Negara: Israel

  • Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Gaza City

    Sejumlah warga Palestina di Jalur Gaza menyampaikan kritikan untuk kelompok Hamas karena gagal mengakhiri perang dengan Israel yang menghancurkan kehidupan mereka. Salah satu warga Gaza menyebut Hamas telah membawa mereka ke dalam “perang pembinasaan”.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), salah satu warga Gaza bernama Umm Ala, yang berusia 67 tahun, menuturkan dirinya telah dua kali mengungsi selama delapan bulan terakhir perang berkecamuk antara Hamas dan Israel.

    Ala menyebut Hamas telah “membawa rakyat Palestina ke dalam perang pembinasaan”.

    “Jika para pemimpin Hamas berniat mengakhiri perang ini dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mereka pasti telah menyetujuinya (kesepakatan gencatan senjata),” cetus Ala dalam pernyataannya kepada AFP.

    Beberapa warga Gaza yang berbicara kepada AFP ditanya apakah menurut mereka, Hamas juga bertanggung jawab atas penundaan dalam tercapainya gencatan senjata terbaru di wilayah tersebut.

    Perang berkecamuk setelah Hama melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas itu.

    Lebih dari 250 orang lainnya diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 116 orang yang disandera di Jalur Gaza, meskipun militer Israel meyakini 41 orang di antaranya telah tewas.

    Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 37.232 orang, dengan kebanyakan perempuan dan anak-anak.

    Sejauh ini gencatan senjata di Jalur Gaza baru dilaksanakan satu kali, yakni selama seminggu pada November tahun lalu, yang berujung pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas dan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Upaya-upaya untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza berujung kegagalan. Para mediator seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS), sekali lagi terlibat dalam perundingan dengan Israel dan Hamas demi mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Namun sebagian warga Gaza, yang hidup diselimuti ketakutan dan pembatasan sejak Hamas merebut kekuasaan tahun 2007 lalu, menyalahkan kelompok militan tersebut atas kehancuran besar yang disebabkan oleh perang.

    Abu Eyyad (55) yang tinggal di Jalur Gaza bagian utara menilai Hamas telah “mengolok-olok kami, penderitaan kami, dan kehancuran hidup kami”.

    Eyyad yang ketiga anaknya terpaksa tinggal dengan kerabat berbeda di beberapa lokasi berbeda ini, mengkritik kepemimpinan politik Hamas di Qatar yang disebutnya bisa “tidur dengan nyaman, makan dan minum”.

    “Pernahkah Anda mencoba menjalani kehidupan kami hari ini? Tahukah Anda bahwa seringkali kami tidak memiliki makanan sama sekali?” tanyanya.

    AS saat ini sedang terlibat dalam upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, yang proposalnya diumumkan oleh Presiden Joe Biden sendiri pada 31 Mei lalu. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai dari pihak-pihak yang bertikai.

    Baik Hamas maupun Israel sekali lagi justru saling menyalahkan, sama seperti mereka saling menuduh telah menggagalkan upaya-upaya sebelumnya dalam mengakhiri perang.

    “Kami lelah, kami tewas, kami hancur, dan tragedi yang tak terhitung jumlahnya,” ucap seorang warga Gaza lainnya bernama Abu Shaker (35).

    “Apa yang Anda tunggu? Apa yang Anda inginkan? Perang harus diakhiri bagaimanapun caranya. Kami tidak bisa merasakannya lebih lama lagi,” tanya Shaker kepada Hamas.

    Meski Dikritik, Hamas Masih Populer di Gaza

    Meskipun dihujani kritikan, Hamas masih menjadi kekuatan politik paling populer berdasarkan survei terbaru di Jakur Gaza dan Tepi Barat, dengan preferensi 40 persen, yang diikuti oleh Fatah yang menguasai Otoritas Palestina di Ramallah dengan 20 persen.

    Jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menunjukkan bahwa “dukungan keseluruhan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober tetap tinggi” meskipun ada sedikit penurunan.

    Pada awal Mei lalu, Hamas mengumumkan pihaknya menerima proposal gencatan senjata yang memicu perayaan spontan di Jalur Gaza. Namun

    Survei menunjukkan dua pertiga dari warga Gaza yang ditanyai menyatakan mendukung keputusan Hamas pada saat itu dan mengharapkan penghentian pertempuran dalam beberapa hari. Namun pada akhirnya, mereka menuai kekecewaan.

    Sekarang, warga Gaza yang berbicara dengan AFP merasa putus asa, dan yang mereka inginkan hanyalah diakhirinya konflik.

    Umm Shadi (50) menyerukan Hamas untuk “segera mengakhiri perang tanpa berusaha menguasai dan memerintah Gaza”.

    “Apa yang kita peroleh dari perang ini selain pembunuhan, kehancuran, pemusnahan, dan kelaparan?” tanyanya.

    “Setiap hari perang di Gaza meningkat, penderitaan kami dan penderitaan orang-orang semakin meningkat. Apa yang ditunggu oleh Hamas?” imbuh Shadi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Israel Hantam Gedung di Lebanon, 1 Orang Tewas-Puluhan Luka

    Serangan Israel Hantam Gedung di Lebanon, 1 Orang Tewas-Puluhan Luka

    Beirut

    Serangan udara Israel menghantam sebuah gedung di area kota pelabuhan Tirus di Lebanon pada Jumat (14/6) dini hari waktu setempat. Sedikitnya satu warga sipil tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), dua sumber keamanan Lebanon menuturkan bahwa satu korban tewas berjenis kelamin perempuan. Sedangkan kebanyakan korban luka merupakan anak-anak.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan yang menyebut perempuan dan anak-anak menjadi korban serangannya.

    Serangan Tel Aviv itu dilancarkan tak lama setelah kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon mengumumkan pasukannya melancarkan rentetan serangan roket dan drone bersenjata ke sedikitnya sembilan lokasi militer Israel, dalam serangan terkoordinasi, pada Kamis (13/6) waktu setempat.

    Serangan itu semakin meningkatkan permusuhan di perbatasan selatan Lebanon selama dua hari berturut-turut, tepatnya setelah Hizbullah menembakkan ratusan roket ke target-target di wilayah Israel untuk membalas kematian seorang komandan seniornya.

    Sumber keamanan menyebut serangan itu merupakan yang terbesar yang pernah dilancarkan Hizbullah terhadap Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober lalu.

    Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang meletus di daerah kantong Palestina tersebut.

    Rentetan serangan Israel, menurut data Reuters, telah menewaskan lebih dari 300 petempur Hizbullah di Lebanon — lebih banyak dari korban tewas dalam pertempuran besar kedua pihak tahun 2006 lalu. Jumlah korban sipil akibat serangan Tel Aviv di wilayah Lebanon disebut mencapai sekitar 80 orang.

    Sementara serangan dari Lebanon, menurut data otoritas Tel Aviv, menewaskan sedikitnya 18 tentara dan 10 warga sipil Israel.

    Serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel juga menyebabkan puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi ke tempa aman.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hizbullah Kembali Tembakkan Roket dan Drone Peledak ke Israel

    Hizbullah Kembali Tembakkan Roket dan Drone Peledak ke Israel

    Jakarta

    Kelompok militan Hizbullah mengatakan telah menembakkan gelombang roket dan drone ke tentara Israel kemarin. Serangan ini sebagai balasan setelah salah satu komandan senior Hizbullah tewas akibat serangan Israel.

    “Serangan dengan roket dan drone, menargetkan enam barak dan lokasi militer, sekaligus menerbangkan skuadron drone bermuatan bahan peledak di tiga pangkalan Israel lainnya,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Jumat (14/6/2024).

    Salah satu sasarannya adalah pangkalan Israel yang menurut para militan merupakan markas intelijen yang “bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut”. Hizbullah mengatakan serangan itu adalah bagian dari respons terhadap pembunuhan komandannya Taleb Abdallah pada Selasa (11/6).

    Tentara Israel mengatakan pada sore hari bahwa sekitar 40 proyektil diluncurkan ke arah daerah Galilea dan Dataran Tinggi Golan, dan menambahkan bahwa sebagian besar proyektil berhasil dicegat, sementara beberapa lainnya memicu kebakaran.

    Dalam satu serangan di dekat desa perbatasan Manara, “Satu tentara IDF (tentara) terluka sedang dan seorang tentara lainnya terluka ringan”, kata militer.

    Pemerintah Israel mengatakan akan merespons dengan tegas semua serangan Hizbullah. Israel mengatakan akan membalas serangan itu.

    “Israel akan membalas dengan kekuatan terhadap semua agresi Hizbullah,” kata juru bicara pemerintah David Mencer dalam konferensi pers, dan berjanji untuk “memulihkan keamanan di perbatasan utara kami”.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    (zap/idn)

  • Israel Vs Hizbullah-Houthi Memanas Saat Gencatan Senjata Gaza Dibahas

    Israel Vs Hizbullah-Houthi Memanas Saat Gencatan Senjata Gaza Dibahas

    Jakarta

    Rencana gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Gaza masih terus dibahas oleh berbagai pihak. Di tengah pembahasan tersebut, Israel memanas dengan kelompok Hizbullah dan Houthi.

    Dilansir BBC dan AFP, Selasa (11/6/2024), naskah resolusi tersebut disahkan dengan 14 suara mendukung, termasuk Amerika Serikat (AS) selaku perancang resolusi ini. Sementara Rusia abstain.

    Proposal tersebut menetapkan syarat-syarat untuk “gencatan senjata penuh dan menyeluruh”, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, pengembalian jenazah sandera dan pertukaran tahanan Palestina.

    Rencana tersebut mencakup tiga fase yang akan diakhiri dengan rencana rekonstruksi multi-tahun di Gaza, yang sebagian besar telah hancur akibat pertempuran tersebut.

    Tahap pertama dari rencana tersebut menyangkut pertukaran sandera-tahanan serta gencatan senjata jangka pendek.

    Fase kedua mencakup “penghentian permusuhan secara permanen”, serta penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, menurut teks rancangan resolusi AS.

    Fase ketiga berfokus pada prospek jangka panjang wilayah tersebut, dan akan memulai rencana rekonstruksi multi-tahun di Gaza.

    Meski begitu, rencana gencatan senjata ini masih tarik ulur antara kedua pihak. Sampai hari ini belum tercapai kesepakatan.

    Hizbullah Luncurkan Ratusan Roket

    Rencana gencatan senjata yang masih tarik ulur itu pun kini makin terganggu oleh kelompok-kelompok lawan Israel. Salah satunya, kelompok Hizbullah.

    Kelompok ini menembakkan sedikitnya 250 roket ke wilayah Israel sepanjang Rabu (12/6) untuk membalas kematian komandan seniornya dalam serangan udara Tel Aviv. Jumlah roket itu menjadi yang terbanyak ditembakkan oleh Hizbullah dalam sehari ke Israel sejak permusuhan meningkat delapan bulan terakhir.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (13/6), Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan konfrontasi lebih luas antara kedua pihak.

    Serangan udara Israel pada Selasa (11/6) tengah malam menghantam desa Jouaiyya, Lebanon bagian selatan, dan dilaporkan menewaskan seorang komandan lapangan senior Hizbullah bernama Taleb Abdallah, alias Abu Taleb, serta tiga petempur Hizbullah lainnya.

    Abdallah, menurut salah satu sumber, merupakan komandan paling senior Hizbullah yang tewas dalam serangan lintas perbatasan dengan Israel.

    Militer Israel dalam pernyataannya mengonfirmasi bahwa serangannya terhadap pusat komando dan kendali Hizbullah tewas menewaskan empat anggota kelompok yang didukung Iran itu, termasuk seorang komandan senior.

    Sebagai respons atas kematian Abdallah, Hizbullah mengatakan bahwa pasukannya melancarkan setidaknya 17 operasi terhadap Israel sepanjang Rabu (12/6) waktu setempat. Delapan operasi di antaranya disebut Hizbullah sebagai respons terhadap apa yang mereka sebut sebagai “pembunuhan” oleh Israel di Jouaiyya.

    Dalam salah satu satu operasinya, pasukan Hizbullah menembakkan rudal-rudal ke sebuah pabrik militer Israel. Operasi lainnya melibatkan serangan terhadap markas militer Israel di Ein Zeitim dan Ami’ad, juga terhadap stasiun pengawasan udara militer Israel di Meron.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

    Seorang sumber keamanan setempat menyebut Hizbullah telah menembakkan sekitar 250 roket ke wilayah Israel sepanjang Rabu (12/6) waktu setempat. Angka itu tercatat sebagai jumlah roket yang terbanyak dalam satu hari yang ditembakkan Hizbullah ke Israel sejak konflik semakin meningkat tahun lalu.

    Lebih dari 100 roket, menurut sumber keamanan tersebut, ditembakkan secara bersamaan, yang menjadi salah satu serangan terbesar Hizbullah terhadap Israel.

    Seorang pejabat senior Hizbullah, Hashem Safieddine, saat berbicara dalam seremoni pemakaman Abdallah di pinggiran selatan Beirut, mengatakan bahwa kelompoknya akan meningkatkan intensitas, kekuatan, dan kuantitas operasinya terhadap Israel sebagai pembalasan atas kematian Abdallah.

    “Jika musuh berteriak dan mengeluh soal apa yang terjadi padanya di Palestina bagian utara, biarkan mereka bersiap untuk menangis dan meratap,” tegas Safieddine dalam pernyataannya.

    Rentetan serangan roket Hizbullah itu memicu diaktifkannya sirene peringatan serangan udara di wilayah Israel bagian utara. Militer Israel dalam pernyataannya menyebut sejumlah jet tempurnya dikerahkan untuk menargetkan lokasi-lokasi peluncuran di wilayah Lebanon bagian selatan pada Rabu (12/6) waktu setempat.

    Militer Israel, dalam pernyataan awal, menyebut Hizbullah menembakkan sekitar 50 proyektil dari Lebanon bagian selatan ke arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Tel Aviv di dekat perbatasan Suriah. Dalam pengumuman lebih lanjut, militer Israel menyebut sekitar 90 proyektil terdeteksi ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel bagian utara.

    Diklaim oleh Tel Aviv bahwa beberapa proyektil itu berhasil ditembak jatuh, namun beberapa lainnya menghantam area-area di Israel bagian utara hingga memicu kebakaran di beberapa wilayah.

    Disebutkan juga oleh militer Israel bahwa tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini akibat rentetan serangan dari Lebanon tersebut. Namun para petugas pemadam kebakaran setempat sedang berjuang memadam kebakaran yang dipicu oleh serangan Hizbullah.

    Houthi Kirim Rudal hingga Drone ke Israel

    Tak berhenti sampai di situ, kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman juga melancarkan operasi militer gabungan dengan kelompok Perlawanan Islam di Irak. Mereka menargetkan kota-kota di wilayah Israel.

    Tak cuma itu, kelompok yang didukung Iran ini menyerang sebuah kapal di Laut Merah. Seperti dilansir Al Arabiya dan kantor berita TASS, Kamis (13/6), juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya mengklaim kelompoknya melakukan operasi gabungan anti-Israel dengan mengerahkan rudal dan drone terhadap target-target di sedikitnya dua kota di Israel.

    “Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan dua operasi militer gabungan dengan Perlawanan Islam di Irak,” ucapnya.

    “Pada operasi pertama, sejumlah rudal jelajah ditembakkan ke target yang sangat penting di kota Ashdod. Operasi kedua melibatkan serangan drone terhadap target penting di kota Haifa,” tutur Saree dalam pernyataan kepada televisi Al-Masirah yang merupakan milik Houthi.

    “Kedua operasi tersebut berhasil,” klaim Saree.

    Tidak diketahui secara jelas apakah serangan gabungan Houthi dan Perlawanan Islam di Irak itu memicu korban jiwa atau kerusakan di wilayah Israel.

    Belum ada pernyataan dari otoritas Tel Aviv terkait laporan tersebut.

    Lihat Video ‘Hizbullah Luncurkan Rudal ke Israel Setelah Kematian Komandan Senior’:

    Halaman 2 dari 2

    (maa/isa)

  • Pasukan Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Tepi Barat

    Pasukan Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Pasukan Israel membunuh 3 warga Palestina dalam sebuah serangan di Tepi Barat. Militer menyebut mereka telah “menyingkirkan dua tersangka yang dicari”.

    Dilansir AFP, Jumat (14/6/2024), penggerebekan itu terjadi di kota Qabatiyah dekat kota Jenin, kata Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub. Ia membenarkan “kematian dua syuhada”.

    Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dampak dari serangan pasukan Israel itu, warga Palestina lain juga tewas. Kementerian Kesehatan yang berbasis di Ramallah mengidentifikasi dia sebagai Qais Muhammad Zakarneh (21).

    Seorang koresponden AFP melaporkan bahwa militer Israel juga melancarkan serangan di kota Jenin sendiri. Pihak militer menyebut ini bagian dari operasi Qabatiyah di wilayah Jenin.

    “Selama operasi kontraterorisme, tentara IDF mengepung sebuah bangunan di mana dua tersangka senior yang dicari berada di daerah Jenin,” kata sebuah pernyataan militer Israel.

    “Tentara saling baku tembak dengan tersangka yang dicari, di mana sejumlah rudal ditembakkan ke arah bangunan tersebut,” sambungnya.

    “Kedua tersangka yang dicari telah dieliminasi dan senjata ditemukan di tangan mereka,” kata militer Israel seraya menambahkan bahwa seorang tentara terluka ringan dalam baku tembak tersebut.

    (isa/isa)

  • Kolombia Akan Tampung Anak-anak Palestina yang Terluka Akibat Perang

    Kolombia Akan Tampung Anak-anak Palestina yang Terluka Akibat Perang

    Bogotá

    Pemerintah Kolombia mengkritik genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Kolombia berjanji akan merawat anak-anak Palestina korban perang Israel.

    “Kami telah mengambil keputusan untuk memberikan dukungan kemanusiaan kepada anak-anak Palestina yang akan melakukan perjalanan bersama keluarga mereka ke Kolombia untuk rehabilitasi,” ujar Wakil Menteri Multilateral Elizabeth Taylor Jay, dilansir AFP, Jumat (14/6/2024).

    Pernyataan Elizabeth Taylor Jay itu diutarakan di Stockholm, dimana ia tengah melakukan kunjungan kenegaraan dengan Presiden Kolombia Gustavo Petro.

    Jay tidak mengatakan berapa banyak anak Palestina yang akan ditampung oleh Kolombia, atau bagaimana mereka akan dipindahkan dari Gaza yang saat ini tengah dilanda perang.

    Perang Gaza dimulai setelah serangan bersejarah Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.194 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

    Para militan Hamas juga menyandera 251 orang. Dari jumlah tersebut, 116 orang masih berada di Gaza.

    Serangan militer balasan Israel telah menyebabkan sedikitnya 37.232 orang tewas di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan di Gaza.

    (isa/isa)

  • Serangan Israel ke Tepi Barat Tewaskan 6 Orang Palestina

    Serangan Israel ke Tepi Barat Tewaskan 6 Orang Palestina

    Kfar Dan

    Kementerian Kesehatan Palestina dan Bulan Sabit Merah melaporkan sebanyak enam pria Palestina tewas pada hari Selasa dalam serangan tentara Israel di desa Kfar Dan, Tepi Barat yang diduduki di utara Tepi Barat. Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan “aktivitas kontrateror” di wilayah tersebut dan menewaskan empat militan.

    Pria berusia antara 21 dan 32 tahun itu “ditembak oleh pasukan pendudukan di kota Kafr Dan, distrik Jenin”, kata kementerian kesehatan Palestina di Ramallah dilansir AFP, Rabu (11/6/2024).

    Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah mengangkut enam orang tewas dari Kafr Dan, setidaknya tiga di antaranya berasal dari “rumah yang menjadi sasaran”.

    Tentara Israel mengatakan pasukannya “mengepung sebuah bangunan yang digunakan” oleh militan Palestina, menewaskan empat orang “dalam baku tembak” dan melukai “orang lain”, sementara sebuah helikopter angkatan udara Israel “menyerang area bangunan tersebut”.

    Pernyataan itu menambahkan bahwa tentara telah menemukan senjata “dan sebuah kendaraan yang berisi banyak bahan peledak”.

    Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak tahun 1967, telah mengalami lonjakan kekerasan selama lebih dari setahun, terutama sejak perang Israel-Hamas di Gaza meletus pada 7 Oktober.

    Setidaknya 542 warga Palestina telah dibunuh di Tepi Barat oleh pasukan Israel atau pemukim sejak perang Gaza pecah, menurut para pejabat Palestina.

    (taa/taa)

  • Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat, Komandan Hamas Tewas

    Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat, Komandan Hamas Tewas

    Tepi Barat

    Kelompok Hamas mengakui salah satu komandannya tewas dalam bentrokan terbaru dengan tentara Israel di wilayah Tepi Barat. Sejumlah petempur Hamas juga tewas dalam bentrokan yang sama.

    Seperti dilansir Associated Press, Selasa (11/6/2024), Hamas dalam pernyataan pada Senin (10/6) tengah malam menyebut bentrokan dengan tentara Israel terjadi di sebuah desa dekat Ramallah, yang menjadi kantor Otoritas Palestina yang didukung Barat.

    Dalam pernyataannya, Hamas mengakui bahwa salah satu komandannya yang bernama Mohammed Jaber Abdo tewas bersama tiga petempur lainnya.

    Militer Israel, dalam pernyataan gabungan dengan pihak Kepolisian Tel Aviv, mengatakan bahwa pasukan yang menyamar telah melacak seorang tersangka yang diburu terkait serangan terhadap permukiman Yahudi di Tepi Barat.

    Tidak disebutkan lebih lanjut oleh militer Israel soal apakah operasinya di Tepi Barat memakan korban jiwa.

    Tindak kekerasan semakin meningkat di wilayah Tepi Barat sejak perang antara Hamas dan Israel berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Sejak saat itu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 530 warga Palestina terbunuh oleh serangkaian serangan Israel di wilayah Tepi Barat. Sebagian besar korban tewas dalam aksi protes yang diwarnai kekerasan atau dalam operasi penangkapan oleh militer Israel, yang seringkali memicu baku tembak.

    Bentrokan di Tepi Barat itu terjadi saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui resolusi yang mendukung proposal gencatan senjata terbaru antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.

    Resolusi yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS) itu juga mendesak militan-militan Palestina, termasuk Hamas, untuk menerima kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang yang berlangsung selama nyaris sembilan bulan terakhir.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu terhadap wilayah Israel bagian selatan, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Serangan balasan oleh militer Israel terhadap Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, sejauh ini menewaskan sedikitnya 37.124 orang.

    Rentetan serangan Tel Aviv itu tidak hanya memicu kehancuran, tapi juga membuat warga Palestina menghadapi kelaparan yang semakin meluas akibat terputusnya pasokan makanan, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.

    Badan-badan PBB bahkan memperingatkan lebih dari satu juta orang di Jalur Gaza akan mengalami tingkat kelaparan tertinggi pada pertengahan Juli mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 4 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza Selatan

    4 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza Selatan

    Gaza City

    Militer Israel mengakui empat tentaranya tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza bagian selatan. Kematian tentara Israel ini diumumkan saat perang melawan Hamas di Jalur Gaza terus berkecamuk selama lebih dari delapan bulan terakhir.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (11/6/2024), militer Israel dalam pernyataannya menyebut bahwa tentara-tentaranya “tewas dalam pertempuran di Gaza selatan” pada Senin (10/6) waktu setempat. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal penyebab kematian tentara-tentara Israel tersebut.

    Namun laporan televisi lokal Israel, Kan, menyebut bahwa tentara-tentara Tel Aviv itu tewas akibat ledakan yang mengguncang sebuah gedung di kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

    Pada Senin (10/6) malam, sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengatakan para petempurnya telah “memasang ranjau” di sebuah bangunan di area kamp pengungsi Shabura yang ada di wilayah Rafah.

    “Mujahidin Qassam mampu meledakkan sebuah rumah yang dipasangi ranjau, di mana pasukan Zionis bersembunyi … menyebabkan anggota pasukan (Israel) tewas dan luka-luka,” klaim Brigade Ezzedine al-Qassam dalam pernyataannya.

    Media lokal The Times of Israel dalam laporan terpisah menyebut sekitar tujuh tentara Israel mengalami luka-luka dalam ledakan tersebut, dengan lima tentara di antaranya mengalami luka serius.

    Kematian terbaru ini menambah jumlah tentara Israel yang tewas, sejak serangan darat di Jalur Gaza dimulai pada 27 Oktober lalu, menjadi 298 personel.

    Pasukan Israel terlibat pertempuran sengit di jalanan Rafah melawan kelompok Hamas sejak operasi darat yang kontroversial mulai diluncurkan pada 7 Mei lalu.

    Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu dekat Tel Aviv, menentang operasi darat di Rafah karena mengkhawatirkan keselamatan warga sipil Palestina di area tersebut. Lebih dari satu juta pengungsi yang melarikan diri dari perang, mencari perlindungan di mana pun mereka bisa.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu terhadap wilayah Israel bagian selatan, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Serangan balasan oleh militer Israel terhadap Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, sejauh ini menewaskan sedikitnya 37.124 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Rudal Israel Tewaskan 3 Anggota Hizbullah di Lebanon

    Serangan Rudal Israel Tewaskan 3 Anggota Hizbullah di Lebanon

    Beirut

    Serangan rudal Israel menghantam konvoi truk tangki di wilayah Lebanon bagian timur laut. Sedikitnya tiga anggota kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, tewas dalam serangan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (11/6/2024), kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, hampir setiap hari terlibat serangan lintas perbatasan dengan militer Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza yang dipicu serangan mengejutkan Hamas, sekutu Hizbullah, pada Oktober tahun lalu.

    Laporan kelompok pemantau konflik Syrian Observatory for Human Rights dan keterangan sumber militer Lebanon menyebut rentetan serangan rudal Israel, pada Senin (10/6) tengah malam, menghantam konvoi truk tangki di sebuah desa di distrik Hermel, Lebanon bagian timur laut, dekat perbatasan Suriah.

    “Tiga anggota Hizbullah tewas akibat sembilan serangan rudal Israel yang menargetkan konvoi truk tangki dan sebuah bangunan,” sebut sumber militer Lebanon.

    Ditambahkan bahwa tiga orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan rudal Tel Aviv itu.

    Syrian Observatory melaporkan bahwa serangan rudal Israel itu menghantam konvoi yang sedang memasuki wilayah Lebanon dari perbatasan Suriah. Dua orang lainnya, menurut Syrian Observatory, tewas dalam serangan tersebut.

    “Tiga warga Suriah yang bekerja dengan Hizbullah dan dua warga Lebanon tewas dalam serangan Israel yang menargetkan konvoi truk tangki yang memasuki Lebanon di perbatasan dengan Suriah,” tutur direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.

    Lima orang lainnya, sebut Abdel Rahman, mengalami luka-luka dan dua orang masih hilang usai serangan tersebut.

    Lihat juga Video ‘4 Warga Palestina di Tepi Barat Tewas dalam Sergapan Polisi Israel’:

    Menurut laporan Syrian Observatory, sistem pertahanan antipesawat Suriah diaktifkan untuk mencegat serangan rudal Israel tersebut.

    Para petempur Hizbullah telah sejak lama dikerahkan ke Suriah untuk mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang berkelanjutan di negara tersebut.

    Beberapa jam sebelum serangan terjadi pada Senin (10/6) waktu setempat, kelompok Hizbullah mengumumkan pasukannya telah menembak jatuh sebuah drone Israel yang terdeteksi mengudara di wilayah udara Lebanon. Ini merupakan kelima kalinya drone Israel ditembak jatuh di Lebanon sejak Februari lalu.

    Hizbullah yang meningkatkan pengerahan drone untuk menyerang posisi-posisi militer Israel, mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan pada Senin (10/6) waktu setempat. Salah satunya serangan drone terhadap posisi militer di area Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.

    Militer Israel juga meningkatkan serangan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon, terutama di Baalbek yang merupakan markas kuat kelompok tersebut.

    Serangan lintas perbatasan yang marak selama delapan bulan terakhir, menurut penghitungan AFP, telah menewaskan sedikitnya 462 orang di wilayah Lebanon, yang terdiri atas 90 warga sipil dan hampir 300 petempur Hizbullah.

    Lihat Video ‘4 Warga Palestina di Tepi Barat Tewas dalam Sergapan Polisi Israel’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)