israel untuk melakukan serangan ke daerah Rafah. Dia mengatakan resolusi usulan AS ini hanya membuat penduduk Gaza hancur.

    “Ini akan membebaskan tangan Israel dan mengakibatkan seluruh Gaza dan seluruh penduduknya harus menghadapi kehancuran, kehancuran, atau pengusiran,” kata Nebenzia dalam pertemuan tersebut.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan bekerja sama dengan Yordania dan Uni Emirat Arab dalam mengajukan resolusi gencatan senjata. Macron mengatakan pihaknya juga berusaha untuk membujuk Rusia dan Tiongkok agar mendukung resolusi alternatif lain di PBB untuk gencatan senjata di Gaza.

    Lantas, apa alasan China?

    Lebih lanjut, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan usulan AS tersebut jauh dari harapan anggota dewan dan komunitas internasional. Menurutnya, AS tidak serius dalam melakukan gencatan senjata di Gaza.

    “Jika AS serius mengenai gencatan senjata, AS tidak akan berulang kali memveto beberapa resolusi dewan,” katanya. “Mereka tidak akan mengambil jalan memutar seperti itu dan memainkan permainan kata-kata sambil bersikap ambigu dan mengelak pada isu-isu kritis,” imbuhnya.

    Diketahui, AS telah memveto tiga resolusi yang menuntut gencatan senjata, yang terbaru adalah resolusi yang didukung Arab dan didukung oleh 13 anggota dewan dengan satu abstain pada 20 Februari.

    Dalam voting DK PBB ini, dilansir Al Arabiya dan AFP, Rusia dan China selaku anggota tetap, menggunakan hak veto mereka untuk menggagalkan rancangan resolusi usulan AS tersebut. Aljazair juga memberikan suara menolak dan Guyana abstain. Sebelas anggota Dewan Keamanan lainnya memberikan suara mendukung, termasuk anggota tetap Prancis dan Inggris.

    Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel yang telah memveto seruan gencatan senjata sebelumnya, mengajukan resolusi yang untuk pertama kalinya akan mendukung “pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan” dan mengutuk serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bicara ke Senator Republikan, Netanyahu Tegaskan Perang Gaza Akan Berlanjut

    Bicara ke Senator Republikan, Netanyahu Tegaskan Perang Gaza Akan Berlanjut

    Washington DC

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berbicara kepada para Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik pekan ini. Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus melanjutkan perang di Jalur Gaza hingga mengalahkan Hamas.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (21/3/2024), pidato Netanyahu via videolink kepada para Senator Republikan itu disampaikan pada Rabu (20/3) waktu setempat, atau nyaris sepekan setelah pemimpin mayoritas Senat AS, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat menyampaikan pidato bernada mengkritik Israel dan Netanyahu.

    Schumer yang merupakan pendukung Israel sejak lama dan penganut Yahudi yang memegang jabatan tertinggi di AS, pekan lalu mengkritik Netanyahu sebagai penghalang bagi perdamaian dan menyerukan agar pemilu baru digelar di Israel. Seruan Schumer itu memicu kemarahan Netanyahu.

    Dalam pidato di hadapan para Senator Partai Republik pekan ini, Netanyahu menegaskan tekad Israel untuk menuntaskan tujuan utama dalam perang di Jalur Gaza, yakni memusnahkan Hamas.

    “Dia (Netanyahu-red) akan melakukan apa yang dia katakan akan dilakukannya. Dia akan menyelesaikannya,” ucap salah satu Senator Partai Republik, Jim Risch, yang turut mendengarkan pidato Netanyahu kepada para Senator Republikan.

    Pertemuan virtual antara Netanyahu, seorang kepala pemerintahan negara asing, dengan para Senator Republikan AS pada Rabu (20/3) waktu setempat itu menggarisbawahi politisasi kebijakan Washington mengenai Tel Aviv.

    Netanyahu telah sejak lama bersekutu dengan Partai Republik AS, yang menuding Schumer berusaha menggulingkan pemimpin Israel tersebut.

    Saksikan juga ‘Biden Soroti Korban Tewas di Gaza: Netanyahu Justru Menyakiti Israel’:

    Sebelumnya, ketua House of Representatives atau DPR AS Mike Johnson dari Partai Republik mengatakan kepada wartawan setempat bahwa dirinya mempertimbangkan untuk mengundang Netanyahu berpidato di hadapan Kongres AS. Namun diketahui bahwa undangan semacam itu untuk pemimpin asing biasanya diajukan bersama-sama oleh Johnson dan Schumer sebagai pemimpin mayoritas Senat AS.

    Sementara itu, menanggapi pidato Netanyahu kepada para Senator Partai Republik, Schumer melalui juru bicaranya mengungkapkan bahwa PM Israel itu juga menawarkan untuk berpidato di hadapan para Senator Partai Demokrat, namun Schumer menolak dengan menyebut pidato semacam itu tidak boleh bersifat partisan.

    “Saya sangat peduli dengan Israel dan masa depan jangka panjangnya. Ketika Anda menjadikan isu ini bersifat partisan, Anda merugikan tujuan membantu Israel,” ucap Schumer kepada wartawan setempat.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menlu AS Kunjungi Jeddah, Bahas Gencatan Senjata Gaza dengan Menlu Saudi

    Menlu AS Kunjungi Jeddah, Bahas Gencatan Senjata Gaza dengan Menlu Saudi

    Jeddah

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken untuk ke sekian kalinya mengunjungi Arab Saudi. Dalam kunjungannya ke Jeddah, Blinken bertemu Menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan untuk membahas upaya melindungi warga sipil di Jalur Gaza dengan mewujudkan gencatan senjata terbaru.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (21/3/2024), Blinken mendarat di Jeddah pada Rabu (20/3) waktu setempat dalam tur Timur Tengah yang diperluas hingga mencakup Israel. Dia bertemu Pangeran Faisal sebelum melakukan pembicaraan dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

    Diungkapkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, bahwa Blinken dan Pangeran Faisal membahas “kebutuhan mendesak untuk melindungi seluruh warga sipil di Gaza dan segera meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan”.

    “Blinken menekankan pentingnya melanjutkan koordinasi yang erat dengan mitra regional dan internasional dalam menyelesaikan konflik di Gaza dan mempersiapkan fase pasca-konflik,” sebut Miller.

    Saudi menandai perhentian pertama dalam rangkaian kunjungan keenam yang dilakukan Blinken ke kawasan Timur Tengah sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

    Dia dijadwalkan akan melanjutkan kunjungan ke Mesir pada Kamis (21/3) waktu setempat. Kairo selama ini terlibat dalam upaya mediasi untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Dari Kairo, Blinken akan kembali mengunjungi Israel dalam kunjungan yang sebelumnya tidak dijadwalkan di tengah ketegangan hubungan antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    Disebutkan Miller bahwa Blinken nantinya akan berdiskusi dengan para pejabat Tel Aviv mengenai “negosiasi yang sedang berlangsung untuk menjamin pembebasan semua sandera” yang masih ditahan di Jalur Gaza dan upaya meningkatkan penyaluran bantuan ke daerah kantong Palestina tersebut.

    “Juga akan membahas perlunya memastikan kekalahan Hamas, termasuk di Rafah, dengan cara yang melindungi penduduk sipil… dan meningkatkan keamanan Israel secara keseluruhan,” sebut Miller.

    Washington telah mendukung Tel Aviv dengan bantuan militer senilai miliaran dolar Amerika sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober tahun lalu, setelah Hamas melancarkan serangan mematikan yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    Rentetan serangan yang dilancarkan militer Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas itu memicu kehancuran dan banyak kematian. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 31.923 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan-serangan Israel.

    Banyaknya korban jiwa membuat AS semakin frustrasi dengan kegagalan Israel, sekutunya, dalam mengurangi kematian warga sipil atau membiarkan bantuan penting masuk ke Jalur Gaza.

    Hal lainnya yang menjadi perhatian utama Washington adalah nasib kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza. Biden telah menekan Netanyahu untuk membatalkan rencana operasi darat sekala penuh ke Rafah, yang menadi tempat berlindung bagi sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina yang menghindari gempuran Israel.

    Namun Netanyahu menolak permintaan Biden dan menegaskan bahwa Israel akan tetap melancarkan serangan darat ke Rafah, untuk memusnahkan batalion Hamas yang bersembunyi di sana.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pilu! Anak-anak di Gaza Meninggal Akibat Kurang Gizi-Dehidrasi

    Pilu! Anak-anak di Gaza Meninggal Akibat Kurang Gizi-Dehidrasi

    Gaza City

    Bagi Abeer al-Kaferna, Jamal merupakan anak dengan paras paling rupawan di rumah sakit. Perempuan itu mengenang kelahiran Jamal sembari memandang foto di ponselnya.

    “Lihat betapa tampannya dia. Buah hati saya.”

    Jamal adalah anak Abeer satu-satunya dan yang tersisa dari Jamal hanyalah fotonya. Bocah itu meninggal dunia pada 18 Januari silam.

    Waktu Jamal berusia tiga bulan, dia mulai sakit-sakitan.

    Kala itu, perang sudah berlangsung selama sebulan dan keluarga Jamal sudah beberapa kali mengungsi.

    Suatu waktu, mereka semua nyaris tewas setelah serangan udara Israel menggempur kamp tempat mereka bernaung.

    Jamal didiagnosa menderita infeksi usus dan diberi obat. Akan tetapi, kondisinya tidak kunjung membaik.

    Kurang asupan nutrisi dan dehidrasi, Abeer tidak bisa menghasilkan air susu ibu (ASI) yang cukup. Sementara susu formula tak tersedia di mana-mana.

    Pada November, Jamal dalam kondisi sehat dan berat badannya mencapai 7kg, tetapi dengan cepat ini menyusut. Dalam hitungan pekan, berat badannya hanya 3,5kg.

    Pada Januari, nenek Jamal, Esmahan, melihat cucunya terlihat “seperti tengkorak”.

    “Kami tidak bisa menemukan susu untuknya,” kata ayah Jamal, Mahmoud al-Kaferna.

    “Kami berupaya memberinya air tapi bahkan air pun terkena polusi.”

    Keluarga Jamal mendapat resep tapi mereka tidak dapat menemukan obat-obatan yang dibutuhkan. Jamal akhirnya memperoleh perawatan rumah sakit, tetapi baru saja kondisinya mulai pilih, keluarga Jamal diminta angkat kaki.

    “Rumah sakit bilang mereka tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk Jamal dan ada anak-anak lain yang butuh perawatan,” ujar ayah Jamal.

    Pada 17 Januari malam, suhu tubuh Jamal mulai turun dan dia batuk-batuk. Cairan putih keluar dari hidungnya.

    “Kami bergegas lari ke rumah sakit pada malam hari saat bom berlangsung,” tutur Mahmoud.

    “Mereka berusaha menyelamatkan nyawanya selama setengah jam tetapi tidak berhasil. Kurangnya makanan, air, dan perawatan yang tepat membunuh putra saya.”

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah berupaya untuk mengirim bantuan kesehatan ke utara Gaza. Hanya tiga dari 16 misi mereka yang diperbolehkan masuk oleh pasukan pertahanan Israel (IDF) pada Januari. Bulan Februari, tak satu pun misi bantuan WHO yang diberi izin masuk.

    Ketika WHO mencapai utara Gaza awal Maret, tim mereka memperoleh kabar 10 anak-anak meninggal dunia akibat “kurangnya makanan” di salah satu rumah sakit.

    Kementerian kesehatan Hamas menyatakan 27 anak-anak meninggal dunia karena malnutrisi dan dehidrasi di Gaza sejak pecahnya pernag. Angka itu diprediksi akan terus naik.

    Sekitar 300.000 orang Palestina diperkirakan masih tersisa di Gaza bagian utara.

    PBB dan para mitra kemanusiaan merencanakan 61 misi di utara pada Januari. IDF memfasilitasi sembilan di antaranya.

    Setelah konvoi bantuan makanan PBB digempur Israel saat menunggu di dekat salah satu pos pemeriksaan, jumlah misi yang direncanakan PBB pun berkurang.

    Dari 24 misi yang dirancang pada Februari, IDF memfasilitasi enam.

    “Kemampuan PBB untuk mengakses utara [Gaza] adalah sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan apabila kami ingin dan bisa untuk berada di sana,” ujar Tess Ingram, kepala komunikasi Unicef, yang menghabiskan satu pekan di Gaza pada Januari dan beberapa kali berupaya masuk ke utara.

    Israel mengatakan tidak ada pembatasan jumlah bantuan yang dapat dikirim dan menyalahkan agen-agen PBB atas kegagalan mereka mendistribusikan persediaan bantuan.

    Anak-anak Palestina berebut makanan yang dimasak di dapur umum di tengah minimnya pasokan makanan di Rafah, Gaza (Reuters)

    Akibatnya, orang-orang di Gaza bagian utara pun terlantar.

    Khalid mengungsi di Kota Jabalia dengan lima anaknya dan 90 anggota keluarga lainnya. Kepada BBC, Khalid berkata keluarganya bertahan hidup dengan mengonsumsi rumput liar dan pakan ternak.

    “Rasanya seperti makan kerikil,” ucapnya.

    Setelah makan, Khalid menemukan darah setiap kali buang air besar dan perutnya terasa nyeri.

    Beruntung, keluarga Khalid kemudian menemukan sekantong beras, penuh kotoran dan bebatuan, di tengah reruntuhan gedung. Mereka juga mencari bunga lampu, tanaman yang bisa dimakan dan tumbuh di kebun sebuah gedung yang dibom setelah hujan.

    Namun, pakan ternak, nasi, bahkan rumput liar habis. Selama satu pekan di awal Maret, keluarga Khalid tidak punya apa-apa.

    Negara-negara Arab dan Barat kini tengah berkoordinasi untuk menjatuhkan makanan ke Gaza. Khalid dan keluarganya lagi-lagi beruntung karena berhasil menangkap beberapa bungkus nasi dan daging dari bantuan yang dijatuhkan dari udara.

    Meski begitu, organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan menyebut cara ini tidak efisien sekaligus mahal untuk mengirim makanan ke wilayah tersebut.

    Paket bantuan dijatuhkan dari udara di bagian utara Jalur Gaza pada 8 Maret (Getty Images)

    Aseel, yang juga berada di utara Gaza, mengaku kepada BBC bahwa sebagian besar bantuan jatuh ke laut dan orang-orang harus berjuang untuk meraihnya.

    Saudara laki-lakinya pergi ke situs bantuan pada pukul 06.00 tetapi pulang hanya dengan sekaleng ikan sarden. Hari berikutnya, dia cuma dapat dua botol air.

    Sebagian bantuan jatuh di area-area yang dekat dengan perbatasan Israel dan IDF sudah memperingatkan para penduduk untuk tidak mendekatinya.

    Semua orang berlari mengejar parasut, sampai akhirnya kami menyerah dan pulang dengan tangan hampa,” ujar Aseel.

    Tiga orang di Gaza berkata kepada BBC bahwa bantuan dari udara hanya menguntungkan beberapa lusin dari total ribuan orang yang berusaha mengejarnya. Mereka yang tidak beruntung pulang kecapaian dengan tangan kosong.

    PBB mengatakan sedikitnya 576.000 orang Palestina di Gaza – seperempat dari total populasi – sebentar lagi akan mengalami kelaparan.

    PBB memperingatkan mereka yang ada di utara sudah kehabisan waktu karena sedikitnya makanan dan air bersih.

    Bencana kelaparan akan dideklarasikan ketika 20% dari populasi menderita kekurangan makanan yang ekstrim, 30% populasi anak-anak menderita malnutrisi akut, dan dua dari setiap 10.000 orang meninggal setiap harinya akibat kelaparan, malnutrisi, atau penyakit.

    Deklarasi ini dibuat oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), sebuah lembaga yang terdiri dari sejumlah badan PBB dan lembaga bantuan.

    IPC akan merilis data terbaru tentang situasi ketahanan pangan di Gaza pada 18 Maret.

    Desember lalu, PBB sudah mulai memperingatkan waspada bencana kelaparan. Sejak itu, jumlah bantuan masuk ke Gaza tidak kunjung membaik.

    Pada Januari, rata-rata 150 truk bantuan memasuki Gaza setiap harinya – jumlah yang sangat merosot dibandingkan dengan total 500 truk bantuan dan persediaan produk komersil yang melewati perbatasan setiap hari sebelum perang pecah.

    Pada Februari, angkanya jauh lebih turun – hanya rata-rata 97 truk setiap hari.

    BBC

    Bahkan di selatan Gaza yang punya akses lebih untuk mendapatkan bantuan, sebagian besar keluarga mesti bertahan hidup dengan makan sekali sehari.

    Buah-buahan segar, sayur mayur, telur, dan daging sangat susah untuk ditemukan. Harganya juga 10 kali lipat dibandingkan sebelum perang.

    “Saya butuh pinjaman internasional untuk memberi makan keluarga saya,” gurau Muhammad al-Najjar, yang mengungsi dari Jabalia ke Rafah dengan 11 anggota keluarganya.

    Empat kaleng buncis, tiga kaleng kacang arab, dan 11 boks biskuit harus cukup untuk satu minggu. Keluarga Muhammad akan berusaha menambahnya kala mereka mampu, tentunya dengan biaya besar.

    Nagham Mazid bekerja sebagai dokter relawan di Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs di pusat Gaza.

    Dia menyaksikan angka pasien yang menderita dehidrasi dan penyakit usus kian meningkat karena kebanyakan mengonsumsi makanan kaleng. Ada pula pasien-pasien yang menderita keracunan makanan.

    Rumah sakit juga mencatat melonjaknya angka kasus hepatitis dan anemia. WHO mengatakan kasus diare dan infeksi saluran pernapasan akut juga kian tinggi, terutama pada anak-anak.

    Keluarga bayi Jamal kini tidak punya makanan. Delapan sepupunya dan paman serta bibinya kelaparan.

    Mereka hanya bisa berharap peruntungan mereka cukup supaya bisa kebagian bantuan melalui udara, laut, atau jalur darat.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Ungkap Israel Tolak Tawaran Gencatan Senjata Usulannya

    Hamas Ungkap Israel Tolak Tawaran Gencatan Senjata Usulannya

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengungkapkan bahwa Israel memberikan respons negatif terhadap proposal gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza yang diusulkan kelompoknya. Hal ini membuat harapan warga Gaza untuk terwujudnya gencatan senjata terbaru selama bulan suci Ramadan semakin meredup.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (21/3/2024), informasi itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, pada Rabu (20/3) waktu setempat.

    Diungkapkan Hamdan bahwa kubu Israel tidak hanya menyampaikan penolakan, tapi juga mencabut persetujuan yang sebelumnya diberikan kepada para mediator untuk proposal gencatan senjata terbaru usulan Hamas.

    “Pada Selasa (19/3) malam, saudara-saudara kami, para mediator, memberi tahu kami tentang posisi pendudukan (Israel-red) terhadap proposal tersebut… yaitu respons negatif secara umum dan tidak menanggapi tuntutan-tuntutan (Hamas-red),” sebut Hamdan dalam konferensi pers.

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal tuntutan-tuntutan yang diajukan Hamas dalam proposal gencatan senjata terbaru itu.

    “Faktanya, mereka (Israel-red) mencabut persetujuan yang sebelumnya diberikan kepada para mediator,” ucapnya.

    Hamdan, dalam pernyataannya, menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya bertanggung jawab atas kegagalan merundingkan pembebasan sandera dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Tel Aviv, dan menghentikan pertempuran di Jalur Gaza.

    Perundingan untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru antara Hamas dan Israel dimulai kembali pekan ini di Doha, dengan dimediasi oleh sejumlah mediator seperti Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS).

    Namun demikian, perundingan yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan antara Hamas dan Israel yang diharapkan Washington akan meringankan krisis kemanusiaan yang kini mencengkeram Jalur Gaza.

    Sebelumnya, pemimpin Hamas yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh menuduh Israel menyabotase perundingan gencatan senjata setelah serangannya terhadap rumah sakit terbesar di Gaza.

    Militer Israel menyatakan puluhan militan Palestina tewas dalam serangan di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza yang dipenuhi pasien dan pengungsi tersebut. Ratusan orang lainnya ditahan dalam serangan yang dilakukan pada Senin waktu setempat.

    “Tindakan pasukan pendudukan Zionis di Kompleks Medis Al-Shifa menegaskan niat mereka untuk menghalangi pemulihan kehidupan di Gaza dan merusak aspek-aspek penting dari keberadaan manusia,” kata Haniyeh, seperti dikutip dari AFP dan Al Arabiya, Rabu (20/3).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arab Saudi Umumkan Donasi Rp 625 Miliar untuk UNRWA

    Arab Saudi Umumkan Donasi Rp 625 Miliar untuk UNRWA

    Riyadh

    Arab Saudi mengumumkan donasi sebesar USD 40 juta atau setara Rp 625,8 miliar untuk badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, UNRWA, yang sedang menghadapi pemotongan pendanaan besar-besaran dan seruan pembubaran yang dicetuskan oleh Israel.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (21/3/2024), Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSrelief) mengumumkan pada Rabu (20/3) bahwa pendanaan itu akan mendukung “upaya bantuan kemanusiaan UNRWA di Jalur Gaza”, yang dilanda perang selama lima bulan terakhir.

    “Pendanaan ini akan menyediakan makanan bagi lebih dari 250.000 orang dan tenda untuk 20.000 keluarga,” sebut KSrelief dalam pernyataannya.

    UNRWA yang dibentuk tahun 1949 silam berada di bawah pengawasan ketat setelah Israel menuduh belasan pegawai badan PBB itu terlibat dalam serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan memicu perang di Jalur Gaza.

    Banyak negara telah menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA, meskipun PBB mengatakan bahwa Israel belum memberikan bukti apa pun atas tuduhannya. PBB telah meluncurkan penyelidikan internal dan independen terhadap tuduhan-tuduhan yang muncul terkait UNRWA.

    “Sangat penting untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat di Gaza,” ucap kepala KSrelief, Abdullah al-Rabeeah, dalam pernyataannya.

    Kepala UNRWA Phillipe Lazzarini, dalam pernyataannya, menyebut donasi dari Riyadh “mencerminkan solidaritas yang selalu ditunjukkan oleh Kerajaan (Saudi) kepada warga Palestina”.

    UNRWA mempekerjakan sekitar 30.000 orang di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki, termasuk 13.000 staf di wilayah Jalur Gaza, dan di negara-negara tetangga seperti Yordania, Lebanon dan Suriah.

    Lazzarini yang merupakan seorang veteran dalam badan PBB dan mengurusi misi kemanusiaan lainnya, mengatakan bulan lalu bahwa dirinya meyakini tujuan Israel adalah “menghancurkan UNRWA” yang telah sejak lama berada di garis depan upaya bantuan dan pendidikan di Jalur Gaza.

    Upaya bantuan kemanusiaan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pengiriman bantuan melalui udara dan peluncuran koridor kemanusiaan maritim dari Siprus.

    Namun PBB dan lembaga bantuan lainnya memperingatkan bahwa bantuan-bantuan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Jalur Gaza yang kini ada di ambang bencana kelaparan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini