Negara: Israel

  • Militer Israel Ancam Lanjutkan Pertempuran di Gaza Jika Perundingan Gagal

    Militer Israel Ancam Lanjutkan Pertempuran di Gaza Jika Perundingan Gagal

    Jakarta

    Negosiator Israel dan Hamas menggelar perundingan di Mesir dalam upaya untuk mengakhiri perang. Panglima militer Israel memperingatkan jika negosiasi untuk mengamankan pembebasan sandera gagal mencapai tujuannya, militer akan kembali bertempur di Gaza.

    “Tidak ada gencatan senjata (saat ini), tetapi situasi operasional telah berubah, dengan tingkat politik mengubah alat dan pencapaian yang telah Anda peroleh melalui aksi militer menjadi keuntungan politik,” kata Letnan Jenderal Eyal Zamir kepada sekelompok tentara yang ditempatkan di Gaza, dilansir dari kantor berita AFP, Senin (6/10/2025).

    “Jika upaya politik gagal, kami akan kembali bertempur,” tambahnya, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh militer.

    Sebelumnya, seorang pejabat senior Hamas mengatakan pihaknya ingin mencapai kesepakatan mengakhiri perang. Hamas juga berharap dapat melakukan pertukaran tahanan dengan Israel segera, di saat para negosiator berkumpul di Mesir melakukan perundingan.

    Diketahui, para negosiator akan menyelesaikan detail-detail penting selama perundingan dalam upaya untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza, setelah Hamas menyetujui rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    “Hamas sangat ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dan segera memulai proses pertukaran tahanan sesuai dengan kondisi lapangan,” ujar pejabat senior Hamas, dilansir AFP, Minggu (5/10).

    “Pendudukan tidak boleh menghalangi implementasi rencana Presiden Trump. Jika pendudukan memiliki niat tulus untuk mencapai kesepakatan, Hamas siap,” imbuhnya.

    Sementara itu, sumber Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kedua delegasi akan berada di gedung yang sama tetapi jauh dari liputan media.

    “Negosiasi ini bertujuan untuk membahas jadwal persiapan kondisi lapangan untuk pemindahan tawanan yang ditahan di Gaza, sebagai langkah awal untuk memulai proses pertukaran tahanan,” tambahnya.

    (fca/fca)

  • Greta Thunberg Disiksa Otoritas Israel, Diseret-Dipaksa Cium Bendera

    Greta Thunberg Disiksa Otoritas Israel, Diseret-Dipaksa Cium Bendera

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aktivis iklim Greta Thunberg dilaporkan telah dianiaya oleh pasukan Israel selama dalam tahanan. Tuduhan ini muncul setelah pasukan Israel mencegat flotilla bantuan Gaza dan menahan sekitar 450 orang yang berada di dalamnya, termasuk Thunberg.

    Mengutip Al Jazeera, Minggu (5/10/2025), para aktivis yang turut serta dalam “Gaza Sumud Flotilla” telah tiba di negara asal mereka. Mereka pun mulai menyuarakan perlakuan buruk yang mereka alami dan saksikan.

    Mereka menggambarkan perlakuan yang tidak manusiawi setelah kapal mereka dihentikan oleh angkatan laut Israel. Jurnalis Turki, Ersin Celik, yang juga merupakan peserta flotilla, memberikan kesaksian yang mengejutkan kepada media lokal. Ia mengklaim telah menyaksikan langsung pasukan Israel menyiksa Greta Thunberg.

    “Aktivis cilik itu diseret di tanah dan dipaksa untuk mencium bendera Israel,” tuturnya.

    Kesaksian Celik diperkuat oleh pernyataan dari aktivis lainnya. Aktivis dari Amerika, Windfield Beaver, memberikan laporan serupa setibanya mereka di Bandara Istanbul. Ia menuduh bahwa Thunberg didorong dan diarak dengan bendera Israel, sebuah tindakan yang mereka anggap sebagai penghinaan dan propaganda. 

    “Thunberg diperlakukan dengan sangat buruk dan digunakan sebagai alat propaganda, terutama saat Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, memasuki ruangan tempat Thunberg ditahan,” ujarnya.

    Selain pada Thunberg, perlakuan tak mengenakan juga dialami para aktivis lainnya yang ditahan. Aktivis Malaysia, Hazwani Helmi mengatakan bahwa para tahanan tidak diberi makanan, air bersih, dan obat-obatan yang mereka butuhkan. 

    “Itu adalah bencana. Mereka memperlakukan kami seperti binatang,” ujar Helmi. 

    Presenter TV Turki, Ikbal Gurpinar, memberikan gambaran yang lebih mengerikan. Ia bahkan menuding para otoritas Israel memperlakukan mereka seperti anjing.

    “Mereka membiarkan kami kelaparan selama tiga hari,” katanya, seraya menambahkan, “Mereka tidak memberi kami air; kami harus minum dari toilet.”

    Menanggapi tuduhan yang beredar, Kementerian Luar Negeri Israel merilis pernyataan melalui media sosial. Dalam postingan tersebut, mereka menyatakan bahwa “beberapa kapal” dari flotilla telah “dihentikan dengan aman dan penumpangnya sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel.”

    Mereka secara khusus menyebut bahwa aktivis Swedia, Greta Thunberg, “dan teman-temannya dalam keadaan aman dan sehat.” Pemerintah Israel juga membagikan sebuah video yang menunjukkan Thunberg untuk mendukung klaim mereka, namun para aktivis menuduh bahwa video tersebut adalah bagian dari propaganda dan tidak mencerminkan kenyataan yang mereka alami.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Militer Israel Ancam Lanjutkan Pertempuran di Gaza Jika Perundingan Gagal

    Hamas Ingin Kesepakatan Akhiri Perang, Minta Pertukaran Tahanan Segera

    Jakarta

    Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pihaknya ingin mencapai kesepakatan mengakhiri perang. Hamas juga berharap dapat melakukan pertukaran tahanan dengan Israel segera, di saat para negosiator berkumpul di Mesir melakukan perundingan.

    Diketahui, negosiator Israel dan Hamas akan menggelar perudingan tidak langsung di Mesir pada Minggu dan Senin. Para negosiator akan menyelesaikan detail-detail penting selama perundingan dalam upaya untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza, setelah Hamas menyetujui rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Negosiator Hamas berangkat dari Doha dan diperkirakan akan tiba di Kairo pada hari Minggu sebelum menuju Sharm el-Sheikh untuk berpartisipasi dalam negosiasi tersebut. Hal itu disampaikan pejabat senior Hamas dengan syarat anonim, karena ia tidak berwenang untuk berbicara mengenai masalah tersebut.

    “Hamas sangat ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dan segera memulai proses pertukaran tahanan sesuai dengan kondisi lapangan,” ujar pejabat senior Hamas, dilansir AFP, Minggu (5/10/2025).

    “Pendudukan tidak boleh menghalangi implementasi rencana Presiden Trump. Jika pendudukan memiliki niat tulus untuk mencapai kesepakatan, Hamas siap,” imbuhnya.

    “Negosiasi ini bertujuan untuk membahas jadwal persiapan kondisi lapangan untuk pemindahan tawanan yang ditahan di Gaza, sebagai langkah awal untuk memulai proses pertukaran tahanan,” tambahnya.

    “Seiring dengan penghentian aktivitas militer Israel, Hamas dan faksi-faksi perlawanan juga akan menghentikan operasi dan aksi militer mereka,” tambahnya.

    Sumber tersebut menambahkan, perundingan itu diperkirakan juga akan mencakup pembahasan peta yang akan disediakan oleh Israel yang menunjukkan rute dan jadwal penarikan pasukan, yang akan bertepatan dengan proses pertukaran tahanan.

    Selain itu, delegasi Hamas juga akan menyampaikan daftar tahanan Palestina yang harus dibebaskan oleh Israel sebagai imbalan atas tawanan Israel tersebut.

    Menurut rencana Trump, Israel diperkirakan akan membebaskan 250 tahanan Palestina dengan hukuman seumur hidup dan lebih dari 1.700 tahanan dari Jalur Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang Israel, yang memicu perang yang sedang berlangsung.

    (yld/gbr)

  • Video: Trump Umumkan Israel Setuju Penarikan Awal Pasukan dari Gaza

    Video: Trump Umumkan Israel Setuju Penarikan Awal Pasukan dari Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam unggahan di media sosial pada Sabtu (4/10), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui “penarikan awal pasukan” dari Gaza. Trump menyebut bahwa setelah Hamas mengonfirmasi kesepakatan tersebut, gencatan senjata akan segera diberlakukan dan pertukaran tahanan akan dimulai.

    Selengkapnya saksikan di CNBC Indonesia. 

  • Hampir Jadi Wakil Menteri, Ternyata Mata-Mata Israel

    Hampir Jadi Wakil Menteri, Ternyata Mata-Mata Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia — Cara Israel dalam mendulang informasi dari pihak lawan dikenal terstuktur dan sistemasis, misalnya seorang pria yang dikenal sebagai pengusaha Arab ternama ternyata adalah agen intelijen Israel (Mossad). Identitas aslinya terbongkar setelah dia membocorkan rahasia militer Suriah. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati secara terbuka.

    Informasi yang dia serahkan kepada Israel memainkan peran krusial dalam kekalahan negara-negara Arab dalam perang. Sosok di balik penyamaran luar biasa ini adalah Eli Cohen yang punya nama samaran Kamel Amin Thaabet.

    Cohen adalah pria yang tumbuh besar di Mesir. Namun, pada 1954, Cohen pindah ke Israel karena direkrut sebagai agen intelijen Mossad. Dia kemudian ditugaskan menyusup ke Suriah sebagai pengusaha tekstil. Di sinilah, Cohen mulai memperkenalkan diri lewat nama samaran, yakni Kamel.

    Dalam skenario, Kamel merupakan pria yang lahir dan besar di Suriah. Namun, pada 1949 dia pindah ke Argentina bersama keluarga dan memulai bisnis tekstil dari negara Latin tersebut.

    Lewat jaringan bisnis inilah, Kamel diharuskan Mossad berkenalan dengan para petinggi Suriah demi mendapat informasi rahasia. Perlu diketahui, sejak berdiri pada 1948, Israel selalu mendapat kecaman negara-negara Arab, termasuk Suriah.

    Dengan menyusupkan mata-mata, Israel diharapkan bisa selangkah lebih maju dan mengantisipasi langkah agresif ke Suriah. Maka, dimulailah aksi spionase Kamel sebagai pengusaha tekstil kaya raya pada 1960.

    Menyusup ke Suriah

    Dalam buku Our Man in Damascus, Elie Cohn (1971) diketahui, langkah pertama Kamel untuk masuk ke Suriah adalah lewat atase militer Suriah di Argentina, yakni Jenderal Amin al-Hafez.

    Kepada al-Hafez, Kamel mengutarakan keinginannya pulang kampung ke Suriah. Sebagai pengusaha kaya, dia mengaku ingin membantu membangun kampung halamannya. Terlebih situasi di Suriah sangat buruk. Korupsi merajalela.

    Sebagai jenderal yang sangat nasionalis, hati al-Hafez terketuk. Dia kemudian membawa Kamel ke Suriah dan memperkenalkannya kepada kolega-kolega sebagai pengusaha baik hati.

    Pertemanan Kamel yang awalnya hanya satu orang berkembang pesat menjadi beberapa orang. Semuanya adalah orang ternama yang berada di lingkaran kekuasaan dan militer. Lewat jaringan kekuasaan inilah, Kamel berbisnis tekstil dan kemudian melesat sebagai salah satu pengusaha ternama di Suriah.

    Samantha Wilson dalam Israel (2011) menceritakan, elite Suriah dikenal hobi berpesta. Pertukaran informasi seringkali dilakukan di celah kelowongan dansa dan mabuk. Kebiasaan inilah yang lantas dimanfaatkan Kamel.

    Kamel sering mengadakan pesta dan mengundang elite-elite Suriah. Dari sini dia makin dikenal hingga berhasil masuk ke lingkaran kekuasaan. Semua dilakukan tanpa seorang pun tahu Kamel adalah mata-mata Israel.

    Terciduk

    Tahun 1963, kawan baik yang membawa Kamel ke Suriah, yakni Amin al-Hafez, sudah menjadi presiden. Al-Hafez sangat percaya Kamel adalah pengusaha yang akan membantunya membangun Suriah.

    Maka, dia pun sering diajak sang presiden ke lokasi-lokasi strategis dan rahasia. Pada titik inilah, Kamel mengetahui tempat rahasia militer, jumlah tentara dan alutsista, serta rencana militer Suriah terhadap Israel.

    Semua informasi kemudian dikirim lewat kode morse ke Israel di malam hari. Semua ini dilakukannya selama tiga tahun lebih.

    Pada saat bersamaan, kepercayaan Presiden Suriah kepada Kamel makin besar. Dia mendapat tawaran sebagai Wakil Menteri Pertahanan Suriah. Dalam buku Our Man in Damascus, Elie Cohn (1971) disebut, ketika mendapat tawaran ini Kamel ragu dan takut.

    Setelah berkomunikasi dengan Mossad, sang intel mantap menerima tawaran. Namun, belum sempat dilantik, Kamel melakukan kesalahan fatal.

    Pada malam hari di tahun 1965, Kamel ketahuan mengirim kode morse oleh pasukan Suriah. Saat itu, militer Suriah sudah mendapat informasi ihwal seorang mata-mata yang membocorkan rahasia negara.

    Maka, mereka melakukan investigasi dan tak disangka mata-mata tersebut adalah sosok calon Wakil Menteri Pertahanan Suriah, yakni Kamel Amin Thaabet.

    Presiden al-Hafez marah besar. Sebab akibat aksi spionase Eli Cohen alias Kamel, Suriah harus menanggung kekalahan setiap berperang lawan Israel

    Sejak saat itulah, Kamel ditangkap dan disiksa setiap hari tanpa henti. Orang-orang Suriah yang dekat dengan Kamel turut disikat. Mereka dianggap mempermalukan negara.

    Hidupnya pun berakhir pada 18 Mei 1965. Dia dihukum gantung di depan publik. Mayatnya dibuang dan tak pernah kembali ke Israel. Meski sudah wafat, informasi rahasia terlanjur bocor.

    Lagi-lagi akibat aksi Kamel, Israel bisa mengetahui rinci lokasi rahasia militer selama dua tahun ke depan, khususnya Perang Enam Hari pada Juni 1967. Kebocoran informasi inilah yang membuat Israel menang sekalipun dikeroyok negara-negara Arab.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Populer di RI, Aplikasi Ini Ternyata Buatan Mata-Mata Israel

    Populer di RI, Aplikasi Ini Ternyata Buatan Mata-Mata Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia — Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka semakin banyak juga aplikasi ponsel pintar yang dibutuhkan masyarakat.

    Aplikasi yang dihadirkan untuk ponsel pintar pun makin beragam. Aplikasi-aplikasi ini muncul dengan kategori yang sangat luas, mulai dari media sosial, aplikasi pengeditan video berbasis AI, peta digital, hingga game mobil yang sudah menghimpun jutaan download.

    Siapa sangka, beberapa aplikasi populer yang banyak di-download di HP Android dan iPhone ternyata berkaitan dengan unit militer siber Israel yang paling kuat di dunia.

    Sebagian aplikasi didirikan oleh para alumni ‘Unit 8200’, yakni divisi pengintaian dan perang siber di bawah militer Israel. Ada juga yang didirikan oleh Mamram, yakni unit sistem komputasi pusat di bawah Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    Berikut daftar aplikasi-aplikasi populer yang ramai di-download dan terkait dengan militer Israel, menurut tabel yang dihimpun TechTrends:

    Waze (didirikan mantan engineer Unit 8200)
    Moovit (dibangun mantan unit siber Mamram)
    Supersonic (CEO memimpin operasional untuk Angkatan Darat Israel)
    ZipoApps (didirikan mantan agen intelijen Unit 8200)
    Bazaart (diciptakan mantan pejabat intelijen IDF)
    Lightricks (salah satu pendirinya masih bekerja di Unit 8200)
    Playtika (didirikan anak mantan kepala staf IDF)
    Crazy Labs (semua pendiri masih bekerja di IDF)
    CallApp (pendiri pernah bekerja 3 tahun di Unit 8200)
    Gett (diciptakan mantan pejabat Unit 8200)
    Fooducate (didirikan mantan pilot Angkatan Udara Israel)

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Temuan di Mesir Ungkap Bukti Baru Kisah Nabi Musa

    Temuan di Mesir Ungkap Bukti Baru Kisah Nabi Musa

    Jakarta

    Sebuah bengkel kuno yang digali di Mesir kemungkinan besar menawarkan bukti baru untuk kisah Musa yang dituliskan dalam Alkitab.

    Para peneliti menemukan bengkel peleburan tembaga, beberapa bangunan kuno, dan titik pengamatan di situs Wadi al-Nasb di Sinai Selatan. Di dalam bengkel, tim menemukan tungku untuk melebur tembaga, peralatan untuk menyiapkan bahan baku, wadah peleburan tanah liat, bejana tembikar, dan terak tembaga dalam jumlah besar.

    Situs ini terletak di dekat wilayah pertambangan kuno Serabit el-Khadim, yang secara historis dikenal dengan ekstraksi pirus dan tembaga. Para peneliti menekankan pentingnya sejarah bengkel tersebut, dengan menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno memiliki pengetahuan maju tentang pertambangan dan pembuatan logam, yang penting untuk peralatan, senjata, dan kerajinan.

    Lokasinya juga dekat dengan area yang secara tradisional dikaitkan dengan rute Exodus, termasuk Gunung Sinai. Meskipun para arkeolog belum secara langsung menghubungkan reruntuhan itu dengan Musa atau orang Israel, para peneliti ahli Alkitab mencatat bahwa para pekerja Ibrani atau Israel secara historis bekerja dalam operasi penambangan Mesir, dan prasasti proto-Israel telah ditemukan di Serabit el-Khadim.

    Menurut Book of Exodus, Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, mengembara melalui Gurun Sinai selama 40 tahun dan menerima Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai.

    “Ini menambah dimensi baru pada pemahaman kita tentang sejarah aktivitas industri dan pertambangan di Mesir kuno,” kata Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir yang mengumumkan penelitian tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Daily Mail.

    Dua bangunan batu pasir juga digali, satu di pintu masuk barat Wadi al-Nasb dan satu lagi di tempat situs tersebut bertemu dengan lembah gurun Wadi al-Sour. Para peneliti meyakini bangunan-bangunan ini berfungsi sebagai menara pengintai bagi para penjaga dan pekerja tambang, tetapi kemudian diubah menjadi fasilitas produksi tembaga selama periode Kerajaan Baru Mesir (1550-1070 SM).

    Tungku dan sisa-sisa tembaga di lokasi tersebut menunjukkan kemampuan pertambangan canggih orang Mesir kuno. Foto: Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir

    Bangunan ketiga di tepi selatan Wadi al-Sour kemungkinan berfungsi sebagai pusat kendali operasi penambangan dan berisi arang dari pohon lokal dan tanah liat murni untuk membuat penutup perapian.

    Pada 1999, ahli Mesir Kuno asal Amerika, Gregory Mumford, menulis: “Tambang-tambang itu dikerjakan oleh tawanan perang dari Asia barat daya yang kemungkinan besar berbicara dalam bahasa Semit Barat Laut, seperti bahasa Kanaan yang merupakan nenek moyang bahasa Fenisia dan Ibrani.”

    Beberapa sarjana Alkitab juga mengutip bukti prasasti proto-Israel di Serabit el-Khadim, yang menunjukkan keberadaan pekerja Semit. Para peneliti bahkan menemukan prasasti untuk salah satu nama Tuhan dalam Alkitab Ibrani di situs tersebut.

    Menurut Alkitab, orang Israel diperbudak di Mesir, dipaksa membangun kota, dan bekerja dalam kondisi yang keras. Kemudian, Tuhan memilih Musa untuk menghadapi Firaun dan menuntut kebebasan mereka. Setelah bencana menimpa Mesir, Firaun membiarkan bangsa Israel pergi, yang kemudian melarikan diri melalui Laut Merah, yang secara ajaib terbelah.

    Musa dikatakan telah menerima Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai selama tahun pertama perjalanan, akhirnya mencapai Tanah Perjanjian, juga dikenal sebagai Kanaan, sekitar tahun 1406 hingga 1407 SM.

    Beberapa ahli Alkitab telah mencatat bukti adanya pekerja Semit di Serabit el-Khadim, termasuk prasasti proto-Israel dan prasasti salah satu nama Tuhan dalam Alkitab Ibrani. Menurut Alkitab, Musa, seorang Ibrani yang dibesarkan di Mesir, memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan, menghadapi Firaun dan membimbing mereka melewati Gurun Sinai.

    Selama perjalanan mereka, mereka menerima Sepuluh Perintah di Gunung Sinai dan akhirnya mencapai Tanah Perjanjian, juga dikenal sebagai Kanaan, sekitar tahun 1406-1407 SM.

    (rns/agt)

  • Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia, Cek Ponselmu Sekarang!

    Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia, Cek Ponselmu Sekarang!

    YOGYAKARTA – Tahukah Anda bahwa banyak aplikasi buatan Israel yang populer di Indonesia? Aplikasi dari Israel tersebut cukup beragam mulai dari editor foto, peta digital, game, dan masih banyak lagi. Keberadaan aplikasi tersebut menuai sorotan lantaran banyak masyarakat Indonesia yang memilih untuk menghindari produk-produk dari Israel.

    Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia

    Berdasarkan laporan TechTrends, aplikasi buatan Israel beberapa di antaranya dikembangkan oleh alumni Unit 8200, devisi pengintaian dan perang siber yang dipayungi oleh militer Israel. Tak hanya itu saja, ada pula aplikasi yang diciptakan oleh Mamram, unit sistem komputasi pusat yang dibawahi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    Aplikasi buatan Israel telah menciptakan industri dengan nilai miliaran dolar Amerika Serikat. Dari beberapa aplikasi, ada beberapa yang populer diunduh dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. berikut ini daftar aplikasi yang dibuat oleh Israel.

    Waze: Aplikasi navigasi peta jalan. Didirikan oleh mantan engineer Unit 8200Moovit: Aplikasi transportasi umum real-time. Dibangun oleh mantan unit siber MamramSupersonic: Platform iklan mobile. CEO memimpin operasional untuk militer AD IsraelZipoApps: Aplikasi produktivitas Android. Dibentuk oleh mantan agen intelijen Unit 8200Bazaart: Desain grafis kreatif. Dibentuk oleh mantan pejabat intelijen IDFLightricks: Aplikasi editing foto video. Salah satu pendirinya aktif di Unit 8200Playtika: Game sosial kasino. Dibuat oleh anak mantan kepala staf IDFCrazy Labs: Game kasual mobile. Seluruh pendiri aplikasi ini masih aktif dan bekerja di IDFCallApp: Identifikasi panggilan telepon. Si pendiri pernah aktif selama 3 tahun di Unit 8200Gett: Layanan taksi online. Aplikasi ini diciptakan oleh mantan pejabat Unit 8200Fooducate: Nutrisi dan kesehatan. Didirikan oleh mantan pilot AU Israel.

    Dari beberapa aplikasi tersebut, setidaknya ada dua aplikasi yang cukup populer di Indonesia yakni Waze dan Crazy Labs. Bahkan, Waze masuk dalam daftar startup Israel paling populer di dunia.

    Cara Cek Aplikasi Buatan Israel atau Bukan

    Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menghindari aplikasi yang dibuat atau terafiliasi dengan Israel, pengecekan pengembang aplikasi sangat penting untuk dilakukan. Agar tidak terjebak, begini cara cek aplikasii buatan Israel atau bukan.

    Cek Developer di Play Store/App Store

    Pengecekan developer akan membantu mengidentifikasi siapa pembuat aplikasi. Cara mengecek developer aplikasi bisa dilakukan lewat Google Play atau Apple App Store lalu cari bagian Developer Contact. Lihat di bagian email atau alamat kantor. Dari informasi tersebut Anda bisa mendeteksi apakah email atau alamay terafiliasi dengan Israel atau tidak.

    Telusuri Website Resmi

    Biasanya tiap aplikasi memiliki website resmi yang dapat ditelusuri di Google. Anda dapat mengetikan nama aplikasi di kolom pencarian. Setelah menemukan website resminya, cek halaman About, Company, atau Contact. Biasanya page tersebut memuat informasi terkait pengembangnya. Lakukan pengecekan satu per satu untuk mengidentifikasi apakah ada atau tidak kaitannya dengan Israel.

    Itulah informasi terkait aplikasi buatan Israel yang populer di Indonesia. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • 137 Aktivis Global Sumud Flotilla Dideportasi usai Ditahan Israel

    137 Aktivis Global Sumud Flotilla Dideportasi usai Ditahan Israel

    Jakarta

    Israel mendeportase 137 aktivis Italia yang ditahan dari armada bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla. Mereka yang dideportasi adalah warga negara Amerika Serikat, Italia, Inggris, Swiss, Yordania dan beberapa negara lainnya.

    “137 provokator armada Hamas-Sumud dideportasi hari ini ke Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam postingan X, dilansir kantor berita AFP, Minggu (5/10/2025).

    “Israel berusaha untuk mempercepat deportasi semua provokator,” imbuhnya.

    Israel sebelumnya pada Jumat (3/10) telah mendeportasi empat aktivis Italia. Mereka merupakan yang pertama dari ratusan orang yang ditahan dari armada tersebut.

    Armada Global Sumud berlayar bulan lalu, membawa para politisi dan aktivis termasuk juru kampanye Swedia Greta Thunberg menuju Gaza, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa kelaparan telah melanda.

    (wnv/wnv)

  • Hamas Harus Cepat, Atau Semua Batal

    Hamas Harus Cepat, Atau Semua Batal

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Hamas terkait kesepakatan damai Gaza. Dia meminta Hamas bergerak cepat menyetujui kesepakatan damai dengan Israel, atau menghadapi risiko kehancuran lebih lanjut di Gaza.

    “Hamas harus bergerak cepat, atau semua taruhan akan batal. Saya tidak akan mentolerir penundaan, yang menurut banyak orang akan terjadi, atau hasil apa pun yang membuat Gaza kembali menjadi ancaman,” kata Trump dilansir kantor berita AFP, Minggu (5/10/2025).

    “Mari kita selesaikan ini, CEPAT,” imbuhnya.

    Trump juga mengklaim bahwa Israel telah menghentikan sementara pengeboman, meskipun badan pertahanan sipil daerah itu mengatakan Israel melakukan serangan terhadap Kota Gaza.

    “Israel telah menghentikan sementara pengeboman untuk memberikan kesempatan bagi pembebasan sandera dan Kesepakatan Damai untuk diselesaikan,” ujarnya.

    “Dalam konteks ini, gerakan ini menegaskan kesiapannya untuk segera berunding melalui para mediator guna membahas detail perjanjian ini,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di Telegram, seperti dilansir Al Jazeera dan AFP, Sabtu (4/10).

    Mereka juga menyatakan setuju untuk menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan independen yang terdiri dari para teknokrat Palestina, “berdasarkan konsensus nasional Palestina dan dukungan Arab dan Islam”.

    Isu-isu tersebut “akan ditangani melalui kerangka kerja nasional Palestina yang komprehensif, di mana Hamas akan berpartisipasi dan berkontribusi secara bertanggung jawab”.

    Hamas menambahkan bahwa pihaknya siap membebaskan sandera Israel.

    “Gerakan ini mengumumkan persetujuannya untuk pembebasan semua sandera — baik yang masih hidup maupun yang masih tersisa — sesuai dengan formula pertukaran yang tercantum dalam proposal Presiden Trump,” kata Hamas.

    (wnv/wnv)