Negara: Israel

  • Tegas Tolak Kehadiran Atlet Israel, Mardani PKS: Mereka Harus Disanksi dengan Jelas dan Tegas

    Tegas Tolak Kehadiran Atlet Israel, Mardani PKS: Mereka Harus Disanksi dengan Jelas dan Tegas

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus PKS Mardani Ali Sera tegas melakukan penolakan hadirnya segala terkait Israel ke Indonesia.

    Kali ini hal yang disuarakannya persoalan atlet asal Israel yang ramai mendapatkan penolakan untuk berlaga di Kejuaraan Senam Dunia di Indonesia.

    Adapun Kejuaraan Dunia Senam 2025 yang akan berlangsung di Indonesia Arena, Jakarta pada 19-25 Oktober.

    Lewat cuitan di akun media sosil X pribadinya, Mardani Ali Sera tegas melakukan penolakan kehadiran atlet Israel.

    Ia berasalan selama Isral belum memberi perdamaian ke Palestina, maka penolakan dari berbagai hal akan terus digaungkan.

    “Tolak. Selama Israel belum menghadirkan perdamaian di Palestina, keberadaan institusi Israel wajib ditolak,” tulisnya dikutip Kamis (9/10/2025).

    “Sebagai bagian dari tekanan publik agar warga Israel juga menyadari betapa dunia menentang agresi dan sikap arogan Israel,” ungkapnya.

    Lanjut, ia bahkan menyarankan agar adanya pemberian sanksi tegas untuk Israel persoalan hal ini.

    Tindak kejahatan yang dilakukan Israel ke Palestina disebut sudah melewati batas wajar.

    “Mereka harus disanksi dengan jelas dan tegas,” sebutnya.

    “Israel menurut Francesca Albanese, utusan khusus PBB untuk Palestina, melakukan genosida pada warga Palestina selama dua tahun terakhir,” terangnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Rencana Trump Soal Gaza adalah yang Terbaik Saat Ini

    Rencana Trump Soal Gaza adalah yang Terbaik Saat Ini

    Jakarta

    Pemerintah Israel dan kelompok Hamas telah menyetujui tahap pertama rencana damai yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut rencana damai Trump untuk perdamaian di Gaza mungkin bersifat umum, tetapi tetap merupakan usulan terbaik yang “dipertimbangkan” untuk saat ini.

    “Presiden AS Donald Trump mengusulkan 20 poinnya yang mengandung kata ‘kenegaraan’. Namun, semua ini dirancang secara umum,” ujar Lavrov kepada televisi Russia Today dalam sebuah wawancara yang sebagian dipublikasikan di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Kamis (9/10/2025).

    “Dalam konteks ini, yang dipermasalahkan hanyalah apa yang akan tersisa dari Jalur Gaza. Tidak ada referensi ke Tepi Barat. Namun, kami realistis. Kami memahami bahwa ini adalah yang terbaik yang saat ini ‘dipertimbangkan,” ujarnya.

    Rencana tersebut, katanya, adalah “pilihan terbaik dalam hal penerimaan Arab dan ‘tidak adanya penolakan’ oleh Israel, yang akan saya gambarkan sebagai posisi Benjamin Netanyahu.”

    Kremlin telah menyatakan dukungannya terhadap rencana Trump sejak presiden AS itu mempresentasikannya minggu lalu dan berharap rencana tersebut dapat diimplementasikan.

    Rusia telah mengkritik operasi militer Israel di Gaza selama dua tahun terakhir seiring Moskow mempererat hubungan dengan musuh bebuyutan Israel, Iran. Moskow telah lama menyatakan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah.

    Rencana Trump menyerukan badan internasional yang dipimpin oleh Trump, termasuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, untuk berperan dalam pemerintahan pascaperang Gaza. Negara-negara Arab yang mendukung rencana tersebut mengatakan bahwa rencana itu harus mengarah pada kemerdekaan negara Palestina, yang menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak akan pernah terwujud.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Trump Bilang AS Akan Terlibat dalam Menjaga Perdamaian Gaza

    Trump Bilang AS Akan Terlibat dalam Menjaga Perdamaian Gaza

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan berperan dalam membantu membangun kembali Gaza dan menjaganya tetap aman dan damai. Hal ini disampaikannya pada Rabu (8/10) waktu setempat setelah Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama rencana damai yang diusulkannya.

    “Kami akan terlibat dalam membantu mereka menyukseskannya, dan membantu menjaganya tetap damai,” kata Trump kepada Fox News beberapa jam setelah ia mengumumkan kesepakatan damai antara Israel dan Hamas, dilansir kantor berita AFP, Kamis (9/10/2025). Presiden AS itu menambahkan bahwa ia “sangat yakin akan ada perdamaian di Timur Tengah.”

    Kesepakatan mengakhiri perang di Gaza telah tercapai dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel di Mesir. Hamas bersedia melakukan pertukaran tahanan dengan Israel.

    Dilansir AFP, Kamis (9/10/2025), kelompok militan Palestina tersebut mengatakan “telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza, penarikan pendudukan, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan”.

    Hamas juga mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memaksa Israel sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian tersebut dan “tidak membiarkannya mengelak atau menunda-nunda implementasi dari apa yang telah disepakati”.

    Pertukaran sandera dan tahanan Palestina akan dilakukan dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan diimplementasikan. Hamas menyebut warga Israel yang disandera akan ditukar dengan hampir 2.000 tahanan Palestina.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan Israel dan Hamas telah menyepakati proposal perdamaian di Gaza. Kedua pihak telah menandatangani perjanjian perdamaian di Gaza tahap satu.

    “Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap pertama Rencana Perdamaian kami,” kata Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya dilansir AFP, Kamis (9/10).

    Trump mengatakan kesepakatan tahap satu itu menandakan semua sandera akan dibebaskan. Dia juga menyebut pasukan Israel akan ditarik dari Gaza ke wilayah yang telah disepakati.

  • Hamas Mau 20 Sandera Israel Ditukar dengan 2.000 Tahanan Palestina

    Hamas Mau 20 Sandera Israel Ditukar dengan 2.000 Tahanan Palestina

    Gaza

    Hamas siap membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza. Seorang sumber Hamas mengatakan bahwa mereka ingin 2.000 tahanan Palestina juga dibebaskan.

    Dilansir AFP, Kamis (9/10/2025), pertukaran tersebut akan berlangsung dalam waktu 72 jam setelah implementasi perjanjian. Sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan perjanjian diperkirakan akan ditandatangani pada hari Kamis ini.

    Para sandera akan dibebaskan dengan imbalan 250 warga Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan 1.700 lainnya yang ditangkap oleh Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, tambah sumber tersebut.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya akan segera membawa sandera pulang ke Israel, usai kesepakatan tahap pertama dengan Hamas terkait perdamaian di Gaza.

    “Dengan pertolongan Tuhan, kami akan membawa mereka semua pulang,” kata Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya.

    “Besok (hari Kamis-red) saya akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah untuk menyetujui perjanjian tersebut dan memulangkan semua sandera kami,” kata Netanyahu.

    (lir/yld)

  • Netanyahu soal Kesepakatan dengan Hamas: Semua Sandera Akan Dipulangkan

    Netanyahu soal Kesepakatan dengan Hamas: Semua Sandera Akan Dipulangkan

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama proposal perdamaian di Gaza. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya akan segera membawa sandera pulang ke Israel.

    “Dengan pertolongan Tuhan, kami akan membawa mereka semua pulang,” kata Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya.

    Dilansir AFP dan Reuters, Kamis (9/10/2025), Netanyahu mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan pemerintahannya pada hari ini untuk menyetujui perjanjian pembebasan sandera di Gaza.

    “Besok (hari Kamis-red) saya akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah untuk menyetujui perjanjian tersebut dan memulangkan semua sandera kami,” kata Netanyahu.

    Sementara itu, Netanyahu dan Trump telah berbicara melalui sambungan telepon terkait kesepakatan tersebut. Keduanya saling memberi selamat atas “pencapaian bersejarah”. Netanyahu juga mengundang presiden AS untuk berpidato di parlemen Israel.

    Sementara itu, Hamas mengonfirmasi telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang, dengan mengatakan bahwa kesepakatan tersebut mencakup penarikan pasukan Israel dari wilayah kantong tersebut dan pertukaran sandera-tawanan. Kelompok Hamas juga mendesak Trump dan negara-negara penjamin untuk memastikan Israel sepenuhnya menerapkan gencatan senjata.

    (yld/lir)

  • Warga Gaza Rayakan Kesepakatan Damai Hamas-Israel: Allahu Akbar!

    Warga Gaza Rayakan Kesepakatan Damai Hamas-Israel: Allahu Akbar!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Hamas dan Israel telah menyepakati proposal perdamaian di Gaza. Warga Gaza merayakan kesepakatan damai itu.

    Dilansir BBC, Kamis (9/10/2025), berdasarkan video yang beredar di media sosial memperlihatkan warga Palestina di Gaza merayakan berita gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

    Dalam rekaman yang diunggah di Instagram oleh jurnalis Palestina Saeed Mohamed menunjukkan kerumunan besar pria dan wanita menari mengikuti musik. Mereka juga terlihat bersiul, bertepuk tangan, dan meneriakkan “Allahu Akbar” di luar rumah sakit al-Aqsa, di pusat kota Deir al-Balah.

    Video lain oleh jurnalis Mohammed al-Haddad menunjukkan sekelompok kecil pemuda menari di jalan di tempat lain di Gaza.

    Sebelumnya, Donald Trump mengumumkan Israel dan Hamas telah menyepakati proposal perdamaian tahap pertama di Gaza. Kedua pihak telah menandatangani perjanjian perdamaian di Gaza tahap satu.

    “Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap pertama Rencana Perdamaian kami,” kata Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya dilansir AFP, Kamis (9/10).

    Hamas juga mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel di Mesir. Hamas siap melakukan pertukaran tahanan dengan Israel.

    Kelompok militan Palestina tersebut mengatakan “telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza, penarikan pendudukan, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan”.

    Hamas juga mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memaksa Israel sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian tersebut dan “tidak membiarkannya mengelak atau menunda-nunda implementasi dari apa yang telah disepakati”.

    (lir/yld)

  • Kita Telah Mencapai Kesepakatan Akhiri Perang di Gaza

    Kita Telah Mencapai Kesepakatan Akhiri Perang di Gaza

    Jakarta

    Hamas mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel di Mesir. Hamas siap melakukan pertukaran tahanan dengan Israel.

    Dilansir AFP, Kamis (9/10/2025), kelompok militan Palestina tersebut mengatakan “telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza, penarikan pendudukan, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan”.

    Hamas juga mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memaksa Israel sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian tersebut dan “tidak membiarkannya mengelak atau menunda-nunda implementasi dari apa yang telah disepakati”.

    Hamas mengatakan sandera dan tahanan Palestina akan dipertukarkan dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan diimplementasikan. Hamas menyebut warga Israel yang disandera akan ditukar dengan hampir 2.000 tahanan Palestina.

    Sebelumnya, Donald Trump mengumumkan Israel dan Hamas telah menyepakati proposal perdamaian di Gaza. Kedua pihak telah menandatangani perjanjian perdamaian di Gaza tahap satu.

    Trump mengatakan kesepakatan tahap satu itu menandakan semua sandera akan dibebaskan. Dia juga menyebut pasukan Israel akan ditarik dari Gaza ke wilayah yang telah disepakati.

    (lir/lir)

  • Pramono Anung Tolak Atlet Israel Ikut Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta

    Pramono Anung Tolak Atlet Israel Ikut Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta

    Jakarta: Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan pihaknya menolak alias tidak akan mengizinkan atlet asal Israel mengikuti Kejuaraan Dunia Senam 2025 yang akan digelar di Jakarta.

    Indonesia akan menjadi tuan rumah World Artistic Gymnastics Championships 2025 atau Kejuaraan Senam Dunia pada Oktober ini. Menjelang kompetisi olahraga berskala internasional tersebut, pemerintah mendapat tekanan untuk menolak keikutsertaan atlet asal Israel.

    “Tentang atlet Israel kalau ke Jakarta tentunya sebagai Gubernur Jakarta dalam kondisi seperti ini pasti saya tidak mengizinkan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 8 Oktober 2025. 
     

    Ia menambahkan agar panitia penyelenggara, sebagai pihak yang mengundang, dapat berpikir ulang sebelum mengajak atlet Israel. Pramono berpendapat tidak ada manfaat mengundang atlet Israel dalam situasi saat ini. Selain itu, kehadiran kontingen Israel dikhawatirkan dapat memicu kemarahan publik.

    “Organisasi yang mengundang harus berpikir seribu kali dan kalau saya yang paling penting visanya nggak usah dikeluarin aja supaya nggak ke Jakarta, karena nggak ada manfaatnya dalam kondisi seperti ini ada atlet gimnastik itu bertanding di Jakarta, pasti akan menyulut, memantik kemarahan publik dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.

    Pramono juga menyinggung pidato Presiden Prabowo Subianto di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai nasib warga Palestina.

    “Apapun yang terjadi di Gaza memorinya itu melekat di kita semua, apalagi pidato Bapak Presiden Prabowo Subianto di PBB sudah klir, jelas, jadi tidak perlu diterjemahkan lagi,” kata dia.

    Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 dijadwalkan berlangsung pada 19-25 Oktober. Sebanyak 86 negara dan lebih dari 600 atlet akan berpartisipasi dalam ajang bergengsi tersebut.

    Acara ini juga menjadi sejarah baru bagi Indonesia karena menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya sekaligus negara Asia Tenggara pertama yang menyelenggarakan kejuaraan tersebut.

    Jakarta: Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan pihaknya menolak alias tidak akan mengizinkan atlet asal Israel mengikuti Kejuaraan Dunia Senam 2025 yang akan digelar di Jakarta.
     
    Indonesia akan menjadi tuan rumah World Artistic Gymnastics Championships 2025 atau Kejuaraan Senam Dunia pada Oktober ini. Menjelang kompetisi olahraga berskala internasional tersebut, pemerintah mendapat tekanan untuk menolak keikutsertaan atlet asal Israel.
     
    “Tentang atlet Israel kalau ke Jakarta tentunya sebagai Gubernur Jakarta dalam kondisi seperti ini pasti saya tidak mengizinkan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 8 Oktober 2025. 
     

    Ia menambahkan agar panitia penyelenggara, sebagai pihak yang mengundang, dapat berpikir ulang sebelum mengajak atlet Israel. Pramono berpendapat tidak ada manfaat mengundang atlet Israel dalam situasi saat ini. Selain itu, kehadiran kontingen Israel dikhawatirkan dapat memicu kemarahan publik.
     
    “Organisasi yang mengundang harus berpikir seribu kali dan kalau saya yang paling penting visanya nggak usah dikeluarin aja supaya nggak ke Jakarta, karena nggak ada manfaatnya dalam kondisi seperti ini ada atlet gimnastik itu bertanding di Jakarta, pasti akan menyulut, memantik kemarahan publik dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.
     
    Pramono juga menyinggung pidato Presiden Prabowo Subianto di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai nasib warga Palestina.
     
    “Apapun yang terjadi di Gaza memorinya itu melekat di kita semua, apalagi pidato Bapak Presiden Prabowo Subianto di PBB sudah klir, jelas, jadi tidak perlu diterjemahkan lagi,” kata dia.
     
    Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 dijadwalkan berlangsung pada 19-25 Oktober. Sebanyak 86 negara dan lebih dari 600 atlet akan berpartisipasi dalam ajang bergengsi tersebut.
     
    Acara ini juga menjadi sejarah baru bagi Indonesia karena menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya sekaligus negara Asia Tenggara pertama yang menyelenggarakan kejuaraan tersebut.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • PDIP Tolak Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta: Sikap Kami Konstitusional

    PDIP Tolak Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta: Sikap Kami Konstitusional

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan konsisten menolak Tim Senam Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik akhir Oktober 2025.

    Jubir PDIP, Guntur Romli menyatakan sikap ini sama dengan penolakan PDI Perjuangan terhadap Timnas U20 Israel tahun 2023 pada waktu yang lalu.

    “Sikap kami adalah pilihan konstitusional bahwa bangsa Indonesia tidak boleh memiliki kerjasama dengan pihak-pihak penjajah. Selama Israel masih menjajah tanah Palestina,” kata Guntur Romli, Rabu, (8/10/2025).

    Sesuai amanat pembukaan UUD 45 “…kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

    PDIP juga punya landasan historis saat Bung Karno yang merupakan Presiden pertama Indonesia, dikenal dengan sikap tegasnya dalam menolak keberadaan dan hubungan dengan Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

    Sikap ini bukan hanya retorika, melainkan diwujudkan melalui keputusan konkret di bidang olahraga dan diplomasi, yang mencerminkan komitmen anti-imperialisme dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

    Salah satu momen awal terjadi pada 1958, saat Indonesia lolos ke babak penyisihan Piala Dunia FIFA.

    Bung Karno memerintahkan Timnas Indonesia untuk menolak bertanding melawan Israel di kualifikasi tersebut, demi mendukung Palestina yang saat itu sedang menghadapi pendudukan.

    Keputusan ini menjadi simbol perlawanan terhadap apa yang dianggap sebagai penjajahan Israel atas tanah Palestina.

  • Harapan Perdamaian Gaza, Ternyata Ini yang Diminta Hamas ke Israel

    Harapan Perdamaian Gaza, Ternyata Ini yang Diminta Hamas ke Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pembicaraan tidak langsung mengenai kesepakatan damai antara Israel dan Hamas di Mesir kembali menemui titik krusial. Kelompok militan Palestina, Hamas, menuntut jaminan tegas bahwa Israel akan mengakhiri perang di Gaza secara total dan menarik seluruh pasukannya dari wilayah tersebut sebagai syarat utama untuk mencapai kesepakatan.

    Tuntutan ini muncul di tengah kelanjutan serangan militer Israel di Jalur Gaza, bahkan saat perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Qatar, mencapai hari kedua di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Selasa (7/10/2025).

    Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok itu berencana melepaskan tawanan secara bertahap. Namun, pembebasan tawanan terakhir harus berbarengan dengan penarikan final militer Israel dari Gaza. Juru runding utama Hamas, Khalil al-Hayya, mengungkapkan ketidakpercayaan kelompoknya terhadap Israel.

    “Kami tidak mempercayai pendudukan [Israel], bahkan sedetik pun,” kata Al-Hayya, menegaskan bahwa Hamas menginginkan “jaminan nyata” bahwa perang akan berakhir dan tidak akan dimulai kembali, menuduh Israel telah melanggar dua gencatan senjata sebelumnya.

    Syarat ini merespons rancangan rencana 20 poin yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang salah satu permintaannya adalah perlucutan senjata faksi Palestina. Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya secara tegas menolak untuk menyerahkan senjata mereka.

    Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis pernyataan yang menandai dua tahun sejak dimulainya konflik, menyebut periode tersebut sebagai “perang demi keberadaan dan masa depan kita.”

    Tanpa merujuk langsung pada perundingan gencatan senjata, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan “terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang: pemulangan semua sandera, penghapusan kekuasaan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menimbulkan ancaman bagi Israel.”

    Meski pembicaraan damai terus berjalan, serangan Israel di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Dikutip dari kantor berita Palestina Wafa, pada hari Selasa, drone dan jet tempur Israel menyerang wilayah Sabra dan Tal al-Hawa di Kota Gaza, serta kamp Shati di dekatnya. Sedikitnya 10 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan pada hari itu.

    Menurut pemantau konflik yang berbasis di AS, ACLED, Gaza telah mengalami lebih dari 11.110 serangan udara dan drone, serta sedikitnya 6.250 serangan artileri dan penembakan selama dua tahun perang. Jumlah korban tewas warga Gaza telah mencapai lebih dari 66.600 jiwa.

    Sementara itu, meskipun masih terdapat tanda-tanda perbedaan pendapat, perundingan tersebut tampaknya menjadi tanda kemajuan paling menjanjikan dalam upaya mengakhiri perang, dengan Israel dan Hamas sama-sama mendukung banyak bagian dari rencana Trump.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengatakan para mediator, Qatar, Mesir, dan Turki, tetap fleksibel dan mengembangkan gagasan seiring berjalannya perundingan gencatan senjata.

    “Kami tidak berpegang pada prasangka dalam negosiasi. Kami mengembangkan formulasi ini selama perundingan itu sendiri, yang sedang berlangsung saat ini,” ujarnya.

    Al Ansari mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, akan bergabung dengan mediator lain, termasuk Steve Witkoff dan Jared Kushner dari AS, pada hari Rabu di Mesir.

    “Partisipasi perdana menteri Qatar tersebut menegaskan tekad para mediator untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang,” tambah Al Ansari.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]