Negara: Israel

  • Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik

    Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik

    Semoga kita semua sehat dan masih semangat menjalani semua tanggung jawab pekan ini. Untuk menambah semangat Anda, kami sudah merangkumkan sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara, sebagai bekal asupan informasi Anda.

    Dunia Hari Ini edisi 23 April 2024 akan kita awali dari Australia.

    Olahragawan terbaik berusia empat belas tahun

    Saat Novak Djokovic dan Aitana Bonmati mendapat anugerah olahragawan terbaik dunia dan olahragawan terbaik tahun ini di Laureus Awards, Arisa Trew yang berusia 14 tahun dari Gold Coast, Australia, sangat gembira dinobatkan sebagai olahragawan aksi terbaik tahun ini dalam sebuah upacara di Madrid.

    Arisa mendapat kehormatan atas prestasi ketika menjadi skater perempuan pertama yang mendaratkan 720, sebuah trik yang melibatkan dua rotasi penuh di udara, dalam sebuah kompetisi.

    Dia melakukan gerakan ikonik tersebut, yang pertama kali berhasil dilakukan oleh pemain skate board Tony Hawk pada tahun 1985, di X Games di California pada bulan Juli tahun lalu — dan Hawk ada di sana dan bertepuk tangan untuk Trew saat gadis itu mengukir sejarah.

    “Saya sangat mengagumi Tony Hawk,” katanya saat menerima penghargaan Laureus dari legenda sepak bola Prancis Patrice Evra.

    Dua pria dituduh menjadi mata-mata China

    Polisi Inggris telah mendakwa dua pria dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk China, termasuk satu orang yang dilaporkan bekerja sebagai peneliti di parlemen Inggris untuk politisi terkemuka di Partai Konservatif yang berkuasa.

    Seluruh Eropa semakin mencemaskan dugaan aktivitas spionase China, sementara Inggris menjadi semakin vokal mengenai kekhawatirannya dalam beberapa bulan terakhir.

    Kedua pria tersebut, berusia 32 dan 29 tahun, didakwa memberikan informasi yang merugikan kepada China dan dianggap melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi, dan akan hadir di pengadilan pada hari Jumat pekan ini.

    “Ini merupakan penyelidikan yang sangat kompleks terhadap tuduhan yang sangat serius,” kata Dominic Murphy, kepala Komando Kontra Terorisme.

    Kedutaan Besar China di London mengatakan tuduhan bahwa China berusaha mencuri rahasia Inggris adalah “sepenuhnya dibuat-buat”.

    Banjir melanda provinsi Guangdong

    Banjir telah menggenangi beberapa kota di Delta Sungai Pearl yang padat penduduk di China selatan setelah curah hujan tinggi yang memecahkan rekor, sehingga memicu kekhawatiran terhadap banjir besar yang disebabkan oleh peristiwa cuaca ekstrem.

    Pada hari Senin (22/04), tim penyelamat berperahu di provinsi Guangdong yang dilanda banjir di China berlomba untuk mengevakuasi penduduk yang terjebak, membawa beberapa orang lanjut usia dari rumah mereka dan mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan penduduk desa yang terjebak tanah longsor.

    Peristiwa cuaca tersebut menyebabkan 36 rumah roboh dan 48 rumah rusak parah.

    Provinsi yang pernah dijuluki sebagai “pusat pabrik dunia” ini rentan terhadap banjir di musim panas.

    Sejak Kamis pekan lalu, Guangdong dilanda curah hujan yang luar biasa deras, berkelanjutan, dan meluas. Badai petir diperkirakan akan kembali terjadi di wilayah tersebut akhir pekan ini.

    Tiada bukti ratusan anggota badan pengungsi Palestina adalah teroris

    Hal ini tercantum di dalam laporan setebal 48 halaman, yang dirilis pada hari Senin (22/04).

    Laporan itu juga menemukan bahwa badan tersebut memiliki struktur yang kuat untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip netralitas kemanusiaan meskipun masih terdapat permasalahan.

    PBB menunjuk mantan Menteri Luar Negeri Perancis Catherine Colonna untuk memimpin peninjauan terhadap netralitas UNRWA pada bulan Februari setelah Israel menuduh bahwa 12 staf UNRWA ikut serta dalam serangan 7 Oktober yang dipimpin Hamas, yang memicu perang Gaza.

    Laporan hasil peninjauan tersebut mengatakan Israel telah membuat klaim publik bahwa “sejumlah besar” staf UNRWA adalah anggota “organisasi teroris”.

    “Namun, Israel belum memberikan bukti pendukung mengenai hal ini,” katanya.

  • Qatar Bilang Pemimpin Hamas Bisa Tetap Berada di Doha, Asalkan…

    Qatar Bilang Pemimpin Hamas Bisa Tetap Berada di Doha, Asalkan…

    Jakarta

    Pemerintah Qatar mengatakan bahwa kepemimpinan politik Hamas akan tetap berada di Doha, ibu kota Qatar selama kehadiran mereka tetap bermanfaat bagi upaya mediasi yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza.

    “Selama kehadiran mereka di Doha, seperti yang selalu kami katakan, bermanfaat dan positif dalam upaya mediasi ini, mereka akan tetap di sini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari pada konferensi pers, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/4/2024).

    Qatar, yang menjadi tuan rumah kepemimpinan politik Hamas sejak tahun 2012 dengan restu Amerika Serikat, telah terlibat dalam pembicaraan di balik layar selama berminggu-minggu mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza, dan pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Namun, setelah para mediator, termasuk Amerika Serikat dan Mesir, gagal menghentikan pertempuran selama bulan puasa Ramadhan, Perdana Menteri Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan pekan lalu bahwa Qatar sedang menilai kembali perannya.

    Pengumuman tersebut memicu spekulasi bahwa Hamas mungkin akan diminta untuk keluar dari negara Teluk yang kaya akan gas tersebut.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Iran Bujuk Pakistan Gabung Aliansi Anti-Israel

    Presiden Iran Bujuk Pakistan Gabung Aliansi Anti-Israel

    Jakarta

    Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba Islamabad hari Senin (22/4) untuk kunjungan resmi selama tiga hari. Iran dan Pakistan berupaya memperbaiki hubungan setelah awal tahun ini terlibat dalam konflik dan saling balas serangan militer.

    “Presiden Iran didampingi istrinya dan delegasi tingkat tinggi,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan delegasi Iran juga mencakup menteri luar negeri, anggota kabinet lainnya, dan pejabat senior.

    Kantor Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyebutkan, kedua pemimpin melakukan “diskusi yang bersemangat” mengenai kemajuan hubungan bilateral. “Mereka juga menyetujui perlunya upaya bersama kedua negara untuk memerangi terorisme,” ujar pernyataan itu lebih jauh.

    Sebelum meninggalkan Teheran, Raisi mengatakan, “diskusi dengan pemerintah Pakistan akan membahas juga masalah perbatasan antara kedua negara.”

    Situasi keamanan perbatasan yang rumit

    Pakistan, negara mayoritas Sunni, dan Iran, yang mayoritas Syiah, memiliki sejarah hubungan diplomatik yang sulit. Ketegangan antara kedua negara meningkat pada awal tahun ini, menyusul serangan lintas batas yang mematikan.

    Iran melancarkan serangan udara terhadap kelompok bersenjata di wilayah Pakistan pada bulan Januari. Teheran mengatakan, pihaknya menargetkan kelompok militan Sunni Jaish al-Adl, yang dianggap bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap warga sipil dan tentara di Iran.

    Pakistan membalas dengan serangan terhadap sebuah desa di Iran dekat kota Saravan, dengan beralasan mereka menargetkan kelompok separatis Front Pembebasan Balochistan, BLF.

    Iran dan Pakistan berupaya redakan ketegangan

    Setelah serangan lintas batas, Iran dan Pakistan sepakat untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan hubungan keamanan. Sebagai bagian dari pemulihan hubungan, mereka sepakat untuk memerangi terorisme di wilayah masing-masing dan membentuk sistem konsultasi di tingkat menteri luar negeri untuk mengawasi kemajuan di berbagai sektor. Sejak lama, Iran dan Pakistan juga punya proyek pipa gas yang memungkinkan Pakistan mendapat pasokan gas dari Iran.

    Ahsan Raza,analis politik yang berbasis di Lahore berpendapat, kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan bilateral. “Kunjungan tersebut juga menjadi penting, dengan latar belakang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Teheran melancarkan serangan terhadap Israel yang melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal,” ujar Raza lebih lanjut.

    “Iran sejauh ini memiliki hubungan baik dengan Cina, Rusia dan beberapa negara Asia Tengah,” kata Muhammad Akram, mantan senator di Pakistan. Dia menekankan bahwa Teheran juga ingin Pakistan bergabung dalam daftar negara sahabat.

    Tapi Islamabad secara historis lebih dekat dengan musuh bebuyutan Iran, Arab Saudi dan Amerika Serikat. Pakistan juga berada dalam kondisi gejolak ekonomi yang parah, dan perlu bantuan Barat. Pemerintah Pakistan saat ini sedang mencari dana talangan tambahan dari Dana Moneter Internasional IMF untuk mengatasi krisis neraca pembayaran akut.

    “Dalam situasi saat ini, akan sulit bagi Islamabad untuk memberikan dukungan apa pun kepada Teheran,” kata Naeem Khalid Lodhi, mantan menteri pertahanan Pakistan. Dia mengatakan, Pakistan sangat bergantung pada lembaga keuangan internasional yang didominasi AS untuk mendapatkan bantuan.

    (hp/as)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panel Independen Temukan Masalah ‘Netralitas’ di Tubuh UNRWA

    Panel Independen Temukan Masalah ‘Netralitas’ di Tubuh UNRWA

    Jakarta

    Sebuah panel independen pada hari Senin (22/04) menyerukan agar Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melakukan “perbaikan segera” guna menjaga netralitasnya.

    Panel independen ini sebelumnya ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melakukan pemeriksaan terhadap UNRWA setelah Israel menuduh 12 pekerjanya mungkin telah ikut serta dalam serangan teror Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober tahun lalu.

    Meski begitu, diplomat Prancis, Catherine Colonna, yang memimpin panel independen tersebut, menegaskan, mereka ditugaskan untuk secara khusus memeriksa netralitas UNRWA, bukan memeriksa tuduhan Israel terkait 12 pekerja tersebut.

    Untuk menindaklanjuti tuduhan Israel itu, Guterres telah memerintahkan pengawas internal PBB untuk melakukan penyelidikan terpisah.

    Temuan panel independen terkait netralitas UNRWA

    Dalam laporan setebal 54 halaman, panel independen mengaku telah mengidentifikasi “masalah terkait netralitas” dalam prosedur-prosedur yang dijalankan oleh UNRWA. Hal ini dilakukan guna “memastikan terwujudnya kepatuhan terhadap prinsip-prinsip netralitas kemanusiaan.”

    Laporan tersebut mengutip sejumlah pernyataan politik para staf di ranah publik, “konten bermasalah” dalam buku pelajaran sekolah, dan politisasi serikat pekerja.

    “Sebagian besar dugaan pelanggaran netralitas berkaitan dengan postingan di media sosial,” tulis laporan tersebut, seraya mencatat bahwa postingan itu seringkali diunggah setelah terjadinya insiden kekerasan yang berdampak pada kolega atau keluarga dari individu tersebut.

    Terkait buku pelajaran sekolah, laporan tersebut mengungkap ada kemajuan yang dilakukan oleh UNRWA dalam membersihkan sekolah-sekolah dari buku-buku pelajaran yang bias.

    Meski begitu, hampir 4% buku teks sekolah masih berisi pernyataan yang menyebut Israel sebagai “pendudukan Zionis,” atau Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.

    Panel independen mengeluarkan rekomendasi kepada UNRWA, agar meningkatkan netralitasnya, tidak hanya melalui keterlibatan dengan donor, tapi juga melalui netralitas staf, pendidikan, juga tata kelola yang dijalankan.

    Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini sebelumnya telah mengatakan, ia akan menerima apa pun rekomendasi panel independen. Namun, ia juga memperingatkan terkait apa yang disebutnya sebagai “kampanye terpadu yang disengaja” oleh Israel untuk membubarkan organisasi tersebut.

    Panel independen: Israel belum memberikan bukti

    Colonna mengatakan Israel belum memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya.

    “Israel membuat tuduhan secara publik bahwa sejumlah besar pegawai UNRWA adalah anggota organisasi teroris. Namun, Israel belum memberikan bukti pendukung mengenai hal ini,” kata Colonnna kepada wartawan di New York.

    Tuduhan itu sebelumnya disampaikan oleh Israel pada bulan Maret lalu, mengklaim sekitar 450 pekerja UNRWA di Gaza adalah “teroris.”

    Panel independen juga mempertanyakan, dari puluhan ribu nama dalam daftar staf UNRWA yang diterima sejak tahun 2011, Israel sebelumnya tidak pernah menyatakan kekhawatirannya terkait satu pun nama tersebut.

    UNRWA saat ini telah mempekerjakan sekitar 32.000 orang, dan 13.000 di antaranya berada di Gaza.

    Israel kritik laporan panel independen

    Merespons laporan yang dikeluarkan oleh panel independen, Kementerian Luar Negeri Israel menyerukan agar negara-negara donor segera meninggalkan UNRWA.

    “Laporan Colonna mengabaikan parahnya masalah, dan hanya menawarkan solusi kosmetik yang tidak ada hubungannya dengan besarnya cakupan inflitrasi Hamas ke UNRWA,” kata juru bicara Kemenlu Israel, Oren Marmorstein.

    “Layaknya pohon apel, masalah UNRWA-Gaza itu bukan cuma perkara beberapa buah saja yang buruk tapi pohonnya busuk dan beracun yang akarnya adalah Hamas,” ujar Marmorstein seraya menambahkan bahwa laporan “ini adalah upaya untuk menghindari masalah, namun tidak mengatasinya secara langsung.’

    Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza, diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara Arab.

    Tuduhan Israel picu disrupsi bantuan ke UNRWA

    Tuduhan Israel terhadap UNRWA sebelumnya telah membuat para donor internasional dengan cepat membekukan pendanaan senilai $450 juta (setara dengan Rp7,3 triliun) kepada lembaga PBB tersebut.

    Panel independen menyebut pendanaan ini sebagai hal yang “tak tergantikan dan sangat diperlukan bagi pembangunan manusia dan ekonomi di Palestina.”

    Sebagian besar negara saat ini telah melanjutkan donasinya, namun masih ada beberapa negara seperti AS, Inggris yang terus menjaga jarak.

    AS merupakan donor terbesar UNRWA. Setiap tahunnya, negara donor memberikan bantuan antara $300-$400 juta. Namun, saat ini mereka telah mengeluarkan undang-undang yang mengunci jeda pendanaan UNRWA hingga setidaknya Maret 2025.

    UNRWA didirikan pada tahun 1949 untuk membantu warga Palestina yang melarikan diri atau diusir selama perang tahun 1948. Saat ini mereka memberikan layanan kepada hampir 6 juta pengungsi Palestina.

    gtp/rs/as (AFP, AP, Reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ambisi Nuklir Iran Baru Sebatas Spekulasi

    Ambisi Nuklir Iran Baru Sebatas Spekulasi

    Jakarta

    Fatwa haram senjata nuklir oleh Ayatollah Ali Khamenei tidak mengendurkan niat pemerintah Iran memperkaya uranium ke level eksplosif.

    Seperti dilansir dari Institute for the Study of War yang mengutip media Inggris, Iran International, anggota Komite Parlemen untuk Keamanan Nasional, Javad Karimi Ghodousi, mengindikasikan Iran sekarang mampu menjalankan uji coba bom atom dalam satu pekan, jika diizinkan, tulisnya di X (dulu Twitter, Senin (22/4).

    Namun dalam wawancara dengan DW, Rafael Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional, IAEA, mewanti-wanti terhadap tafsir berlebih program nuklir Iran.

    Menurut Grossi, program pengayaan uranium Iran memang cuma butuh “beberapa pekan ketimbang bulan,” untuk memproduksi bahan baku senjata nuklir. “Tapi itu bukan artinya Iran sudah punya atau akan punya bom atom dalam rentang waktu tersebut,” imbuhnya.

    “Hulu ledak nuklir yang fungsional membutuhkan banyak hal lain yang tidak terkait dengan produksi bahan baku fisi,” kata Grossi. Dia menekankan, tuduhan bahwa Iran ingin membangun senjata nuklir, saat ini “masih sebatas spekulasi.”

    Iran selama ini bersikeras program pengayaan uraniumnya untuk tujuan damai, yakni untuk keperluan medis dan sipil. Tapi klaim Teheran itu tidak pula bisa diverifikasi, karena langkah Iran membatasi akses dan mencabut kamera pengawas IAEA di fasilitas nuklirnya, setelah Amerika Serikat membatalkan Perjanjian Nuklir secara sepihak pada 2016 lalu.

    IAEA tuntut akses di Iran

    Keterbatasan akses dan pengawasan menjadi isu terbesar bagi IAEA untuk mengumpulkan fakta terkait program nuklir Iran. Hal ini, menurut Grossi, semakin mengompori spekulasi.

    “Jika Anda kaitkan semuanya, maka Anda tentunya akan memiliki banyak pertanyaan.” Dia merujuk pada temuan-temuan IAEA yang tidak terjawab, termasuk jejak uranium berkadar tinggi di lokasi-lokasi yang tidak diketahui sebelumnya.

    “Hal ini sudah menjadi isu utama dalam dialog yang sudah berjalan dan terus diupayakan dengan Iran.”

    Nuklir bukan sasaran perang

    Eskalasi yang sempat memuncak antara Israel dan Iran turut diwaspadai IAEA yang mengkhawatirkan skenario terburuk. “Menyerang fasilitas nuklir sama sekali dilarang,” kata dia.

    Dia juga menyinggung wacana tentang pengembangan atau penggunaan senjata nuklir yang menurutnya mulai marak dibahas, tapi malah berpotensi melemahkan rejim nonproliferasi nuklir.

    “Saya kira, normalisasi gagasan tentang senjata nuklir atau penggunaan bom atom adalah hal yang sangat disesalkan.”

    Grossi menegaskan, pihaknya selalu mempromosikan dialog, merujuk pada kabar adanya perundingan tidak langsung antara Iran dan AS soal Perjanjian Nuklir.

    “Apa yang saya inginkan adalah dialog antara IAEA dan Iran. Karena ada banyak hal yang harus diklarifikasi dan untuk kepentingan ini pula kami akan mengunjungi Iran dalam waktu dekat,” kata dia.

    “Saya akan berada di sana untuk meluruskan masalah, jika Iran ingin kembali dipercaya,” pungkas direktur jenderal IAEA.

    rzn/as

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dunia Fokus ke Konflik Iran-Israel, Gaza Masih Diserang Tanpa Henti

    Dunia Fokus ke Konflik Iran-Israel, Gaza Masih Diserang Tanpa Henti

    Jakarta

    Seluruh perhatian media massa untuk Timur Tengah belakangan teralihkan ke serangan drone dan rudal Iran ke Israel nan dramatis. Pada saat yang sama, penduduk Gaza masih terus berurusan dengan peperangan yang tidak berkesudahan.

    Puluhan orang Palestina masih terus meregang nyawa setiap hari dan tidak sedikit di antaranya adalah anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Hamas. Kemenkes Hamas sekarang menyebut Israel telah membunuh 34.000 orang di Gaza sejak perang dimulai.

    Pasukan Israel terus berupaya menghancurkan Hamas. Demi tujuannya ini, mereka melancarkan serangan yang seringkali mematikan di berbagai penjuru wilayah Gaza dalam satu pekan terakhir.

    Pada Selasa (16/04), di tengah Gaza, sanak saudara memeluk sejumlah jenazah anak laki-laki dan perempuan yang diungsikan dari kamp pengungsi al-Maghazi ke Rumah Sakit al-Aqsa Martyrs dekat Deir al-Balah.

    Petugas kesehatan di rumah sakit itu mengatakan setidaknya 12 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka akibat penembakan di kamp al-Maghazi.

    “Mereka sedang bermain di jalanan. Kenapa mereka ditembak? Posisi mereka jauh dari pasukan Israel,” tutur seorang pria kepada BBC. Warga lainnya menambahkan, “Anak-anak itu hanya bermain di pasar dan orang-orang keluar masuk seperti biasanya.”

    Militer Israel tidak mengeluarkan komentar tentang apa yang terjadi di kamp al-Maghazi. Akan tetapi, pasukan Israel memusatkan perhatian ke kamp-kamp pengungsi di Gaza pada minggu ini.

    Setelah pasukan Israel dilaporkan meninggalkan kamp lainnya, Nuseirat, pada Rabu (17/04) larut malam, warga setempat mulai berdatangan dan memeriksa kerusakan di rumah mereka.

    AFPSeorang anak laki-laki dipotret di puing-puing bangunan di kawasan Khan Yunis di selatan Gaza, pada 22 April lalu.

    “Kami tidak punya tempat tinggal, 90% dari rumah dihancurkan,” seorang ayah berucap dengan nada putus asa kepada kami sembari berjalan melewati puing-puing.

    Di ujung utara Gaza, tank-tank Israel kembali meluncur ke Beit Hanoun, meski beberapa minggu sebelumnya pasukan sudah meninggalkan tempat ini.

    Israel membuat klaim tengah menyasar Hamas dan kelompok Jihad Islam yang berbasis di sekolah-sekolah tempat para keluarga pengungsi bernaung. Penduduk setempat bercerita bagaimana banyak laki-laki ditelanjangi dan ditahan.

    Muncul pula rekaman serangan Israel di beberapa bagian Kota Gaza, di utara, dan Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Ratusan ribu orang Palestina hidup di tenda-tenda pengungsi di Rafah setelah menyelamatkan dari pertempuran di wilayah lain.

    Analis pertahanan Israel mengemukakan operasi-operasi militer yang menyasar Hamas sesuai dengan kesepakatan dengan AS untuk menurunkan intensitas pertempuran.

    Awal bulan ini, Israel menarik mundur sebagian besar pasukan darat di Gaza. Hanya satu brigade yang tersisa untuk mengamankan garis yang membagi wilayah antara utara dan selatan.

    Meski sudah ada pengumuman tentang pemanggilan dua brigade cadangan dan beberapa tentara telah dikerahkan di perbatasan, rencana serangan darat di Rafah masih terbilang jauh dari kenyataan menurut pendapat umum.

    “Saya rasa tidak akan ada yang terjadi dalam waktu dekat,” ujar Prof Chuck Freilich, mantan deputi penasehat keamanan nasional Israel yang sekarang berbasis di Institut Kajian Keamanan Nasional di Tel Aviv.

    “Saya rasa tidak ada cukup pasukan di sana untuk melancarkan operasi besar di Rafah,” tuturnya.

    Baca juga:

    Israel berjanji untuk membasmi sisa-sisa batalion Hamas di Rafah, satu-satunya kota di Gaza yang belum dihantam serangan darat Israel. Israel meyakini masih tersisa sekitar 130 sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 di Israel bagian selatan. Lebih dari 1.200 orang tewas dalam serangan itu

    Namun, Freilich mengatakan, “butuh dua hal untuk melancarkan serangan penuh seperti yang dibicarakan orang-orang: memindahkan semua pengungsi dan memanggil sebagian kekuatan cadangan”.

    “Untuk itu, perlu setidaknya beberapa minggu. Dan sekarang umat Yahudi sedang mengikuti perayaan Paskah selama satu minggu,” ujarnya.

    Amerika Serikat dan sekutunya menyebut invasi skala besar akan memperuncing krisis kemanusiaan yang sudah parah.

    Selain menghadapi kondisi hidup yang muram juga dihantui ancaman ke Rafah, banyak orang Gaza yang terjebak di sana ingin pulang ke rumah mereka di utara.

    ReutersMiliter Israel memperingatkan warga Palestina untuk tidak pulang ke rumah mereka di bagian utara.

    Tetapi, pada Senin (22/04), militer Israel memperbarui peringatan agar warga Gaza tidak bepergian. Peringatan ini muncul satu hari setelah para saksi mata mengaku pasukan Israel melepaskan tembakan ke kerumunan orang yang tengah menuju jalan utama pantai. Lima orang tewas akibat tembakan itu.

    Militer Israel (IDF) tidak berkomentar langsung atas insiden itu. Namun, juru bicara militer Israel sesudah kejadian berkata bahwa orang-orang Palestina harus tetap berada di Gaza bagian selatan sebab daerah utara adalah “zona pertempuran yang berbahaya”.

    “Kami sudah mengimpikan pulang ke rumah sejak kami pergi pada awal-awal bulan perang ini,” Amr Daoudi berkata kepada kami di Rafah. “Tapi untuk sekarang impian itu harus kami enyahkan.”

    Sebagian besar wilayah di utara kini rata dengan tanah akibat konflik terbuka yang berlangsung lebih dari enam bulan belakangan. Menurut PBB, Israel juga membatasi bantuan kemanusiaan sehingga sekitar 300.000 orang yang menetap di sana sepanjang perang berlangsung kini berada di ambang bencana kelaparan.

    Baca juga:

    Tekanan internasional terhadap Israel setelah tewasnya tujuh staf bantuan kemanusiaan dari yayasan amal AS, World Central Kitchen, pada 1 April memicu serangkaian pengumuman tentang peningkatan bantuan ke Gaza. Salah satunya adalah pembukaan pelabuhan komersial Ashdod dan fasilitas penyeberangan baru di utara.

    Kekhawatiran ihwal bantuan kemanusiaan dalam sepekan terakhir seolah tenggelam di tengah isu perang regional yang lebih besar. Namun, perkembangan demi perkembangan terus ada. Para pejabat pertahanan Israel, misalnya, mengumumkan kedatangan pengiriman tepung untuk toko-toko roti yang kembali buka.

    Bukti anekdot juga beredar, seperti rekaman di media sosial yang menunjukkan daging panggang dijual di kamp Jabalia untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan. Ini menunjukkan bahwa makanan kini semakin mudah didapat.

    Getty ImagesOrang-orang Palestina mengantri makanan di Deir al-Balah di Gaza bagian tengah.

    Meski begitu, berbagai badan bantuan mengaku masih banyak yang perlu dilakukan untuk menangani kritisnya persediaan.

    PBB melayangkan permohonan untuk pengumpulan dana sebesar US$2,8 miliar (Rp45,5 triliun) khususnya untuk Gaza.

    Pada saat yang bersamaan, seorang pejabat senior dari kantor kemanusiaan PBB mengeluhkan masalah akses yang masih saja ada terutama ke bagian utara Gaza.

    “Seolah kita sedang melakukan tarian di mana kita mengambil satu langkah maju, kemudian dua langkah mundur. Atau dua langkah maju dan satu langkah mundur,” ujar Andrea de Domenico yang mengepalai kantor kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina.

    Apabila respons Israel atas serangan Iran musuh bebuyutan mereka baru-baru ini berakhir, media dan pihak asing kemungkinan akan kembali meningkatkan pengawasan mereka tentang apa yang terjadi di Gaza.

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, sudah mengutarakan solidaritas terhadap Israel dan berupaya menurunkan ketegangan setelah serangan Iran pda 13 dan 14 April.

    “Yang dibutuhkan adalah mengembalikan fokus ke Hamas, ke para sandera, ke pengembalian bantuan kemanusiaan, ke penghentian konflik Gaza,” ujar Cameron sebelum bertemu dengan pemimpin Israel dan Palestina baru-baru ni.

    Untuk sekarang, upaya mediasi internasional untuk mengamankan gencatan senjata masih terhambat.

    Yang tetap menjadi kendala utama adalah posisi Israel yang terbuka untuk mendiskusikan gencatan senjata sementara untuk memulangkan sandera tetapi mereka tidak akan berhenti memerangi Hamas sampai benar-benar tereliminasi. Adapun Hamas berkeras tidak akan melepas sandera apabila tidak ada pembicaraan untuk menghentikan perang.

    Bagi warga Gaza biasa yang berjuang untuk sekadar bertahan juga orang-orang Israel kebanyakan yang sudah mau putus asa menghendaki orang tercinta mereka pulang, harapan terbaik adalah upaya diplomasi baru.

    Tanpa upaya diplomasi baru, ancaman perang akan tetap menghantui dan ini bisa berakibat parah bagi kemanusiaan dan berpotensi memicu konflik lebih lanjut di wilayah yang sudah tidak stabil ini.

    Baca juga:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! Giliran Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Markas Militer Israel

    Memanas! Giliran Hizbullah Kirim Puluhan Roket ke Markas Militer Israel

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya telah menembakkan puluhan roket Katyusha ke markas besar militer di Israel utara. Ini sebagai balasan atas serangan Israel yang menargetkan desa-desa di Lebanon selatan.

    Sejak serangan besar-besaran Hamas pada tanggal 7 Oktober tahun lalu terhadap Israel yang memicu perang di Gaza, hampir setiap hari terjadi baku tembak lintas batas antara tentara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran.

    Ketika ketegangan Israel-Iran berada pada titik tertinggi sepanjang masa, kelompok militan Syiah Lebanon tersebut semakin mengintensifkan serangannya terhadap sasaran militer Israel di seberang perbatasan.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/4/2024), dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah membombardir “markas Brigade Infanteri ke-3 dari Divisi 91 di Pangkalan Ein Zeitim dengan puluhan roket Katyusha”.

    Hal ini sebagai respons atas serangan Israel terhadap “desa-desa di selatan dan rumah-rumah warga sipil”, di Srifa, Odaisseh dan Rab Tlatin.

    Kantor Berita Nasional resmi Lebanon (NNA) sebelumnya melaporkan serangan Israel di tiga desa tersebut pada hari Senin (22/4).

    Militer Israel mengatakan “sekitar 35 peluncuran diidentifikasi melintasi dari Lebanon ke daerah Ein Zeitim di Israel utara” dan tidak ada korban luka yang dilaporkan.

    Sejak 7 Oktober, setidaknya 376 orang telah tewas di Lebanon, sebagian besar adalah petempur Hizbullah, tetapi juga 70 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

    Sementara pihak Israel mengatakan 10 tentara dan delapan warga sipil tewas di sisi perbatasannya.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pesan Khusus Rusia Buntut Israel Balas Serangan Iran

    Pesan Khusus Rusia Buntut Israel Balas Serangan Iran

    Jakarta

    Israel kembali melancarkan serangan balasan kepada Iran. Rusia menyampaikan pesan khusus kepada Israel.

    Dilansir AFP dan kantor berita TASS, Sabtu (20/4/2024), Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, mengungkapkan bahwa Moskow telah memperjelas kepada Israel bahwa Iran “tidak menginginkan eskalasi”.

    Moskow juga menyerukan semua pihak menahan diri dan menilai terlalu dini untuk mengomentari secara panjang lebar laporan serangan Israel terhadap Iran, tanpa adanya pernyataan resmi dari kedua negara.

    “Ada kontak telepon antara para pemimpin Rusia dan Iran, serta antara perwakilan kami dan Israel. Kami telah memperjelasnya dalam percakapan ini, kami mengatakan kepada Israel bahwa Iran tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut,” ujar Lavrov dalam wawancara dengan stasiun-stasiun radio Rusia.

    Lavrov juga menyatakan bahwa Iran “tidak bisa tidak menanggapi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan status perwakilan diplomatiknya, namun negara tersebut tidak menginginkan eskalasi”.

    Dia merujuk pada rentetan serangan drone dan rudal yang dilancarkan Iran terhadap wilayah Israel pada 13-14 April lalu. Serangan itu dilakukan Iran untuk membalas serangan mematikan terhadap Konsulat Teheran di Suriah pada 1 April yang menewaskan belasan orang termasuk tujuh personel Garda Revolusi Iran.

    “Para pakar menilai tanggapan nyata Iran adalah seperti ini. Tampaknya, dan saya harap saya tidak keliru, ini juga menjadi tanggapan lainnya untuk serangan Israel terhadap fasilitas Isfahan,” ucap Lavrov dalam pernyataannya.

    Israel Kembali Serang Iran

    Namun, pemerintah Iran mengecilkan insiden tersebut dan mengindikasikan pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan pembalasan terhadap Israel.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/4), skala serangan terbatas dan respons Iran yang diredam tampaknya menandakan keberhasilan upaya para diplomat yang bekerja sepanjang waktu untuk mencegah perang habis-habisan, sejak serangan drone dan rudal Teheran terhadap Israel akhir pekan lalu.

    Media dan para pejabat Iran menggambarkan sejumlah kecil ledakan, yang menurut mereka disebabkan oleh sistem pertahanan udara yang menghancurkan tiga drone yang terdeteksi di wilayah udara Isfahan. Dilaporkan juga bahwa “tidak ada kerusakan besar” di wilayah Iran.

    Secara khusus, Teheran menyebut insiden itu sebagai serangan yang dilakukan oleh “para penyusup”, bukan oleh Israel, sehingga tidak memerlukan pembalasan.

    Israel Enggan Komentaro Serangan ke Iran

    Terkait rentetan ledakan di wilayah Iran, Israel tidak mau berkomentar. Militer Israel maupun kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sama-sama enggan memberikan komentar.

    Seperti dilansir CNN dan AFP, seorang pejabat senior AS yang enggan disebut namanya menyebut Israel telah menuturkan kepada Washington bahwa mereka melancarkan serangan “terbatas” ke wilayah Iran, namun tidak menargetkan fasilitas nuklir Teheran.

    Baik Netanyahu maupun pemerintah dan militer Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan tersebut.

    “Kami tidak bisa memberikan komentar untuk saat ini,” jawab militer Israel saat ditanya wartawan soal laporan rentetan ledakan di Iran.

    Kantor PM Israel, saat ditanya secara terpisah, menolak untuk mengonfirmasi apakah Tel Aviv berada di balik rentetan ledakan di Isfahan.

    Namun diketahui Israel bersumpah akan membalas serangan drone dan rudal Teheran akhir pekan lalu. Serangan itu, menurut otoritas Iran, merupakan respons atas serangan terhadap konsulatnya di Suriah pada 1 April yang menewaskan belasan orang, termasuk tujuh personel Garda Revolusi Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Kecam Serangan di Pangkalan Militer Irak, Minta AS Tanggung Jawab

    Hamas Kecam Serangan di Pangkalan Militer Irak, Minta AS Tanggung Jawab

    Baghdad

    Kelompok Hamas mengecam keras serangan terhadap pangkalan militer Irak, yang menjadi markas kelompok paramiliter pro-Iran. Hamas yang didukung Teheran ini menyerukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertanggung jawab atas eskalasi di kawasan Timur Tengah.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (20/4/2024), Hamas menyatakan kelompoknya “menganggapnya sebagai pelanggaran kedaulatan Irak”. Serangan di pangkalan militer Irak itu dilaporkan memakan satu korban jiwa.

    “Kami menganggap pemerintahan Biden bertanggung jawab atas eskalasi di kawasan tersebut, melalui pasokan dan dukungan terhadap perang pemusnahan ala Nazi terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza,” demikian pernyataan Hamas.

    Sumber Kementerian Dalam Negeri dan seorang pejabat militer Irak sebelumnya melaporkan bahwa ledakan mengguncang pangkalan militer Calso yang menjadi markas kelompok paramiliter pro-Iran, Hashed al-Shaabi, yang kini diintegrasikan ke dalam tentara reguler Irak.

    Disebutkan oleh pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak tersebut bahwa ledakan itu menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai delapan orang lainnya. Sedangkan sumber militer Baghdad menyebut tiga personel militer Irak mengalami luka-luka.

    Hashed al-Shaabi merilis pernyataan yang menyebut serangan tersebut memicu “kerugian material” dan menyebabkan korban jiwa, namun tanpa menyebut jumlahnya.

    Menurut kelompok paramiliter itu, sebuah “ledakan” mengguncang area pangkalan militer itu dan para penyelidik telah dikirim ke lokasi tersebut.

    Militer AS membantah pasukannya ada di balik serangan tersebut. Komando Pusat AS atau CENTCOM dalam pernyataannya menegaskan laporan yang menyebut pasukan AS mendalangi serangan terhadap pangkalan militer Irak itu “tidak benar”.

    “Amerika Serikat tidak melakukan serangan udara di Irak hari ini,” tegas CENTCOM dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP.

    Sejauh ini, belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Serangan di Irak ini terjadi saat ketegangan semakin meningkat di kawasan, terutama setelah perang berkecamuk antara Israel dan Hamas yang didukung Iran. Serangan ini terjadi setelah laporan Israel menyerang pangkalan militer Iran di Isfahan pada Jumat (19/4) waktu setempat.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempuran Israel ke Rafah Tewaskan 10 Orang, Termasuk Wanita-Anak

    Gempuran Israel ke Rafah Tewaskan 10 Orang, Termasuk Wanita-Anak

    Jakarta

    Israel melancarkan serangan udara terhadap Kota Rafah di Jalur Gaza bagian. Serangan tersebut dilaporkan menewaskan sedikitnya 10 orang.

    Dilansir Al Jazeera, Sabtu (20/4/2024), terjadi peningkatan serangan udara Israel di Kota Rafah sejak kemarin malam hingga dini hari tadi. Serangan itu mengacaukan bagian timur kota di area as-Salam yang merupakan daerah padat penduduk, dengan banyak pengungsi berlindung di rumah atau tenda.

    Wilayah ini juga mencakup bagian barat kota – wilayah Tal as-Sultan – tempat sebagian besar keluarga pengungsi berlindung sejak awal perang.

    Setidaknya 10 orang, banyak wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara tersebut. Sembilan dari 10 korban tewas ada di Tal as-Sultan, tempat serangan Israel menghantam sebuah apartemen, menyebabkan kehancuran terhadap bangunan yang menjadi sasaran dan sekitarnya.

    Di bagian timur kota Rafah, laporan awal menyebutkan tidak ada korban jiwa. Namun, berdasarkan keterangan dari rumah sakit bahwa seorang wanita tewas dan beberapa anak, serta orang lainnya, terluka.

    Imbas serangan brutal Israel, warga melarikan diri menghindari kengerian bom, kemudian berpindah dari satu pengungsian ke tempat lain selama enam bulan terakhir.

    Situasi di Rafah semakin menjadi sangat berbahaya dan sangat berisiko.

    Israel Serang Kamp Pengungsi Nur Shams

    Pasukan Israel telah mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah yang berdekatan dengan Rafah dan menghancurkan lahan pertanian di wilayah timur distrik tersebut.

    Setidaknya 34.012 orang telah tewas dan 76.833 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan tawanan ditahan di Gaza.

    (taa/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini