Negara: Israel

  • Penembakan Pantai Bondi Tewaskan 15 Orang, Apa yang Diketahui Sejauh Ini?

    Penembakan Pantai Bondi Tewaskan 15 Orang, Apa yang Diketahui Sejauh Ini?

    Jakarta

    Kepolisian New South Wales, Australia, mengatakan 15 orang, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12). Siapa pria penjual buah yang berhasil menyergap salah-seorang pelaku penembakan?

    Serangan itu terjadi saat acara sedang berlangsung untuk menandai dimulainya Hanukkah.

    Polisi mengatakan mereka memperlakukan kasus penembakan ini sebagai insiden teror.

    Kedua pelaku penembakan adalah ayah dan anaknya, ungkap polisi.

    Pria terduga pelaku berusia 50 tahun meninggal di tempat kejadian.

    Adapun anaknya yang berusia 24 tahun masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni” yang “dengan sengaja menargetkan” komunitas Yahudi.

    Rabbi Eli Schlanger, kelahiran Inggris, termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu, kata keluarganya kepada BBC.

    Siapa pelaku penembakan di Pantai Bondi?

    Para pelaku penembakan yang menargetkan komunitas Yahudi di acara Hanukkah di Pantai Bondi adalah ayah dan anaknya, kata para pejabat Australia.

    Lima belas orang termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam serangan itu, yang oleh Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese disebut sebagai “tindakan antisemitisme… [dan] terorisme di pantai kita”.

    Pelaku penembakan yang lebih tua, 50 tahun, meninggal setelah ditembak mati oleh polisi.

    Adapun anaknya, pria yang berusia 24 tahun, dalam kondisi kritis.

    Penembakan massal di Australia sangat jarang terjadi, dan serangan di Bondi adalah insiden paling mematikan di negara itu sejak pembantaian Port Arthur pada 1996.

    Ketika itu 35 orang tewas oleh seorang penembak tunggal.

    Polisi telah menyatakan insiden tersebut sebagai serangan teroris.

    BBCLokasi penembakan di Bondi Beach, Australia.

    Pihak berwenang Australia belum mengungkap lebih jauh soal identitas dan motif kedua pelaku, selain menyatakan bahwa mereka adalah ayah dan anak.

    Sang anak lahir dan besar di Australia, sementara ayahnya tiba di Australia pada 1998 dengan visa pelajar, kata Menteri Dalam Negeri Tony Burke.

    Burke menyebut, visa sang ayah kemudian dialihkan menjadi visa pasangan pada 2001, dan selanjutnya mendapatkan izin tetap permanen.

    Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut sang anak yang berusia 24 tahun, sempat “diperiksa berdasarkan dugaan keterkaitannya dengan pihak lain.”

    Albanese tak memerinci “pihak lain” tersebut, seraya menambahkan bahwa pemeriksaan itu berlangsung pada Oktober 2019.

    “Hasil penilaian menyimpulkan tidak ada indikasi ancaman berkelanjutan atau risiko keterlibatannya dalam tindakan kekerasan.”

    Kedua pelaku disebut tinggal di Bonnyrigg, sebuah wilayah di barat daya Sydney yang berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Pantai Bondi.

    Mereka tinggal di sebuah rumah bata satu lantai dengan pagar berwarna krem di bagian depan halaman.

    Alamat tersebut tercatat sebagai tempat tinggal ayah dan anak itu, tapi kedua pelaku kemudian berpindah ke sebuah properti sewaan jangka pendek di Campsie.

    Polisi meyakini di lokasi itulah serangan tersebut dipersiapkan.

    Di Bonnyrigg, para tetangga mengaku terkejut.

    “Anak perempuan saya berteriak, ‘Bu, lihat ke luar,’ lalu saya melihat banyak polisi, banyak mobil, sirene, dan pengeras suara yang memanggil mereka untuk keluar,” kata Lemanatua Fatu, yang tinggal di seberang rumah pelaku.

    “Lalu saya melihat beritanya saya pikir, ya, ampun, tidak mungkin itu mereka,” ujar Fatu.

    Ia pun mengaku sering melihat pelaku yang lebih muda membuang sampah.

    “Kami tinggal di sini seperti orang-orang biasa, ini lingkungan yang baik,” pungkas Fatu.

    Apa yang diketahui sejauh ini?

    Sekitar pukul 18:47 waktu setempat, Kepolisian New South Wales, Australia, menerima laporan bahwa terjadi penembakan di Archer Park, Pantai Bondi.

    Tak lama kemudian, polisi mengeluarkan pernyataan, yang isinya mendesak siapa pun yang berada di tempat kejadian agar berlindung.

    Warga juga diminta menghindari daerah tersebut.

    Video yang telah diverifikasi merekam ratusan orang meninggalkan pantai tersebut.

    Mereka berteriak dan terlihat berlari saat terdengar rentetan tembakan.

    Rekaman yang diverifikasi oleh BBC memperlihatkan dua penembak melepaskan tembakan dari sebuah jembatan kecil yang melintasi dari tempat parkir di Campbell Parade menuju Pantai Bondi.

    Video terpisah yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan seorang saksi mata menangkap salah satu pelaku bersenjata, sebelum merebut senjatanya dan mengarahkannya kepada pelaku.

    Pelaku bersenjata itu kemudian mundur ke arah jembatan, dari mana penyerang lain menembak.

    Saksi mata tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Ahmed al Ahmed, pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Keluarganya mengatakan kepada 7News Australia bahwa ia masih dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

    Ia digambarkan oleh Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, sebagai “pahlawan sejati”.

    “Saya tidak ragu bahwa banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya,” kata Minns dalam konferensi pers.

    Dalam rekaman yang sama, seorang pria lain yang tampaknya terluka terlihat melarikan diri dari tempat kejadian, saat polisi tiba dan mulai menembak ke arah para pelaku bersenjata.

    Video terverifikasi lainnya menunjukkan beberapa petugas polisi di jembatan yang sama.

    Salah satu petugas tampak memberikan upaya pertolongan pertama kepada seorang pria yang tergeletak, sementara seseorang berteriak “dia mati, dia mati”.

    Siapa Ahmed al Ahmed?

    Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

    Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

    Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya.”

    Dalam perkembangan terbaru pada Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: “Saya berharap dia akan baik-baik saja.”

    “Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter.”

    Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

    Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

    Ia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

    Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

    Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

    Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

    Seorang pria bersenjata lainnya juga terus menembak dari arah jembatan.

    Belum jelas siapa atau apa yang menjadi sasaran tembakan mereka.

    Paling banyak dibaca:

    Seorang perempuan dibawa petugas kesehatan, sementara dua polisi berjaga di lokasi penembakan. (AFP via Getty Images)

    Berapa banyak orang yang tewas dan terluka?

    Seorang gadis berusia 10 tahun termasuk di antara lima belas orang yang tewas dalam penembakan tersebut, menurut Kepolisian New South Wales.

    Usia para korban berkisar antara 10 hingga 87 tahun. Tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan.

    Keluarga Rabbi Eli Schlanger, 41 tahun, kelahiran Inggris, telah memberi tahu BBC bahwa ia termasuk di antara yang tewas.

    Sepupu Schlanger, Rabbi Zalman Lewis, mengatakan bahwa ia “ceria, energik, penuh semangat, dan orang yang sangat ramah dan suka membantu orang lain”.

    Media Israel mengutip Kementerian Luar Negeri Israel melaporkan bahwa seorang warga negara Israel juga tewas.

    Warga negara Prancis, Dan Elkayam, juga telah diidentifikasi sebagai korban serangan tersebut.

    Seorang perempuan membawa bayinya di kawasan Bondi Beach usai penembakan terjadi, dengan garis polisi yang sudah dibentangkan di lokasi kejadian. (AFP via Getty Images)

    Dalam sebuah penghormatan yang dibagikan kepada X, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Nol Barrot mengatakan bahwa ia berduka bersama keluarga dan orang-orang terkasih Elkayam, komunitas Yahudi, dan warga Australia yang berduka.

    Menteri Kesehatan New South Wales, Ryan Park, mengatakan kepada ABC News pada Senin (15/12) bahwa beberapa orang “mengalami luka kritis, beberapa luka serius”.

    Park juga mengatakan empat anak dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Sydney. Tidak jelas apakah anak yang meninggal termasuk dalam jumlah ini.

    Dua petugas polisi ditembak dan terluka selama insiden tersebut, menurut polisi.

    Mereka dilaporkan pada Minggu (14/12) dalam kondisi “mendekati kritis”.

    Salah satu pelaku kantongi izin senjata untuk berburu

    Polisi mengatakan para pelaku penembakan adalah ayah dan anak berusia 50 dan 24 tahun, kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, dalam konferensi pers pada Senin pagi.

    Pria berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api.

    Dia dikaitkan dengan enam senjata api, yang semuanya diyakini telah digunakan dalam serangan di Pantai Bondi, kata Lanyon.

    Mal Lanyon, menambahkan bahwa pelaku penembakan di Pantai Bondi yang berusia 50 tahun mengantongi “lisensi kategori AB” sehingga “memberikan hak kepadanya untuk memiliki senjata laras panjang yang ia bawa.”

    “Terkait izin kepemilikan senjata api, registri senjata api melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh permohonan untuk memastikan seseorang layak dan patut memegang izin senjata api,” ujar Lanyon.

    Merujuk situs Servis NSW, kelayakan senjata untuk berburu di negara bagian itu bergantung pada lahan tempat berburu, jenis hewan yang akan diburu, dan alasan berburu.

    Salah satu alasan berburu yang diakui adalah untuk ‘rekreasi atau konsumsi pribadi’, demikian pernyataan Service NSW.

    Bagaimana perkembangan terbaru?

    Polisi telah menyatakan penembakan pada Minggu (14/12) sebagai serangan teror.

    Sejak Minggu malam hingga Senin, zona larangan masuk didirikan di sekitar lokasi kejadian.

    Polisi menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa alat peledak improvisasi (IED) yang ditemukan di dalam mobil yang terkait dengan salah satu pelaku penembakan.

    Polisi juga meminta masyarakat untuk menghindari area tersebut.

    Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyebut penembakan itu sebagai “tindakan antisemitisme yang jahat”.

    Presiden Israel, Isaac Herzog menyebut penembakan itu sebagai “serangan yang sangat kejam terhadap orang Yahudi”.

    Adapun Raja Charlesyang merupakan kepala negara di negara Persemakmuran mengatakan dia “terkejut dan sedih atas serangan teroris antisemitisme yang paling mengerikan”.

    Pemerintah Australia akan perketat aturan senjata api

    Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa “perlunya undang-undang senjata api yang lebih ketat,” selepas insiden di Pantai Bondi.

    Pembahasa itu, disebut Albanese akan masuk dalam agenda rapat kabinet nasional yang dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 waktu setempat.

    “Sore ini, pukul empat, saya akan mengajukan agenda kepada kabinet nasional mengenai pengetatan undang-undang senjata api, termasuk pembatasan jumlah senjata yang dapat digunakan atau dilisensikan untuk individu, serta peninjauan ulang izin dalam jangka waktu tertentu,” kata Albanese kepada media.

    “Keadaan seseorang bisa berubah. Seseorang juga bisa mengalami radikalisasi seiring waktu. Izin tidak seharusnya berlaku seumur hidup,” ujarnya.

    Getty Images

    Australia selama ini kerap mengklaim sebagai negara yang aman, dengan salah satu undang-undang senjata api paling ketat di dunia.

    Setelah pembantaian Port Arthur pada 1996, ketika 35 orang tewas di negara bagian Tasmania, pemerintah segera melakukan perubahan besar dan krusial terkait kepemilikan senjata api oleh warga sipil, khususnya senjata otomatis.

    Berdasarkan Firearms Act 1996, seseorang “tidak boleh memiliki atau menggunakan senjata api, senjata api terlarang, atau pistol kecuali jika orang tersebut diberi kewenangan melalui izin atau lisensi.”

    Seluruh pemilik senjata api yang memegang izin atau lisensi wajib terdaftar, demikian pernyataan Kepolisian dan Pemerintah New South Wales (NSW) di situs resmi mereka mengenai perolehan senjata api dan amunisi.

    Seorang lelaki komunitas Yahudi memegang kepala, dengan latar dua orang anggota polisi. (AFP via Getty Images)

    Apa itu Hanukkah?

    Hanukkah, atau Chanukah dalam bahasa Ibrani, sering disebut sebagai festival cahaya Yahudi.

    Tanggal Hanukkah berubah setiap tahun, tetapi selalu jatuh pada November atau Desember dan berlangsung selama delapan hari.

    Sebuah acara untuk menandai hari pertama perayaan tersebut sedang berlangsung di Pantai Bondi pada saat penembakan terjadi.

    Sebuah pamflet digital untuk acara tersebut, yang bernama Chanuka by the Sea 2025, menunjukkan bahwa acara tersebut dijadwalkan berlangsung di dekat taman bermain anak-anak di pantai mulai pukul 17:00 waktu setempat (06:00 GMT) pada Minggu.

    Diselenggarakan oleh pusat Yahudi Chabad of Bondi, acara tersebut direncanakan akan menampilkan hiburan langsung dan kegiatan “untuk semua usia”.

    Sekitar 1.000 orang dilaporkan hadir di acara tersebut.

    Berita ini akan diperbarui secara berkala.

    (ita/ita)

  • Penembakan di Bondi, Netanyahu Salahkan PM Australia Akui Palestina

    Penembakan di Bondi, Netanyahu Salahkan PM Australia Akui Palestina

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese atas penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, yang menewaskan sedikitnya 15 orang. Netanyahu menuduh Albanese semakin “mengobarkan api antisemitisme” dengan mengakui negara Palestina.

    Ini bukan pertama kalinya Netanyahu mengkritik Albanese. Sang PM Israel sebelumnya menyebut Albanese sebagai pemimpin yang lemah, setelah Australia memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pada September lalu.

    Dalam pidato yang berapi-api, seperti dilansir ABC News dan Sydney Morning Herald, Senin (15/12/2025), Netanyahu mengatakan bahwa “antisemitisme adalah kanker” dan bahwa itu “menyebar ketika para pemimpin tetap diam”. Penembakan di Pantai Bondi itu terjadi saat festival tahunan Yahudi digelar.

    “Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, sikap lunak dengan tekad. Sebaliknya, Perdana Menteri, Anda mengganti kelemahan dengan kelemahan dan sikap lunak dengan lebih banyak sikap lunak,” kata Netanyahu dalam pidatonya pada Minggu (14/12) waktu setempat.

    “Pemerintah Anda tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penyebaran antisemitisme di Australia. Anda tidak melakukan apa pun untuk mengekang sel-sel kanker yang tumbuh di dalam negara Anda,” ucapnya.

    “Anda tidak mengambil tindakan apa pun. Anda membiarkan penyakit itu menyebar dan hasilnya adalah serangan mengerikan terhadap orang-orang Yahudi yang kita lihat hari ini,” kritik Netanyahu dalam pidato yang disampaikan saat rapat pemerintah Israel tersebut

    Australia telah mengakui negara Palestina dalam rangkaian Sidang Umum PBB pada September lalu, setelah Albanese mengumumkan rencana pengakuan itu pada 11 Agustus lalu. Netanyahu, dalam pidatonya, menyinggung surat yang dikirimkannya kepada Albanese pada saat itu.

    “Saya menulis: ‘Seruan Anda untuk negara Palestina justru menyulut api antisemitisme. Itu memberikan hadiah kepada teroris Hamas. Itu memberikan keberanian kepada mereka yang mengancam orang Yahudi Australia dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini berkeliaran di jalanan Anda’,” ujar Netanyahu.

    Netanyahu, selama perang Gaza berkecamuk, telah berulang kali mengaitkan seruan luas untuk negara Palestina dan kritikan terhadap serangan militer Israel di Jalur Gaza dengan semakin meningkatnya insiden-insiden antisemitisme di seluruh dunia.

    Albanese tidak menanggapi secara langsung kritikan Netanyahu. Saat berbicara kepada wartawan di Sydney pada Senin (15/12), Albanese mengatakan bahwa sekarang adalah “momen untuk persatuan nasional”.

    “Ini adalah momen untuk persatuan nasional. Ini adalah momen bagi warga Australia untuk bersatu. Itulah tepatnya yang akan kita lakukan,” ucapnya.

    “Apa yang kita lihat kemarin adalah tindak kejahatan murni, tindakan antisemitisme, tindakan terorisme di wilayah kita di lokasi ikonik Australia,” ujar Albanese.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • PM Israel Salahkan PM Australia Soal Serangan ke Umat Yahudi di Sydney

    PM Israel Salahkan PM Australia Soal Serangan ke Umat Yahudi di Sydney

    Para pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa dan reaksi terhadap serangan penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia, hari Minggu kemarin (15/12).

    Serangan terjadi saat umat Yahudi di Sydney sedang merayakan hari pertama di pekan Hanukkah.

    Sejauh ini 15 korban serangan tewas. Satu dari dua pelaku penembakan juga tewas di lokasi kejadian.

    Sebanyak 38 orang lainnya, termasuk dua petugas polisi, terluka dan telah dibawa ke rumah sakit di seluruh kota.

    Berikut reaksi dari para pemimpin dunia tersebut.

    Israel

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese atas serangan penembakan mematikan di Bondi.

    Dalam pidatonya yang berapi-api semalam, Netanyahu mengatakan “antisemitisme adalah kanker” yang “menyebar ketika para pemimpin tetap diam.”

    “Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, peredaan dengan tekad. Sebaliknya, perdana menteri, Anda mengganti kelemahan dengan kelemahan dan upaya meredakan dengan lebih banyak upaya untuk meredakan,” ujar Netanyahu.

    “Pemerintahan Anda tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penyebaran antisemitisme di Australia. Anda tidak melakukan apa pun untuk mengekang sel-sel kanker yang tumbuh di negara Anda.

    “Anda tidak mengambil tindakan apa pun. Anda membiarkan penyakit ini [anti-Semitisme] menyebar dan hasilnya adalah serangan mengerikan terhadap orang Yahudi yang kita saksikan hari ini.”

    Amerika Serikat

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengomentari serangan mengerikan itu dan menyebutnya “murni serangan anti-Semit.”

    “Di Australia terjadi serangan yang mengerikan,” katanya pada hari Minggu, waktu AS, dalam perayaan Natal di Gedung Putih.

    “Ini adalah serangan yang mengerikan, 11 tewas, 29 luka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit.

    “Saya hanya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada semua orang.”

    Negara-negara Muslim

    Dalam pernyataannya Arab Saudi menegaskan sikapnya yang “menantang segala bentuk kekerasan, terorisme, ekstremisme” dan menyampaikan belang sungkawa terhadap keluarga korban serta pemerintah dan rakyat Australia.

    Kementerian Luar Negeri Iran turut mengecam serangan insiden penembakan di Pantai Bondi.

    “Serangan kekerasan terhadap warga sipil di Sydney. Teror dan pembunuhan massal harus dikecam, di mana pun terjadi, sebagai tindakan melawan hukum dan kriminal,” demikian pernyataan yang diunggah di akun X.

    Pernyataan yang serupa sudah dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri di Turki, Uni Emirat Arab, serta Qatar.

    Inggris

    Raja Charles mengatakan ia dan istrinya, Ratu Camilla “sangat terkejut dan sedih” mendengar berita serangan teroris anti-Semit terhadap warga Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah di Bondi.

    “Hati kami turut berduka cita kepada semua orang yang terkena dampak begitu mengerikan, termasuk para petugas polisi yang terluka saat melindungi anggota komunitas mereka,” katanya dalam pesan yang dirilis oleh Istana Buckingham.

    “Kami memuji polisi, layanan darurat, dan anggota masyarakat yang tindakan heroiknya tidak diragukan lagi mencegah kengerian dan tragedi yang lebih besar.

    “Di saat-saat sulit, warga Australia selalu bersatu dalam persatuan dan tekad. Saya tahu bahwa semangat kebersamaan dan cinta yang bersinar begitu terang di Australia, dan cahaya di jantung Festival Hanukkah, akan selalu menang atas kegelapan kejahatan semacam itu.”

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan ini adalah berita yang sangat menyedihkan dari Australia.

    “Inggris menyampaikan simpati dan belasungkawa kami kepada semua orang yang terkena dampak serangan mengerikan di pantai Bondi. Saya terus menerima informasi terbaru tentang perkembangan situasi ini,” uajrnya.

    Prancis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan “Prancis menyampaikan belasungkawa kepada para korban, yang terluka, dan orang-orang terkasih mereka.”

    “Kami turut merasakan duka cita rakyat Australia dan akan terus berjuang tanpa henti melawan kebencian anti-Semit, yang menyakiti kita semua, di mana pun terjadi,” katanya.

    Malaysia

    Melalui akun X-nya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan “tindakan kekerasan di Sydney telah merenggut nyawa yang tak bersalah.”

    “Saya sangat prihatin dengan serangan kekerasan di Sydney yang telah merenggut nyawa orang tak bersalah dan menyebabkan banyak lainnya terluka,” bunyi pernyataannya.

    “Saya mengutuk tindakan ini dengan sekeras-kerasnya. Tidak ada pembenaran untuk kekerasan yang ditujukan kepada warga sipil, apalagi serangan yang menargetkan orang berdasarkan ras atau agama, kapan pun dan di mana pun.”

    Ukraina

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga turut menyampaikan belasungkawanya.

    “Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dan mendoakan kesembuhan yang cepat dan sepenuhnya bagi semua yang terluka,” ujar Presiden Zelenskyy.

    “Teror dan kebencian tidak boleh pernah gagal, keduanya harus dikalahkan di mana pun dan kapan pun.”

    Kanada

    Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengatakan “Hanukkah adalah waktu terang di tengah kegelapan dan peringatan akan ketahanan bangsa Yahudi.”

    “Semoga kita semua mendukung dan memperkuat ketahanan itu untuk melindungi komunitas Yahudi kita dan untuk memastikan, yang lebih mendasar, bahwa semua orang dapat berkembang dalam setiap aspek masyarakat kita.

    Selandia Baru

    Perdana Menteri Selandia Baru Christoper Luxon mengungkapkan rasa terkejutnya setelah mengatakan “Australia dan Selandia Baru lebih dari sekadar teman, kami adalah keluarga.”

    “Saya terkejut melihat insiden menyerikan di Bondi, tempat yang dikunjungi warga Selandia Baru setiap hari. Pikiran saya, dan pikiran seluruh warga Selandia Baru, bersama mereka yang terkena dampak,” ujarnya.

  • Chatbot Grok Milik Elon Musk Sebar Misinformasi Tragedi Penembakan Pantai Bondi Sydney

    Chatbot Grok Milik Elon Musk Sebar Misinformasi Tragedi Penembakan Pantai Bondi Sydney

    Liputan6.com, Jakarta – Chatbot kecerdasan buatan (AI) Grok milik Elon Musk kembali menuai sorotan. Kali ini, Grok dilaporkan menyebarkan informasi yang keliru terkait peristiwa mematikan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Peristiwa penembakan massal itu setidaknya menewaskan belasan orang dalam sebuah acara perayaan Hanukkah.

    Tragedi tersebut memicu kekhawatiran karena Grok memberikan jawaban yang tidak relevan, salah konteks, hingga mencampuraduk fakta terkait tragedi.

    Dilansir Gizmodo, Senin (15/12/2025), salah satu penyerang kejadian ini akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh seorang warga sipil bernama Ahmed al Ahmed (43), yang aksinya terekam dan sudah dibagikan secara luas di media sosial. Banyak pihak yang memuji keberaniannya, meski tidak sedikit yang mencoba memanfaatkan tragedi untuk menyebarkan sentimen Islamofobia.

    Di tengah situasi genting, Grok justru memperkeruh situasi. Saat seorang pengguna menanyakan latar belakang video yang menampilkan Ahmed sedang melumpuhkan pelaku, Grok mengklaim video tersebut adalah rekaman lama.

    Ia menjelaskan rekaman tersebut merupakan seorang pria yang memanjat pohon palem di tempat parkir, mungkin untuk memangkasnya, yang mengakibatkan cabang jatuh dan merusak mobil yang diparkir, tanpa kaitan dengan peristiwa penembakan di Sydney. Chatbot bahkan menyebut keaslian video tidak pasti.

    Kesalahan lain muncul ketika Grok menyebut foto Ahmed al Ahmed yang terluka sebagai gambar sandera Israel yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2025. Menanggapi pertanyaan pengguna lain, Grok kembali mempertanyakan keaslian koflik tersebut, setelah sebelumnya menampilkan paragraf yang sama sekali tidak relevan tentang dugaan serangan militer Israel di Gaza.

    Bukan hanya itu, Grok menggambarkan sebuah video yang jelas ditandai dalam tweet sebagai rekaman baku tembakan antara pelaku dan polisi Sydney sebagai rekaman dampak Topan Tropis Alfred yang melanda Australia awal 2025.

    Meski dalam kasus ini pengguna tersebut mempertegas tanggapannya dan meminta Grok untuk mengevaluasi ulang, dan berakhir chatbot Grok menyadari kesalahannya.

  • Rabi Pendukung Penjajahan Palestina jadi Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia

    Rabi Pendukung Penjajahan Palestina jadi Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia

    GELORA.CO –  Setidaknya 11 orang tewas, dan 29 lainnya terluka dalam penembakan massal di Pantai Bondi Australia, tempat ratusan orang berkumpul untuk merayakan hari pertama Hanukkah, pada hari Ahad. Dari mereka yang terbunuh, korban pertama diidentifikasi sebagai Rabbi Eli Schlanger. 

    Aljazirah melaporkan, rabi itu tergabung dalam kelompok ultra-Ortodoks Chabad. Kelompok itu dikenal sangat terlibat dalam pemukiman ilegal dan bekerja sama erat dengan tentara Israel. 

    Pada Oktober 2023, Eli Schlanger bertolak ke wilayah yang dikuasai Israel untuk memberikan semangat bagi para tentara penjajah yang bersiap menyerang Gaza. Dia bercerita tentang kunjungan tentara di sebuah pangkalan dekat perbatasan Gaza di mana pasukan “benar-benar siap menerima panggilan memasuki Gaza”. 

    “Kami membuat daging panggang besar-besaran untuk mereka dan menabuh musik. Kami hanya berdansa sepanjang malam bersama mereka, memeluk mereka, dan mereka sangat bersyukur karena kami datang jauh-jauh dari luar negeri untuk bisa memberi mereka kekuatan itu,” ujarnya kala itu dilansir Australian Jewish News.

    The Guardian melansir, Eli Schlanger juga diketahui sempat berurusan dengan hukum Australia pada 2018. Ia satu dari para rabi senior yang digambarkan seorang penyintas meremehkan pelecehan seksual terhadap anak-anak di komunitas Yahudi Ortodoks.

    Ia bersama tiga rabi lainnya zempat didesak untuk mengundurkan diri dari lembaga tertinggi para rabi Ortodoks di Australia setelah dinyatakan bersalah karena menghina pengadilan karena menekan anggota komunitas untuk mengabaikan otoritas sekuler. 

    Tahun itu, pengadilan banding New South Wakes menguatkan putusan mahkamah agung NSW, yang memutuskan bahwa empat rabi dari Dewan Rabinik Australia dan Selandia Baru termasuk presidennya, Rabbi Moshe Gutnick, bersalah atas tindak pidana penghinaan terhadap pengadilan setelah berusaha mengganggu pelaksanaan peradilan. 

    Pengadilan menemukan bahwa Gutnick bersama dengan Rabbi Eli Schlanger, Rabbi Yehoram Ullman dan Rabbi Michael Chriqui telah menekan anggota komunitas mereka, Reuven Barukh, untuk tidak menghadiri pengadilan sekuler untuk menyelesaikan perselisihan bisnis komersial dan sebaliknya agar kasus tersebut disidangkan sesuai dengan hukum agama Yahudi di Beth Din. 

    Dewan Rabinik Australia dan Selandia Baru didirikan menggantikan Organisasi Rabi Australasia. Organisasi itu dibubarkan setelah komisi khusus Australia menemukan bahwa para rabi telah menutupi pelecehan seksual terhadap anak-anak, gagal melaporkan pelecehan tersebut kepada otoritas sekuler dan menyerang para korban dan keluarga mereka karena berani angkat bicara.

    Terkait penembakan di Australia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa anti-Semitisme seperti kanker yang tumbuh jika tidak ditangani. Hal ini ditujukan kepada pemerintah Australia, yang memiliki hubungan yang semakin tegang dengan Israel setelah negara tersebut mengakui Palestina. 

    Semua politisi Israel, apapun afiliasi politiknya, mengaitkan pengakuan Australia atas Palestina dengan bangkitnya apa yang mereka katakan sebagai anti-Semitisme. Banyak dari mereka mengatakan Israel telah menyampaikan informasi kepada pemerintah Australia mengenai aktivitas anti-Semit.

    Penembakan massal di Pantai Bondi di kota Sydney, Australia, telah menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai 29 orang, termasuk dua petugas polisi, kata polisi. Seorang pria yang diyakini sebagai salah satu penembak juga tewas, sementara tersangka penembak kedua berada dalam kondisi kritis.

    Pihak berwenang menyebut penembakan itu sebagai insiden “teroris”, dan mengatakan bahwa penembakan itu “dirancang untuk menargetkan komunitas Yahudi Sydney pada hari pertama Hanukkah”.

  • Iran Tekankan Pilih Diplomasi serta Tolak Perang

    Iran Tekankan Pilih Diplomasi serta Tolak Perang

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi menekankan bahwa Iran tidak pernah menginginkan perang, melainkan ingin menyelesaikan masalah melalui diplomasi.

    “Kami tidak pernah mempercayai Amerika sebagai negosiator yang jujur, Amerika Serikat tidak jujur dalam hal apa pun, dan saya rasa tidak ada yang bisa mempercayai Amerika,” kata Araghchi mengutip Antara.

    Mengenai Perang 12 Hari yang dilancarkan rezim Israel terhadap Iran dan adanya ancaman serangan baru, Araghchi menyatakan bahwa, “Kami juga kerap mendengar bahwa rezim Israel kemungkinan akan menyerang lagi.”

    “Perang psikologis adalah bagian dari perang yang sebenarnya, dan tampaknya mereka saat ini sedang berupaya melakukan perang psikologis dan menciptakan rasa takut di negara ini bahwa ini adalah bagian dari perang yang lebih umum,” tambahnya.

    “Tentu saja, ini bukan berarti kami mengabaikan kemungkinan perang. Kami sepenuhnya siap; Angkatan Bersenjata dan rakyat kami siap membela negara dalam situasi apa pun. Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami ingin menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi,” katanya melanjutkan.

    Menurutnya, seseorang mungkin bisa menghancurkan bangunan dan peralatan dengan pengeboman, tetapi teknologi tidak akan hancur oleh serangan militer dan pengetahuan tidak bisa dihapus dari pemikiran melalui pengeboman.

    Dia menegaskan bahwa pada intinya, kemauan suatu negara tidak bisa dihancurkan oleh pengeboman.

    Araghchi mengingatkan sebelum serangan militer, mereka memboikot rakyat Iran selama bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian masalah.

    Ia menekankan bahwa tidak ada solusi lain selain negosiasi dan jalur diplomatik untuk menyelesaikan masalah yang ada.

    Lebih lanjut, Araghchi menegaskan bahwa kondisi dan posisi Iran saat ini sepenuhnya tergantung pada rakyat Iran sendiri.

    “Saya menyarankan Amerika Serikat untuk menghormati rakyat Iran dan sistem yang telah dipilih rakyat Iran untuk diri mereka sendiri,” katanya.

  • Harga Emas Perhiasan Hari Ini 14 Desember 2025, 9 Karat Cuma Segini

    Harga Emas Perhiasan Hari Ini 14 Desember 2025, 9 Karat Cuma Segini

    Harga emas di Pegadaian, khususnya melalui Galeri 24, juga menunjukkan pergerakan signifikan menjelang pertengahan Desember 2025. Pada 12 Desember 2025, emas UBS tembus Rp 2.537.000 per gram, sementara Galeri24 naik ke Rp 2.491.000 per gram. Harga emas batangan di Galeri 24 ini terakhir diperbarui pada 11 Desember 2025.

    Berbagai faktor turut memengaruhi Harga Emas Perhiasan Hari Ini. Dinamika pasar global dan lokal, termasuk nilai tukar rupiah, berperan besar dalam penentuan harga. Faktor musiman, seperti peningkatan permintaan menjelang akhir tahun, juga dapat mendorong kenaikan harga emas.

    Selain itu, kondisi ekonomi makro dunia dan peristiwa geopolitik memiliki dampak signifikan. Fluktuasi harga emas internasional, perubahan suku bunga global, serta ketegangan geopolitik seperti serangan Iran ke Israel yang sempat membuat harga emas mendekati level $2.400, menjadi indikator penting. Namun, kenaikan ini bisa bersifat sementara jika ketegangan mereda, sehingga masyarakat diimbau untuk terus mengikuti pembaruan harga dari sumber terpercaya.

  • Badai Byron Terjang Kamp Pengungsi Gaza, 12 Orang Tewas-27 Ribu Tenda Rusak

    Badai Byron Terjang Kamp Pengungsi Gaza, 12 Orang Tewas-27 Ribu Tenda Rusak

    Jakarta

    Badai Byron menerjang wilayah Gaza hingga menyebabkan banjir di kamp-kamp pengungsian. Sebanyak 12 orang dilaporkan meninggal dunia.

    “Jumlah korban tewas akibat Badai Byron telah meningkat menjadi 12 orang karena rumah-rumah runtuh akibat angin kencang dan banjir,” bunyi keterangan Kantor Media Pemerintah Gaza dilansir Al Jazeera, Jumat (12/12/2025).

    Badai Byron terjadi di wilayah Gaza pada Kamis (11/12) waktu setempat. Peristiwa itu menyebabkan banjir hingga sejumlah bangunan di kamp pengungsian runtuh.

    “Jalur Gaza telah menyaksikan perkembangan berbahaya, termasuk 12 korban jiwa, termasuk para martir dan orang hilang, sebagai akibat dari dampak badai dan runtuhnya bangunan yang dibom di seluruh provinsi Jalur Gaza,” bunyi pernyataan tersebut.

    Otoritas Gaza mencatat ada 13 rumah warga runtuh diterjang badai Byron. Sementara 27 ribu tenda pengungsi juga dilaporkan rusak.

    “Runtuhnya setidaknya 13 rumah, yang terbaru di lingkungan al-Karama dan Sheikh Radwan di Kota Gaza, dengan tim pertahanan sipil masih menanggapi ratusan panggilan bantuan; banjir dan kerusakan lebih dari 27.000 tenda milik pengungsi, yang terendam, tersapu banjir, atau roboh akibat angin kencang,” tambah keterangan otoritas Gaza.

    Kondisi ini diperparah dengan sikap tentara Israel yang terus memblokir masuknya bantuan ke tempat penampungan di Gaza.

    Dilansir Anadolu Agency, Organisasi Internasional untuk Imigrasi (IOM) mengatakan badai Byron berpotensi menganggu kehidupan 795 ribu pengungsi di Gaza. Dalam sebuah pernyataan, IOM mengatakan bahwa curah hujan lebat telah membanjiri ratusan lokasi pengungsian, di mana bahkan hujan sedang pun dapat dengan cepat menjadi berbahaya.

    Pihak IOM mengatakan meskipun gencatan senjata telah diberlakukan, pengungsi Palestina tetap berada di daerah yang padat penduduk dengan sedikit perlindungan dari naiknya permukaan air.

    Sejak 10 Oktober, badan tersebut mengatakan telah mengirimkan lebih dari 1 juta barang kebutuhan tempat tinggal kepada mitra di Gaza, termasuk tenda tahan air, selimut termal, tikar tidur, dan terpal, tetapi memperingatkan bahwa persediaan ini “tidak dapat menahan banjir.”

    “Orang-orang di Gaza telah hidup dalam kehilangan dan ketakutan terlalu lama,” kata Direktur Jenderal IOM Amy Pope.

    “Sekarang, setelah badai ini menerjang daratan kemarin, keluarga-keluarga berusaha melindungi anak-anak mereka dengan apa pun yang mereka miliki. Mereka pantas mendapatkan lebih dari ketidakpastian ini. Mereka pantas mendapatkan keselamatan,” imbuhnya.

    IOM menyatakan bahwa perlengkapan dasar, karung pasir, pompa air, dan bahan bangunan masih tertunda karena pembatasan akses, meskipun sangat penting untuk memperkuat tempat penampungan dan mengurangi dampak banjir.

    “Kemarin kami menyaksikan banjir yang meluas, dan dengan infrastruktur yang sudah hancur, curah hujan menyebabkan kerusakan parah,” kata Haitham Aqel, pemimpin tim darurat dan bantuan untuk Dewan Perumahan Palestina.

    “Kami menggunakan karung pasir untuk membuat drainase, tetapi banyak tempat tidur dan kasur orang rusak karena air masuk melalui tenda yang sudah usang,” sambungnya.

    Tonton juga video “Badai Claudia Hantam Eropa, Banjir Bandang Terjang Inggris-Portugal”

    Halaman 2 dari 2

    (ygs/ygs)

  • Israel Larang Siswa SD Pakai HP di Sekolah Mulai Februari 2026

    Israel Larang Siswa SD Pakai HP di Sekolah Mulai Februari 2026

    Jakarta

    Pemerintah Israel segera menerapkan aturan baru terkait penggunaan ponsel atau HP di dunia pendidikan. Mulai tahun depan, siswa SD dilarang menggunakan HP di lingkungan sekolah.

    “Mulai 2 Februari (2026), kebijakan baru akan diterapkan di sekolah dasar: anak-anak dilarang menggunakan telepon seluler di lingkungan sekolah,” kata Kementerian Pendidikan dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Jumat (12/12/2025).

    Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch mengatakan kebijakan itu diterapkan berdasarkan studi yang dilakukan di Israel. Pemerintah Israel mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan aman serta mengurangi dampak negatif penggunaan gawai oleh siswa.

    “Penerapannya akan mencakup program pendidikan di kelas dan dialog dengan orang tua untuk menanamkan penggunaan telepon yang seimbang, mencegah penggunaan media sosial yang berlebihan (oleh anak-anak) dan mengurangi paparan konten yang tidak sesuai usia,” tambah pernyataan tersebut.

    Hingga saat ini, masing-masing sekolah dapat memutuskan melarang penggunaan HP di lingkungan sekolah. Sejak awal tahun ajaran pada bulan September, HP telah dilarang di semua sekolah di pusat kota pesisir Tel Aviv, melalui keputusan dari pemerintah kota.

    Beberapa negara telah memberlakukan larangan serupa terhadap HP di sekolah, termasuk Australia dan Prancis.

    Badan kebudayaan dan pendidikan PBB, UNESCO, mengatakan bahwa pada akhir tahun 2024, 40% sistem pendidikan di seluruh dunia telah menerapkan larangan penggunaan HP di sekolah. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar 30%.

    Tonton juga video “Pemerintah Australia Tanggapi Gugatan Reddit soal Larangan Anak Bermedsos”

    (ygs/rfs)

  • Israel Kembali Gempur Lebanon di Tengah Gencatan Senjata

    Israel Kembali Gempur Lebanon di Tengah Gencatan Senjata

    Beirut

    Rentetan serangan Israel menghantam wilayah selatan dan timur Lebanon pada Jumat (12/12) waktu setempat. Militer Israel mengklaim serangannya menargetkan lokasi-lokasi kelompok Hizbullah.

    Itu menjadi serangan terbaru yang dilancarkan Israel terhadap wilayah Lebanon, meskipun ada gencatan senjata yang telah berlangsung setahun terakhir.

    Laporan kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), seperti dilansir AFP, Jumat (12/12/2025), menyebutkan bahwa serangan militer Israel menghantam selusin lokasi berbeda di wilayah selatan dan timur Lebanon.

    Salah satu serangan menghantam area yang berjarak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel. NNA menyebutnya sebagai “serangan besar-besaran”.

    Israel terus melancarkan serangan terhadap target-target di Lebanon meskipun ada gencatan senjata yang berlaku sejak November 2024, yang seharusnya mengakhiri pertempuran yang sebelumnya berlangsung selama lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah.

    Tidak hanya itu, Israel juga tetap menempatkan pasukan militernya di sebanyak lima wilayah yang dianggap strategis di Lebanon bagian selatan.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa pasukannya telah “menyerang kompleks pelatihan dan kualifikasi” yang digunakan oleh Pasukan Radwan, yang merupakan pasukan elite Hizbullah. Kompleks itu, menurut Israel, menjadi tempat para anggota Pasukan Radwan “melakukan latihan menembak dan pelatihan tambahan tentang penggunaan berbagai jenis senjata”.

    Militer Israel juga mengakui pasukannya telah “menyerang infrastruktur militer Hizbullah tambahan di beberapa area di Lebanon bagian selatan”.

    Menurut gencatan senjata, Hizbullah diharuskan menarik para petempurnya hingga ke sebelah utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Israel, dan membongkar infrastruktur militernya di area itu.

    Berdasarkan rencana yang disetujui pemerintah, militer Lebanon akan membongkar infrastruktur militer Hizbullah di area selatan Sungai Litani pada akhir tahun ini, sebelum menangani wilayah-wilayah lainnya di negara tersebut.

    Area-area yang dihantam serangan Israel pada Jumat (12/12) waktu setempat pada umumnya berada di sebelah utara Sungai Litani.

    Tonton juga video “Tenda Pengungsi Gaza Kebanjiran, Bayi Tewas Kedinginan”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)