Negara: Israel

  • Kisah Omar Yaghi, Peraih Nobel Kimia yang Dapat Selamatkan Miliaran Nyawa Manusia

    Kisah Omar Yaghi, Peraih Nobel Kimia yang Dapat Selamatkan Miliaran Nyawa Manusia

    Bisnis.com, JAKARTA — Ilmuwan berdarah Palestina, Omar M. Yoghi, menarik perhatian dunia berkat temuannya yang dapat menyaring air langsung dari udara. Atas temuan tersebut, Omar menjadi pemenang Hadiah Nobel Kimia 2025, karena dengan solusi tersebut Omar dapat membantu mengatasi krisis air di dunia dan menyelamatkan miliaran hidup manusia.

    Menurut World Meteorological Organization (WMO) dan PBB, satu dari tiga sungai besar dunia tahun 2024 berada pada kondisi tidak stabil, menandai enam tahun berturut-turut ketidakseimbangan pasokan air global. Hal ini membuat masyarakat makin sulit untuk mendapat air bersih.

    Krisis air juga dilaporkan menyebabkan kerugian ekonomi global hingga US$550 miliar dan 95% kerusakan infrastruktur dunia disebabkan oleh bencana terkait air seperti banjir dan kekeringan

    Tidak hanya itu lebih dari 2,2 miliar orang atau sekitar 1 dari 4 penduduk dunia tidak memiliki akses ke air minum aman.

    Berangkat dari hal tersebut, Omar menemukan sebuah terobosan inovatif.

    Omar merancang material kristalin baru berbasis senyawa logam dan organik. Inovasi tersebut mampu menyimpan energi, menangkap karbon, dan bahkan mengumpulkan air dari udara.

    Omar membuat proyek Atoco Mission yang mengembangkan sistem dengan kemampuan memanen air bersih langsung dari atmosfer, bahkan di daerah paling kering di dunia.

    Proyek Atoco Mission lahir dari pengalaman Yaghi kecil yang tumbuh dalam lingkungan krisis air, sehingga memotivasinya mengembangkan solusi untuk krisis air global.

    Atoco Mission dinilai sebagai salah satu inovasi global yang sangat potensial dalam menghadapi tantangan kekurangan air bersih di masa depan.

    Sistem Atoco Mission telah diuji dan terbukti dapat berfungsi di daerah gurun dengan kelembapan sangat rendah, menjadikannya salah satu terobosan terpenting di bidang air dan lingkungan abad ini.

    Teknologi dari Atoco Mission tidak hanya dipuji secara akademis, tapi juga dipertimbangkan untuk diadopsi secara luas sebagai solusi global, terutama karena kemampuannya menghasilkan air bersih tanpa infrastruktur air konvensional dan tanpa ketergantungan pada sumber air permukaan.

    Lelaki yang lahir di Amman, Yordania pada tahun 1965, berupaya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di muka bumi.

    Latar Belakang Omar

    Omar lahir dalam keluarga pengungsi Palestina yang pindah pasca perang Arab-Israel. Masa kecilnya penuh tantangan. Dia hidup bersama sembilan saudara dalam satu ruangan sempit tanpa listrik dan harus bangun subuh hanya untuk mendapatkan air yang sangat terbatas.

    Sejak kecil, Omar sudah tertarik pada kimia dan mulai serius belajar sejak usia 10 tahun. Didukung keluarganya, pada usia 15 tahun Dia berangkat ke Amerika Serikat dengan kemampuan bahasa Inggris yang minim demi menempuh pendidikan yang lebih baik.

    Pengorbanan Omar berbuah manis. Omar sempat menjadi Postdoctoral Fellow di Harvard University dan asisten profesor di Arizona State University. Dia kemudian berkarier di University of Michigan, UCLA, hingga akhirnya menjadi profesor dan peneliti utama di University of California, Berkeley.

    Dia juga mendirikan Berkeley Global Science Institute dan menjadi anggota berbagai akademi sains prestisius di dunia.

  • Trump Bilang Tak Ada yang Dipaksa Tinggalkan Gaza Usai Gencatan Senjata

    Trump Bilang Tak Ada yang Dipaksa Tinggalkan Gaza Usai Gencatan Senjata

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak seorang pun akan dipaksa untuk meninggalkan Jalur Gaza di bawah rencana gencatan senjata yang diusulkannya, yang telah disepakati oleh Israel dan kelompok Hamas.

    Trump, seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Jumat (10/10/2025), mengatakan dirinya akan terbang ke Timur Tengah pada akhir pekan. Disebutkan juga oleh Trump bahwa para sandera yang tersisa di Jalur Gaza akan dibebaskan pada Senin (13/10) atau Selasa (14/10) pekan depan.

    “Tidak seorang pun akan dipaksa pergi. Justru kebalikannya… Tidak, kami sama sekali tidak ingin melakukan hal itu,” tegas Trump ketika ditanya oleh wartawan soal apakah warga Palestina akan dipaksa meninggalkan Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata itu.

    Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Kamis (9/10), Trump mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata Gaza “sudah dimatangkan dan telah selesai disusun”. Dia juga mengungkapkan rencananya melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada akhir pekan.

    “Saya pikir ini akan luar biasa. Saya pikir para sandera akan kembali pada Senin (13/10) atau Selasa (14/10). Saya mungkin akan berada di sana. Saya berharap untuk berada di sana. Dan kami berencana untuk berangkat pada Minggu (12/10), dan saya menantikannya,” ucapnya.

    Saat memimpin rapat kabinet di Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, Trump mengatakan dirinya akan berusaha terbang ke Mesir untuk menghadiri seremoni penandatanganan kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera.

    “Saya akan berusaha melakukan perjalanan ke sana. Kita akan mencoba untuk sampai ke sana, dan kita sedang mengupayakan waktunya, waktu yang tepat,” katanya. Gedung Putih dilaporkan berupaya keras menyelesaikan detail perjalanan yang diatur secara tergesa-gesa ini.

    Trump mengumumkan pada Rabu (8/10) bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencana gencatan senjata Gaza yang diusulkannya.

    Pada 29 September lalu, Trump mengungkapkan rencana perdamaian Gaza berisi 20 poin yang mencakup pembebasan semua sandera Israel, dengan imbalan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina, gencatan senjata permanen, dan penarikan pasukan Israel secara permanen dari seluruh Jalur Gaza.

    Tahap kedua dari rencana perdamaian tersebut menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza tanpa keterlibatan Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri atas warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, serta perlucutan senjata Hamas.

    Rencana perdamaian itu juga menetapkan pendanaan dari negara-negara Arab dan Muslim untuk pemerintahan baru dan rekonstruksi Jalur Gaza, dengan partisipasi terbatas dari Otoritas Palestina.

    Negara-negara Arab dan Muslim menyambut baik rencana tersebut, namun beberapa pejabat mengatakan banyak detail perlu didiskusikan dan dinegosiasikan agar dapat diimplementasikan sepenuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Menko Yusril Tegaskan Tidak Akan Berikan Visa Bagi Atlet Senam Israel

    Menko Yusril Tegaskan Tidak Akan Berikan Visa Bagi Atlet Senam Israel

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra menyatakan tidak akan memberikan visa ke atlet Israel.

    Respons Yusril ini berkaitan dengan keterlibatan atlet Israel yang berniat untuk menghadiri kejuaraan senam artistik di Jakarta pada 19-25 Oktober 2025.

    “Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel yang berniat untuk hadir di Jakarta mengikuti kejuaraan senam artistik dunia yang diselenggarakan 19-25 Oktober yang akan datang,” ujar Yusril dalam keterangan video, Jumat (10/10/2025).

    Yusril mengemukakan bahwa sikap pemerintah ini sudah sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mengecam keras perilaku kekejaman Israel di tanah Palestina.

    Oleh sebab itu, pemerintah RI menyatakan dengan tegas tidak akan berhubungan dengan Israel sampai dengan Palestina bisa benar-benar merdeka.

    “Pemerintah Indonesia tegas bahwa tidak akan melakukan kontak apapun dengan pihak Israel sampai dengan Israel mengakui keberadaan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” imbuhnya.

    Pemerintah menegaskan tidak akan memberikan visa kepada atlet senam Israel yang direncanakan bertanding dalam kejuaraan dunia di Jakarta.

    Yusril Ihza Mahendra mengatakan sikap Pemerintah Indonesia sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam hal ini, Yusril menyoroti pidato Presiden di Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyatakan Indonesia tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Israel mengakui kemerdekaan Palestina.

    “Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel yang berniat untuk hadir di Jakarta mengikuti kejuaraan senam artistik dunia yang akan diselenggarakan pada tanggal 19–25 Oktober yang akan datang,” kata Yusril dilansir dari Antara, Kamis (9/10/2025).

    Selain itu, sikap pemerintah sejalan dengan harapan masyarakat. Pemerintah, tutur Yusril, menyimak adanya penolakan keras dari berbagai organisasi masyarakat keagamaan, pemerintah daerah, hingga partai politik terkait rencana kedatangan atlet Israel ke Jakarta.

    “Kami ingin menjelaskan bahwa pemerintah tegas dan konsisten sikapnya terhadap Israel dan tidak akan memberikan visa kepada enam atlet Israel yang, menurut berita-berita media Israel, akan hadir dalam kompetisi kejuaraan senam artistik dunia di Jakarta,” ucapnya.

  • Hamas Setuju Setop Gunakan Senjata, Tapi Tolak Menyerahkannya

    Hamas Setuju Setop Gunakan Senjata, Tapi Tolak Menyerahkannya

    Kairo

    Kelompok Hamas telah setuju untuk membekukan penggunaan senjatanya, tetapi tidak menyerahkannya, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza terbaru yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS).

    Hal tersebut, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (10/10/2025), diungkapkan oleh Kepala Layanan Informasi Negara Mesir, Diaa Rashwan, dalam pernyataannya. Mesir, bersama Qatar, juga menjadi mediator dalam perundingan yang berlangsung antara Hamas dan Israel.

    Rashwan, saat berbicara kepada Al Arabiya pada Rabu (8/10) malam, menjelaskan bahwa pembekuan penggunaan senjata itu merupakan bagian dari proposal gencatan senjata yang sebelumnya diajukan oleh Hamas kepada Israel, yang akan berlangsung antara 5 tahun hingga 10 tahun.

    Dia mengklarifikasi bahwa persenjataan Hamas tidak akan diserahkan kepada Israel atau entitas non-Arab mana pun.

    Perjanjian tersebut tidak secara spesifik menyebut soal siapa atau pihak mana yang akan mengawasi hal tersebut, namun merujuk pada sebuah komite independen yang dapat beranggotakan Mesir, Mesir-Arab, atau Mesir-Arab-Palestina.

    Rashwan menambahkan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memiliki tujuan untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas selama perang berkecamuk di Jalur Gaza dalam dua tahun terakhir ini, namun gagal melakukannya.

    Dia mengatakan bahwa Netanyahu sekarang mencari “panggung teatrikal” untuk menunjukkan perlucutan senjata Hamas melalui perjanjian yang sedang berlangsung setelah dua tahun perang berkecamuk.

    Pernyataan Rashwan tersebut disampaikan setelah salah satu pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan pada Kamis (9/10), seperti dilansir Reuters, bahwa tidak ada warga Palestina yang menerima perlucutan senjata. Hamdan menegaskan bahwa warga Palestina membutuhkan senjata dan perlawanan.

    Di tengah sambutan internasional yang luas terhadap perjanjian tersebut, yang menandai fase pertama dari rencana gencatan senjata Gaza dan pertukaran sandera-tahanan antara Israel dan Hamas, kesepakatan yang dicetuskan Presiden Donald Trump itu resmi mulai berlaku pada Kamis (9/10) waktu setempat.

    Menurut rencana perdamaian Gaza berisi 20 poin itu, akan ada proses demiliterisasi Gaza di bawah pengawasan pemantau independen, yang akan mencakup penembakan senjata secara permanen hingga tidak dapat digunakan lagi melalui proses decommissioning (proses penghentian secara permanen), dan didukung oleh program pembelian kembali dan reintegrasi yang didanai internasional, yang semuanya telah diverifikasi oleh para pemantau independen.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rupiah Melemah Lagi Hari Ini Usai Ditutup Perkasa Kemarin, Simak Prediksinya – Page 3

    Rupiah Melemah Lagi Hari Ini Usai Ditutup Perkasa Kemarin, Simak Prediksinya – Page 3

    Lebih lanjut, Pada risalah pertemuan FOMC bulan September yang dirilis tadi malam, Federal Reserve AS (Fed) hampir dengan suara bulat memutuskan menurunkan suku bunga acuannya, pertama kalinya sejak akhir 2024, dan mengisyaratkan bahwa kemungkinan akan ada dua penurunan suku bunga lagi sampai akhir tahun ini.

    Pasar memperkirakan peluang hampir 100% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada bulan Oktober, menurut CME Fedwatch. Fokus hari Kamis tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang rencana bank sentral terkait suku bunga.

    Selain itu faktor lainnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama rencana perdamaian Gaza yang dimediasinya, termasuk penghentian sementara pertempuran, pembebasan sandera, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap. 

    “Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah pada hari Kamis untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata yang dimaksudkan untuk mengamankan pemulangan semua sandera,” ujarnya.

  • Mardani PKS: Keberadaan Israel Wajib Ditolak hingga Ada Perdamaian di Palestina – Page 3

    Mardani PKS: Keberadaan Israel Wajib Ditolak hingga Ada Perdamaian di Palestina – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Politikus PKS Mardani Ali Sera mengatakan, langkah pemerintah tidak memberi visa pada atlet Israel sangat tepat. Ia menyebut keberadaan Israel memang wajib ditolak.

    Diketahui, pemerintah Indonesia disebut tidak akan memberikan visa kepada atlet senam Israel yang direncanakan bertanding dalam kejuaraan dunia di Jakarta.

    “Selama Israel belum menghadirkan perdamaian di Palestina, keberadaan institusi Israel wajib ditolak. Sebagai bagian tekanan publik agar warga Israel juga menyadari betapa dunia menentang agresi dan sikap arogan Israel,” kata Mardani saat dihubungi, Jumat (10/10/2025).

    Tak hanya pada atlet senam, dia juga berharap federasi tertinggi sepak bola dunia, FIFA juga memberikan sanksi pada Israel, seperti pada Rusia.

    “Sama seperti FIFA memberi sanksi pada Rusia karena serangannya ke Ukraina,” ungkap Mardani.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet senam Israel yang direncanakan bertanding dalam kejuaraan dunia di Jakarta.

    “Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel yang berniat untuk hadir di Jakarta mengikuti kejuaraan senam artistik dunia yang akan diselenggarakan pada tanggal 19–25 Oktober yang akan datang,” kata Yusril, Kamis (9/10) seperti dilansir Antara.

  • Gencatan Senjata Israel-Hamas, Poin Apa Saja yang Disepakati?

    Gencatan Senjata Israel-Hamas, Poin Apa Saja yang Disepakati?

    Jakarta

    Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas, yang diumumkan setelah negosiasi intensif di Mesir pada Kamis (09/10) menjadi terobosan yang dapat mendekatkan kedua pihak pada perdamaian.

    Hanya saja, kendati tengah diliputi momentum positif, tidak ada jaminan bahwa perang yang telah berlangsung dua tahun di Gaza itu akan benar-benar berakhir.

    Faktor utama yang mendorong pengakhiran perang kali ini adalah keterlibatan langsung Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menekan tidak hanya Hamas, tapi juga Israel.

    Di sisi lain, tekanan ini menjadi kemenangan diplomatik yang luar biasa bagi Trump, sosok yang ingin dikenal sebagai tokoh yang mampu mengakhiri perang serta mendapatkan penghargaan atas upaya tersebut.

    Israel melancarkan peperangan ke Gaza sebagai respons serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan menyandera 251 orang.

    Serangan balasan Israel menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk lebih dari 18.000 anak-anak.

    PBB dan lembaga internasional menilai perhitungan korban oleh Kementerian Kesehatan Hamas itu sebagai jumlah yang kredibel.

    Anadolu via Getty ImagesDampak dari perang berkepanjangan di Gaza sangat menghancurkan, dengan rumah-rumah luluh lantak dan keluarga tercerai berai.

    Kesepakatan yang diumumkan hari ini merupakan fase pertama dari rencana perdamaian yang dipaparkan Trump di Gedung Putih pekan lalu bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya dituduh menghambat beragam upaya gencatan senjata.

    Trump yang dilaporkan sempat frustrasi dan kesal terhadap Netanyahu, kali ini dinilai menggunakan pengaruh besar Amerika Serikat untuk menekan Israel agar mau terlibat dalam proses perdamaian.

    Situasi tak jauh berbeda dialami Hamas yang juga dilaporkan berada dalam tekanan tak kalah berat.

    Trump dilaporkan mengancam akan melakukan “penghancuran total”, sementara negara-negara Arab dan Muslim, seperti Mesir, Qatar, dan Turki, mendukung rencana tersebut dan terlibat aktif dalam negosiasi.

    Apa saja yang sudah disepakati?

    Sampai saat ini, rincian kesepakatan belum sepenuhnya dipublikasikan.

    Namun, garis besar yang disepakati adalah perihal pembebasan seluruh sandera yang tersisasebanyak 20 orang yang diyakini masih hidup akan dibebaskan paling cepat pada Minggu (12/10), sementara 28 orang meninggal akan dipulangkan secara bertahap.

    Sebagai gantinya, ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel. Pasukan Israel juga akan ditarik dari sebagian wilayah Gaza dan bantuan kemanusiaan akan ditingkatkan.

    Dorongan menuju kesepakatan ini menguat setelah Israel gagal membunuh pejabat tinggi Hamas bulan lalu di Doha.

    Tindakan itu memicu kemarahan di kawasan, bahkan dari negara-negara sekutu penting AS. Trump pun dinilai mengambil kesempatan dari situasi tersebut.

    Trump secara terbuka sempat pula menyatakan keinginannya untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian yang akan diumumkan Jumat (10/10) ini.

    Batas waktu yang kemudian diyakini ikut mempengaruhi kelancaran negosiasi kedua pihak.

    Di media sosial, Trump dengan gaya khasnya menyebut kesepakatan ini sebagai “peristiwa bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya” serta “langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, abadi, dan kekal.”

    Dengan rangkaian pembicaraan yang sudah terjadi, kesepakatan ini sejatinya masih belum menjamin perdamaian total.

    Sampai saat ini, beberapa hal masih perlu disepakati, seperti tuntutan Israel agar Hamas melucuti senjata, sejauh mana penarikan pasukan Israel dilakukan, dan siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang berakhir.

    Bagaimana komentar Trump, Netanyahu, dan Hamas?

    Tiga hari usai negosiasi tidak langsung di Mesir, Israel dan Hamas “menandatangani fase pertama dari rencana perdamaian kami,” tulis Presiden Trump di media sosialnya.

    “Artinya, semua sandera akan segera dibebaskan dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, abadi, dan kekal,” tambahnya.

    “Semua pihak akan diperlakukan dengan adil!”

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutnya “hari besar bagi Israel” dan mengatakan pemerintahannya akan bertemu pada Kamis ini untuk menyetujui perjanjian tersebut dan “membawa pulang seluruh sandera tercinta kami.”

    Israel menyatakan masih ada 48 orang warganya yang disandera di Gazasekitar 20 orang diyakini masih hidup.

    Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan kesepakatan ini akan “mengakhiri perang di Gaza”, menjamin “penarikan penuh” pasukan Israel, membuka akses bantuan kemanusiaan, serta mencakup pertukaran sandera dengan tahanan Palestina di penjara Israel.

    Dalam pembicaraan damai ini, negosiator kedua pihak tidak berbicara langsung, melainkan dimediasi oleh utusan Trump di Timur Tengah, Steve Witkoff, menantunya Jared Kushner, serta pejabat senior dari Mesir, Qatar, dan Turki.

    Poin apa saja yang belum jelas?

    Sejauh ini, kesepakatan baru mencakup sebagian dari 20 poin rencana perdamaian yang diumumkan Trump pekan lalu.

    Sejumlah isu besar masih belum terselesaikan, terutama soal pelucutan senjata Hamas. Hamas menolak recana tersebut sebelum ada kepastian terbentuknya negara Palestina yang merdeka.

    Begitu pula soal pemerintahan Gaza. Trump menyebut Hamas tidak akan memiliki peran di Gaza dan wilayah itu akan dikelola sementara oleh “komite teknokrat Palestina yang apolitis”, sebelum nantinya diserahkan kepada Otoritas Palestina.

    Sampai saat ini, Netanyahu terlihat menolak gagasan melibatkan Otoritas Palestina tersebut.

    Faksi sayap kanan ultranasionalis dalam koalisi Netanyahu, yang menginginkan permukiman Yahudi dibangun kembali di Gaza, juga diperkirakan akan menentang poin kesepakatan ini.

    Sementara Hamas, tetap bersikeras agar mereka tetap berperan dalam pemerintahan Gaza di masa depan.

    Keluarga sandera Israel menyambut kabar ini dengan haru.

    Eli Sharabi, yang kehilangan istri dan anak-anaknya serta masih menunggu jenazah saudaranya Yossi yang ditahan Hamas, menulis: “Sukacita besar, tak sabar menunggu semuanya pulang.”

    Ibu dari sandera Nimrod Cohen menulis: “Anakku, kau akan segera pulang.”

    Sementara di Gaza, warga merayakan pengumuman tersebut di tengah malam.

    “Alhamdulillah atas gencatan senjata, atas berakhirnya pertumpahan darah dan pembunuhan,” kata Abdul Majeed Abd Rabbo dari Khan Younis kepada Reuters.

    “Saya bukan satu-satunya yang bahagia. Seluruh Gaza, seluruh dunia Arab, bahkan dunia, ikut bahagia atas berakhirnya pertumpahan darah ini.”

    Para pemimpin dunia menyerukan agar semua pihak mematuhi kesepakatan ini.

    Sekretaris Jenderal PBB Antnio Guterres mengatakan, “Penderitaan ini harus berakhir,” seraya menegaskan dukungan penuh PBB untuk implementasi kesepakatan, peningkatan bantuan kemanusiaan, dan upaya rekonstruksi Gaza.

    Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer menyebut kesepakatan ini “momen kelegaan yang mendalam” bagi para sandera, keluarga mereka, serta warga Gaza yang telah menanggung penderitaan luar biasa selama dua tahun terakhir.

    Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebutnya sebagai “langkah yang sangat dibutuhkan menuju perdamaian” dan mendesak semua pihak untuk menghormati isi kesepakatan.

    Para anggota parlemen AS menyambut dengan nada hati-hati. Senator Demokrat Chris Coons menulis di media sosial X, “Ini langkah awal, dan semua pihak harus memastikan ini mengarah pada akhir perang yang abadi.”

    Sementara Senator Republik James Risch yang juga Ketua Komite Hubungan Luar Negeri, menyebutnya “kesepakatan yang patut disambut” dan menambahkan bahwa ia menantikan rincian lengkapnya.

    (ita/ita)

  • Menteri Israel Ancam Gulingkan Netanyahu Jika Hamas Tak Dibubarkan

    Menteri Israel Ancam Gulingkan Netanyahu Jika Hamas Tak Dibubarkan

    Tel Aviv

    Menteri garis keras Israel, Itamar Ben Gvir, mengancam akan menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu jika kelompok Hamas tidak dibubarkan.

    Ancaman tersebut dilontarkan setelah jajaran menteri dalam pemerintahan Israel menyetujui rencana gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza, yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan ditandatangani dengan Hamas.

    Juru bicara pemerintah Israel sebelumnya mengatakan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku dalam waktu 24 jam setelah rapat pemerintah digelar. Setelah periode 24 jam tersebut, para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza akan dibebaskan oleh Hamas dalam waktu 72 jam ke depan.

    Rapat pemerintah Israel itu digelar menyusul rapat kabinet keamanan Israel yang baru saja selesai digelar.

    Ben Gvir yang menjabat Menteri Keamanan Nasional Israel, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/10/2025), memperingatkan bahwa partainya, Jewish Power, akan berupaya menggulingkan pemerintahan Netanyahu kecuali Hamas akhirnya dibubarkan.

    “Jika pemerintahan Hamas tidak dibubarkan, atau jika mereka hanya mengatakan bahwa mereka telah dibubarkan, padahal kenyataannya mereka masih ada dengan kedok yang berbeda — Jewish Power akan membubarkan pemerintahan tersebut,” tegas Ben Gvir dalam pernyataan yang dirilis menjelang rapat kabinet keamanan Israel yang membahas persetujuan gencatan senjata Gaza.

    Pemerintah Israel secara resmi meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat (10/10) waktu setempat, yang membuka jalan bagi penghentian pertempuran di Jalur Gaza.

    Ratifikasi tersebut diberikan dalam rapat kabinet Israel pada Jumat (10/10) pagi, sekitar 24 jam setelah mediator mengumumkan adanya kesepakatan antara Tel Aviv dan Hamas.

    Kesepakatan itu mengatur soal pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza, dengan imbalan pembebasan para tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel, dan dimulai penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza di bawah rencana perdamaian yang dicetuskan Presiden AS Donald Trump.

    “Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera — baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal,” demikian pernyataan yang dirilis akun Netanyahu via media sosial X.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Kirim 200 Tentara ke Israel untuk Awasi Kesepakatan Damai

    AS Kirim 200 Tentara ke Israel untuk Awasi Kesepakatan Damai

    Anda sedang menyimak laporan Dunia Hari Ini edisi Jumat, 10 Oktober 2025.

    Kami membukanya dengan perkembangan terakhir terkait kesepakatan perdamaian di Gaza

    Pembebasan sandera dilakukan segera

    Kabinet Israel sudah menyetujui kerangka kerja pembebasan para sandera, menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Sementara para pemimpin Hamas menyetujui kesepakatan tersebut dalam negosiasi di Mesir, dengan mengatakan Amerika Serikat telah berjanji akan mengakhiri perang.

    Pemerintah Israel mengatakan para sandera akan dibebaskan pada hari Senin, dengan tahanan Palestina dipulangkan ke Gaza dan Tepi Barat sebagai bagian dari kesepakatan.

    Amerika Serikat juga mengirimkan satuan tugas, terdiri dari 200 tentara, termasuk dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab, untuk mengawasi tahap awal rencana gencatan senjata.

    Pemerintah Israel mengatakan gencatan senjata akan berlaku 24 jam setelah persetujuan kabinet, di mana militer Israel akan menarik sebagian pasukan di Gaza.

    Tidak ada visa bagi belasan atlet Israel

    Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada semua atlet Israel yang akan berlaga di Artistic Gymnastics World Championship 2025.

    Ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, yang mengatakan sikap ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Setidaknya 12 atlet Israel hendak mengikuti kompetisi tersebut, menurut Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman kepada Kompas.

    Pembatalan visa dilakukan setelah Federasi Gimnastik Indonesia (FGI) meminta imigrasi membatalkan visa orang-orang Israel.

    Warga Tasmania bersiap hadapi angin kencang

    Layanan Darurat Negara Bagian Tasmania mengingatkan warga untuk bersiap menghadapi kondisi cuaca berbahaya Sabtu besok.

    Badan Meteorologi mengatakan angin berkekuatan 125 kilometer per jam diperkirakan terjadi di pesisir utara dan barat, serta hingga 100 kilometer per am di Hobart dan Launceston.

    Badan itu juga menyebut, meskipun angin kencang ini jarang terjadi, kondisi ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Tasmania pada musim semi.

    “Ini benar-benar dapat menyebabkan kerusakan, sehingga banyak pohon tumbang, kerusakan infrastruktur, pemadaman listrik,” kata meteorolog senior Alex Melitsis.

    László Krasznahorkai dianugerahi Hadiah Nobel Sastra

    Pengumuman ini disampaikan oleh Komite Nobel Akademi Swedia, Kamis kemarin, waktu setempat.

    Hadiahnya termasuk hadiah uang tunai sebesar 11 juta kronor Swedia (A$1,7 juta).

    László adalah seorang novelis dan penulis skenario asal Hungaria yang dikenal karena menggabungkan tema-tema distopia dan melankolis ke dalam karyanya.

    Beberapa novelnya, termasuk Satantango dan The Melancholy of Resistance, sudah diadaptasi menjadi film.

    Sebelumnya, ia juga dianugerahi Penghargaan Man Booker International pada tahun 2015.

  • Harga Emas Antam Ambrol, Usai Cetak Rekor Termahal 2 Hari Beruntun – Page 3

    Harga Emas Antam Ambrol, Usai Cetak Rekor Termahal 2 Hari Beruntun – Page 3

    Sebelumnya, harga emas anjlok lebih dari 1% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) merosot di bawah level USD 4.000 per oz yang dicapai pertama kalinya dalam sesi sebelumnya. Penurunan harga emas dunia imbas kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan investor emas membukukan keuntungan menyusul kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Perak, didorong oleh momentum di pasar emas, permintaan investasi yang kuat, dan defisit pasokan yang terus-menerus, naik di atas USD 50 per ons untuk pertama kalinya.

    Dikutip dari CNBC, Jumat (10/10/2025), harga emas dunia di pasar spot turun 1,1% menjadi USD 3.993,41 per ons. Untuk pengiriman Desember turun 1,6% menjadi USD 4.006,40.

    Indeks dolar AS naik 0,5% dan mendekati level tertinggi dua bulan, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

    “Para spekulan mulai mengambil beberapa keping emas seiring berlakunya gencatan senjata di Gaza karena hal ini menurunkan suhu di wilayah yang secara historis bergejolak,” kata Pedagang Logam Independen Tai Wong.

    Israel dan Hamas menandatangani perjanjian pada hari Kamis untuk gencatan senjata, tahap pertama dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

    “Namun, secara keseluruhan, keyakinan terhadap perdagangan ini sebagian besar tidak berkurang. Namun, reli ini begitu cepat sehingga tidak ada dukungan nyata yang masuk hingga USD 3.850,” kata Wong.