Negara: Israel

  • Pilu 42.000 Warga Gaza Alami Luka yang Mengubah Hidup, Termasuk Amputasi

    Pilu 42.000 Warga Gaza Alami Luka yang Mengubah Hidup, Termasuk Amputasi

    Jakarta

    Memilukan! Hampir 42.000 orang, seperempatnya anak-anak, telah menderita “luka-luka yang mengubah hidup” termasuk amputasi, serta luka kepala dan tulang belakang dalam perang Israel di Gaza. Demikian diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis (2/10) waktu setempat.

    Analisis terbaru dari badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut menemukan bahwa seperempat dari mereka yang terluka selama konflik dua tahun tersebut, mengalami cedera yang akan berdampak serius pada sisa hidup mereka.

    “Rehabilitasi seumur hidup akan diperlukan,” ujar Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah Palestina, dalam konferensi pers, dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/10/2025).

    Sejak perang dimulai usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

    Sementara itu, hampir 170.000 orang lainnya terluka, menurut sumber yang sama.

    Berdasarkan data dari 22 Tim Medis Darurat yang didukung WHO, Kementerian Kesehatan Gaza, dan mitra kesehatan lainnya, laporan hari Kamis tersebut memperkirakan 41.844 orang mengalami cedera yang mengubah hidup.

    Lebih dari 5.000 orang menghadapi amputasi, menurut laporan tersebut, memperingatkan bahwa angka tersebut mungkin “kurang” karena tidak termasuk amputasi traumatis yang terjadi pada saat cedera, di luar fasilitas kesehatan.

    “Anak-anak tampaknya sangat rentan terhadap amputasi,” ujar Pete Skelton, penulis utama laporan tersebut, kepada para wartawan.

    Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan “cedera paling umum yang membutuhkan rehabilitasi adalah cedera akibat ledakan pada kaki dan lengan”.

    Cedera lain yang mengubah hidup termasuk cedera tulang belakang, cedera otak traumatis, dan luka bakar parah. Tedros menambahkan bahwa “cedera wajah dan mata yang parah juga umum terjadi, yang mengakibatkan gangguan dan kerusakan yang signifikan”.

    Direktur WHO tersebut memperingatkan bahwa seiring bertambahnya jumlah cedera baru dan meningkatnya kebutuhan kesehatan di Gaza yang dilanda kelaparan, “sistem kesehatan kini berada di ambang kehancuran”.

    Ia menunjukkan bahwa hanya 14 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi, bahkan sebagian.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Puluhan Kapal Dicegat Israel, 1 Kapal Global Sumud Tetap Menuju Gaza

    Puluhan Kapal Dicegat Israel, 1 Kapal Global Sumud Tetap Menuju Gaza

    Jakarta

    Israel mencegat sejumlah armada Global Sumud yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Saat ini, hanya satu kapal yang masih berlayar menuju Gaza.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (3/10/2025), kapal itu adalah kapal terakhir dan satu-satunya yang berlayar menuju Gaza. Global Sumud Flotilla (GSF) mengatakan kapal Marinette itu masih berlayar hingga saat ini meskipun Israel mencegat kapal-kapal lainnya.

    “Dan dia menolak untuk kembali,” kata penyelenggara.

    GSF mengatakan orang-orang yang berada di kapal itu punya tekad kuat. GSF mengatakan bahwa “Gaza tidak sendirian”.

    “Ini bukan sekedar kapal. Marinette adalah sumud – keteguhan dalam menghadapi ketakutan, blokade, dan kebrutalan. Palestina tidak dilupakan. Kami tidak akan ke mana-mana,” katanya.

    Sebelumnya, Angkatan laut Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan ke Gaza. Pencegatan armada tersebut mengakhiri upaya kapal-kapal internasional menembus blokade Israel atas wilayah Palestina yang dilanda perang.

    Armada Global Sumud melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa politisi dan aktivis, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg. Armada Global Sumud meninggalkan Spanyol bulan lalu, dengan tujuan untuk mematahkan blokade Israel atas wilayah Palestina, tempat PBB menyatakan kelaparan telah melanda.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah rekaman video perempuan berusia 22 tahun itu yang sedang mengambil barang-barangnya.

    “Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), beberapa kapal Armada Global Sumud, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” kata armada tersebut.

    Selain armada dicegat, siaran langsung dan komunikasi dengan beberapa kapal lain juga terputus. Mereka yang ditahan dipindahkan ke pelabuhan Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/haf)

  • Terpopuler, hacker Bjorka ditangkap hingga jadwal MotoGP Indonesia

    Terpopuler, hacker Bjorka ditangkap hingga jadwal MotoGP Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita unggulan pada Jumat menarik untuk disimak, mulai dari penangkapan hacker “Bjorka” oleh Polda Metro Jaya terkait kasus peretasan data nasabah bank hingga jadwal lengkap MotoGP Indonesia yang dimulai Jumat.

    Berikut berita-berita unggulan yang dapat disimak:

    1.⁠ ⁠Polda Metro tangkap hacker “Bjorka” terkait kasus peretasan data nasabah bank

    Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya mengungkap kasus ilegal akses dan manipulasi data seolah-olah data otentik dengan modus mengunggah tampilan database nasabah sebuah bank. Baca selengkapnya di sini

    2.⁠ ⁠Kemenkes akan buat laporan rutin keracunan MBG seperti saat COVID-19

    Kementerian Kesehatan menyebutkan, pihaknya akan membuat laporan berkala terkait keracunan akibat Makan Bergizi Gratis (MBG), sama seperti pelaporan kasus saat pandemi COVID-19.

    Dia menjelaskan bahwa nantinya, data akan dikonsolidasikan antara Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional (BGN). Budi menyebutkan bahwa akan ada data harian dan mingguan. Baca selengkapnya di sini

    3.⁠ ⁠Mahkamah PPP tegaskan tak ada dualisme, Agus Suparmanto sah jadi ketua umum

    Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menegaskan tidak ada dualisme usai pelaksanaan Muktamar X yang diselenggarakan pada akhir September 2025 dan mengesahkan Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum PPP. Baca selengkapnya di sini

    4.⁠ ⁠223 aktivis ditahan Israel di armada Sumud Flotilla

    Sebanyak 223 aktivis internasional yang berada di dalam konvoi bantuan menuju Gaza ditahan oleh pasukan Israel, menurut penyelenggara kegiatan pada Kamis.

    Global Sumud Flotilla melalui akun X, menyatakan bahwa 15 kapal telah dipastikan diserang oleh pasukan Israel sejak Rabu malam (1/10), sementara delapan kapal lainnya kemungkinan sedang diserang. Baca selengkapnya di sini

    5.⁠ ⁠Berikut ini jadwal lengkap MotoGP Indonesia yang dimulai Jumat

    MotoGP Indonesia edisi keempat akan segera dimulai pada akhir pekan ini, tepatnya mulai Jumat (3/10) di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Tiara Hana Pratiwi
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ribuan Warga Dunia Turun ke Jalan Protes Aksi Israel Cegat Kapal Bantuan Gaza

    Ribuan Warga Dunia Turun ke Jalan Protes Aksi Israel Cegat Kapal Bantuan Gaza

    Jakarta

    Masyarakat di seluruh dunia mengecam tindakan Israel yang mencegat armada kapal Global Sumud yang membawa bantuan untuk warga Palestina di Gaza. Mereka mendesak Israel diberi sanksi.

    Dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), demo terjadi di Eropa, Amerika, hingga Australia. Mereka turun ke jalan untuk mengecam perlakuan Israel terhadap rombongan armada Global Sumud yang berlayar dari Barcelona beberapa bulan lalu. Mereka menentang blokade Israel terhadap Gaza.

    Demo terjadi di beberapa wilayah:

    1.⁠ ⁠Barcelona

    Kepolisian Spanyol mengatakan sekitar 15.000 orang berbaris di Barcelona, Mereka mengecam Israel.

    Mereka meneriakkan “Gaza, kamu tidak sendirian”, “Boikot Israel” dan “Kebebasan untuk Palestina”.

    Polisi anti huru hara memukul mundur sebagian pengunjuk rasa yang mencoba memanjat penghalang dengan pentungan, memaksa mereka mundur, sebagaimana ditunjukkan dalam tayangan yang disiarkan di televisi publik Spanyol.

    Diketahui, mantan Wali Kota Barcelona, Ada Colau, termasuk di antara mereka yang dicegah Israel untuk melanjutkan perjalanan. Colau dan rekan-rekan aktivisnya, termasuk cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, terancam dideportasi oleh Israel.

    2.⁠ ⁠Irlandia

    Ratusan pengunjuk rasa juga berbaris di luar parlemen Irlandia di Dublin, di mana dukungan untuk perjuangan Palestina sering dibandingkan dengan perjuangan Irlandia selama berabad-abad melawan penjajahan Inggris.

    Miriam McNally, mengatakan putrinya telah berlayar bersama armada tersebut. Dia hadir di demonstrasi Dublin.

    “Saya sangat khawatir untuk putri saya, tetapi saya sangat bangga padanya dan atas apa yang dia lakukan,” kata McNally kepada AFP.

    “Dia membela kemanusiaan dalam menghadapi bahaya besar,” imbuhnya.

    3.⁠ ⁠Paris

    Kemudian, demo juga terjadi di Place de la Republique, Paris. Sekitar 1.000 orang berunjuk rasa di sana.

    Kemudian di Kota Pelabuhan Marseille, Prancis, juga ada aksi demo. Ada 100 pengunjuk rasa pro-Palestina ditangkap pada sore hari setelah berupaya memblokir akses ke kantor produsen senjata Eurolinks, yang dituduh menjual komponen militer ke Israel.

    4.⁠ Belanda-Argentina

    ⁠Protes juga terjadi di Berlin, Den Haag, Tunis, Brasilia, dan Buenos Aires.

    Pro-Palestinian demonstrators march behind a banner “Stop Genocide- Let’s block everything – General Strike” to support the Palestinians and to protest against the interception of the Global Sumud Flotilla, near the Colosseum in Rome on October 2, 2025. (Photo by Tiziana FABI / AFP) Foto: AFP/TIZIANA FABI

    5.⁠ ⁠Italia

    Sebelumnya, serikat buruh di Italia juga menyerukan melakukan aksi ‘mogok’ sebagai bentuk solidaritas dengan armada tersebut. Ribuan orang turun ke jalan untuk mendesak Perdana Menteri Giorgia Meloni membela para aktivis yang ditahan Israel.

    Selain Roma, polisi mengatakan 10.000 orang bergabung dalam pawai, protes lain terjadi di kota-kota lain termasuk Milan, Torino, Firenze, dan Bologna.

    Sehari setelah demonstrasi serupa pada Rabu (1/10) waktu setempat, para pengunjuk rasa di ibu kota berkumpul di Colosseum dan berbaris, mengecam dukungan perdana menteri sayap kanan tersebut terhadap Israel.

    “Kami siap memblokir segalanya. Mesin genosida harus segera dihentikan,” teriak para demonstran.

    6.⁠ ⁠Turki

    Warga di Turki juga melakukan unjuk rasa. Mereka berbaris menuju Kedutaan Israel di Istanbul dengan membawa spanduk ’embargo total terhadap pendudukan”.

    “Kami menuntut pembebasan semua anggota armada Sumud dan semua tahanan, dan sebagai mahasiswa, kami menuntut agar semua hubungan akademik dan ekonomi dengan negara Israel yang melakukan genosida dihentikan di universitas-universitas kami,” ujar seorang mahasiswa Elif Bozkurt.

    7.⁠ ⁠Belgia

    Sekitar 3.000 demonstran juga turun ke depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, dengan satu spanduk yang mendesak Uni Eropa untuk “menghentikan pengepungan” sementara bom asap dan petasan diledakkan di tengah kerumunan.

    “Pesannya adalah bahwa setiap kapal harus dilindungi,” ujar seorang pengunjuk rasa bernama Isis kepada AFPTV dalam demonstrasi tersebut.

    Mereka mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk menghentikan “dana yang sangat besar yang dikirim ke Israel” melalui perjanjian blok tersebut dengan negara Timur Tengah tersebut.

    Pro-Palestinian demonstrators march behind a banner “Stop Genocide- Let’s block everything – General Strike” to support the Palestinians and to protest against the interception of the Global Sumud Flotilla, near the Colosseum in Rome on October 2, 2025. (Photo by Tiziana FABI / AFP) Foto: AFP/TIZIANA FABI

    8.⁠ ⁠Swiss

    Kerumunan serupa juga berunjuk rasa di Jenewa. Para pengunjuk rasa yang sebagian besar masih muda menyalakan api unggun di dekat stasiun pusat.

    Para pengunjuk rasa kemudian menuju jembatan Mont Blanc di kota Swiss, di ujung Danau Jenewa. Aksi mereka disambut oleh barisan polisi anti huru-hara, yang kemudian mendorong mundur para demonstran setelah bentrokan singkat.

    9.⁠ ⁠Athena

    Kemudian di Ibu Kota Yunani, Athena, ada juga aksi demonstrasi yang mengecam Israel usai mencegat armada bantuan Gaza.

    “Serangan terhadap armada Sumud merupakan eskalasi biadab dari negara apartheid Israel. Mereka bahkan tidak ingin membuka jalur bantuan kemanusiaan ke Gaza,” ujar koordinator kelompok Dunia Melawan Rasisme dan Fasisme (KEERFA) Yunani, Petros Konstantinou kepada AFPTV.

    10.⁠ ⁠Malaysia

    Puluhan orang juga berunjuk rasa di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, sekutu utama Israel.

    “Kami sangat kesal… Kesal, marah, muak karena apa yang mereka lakukan adalah untuk kemanusiaan. Mereka hanya membawa bantuan dan makanan bayi, penangkapan ini tidak adil,” kata seorang warga, Ili Farhan (43).

    Halaman 2 dari 4

    (zap/dek)

  • PBB Harusnya Dilibatkan Awasi Masa Depan Gaza

    PBB Harusnya Dilibatkan Awasi Masa Depan Gaza

    JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditegaskan sebagai lembaga yang memiliki legitimasi internasional untuk mengawasi rencana masa depan Jalur Gaza, wilayah Palestina yang masih terkepung.

    Pernyataan itu disampaikan Profesor Ben Saul, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia (HAM) dan kontra-terorisme, saat menjawab pertanyaan di National Press Club of Australia terkait kenegaraan Palestina dan rencana gencatan senjata Presiden AS Donald Trump untuk Gaza.

    Dalam rencana itu, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair akan memegang peran penting.

    Namun, Saul mengkritik rekam jejak Blair yang sebelumnya terlibat dalam proses Quartet, forum yang dibentuk tahun 2002 oleh Uni Eropa, Rusia, PBB, dan Amerika Serikat untuk memfasilitasi perdamaian di Timur Tengah, namun dinilai gagal membawa hasil.

    “Jika ingin pengawasan internasional yang sah terhadap masa depan Gaza, gunakan PBB. Itulah fungsi yang seharusnya dijalankan sejak awal,” ujarnya dilansir ANTARA, Kamis, 2 Oktober.

    Ia juga menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap sikap Australia atas perang Israel di Gaza.

    Menurut dia, pengakuan resmi Australia terhadap Palestina baru terwujud bulan lalu setelah 100 ribu warga berunjuk rasa di Jembatan Sydney Harbour dan menekan para politikus agar bersikap tegas.

    Bulan lalu pada Sidang Umum PBB ke-80, Australia mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

    PBB memiliki “legitimasi karena melibatkan semua pihak, dan tidak bergantung pada kehendak Donald Trump, seperti halnya dewan tersebut,” ujarnya.

    Rencana Trump berisi 20 poin yang diumumkan di Gedung Putih bersama pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu. Isinya mencakup penghentian permusuhan, pembebasan sandera, serta pembentukan otoritas transisi untuk mengelola Gaza.

    Rencana itu menekankan pembentukan “komite teknokrat Palestina non-politis” yang diawasi lembaga baru bernama Board of Peace (Dewan Perdamaian), dipimpin langsung Trump dengan melibatkan tokoh internasional termasuk Blair.

    Menurut Saul, legitimasi PBB terletak pada keterlibatan semua negara anggota, berbeda dengan rencana Trump yang dianggap bergantung pada kehendak pribadi.

    Sementara itu, Pakar hukum HAM internasional asal Australia, Chris Sidoti, menyebut perang Israel di Gaza sebagai konflik yang paling berbeda dari konflik lainnya karena warga Palestina di wilayah itu tidak memiliki jalur untuk melarikan diri.

    Ia menyoroti sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 66 ribu warga Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    Kondisi itu, menurut Sidoti, berbeda dengan perang di Ukraina atau konflik Sudan, di mana warga sipil masih bisa menyeberang perbatasan untuk menyelamatkan diri.

    “Di Gaza, dua juta orang terjebak di wilayah yang luasnya hanya separuh Canberra. Mereka tidak bisa lari dari serangan udara, kelaparan, kekurangan obat-obatan, akses rumah sakit, hingga pendidikan anak-anak. Itu membuat situasi ini benar-benar berbeda,” ujarnya.

    Sidoti menegaskan sejak hari pertama, Israel menjalankan operasi penghancuran total terhadap Gaza, sehingga jutaan warga sipil hidup dalam kondisi terperangkap tanpa jalan keluar.

     

  • 400 Aktivis Pro-Palestina di Kapal Bantuan Ditahan, Netanyahu Beri Pujian

    400 Aktivis Pro-Palestina di Kapal Bantuan Ditahan, Netanyahu Beri Pujian

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memuji angkatan laut Israel usai mencegat kapal armada bantuan menuju Gaza. Netanyahu menganggap upaya ini mematahkan blokade Israel di wilayah Palestina.

    “Saya memuji para prajurit dan komandan angkatan laut yang menjalankan misi mereka pada Hari Yom Kippur dengan cara yang paling profesional dan efisien,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Jumat (3/10/2025).

    Netanyahu menyebut ada puluhan kapal yang dicegat tentaranya.

    “Tindakan penting mereka mencegah puluhan kapal memasuki zona perang dan menggagalkan kampanye delegitimasi terhadap Israel,” ujarnya.

    Lebih dari 400 aktivis pro-Palestina yang berada di atas 41 kapal dalam armada bantuan menuju Gaza ditahan oleh pasukan angkatan laut Israel, ungkap seorang pejabat Israel, Kamis.

    “Dalam operasi yang berlangsung sekitar 12 jam, personel Angkatan Laut Israel menggagalkan upaya penyerbuan besar-besaran oleh ratusan orang di atas 41 kapal yang telah menyatakan niat mereka untuk melanggar blokade keamanan maritim yang sah di Jalur Gaza,” kata pejabat tersebut.

    “Di akhir operasi, lebih dari 400 peserta dipindahkan dengan selamat ke pelabuhan Ashdod untuk diproses oleh polisi Israel,” tambahnya.

    Global Sumud Flotilla, yang melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza, yang menurut PBB sedang dilanda kelaparan.

    Pasukan Israel mencegat kapal-kapal itu pada Rabu (1/10) waktu setempat, setelah memberikan peringatan agar mereka tidak memasuki perairan yang, menurut Tel Aviv, berada di bawah blokadenya. Kapal yang membawa Thunberg termasuk di antara kapal yang dicegah untuk berlayar lebih

    Lihat juga Video ‘Warga Los Angeles Demo Pro-Palestina, Protes Penangkapan Greta Cs’:

    (azh/azh)

  • Israel Terus Gempur Gaza di Tengah Rencana Damai, 52 Orang Tewas

    Israel Terus Gempur Gaza di Tengah Rencana Damai, 52 Orang Tewas

    Jakarta

    Israel terus menggempur Gaza, Palestina, di tengah rencana perdamaian. Serangan terbaru Israel menewaskan sebanyak 52 warga Gaza.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (2/10/2025), pasukan penyelamat yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, mengatakan puluhan orang itu tewas karena dibombardir terus menerus oleh Israel. Ada 10 orang yang tewas di Kota Gaza termasuk anak-anak.

    Beberapa rumah sakit mengonfirmasi kepada AFP bahwa mereka telah menerima 10 jenazah di Kota Gaza, 14 di Gaza tengah, dan 28 di selatan wilayah tersebut. Mereka melaporkan beberapa orang tewas dalam serangan udara, sementara lainnya akibat tembakan drone dan penembakan.

    Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis melaporkan hampir 30 orang tewas di Gaza. Dari 30 orang itu, 14 di antaranya tewas saat tengah menunggu distribusi makanan di daerah Al-Tina dan Morag.

    Kemudian, Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah mengatakan telah menerima sembilan jenazah setelah beberapa serangan di daerah sekitarnya. Salah satu korban tewas adalah Omar al-Hayek, 26 tahun, seorang staf Dokter Lintas Batas (MSF). Ia tewas dalam serangan terhadap sekelompok warga sipil di pusat kota Deir al-Balah.

    “Kami menerima kabar bahwa beberapa staf kami terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa,” kata Karin Huster, kepala tim medis MSF di Gaza.

    Perang di Gaza yang berlangsung hampir dua tahun pecah setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Militer Israel membalas serangan. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan serangan Israel menewaskan 66.225 warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar juga warga sipil.

    Tonton juga video “PM Australia: Saya Ingin Warga Israel dan Palestina Hidup Damai” di sini:

    (azh/whn)

  • 6 Fakta Israel Cegat Kapal Bantuan Gaza

    6 Fakta Israel Cegat Kapal Bantuan Gaza

    Gaza

    Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Langkah Israel itu dikecam sejumlah negara.

    Dilansir AFP, Kamis (2/10/2025), armada Global Sumud itu terdiri dari sekitar 45 kapal sipil. Ada politikus hingga aktivis yang ikut dalam upaya membawa bantuan ke Gaza tersebut.

    Pada Rabu (1/10) pukul 20.30 waktu setempat, kapal tersebut dicegat oleh kapal militer Israel. Sejumlah orang pun ditangkap.

    Berikut fakta-fakta Israel mencegat kapal bantuan ke Gaza:

    Greta Thunberg Dkk Ditangkap

    Armada Global Sumud itu meninggalkan Spanyol bulan lalu. Mereka berangkat untuk menembus blokade Israel yang telah menyebabkan warga Gaza kelaparan.

    Israel telah memperingatkan armada tersebut agar tidak memasuki perairan yang menurut Israel berada di bawah blokadenya. Meski demikian, armada Global Sumud tetap berupaya masuk ke Gaza.

    Israel pun menahan kapal-kapal tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah rekaman video yang menunjukkan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg (22), sedang mengambil barang-barangnya.

    “Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), beberapa kapal Armada Global Sumud, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” kata armada tersebut.

    Greta Thunberg saat ditangkap pasukan Israel yang mencegat kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza (Foto: AFP PHOTO/Israeli Foreign Ministry/Handout)

    Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina yang ikut serta dalam armada tersebut, Rima Hassan, mengatakan ada ratusan orang telah ditangkap secara ilegal dan ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel selama pencegatan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Israel menyebut Greta Thunberg, yang berada di kapal utama Alma, dan teman-temannya ‘dalam keadaan selamat dan sehat’. Israel juga membagikan video yang memperlihatkan Thunberg.

    Hamas Kecam Pencegatan Global Sumud

    Kelompok Hamas menuduh Israel melakukan kejahatan pembajakan terhadap kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang mendekati Jalur Gaza dalam misi menyalurkan bantuan kemanusiaan. Hamas menyerukan dunia untuk mengecam tindakan Israel.

    “Kejahatan pembajakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil,” kecam Hamas dalam pernyataannya seperti dilansir AFP.

    Laporan Global Sumud Flotilla menyebut beberapa kapal mencakup kapal Alma, Sirius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional. Hamas menyebut pencegatan yang dilakukan militer Israel di perairan internasional serta penangkapan para aktivis dan jurnalis di atas kapal-kapal tersebut ‘merupakan aksi agresi yang berbahaya’.

    Hamas menyebut tindakan itu semakin ‘menambah catatan kelam kejahatan yang dilakukan’ oleh Israel. Hamas menyerukan ‘seluruh pembela kebebasan di dunia’ untuk mengecam tindakan Tel Aviv tersebut.

    Turki Kecam Israel

    Otoritas Turki juga memberikan reaksi keras terhadap tindakan Israel terhadap armada Global Sumud Flotilla. Turki menuduh Israel telah melakukan aksi terorisme yang membahayakan nyawa warga sipil tidak bersalah.

    Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, menyebut tindakan militer Israel mencegat dan menaiki sejumlah kapal dalam armada Global Sumud Flotilla itu sebagai ‘serangan di perairan internasional’.

    “Serangan oleh pasukan Israel di perairan internasional terhadap Global Sumud Flotilla, yang sedang dalam perjalanan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza, merupakan aksi terorisme yang merupakan pelanggaran paling serius terhadap hukum internasional dan membahayakan nyawa warga-warga sipil tidak bersalah,” ujar Kementerian Luar Negeri Turki.

    Turki mengatakan Israel menargetkan warga sipil yang bertindak damai dan tidak menggunakan kekerasan. Turki menyebut Israel sebagai fasis dan pelaku genosida.

    “Serangan ini, yang menargetkan warga sipil yang bertindak damai tanpa menggunakan kekerasan, merupakan bukti bahwa kebijakan fasis dan bersifat militer yang diterapkan oleh pemerintahan genosida (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, yang telah menyebabkan Gaza dilanda kelaparan, tidak terbatas pada warga Palestina tetapi juga menargetkan semua orang yang berjuang melawan penindasan yang dilakukan oleh Israel,” ujar pernyataan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan langkah-langkah akan diambil untuk memastikan pembebasan warga negaranya dan para penumpang lainnya, yang ada di dalam kapal-kapal tersebut, dari tahanan Israel.

    “Kami menyerukan kepada PBB dan seluruh organisasi internasional terkait untuk segera mengambil tindakan guna mencabut blokade ilegal di Gaza, mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki wilayah tersebut, dan memastikan kebebasan navigasi,” ujar Turki.

    Kolombia Usir Diplomat Israel Buntut Pencegatan Global Sumud

    Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pengusiran semua diplomat Israel yang tersisa di negaranya setelah militer Tel Aviv mencegat kapal Global Sumud Flotilla. Petro mengatakan Israel melakukan kejahatan internasional.

    Petro mengumumkan pengusiran ‘seluruh delegasi diplomatik Israel’ atas apa yang disebutnya sebagai ‘kejahatan internasional baru’ oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

    Pencegatan itu sendiri terjadi saat kapal-kapal tersebut semakin dekat dengan wilayah Palestina. Laporan Global Sumud Flotilla pada Rabu (1/10) sekitar pukul 15.00 GMT menyebut posisi mereka berada di perairan berjarak kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 Km dari Jalur Gaza.

    Petro, dalam pernyataannya via X, menyebut dua aktivis Kolombia telah ditahan oleh pasukan Israel di perairan internasional. Petro menyebut kedua warga Kolombia itu ditahan saat ‘terlibat dalam kegiatan solidaritas kemanusiaan dengan Palestina’.

    Kantor kepresidenan Kolombia dalam pernyataannya mengidentifikasi dua warga Kolombia yang ditahan Israel itu sebagai Manuela Bedoya dan Luna Barreto. Keduanya merupakan bagian dari misi Global Sumud Flotilla. Otoritas Kolombia menyerukan pembebasan mereka segera.

    Petro merupakan salah satu pengkritik Netanyahu paling vokal. Dia telah memutuskan hubungan antara Kolombia dan Israel tahun lalu.

    Namun, menurut seorang sumber dari Konsulat Israel yang ada di Bogota, empat diplomat Israel masih ditempatkan di negara tersebut. Dalam langkah lainnya, Petro juga mengakhiri perjanjian perdagangan bebas yang berlaku dengan Israel sejak tahun 2020.

    Dia secara terang-terangan menyebut Netanyahu ‘pelaku genosida’, sekaligus mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai ‘kaki tangan untuk genosida’. Petro juga menghadiri demo pro-Palestina di New York hingga berujung visanya dicabut oleh AS.

    13 Kapal Dicegat Israel-30 Lanjut ke Gaza

    Penyelenggara Global Sumud Flotilla mengatakan puluhan kapal yang tergabung dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza masih ‘berlayar dengan teguh’. Mereka tetap menuju ke daerah kantong Palestina tersebut meskipun ada pencegatan oleh pasukan Angkatan Laut Israel.

    “Sebanyak 30 kapal masih berlayar dengan teguh menuju ke Gaza, hanya 46 mil laut (sekitar 85 kilometer) jauhnya, meskipun ada agresi gencar dari angkatan laut pendudukan Israel,” ujar Global Sumud Flotilla dalam pernyataan via media sosial X yang diposting pukul 03.20 waktu setempat atau pukul 00.20 GMT seperti dilansir AFP.

    Juru bicara Global Sumud Flotilla, Saif Abukeshek, mengatakan pasukan Israel telah mencegat sekitar 13 kapal di antaranya. Kapal itu membawa total sebanyak 200 orang yang mayoritas dari Spanyol dan Italia. Dalam video yang diunggah via Instagram, Abukeshek ‘Misi kami terus berlanjut’.

    Israel Klaim Pencegatan Dilakukan Secara Aman

    Israel mengklaim pasukannya ‘secara aman’ mencegat kapal-kapal dari misi Global Sumud Flotilla. Tel Aviv mengatakan para penumpang kapal-kapal yang dicegat itu dipindahkan ke sebuah pelabuhan Israel.

    “Beberapa kapal dari armada tersebut telah dihentikan secara aman dan para penumpangnya sedang dipindahkan ke sebuah pelabuhan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel via media sosial, seperti dilansir AFP.

    Tonton juga video “Detik-detik Kapal Global Sumud Flotilla Dicegat Tentara Israel” di sini:

    Halaman 2 dari 7

    (haf/haf)

  • Detik-Detik IDF Ambil Alih Kapal Bantuan Gaza Global Sumud Flotilla

    Detik-Detik IDF Ambil Alih Kapal Bantuan Gaza Global Sumud Flotilla

    Sementara itu, Spanyol dan Italia, yang sebelumnya mengirim kapal pengawal, sempat mendesak armada agar menghentikan pelayaran sebelum memasuki zona blokade Israel.Sebelumnya, saat singgah di Tunisia, armada bantuan ini juga melaporkan serangan drone terhadap kapal mereka. Salah satu kapal utama, Alma, bahkan dikepung secara agresif oleh kapal perang Israel, sebelum Sirius juga menjadi sasaran manuver intimidasi serupa. (Global Sumud Flotilla/Handout via REUTERS)

  • Video: 223 Aktivis Internasional Ditahan Israel saat Menuju Gaza

    Video: 223 Aktivis Internasional Ditahan Israel saat Menuju Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 223 aktivis internasional yang berada di atas konvoi bantuan menuju Gaza dilaporkan ditahan oleh pasukan Israel. Konfirmasi ini disampaikan penyelenggara Global Sumud Flotilla, melalui media sosial.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Kamis (02/10/2025).